Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA Dengan CaCO3
Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA Dengan CaCO3
Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA Dengan CaCO3
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Standarisasi EDTA dengan CaCO3
I.
Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur.
Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar
II.
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat membuat larutan baku EDTA 0,01 M yag diperlukan untuk
titrasi
2.
III.
Prinsip
Bila etilen diamine tetra asetat (EDTA) ditambahkan ke dalam suatu larutan dari
kation logam tertentu, maka akan membentuk kompleks khelat yang mudah
larut.
Bila sejumlah kecil zat warna seperti Eriochrom Blact T atau Calmigite
ditambahkan pada larutan menjadi merah anggur.
Apabila EDTA ditambahkan pada larutan tersebut, kalsium dan magnesium akan
dikomplekskan, maka larutan berubah dari merah anggur menjadi biru,
menandakan titik akhir titrasi. Untuk menghasilkan titik akhir titrasi yang baik
diperlukan adanya ion magnesium.
Ketajaman titik akhir titrasi meningkat dengan bertambahnya pH. pH 10,0 + 0,1
adalah pH yang memberikan hasil yang memuaskan.
Batas waktu 5 menit dimaksudkan untuk mengatur lamanya titrasi guna
memperkecil kemungkinan pengendapan CaCO3.
IV.
Dasar Teori
Analisis kualitatif untuk zat zat anorganik yang mengandung ion ion logam
seperti aluminium, bismuth, kalium, magnesium, dan zink. Dengan cara
gravimeteri memakan waktu yang lama, karena prosedurnya meliputi
pengendapan, penyaringan, pencucian dan pengeringan atau pemijaran sampai
bobot konstan.
V.
Alat
Bahan
-
Buret 50 ml
Pipet volume 10 ml
Pipet Ukur 5 ml
Spatula
Batang pengaduk
Ball pipet
Neraca analitik
Corong
Kompor listrik
Asbes
Gelas ukur
Labu Erlenmeyer
NaOH 1 N
Indikator murexid
HCl
NH4OH 3N
Aquades steril
pH stick
VI.
1.
Cara Kerja
Prosedur Titran Baku EDTA 0,01 M:
1,8615 g EDTA (p.a) dilarutkan dalam air suling dan diencerkan sampai 500 ml.
2.
0,25 g serbuk kalsium karbonat (CaCO3) anhidrat (baku primer atau reagen
khusus yang rendah kandungan logam berat, alkali dan magnesium) ditimbang
dalam gelas beaker 50 ml
Diencerkan sedikit demi sedikit dengan aquades lalu dimasukkan dalam
gelas beaker 250 ml dengan bantuan corong
Ditambahkan aquades 200 ml lalu ditambahkan HCl (1 : 1) sedikit demi
sedikit sampai semua CaCO3 larut
-
Setelah dingin ditambah beberapa tetes indicator NH4OH 3N atau HCl (1:1)
secukupnya sampai larutan berwarna jingga
Larutan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 250 ml dan
diencerkan sampai tepat 250 ml dengan aquades.
1 ml = 1 mg CaCO3
3.
Dilarutkan 1,179 g garam dinatrium dari EDTA dihidrat (p.a) 780 mg magnesium
sulfat (MgSO4.7H2O) dalam 50 ml aquades. Larutan ini ditambahkan 16,9 g
Ammonium klorida (NH4Cl) dalam 143 ml ammonium hidroksida (NH4OH) pekat,
sambil diaduk dan diencerkan sampai 250 ml aquades.
4.
5.
6.
VII.
Hasil Pengamatan
pH larutan dapar = 10
0,01
= 9,167 x M EDTA
M EDTA = = 0,0109 M
VIII.
Pembahasan
Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi
antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks
senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat
yang saling mengkompleks. Dalam hal ini titran larutan EDTA 0,01 M dan titrat
larutan CaCO3 saling mengompleks dengan bantuan indicator warna EBT.
Dalam pengamatan ini dilakukan analisa terhadap logam Ca+3, sehingga untuk
memudahkan analisanya maka digunakan metode titrasi kompleksometri yang
menggunakan titran EDTA karena larutan ini sangat mudah bereaksi dengan
banyak ion logam. Selain itu EDTA mudah membentuk kelat yang dapat larut
dalam air sehingga reaksi dapat berjalan sempurna.
Perubahan warna dari merah anggur (karena pemberian indicator EBT) menjadi
warna biru karena ion kalsium dari larutan CaCO3 dengan ion magnesium dari
larutan dapar mengkompleks saat terjadi reaksi dengan larutan EDTA.
Untuk pembuatan larutan CaCO3, ditambahkan HCl (1:1) yang artinya, HCl
dilarutkan terlebih dahulu dengan aquades pada perbandingan volume yang
sama, misalnya, dilarutkan dalam 3 ml aquades maka volume HCl juga 3 ml,
setelah itu ditambahkan ke larutan CaCO3 untuk membuat CaCO3 melarut
sempurna. Namun dalam pengamatan ini, karena factor kelarutan CaCO3 berada
dalam keadaan jenuh, sehingga, pada awalnya, CaCO3 dapat larut namun,
semakin lama CaCO3 tidak dapat melarut lagi karena sudah berada pada titik
jenuh. Sehingga ditambahkan HCl karena ion dalam CaCO3 bisa seimbang
dengan tambahan asam kuat seperti HCl.
Ketika kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup, akan terjadi
kesetimbangan heterogen (heterogeneus equilibrium), reaksi reversibel yang
melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda. Kesetimbangan yg terjadi
menghasilkan CO2, reaksinya sebagai berikut:
CaCO3 (s)
Dalam standarisasi ini ingin diketahui perandingan volume dari EDTA dan CaCO3
untuk selanjutnya digunakan dalam pemeriksaan kadar ion kalsium dalam suatu
larutan sampel.
Dalam perhitungan, dilakukan pemeriksaan ulang dari molaritas EDTA guna
memastikan hasil perhitungan dari vol titrasi. Agar pada pemeriksaan berikutnya
titrasi dapat berlangsung dengan baik. Dalam pengamatan ini, didapat
perbandingan untuk 1 ml EDTA sebanding dengan 1,09 ml CaCO3. Dimana
perbandingannya tidak terlalu jauh.
IX.
Simpulan
1.
Untuk standarisasi EDTA dengan larutan CaCO3 digunakan titrasi dengan
metode kompleksometri karena EDTA dapat bereaksi sempurna dengan ion
logam pada CaCO3 dengan menggunakan indicator EBT.
2.
3.
Titik akhir titrasi terjadi saat larutan CaCO3 berubah warna dari merah
anggur menjadi biru.