Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Titrasi Potensiometri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI POTENSIOMETRI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Analitik II

Dosen Pengampu : Inggis Pinarti, M.Si dan Ratna Nurmalasari, M.Si

Disusun Oleh :

Widya Rizky Antika - 1911E1038

PROGRAM STUDI D3 B ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ANALIS KESEHATAN BAKTI ASIH BANDUNG

Jl. Padasuka Atas No.233, Padasuka, Kecamatan. Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40192
I. Judul
Titrasi Potensiometri

II. Tujuan
● Memahami prinsip kerja dan landasan teori tentang potensiometri
● Menentukan standarisasi NaOH oleh H2C2O4.2H2O dengan titrasi
potensiometri.
III. Prinsip Dasar
● Hukum Nersnt :

Bila suatu logam dicelupkan dalam suattu larutan yang mengandung ion
logam tersebut, akan terjadi perbedaan potensial antara logam dengan larutan
tersebut

IV. Reaksi

2NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O

V. Dasar Teori

Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda


potensial sel dari suatu sel alektrokimia. Pada potensiometri mempelajari hubungan
antara konsentrasi dengan potensial. Metode ini digunakan untuk mengukur potensial,
pH suatu larutan, menentukan titik akhir titrasi dan menentukan konsentrasi ion-ion
tertentu dengan menggunakan elektroda selektif ion. Susunan alat pada potensiometri
meliputi elektroda pembanding (reference electrode), elektroda indikator (indicator
electrode), dan alat pengukur potensial (Soebagio, 2002).

Potensiometri mengukur potensial dua elektrode yang tidak terpolarisasi pada


kondisi arus nol merupakan potensiometri yang mengaplikasi secara langsung dari
persamaan Nerst. Penyisipan elektroda tidak mengubah komposisi larutan uji seseuai
dengan sifat nondesktruktif potensiometri terhadap sampel. Bahkan, dapat digunakan
untuk menetapkan tetapan kesetimbangan (Underwood, 1989).

Potensiometri dalam proses titrasi biasanya tidak memerlukan potensial-


potensial mutlak maupun potensial relatif terhadap suatu sel standar. Titik ekivalen
reaksi akan ditunjukkan oleh perubahan potensial secara mendadak dalam aturan
e.m.f. yang dibaca lawan volume larutan penitrasi. Berbagai macam reaksi titrasi yang
dapat diikuti pengukuran potensiometri diantaranya reaksi netralisasi, reaksi redoks
serta reaksi pembentukkan kompleks dan pengendapan (Khopkar, 1990).

Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda


indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang
diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang
ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik
itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak
ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal
larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk
penetapan titik akhir titrasi dengan indikator (Rivai, 1995).

Potensial dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah penambahan


sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan
perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda
indikator yang digunakan dalam titrasi potensiometri tentu saja akan bergantung pada
macam reaksi yang sedang diselidiki. Jadi untuk suatu titrasi asam basa, elektroda
indikator dapat berupa elektroda hidrogen atau sesuatu elektroda lain yang peka akan
ion hidrogen, untuk titrasi pengendapan halida dengan perak nitrat, atau perak dengan
klorida akan digunakan elektroda perak, dan untuk titrasi redoks (misalnya, besi(II))
dengan dikromat digunakan kawat platinum semata-mata sebagai elektroda redoks
(Khopkar, 1990).

Salah satu aplikasi metode potensimetri adalah titrasi potensiometri dimana


larutan sampel dititrasi dengan larutan baku penitrasi kedalam larutan sampel
dicelupkan elektroda indikator dan pembanding. Selisih potensial antara kedua
elektroda diamati selama titrasi. Kurva titrasi dihasilkan dengan jalan mengalurkan
harga potensial / pH terhadap volume. Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat
dideteksi dengan menetapkan volume pada mana terjadi perubahan potensial yang
relatif besar ketika ditambahkan titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur
setelah penambahan titran secara berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada
suatu kertas grafik terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam
banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jika tersangkut
elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter khusus. Karena pH meter ini telah
menjadi demikian biasa, maka pH meter ini dipergunakan untuk semua jenis titrasi,
bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan (Basset, 1994).

Titik akhir titrasi potensiometri dideteksi dengan menetapkan pada saat terjadi
perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Berbagai reaksi
titrasi dapat diikuti dengan pengukuran potensiometri, reaksi meliputi penambahan
atau pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Potensial
diukur sesudah penambahan sedikit volume titran secara kontinue. Salah satu reaksi
yang dapat diterjadi pada titrasi potensiometri adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi
asam basa. Sedangkan titran pada umumnya adalah larutan standar dari elektrolit kuat
yaitu NaOH dan HCl (Rivai, 1995).

VI. Alat Dan Bahan


● Alat :
1. Alat pengaduk dan batang magnetnya
2. Batang pengaduk
3. Botol semprot
4. Buret 50 mL
5. Corong pendek kecil
6. Gelas Kimia 50 mL
7. Gelas Kimia 600 mL
8. Labu ukur 100 mL
9. Neraca analitik
10. Pipet volum
● Bahan :

1. Asam oksalat (H2C2O4)


2. Aquadest
3. Buffer pH 4
4. Buffer pH 7
5. NaOH
6.
VII. Prosedur
1. Pembuatan larutan H2C2O4.2H2O 0,63 gram dalam 100 mL
Ditimbang dengan teliti padatan C2H2O4.2H2O sebanyak 0,6300 gram
dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL. dilarutkan dengan penambahan H2O
hingga padatan larut sempurna. Ditambahkan H2O sampai tanda batas yang tertera
pada labu ukur, dhomogenkan
2. Pembuatan larutan NaOH 2 gram dalam 500 mL
Ditimbang dengan teliti padatan NaOH sebanyak 2,000 gram dimasukkan
kedalam gelas kimia 500 mL. dilarutkan dengan penambahan H 2O hingga padatan
larut sempurna. Ditambahkan H2O sampai tanda batas yang tertera pada labu ukur,
dhomogenkan.
3. Kalibrasi pH meter
Disiapkan masing-masing larutan buffer pH 4 dan 7 di dalam gelas kimia 100
mL. Kemudian, elektroda pH meter dibersihkan dengan cara menyemprotkan
aquadest di sekeliling ujung electrode. Lalu electrode disambungkan dengan
bacaan pH, electrode dicelupkan ke dalam larutan buffer pH, digoyangkan
sebentar untuk dihomogenkan, lalu dibiarkan beberapa saat, kemudian tombol on
pada pH meter dipijit. Lalu pembacannya diamati, bila bacaan tidak menunjukan
nilai pH 4 maka tombol kalibrasi diputar sehingga pH pada bacaan menunjukan
nilai 4. Electrode diangkat dari larutan, dan dicuci kembali dengan aquadest,
kemudian dicelupkan pada larutan larutan buffer pH 7 dan tombol pada pH meter
dipijit, bila bacaan pH menunjukan pH 7 maka alat telah siap digunakan.
Electrode harus selalu dicuci setiap akan digunakan untuk larutan yang berbeda.
4. Penentuan konsentrasi NaOH
Alat potensiometer dan perangkatnya diset, lalu buret dicuci dengan larutan
NaOH. Dipipet sebanyak 10 mL larutan asam oksalat, dimasukkan ke dalam gelas
kimia 100 mL, diencerkan dengan penambahan aquadest 20 mL. Batang magnet
dimasukkan ke dalam gelas kimia, lalu electrode yang telah bersih dimasukkan ke
dalam gelas kimia tersebut, dan tombol pengaduk diputar untuk menghomogenkan
larutan. Setelah beberapa saat pengadukan dihentikan, lali nilai pH pada pH meter
dapat dibaca (ini adalah data nilai pH untuk volume 0 mL titran). Kemudian titrasi
dimulai dengan cara menambahkan larutan NaOH dari buret, pembacaan
dilakukan setiap penambahan 0,5 mL NaOH, jika telah mendekati titik akhir
pembacaan dilakukan setiap penambahan 0,1 mL. Pembacaan dilakukan sampai
volume titran 15 mL. Titrasi ini dilakukan dengan cara duplo dan dibuat kurva
titrasi pH vs mL titran kurva turunan satu dan turunan dua pada kertas grafik.
Titik ekivalennya ditentukan berdasarkan kurva titrasi yang telah dibuat, dan
dihitung konsentrasi larutan NaOH dalam satuan mol ekivalen/L(N).

VIII. Data Pengamatan & Perhitungan


A. Data Pengamatan
● Standarisasi NaOH oleh H2C2O4
V NaOH (mL) N NaOH (N) V H2C2O4 (mL) N H2C2O4 (N)
8,90 0,1123 10 0,1
8,93 0,1119 10 0,1
Rata-rata 0,1121 10 0,1

● Data hasil praktikum potensial

VNaOH E ΔE/ΔV Δ2E/Δ2V VNaOH E ΔE/ΔV Δ2E/Δ2V


(mL) (mV) (mL) (mV)
0 59 8 12 5,0 181 36 12
0,5 63 14 32 5,5 199 42 8
1,0 70 30 -8 6,0 220 46 4
1,5 85 26 4 6,5 243 48 8
2,0 98 28 -12 7,0 267 52 0
2,5 112 22 4 7,5 293 52 52
3,0 123 24 4 8,0 319 78 -192
3,5 135 26 12 8,5 358 -18 -12
4,0 148 32 4 9,0 349 -24 ?
4,5 164 34 4 9,5 337 ? ?

B. Perhitungan
● Perhitungan Teoritis
1) Pembuatan larutan standar asam oksalat
Diketahui : Massa = 0.63 gram
Mr H2C2O4 = (2 x Ar H) + (2 x Ar C) + (4 x Ar O) = 90
Be KMnO4 = Mr/n= 90/2=45
V = 100 mL
Ditanyakan : Normalitas H2C2O4 ?

Penyelesaian :
N = (massa/BE)/(Volume (L))
N = (0.63/45)/(0.1 L)
N = 0.1 N
2) Pembuatan larutan NaOH
Diketahui : Massa = 2 gram
V = 500 mL
Mr NaOH = (Ar Na) + (Ar O) + (Ar H) = 40
Be H2C2O4 = Mr/(∑H+)=40/1= 40
Ditanyakan : Konsentrasi NaOH ?
Penyelesaian :
N = (massa/BE)/(Volume (L))
N = (2/40)/(0.5 L)
N = 0.1 N
Jadi, konsentrasi larutan NaOH yang dibuat adalah sebesar 0.1 N.

1) Perhitungan Praktis
● Standardisasi NaOH oleh asam oksalat :
1) NNaOH.V1 NaOH = N H2C2O4. V H2C2O4
NNaOH . 8,90 = 10. 0,1
NNaOH . 8,90 = 1
NNaOH = 1/8,90
NNaOH = 0,1123 N
2) NNaOH.V1 NaOH = N H2C2O4. V H2C2O4
NNaOH . 8,93 = 10 . 0,1
NNaOH . 8,93 = 1
NNaOH = 1/8,93
NNaOH = 0,1119 N
Rata – rata = 0,1123 N + 0,1119 N / 2
= 0,1121N
● TE hasil titrasi sampel
1) TE = 7,5 + 0,5 x 52/(52-(-192))
= 7,5 + 0,5 x 0,2131
= 7,6066 mL
2) TE = 8,0 - 0,5 x (-192)/(-192-52)
= 8,0 – 0,5 x 0,7869
= 7,6066 mL
● Konsentrasi H2C2O4 (N) hasil titasi oleh NaOH dengan titrasi
potensiometri
1) V1 . N1 = V2 . N2
V H2C2O4. N H2C2O4 = VNaOH. NNaOH
2) N H2C2O4 = 7,6066 . 0,1121
N H2C2O4 = (7,6066 .0,1121)/10
N H2C2O4 = 0,8526/10
N H2C2O4 = 0,0852 N
Jadi konsentrasi Konsentrasi H2C2O4 (N) hasil titasi oleh NaOH
dengan titrasi potensiometri adalah 0,0852 N.

➢ Kurva hasil Titrasi Potensiometri


● Kurva Data Pengamatan ( E vs Volum Titran )

● Kurva Turunan 1 ( ΔE/ΔV Vs Volum Titran )


● Kurva Turunan 2 ( Δ2E/Δ2V Vs Volum Titran )

IX. Pembahasan
Potensiometri adalah suatu teknik analisis yang didasari oleh pengukuran
potensial suatu sensor atau elektroda. Suatu membran sensor atau permukaan sensor
berfungsi sebagai setengah sel elektrokimia yang menimbulkan potensial sebanding
dengan logaritma dari aktivitas atau konsentrasi ion yang dianalisis.  Potensial sel
diperoleh dengan mengukur pada keadaan tidak ada arus melalui sel. Potensiometri
ini bekerja berdasarkan hukum Nernst yaitu, Bila suatu logam dicelupkan dalam
suattu larutan yang mengandung ion logam tersebut, akan terjadi perbedaan potensial
antara logam dengan larutan tersebut.
Praktikum kali ini adalah titrasi potensiometri. Sementara yang dilakukan
dalam praktikum ini mengkalibrasi pH meter, kemudian standarisasi NaOH oleh
H2C2O4, dan penentuan H2C2O4 oleh NaOH. Proses titrasi potensiometri dapat
dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai.
Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik
potensial.
Titik ekivalen titrasi merupakan suatu titik dengan jumlah mol titran dan titrat
pada titik tersebut adalah sama atau ekivalen. Titik ekivalen digunakan sebagai titik
akhir titrasi dengan bantuan indikator untuk mendeteksi titik akhir tersebut. Titik
ekivalen dari grafik tersebut dapat ditemukan dengan cara menentukan garis linearitas
sesuai dengan data yang ada. Titik ekivalen tersebut diketahui pada garis linear yang
memotong grafik tersebut. Berdasarkan grafik di atas maka titik ekivalennya adalah
7,6066 mL. Kemudian untuk menentukan konsentrasi NaOH hasil standarisasi
H2C2O4 dengan titrasi potensiometri, digunakan persamaan V1 M1 = V2 M2.

X. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan standarisasi NaOH oleh H 2C2O4.2H2O
dengan titrasi potensiometri, diperoleh konsentrasi H2C2O4 (N) hasil titasi oleh NaOH
dengan titrasi potensiometri adalah 0,0852 N.
XI. Daftar Pustaka
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.

Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI Press.

Agung. 2012. Praktikum 1 Titrasi Potensiometri.


http://agungm92.blogspot.com/2012/06/praktikum-1-titrasi-potensiometri.html?m=1.
Diakses pada tanggal 10 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai