Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Senja Di Pelabuhan Kecil

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

SLn!

A ul LLA8uPAn kLClL
buaL Srl A[aLl

lnl kall Lldak ada yang mencarl clnLa
dl anLara gudang rumah Lua pada cerlLa
Llang serLa Lemall kapal perahu Llada berlauL
menghembus dlrl dalam mempercaya mau berpauL

Cerlmls mempercepaL kelam Ada [uga kelepak elang
menylnggung muram deslr harl larl berenang
menemu bu[uk pangkal akanan 1ldak bergerak
dan klnl Lanah dan alr Lldur hllang ombak

1lada lagl Aku sendlrl 8er[alan
menylslr semenan[ung maslh pengap harap
sekall Llba dl u[ung dan sekallan selamaL [alan
darl panLal keempaL sedu penghablsan blsa Lerdekap

1946
Dari: Deru Campur Debu (1949)
Dalam puisi Senja di Pelabuhan Kecil diatas, terasa bahwa penyair sedang dicengkeram
perasaan sedih yang teramat dalam. Tetapi seperti pada puisi-puisi Chairil Anwar yang lain,
kesedihan yang diungkapkan tidak memberikan kesan cengeng atau sentimental. Dalam
kesedihan yang amat dalam, penyair ini tetap tegar. Demikian pula pada puisinya diatas. Di
dalamnya tak satu pun kata sedih diucapkannya, tetapi ia mampu berucap tentang kesedihan
yang dirasakannya. Pembaca dibawanya untuk turut erta melihat tepi laut dengan gudang-gudang
dan rumah-rumah yang telah tua. Kapal dan perahu yang tertambat disana. Hari menjelang
malam disertai gerimis. Kelepak burung elang terdengar jauh. Gambaran tentang pantai ini sudah
bercerita tentang suatu yang muram, di sana seseorang berjalan seorang diri tanpa harapan, tanpa
cinta, berjalan menyusur semenanjung.
Satu ciri khas puisi-puisi Chairil Anwar adalah kekuatan yang ada pada pilihan kata-katanya.
Seperti juga pada puisi diatas, setiap kata mampu menimbulkan imajinasi yang kuat, dan
membangkitkan kesan yang berbeda-beda bagi penikmatnya. Pada puisi diatas sang penyair
berhasil menghidupkan suasana, dengan gambaran yang hidup, ini disebabkan bahasa yang
dipakainya mengandung suatu kekuatan, tenaga, sehingga memancarakan rasa haru yang dalam.
Inilah kehebatan Chairil Anwar, dengan kata-kata yang biasa mampu menghidupkan imajinasi
kita. Judul puisi tersebut, telah membawa kita pada suatu situasi yang khusus. Kata senfa
berkonotasi pada suasana yang remang pada pergantian petang dan malam, tanpa hiruk pikuk
orang bekerja.
Pada bagian lain, gerimis mempercepat kelam, kata elam sengaja dipilihnya, karena terasa lebih
indah dan dalam daripada kata gelap walaupun sama artinya. Setelah kalimat itu ditulisnya, ada
fuga elepa elang menyinggung muram, yang berbicara tentang kemuraman sang penyair saat
itu. Untuk mengungkapkan bahwa hari-hari telah berlalu dan berganti dengan maas mendatang,
diucapkan dengan kata-kata penuh daya: desir hari lari berenang menemu bufu pangal
aanan. Penggambaran malam yang semakin gelap dan air laut yang tenang, disajikan dengan
kata-kata yang sarat akan makna, yakni: dan ini tanah dan air hilang omba. Puisi Chairil
Anwar ini hebat dalam pilihan kata, disertai ritme yang aps dan permainan bunyi yang semakin
menunjang keindahan puisi ini, yang dapat kita rasakan pada bunyi-bunyi akhir yang ada pada
tiap larik.
(tulisan diatas disadur dari buku PENUNTUN PELAJARAN BAHASA & SASTRA INDONESIA,
berdasarkan kurikulum 1984, untuk SMA Kelas III semester 5 (Program Inti), penulis Dra. Suparni,
terbitan GANECA EXACT, Bandung, tahun 1986; yang aku peroleh waktu bongkar2 buku di
bipet/lemari buku waktu pulang kampung ke Purworejo, 2 minggu yang lalu. Buku tersebut dipakai
waktu aku kelas 3 SMAN 1 Purworejo tahun 1987.)
Dalam sebuah sajak Chairil Anwar pernah bercerita tentang ~Senja Di
pelabuhan kecil. Satu sajak yang ia persembahkan buat Sri Ayati.
Pelabuhan kecil yang ditulis menurut Sri Ayati adalah Sunda Kelapa. Senja di Sunda Kelapa
bersitkan satu hal bagi seorang Chairil Anwar. Satu tempat dimana ia curahkan isi hati akan
kekagumannya atas seorang Sri Ayati, wanita idamannya. 'Saya tahu Chairil mencintai saya
namun tak pernah mengatakan bahwa ia suka pada saya, kata Sri Ayati di sebuah wawancara
yang sempat di unggah di Youtube.
'Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut, (Senja di Pelabuhan Kecil)
Menurut Sri Ayati, Sunda Kelapalah pelabuhan kecil yang dimaksud dalam puisi Chairil. Dalam
Sajak itu dengan satu imajinasi bisa dibayangkan indahnya pelabuhan saat itu. Membayangkan
Chairil yang sedang kasmaran berjalan diantara perahu-perahu yang tertambat tidak berlayar dan
dari kejauhan nampak elang yang terbang mengitarinya.
Ada beberapa nama yang pernah disebut dalam puisi Chairil Anwar-Sri Ayati bukanlah satu-
satunya. Namun puisi Chairil pada Sri Ayati berbeda. Ada perasaan tersembunyi sesuatu yang
tak mampu ia katakan secara langsung. Seorang Chairil mungkin tak bisa katakan sesuatu secara
blak-blakan aku suka, aku benci, atau yang lainnya. Keinginan ungkapkan segala sesuatu
disalurkannya melalui segala puisi hasil karyanya.
Kategori: Lainnya
- buat Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
------------------------------------------------------------------------------------------

|lupakan Sri Ajati. ataupun terpendamnya 'perasaan' yang dimiliki Chairil yang ga pernah
terucap. karena kalo kata Sapardi, penyair telah mati. jadi puisi ini bukan buat Sri Ajati lagi.
interpretasi sudah milik pembaca..

sebenernya sebuah sajak ga bisa dinilai dengan nilai, atau berapa bintang. tapi pilihan kata yg
dipakai chairil di sini, juga semiotika yang digunakan. gw rasa ini emang layak dianggap sebagai
one oI the best.

dan lagi, karena "Senja di Pelabuhan Kecil" pula gw tertarik dengan puisi. tadinya gw anggap
puisi sebagai rayuan gombal cowo buat menarik hati cewe. dan gw ga akan bisa berbuat kaya
gitu. maklum, ga ada bakat playboy. muka juga pas-pasan. tp ternyata chairil mengajarkan gw
klo ternyata, puisi adalah permainan indah kata-kata dalam pengungkapan perasaan. sekalipun
puisi yg qt buat ga dibaca oleh yang dimaksud, kalo itu adalah manusia|
8 AnALlSlS SA!Ak 8L8ul8l Aku" kA8?A AMl8 PAMZAP
8erdlrl Aku
8erdlrl aku dl sen[a senyap
Camar melayang menepls bulh
Melayah bakau mengural puncak
8er[ulang daLang ubur Lerkembang

Angln pulang menye[uk buml
Menepuk Leluk mengepas emas
Larl ke gunung memuncak sunyl
8erayunayun dl aLas alas

8enang ra[a mencelup u[ung
nalk marah menyerang corak
Llang leka sayap Lergulung
ulmabuk warna berarakarak

ualam rupa maha sempurna
8lndu senda mengharu kalbu
lngln daLang merasa senLosa
Mengecap hldup berLenLu Lu[u
(8uah 8lndu 31)

(a) ulksl
ualam pulsl Amlr Pamzah selalu membuaL plllhan kaLa yang penuh konoLasl Selaln lLu Amlr Pamserlng
menggunakan kaLakaLa yang arkalk sehlngga pembaca akan merasa bernosLalgla dengan kaLakaLa
yang dl Lullsnya kaLa kaLa seperLl senyap mengural mengempas berayunayun dan sayap Lergulung
ldenLlk dengan kesunylan kaLakaLa LersebuL membenLuk makna kasendlrlan yang lnlgln dlgambarkan
pengarang
kaLa "maha sempurna" dalam akhlr balL [uga merupakan arLl konoLasl darl Luhan yang maha sempurna
kaLa "menyecap" memlllkl arLl lmplan yang lngln dlrasakan ermalnan kaLakaLa yang dlgunakan yang
dlLulls memang sebuah mlsLerl unLuk menyembunylkan lde pengarang
kemlsLerlusan lnl dlLambah dengan plllhan kaLa arkalk seperLl "marak" dan "leka" "marak" lLu berarLl
cahaya sedangkan "leka" berarLl lengah aLau lalal Walaupun kaLakaLa lLu sudah Lldak dlgunakan lagl
dalam percakapan seharlharl mungkln sa[a kaLakaLa LersebuL maslh ada dalam percakapan seharlharl
sewakLu Amlr menulls sa[aknya Selaln lLu dla [uga menulls kaLakaLa yang merupakan bahasa daerah
yaknl "alas" yang berasal darl bahasa !awa yang berarLl huLan Mesklpun kaLakaLa yang dlgunakan Amlr
lnl Lldak dlkenall lagl bagl Amlr kaLakaLa lLu seperLl sangaL pulLls dan represenLaLlf unLuk
menyampalkan gagasannya

(b) Lfonl dan lrama
Suasana kesedlhan yang dlLampllkan oleh pengarang memperllhaLkan efek efonl dan lrama dalam pulsl
LersebuL lrama dan efek efonl lLu membuaL pulsl lLu leblh merdu seandalnya dlbaca Walaupun banyak
kaLakaLa yang menlmbulkan kakafonl seperLl aku sen[a senyap menepls bakau daLang Lerkembang
Leluk sunyl dl aLas leka sayap merasa sempurna senLosa LerLenLu dan Lu[u Walaupun kaLakaLa
LersebuL memberl kesan Lldak merdu LeLapl penggunan rlma yang manLak dalam pulsl LersebuL
membuaL sa[ak menlmbulkan kesan menyenangkan SeperLl bunyl bumlsunyl emasalas u[ung
Lergulung corakarak sempurnasenLosa kalbuLu[u mrupakan rlma yang membuaL sa[ak lLu akhlrnya
memlllkl efek efonl
Selaln lLu allLerasl seperLl ber[ulangdaLang menepuk Leluk mengempas emas dl aLas alas nalk marak
menyerak corak serLa asonansl seperLl dalam rupa maha sempurna rlndusedu mengharu kalbu merasa
senLosa berLenLu Lu[u Purufhuruf yang sama LersebuL dapaL menlmbulkan kesan efonl walaupun
banyak kaLayang berbunyl Lldak merdu dengan adanya bunyl kpL dan s
Selaln Llmbul efek efonl unsur bunyl yangb berpola LersebuL menlmbulkan lrama dalam sa[ak
ersamaan bunyl pada pulsl lnl akan menyebabkan Lerdengar adanya perganLlan bunyl pendek lembuL
dan rendah karena suasana kasunylan yang dlLullskan penyalr Lak mungkln memberl lrama yang Llnggl
dan cepaL LeLapl lrama yang rendah aLau lambaL
(c) 8ahasa klasan
SeperLl halnya pulsl lama pemlllhan bahasa klasan memang sangaL dlperlukan unLuk memperlndah kaLa
kaLanya sehlngga makna yang dlberlkan blsa leblh kaya dan mendalam ualam pulsl "8erdlrl Aku"yang
meno[ol adalah adanya personlflkasl seperLl

Melayah bakau mengural puncak
angln pulang menye[uk buml
Menepuk Leluk mengempas emas
Larl ke gunung memuncak sunyl
8erayunayun dl aLas alas
nalk marak menyerak corak

ualam pulsl LersebuL Amlr Pamzah menghldupkan ombak dan angln yang berLu[uan lngln menambah
rasa kesunylan dan kesendlrlan penyalr SeperLl halnya dengan mengaguml ombak yang menerpa
pohonpohon bakau serLa deslr angln yang mengempakkan semuanya LerllhaL kalau penyalr benar
benar merasa sepl dan hanya mampu mellhaL pemandangan seklLarnya sa[a
Selaln personlflkasl yang domlnan ada [uga gaya meLafora yang LerllhaL darl kallmaL benang ra[a
mencelup u[ung dan dalam rupa maha sempurna enyalr membandlngkan apa yang dlllhaL dan dlalaml
dengan kaLa "benang ra[a" dan "maha sempurna
Plperbola [uga nampak dalam kallmaL 8lndusedu mengharu kalbu yang menggambarkan kesedlhan dan
rlndu yang benarbenar mendalam Caya bahasa yang dlgunakan membuaL makna pulsl lLu leblh
mendalam dan leblh padaL

(c) ClLraan
Sa[ak 8erdlrl aku lnl menlmbulkan lma[l pengllhaLan "vlsual lmagery" seolaholah klLa mlllhaL suasana
panLal yang lndah kelndahan LerllhaL darl

Camar melayang manepls bulh
Melayah bakau mengural puncak
8er[ulang daLang ubur Lerkembang
8enang ra[a mencelup u[ung
Llang leka sayap Lergulung

uarl kallmaL LersebuL klLa dlsuruh mellhaL kelndahan panLal pada sore harl yang dlgambarkan
perngarang lewaL kaLakaLanya uengan bermalnnya khayal vlsual klLa klLa akan mampu
membayangkan kelndahan panLal pada wakLu sore yang sunyl sehlngga kesedlhan akan semakln Lerasa
mencekam Sesunylan lnl dlLambah lagl dengan lma[l perasa yang LerllhaL pada balL kedua

Angln pulang menye[uk buml
Menepuk Leluk mengempas emas
Larl ke gunung memuncak sunyl
8erayunayun dl aLas alas

ualam kallmaL perLama lma[l klLa akan merasakan kese[ukan dengan kaLakaLa LersebulL LeaLapl sayang
angln lLulah yang menghempaskan harapan dan membawa larl sehlngga yang Lerasa hanyalah sunyl
yang semakln dalam uengan berbagal clLraan yang mampu dlLampllkan penyalr lnl pembaca akan lkuL
merasakan apa yang dl Lulls oleh penyalr dengan lnderanya sendlrl(e) emlklran dalam Sa[ak
Sa[ak "8erdlrl Aku" lnl merupakan ekspresl kesedlhan yang dlLampllkan penyalr dengan suasana sunyl
kesedlhan lnl Lldak laln dlkarenakan oleh perplsahannya dengan kekaslhnya dan dla harus pulang ke
Medan dan menlkah dengan puLrl pamannya erasaan sedlh yang sangaL mendalam dlgambarkan
penyalr dengan suasana sunyl panLal dl sore harl uengan demlklan penyalr hanya mampu mellhaL
kelndahan alam seklLar karena kebahaglaannya dan harapan Lelah hllang
kesedlhan yang mendalam lnl [uga wu[ud perasaan galau penyalr yang dlgambarkan dengan
perasaannya yang dlpermalnkan ombak dan angln Sehlngga hanya merenungl hlduplah yang mampu
dllakukannya
Sebagal orang yang memlllkl agama yang kuaL dalam seLlap akhlrnya dla hanya blsa menyerahkan semua
yang dla alaml lnl kepada 1uhan uengan merenungl hldupnya selama lnl Amlr berusaha unLuk
mengemballkan kepada 1uhan yang memberlkan kepasLlan dalam hldupnya SeperLl yang Lergambar
dalam 8lndu sendu mengharu kalbu / lngln daLang merasa senLosa / menyerap hldup LerLenLu Lu[u
ualam sa[ak lnl Lergambar suasana peslmls penyalr dalam menghadapl segala permasalahan hldupnya
Suasana peslmls lnl men[adlkannya men[adl melankolls karena darl kebanyakan sa[ak adalah sebuah
raLapan akan hldupnya dan kesedlhannya dalam memlklrkan naslb hldup yang baglnya sudah benar
benar hancur
uengan sa[ak lnl Amlr Pamzah lngln menyampalkan lde dan pemlklrannya melalul pulsl yang dla Lulls
ula menglnglnkan apapun yang Ler[adl dalam hldup klLa lnl harus mernyerahkan Lerhadap 1uhan karena
hanya dlalah yang mampu memberl kepasLlan dalam kahldupan lnl



8A8 lll
Lnu1u

erkembangan pulsl lndonesla Lahun 19301943 dlsebuL [uga sebagal angkaLan pu[angga baru enyalr
AngkaLan u[angga 8aru mempopulerkan [enls pulsl yang lazlm dlsebuL sebagal pulsl baru yang mellpuLl
soneLa dlsLlkon kwarLeLraln dan sebagalnya enyalr yang dlpandang kuaL pada masa pu[angga baru
adalah Amlr Pamzah yang oleh P8 !asln dlgelarl 8a[a enyalr u[angga 8aru Amlr Pamzah [uga
dlpandang sebagal penyalr Lerbesar pada masa sebelum perang Clrlclrl pulsl u[angga 8aru anLara laln
(1) 8enLuk aLau sLrukLur pulslnya menglkuLl benLuk aLu sLrukLur pulsl baru seperLl sonaLa dlsLlchon
Lerslna okLaf dan sebaglanya (2) lllhan kaLakaLanya dlwarnal dengan kaLakaLa yang lndahlndah
seperLl dewangga nan kelam menLarl nlan kendll nlrmala beLa pualam manlkam boneda dan
seLerusnya (3) klasan yang banyak dlpergunakan adalah gaya bahasa perbandlngan (4) 8enLuk dan
sLrukLur larlklarlknya adalah slmeLrls 1lap larlk blasanya Lerdlrl aLas dua perlode Pal lnl pengaruh pulsl
lama (3) Caya ekspresl allran romanLlc nampak dalam pengucapan perasaan peluklsan alam yang lndah
LenLram damal dan kelndahan lalnnya (6) Caya pulslnya dlafan dan polos sangaL [elas dan lambang
lambangnya yang umum dlgunakan (7) 8lma (persa[akan) dl[adlkan sarana kepulLlsan











uAl1A8 uS1AkA

Adlel 2009 Anallsls sa[ak berdlrl aku karya Amlr Pamzah ul unduh darl hLLp//adlel87blogspoLcom
harl rabu 20 Aprll 2011 pukul 1000 wlb

Perman ! Waluyo 2010 engka[lan dan apreslasl pulsl SalaLlga Wldya Sarl ress
nurvldha 2010 Se[arah pu[anga baru ul unduh darl hLLp//nurvldhawordpresscom harl rabu 20 Aprll
2011 pukul 1000 wlb
Setelah Nyanyi Sunyi (1937), Amir Hamzah menerbitkan kembali kumpulan puisinya berjudul Buah
Rindu (1941). Meskipun buku ini terbit lebih belakangan daripada Nyanyi Sunyi, proses penulisan puisi
dalam antologi ini lebih awal dibanding penulisan puisi di antologi Nyanyi Sunyi.
%ema puisi-puisi dalam antologi ini rupanya masih dekat dengan Nyanyi Sunyi. Melalui puisi di Buah
Rindu, Amir Hamzah dengan khas menuliskan keterasingan dan kesepiannya. Puisi-puisi dalam
antologi ini, menurut Harry Aveling (2002:163), merupakan gambaran hubungan cinta dalam arti
luas. Ada hubungan cinta antara ibu dan anak, laki-laki dan perempuan, yang kemudian bercampur
dengan pujaan terhadap bermacam dewa-dewa, asmara, dan %uhan.
%anggapan perasaan puisi Amir Hamzah terhadap perempuan dalam antologi ini juga bermacam-
macam. Kadang Amir Hamzah mengungkapkannya dengan nada bermain-main, kadang nostalgik,
kadang dengan nada marah, dan kadang pula melindungi. Ungkapan tersebut barangkali bersesuaian,
baik sengaja maupun tidak, dengan kondisi batin Amir Hamzah yang galau dan peristiwa di balik
penciptaan puisi-puisi tersebut. Kita bisa lihat beberapa larik-larik sajak Amir Hamzah yang
memperlihatkan kepedihan dan kemarahannya pada perempuan dalam puisi "Kusangka berikut ini.
usangka cempaka kembang setangkai
Rupanya melur telah diseri ..
Hatiku remuk mengenangkan ini
Wasangka dan was-was silih berganti.
uharap cempaka baharu kembang
Belum tahu sinar matahari ..
Rupanya teratai patah kelopak
Dihinggapi kumbang berpuluh kali.
upohonkan cempaka
Harum mula terserak ..
Melati yang ada
Pandai tergelak ..
Buah Rindu menggambarkan kerinduan sebagaimana bisa ditangkap dari judul buku ini. %ema-tema
kerinduan itu memang lazim digarap para penyair Indonesia sebelum perang kemerdekaan. Melalui
perasaan rindu itu, penyair ingin menghidupkan kembali sebuah dunia harmonis yang penuh cinta dan
sekarang tidak ada lagi.
Meskipun mengangkat tema yang sama tentang kerinduan, setiap penyair punya kecenderungan dan
masalahnya masing-masing. Kerinduan yang mendominasi dalam puisi-puisi Amir Hamzah, misalnya,
disebabkan oleh kerinduannya pada kampung halaman. Kerinduan ini kemudian bercampur dengan
kemurungan karena cinta yang kandas dan hasrat untuk dekat dan menyatu dengan %uhan.
Kerinduan kepada %uhan ini akan lebih mewarnai puisi-puisinya pada prosesnya yang di kemudian
hari dalam antologi Nyanyi Sunyi.
Amir Hamzah adalah salah satu penyair Pujangga Baru yang berada di barisan paling depan. Bahkan,
H.B. Jassin sendiri tak segan mentahbiskan Amir Hamzah sebagai Raja Penyair Pujangga Baru. Amir
Hamzah adalah penyair yang pada zamannya mampu menggabungkan antara individualisme Eropa
dengan tradisi sastra Melayu. Puisi-puisi Amir Hamzah merupakan jalan pembuka untuk memasuki era
baru kesusastraan Indonesia. Dalam puisi Amir Hamzah sudah jarang ditemukan bahasa Melayu yang
cantik dan kompleks, yang ada adalah kalimat-kalimat sederhana dan ringkas namun kuat dan sarat
makna.
%radisi sastra Melayu yang masih muncul dalam antologi ini adalah bentuk rima yang masih mengikuti
rumus pantun. Kita bisa melihat contoh potongan puisi "Berdiri Aku di bawah ini:
Berdiri Aku
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-alun di atas alas.
Benang raja mencelup ujung
Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.
Dalam rupa maha sempurna
Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertemu tuju.
Selain tradisi sastra Melayu lama yang mempengaruhi karya-karya Amir Hamzah, ada pengaruh dari
pula karya sastra lain. Misalnya karya sastra Belanda, %imur %engah, India, Persia, dan berbagai karya
sastra lainnya. Namun, agaknya pengaruh itu tidak tampak begitu nyata dalam puisi Amir Hamzah.
Sebaliknya, dengan piawai, ia mampu mengelaborasikan berbagai tradisi penulisan sastra tersebut ke
dalam karyanya.
ujibur Rohman, Redaktur www.TengkuAmirHamzah.com dan ww.MelayuOnline.com

Penerbit

: Dian Rakyat
Tahun Terbit

: 2011
Penulis

: Amir Hamzah
Penerbit

: Dian Rakyat
Jumlah Halaman

: 45 halaman
Ukuran

:

Cetakan Ke

: 8
DaItar Isi

:
O empaka
O empaka Mulia
O Purnama Raya
O Buah Rindu 1
O Buah Rindu 2
O Buah Rindu 3
O Buah Rindu 4
O Kusangka
O %inggallah
O %uhanku Apatah Kekal?
O Senyum Hatiku, Senyum
O %eluk Jayakatera
O Hang %uah
O Ragu
O Bonda 1
O Bonda 2
O Dagang
O Mabuk
O Sunyi
O Kamadewi
O Kenangan
O Dalam Matamu
O Malam
O Berlagu Hatiku
O Harum Rambutmu
O Berdiri Aku
O Pada Senja
O Naik-naik
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Kerangka Teori

BAB II PEMBAHASAN
I. Puisi
II. PenaIsiran Pemahaman Puisi
III. BiograIi Singkat Pengarang
IV. Kajian Berdasarkan Tinjauan Psikologi

BAB III PENUTUP
I. Kesimpulan
II. DaItar Pustaka










BAB I
PENDAHULUAN


I. Latar Belakang

Puisi adalah sebagai alat pengungkapan Iikran dan perasaan atau sebagai alat ekspresi,
(TauIik Ismail). Puisi termasuk salah satu bentuk karya sastra. Karya sastra merupakan
bentuk komunikasi antara sastrawan dengan pembacanya. Apa yang ditulis sastrawan dalam
karya sastranya adalah sesuatu yang ingin diungkapkan pada pembaca. Dalam penyampaian
idenya tersebut sastrawan tidak bisa dipisahkan dari latar belakang dan lingkungannya.
Abrams (1976:6) mengemukakan dalam komunikasi antara sastrawan dan pembaca tidak
akan terlepas dari empat situasi sastra, yaitu : karya satra, sastrawan, semesta, dan pembaca.
Untuk itu terdapat empat pendekatan dalam kajian karya sastra, yaitu :
1. Pendekatan objektiI (objective criticism), yaitu kajian sastra yang menitik beratkan pada
karya sastra.
2. Pendekatan ekspresiI (expressive criticism), yaitu kajian sastra yang menitik beratkan
pada penulis.
3. Pendekatan mimetik (mimetic criticism), yaitu kajian sastra yang menitik beratkan
terhadap semesta/alam.
4. Pendekatan pragmatik (pragmatic criticism), yaitu kajian sastra yang menitik beratkan
pada pembaca.
Menurut Juhl, berkaitan dengan pendekatan ekpresiI, bahwa kedudukan penulis karya sastra
sebagai Iaktor yang menentukan dalam penaIsiran karya sastra. Oleh karena itu, pada
makalah ini, penyusun akan mengkaji puisi Berdiri Aku karya Amir Hamzah berdasarkan
pendekatan ekspresiI dengan Iokus kajian pada kajian tentang psikologi sastra.



II. Kerangka Teori

Pendekatan ekspresiI adalah pendekatan dalam kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya
pada ekspresi perasaan atau temperamen penulis (Abrams, 1981:189). Karya sastra tidak
akan hadir bila tidak ada yang menciptakannya sehingga pencipta karya sastra sangat penting
kedudukannya (Junus, 1985:2).
Dalam pendekatan ekspresiI psikologi pengarang menjadi salah satu bahan kajian dalam
mengkaji sebuah karya sastra. Sebab dalam penciptaan sebuah karya sastra perlu adanya
dorongan-dorongan (Id), pengalaman hidup, maupun pemikiran-pemikiran secara objektiI
pengarangnya. Oleh sebab itu, pada sebuah karya sastra, pembaca dapat mengetahui unsur-
unsur psikologis yang sedang dialami pengarang dalam tulisannya.

















Bab II.
PEMBAHASAN

I. PUISI

erdiri Au
(Karya: Amir Hamzah)

Berdiri aku disenja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang.

Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun alun di atas alas.

Benag raja mencelup ujung
Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.

Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.




II. PENAFSIRAN PEMAHAMAN PUISI

Puisi dapat mengandung isi yang bersiIat Iaktual serta sesuatu yang bersiIat abstrak. Maka
dalam memahaminya, terdapat puisi yang dapat langsung diIahami dan ada juga diperlukan
penaIsiran terlebih dahulu. Dalam menaIsirkan puisi terdapat banyak teori-teori. Namun
Tzvetan Todorov, memperingatkan tentang bahaya mendewakan teori. Bagi Todorov adalah
lebih baik berspekulasi, sambil juga meraba-raba, tetapi sepenuhnya memiliki kesadaran diri,
dari pada merasa memiliki pemahaman tetapi masih buta dan nekat bergerak membabi buta.
Dan penaIsiran pemahaman secara sederhana puisi 'Berdiri Aku karya Amir Hamzah ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dengan puisinya ini, Amir Hamzah (pengarang) merenung dalam kesendiriannya, dimana
pengarang menunggu/mencari tentang makna hidup (judul puisi). Dimana warna-warni,
seluk-beluk, kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sangat
beraneka ragam, corak, dan jenis. Pengarang mendeskripsikan kehidupan, sebagaimana
kehidupan dan hiruk pikuk peristiwa yang terjadi di laut, pantai, dan gunung (bait 1 dan 2),
dan pelangi (bait 3). Lalu dalam kesendiriannya ini, pengarang mencoba merenung mencari
sesuatu yang diidam-idamkan semua manusia. Sesuatu yang dicari dalam hidup ini, yaitu
tentang tujuan yang pasti dan terarah. Dan hal inilah yang menjadi pangkal kehidupan
manusia. Yaitu masa aman, tentram, masa kesejahteraan, dan kebahagiaan (bait 4).

III. BIOGRAFI SINGKAT PENGARANG

Dalam penelitian ekpresiI, mengetahui latar belakang pengarang merupakan hal yang mesti
dilakukan. Karena bagaimana kita akan mengetahui dengan baik isi pesan yang disampaikan
tanpa mengenal/mengetahui siapa yang menyampaikannya atau siapa pembuat pesannya.
Amir Hamzah lahir di Tanjung Pura pada tanggal 28 Pebruari 1911, dan waIat pada tahun
1946. beliau belajar di H.I.S, A.M.S dan belajar di Sekolah Hukum Tinggi. Ia dibesarkan
dalam lingkungan yang taat beragama Islam, dan banyak mempelajari kesusastraan Melayu
Lama, sehingga dalam karyanya banyak menggunakan bahasa Melayu Lama dan bahasa
daerahnya, contohnya pada puisi 'Berdiri Aku. Amir Hamzah termasuk salah seorang
pendiri dan pemimpin Pujangga Baru.


IV. KA1IAN BERDASARKAN TIN1AUAN PSIKOLOGIS

Asumsi dasar penelitian pikologi sastra antara lain dipengaruhi oleh anggapan bahwa karya
sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada
situasi setengah sadar (subconcius) setelah jelas baru dituangkan kedalam bentuk secara
sadar (conscius). Dan kekuatan karya sastra dapat dilihat dari seberapa jauh pengarang
mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang tak sadar itu ke dalam sebuah cipta sastra.
Pada puisi 'Berdiri Aku ini, Amir Hamzah mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaannya
tentang sesuatu yang merasuk dalam imajinasi dan pemikirannya tentang pencarian makna
hidup dan tentang sesuatu yang menjadi tujuan utama manusia dalam kehidupan ini. Lalu
pengalamannya tersebut menjadi imajinasi yang melahirkan produk kreatiIitas yang berupa
karya sastra dalam puisinnya yang berjudul 'Berdiri Aku ini.
Misalnya pada bait ke 1
Berdiri aku disenja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang.
Penulis mengungkapkan rasa emosionalnya tentang apa yang dirasakannya pada apa yang
dilihatnya. Penantian dan perenungan diri terhadap apa yang dilihatnya tentang
peristiwa/kejadian di suatu pantai/laut menjadi pengalaman yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu. Begitu juga pada bait ke dua :
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun alun di atas alas.
Pada bait ini, penulis mengungkapkan hubungan antara kehidupan manusia dengan peristiwa
alam. Terlihat pada baris Angin pulang menyejuk bumi Menepuk teluk mengempas emas
bahwa angin laut (peristiwa alami) dapat dimanIaatkan oleh nelayan (kegiatan manusia)
untuk membawa perahunya ke daratan dengan membawa hasil lautnya.
Selain itu perwatakan tokoh yang ditampilkan Amir Hamzah mampu menggambarkan
perwatakan tokoh yang semakin hidup. Dimana tokoh 'aku pada puisinya ini tiada lain
adalah dirinya sendiri. Namun selain itu tokoh 'aku juga bisa mewakili manusia secara
umum. Dimana terlihat dalam setiap baitnya, tokoh 'aku menjadi subjek sekaligus objek
dari setiap makna yang dimaksudnya.
Sentuhan-sentuhan emosi yang ditampilkan tokoh 'aku dalam puisi Amir Hamzah ini
sebetulnya gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta karya sastranya sendiri. Hal ini
menjadikan keorsinilan karya sastra ini. Kekalutan ini terlihat pada penggambarannya
tentang proses alam sebagai bagian dari yang mewarnai kehidupan, dan yang
menggambarkan peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian dari kehidupan manusia. Hal ini
nampak pada bait ke 3 :
Benag raja mencelup ujung
Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.
Bait ini bermakna, pelangi yang membentang dari satu ujung, naik ke langit dan turun di satu
ujung lainnya dengan keindahan warna-warni yang dapat membuat lupa siapapun yang
melihatnya, yang padahal pelangi itu hanyalah sesuatu yang semu, tidak dapat disentuh,
namun hanya dapat dilihat saja. Hal ini juga merupakan gambaran pengarang tentang
kehidupan ini. menggambarkan tentang ambisi manusia, naIsu manusia, dalam berusaha dan
melihat sesuatu tentang duniawi.
Amir Hamzah dalam mencipta puisi ini, menggunakan cipta, rasa, dan karyanya. Ia,
mengungkapkan gejolak jiwanya tentang kehidupan dan tujuan kehidupan ini. Dimana pada
bait terakhir, penulis mengungkapkan gagasan dari puncak kegelisahan jiwaannya dengan
ungkapannya bahwa dalam semua peristiwa yang terjadi baik yang terjadi oleh sebab
manusia ataupun alamiah merupakan gambaran dari kehidupan yang dapat ditaIakuri
manusia sebagai sesuatu yang sangat sempurna, dari kegelisahan rasa rindu yang menggugah
rasa haru di hati dan perasaan untuk mencapai keinginan yang didambakan yaitu merasakan
kebahagiaan, kesejahteraan dalam tujuan yang jelas dalam kehidupan ini. Bait tersebut
berbunyi:
Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
Ungkapan penulis tentang hidup dan kehidupan serta makna kehidupan pada puisinya yang
berjudul 'Berdiri Aku ini, juga dilatar belakangi kehidupan penulis. Yaitu bahwa penulis
dibesarkan dalam lingkungan terpelajar baik pendidikan duniawi ataupun pendidikan agamis.












BAB III
PENUTUP


I. KESIMPULAN

Puisi sebagai bentuk komunikasi sastra tidak akan terlepas dari peranan pengarang sebagai
pencipta sastra. Maka pendekatan ekspresiI merupakan pendekatan yang mengkaji ekspresi
perasaan atau temperamen penulis (Abrams, 1981:189). Dan begitu juga pada puisi 'Berdiri
Aku karya Amir Hamzah pengkajiannya lewat pendekatan ekspresiI, merupakan upaya
untuk dapat memahami karya sastra ini secara lebih baik sebagai satu kesatuan yang padu
dan bermakna (Burhan Nurgiyantoro).
Berdasarkan pendekatan ekspresiI dengan kajian psikologi sastra, dapat dikatakan bahwa
puisi 'Berdiri Aku karya Amir Hamzah merupakan hasil cipta karya penulisnya dari
pengalaman pada kejiwaan dan pemikiran pengarangnya pada situasi setengah sadar lalu
dituangkan kedalam bentuk secara sadar. Dan Amir Hamzah mampu mengungkapkan
ekspresi kejiwaannya tentang hidup dan kehidupan duniawi ke dalam puisi 'Berdiri Aku
ini.
Kajian psikologi sastra pada puisi 'Berdiri Aku ini juga menitik beratkan pada tokoh dan
perwatakan tokoh 'aku, dan aspek pemikiran dan perasaan pengarang itu sendiri ketika
mencipta karya sastra ini. Perasaan gelisah, kesepian, pencarian, kerinduan, serta harapan
kebahagiann merupakan gambaran dari perasaan hasil dari pemikiran pengarang yang di
terapkan pada tokoh 'aku dengan perwatakannya. Selain itu, biograIi pengarang menjadi
bagian latar belakang yang merupakan bagian bekal dalam memahami karya sastra
berdasarkan psikologi pengarangnya.

Berdiri Aku, Senja di Pelabuhan Kecil, Padamu Jua dan Batu
16 Oktober 2011 - 08.09 WIB ~ Dibaca 252 kali

Ada empat sajak, dua karya Amir Hamzah
yang disebut oleh HB Jassin sebagai Raja
Penyair Pujangga Baru, satu karya Chairil Anwar dan satu karya Sutardji
Calzoum Bachri yang akan merajai halaman tulisan 'Rampai ini.

Dalam tulisannya 'Puisi Suasana, Puisi Ide (Satyagraha Hoerip, Ed.,
Sejumlah Masalah Sastra, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1982, hlm. 165-166) Goenawan
Mohamad menyanding sajak Chairil Anwar 'Senja di Pelabuhan Kecil dengan 'Berdiri Aku.
Salinan sajak 'Senja di Pelabuhan Kecil itu sebagai berikut: ni ali tida ada lagi yang
mencari cinta / di antara gudang, rumah tua, pada cerita / tiang serta temali. Kapal, perahu
tida berlaut /menghembus diri dalam mempercaya mau beratut // Gerimis mempercepat elam.
Ada fuga eepa elang / menyinggung muram, desir hari lagi berenang / menemu bufu
pangal aanan. Tida bergera /dan ini tanah dan air tidur hilang omba. // Tiada lagi. Au
sendiri. erfalan /menyisir semenanfung, masih pengap harap / seali tiba di ufung dan sealian
selamat tinggal / dari pantai eempat, sedu penghabisan tiada terdeap. Sementara safa
'erdiri Au` salinannya sebagai beriut. erdiri au di senfa senyap / Camar melayang
menepis buih / Melayah baau mengurai punca / erfulang datang ubur berembang // Angin
pulang menyefu bumi / Menepu telu mengempas emas / Lari e gunung memunca sunyi /
erayun-ayun di atas alas // enang rafa mencelup ufung / Nai mara mengora cora / Elang
lea sayap tergulung / Dimabu warna berara-ara // Dalam rupa maha sempurna / Rindu-
sendu mengharu albu / ngin datang merasa sentosa / Menyecap hidup bertemu tufu.//

Kedua sajak itu bercerita tentang pantai, mungkin pantai yang sama, tentang sebuah bandar,
mungkin bandar yang sama. Tetapi yang pertama 'menghadirkan secara simultan latar dan
suasana hati: semua unsur terasa tumpang tindih berdesakan langsung ke kesadaran dan diri kita:
gudang, kesunyian, camar, kemuraman. Sebaliknya yang kedua, dengan ritme yang lebih teratur,
baris-baris yang lebih pendek dan dengan demikian bunyi akhir terasa lebih eIektiI secara
musikal 'mengisahkan secara hampir berurutan: mula-mula tentang letak, atau posisi, lalu
seantero landskap, kemudian diakhiri dengan renungan. Tipikal bahwa Takdir memuji sajak
Amir Hamzah itu sebagai 'maha indah, khususnya dengan mengutip buah renungan di bait


terakhir itu. (Dan seterusnya).

Dalam makalah pada Hari Sastra 1983 di Johor Bahru (Malaysia) yang diberi judul 'Sumbangan
dan Peranan Cendekiawan Riau dalam Penghidupan Kebudayaan Nasional Indonesia yang
kemudian dibukukan oleh Zahrah Ibrahim (Ed.), Tradisi Johor-Riau (Dewan Bahasa dan
Pustaka, Kuala Lumpur, 1987) Hasan Junus dan UU Hamidy menyanding sajak Amir Hamzah
'Padamu Jua dengan sajak Sutardji Calzoum Bachri 'Batu. Matlamat penyandingan itu ialah
pertama: untuk menyatakan betapa bagusnya sebuah sajak yang dibentuk dengan sungguh-
sungguh dari bahasa Melayu, dan kedua: memperlihatkan bagaimana bedanya sajak yang dibaca
dengan logat yang berbeda.

NaIas pantun Melayu yang gemelai diolah kembali oleh Amir Hamzah 'anak Langkat musyaIir
lata itu itu, kembali kepada mantra Sutardji Calzoum Bachri, adalah sumbangan piawai warisan
budaya Melayu 'ke pangkuan Indonesia Raya. Tanda kemelayuan mereka tidak terperosok ke
dalam lumpur sub-culture. Warisan sub-culture bagi mereka dijadikan tempat berdiri, sedangkan
kepala diangkat mengatasi permukaan, bernaIas dalam udara universal.

Amir Hamzah dan Sutardji Calzoum Bachri seperti dua puncak gunung yang menjulang di bumi
budaya Melayu. Yang pertama memperlihatkan penampilan yang menawan dengan warna dan
sosok yang kacak, yang satu lagi garang sombong gegak-gempita dengan belerang dan lahar
yang siap dimuntahkan. Kalau Amir Hamzah dapat dibandingkan dengan merak jinak yang
cantik, Sutardji ialah rajawali garang yang bersarang di puncak gunung karang. Mereka
menghancurkan dan membangun dalam detik yang sama. Amir Hamzah, kata Umar Kayam
dalam ceramah Tun Sri Lanang, melepaskan kata-kata Melayu dari ikatan tradisi puisi yang
memacetkan. Dan kita melihat Sutardji lebih jauh dengan menggeligik menggeletik berupaya
melepaskan kata-kata tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus dan penajajah-penjajah
lain sebagaimana dikatakannya sendiri dalam 'Kredo Puisi yang terkenal.

Apa pun kata bagi para penyair Indonesia yang berangkat dari kebudayaan Melayu itu, puisi-
puisi mereka menyatakan bahwa yang Melayu itu tampil dengan merendah tapi agung, atau
anggun berkilau, gagah garang, mengandung wangi dan maung, kadang-kadang lemah lembut,
kadang-kadang beracun dan sekaligus berpenawar, lengkap! Cukup lama hal-hal ini dilupakan,
dibiarkan terkapar dalam kotak-kotak apak di museum pengap. Setelah lama kehilangan
semangat, sekali lagi bahasa Melayu dianjungkan tinggi-tinggi oleh para penyair ke altar
kesusastraan.

Alessandro Bausani menyamakan bahasa Melayu dengan bahasa Italia karena kemerduan
bunyinya. Untuk memamerkan kedua puncak gunung tadi atau menyaksikan merak jinak dan
rajawali garang itu terbang di udara, kami sandingkan dua sajak dari dua penyair Melayu yang
piawai ini. Dengan demikian dapatlah kita rasakan bahwa bukan cuma Emilio Castellar saja
yang dapat mengatakan bahwa bahasa Spanyol itu dulce como la melodia mas suave y retum-
bante como el trueno mas atronador; bahasa Melayu pun gemelai seperti melodi yang sangat
lembut dan bergema bagai badai yang amat dahsyat. (Pembacaan sajak yang pertama 'Padamu
Jua karya Amir Hamzah sengaja dilakukan dalam logat Riau-Johor sedangkan sajak yang kedua
'Batu karya Sutardji Calzoum Bachri dengan logat Melayu Bazaar yang sering disebut laIal
Indonesia).

Apa artinya sandingan dan bandingan keempat sajak penyair 'Melayu di atas? Pertama, Amir
Hamzah diperhitungkan sangat sebagai seorang penyair sehingga karyanya disanding dengan
sajak Chairil Anwar dan sajak Sutardji Calzoum Bachri.

Kedua, Sajak Chairil Anwar 'Senja di Pelabuhan Kecil dan sajak Amir Hamzah 'Berdiri Aku
disanding dan dibanding untuk melihat persamaan objek yang kemudian digarap menjadi sajak
dengan hasil yang berbeda; sama halnya dengan dua orang pelukis yang melukis objek yang
sama, namun hasilnya berbeda. (Ingat lukisan lama 'La Iemme assise dan lukisan 'La Iemme
assise karya Pablo Picasso). Tentu hal inilah yang hendak disampaikan Goenawan Mohamad
dalam tulisannya itu.

Selanjutnya sajak Amir Hamzah 'Padamu Jua dan sajak Sutardji Calzoum Bachri 'Batu
sengaja disanding untuk dibacakan secara berbeda di depan peserta Hari Sastera penghujung
bulan Desember 1983 di Johor Bahru, Malaysia. Sajak-sajak Amir Hamzah dapat dibacakan
dengan memakai laIal logat Riau-Johor, bahkan kalau dibacakan secara tepat dan kena, dapat
bertambah keindahannya. Banyak kata-kata yang bergeser pengucapannya seperti leka, memang,
berang, selok-belok dan lain-lain dapat dikembalikan pada laIal asli bahasa Melayu (yang
semuanya memakai e pepet). Sedangkan sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri harus dibacakan
dengan laIal logat Melayu Bazaar yang disebut juga laIal bahasa Indonesia; kalau dibacakan
dengan laIal logat Riau-Johor sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri akan kehilangan kekuatan
bunyi. Lebih-lebih sajak 'Batu yang sangat-sangatlah maskulin seperti batu itu. ***


II. DAFTAR PUSTAKA

1. Abubakar, Benyamin. 'Kafian Puisi` Pegangan Pa en. .
2. Aminudin. . Pengantar Apresiasi Karya Sastra. . Sinar Baru AlGensindo.
3. Alisjahbana, S.Takdir. 2006. Puisi aru. Jakarta. Dian Rakyat.
4. Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra, Epistemologi, Model, Teori,
dan Apliasi. Yogyakarta. MedPress.
5. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta. Grasindo

Anda mungkin juga menyukai