Rev FINAL PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI ASING, DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA SERTA PENDIDIKAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI JAWA TENGAH
Rev FINAL PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI ASING, DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA SERTA PENDIDIKAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI JAWA TENGAH
Rev FINAL PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI ASING, DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA SERTA PENDIDIKAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI JAWA TENGAH
Abstrak
Kesejahteraan masyarakat adalah salah satu tujuan utama pembangunan suatu negara,
termasuk Indonesia. Kesejahteraan tidak hanya diukur dari pendapatan per kapita, tetapi juga
mencakup aspek-aspek seperti kesehatan, pendidikan, dan kualitas hidup secara umum.
Tingkat kesejahteraan suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui
keberhasilan pembangunan di negara tersebut, maka untuk meningkatkan kesejahteraan perlu
mengetahui faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel pertumbuhan ekonomi,
investasi asing, tingkat partisipasi angkatan kerja, pendidikan terhadap kesejahteraan
masyarakat. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
analisis regresi linear. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel angkatan kerja
berpengaruh negative terhadap variabel kesejahteraan masyarakat, variabel pertumbuhan
ekonomi dan variabel investasi asing tidak berpengaruh terhadap variabel kesejahteraan
masyarakat, variabel pendidikan berpengaruh positif terhadap variabel kesejahteraan
masyarakat semarang.
Kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Investasi Asing, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja,
Pendidikan, Kesejahteraan Masyarakat
Abstract
Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistika (BPS) didapatkan informasi bahwa
masih terdapat daerah di provinsi Jawa Tengah yang memiliki penduduk pra sejahtera tinggi,
yaitu terdapat pada Kabupaten Cilacap dengan penduduk pra sejahtera tahun 2022 sebesar
580360, kemudian disusul Kabupaten Semarang dengan penduduk pra sejahtera tahun 2022
sebanyak 319040. Masih tingginya angka pra sejahtera pada daerah di provinsi Jawa Tengah
mengindikasikan bahwa masih terdapat beberapa hal yang harus perlu ditingkatkan dan perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat Jawa
Tengah.
Pada bulan Maret 2022, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Kabupaten Semarang mencapai 78,60 ribu
jiwa (7,27 persen), berkurang sebanyak 5,01 ribu jiwa dibandingkan dengan penduduk miskin
pada Maret 2021 yang berjumlah 83,61 ribu jiwa (7,82 persen). Persentase penduduk miskin
di Kabupaten Semarang pada tahun 2022 sebesar 7,27 persen, dan berada di posisi ke-6
Kabupaten/Kota dengan persentase penduduk miskin terkecil. Dibawah Kota Semarang
sebesar 4,25 persen, Kota Salatiga (4,73 persen), Kabupaten Jepara (6,88 persen), Kota
Pekalongan (7,00 persen), dan Kota Magelang (7,10 persen). Persentase penduduk miskin di
Kabupaten Semarang tahun 2022 yang sebesar 7,27 persen masih lebih rendah jika dibanding
persentase penduduk miskin di Jawa Tengah yang sebesar 10,93 persen. Penurunan
persentase kemiskinan di Kabupaten Semarang pada tahun 2022 sebesar 0,55 persen poin,
lebih rendah jika dibandingkan penurunan persentase kemiskinan di Jawa Tengah dari Maret
2021 ke Maret 2022 yang sebesar 0,86 persen poin.
Tingkat partisipasi angkatan kerja juga menjadi faktor kunci dalam menentukan
kesejahteraan masyarakat. Tingkat partisipasi angkatan kerja yang tinggi mencerminkan
tingginya keterlibatan penduduk dalam aktivitas ekonomi, yang dapat meningkatkan
pendapatan dan mengurangi kemiskinan. Namun, partisipasi angkatan kerja yang tinggi harus
diimbangi dengan kualitas tenaga kerja yang baik. Di Jawa Tengah, masih terdapat tantangan
dalam hal peningkatan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja agar sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Kesejahteraan Masyarakat
Pada tingkat makro, distribusi peningkatan pendapatan dari pertumbuhan ekonomi
juga akan memiliki dampak yang kuat pada pembangunan manusia dan pertumbuhan
ekonomi yang manfaatnya diarahkan lebih ke masyarakat miskin akan memiliki dampak
yang lebih besar pada pembangunan manusia (Ranis, 2004). Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat, dengan peningkatan pendapatan yang
terjadi,maka kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya menjadi lebih baik, hal
ini menunjukan bahwa kesejahteraan dalam bentuk pendapatan masyarakat mulai meningkat.
UNDP juga menyatakan bahwa sampai akhir tahun 1990-an, pembangunan manusia di
Indonesia ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB).
Pertumbuhan PDB akan mendorong masyarakat untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dan
kesehatan yang lebih baik (Lilis dan Yohana, 2012).
2. Hubungan Investasi Asing dengan Kesejahteraan Masyarakat
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Pasal 1 tentang Penanaman Modal, Penanaman
Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing
sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Investasi asing
sangat menguntungkan dalam pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek atau menengah.
Investasi asing dalam jangka pendek dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Menurut Akinlo (2004), cukup banyak porsi investasi asing ditujukan pada industri
yang tidak terlalu berkaitan dengan perekonomian domestik. Sehingga hal ini
mengindikasikan investasi asing hanya mengisi kekurangan modal yang tidak dapat ditutupi
oleh Penanaman Modal Dalam Negeri. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Sitorus (2014)
dimana investasi asing memiliki pengaruh positif yang artinya apabila investasi asing
meningkat maka Indeks Pembangunan Manusia juga akan meningkat.
3. Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dengan Kesejahteraan Masyarakat
Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan persentase dari penduduk usia kerja
yang menjadi angkatan kerja (Kependudukan & Nasional, 1994). Kegunaan dari TPAK
adalah untuk mengetahui berapa penduduk yang memiliki potensi untuk bekerja. Potensi
penduduk untuk bekerja akan tinggi jika jumlah angkatan kerja juga tinggi (Badan Pusat
Statistik, 2014). Tingkat partisipasi angkatan kerja menjadi salah satu indikator kesejahteraan
dalam penilaian indeks pembangunan manusia. Hal ini didukung oleh pernyataan Hukom
(2014), bahwa penyerapan tenaga kerja yang seimbang antara sektor pertanian dengan non
pertanian dapat merubah struktur ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat
yang meningkat.
4. Hubungan Pendidikan dengan Kesejahteraan Masyarakat
UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 memuat Indikator Tingkat Pendidikan yang
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain tingkat sarjana dan bidang studi. Jalur
pendidikan mana yang diambil ditentukan oleh perkembangan individu siswa, hasil yang
diinginkan, dan keterampilan yang ingin mereka peroleh. Tingkat pendidikan diantaranya
yaitu Pendidikan Dasar yang merupakan langkah awal dalam perjalanan pendidikan
seseorang, pendidikan dasar biasanya berlangsung selama 9 tahun. Ini adalah bagian pertama
dari karir akademik siswa dan meletakkan dasar untuk studi masa depan mereka di sekolah
menengah. Setelah pendidikan dasar yaitu Pendidikan Menengah meliputi program pelatihan
sekolah menengah atas dan kejuruan merupakan tahap kedua dari pendidikan dasar. Tingkat
pendidikan tertinggi yaitu Pendidikan tinggi, juga disebut sebagai pendidikan postsecondary,
mencakup berbagai jalur akademik yang diberikan oleh universitas dan perguruan tinggi,
mulai dari gelar associate hingga doktor (SISDIKNAS, 2003).
Jika pendidikan seseorang tersebut tinggi, maka jenis pekerjaannya akan tinggi pula,
jenis pekerjaan yang dimiliki juga dilihat dari bagaimana keterampilan yang dimiliki, hal ini
lah yang berpengaruh di dalam pendapatan seseorang, dan pendapatan akan mempengaruhi
bagaimana tingkat kesejahteraan penduduk tersebut. Jika pendapatan mencukupi dengan
jumlah anggota keluarga yang sedikit tentu kehidupan keluarga tersebut akan sejahtera,
namun jika pendapatan rendah dengan jumlah anggota keluarga yang banyak, akan
mempengaruhi kondisi kesejahteraannya pula. Penduduk dikatakan sejahtera apabila
mencukupi dalam hal pengeluaran rumah tangga baik untuk keperluan sandang, pangan dan
papan. (Sulistiawati, 2012).
C. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data kedua berasal yang dari
Central Startic (BPS). Data diproses dengan langkah -langkah berikut: Metode ini sering
dijelaskan, : persamaan fungsional dapat digambarkan dalam bentuk persamaan matematis,
distribusi mean berdistribusi normal, bilangan data rasional, nilai parameter ditentukan oleh a
dan b, yang mana dapat diukur dengan uji statistik dengan program komputer Eviews,
masalahnya ada pada lebih dari satu variabel, variabel independen tidak berhubungan,
variabel dependen cukup jelas. Ini akan didefinisikan dalam bentuk matematika, nomor data,
yang dapat digunakan untuk program komputer. Model ini dipilih karena ingin mengetahui
sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap variabel berdasarkan dimensi atau
gabungannya, didukung dengan observasi, analisis autokorelasi dan analisis deskriptif (R2).
Setelah mengolah dan menganalisis data secara ekstensif untuk mendapatkan nilai dari hasil
statistik, rumus regresi linier berganda adalah:
LKMit = αit + β1 PEit + β2 IAit + β3 TPit + β4 PDit+ Ɛit
Dimana:
LPE = kesejahteraan masyarakat
I = pertumbuhan ekonomi
IA = investasi asing
TP = tingkat partisipasi angkatan kerja
PD = pendidikan
α = intersep
β = nilai koefisien
Metode Estimasi Data Panel
Sebelum menentukan metode estimasi data panel yang digunakan dalam penelitian
ini, harus dilakukan beberapa percobaan. Untuk mengetahui apakah model data panel dapat
diregresi dengan menggunakan metode PLS, fixed effect (FE), atau random effect (RE),
dilakukan pengujian sebagai berikut: metode.
Prosedur uji Chow adalah sebagai berikut:
Membuat hipotesis dari uji Chow: H0 = pooled less squares model; H1 = fixed effect model
Nilai F-statistik > F-tabel kemudian nilai F-statistik > F-tabel lalu hipotesis H0 ditolak artinya
harus memilih teknik FE
Jika nilai F statistik < F tabel maka hipotesis H0 diterima artinya harus memilih teknik PLS2.
Uji Hausman memilih efek tetap (FE) atau efek acak (RE). Prosedur uji Hausman
adalah sebagai berikut:
a. Buatlah hipotesis dari uji Hausman:
H0 = random effect dan H1 = fixed effect.
b. Menentukan kriteria pengujian:
jika statistik chi-kuadrat > tabel chi-kuadrat lebih tepat digunakan. Dan jika statistik chi-
square < chi-square tabel dan p-value signifikan, maka hipotesis H0 diterima, sehingga
menggunakan metode RE lebih tepat.
Uji Statistik
1. Uji Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mempunyai fungsi atau tujuan untuk mengukur secara
langsung kecocokan regresi(ukuran goodness of fit) yang diterapkan pada data observasi.
Semakin tinggi nilai R2, maka garis regresi tersebut semakin akurat atau sesuai, dan
sebaliknya, semakin rendah nilai R2, maka garis regresi tersebut kurang dirancang untuk
mewakili data observasi dengan nilai R2 antara 0 dan 1 .
2. Uji Parsial (t-stat)
Uji statistik digunakan untuk menguji pengaruh signifikan variabel bebas terhadap
variabel terikat lainnya dalam suatu persamaan. Jika signifikan secara statistik menunjukkan
bahwa variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Uji t dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Jika t-statistik > t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya setiap variabel
independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
b. Jika t - statistik < t - tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti masing-masing
variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
3. Uji Simultan (Uji F)
Uji signifikansi parametrik atau Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
independen secara bersama-sama atau secara keseluruhan. Parameternya adalah sebagai
berikut: Jika nilai F-stat lebih besar dari nilai F-tabel, atau nilai probabilitas F-stat lebih kecil
dari nilai alpha (α) sebesar 1 persen, 5 persen, atau 10 persen, maka variabel independen
dikatakan model sebagai total pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui signifikan atau tidak, bandingkan nilai F-statistik dengan F-tabel dengan tingkat
kepastian tertentu. Uji F dapat dirumuskan sebagai berikut: a Jika F – statistik > F tabel, maka
H0 ditolak dan H1 diterima, artinya semua variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen. Lihat F - Statistik.
4. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi menentukan apakah terdapat penyimpangan terhadap asumsi
autokorelasi klasik yaitu dalam model regresi terdapat korelasi antara observasi yang satu
dengan observasi yang lain. Model regresi diasumsikan bebas autokorelasi. Metode
pengujiannya adalah uji Durbin-Watson (uji DW). Hipotesis yang diajukan adalah : H0 :
Tidak terdapat autokorelasi positif. tidak ada autokorelasi negatif Kriteria pengujiannya
adalah:
1. Apabila nilai DW-stat berada pada rentang 0 < D < DL, maka H0 yang menunjukkan
autokorelasi positif ditolak.
2. Jika statistik DW berada pada rentang (4-DL) < D < 4, maka H1 yang menyatakan tidak
terdapat autokorelasi negatif ditolak.
3. Jika nilai stat DW berada pada interval Du < D.
Dalam tabel coefficient dapat anda perhatikan bahwa nilai standar error
kurang dari satu, yaitu X1 = 0,000, X2 = 0,000, X3 = 0,000, dan X4 = 0,101 dimana
semuanya kurang dari satu. Serta nilai koefisien beta juga kurang dari satu. Maka
dapat dikatakan bahwa nilai standar error rendah dan multikolinearitas tidak
terdeteksi.
Test Equation:
Dependent Variable: LRESID2
Method: Least Squares
Date: 05/27/24 Time: 18:28
Sample: 1998 2023
Included observations: 26
4. Uji Autokorelasi
Kriteria pengambilan keputusan (Hamid et al., 2020: 109):
Jika nilai sig > 0,05, maka lolos uji autokorelasi
Jika nilai sig < 0,05, maka tidak lolos uji autokorelasi
2. Hasil Uji F
Tabel 6. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1262.252 4 315.563 33.093 .000b
Residual 200.248 21 9.536
Total 1462.500 25
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3
E. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Dari hasil uji t, variabel angkatan kerja berpengaruh negative terhadap variabel
kesejahteraan masyarakat, variabel pertumbuhan ekonomi, variabel investasi asing tidak
berpengaruh terhadap variabel kesejahteraan masyarakat semarang.
2. Dari hasil uji F, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pertumbuhan ekonomi,
investasi asing, angkatan kerja, pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat semarang.
3. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi (X1),
investasi asing (X2), dan tingkat partisipasi angkatan kerja (X3), dan pendidikan (X4)
mampu menjelaskan variabel kesejahteraan masyarakat (Y) sebesar 13,4955% sedangkan
sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA