Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah I'rob New

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH I’ROB

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab

Mata Kuliah : Nadloriyah nahwy


Dosen Pengampu : MUHAMMAD HOLIMI M.PdI

Kelompok 2
1. Khoirul mustaqim
2. Fathiyah sahim al aliyun
3. Anis aulia nur efendi

INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN KALIJOGO MALANG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................. 4
1.4 Manfaat............................................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian i'rab …………………………………………………………………………………….5
2.2 pembagian i'rab……………………………………………………………………………………....6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................. 12
3.1 kesimpulan……………………………………………………………………………………….......12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................ 13

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya dalam memudahkan pengkajian ilmu nahwu telah ada sejak munculnya ilmu
nahwu itu sendiri. Berbagai konsep dan metode telah dikemukakan oleh para tokoh
nahwu. Disadari atau tidak, bahwa perjalanan ilmu nahwu terus berjalan dari abad
klasik hingga abad modern bahkan kontemporer saat ini. Tentunya terdapat banyak
sejarah tokoh, pemikiran-pemikiran, serta perdebatan yang terjadi yang telah
banyak memberikan warna tersendiri dalam khazanah ilmu nahwu. Dengan landasan
itu, kiranya perlu banyak kajian terhadap ilmu nahwu dalam rangka menggali lebih
dalam sejarah perkembangan nahwu hingga sekarang. Karena sesungguhnya hal itu
akan menjadi bukti eksistensi suatu peradaban.
Seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, Bahasa Arab mempunyai kaidah-kaidah
tersendiri di dalam mengungkapkan atau menuliskan sesuatu hal, baik berupa
komunikasi atau informasi. Terutama dalam memahami ilmu agama yang mana
bersumber dari Al-qur’an dan Al-hadist yang harus memerlukan kaidah nahwu yang
mana di dalamnya terdapat sebagian kajian tentang I’rob.

7
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil Rumusan Masalah


sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan I’rob?
2. Sebutkan macam-macam atau pembagian i’rob ?
3. Apa saja tanda-tanda I’rob?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian I’rob
2. Untuk menjelaskan macam-macam atau pembagian i’rob
3. Untuk mengetahui tanda-tanda I’rob

1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan serta wawasan tentang kelas kata
2. Dapat menerapkan kata dan perubahan makna

7
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian I’rab
Kata I’rab (‫ )إعراب‬secara bahasa memiliki arti “baris” atau juga “harakat”,
Kata i’rab ada juga yang mengatakan berasa dari bahasa arab yang mempunyai arti
perubahan, sedangkan menurut professor doktor sarjana ahli nahwu, i’rob yaitu
perubahan yang terjadi pada akhir kata yang di sebabkan oleh perbedaan amil yang
masuk, baik berupa lafadz atau kira-kiranya. Sedangkan bina’ itu merupakan
kebalikan dari i’rab yang masing-masing keduanya memiliki karekteristik yang
sangat berbeda-beda.
Menurut ilmu nahwu, I’rab ialah:
‫َتْغ ِييُر َاَو اِخ ِر الَك ِلِم اِل ْخ ِتاَل ِف الَع َو اِم ِل الَداِخ َلِة َع َليَها َلْفًظا َاْو َتْقِد يًرا‬
Artinya :
“Berubahnya (harokat) akhir suatu kalimat yang disebabkan adanya perbedaan ‘amil
(yang memerintah) yang menempel pada kalimat tersebut, baik dalam segi lafadznya
atau pun kira-kiranya’’.
Maksud dari arti tersebut ialah: I'rab itu mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah
disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas
lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.
I'rob pada isim (kata benda) ada tiga macam yaitu rof'un (‫)رفع‬, nashbun ( ‫ )نصب‬, dan
jarrun ( ‫)جر‬. Sedangkan I'rob pada kata kerja (Fi’il )ada 3 yaitu : rof'un (‫)رفع‬,
nashbun ( ‫)نصب‬, jazmun (‫)جزم‬. I'rob (perubahan akhir) pada suatu isim yang
menunjukkan kedudukan atau suatu fungsi isim tersebut dalam kalimat baik sebagai
subjek,predikat,objek langsung maupun objek dari suatu kata depan. Isim atau kata
benda yang mengalami perubahan dinamakan ism mabniy ( ‫)اسم مبني‬. Pada isim mabni
tidak ada perubahan di akhir isim tersebut.
Dalam I’rob kita menemukan Kalimat yang selalu berubah-ubah akhirnya, dan itu
dinamakan ism mu'rob (‫ )اسم معرب‬Kalimah mu’rob adalah kalimah yang akhirannya
bisa berubah-ubah sesuai dengan ‘amil yang memasukinya. Jadi jika suatu kalimah itu

7
kemasukan ‘amil dan kalimah itu terjadi perubahan pada akhiran kalimah itu, maka
kalimah itu di sebut kalimah mu’rab contohnya kalimah ‫ ِم َن اْلَم ْس ِج ِد‬, disini terjadi
perubahan harakat akhir pada kalimah isim ‫اْلَم ْس ِج ِد‬, karena pada awalnya kalimah itu
harakat akhirnya di baca dhommah tapi karena ke masukan ‘amil, yaitu huruf jer
maka harakat akhir kalimah itu di baca kasrah atau majrur.
Dan apabila kita menemukan suatu kalimat yang tidak berubah harokat akhirnya, itu
dinamakan ism mabni ( ‫)اسم مبني‬.Harokat akhir yang tidak akan berubah dinamakan
BINA'.

Pembagian I’rob
‫ َو َأْقَس اُم ُه َأْر َبَع ة‬:
‫ َو َج ْز م‬، ‫ َو َخ ْفٌض‬، ‫ َو َنْص ٌب‬،‫َر ْفٌع‬
“I'rob dibagi menjadi 4, yaitu: rofa', nashob, khofad dan jazm.”
keterangan :
1. Rafa’ : perubahan yang khusus, yang ditandai dengan dlomah atau yang
menggantinya. Contohnya : ‫جَاَء ٌمَحْم ٌد‬
2. Nashab : Yaitu perubahan yang khusus, yang ditandai dengan fathah atau yang
menggantinya, contohnya ‫َر َأْيُت َزْيًدا‬
3. Khofad/jer : Yaitu perubahan yang tertentu, yang ditandai dengan kasroh atau
yang menggantinya. Contohnya : ‫َم َر ْر ُت ِبَزْيٍد‬
4. Jazm : Yaitu perubahan yang tertentu yang ditandai dengan sukun atau yang
menggantinya. Contohnya : ‫َلْم َيْض ِر ْب‬
Tanda-tanda I’rob
Masing- masing i’rob mempunyai tanda yang berbeda-beda, diantaranya sebagai
berikut:
1. I’rob Rafa
‫ِللَّر ْفِع َأْر َبُع َع اَل َم اٍت َالَّض َّم ُة َو اْلَو اُو َو اَأْلِلُف َو الُّنْو ُن‬
Artinya : “I’rob rafa’ itu mempunyai 4 tanda, yaitu dlomah, wawu, alif dan nun”.
Setiap kalimah, ketika rafa’ pasti menggunakan salah satu dari 4 tanda tersebut. Dan
setiap tanda mempunyai tempat – tempat tersendiri yang akan dibahas di bawah ini :
1) Dhammah, merupakan tanda i”rob asli. contohnya maka ia menjadi tanda bagi
rafa’ pada empat tempat :
(1) Pada Isim Mufrad, yaitu yang menunjukkan makna tunggal. Contoh : ‫َقَر َأ ُمَحَّم ٌد القرأَن‬

7
(2) Jama’ taktsir, yaitu lafadz yang menunjukkan arti banyak dan tidak terikat pada
objek perempuan maupun laki-laki. Jamak taksir juga dapat dimaknai suatu lafadz
yang menunjukkan arti banyak yang bentuk lafadznya berubah dari bentuk
tunggalnya. Misalnya; ‫ طلب‬menjadi ‫ طالب‬, contoh; ‫جاء الطالب في المدرس‬
(3) Jama’ muannas salim, yatu lafadz yang menunjukkan makna jamak (banyak)
yang dikhususkan pada objek perempuan. Dan biasanya di aakhiri dengan huruf alif
dan ta’. Contoh : ‫( َج اَئِت اْلُم ْس ِلَم اُت‬para wanita muslimah datang)
Keterangan : Lafadz ‫ اْلُم ْس ِلَم اُت‬adalah jama’ mu’annats salim. Mufrodnya
adalah ‫ َاْلُم ْس ِلَم ُة‬yang berarti seorang wanita muslimah. Ta’ – nya ‫ َاْلُم ْس ِلَم ُة‬dibuang, lalu
ditambahkan alif dan ta’ alamat jama’
(4) fiil mudhari’ yang huruf akhirnya tidak bertemu dengan alif tatsniyyah, wawu
jama’, dan ya’ mu’annatsah mukhothobah. Fi’il mudlori’ adalah fi’il yang di awali
huruf ya’, ta’, hamzah, atau nun yang zaidah (tambahan).
Contoh : ‫ ُنَقاِتُل‬, ‫ َاْفَتُح‬, ‫ َتْض ِر ُب‬, ‫َيْنُصُر‬

2) wawu, pada hakikatnya wawu adalah sebagai pengganti (tanda far’i) dari tanda
dhammah.Tanda wawu sebagai ciri dari i’rab rafa’ bertempat di dua tempat,yaitu:
(1) Jamak mudzakar salim, yaitu suatu kata yang menunjukkan makna jamak yang
dikhusukan pada objek laki-laki, dan biasanya di akhiri dengan huruf wawu dan nun
(‫ )و ن‬pada tingkah rafa’ dan di akhiri ya’ dan nun (‫ )ين‬pada tingkah nasab dan jer.
Contoh;
‫اولئك هم المفلحون‬
(2) Asma’ul khamsah, yaitu isim-isim lima yakni (‫ ذو‬،‫ فو‬،‫ حم‬،‫ اخ‬،‫)اب‬. Contoh;
‫ ُذ ْو َم اٍل‬،‫ ُفْو َك‬، ‫ َحُم ْو َك‬، ‫ َاُخ ْو َك‬،‫َج اَء َاُبْو َك‬
3) alif, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada isim-isim tatsniyyah yang
tertentu.Isim tatsniyah adalah suatu kata benda yang menunjukkan makna dua. Isim
tatssniyah biasanya di akhiri dengan huruf alif dan nun (‫ )أ ن‬ketika rafa’, dan di akhiri
ya’ dan nun (‫ )ين‬ketikaa tingkah nasab dan jer. Contoh;
‫احمٌد وحسٌن طالبان جديدان‬
4) Nun maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada fi’il mudhari yang bersambung
dengan dhamir tatsniyah, dhamir jama’, dan dhamir muannats mukhatabah. Nun
menjadi tanda bagi i’rab rafa’ itu bertempat pada fi’il mudhari’ yang bertemu dengan
1) Dhamir tastniyah, contoh;

7
‫ تفعالن‬،‫يفعالن‬
(2) Dhamir jamak, contoh;
‫ تفعلون‬،‫يفعلون‬
(3) Dhamir muannas mukhatabah, contoh;
‫تفعلين‬

2. I’rob Nashab
I'rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan membuang
(menghilangkan) huruf nun.
1) Fathah merupakan tanda i’rob nasab asli, maka ia menjadi tanda bagi nashab
pada tiga tempat :
(1) Pada Isim Mufrad, seperti dalam contoh :
‫ = َر َأْيُت َزْيًدا‬aku telah melihat zaid
‫ = ِاْش َتَر ْيُت ِكَتاًبا‬aku telah membeli sebuah kitab
(2) Jama’ taksir, seperti contoh :
‫ = َر َأْيُت ُز ُيْو ًدا‬aku telah melihat zaid-zaid
‫ = ِاْش َتَر ْيُت ُكُتًبا‬aku telah membali beberapa buah kitab

(3) Fi’il Mudhari apabila kemasukan padanya amil yang menashabkan dan pada
akhir kalimatnya tidak bertemu dengan sesuatupun. (dari alif tatsniyah, wawu
jamak,dan nun taukid). Contoh:
‫ = َلْن َيْفَعَل‬dia tidak akan dapat berbuat
‫َلْن َنْبَر َح َع َلْيَه َعاِكِفْيَن‬

2) Alif. Alif menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada asma’ul khomsah, Contoh
:
Asma’ul khomsah
‫ = َر َأْيُت َأَباَك َو َأَخ اَك‬aku telah melihat ayahmu dan saudaramu
3) Kasrah. Kasrah menjadi alamat i’rab nashab hanya terdapat pada bentuk jamak
muannats salim saja. Contoh :
Jamak muannats salim
‫( َر َأْيُت اْلُم ْس ِلَم اِت‬bentuk jamak dari lafadh ‫)ُم ْس ِلَم ٌة‬
‫( َر َأْيُت َثِّيَباٍت‬bentuk jamak dari lafadh ‫)َثِّيَبٌة‬

7
4) Ya’. Ya menjadi alamat bagi i’rab nashab pada isim tatsniyah dan jamak
mudzakar salim. Contoh:
(1) Isim tatsniyah
‫ = َقَر ْأُت ِكَتاَبْيِن‬aku telah membaca dua buah kitab
Huruf ya’ di sukun kan dan huruf sebelumnya di fathah kan
(2) Jamak mudzakaar salim
‫ = َر َأْيُت اْلُمَع ِّلِم ْيَن‬aku telah melihat guru-guru
Huruf ya’ di sukun kan dan huruf sebelumnya di kasrah kan
(3) membuang nun(Hafdzu Nun). Membuang nun menjadi alamat pada i’rab nashb
pada af’aalul khomsah. Yang di rafa’ kan dengan memakai nun itsbat .Seperti lafadz:
‫ = َاْن َيْع َلَم ا‬hendaknya mereka berdua mengetahui
‫ = َلْن َتْع َلَم ا‬hendaknya kamu berdua mengetahui
‫ = َاْن َيْع َلُم ْو ا‬hendaknya mereka mengetahui
‫ = َاْن َتْع َلُم ْو ا‬hendaknya kalian mengetahui
‫ = َاْن َتْع َلِمْى‬hendaknya engkau perempuan mengetahui
3. I'rob Jar / Khofad
Tanda I'rob jar adalah kasroh, ya dan fathah.
1) Kasroh, masuk pada tiga tempat, yaitu :
(1) Isim mufrod, ‫( َقَلِمْي َع َلى اْلَم ْك َتِب‬penaku diatas meja)
(2) Jamak taksir, ‫( ِل اْلِّر َج اِل ِهَّم ٌة َعاِلَيٌة‬para lelaki itu mempunyai cita-cita yang tinggi)
(3) Jamak muanas salim, ‫( َس َّلْم ُت َع َلى الَّطاِلَباِت‬saya memberi salam kepada siswi-siswi).
2) Ya’. masuk pada tiga tempat, yaitu :
(1) Asma’ul khomsah, ‫( َأَتْذ َهُب ِاَلى َأِخ ْيَك ؟‬apakah kamu akan pergi kepada saudaramu?).
(2) Isim tasniyah, ‫( َسِم ْع ُت َهَذ ا اْلَخ َبَر ِم ْن َطاِلَبْيِن‬saya mendengar berita ini dari dua orang
siswa).
(3) Jamak muzakar salim, ‫( َالَّلُهَّم اْج َع ْلَنا ِم َن اْلَفاِئِزْيَن‬ya Allah jadikanlah kami termasuk
orang-orang yang mendapatkan kemenangan).

3) Fathah, masuk pada satu tempat, yaitu :


(1) Isim ghoir munsorif (isim yang tidak menerima tanwin), ‫( ِهِذِه الَّسَّياَر ُة ِلَع اِئَشَة‬mobil ini
milik Aisyah).
4. I’rab jazm

7
I’rab jazm merupakan i’rab yang dikhususkan untuk kalimat fiil. Adapun tanda irab
jazm yang akan kita bahas disini ada dua, yaitu sukun dan membuang (nun+huruf
‘illat). Dalam redaksi kitab jurumiyah disebutkan sebagai berikut :
‫َو ِلْلَج ْز ِم َع اَل َم َتاِن الُّس ُك ْو ُن َو الَح ْذ ُف‬
Artinya : I’rab jazm mempunyai dua alamat atau ciri (tanda), yaitu sukun dan
membuang.
i’rab jazm dalam ilmu nahwu ditandai dengan dua tanda yaitu harakat sukun dan
hadf (membuang), yang dimaksud dengan membuang disini adalah membuang huruf
‘illat dan juga membuang huruf nun. Mungkin diantara teman-teman ada yang belum
tahu apa itu huruf ‘illat, tidak apa-apa, pada tulisan selanjutnya insyaallah akan saya
tulis sebuah postingan yang khusus membahas tentang penjelasan apa itu yang
dimaksud dengan huruf ‘illat.
Adapun tanda irab jazm yang menjadi bagian terakhir dalam pembagian i’rab dalam
ilmu nahwu adalah sebagai berikut :
1) Sukun, yang menjadi tanda pokok dalam i’rab jazm.
Contoh :
‫ َلْم َيْض ِر ْب‬Asalnya ‫َيْض ِر ُب‬
‫ َلْم َيْنُصْر‬Asalnya ‫َيْنُصُر‬
‫َلْم َيُك ْن‬ Asalnya ‫َيُك ْو ُن‬
2) Membuang nun yang menjadi tanda rafa’.
Contoh :
‫ َلْم َتْفَع ُلْو ا‬Asalnya ‫َتْفَع ُلْو اَن‬
‫ َلْم َتْفَعِلْى‬Asalnya ‫َتْفَعِلْيَن‬
‫ َلْم َيْفَع اَل‬Asalnya ‫َيْفَع اَل ِن‬
‫ َلْم َتْفَع اَل‬Asalnya ‫َتْفَع اَل ِن‬
‫ َلْم َيْفَع ُلْو ا‬Asalnya ‫َيْفَع ُلْو اَن‬
3) Membuang huruf ‘illat.

‫ َلْم َيْر ِم‬Asalnya ‫َيْر ِم ى‬

Contoh :
‫ َلْم َيْخ َش‬Asalnya ‫َيْخ َش ى‬

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
I’rab adalah “perubahan” akhir masing-masing kata karena perbedaan amil yang
memasukinya, menganggap bahwa i’rab itu adalah suatu proses perubahan yang
abstrak, tidak kelihatan konkret. Berubahnya akhir kata itu tidak kelihatan, tiba-tiba
saja tanda i’rab itu berubah menjadi tanda i’rab yang lain.
Definisi ini menganggap bahwa i’rab itu berada di antara ketentuan tanda i’rab yang
satu dengan yang lainnya. Padahal masing-masing i’rab, yakni i’rab rofa’, nashab, jar
dan jazm itu adalah ketentuan setelah selesainya ‘perubahan’ itu, misalnya berubah
menjadi i’rab nashab, berubah menjadi i’rab jar atau menjadi i’rab jazm atau menjadi
i’rab rofa’. Jadi i’rab itu bukan berada pada saat perubahan itu tetapi pada saat
ketentuan setelah selesai perubahan itu. Pada saat perubahan itu tidak ada namanya,
hanya sekedar proses perubahan saja.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari atas banyaknya kekurangan
dalam penyusunannya, yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan kami.
Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik baik dari Ibu dosen
maupun dari para pembaca, agar makalah ini dapat lebih mendekati kesempurnaan.
Dan semoga penyusunan makalah ini selalu mendapat ridlo dari Allah SWT Amin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ichwan, muhammad nur. Memahami Bahasa al-Qur’an, Yogyakarta: Celaban Timur.


2002.
Syamilah, Abdurrohman bin Abdirrohman. Syarah Matan al Jurumiyah, Riyad: Daru
Thibah. 1233.
Malik, Ibnu dkk. Terjemah Alfiah Ibnu Malik, Lamongan: Pon-Pes TABAH. 1999.
Sholihuddin, Shofwan. Mabadi' An-Nahwiyah, Jombang: Darul Hikmah. 1999.
Nuha, Ulin. Buku Lengkap Kaidah-kaidah Nahwu, Yogyakarata: DIVA Press. 2015.
Anwar, moch. Ilmu Nahwu Terjemah Matan al-Jurumiyah dan ‘Imrithy, Bandung: Sinar
Baru Algensindo. 2014.
https://ziipenjejakbumi.blogspot.com/2017/09/
umamsieihu.ceritamotivasiblog-post.html

[1] Mohammad Nur Ichwan, Memahami Bahasa al-Qur’an (Yogyakarta: Celaban


Timur, 2002),105.
[2] Abdurrohman bin Abdirrohman Syamilah, Syarah Matan al Jurumiyah, (Riyad:
Daru Thibah, 1233), 24-25.
[3] Ibnu Malik,dkk., Terjemah Alfiah Ibnu Malik, (Lamongan: Pon-Pes TABAH 1999),
20.
[4] Sholihuddin, Shofwan, Mabadi' An-Nahwiyah, (Jombang: Darul Hikmah, 1999), 40
[5] Ulin Nuha, Buku Lengkap Kaidah-kaidah Nahwu, (Yogyakarata: DIVA Press,
2015) ,29 – 30.
[6] Moch, Anwar. Ilmu Nahwu Terjemah Matan al-Jurumiyah dan ‘Imrithy, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2014), 25.
[7] Ulin Nuha, Buku Lengkap Kaidah-kaidah Nahwu, (Yogyakarata: DIVA Press,
2015) ,32-33.
[8] Ibid, 35.
[9] Zii penjejak bumi, i’rob dan pembagiannya,
dalam, https://ziipenjejakbumi.blogspot.com/2017/09/umamsieihu.ceritamoti
vasiblog-post.html, diakses pada 16 september 2019, pukul:08.15.

7
7

Anda mungkin juga menyukai