Makalah I'rob New
Makalah I'rob New
Makalah I'rob New
Kelompok 2
1. Khoirul mustaqim
2. Fathiyah sahim al aliyun
3. Anis aulia nur efendi
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................. 4
1.4 Manfaat............................................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian i'rab …………………………………………………………………………………….5
2.2 pembagian i'rab……………………………………………………………………………………....6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................. 12
3.1 kesimpulan……………………………………………………………………………………….......12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................ 13
7
BAB I
PENDAHULUAN
7
1.2 Rumusan Masalah
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan serta wawasan tentang kelas kata
2. Dapat menerapkan kata dan perubahan makna
7
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian I’rab
Kata I’rab ( )إعرابsecara bahasa memiliki arti “baris” atau juga “harakat”,
Kata i’rab ada juga yang mengatakan berasa dari bahasa arab yang mempunyai arti
perubahan, sedangkan menurut professor doktor sarjana ahli nahwu, i’rob yaitu
perubahan yang terjadi pada akhir kata yang di sebabkan oleh perbedaan amil yang
masuk, baik berupa lafadz atau kira-kiranya. Sedangkan bina’ itu merupakan
kebalikan dari i’rab yang masing-masing keduanya memiliki karekteristik yang
sangat berbeda-beda.
Menurut ilmu nahwu, I’rab ialah:
َتْغ ِييُر َاَو اِخ ِر الَك ِلِم اِل ْخ ِتاَل ِف الَع َو اِم ِل الَداِخ َلِة َع َليَها َلْفًظا َاْو َتْقِد يًرا
Artinya :
“Berubahnya (harokat) akhir suatu kalimat yang disebabkan adanya perbedaan ‘amil
(yang memerintah) yang menempel pada kalimat tersebut, baik dalam segi lafadznya
atau pun kira-kiranya’’.
Maksud dari arti tersebut ialah: I'rab itu mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah
disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas
lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.
I'rob pada isim (kata benda) ada tiga macam yaitu rof'un ()رفع, nashbun ( )نصب, dan
jarrun ( )جر. Sedangkan I'rob pada kata kerja (Fi’il )ada 3 yaitu : rof'un ()رفع,
nashbun ( )نصب, jazmun ()جزم. I'rob (perubahan akhir) pada suatu isim yang
menunjukkan kedudukan atau suatu fungsi isim tersebut dalam kalimat baik sebagai
subjek,predikat,objek langsung maupun objek dari suatu kata depan. Isim atau kata
benda yang mengalami perubahan dinamakan ism mabniy ( )اسم مبني. Pada isim mabni
tidak ada perubahan di akhir isim tersebut.
Dalam I’rob kita menemukan Kalimat yang selalu berubah-ubah akhirnya, dan itu
dinamakan ism mu'rob ( )اسم معربKalimah mu’rob adalah kalimah yang akhirannya
bisa berubah-ubah sesuai dengan ‘amil yang memasukinya. Jadi jika suatu kalimah itu
7
kemasukan ‘amil dan kalimah itu terjadi perubahan pada akhiran kalimah itu, maka
kalimah itu di sebut kalimah mu’rab contohnya kalimah ِم َن اْلَم ْس ِج ِد, disini terjadi
perubahan harakat akhir pada kalimah isim اْلَم ْس ِج ِد, karena pada awalnya kalimah itu
harakat akhirnya di baca dhommah tapi karena ke masukan ‘amil, yaitu huruf jer
maka harakat akhir kalimah itu di baca kasrah atau majrur.
Dan apabila kita menemukan suatu kalimat yang tidak berubah harokat akhirnya, itu
dinamakan ism mabni ( )اسم مبني.Harokat akhir yang tidak akan berubah dinamakan
BINA'.
Pembagian I’rob
َو َأْقَس اُم ُه َأْر َبَع ة:
َو َج ْز م، َو َخ ْفٌض، َو َنْص ٌب،َر ْفٌع
“I'rob dibagi menjadi 4, yaitu: rofa', nashob, khofad dan jazm.”
keterangan :
1. Rafa’ : perubahan yang khusus, yang ditandai dengan dlomah atau yang
menggantinya. Contohnya : جَاَء ٌمَحْم ٌد
2. Nashab : Yaitu perubahan yang khusus, yang ditandai dengan fathah atau yang
menggantinya, contohnya َر َأْيُت َزْيًدا
3. Khofad/jer : Yaitu perubahan yang tertentu, yang ditandai dengan kasroh atau
yang menggantinya. Contohnya : َم َر ْر ُت ِبَزْيٍد
4. Jazm : Yaitu perubahan yang tertentu yang ditandai dengan sukun atau yang
menggantinya. Contohnya : َلْم َيْض ِر ْب
Tanda-tanda I’rob
Masing- masing i’rob mempunyai tanda yang berbeda-beda, diantaranya sebagai
berikut:
1. I’rob Rafa
ِللَّر ْفِع َأْر َبُع َع اَل َم اٍت َالَّض َّم ُة َو اْلَو اُو َو اَأْلِلُف َو الُّنْو ُن
Artinya : “I’rob rafa’ itu mempunyai 4 tanda, yaitu dlomah, wawu, alif dan nun”.
Setiap kalimah, ketika rafa’ pasti menggunakan salah satu dari 4 tanda tersebut. Dan
setiap tanda mempunyai tempat – tempat tersendiri yang akan dibahas di bawah ini :
1) Dhammah, merupakan tanda i”rob asli. contohnya maka ia menjadi tanda bagi
rafa’ pada empat tempat :
(1) Pada Isim Mufrad, yaitu yang menunjukkan makna tunggal. Contoh : َقَر َأ ُمَحَّم ٌد القرأَن
7
(2) Jama’ taktsir, yaitu lafadz yang menunjukkan arti banyak dan tidak terikat pada
objek perempuan maupun laki-laki. Jamak taksir juga dapat dimaknai suatu lafadz
yang menunjukkan arti banyak yang bentuk lafadznya berubah dari bentuk
tunggalnya. Misalnya; طلبmenjadi طالب, contoh; جاء الطالب في المدرس
(3) Jama’ muannas salim, yatu lafadz yang menunjukkan makna jamak (banyak)
yang dikhususkan pada objek perempuan. Dan biasanya di aakhiri dengan huruf alif
dan ta’. Contoh : ( َج اَئِت اْلُم ْس ِلَم اُتpara wanita muslimah datang)
Keterangan : Lafadz اْلُم ْس ِلَم اُتadalah jama’ mu’annats salim. Mufrodnya
adalah َاْلُم ْس ِلَم ُةyang berarti seorang wanita muslimah. Ta’ – nya َاْلُم ْس ِلَم ُةdibuang, lalu
ditambahkan alif dan ta’ alamat jama’
(4) fiil mudhari’ yang huruf akhirnya tidak bertemu dengan alif tatsniyyah, wawu
jama’, dan ya’ mu’annatsah mukhothobah. Fi’il mudlori’ adalah fi’il yang di awali
huruf ya’, ta’, hamzah, atau nun yang zaidah (tambahan).
Contoh : ُنَقاِتُل, َاْفَتُح, َتْض ِر ُب, َيْنُصُر
2) wawu, pada hakikatnya wawu adalah sebagai pengganti (tanda far’i) dari tanda
dhammah.Tanda wawu sebagai ciri dari i’rab rafa’ bertempat di dua tempat,yaitu:
(1) Jamak mudzakar salim, yaitu suatu kata yang menunjukkan makna jamak yang
dikhusukan pada objek laki-laki, dan biasanya di akhiri dengan huruf wawu dan nun
( )و نpada tingkah rafa’ dan di akhiri ya’ dan nun ( )ينpada tingkah nasab dan jer.
Contoh;
اولئك هم المفلحون
(2) Asma’ul khamsah, yaitu isim-isim lima yakni ( ذو، فو، حم، اخ،)اب. Contoh;
ُذ ْو َم اٍل، ُفْو َك، َحُم ْو َك، َاُخ ْو َك،َج اَء َاُبْو َك
3) alif, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada isim-isim tatsniyyah yang
tertentu.Isim tatsniyah adalah suatu kata benda yang menunjukkan makna dua. Isim
tatssniyah biasanya di akhiri dengan huruf alif dan nun ( )أ نketika rafa’, dan di akhiri
ya’ dan nun ( )ينketikaa tingkah nasab dan jer. Contoh;
احمٌد وحسٌن طالبان جديدان
4) Nun maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada fi’il mudhari yang bersambung
dengan dhamir tatsniyah, dhamir jama’, dan dhamir muannats mukhatabah. Nun
menjadi tanda bagi i’rab rafa’ itu bertempat pada fi’il mudhari’ yang bertemu dengan
1) Dhamir tastniyah, contoh;
7
تفعالن،يفعالن
(2) Dhamir jamak, contoh;
تفعلون،يفعلون
(3) Dhamir muannas mukhatabah, contoh;
تفعلين
2. I’rob Nashab
I'rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan membuang
(menghilangkan) huruf nun.
1) Fathah merupakan tanda i’rob nasab asli, maka ia menjadi tanda bagi nashab
pada tiga tempat :
(1) Pada Isim Mufrad, seperti dalam contoh :
= َر َأْيُت َزْيًداaku telah melihat zaid
= ِاْش َتَر ْيُت ِكَتاًباaku telah membeli sebuah kitab
(2) Jama’ taksir, seperti contoh :
= َر َأْيُت ُز ُيْو ًداaku telah melihat zaid-zaid
= ِاْش َتَر ْيُت ُكُتًباaku telah membali beberapa buah kitab
(3) Fi’il Mudhari apabila kemasukan padanya amil yang menashabkan dan pada
akhir kalimatnya tidak bertemu dengan sesuatupun. (dari alif tatsniyah, wawu
jamak,dan nun taukid). Contoh:
= َلْن َيْفَعَلdia tidak akan dapat berbuat
َلْن َنْبَر َح َع َلْيَه َعاِكِفْيَن
2) Alif. Alif menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada asma’ul khomsah, Contoh
:
Asma’ul khomsah
= َر َأْيُت َأَباَك َو َأَخ اَكaku telah melihat ayahmu dan saudaramu
3) Kasrah. Kasrah menjadi alamat i’rab nashab hanya terdapat pada bentuk jamak
muannats salim saja. Contoh :
Jamak muannats salim
( َر َأْيُت اْلُم ْس ِلَم اِتbentuk jamak dari lafadh )ُم ْس ِلَم ٌة
( َر َأْيُت َثِّيَباٍتbentuk jamak dari lafadh )َثِّيَبٌة
7
4) Ya’. Ya menjadi alamat bagi i’rab nashab pada isim tatsniyah dan jamak
mudzakar salim. Contoh:
(1) Isim tatsniyah
= َقَر ْأُت ِكَتاَبْيِنaku telah membaca dua buah kitab
Huruf ya’ di sukun kan dan huruf sebelumnya di fathah kan
(2) Jamak mudzakaar salim
= َر َأْيُت اْلُمَع ِّلِم ْيَنaku telah melihat guru-guru
Huruf ya’ di sukun kan dan huruf sebelumnya di kasrah kan
(3) membuang nun(Hafdzu Nun). Membuang nun menjadi alamat pada i’rab nashb
pada af’aalul khomsah. Yang di rafa’ kan dengan memakai nun itsbat .Seperti lafadz:
= َاْن َيْع َلَم اhendaknya mereka berdua mengetahui
= َلْن َتْع َلَم اhendaknya kamu berdua mengetahui
= َاْن َيْع َلُم ْو اhendaknya mereka mengetahui
= َاْن َتْع َلُم ْو اhendaknya kalian mengetahui
= َاْن َتْع َلِمْىhendaknya engkau perempuan mengetahui
3. I'rob Jar / Khofad
Tanda I'rob jar adalah kasroh, ya dan fathah.
1) Kasroh, masuk pada tiga tempat, yaitu :
(1) Isim mufrod, ( َقَلِمْي َع َلى اْلَم ْك َتِبpenaku diatas meja)
(2) Jamak taksir, ( ِل اْلِّر َج اِل ِهَّم ٌة َعاِلَيٌةpara lelaki itu mempunyai cita-cita yang tinggi)
(3) Jamak muanas salim, ( َس َّلْم ُت َع َلى الَّطاِلَباِتsaya memberi salam kepada siswi-siswi).
2) Ya’. masuk pada tiga tempat, yaitu :
(1) Asma’ul khomsah, ( َأَتْذ َهُب ِاَلى َأِخ ْيَك ؟apakah kamu akan pergi kepada saudaramu?).
(2) Isim tasniyah, ( َسِم ْع ُت َهَذ ا اْلَخ َبَر ِم ْن َطاِلَبْيِنsaya mendengar berita ini dari dua orang
siswa).
(3) Jamak muzakar salim, ( َالَّلُهَّم اْج َع ْلَنا ِم َن اْلَفاِئِزْيَنya Allah jadikanlah kami termasuk
orang-orang yang mendapatkan kemenangan).
7
I’rab jazm merupakan i’rab yang dikhususkan untuk kalimat fiil. Adapun tanda irab
jazm yang akan kita bahas disini ada dua, yaitu sukun dan membuang (nun+huruf
‘illat). Dalam redaksi kitab jurumiyah disebutkan sebagai berikut :
َو ِلْلَج ْز ِم َع اَل َم َتاِن الُّس ُك ْو ُن َو الَح ْذ ُف
Artinya : I’rab jazm mempunyai dua alamat atau ciri (tanda), yaitu sukun dan
membuang.
i’rab jazm dalam ilmu nahwu ditandai dengan dua tanda yaitu harakat sukun dan
hadf (membuang), yang dimaksud dengan membuang disini adalah membuang huruf
‘illat dan juga membuang huruf nun. Mungkin diantara teman-teman ada yang belum
tahu apa itu huruf ‘illat, tidak apa-apa, pada tulisan selanjutnya insyaallah akan saya
tulis sebuah postingan yang khusus membahas tentang penjelasan apa itu yang
dimaksud dengan huruf ‘illat.
Adapun tanda irab jazm yang menjadi bagian terakhir dalam pembagian i’rab dalam
ilmu nahwu adalah sebagai berikut :
1) Sukun, yang menjadi tanda pokok dalam i’rab jazm.
Contoh :
َلْم َيْض ِر ْبAsalnya َيْض ِر ُب
َلْم َيْنُصْرAsalnya َيْنُصُر
َلْم َيُك ْن Asalnya َيُك ْو ُن
2) Membuang nun yang menjadi tanda rafa’.
Contoh :
َلْم َتْفَع ُلْو اAsalnya َتْفَع ُلْو اَن
َلْم َتْفَعِلْىAsalnya َتْفَعِلْيَن
َلْم َيْفَع اَلAsalnya َيْفَع اَل ِن
َلْم َتْفَع اَلAsalnya َتْفَع اَل ِن
َلْم َيْفَع ُلْو اAsalnya َيْفَع ُلْو اَن
3) Membuang huruf ‘illat.
Contoh :
َلْم َيْخ َشAsalnya َيْخ َش ى
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
I’rab adalah “perubahan” akhir masing-masing kata karena perbedaan amil yang
memasukinya, menganggap bahwa i’rab itu adalah suatu proses perubahan yang
abstrak, tidak kelihatan konkret. Berubahnya akhir kata itu tidak kelihatan, tiba-tiba
saja tanda i’rab itu berubah menjadi tanda i’rab yang lain.
Definisi ini menganggap bahwa i’rab itu berada di antara ketentuan tanda i’rab yang
satu dengan yang lainnya. Padahal masing-masing i’rab, yakni i’rab rofa’, nashab, jar
dan jazm itu adalah ketentuan setelah selesainya ‘perubahan’ itu, misalnya berubah
menjadi i’rab nashab, berubah menjadi i’rab jar atau menjadi i’rab jazm atau menjadi
i’rab rofa’. Jadi i’rab itu bukan berada pada saat perubahan itu tetapi pada saat
ketentuan setelah selesai perubahan itu. Pada saat perubahan itu tidak ada namanya,
hanya sekedar proses perubahan saja.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari atas banyaknya kekurangan
dalam penyusunannya, yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan kami.
Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik baik dari Ibu dosen
maupun dari para pembaca, agar makalah ini dapat lebih mendekati kesempurnaan.
Dan semoga penyusunan makalah ini selalu mendapat ridlo dari Allah SWT Amin.
7
DAFTAR PUSTAKA
7
7