Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Template Laporan Studi Lapangan MK Pengembangan PPKN MI-SD-4-1-1-2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

STUDI LAPANGAN

Pengembangan Modul Pendidikan Pancasila Kelas 2 di SDI Aisyiyah Malang

Diajukan kepada Dosen Sigit Priatmoko, M.Pd.


untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan PKN MI/SD

Oleh:
NAMA KELOMPOK/KELAS
Aida Olivia Desy Tri Wulandari 220103110125
Anisa Wahdatus Sa’idah 220103110133
Muhammad Ari Hendra Kurniawan 220103110141
Muhammad Khamil 220103110152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
April 2024
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan
Studi Lapangan

Pengembangan Modul Pendidikan Pancasila Kelas 2 di SDI Aisyiyah Malang

Oleh:
NAMA KELOMPOK/KELAS
Aida Olivia Desy Tri Wulandari 220103110125
Anisa Wahdatus Sa’idah 220103110133
Muhammad Ari Hendra Kurniawan 220103110141
Muhammad Khamil 220103110152

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan PPKN MI/SD
Pada Tanggal 18 April 2024

Dosen Pengampu

Sigit Priatmoko, M.Pd


NIP. 199102112019031008
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkab kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat,
hidayah,serta kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar.
Penelitian ini merupakan hasil dari studi lapangan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
guru dalam mengembangkan modul ajar Pendidikan Pancasila dan hambatan guru dalam
mengembangkannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penelitian
ini. Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan panduan para guru dalam
mengembangkan modul ajar Pendidikan Pancasila. Kami mengucapkan mohon maaf apabila ada
penulisan yang kurang tepat dalam penyusunan penelitian ini. Kiritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II HASIL STUDI LAPANGAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
B. Modul Pendidikan Pancasila yang Digunakan Guru
C. Upaya Guru Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Pancasila
D. Hambatan yang Dihadapi Guru dalam Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan
Pancasila
BAB III PEMBAHASAN

A. Modul Pendidikan Pancasila yang Digunakan Guru


B. Upaya Guru Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Pancasila
C. Hambatan yang Dihadapi Guru dalam Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan
Pancasila
D. Asumsi Rancangan Modul Pendidikan Pancasila yang Dibutuhkan
BAB IV PENUTUP
1. Simpulan
2. Saran
LAMPIRAN

1. Biodata Peneliti
2. Foto-Foto Dokumentasi Penelitian
3. Outline Modul Pendidikan Pancasila
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Merdeka adalah upaya untuk memperkuat
pemahaman siswa mengenai nilai-nilai pancasila yang menempatkan Pancasila sebagai landasan
utama pembentukan karakter bangsa. Hal ini dilakukan selaras dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat, seta memperkuat implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai pendidikan pancasila, seorang guru perlu
mengembangkan modul ajar. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan tidak
melenceng dari kompetensi yang ingin dicapainya. Dalam mengembangkan modul ajar guru
perlu memperhatikan beberapa komponen-komponen modul ajar antara lain : Informasi umum,
Tujuan Modul, Rancangan Penggunaan, Materi, Asesemen dan Referensi.
Kegiatan penelitian ini untuk menganalisis modul ajar yang digunakan guru dan mengamati
kegiatan pembelajaran di kelas, pada mata pelajaran Pendididkan Pancasila. Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengidentifikasi upaya dan hambatan guru dalam mengembangkan modul serta
memberikan tanggapan terhadap modul yang telah digunakan (Purnama 2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana Modul Pendidikan Pancasila yang digunakan oleh guru kelas 2 di SDI
Aisyiyah Kota Malang ?
2. Bagaimana upaya guru dalam mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Pancasila kelas
2 di SDI Aisyiyah Kota Malang ?
3. Hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila
kelas 2 SDI Aisyiyah Kota Malang ?
C. Tujuan Studi Lapangan
1. Mendeskripsikan Modul Pendidikan Pancasila yang digunakan oleh guru kelas 2 di SDI
Aisyiyah Kota Malang.
2. Memaparkan upaya guru dalam mengembangakan pembelajaran Pendidikan Pancasila
kelas 2 di SDI Aisyiyah Kota Malang.
3. Menjelaskan hambatan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran Pendidikan
Pancasila kelas 2 di SDI Aisyiyah Kota Malang.
BAB II
HASIL STUDI LAPANGAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


Situasi dan kondisi di SD Islam Aisyiyah Malang sangat nyaman dan proses pembelajaran
disana pun juga berjalan dengan kondusif. Selain itu sekolah juga memiliki fasilitas yang cukup
memadai dalam menunjang proses pembelajaran. Sekolah sudah mempunyai fasilitas belajar
berupa ruang kelas, meja kursi, papan tulis, lapangan, lab.komputer, perpustakaan, tempat
ibadah, dan kamar mandi. Serta disana juga mempunyai ruang gamelan untuk mewadahi minat
dan bakat siswa. Namun sekolah masih belum bisa memfasilitasi proyektor di setiap kelas
sehingga jika kelas tersebut membutuhkan proyektor dalam proses pembelajaran maka harus
bergantian dengan kelas yang lain.
Suasana akademik di SD tersebut berjalan dengan baik. Budaya yang dilakukan di
lingkungan sekolah juga mendukung perkembangan sikap dan spiritual siswa, yakni siswa
dibiasakan sholat dhuha dan mengaji bersama setelahnya. Kurikulum yang digunakan di
sekolah ini yaitu kurikulum merdeka. Secara keseluruhan jumlah peserta didik di sekolah ini
adalah 197 siswa dan jumlah gurunya terdapat 16 orang.

B. Modul Pendidikan Pancasila yang Digunakan Guru


SDI Aisyiyah di kelas 2 belum mengembangkan modul, dalam proses pembelajaran
mereka masih menggunakan LKS yang telah di sediakan oleh sekolah dan juga mencari acuan
dari internet yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan. Karena, guru di kelas 2 SDI Aisyiyah
merupakan guru pengganti yang baru menjabat sebagai guru kelas dan sebelumnya hanya
menjadi guru mata pelajaran agama. Sehingga, guru tersebut belum bisa mengembangkan modul
pendidikan pancasila, bahkan guru wali kelas 2 juga belum mempunyai RPP atau modul ajar
sebagai acuan perencanaan pembelajaran.
Pengalaman belajar siswa di kelas 2 sesuai dengan wawancara yang sudah kami lakukan .
Siswa senang mengikuti pembelajaran pendidikan pacasila, terutama jika siswa diajak guru
menyanyikan lagu nasional dan lagu daerah. Namun, siswa sedikit mengalami kesulitan dalam
membedakan keragaman budaya yang ada di indonesia, seperti sulit membedakan budaya-
budaya di berbagai daerah, sulit membedakan keberagaman agama, belum bisa menghafal nama
- nama kitab, hari raya, dan tempat ibadah serta mereka masih kesulitan dalam memahami
keberagaman suku salah satunya bahasa daerah.

C. Upaya Guru Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Pancasila


Guru Pendidikan Pancasila di kelas 2 SD Aisyiyah mengembangkan pembelaram dengan
bantuan sosial media seperti youtube, internet, dan lain - lain. contohnya guru menampilkan
video berupa macam - macam rumah adat, makanan tradisional, pakaian adat, dan beberapa lagu
daerah kepada siswa. selain itu guru juga bisa mencarikan materi tentang keberagaman suku di
indonesia lewat internet. Agar siswa lebih memahami keberagaman budaya, guru tersebut
meminta peserta didik yang berasal dari luar daerah untuk mempraktikan berbicara dengan
bahasa daerahnya dan siswa menyimak dengan seksama.
Selain itu guru juga juga mengajak siswa menyanyikan lagu-lagu daerah dengan
memberitahu dari mana asal lagu tersebut. Sebelum nya guru memutarkan video di YouTube
tube, kemudian peserta didik menirukan. Hal ini dilakukan oleh guru agar peserta didik mudah
menghafal kan asal-asal lagu daerah nya.

D. Hambatan yang Dihadapi Guru dalam Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan


Pancasila
Guru sering kesulitan dalam mengondisikan kelas sehingga proses pembelajaran berjalan
kurang kondusif. setelah kita amati secara lagsung di kelas, selama proses pembelajaran dikelas
siswa banyak yang asik main sendiri, bergurau dengan temannya walupun guru yang sedang
mengajar di kelas tersebut sudah beberapa kali menegur siswa tetapi siswa tetap tidak
menghiaraukan. Dari sini dapat kita lihat bahwa pembelajaran tidak bisa berjalan efektif.
hambatan lainnya yang dialami guru Pendidikan Pancasila yaitu masih kurang bervariasi
dalam menggunakan model pembelajaran karena guru masih banyak menggunakan metode
ceramah dan diskusi. metode ceramah ini dapat membuat siswa bosan dan kurangnya semangat
siswa untuk belajar karena siswa hanya diminta mendengarkan penjelasan guru dari awal sampai
sehingga siswa membuat kesibukan sendiri dengan bermain bersama temannya dan tidak
mendengarkan penjelasan gurunya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Modul Pendidikan Pancasila yang Digunakan Guru


Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa guru belum mempunyai modul ajar dan guru
hanya menggunakan LKS serta bantuan internet dalam menunjang belajar siswa. Menurut kami,
Sebaiknya guru segera berupaya untuk membuat dan mengembangkan modul ajar. Karena modul
ajar sangat berperan penting dalam proses pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Modul ini
bertujuan untuk membantu mempermudah proses pembelajaran, agar materi pembelajaran dapat
tersampaikan dengan sistematis.

Menurut penelitian yang kami temukan, Pada dasarnya guru selalu akan mengalami
kesulitan untuk memperbaiki efektivitas mengajarnya jika tidak disandingkan dengan modul ajar
(Maulinda 2022). Maka dari itu seorang pendidik memang sangat perlu untuk mengembangkan
modul sendiri. Modul ajar merupakan materi yang telah disusun secara sistematis dengan
mengacu pada prinsip pembelajaran yang digunakan guru kepada siswa. Sistematis disini berarti
tersusun dengan urut mulai dari pembukaan, isi, serta penutup sehingga memudahkan guru
dalam penyampaian materi dan dapat mencapai indikator keberhasilan dalam suatu
pembelajaran.

Modul ajar selain merupakan materi yang sudah disusun secara sistematis juga merupakan
perangkat pembelajaran atau rancangan pembelajaran yang dilandaskan pada kurikulum untuk
menggapai standar kompetensi siswa yang telah ditetapkan. Modul ajar mempunyai peran utama
bagi guru untuk merancang pembelajaran. Oleh karena itu, membuat modul ajar merupakan
kompetensi pedagogik guru yang perlu dikembangkan agar teknik mengajar guru lebih efektif
dan tidak keluar dari pembahasan serta indikator pencapaian.

B. Upaya Guru Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Pancasila


Upaya guru kelas 2 SDI Aisyiyah Malang dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan
Pancasila yaitu dibiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, lalu menyanyikan lagu-
lagu daerah. Keduanya ini menjadi salah satu implementasi dari adanya sila-sila pancasila yakni
sila pertama dan sila ketiga (Afriandi 2020). Tak hanya itu, dalam mengembangkan
pembelajaran pendidikan Pancasila guru tersebut juga menggunakan internet dan YouTube
sebagai media pembelajarannya. contohnya guru menampilkan video berupa macam - macam
rumah adat, makanan tradisional, pakaian adat, dan beberapa lagu daerah kepada siswa. Hal ini
bertujuan agar siswa tidak bosan dan bisa lebih memahami lagi materi yang dibahas.

Dalam mengajar guru bukan hanya semata-mata menjelaskan materi saja namun guru juga
harus memberi contoh dalam penerapannya agar peserta didik bisa menerapkan nilai-nilai dari
pembelajaran pendidikan Pancasila tersebut. . Menurut Sasmito dan Fathoni (2019) mengatakan
bahwa guru harus mengembangkan pengalaman prinsip pancasila di kelas dengan cara
memahami makna pancasila serta dikembangkan saat pembelajar berlangsung. Beberapa cara
untuk penanaman nilai yang terdapat dalam Pancasila kepada anak (Fadhilah dan Adela
2020)sebagai berikut:
1. Menandai kalender. Penting bagi guru dalam hal ini mendorong siswa untuk melihat
kalender-kalender yang berhubungan dengan tanggal-tanggal nasional seperti Hari Kartini, Hari
Kemerdekaan, Hari Pahlawan, dan kalender keagamaan seperti Ramadhan, Idul Fitri, Natal,
Nyepi
2. Mengajak siswa tur tempat sejarah, agar siswa melihat bukti peninggalan secara konkret
dan yang berhubungan dengan penumbuhan cinta tanah air.

C. Hambatan yang Dihadapi Guru dalam Mengembangkan Proses Pembelajaran


Pendidikan Pancasila
Pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Namun guru selama ini masih menggunakan metode
ceramah yang hanya mentransfer ilmu pengetahuan, yang mana belum mampu
mengembangkan kemampuan dan karakter siswa secara maksimal. Padahal peran guru tidak
hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan saja, melainkan juga memberikan bimbingan
sehingga peserta didik mempunyai jiwa dan watak yang baik, mampu membedakan mana
yang baik dan buruk serta yang halal dan haram (Widiatmaka 2016).

Sama halnya dengan metode yang digunakan oleh guru kelas 2 di SD Islam Aisyiyah Malang
yang sering menggunakan metode ceramah sebagai metode pembelajarannya. Metode
ceramah ini adalah metode yang membosankan dalam proses pembelajaran dan biasanya
karena alasan inilah yang membuat peserta didik bosan yang akhirnya memunculkan suasana
kelas yang gaduh dan tidak bisa dikondisikan.

Abdurrahman (2010)mengungkapkan beberapa kelebihan metode ceramah, antara lain


sebagai berikut:
1. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah
maksudnya, ceramah tidak memerlukan biaya untuk kegiatan pembelajaran, karena
tidak menggunakan media dan peralatan-peralatan, sedangkan mudah maksudnya
metode ceramah hanya menggunakan suara guru sehingga tidak perlu persiapan yang
matang.
2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Materi yang banyak dapat
dirangkum dan dapat dijelaskan dalam waktu yang singkat.
3. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang dapat ditonjolkan. Guru dapat
mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan untuk peserta didik.
4. Ceramah dapat membuat guru mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas
menjadi tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi sederhana. Guru
tidak perlu mengatur tempat duduk lagi untuk peserta didik dan tinggal menempati
tempat duduknya saja.

Kelebihan yang dimiliki metode ceramah menunjukkan hanya mempermudah guru dalam
mempersiapkan diri dan mengatur materi, sehingga dalam pembelajaran metode tersebut
sangat sulit untuk membentuk karakter peserta didik agar bisa menerapkan nilai-nilai dalam
kehidupan sehari-harinya.

Di samping itu, metode ceramah juga memiliki berbagai kelemahan. Kelemahan metode
ceramah diidentifikasi Sanjaya (Mata et al. 2023) antara lain:
1. Materi yang dapat dikuasai peserta didik sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru.
2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
3. Guru yang kurang memiliki kemampuan yang bertutur baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan.
4. Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
apa yang dijelaskan atau belum.

Karena itulah, guru harus bertindak dan berpikir kreatif lagi dalam mendesain dan
memvariasikan metode-metode pembelajaran agar lebih menarik dan menumbuhkan
semangat peserta didik. Karena pada kurikulum ini guru bebas untuk mengekspresikan
bagaimana proses pembelajaran, maka guru harus bisa memanfaatkan media-media
pembelajaran yang lebih efektif dan mengganti model pembelajaran ke model yang lebih
efektif dan menarik peserta didik sehingga menimbulkan semangat belajarnya

D. Asumsi Rancangan Modul Pendidikan Pancasila yang Dibutuhkan


Dalam menciptakan suatu alat pembelajaran yang berkualitas, maka perancangannya juga
harus ditata dengan sangat baik. Karena, perencanaan yang matang dapat menciptakan
kegiatan pembelajaran yang bermanfaat. Hal ini merupakan acuan prinsip yang juga harus
dimiliki bagi para pengembang modul. Selain acuan prinsip yang harus dimiliki, dalam
perancangan pembuatan modul juga terdapar standar modul yang juga harus dijadikan acuan
yaitu hendaknya guru membuat modul ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa (Salsabilla,
Jannah, dan Juanda 2023).
Mengacu kepada pendapat di atas, maka modul ini akan dirancang dengan menyesuaikan
kebutuhan guru, siswa dan sekolah serta disesuaikan dengan standar acuan modul Pendidikan
yang terdiri atas 3 komponen pokok yaitu komponen informasi umum, komponen inti, dan
lampiran (Pudma et al. 2024). Sedangkan isi dari tiga komponen berikut antara lain :
1. kompenen informasi umum berisi ;
a. identitas pembuatan modul
b. kompetensi awal
c. profil pelajar Pancasila
d. sarana dan prasarana
e. tujuan siswa
f. model pembelajaran
2. Komponen inti berisi :
a. tujuan pembelajaran
b. penilaian
c. pemahaman bermakna
d. pemicuan pertanyaan
e. kegiatan pembelajaran
f. Refleksi guru dan siswa
3. Komponen penutup berisi :
a. lampiran yang memuat lembar kerja siswa
b. materi tambahan dan pelengkap
c. bacaan guru dan siswa
d. Glosarium
e. Daftar Pustaka dll.
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, siswa masih banyak yang kesulitan dalam
menghafalkan budaya-budaya di Indonesia dan menghafalkan lambing-lambang pancasila.
Maka, modul ini akan dirancang untuk memudahkan siswa dalam belajar dan memudahkan
guru dalam penyampaian materi. Modul akan banyak di dukung dengan gambar-gambar.
Seperti gambar-gambar rumah adat, baju adat, lambang-lambang Pancasila yang
pengimplementasiannya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan sebagainya, yang mana
gambar-gambar ini bertujuan dapat menarik perhatian siswa dalam belajar budaya-budaya di
Indonesia, dan dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
Selain di dukung dengan gambar, modul juga akan disesuaikan dengan media dukung yang
akan digunakan, model pembelajaran yang akan digunakan dan beberapa teknik
pembelajaran yang dapat menambah minat belajar siswa. Dengan ini kegiatan pembelajaran
di kelas diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sebenarnya.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa guru belum mempunyai modul ajar dan
guru hanya menggunakan LKS serta bantuan internet untuk pembelajaran siswa. Saran dari
kami sebaik nya guru tersebut, segera membuat dan mengembangkan modul ajar kepada
siswa, karena modul ajar sangat berperan penting dalam pembelajaran seorang siswa
maupun guru, sebab modul ini bertujuan agar mempermudah siswa dalam pembelajaran.
Hal ini dapat kita lihat dari hasil pemgamatan, guru kesulitan dalam pemebelajaran di
karenakan guru tidak mempunyai sebuah modul ajar. Modul ajar merupakan materi yang
telah di susun secara sistematis dengan mengacu pada prinsip pembelajaran yang digunakan
guru kepada siswa, dan Modul ajar mempunyai peran utama bagi guru untuk merancang
pembelajaran.
Perlu juga kita ketahui dalam menciptakan suatu alat pembelajaran yang berkualitas,
maka perancangannya juga harus ditata dengan sangat baik. Karena, perencanaan yang
matang dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermanfaat. Berdasarkan hasil
analisis dalam penelitian ini, siswa masih banyak yang kesulitan dalam menghafalkan
budaya-budaya di Indonesia dan menghafalkan lambing-lambang pancasila. Maka, modul
ini akan dirancang untuk memudahkan siswa dalam belajar dan memudahkan guru dalam
penyampaian materi. Modul akan banyak di dukung dengan gambar-gambar untuk menarik
perhatian siswa dalam belajar.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya guru segera mengembangkan modul
ajar untuk menunjang pembelajaran siswa dan guru harus lebih kreatif dalam memodifikasi
bahan ajar yang telah tersedia sehingga pembelajaran tidak berjalan monoton. Selain itu
pihak sekolah juga harus memastikan ketersediaan fasilitas untuk menunjang pengembangan
modul ajar. Dengan adanya saran-saran ini, diharapkan pengembangan modul Pendidikan
Pancasila dapat segera terealisasikan dengan baik. Sehingga, bisa memberi manfaat terhadap
pembelajaran siswa khususnya untuk memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

Afriandi, M. 2020. “Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar.” Jurnal Undiksha 6(2): 64–
71.
Fadhilah, Nur, dan Dhea Adela. 2020. “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah Dasar.”
Jurnal BELAINDIKA (Pembelajaran dan Inovasi Pendidikan) 2(3): 7–16.
Mata, Belajar, Pelajaran Pendidikan, Agama Islam, dan D I Sman. 2023. “IRJE : JURNAL
ILMU PENDIDIKAN.” 3(1): 747–54.
Maulinda, Utami. 2022. “Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka.” Tarbawi
5(2): 130–38.
Pudma, Wayan et al. 2024. “Analisis Rancangan Modul Ajar Kurikulum Merdeka Pendidikan
Pancasila Sekolah Dasar.” Equilibrium : Jurnal Pendidikan 9(1): 69–79.
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/equilibrium.
Purnama, Farisa Laili. 2018. “PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA TEMA 6 SUBTEMA TUBUH
MANUSIA KELAS V SD/MI.Skripsi.” 44(8): 1–139.
Salsabilla, Irmaliya Izzah, Erisya Jannah, dan Juanda. 2023. “Analisis Modul Ajar Berbasis
Kurikulum Merdeka.” Jurnal Literasi dan Pembelajaran Indonesia 3(1): 33–41.
Widiatmaka, Pipit. 2016. “Kendala Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun karakter
peserta didik di dalam proses pembelajaran.” Jurnal Civics: Media Kajian
Kewarganegaraan 13(2): 188–98.
LAMPIRAN

A. BIODATA PENELITI
Nama : Aida Olivia Desy Tri Wulandari

NIM : 220103110125

Nama : Anisa Wahdatus Sa’idah

NIM : 220103110133

Nama : Mohammad Khamil

NIM : 220103110152

Nama : Muhammad Ari Hendra Kurniawan

NIM :220103110141

B. FOTO-FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN


Peserta didik kelas 2 SDI Aisyiyah Malang Tampak depan SDI Aisyiyah Malang

LKS yang digunakan Guru di Kelas 2 SDI Aisyiyah

Anda mungkin juga menyukai