Template Laporan Studi Lapangan MK Pengembangan PPKN MI-SD-4-1-1-2
Template Laporan Studi Lapangan MK Pengembangan PPKN MI-SD-4-1-1-2
Template Laporan Studi Lapangan MK Pengembangan PPKN MI-SD-4-1-1-2
STUDI LAPANGAN
Oleh:
NAMA KELOMPOK/KELAS
Aida Olivia Desy Tri Wulandari 220103110125
Anisa Wahdatus Sa’idah 220103110133
Muhammad Ari Hendra Kurniawan 220103110141
Muhammad Khamil 220103110152
Laporan
Studi Lapangan
Oleh:
NAMA KELOMPOK/KELAS
Aida Olivia Desy Tri Wulandari 220103110125
Anisa Wahdatus Sa’idah 220103110133
Muhammad Ari Hendra Kurniawan 220103110141
Muhammad Khamil 220103110152
Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan PPKN MI/SD
Pada Tanggal 18 April 2024
Dosen Pengampu
Puji syukur kami panjatkab kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat,
hidayah,serta kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar.
Penelitian ini merupakan hasil dari studi lapangan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
guru dalam mengembangkan modul ajar Pendidikan Pancasila dan hambatan guru dalam
mengembangkannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penelitian
ini. Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan panduan para guru dalam
mengembangkan modul ajar Pendidikan Pancasila. Kami mengucapkan mohon maaf apabila ada
penulisan yang kurang tepat dalam penyusunan penelitian ini. Kiritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II HASIL STUDI LAPANGAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
B. Modul Pendidikan Pancasila yang Digunakan Guru
C. Upaya Guru Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Pancasila
D. Hambatan yang Dihadapi Guru dalam Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan
Pancasila
BAB III PEMBAHASAN
1. Biodata Peneliti
2. Foto-Foto Dokumentasi Penelitian
3. Outline Modul Pendidikan Pancasila
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Merdeka adalah upaya untuk memperkuat
pemahaman siswa mengenai nilai-nilai pancasila yang menempatkan Pancasila sebagai landasan
utama pembentukan karakter bangsa. Hal ini dilakukan selaras dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat, seta memperkuat implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai pendidikan pancasila, seorang guru perlu
mengembangkan modul ajar. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan tidak
melenceng dari kompetensi yang ingin dicapainya. Dalam mengembangkan modul ajar guru
perlu memperhatikan beberapa komponen-komponen modul ajar antara lain : Informasi umum,
Tujuan Modul, Rancangan Penggunaan, Materi, Asesemen dan Referensi.
Kegiatan penelitian ini untuk menganalisis modul ajar yang digunakan guru dan mengamati
kegiatan pembelajaran di kelas, pada mata pelajaran Pendididkan Pancasila. Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengidentifikasi upaya dan hambatan guru dalam mengembangkan modul serta
memberikan tanggapan terhadap modul yang telah digunakan (Purnama 2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana Modul Pendidikan Pancasila yang digunakan oleh guru kelas 2 di SDI
Aisyiyah Kota Malang ?
2. Bagaimana upaya guru dalam mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Pancasila kelas
2 di SDI Aisyiyah Kota Malang ?
3. Hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila
kelas 2 SDI Aisyiyah Kota Malang ?
C. Tujuan Studi Lapangan
1. Mendeskripsikan Modul Pendidikan Pancasila yang digunakan oleh guru kelas 2 di SDI
Aisyiyah Kota Malang.
2. Memaparkan upaya guru dalam mengembangakan pembelajaran Pendidikan Pancasila
kelas 2 di SDI Aisyiyah Kota Malang.
3. Menjelaskan hambatan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran Pendidikan
Pancasila kelas 2 di SDI Aisyiyah Kota Malang.
BAB II
HASIL STUDI LAPANGAN
Menurut penelitian yang kami temukan, Pada dasarnya guru selalu akan mengalami
kesulitan untuk memperbaiki efektivitas mengajarnya jika tidak disandingkan dengan modul ajar
(Maulinda 2022). Maka dari itu seorang pendidik memang sangat perlu untuk mengembangkan
modul sendiri. Modul ajar merupakan materi yang telah disusun secara sistematis dengan
mengacu pada prinsip pembelajaran yang digunakan guru kepada siswa. Sistematis disini berarti
tersusun dengan urut mulai dari pembukaan, isi, serta penutup sehingga memudahkan guru
dalam penyampaian materi dan dapat mencapai indikator keberhasilan dalam suatu
pembelajaran.
Modul ajar selain merupakan materi yang sudah disusun secara sistematis juga merupakan
perangkat pembelajaran atau rancangan pembelajaran yang dilandaskan pada kurikulum untuk
menggapai standar kompetensi siswa yang telah ditetapkan. Modul ajar mempunyai peran utama
bagi guru untuk merancang pembelajaran. Oleh karena itu, membuat modul ajar merupakan
kompetensi pedagogik guru yang perlu dikembangkan agar teknik mengajar guru lebih efektif
dan tidak keluar dari pembahasan serta indikator pencapaian.
Dalam mengajar guru bukan hanya semata-mata menjelaskan materi saja namun guru juga
harus memberi contoh dalam penerapannya agar peserta didik bisa menerapkan nilai-nilai dari
pembelajaran pendidikan Pancasila tersebut. . Menurut Sasmito dan Fathoni (2019) mengatakan
bahwa guru harus mengembangkan pengalaman prinsip pancasila di kelas dengan cara
memahami makna pancasila serta dikembangkan saat pembelajar berlangsung. Beberapa cara
untuk penanaman nilai yang terdapat dalam Pancasila kepada anak (Fadhilah dan Adela
2020)sebagai berikut:
1. Menandai kalender. Penting bagi guru dalam hal ini mendorong siswa untuk melihat
kalender-kalender yang berhubungan dengan tanggal-tanggal nasional seperti Hari Kartini, Hari
Kemerdekaan, Hari Pahlawan, dan kalender keagamaan seperti Ramadhan, Idul Fitri, Natal,
Nyepi
2. Mengajak siswa tur tempat sejarah, agar siswa melihat bukti peninggalan secara konkret
dan yang berhubungan dengan penumbuhan cinta tanah air.
Sama halnya dengan metode yang digunakan oleh guru kelas 2 di SD Islam Aisyiyah Malang
yang sering menggunakan metode ceramah sebagai metode pembelajarannya. Metode
ceramah ini adalah metode yang membosankan dalam proses pembelajaran dan biasanya
karena alasan inilah yang membuat peserta didik bosan yang akhirnya memunculkan suasana
kelas yang gaduh dan tidak bisa dikondisikan.
Kelebihan yang dimiliki metode ceramah menunjukkan hanya mempermudah guru dalam
mempersiapkan diri dan mengatur materi, sehingga dalam pembelajaran metode tersebut
sangat sulit untuk membentuk karakter peserta didik agar bisa menerapkan nilai-nilai dalam
kehidupan sehari-harinya.
Di samping itu, metode ceramah juga memiliki berbagai kelemahan. Kelemahan metode
ceramah diidentifikasi Sanjaya (Mata et al. 2023) antara lain:
1. Materi yang dapat dikuasai peserta didik sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru.
2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
3. Guru yang kurang memiliki kemampuan yang bertutur baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan.
4. Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
apa yang dijelaskan atau belum.
Karena itulah, guru harus bertindak dan berpikir kreatif lagi dalam mendesain dan
memvariasikan metode-metode pembelajaran agar lebih menarik dan menumbuhkan
semangat peserta didik. Karena pada kurikulum ini guru bebas untuk mengekspresikan
bagaimana proses pembelajaran, maka guru harus bisa memanfaatkan media-media
pembelajaran yang lebih efektif dan mengganti model pembelajaran ke model yang lebih
efektif dan menarik peserta didik sehingga menimbulkan semangat belajarnya
A. Simpulan
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa guru belum mempunyai modul ajar dan
guru hanya menggunakan LKS serta bantuan internet untuk pembelajaran siswa. Saran dari
kami sebaik nya guru tersebut, segera membuat dan mengembangkan modul ajar kepada
siswa, karena modul ajar sangat berperan penting dalam pembelajaran seorang siswa
maupun guru, sebab modul ini bertujuan agar mempermudah siswa dalam pembelajaran.
Hal ini dapat kita lihat dari hasil pemgamatan, guru kesulitan dalam pemebelajaran di
karenakan guru tidak mempunyai sebuah modul ajar. Modul ajar merupakan materi yang
telah di susun secara sistematis dengan mengacu pada prinsip pembelajaran yang digunakan
guru kepada siswa, dan Modul ajar mempunyai peran utama bagi guru untuk merancang
pembelajaran.
Perlu juga kita ketahui dalam menciptakan suatu alat pembelajaran yang berkualitas,
maka perancangannya juga harus ditata dengan sangat baik. Karena, perencanaan yang
matang dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermanfaat. Berdasarkan hasil
analisis dalam penelitian ini, siswa masih banyak yang kesulitan dalam menghafalkan
budaya-budaya di Indonesia dan menghafalkan lambing-lambang pancasila. Maka, modul
ini akan dirancang untuk memudahkan siswa dalam belajar dan memudahkan guru dalam
penyampaian materi. Modul akan banyak di dukung dengan gambar-gambar untuk menarik
perhatian siswa dalam belajar.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya guru segera mengembangkan modul
ajar untuk menunjang pembelajaran siswa dan guru harus lebih kreatif dalam memodifikasi
bahan ajar yang telah tersedia sehingga pembelajaran tidak berjalan monoton. Selain itu
pihak sekolah juga harus memastikan ketersediaan fasilitas untuk menunjang pengembangan
modul ajar. Dengan adanya saran-saran ini, diharapkan pengembangan modul Pendidikan
Pancasila dapat segera terealisasikan dengan baik. Sehingga, bisa memberi manfaat terhadap
pembelajaran siswa khususnya untuk memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Afriandi, M. 2020. “Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar.” Jurnal Undiksha 6(2): 64–
71.
Fadhilah, Nur, dan Dhea Adela. 2020. “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah Dasar.”
Jurnal BELAINDIKA (Pembelajaran dan Inovasi Pendidikan) 2(3): 7–16.
Mata, Belajar, Pelajaran Pendidikan, Agama Islam, dan D I Sman. 2023. “IRJE : JURNAL
ILMU PENDIDIKAN.” 3(1): 747–54.
Maulinda, Utami. 2022. “Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka.” Tarbawi
5(2): 130–38.
Pudma, Wayan et al. 2024. “Analisis Rancangan Modul Ajar Kurikulum Merdeka Pendidikan
Pancasila Sekolah Dasar.” Equilibrium : Jurnal Pendidikan 9(1): 69–79.
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/equilibrium.
Purnama, Farisa Laili. 2018. “PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA TEMA 6 SUBTEMA TUBUH
MANUSIA KELAS V SD/MI.Skripsi.” 44(8): 1–139.
Salsabilla, Irmaliya Izzah, Erisya Jannah, dan Juanda. 2023. “Analisis Modul Ajar Berbasis
Kurikulum Merdeka.” Jurnal Literasi dan Pembelajaran Indonesia 3(1): 33–41.
Widiatmaka, Pipit. 2016. “Kendala Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun karakter
peserta didik di dalam proses pembelajaran.” Jurnal Civics: Media Kajian
Kewarganegaraan 13(2): 188–98.
LAMPIRAN
A. BIODATA PENELITI
Nama : Aida Olivia Desy Tri Wulandari
NIM : 220103110125
NIM : 220103110133
NIM : 220103110152
NIM :220103110141