Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Buku Dasar Busana Bs Kls X

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 288

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA
2023

DASAR-DASAR
BUSANA

Sri Listiani
Ely Tri Wulandari

SMK/MAK KELAS X
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Dilindungi Undang-Undang

Penafian: Buku ini disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku
pendidikan yang bermutu, murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun
2017. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Buku ini merupakan dokumen hidup yang
senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau
melalui alamat surel buku@kemdikbud.go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis
Sri Listiani
Ely Tri Wulandari
Penelaah
Winwin Wiana
Tyar Ratuannisa
Penyelia/Penyelaras
Supriyatno
Wijanarko Adi Nugroho
Emira Noviatriani
Irma Afriyanti
Kontributor
Siti Nurzanah
Ning Sri Rahayu
Ilustrator
Yol Yulianto
Editor
Christina Tulalessy
Desainer
Handini Noorkasih

Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Dikeluarkan oleh
Pusat Perbukuan
Kompleks Kemdikbudristek Jalan RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan
https://buku.kemdikbud.go.id

Cetakan Pertama 2023


ISBN 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

Isi buku ini menggunakan huruf Noto Serif 11/15 pt, Steve Matteson.
xviii, 270 hlm.: 17,6 × 25 cm.
Kata Pengantar

Pusat Perbukuan; Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan;


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memiliki tugas dan
fungsi mengembangkan buku pendidikan pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, termasuk Pendidikan Khusus. Buku yang
dikembangkan saat ini mengacu pada Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini memberikan
keleluasaan bagi satuan/program pendidikan dalam mengimplementasikan kurikulum
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah,
dan peserta didik.

Pemerintah dalam hal ini Pusat Perbukuan mendukung implementasi Kurikulum


Merdeka di satuan pendidikan dengan mengembangkan buku siswa dan buku
panduan guru sebagai buku teks utama. Buku ini dapat menjadi salah satu referensi
atau inspirasi sumber belajar yang dapat dimodifikasi, dijadikan contoh, atau rujukan
dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran sesuai karakteristik, potensi,
dan kebutuhan peserta didik. Adapun acuan penyusunan buku teks utama adalah
Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 033/H/
KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum
Merdeka.

Sebagai dokumen hidup, buku ini tentu dapat diperbaiki dan disesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan keilmuan dan teknologi. Oleh karena itu, saran dan
masukan dari para guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat sangat dibutuhkan
untuk pengembangan buku ini di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini, Pusat
Perbukuan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan buku ini, mulai dari penulis, penelaah, editor, ilustrator, desainer, dan
kontributor terkait lainnya. Semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi peserta
didik dan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Jakarta, Maret 2023

Kepala Pusat,

Supriyatno

NIP 196804051988121001

iii
Prakata

Salam!

Selamat bergabung di kelas X Program Keahlian Busana. Sekarang, kamu sudah di


tingkat SMK, tentunya kamu akan mendapatkan lingkungan belajar dan materi belajar
baru. Buku Dasar-Dasar Busana Kelas X ini akan mengajak kamu mengeksplorasi
segala hal yang akan membangun passion kamu belajar busana. Selain itu, buku ini
juga menyajikan beragam aktivitas dan ruang bagi kamu untuk berlatih sekaligus
mengekspresikan kreativitas dalam pembelajaran Dasar-Dasar Busana. Semoga
materi, kegiatan, dan latihan yang terdapat dalam buku ini dapat membuat kamu lebih
memahami, terampil, dan mencintai busana sehingga kamu akan menjadi ahli-ahli di
bidangnya. Selamat menikmati pengalaman dengan dunia belajar yang baru!

Jakarta, Januari 2023

Penulis

iv
iv
Daftar Isi

Kata Pengantar Kepala Pusat Perbukuan .................................. iii


Prakata .......................................................................................... iv
Daftar Isi ....................................................................................... v
Daftar Gambar .............................................................................. viii
Daftar Tabel .................................................................................. xvii
Petunjuk Penggunaan Buku ......................................................... xviii

BAB I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi


di Bidang Busana ............................................................ 1
A. Konsep Menjadi Teknopreneur ........................................ 4
B. Proyek Kewirausahaan di Bidang Busana ..................... 14

BAB II Dunia Industri dan Perkembangan Mode .................... 25


A. Ekosistem Industri Mode ................................................... 28
B. Perkembangan Mode Busana ........................................... 38
C. Desainer dan Produk Modenya ........................................ 41
D. Sustainable Fashion .............................................................. 43
E. Potensi Lokal dan Kearifan Lokal .................................... 46

BAB III Dasar Branding dan Marketing .................................... 49


A. Konsep Branding .................................................................. 52
B. Konsep Marketing ................................................................. 56
C. Strategi Marketing ................................................................ 61

v
BAB IV Menggambar Mode ......................................................... 69
A. Dasar Ilustrasi ....................................................................... 72
B. Membuat Desain Busana secara Manual ...................... 81
C. Membuat Desain Teknis secara Digital .......................... 85

BAB V Dasar Fashion Design .................................................... 109


A. Komponen dalam Penciptaan Desain Busana ............. 112
B. Desain Busana Berdasarkan Gaya dan Tampilan ....... 131

BAB VI Proses Produksi Busana ................................................. 139


A. Produksi Busana di Industri ............................................. 142
B. Sumber Daya Manusia di Industri Busana .................... 157

BAB VII Perkembangan Teknologi serta Isu-Isu Global


pada Bidang Busana .................................................... 161
A. Perkembangan Proses Produksi pada Industri
Busana ................................................................................ 164
B. Teknologi Digital pada Industri Busana .................... 169
C. Isu Global di Bidang Busana ......................................... 172
D. Product Life Cycle ............................................................. 173
E. Aspek-Aspek Ketenagakerjaan ..................................... 177

BAB VIII Dasar Pola .................................................................... 181


A. Teknik Pengukuran Tubuh ........................................... 184
B. Pola Dasar Teknik Konstruksi ...................................... 190

BAB IX Teknik Dasar Menjahit ................................................... 205


A. Mengoperasikan Mesin Jahit dan Mesin
Penyelesaian .......................................................................... 208
B. Teknik-Teknik Menjahit ..................................................... 220
C. Menjahit Busana Sederhana ............................................. 230

vi
vi
Glosarium ..................................................................................... 245
Daftar Pustaka .............................................................................. 251
Indeks ............................................................................................ 259
Biodata Pelaku Perbukuan .......................................................... 262

vii
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Fashion Stylist sedang Menjalankan


Pekerjaannya ...................................................................... 8
Gambar 1.2 Fashion Merchandiser sedang Menjalankan
Pekerjaannya ...................................................................... 9
Gambar 1.3 Fashion Creative Director ................................................ 10
Gambar 1.4 Kegiatan Fashion Designer .............................................. 10
Gambar 1.5 Bidang Usaha Tailor .......................................................... 18
Gambar 1.6 Antonio Grimaldi's Haute Couture Show ..................... 19
Gambar 1.7 Showroom butik ................................................................ 20
Gambar 1.8 Showroom Factory Outlet ................................................ 20
Gambar 1.9 Proses Produksi di Garmen ............................................ 21
Gambar 2.1 Ruang Lingkup Industri Mode ........................................ 30
Gambar 2.2 Rantai Nilai Kreatif ........................................................... 31
Gambar 2.3 Skema Proses Kreatif ....................................................... 32
Gambar 2.4 Proses Kreasi Subsektor Mode di Indonesia .............. 33
Gambar 2.5 Peta Ekosistem Mode ................................................................ 33
Gambar 2.6 Model Bisnis Pengembangan Subsektor Mode ......... 38
Gambar 2.7 Gaya Berbusana Tahun 1970-an ................................... 39
Gambar 2.8 Gaya Berbusana Tahun 1980-an ................................... 39
Gambar 2.9 Gaya Berbusana Tahun 1990-an ................................... 40
Gambar 2.10 Gaya Berbusana Tahun 2000-an ................................... 40
Gambar 2.11 Gaya Berbusana Tahun 2022 ......................................... 40
Gambar 2.12 Koleksi Sebastian Gunawan Bertajuk Yao Xiang
Wang Xi (Arsip Tim Sebastian Gunawan) ................... 41
Gambar 2.13 Karya Ghea Panggabean Terinspirasi dari Kain
Ulos, 2018 ............................................................................ 42

viii
viii
Gambar 2.14 Karya Anne Avantie ......................................................... 42
Gambar 2.15 Tempat Pembuangan Pakaian di Chile ........................ 44
Gambar 2.16 Piramida Fashion Industry .............................................. 44
Gambar 3.1 Brand Pyramid ................................................................... 56
Gambar 3.2 The Porter’s Five Forces ................................................... 65
Gambar 4.1 Perbandingan Ukuran Tubuh ........................................ 73
Gambar 4.2 Kerangka Torso .................................................................. 74
Gambar 4.3 Torso ..................................................................................... 74
Gambar 4.4 Proporsi Tubuh Berdiri Tegak ....................................... 74
Gambar 4.5 Tahap-Tahap Menggambar Proporsi Tubuh
Berdiri Tegak ...................................................................... 75
Gambar 4.6 Tahap-Tahap Menggambar Proporsi Tubuh
Berdiri Tegak Tanpa Tangan .......................................... 75
Gambar 4.7 Tahap-Tahap Menggambar Proporsi Tubuh
Berdiri Tegak dengan Tangan Bergaya ....................... 76
Gambar 4.8 Hasil Jadi Gambar Proporsi Tubuh Lengkap
Berdiri Tegak ...................................................................... 76
Gambar 4.9 Tubuh Tampak Belakang ................................................ 77
Gambar 4.10 Telapak Tangan Posisi ke Arah Bawah ....................... 77
Gambar 4.11 Posisi Tangan di Pinggang .............................................. 78
Gambar 4.12 Kaki Tampak Depan ......................................................... 78
Gambar 4.13 Figur Seluruh Tubuh ........................................................ 79
Gambar 4.14 Rangka Benang .................................................................. 79
Gambar 4.15 Rangka Balok ...................................................................... 80
Gambar 4.16 Rangka Elips ....................................................................... 80
Gambar 4.17 Warna Primer dalam Lingkaran Warna ..................... 82
Gambar 4.18 Warna Sekunder dalam Lingkaran Warna ................ 82
Gambar 4.19 Warna Tersier dalam Lingkaran Warna .................... 82
Gambar 4.20 Sketsa T-shirt, Blus, Rok, Celana dan Gaun di Atas
Tubuh Tegak ....................................................................... 84

ix
Gambar 4.21 Gambar Proporsi Tubuh dengan Busana
Lengkap ............................................................................... 85
Gambar 4.22 Halaman Muka CorelDraw ............................................. 86
Gambar 4.23 Letak Menu Bar pada Halaman Muka CorelDraw ... 87
Gambar 4.24 Memilih Tampilan Ikon Shortcut pada Toolbar ........ 87
Gambar 4.25 Tampilan Ikon Shortcut pada Toolbar ......................... 87
Gambar 4.26 Letak Properti Bar dalam Lembar Kerja
CorelDraw ........................................................................... 89
Gambar 4.27 Tampilan Letak Fasilitas Toolbox ................................. 89
Gambar 4.28 Proporsi Tubuh Wanita dengan Berbagai
Gerakan Tangan dan Kaki .............................................. 92
Gambar 4.29 T-shirt dan Bagian-Bagian T-shirt ................................. 92
Gambar 4.30 Import Gambar .................................................................. 93
Gambar 4.31 Tampilan Sketsa Hasil Import ........................................ 93
Gambar 4.32 Menempatkan Proporsi Tubuh pada Tengah
Lembar Kerja ..................................................................... 94
Gambar 4.33 Zoom pada Torso (Bagian Tubuh dari Kepala
Hingga Pangkal Paha) ...................................................... 95
Gambar 4.34 Hasil Zoom pada Torso .................................................... 95
Gambar 4.35 Garis Bantu ......................................................................... 96
Gambar 4.36 Badan T-shirt ...................................................................... 97
Gambar 4.37 Ukuran Garis ...................................................................... 97
Gambar 4.38 Menggambar Lengan ....................................................... 98
Gambar 4.39 Zoom pada Lengan ........................................................... 98
Gambar 4.40 Membuat Kerung pada Lengan ..................................... 99
Gambar 4.41 Membuat Kerung pada Lengan ..................................... 99
Gambar 4.42 Membalikkan Posisi Lengan pada Arah
Horizontal ........................................................................... 100
Gambar 4.43 Zoom pada Fokus Keseluruhan T-Shirt ....................... 100

xx
Gambar 4.44 Memindahkan Hasil Copy Lengan Kiri ke Posisi
Lengan Kanan .................................................................... 100
Gambar 4.45 Zoom Posisi Lengan Kanan ............................................. 101
Gambar 4.46 Membentuk Kerung Lengan pada Badan.................... 101
Gambar 4.47 Zoom Posisi Leher ............................................................. 102
Gambar 4.48 Zoom Posisi Leher ............................................................. 102
Gambar 4.49 Membuat Trapesium untuk Kerah Belakang ............. 102
Gambar 4.50 Ukuran Tebal Garis ........................................................... 103
Gambar 4.51 Membuat Lengkung Kerah Belakang ........................... 103
Gambar 4.52 Copy dan Paste ................................................................... 104
Gambar 4.53 Membentuk Lengkung Kerah Depan ........................... 104
Gambar 4.54 Tampilan Keseluruhan T-shirt sebelum Pinggang
Dibentuk .............................................................................. 104
Gambar 4.55 Zoom pada T-Shirt ............................................................. 105
Gambar 4.56 Membentuk Pinggang Kiri dan Kanan ........................ 105
Gambar 4.57 Hasil T-shirt setelah Diwarnai ....................................... 106
Gambar 5.1 Macam-Macam Garis ....................................................... 113
Gambar 5.2 Desain Busana dengan Model Garis Hias
Princess ................................................................................ 114
Gambar 5.3 Desain Busana dengan Model Garis Hias Empire .... 115
Gambar 5.4 Desain Busana dengan Model Garis Hias Yoke ......... 115
Gambar 5.5 Desain Busana dengan Model Garis Hias
Asimetris ............................................................................. 116
Gambar 5.6 Bentuk Tiga Dimensi ........................................................ 116
Gambar 5.7 Motif Naturalis dalam Busana Nehera Ready
To Wear 2021 ...................................................................... 118
Gambar 5.8 Motif Renggaan dalam Koleksi A.Brand ..................... 118
Gambar 5.9 Motif Geometris dalam Busana Munthe
Copenhagen Spring Summer 2020 ................................. 119

xi
Gambar 5.10 Motif Abstrak dalam Busana Allover Print Wrap
Shirt by Shein ...................................................................... 119
Gambar 5.11 Contoh Pusat Perhatian pada Pita di Bagian Dada
(Koleksi Chanel Cruise 2020) . ......................................... 121
Gambar 5.12 Contoh Keseimbangan Simetris pada Bagian
Kerah dan Saku .................................................................. 121
Gambar 5.13 Contoh Keseimbangan Asimetris pada Bagian
Kanan dan Kiri ................................................................... 122
Gambar 5.14 Contoh Proporsi dalam Bagian yang Sama Sampai
Proporsi yang Ekstrim ...................................................... 123
Gambar 5.15 Proporsi di Antara Bagian-Bagian dari Desain
Busana .................................................................................. 123
Gambar 5.16 Proporsi dari Tatanan Busana ....................................... 124
Gambar 5.17 Pengulangan Ruang .......................................................... 125
Gambar 5.18 Garis Lipatan yang Berjarak .......................................... 125
Gambar 5.19 Kerutan yang Sejajar pada Koleksi Khaite
Spring 2019 ......................................................................... 125
Gambar 5.20 Rangkaian Bentuk Geometris pada New York
Fashion Week Spring 2014 ............................................. 126
Gambar 5.21 Selang-Seling Pita pada Koleksi Christian Dior
Paris Fashion Week Fall 2010 ........................................ 126
Gambar 5.22 Macam-Macam Bentuk Gradasi pada Desain
Busana .................................................................................. 127
Gambar 5.23 Macam-Macam Bentuk Radiasi pada Desain
Busana .................................................................................. 127
Gambar 5.24 Moodboard Mixed-Media ................................................. 130
Gambar 5.25 Contoh Visual Moodboard ............................................... 130
Gambar 5.26 Contoh Visual Moodboard ............................................... 130
Gambar 5.27 Contoh Trend Moodboard Fashion ................................ 131
Gambar 5.28 Feminine Romantic Style .................................................. 132
Gambar 5.29 Sporty Casual Style ............................................................ 132

xii
xii
Gambar 5.30 Sexy Alluring Style ............................................................. 133
Gambar 5.31 Classic Elegant Style .......................................................... 133
Gambar 5.32 Exotic Dramatic Style ....................................................... 134
Gambar 5.33 Arty-off-beat Style .............................................................. 134
Gambar 5.34 Urban look-New York Fashion Week 2018 . ............... 135
Gambar 5.35 Vintage Look ....................................................................... 135
Gambar 5.36 Grunge Look ........................................................................ 135
Gambar 6.1 Desain Busana dan Hasil Produk Busana sesuai
Desain ................................................................................... 141
Gambar 6.2 Pekerja dengan Menggunakan Alat Pelindung
Kepala ................................................................................... 144
Gambar 6.3 Pekerja dengan Menggunakan Masker ....................... 144
Gambar 6.4 Pekerja dengan Menggunakan Sarung Tangan ........ 145
Gambar 6.5 Pekerja dengan Menggunakan Alas Kaki dari
Karet ..................................................................................... 145
Gambar 6.6 Terkena Arus Listrik dari Kabel Setrika yang
Terkelupas ........................................................................... 149
Gambar 6.7 Alur Proses Pembuatan Busana di Industri
Garmen ................................................................................ 152
Gambar 7.1 Mesin Jahit Manual dan Industri .................................. 163
Gambar 7.2 Straight Cutter .................................................................... 166
Gambar 7.3 Rotary Cutter ...................................................................... 166
Gambar 7.4 Band Knife ........................................................................... 166
Gambar 7.5 Automatic Die Cutting Press ........................................... 166
Gambar 7.6 Laser Knife .......................................................................... 167
Gambar 7.7 Mesin Jahit Single Needle ................................................ 168
Gambar 7.8 Mesin Lubang Kancing .................................................... 169
Gambar 7.9 Mesin Pasang Kancing ..................................................... 169
Gambar 8.1 Mengambil Ukuran Tubuh ............................................. 183
Gambar 8.2 Pemasangan Peterban pada Badan ............................. 187

xiii
Gambar 8.3 Buku Pola ............................................................................ 194
Gambar 8.4 Skala Pola Kecil .................................................................. 195
Gambar 8.5 Penggaris untuk Pola Kecil ............................................. 195
Gambar 8.6 Pensil untuk Pembuatan Pola ........................................ 195
Gambar 8.7 Gunting Kertas ................................................................... 196
Gambar 8.8 Kertas Pola .......................................................................... 196
Gambar 8.9 Penggaris Pola Besar ........................................................ 197
Gambar 8.10 Meteran/Metlin/Pita Ukur ............................................... 197
Gambar 8.11 Spidol Warna ...................................................................... 197
Gambar 8.12 Langkah Membuat Pola Dasar Badan dengan
Sistem Praktis ..................................................................... 199
Gambar 8.13 Langkah Membuat Pola Lengan dengan Sistem
Praktis .................................................................................. 201
Gambar 8.14 Langkah Membuat Pola Dasar Rok dengan
Sistem Praktis ..................................................................... 202
Gambar 9.1 Sikap Tubuh dalam Menjahit ........................................ 209
Gambar 9.2 Pekerjaan Inspeksi ............................................................ 209
Gambar 9.3 Sikap Badan pada saat Menjahit ................................... 210
Gambar 9.4 Mesin Jahit Manual ........................................................... 211
Gambar 9.5 Mesin Jahit Otomatis ........................................................ 212
Gambar 9.6 Mesin Jahit Industri .......................................................... 212
Gambar 9.7 Benang Sekoci .................................................................... 214
Gambar 9.8 Benang Gelondongan ....................................................... 214
Gambar 9.9 Mesin Obras ........................................................................ 215
Gambar 9.10 Mesin Pasang Kancing ..................................................... 215
Gambar 9.11 Mesin Lubang Kancing .................................................... 216
Gambar 9.12 Mesin Kelim ........................................................................ 217
Gambar 9.13 Tusuk Jahit Biasa ............................................................... 221
Gambar 9.14 Tusuk Jelujur dengan Jarak Tertentu .......................... 221

xiv
xiv
Gambar 9.15 Tusuk Jahit Balut ............................................................... 221
Gambar 9.16 Tusuk Jahit Tikam Jejak ................................................... 221
Gambar 9.17 Tusuk Jahit Renggang ...................................................... 222
Gambar 9.18 Tusuk Jahit Pikuer ............................................................ 222
Gambar 9.19 Tusuk Jahit Kecil ................................................................ 222
Gambar 9.20 Tusuk Jahit Feston ............................................................. 222
Gambar 9.21 Tusuk Flannel ..................................................................... 223
Gambar 9.22 Understitch ......................................................................... 223
Gambar 9.23 Kampuh Buka ..................................................................... 223
Gambar 9.24 Kampuh Pipih .................................................................... 224
Gambar 9.25 Kampuh Sarung ................................................................. 224
Gambar 9.26 Kampuh Balik ..................................................................... 224
Gambar 9.27 Kampuh Kostum ................................................................ 225
Gambar 9.28 Kampuh Prancis ................................................................ 225
Gambar 9.29 Jahit Rompok ...................................................................... 226
Gambar 9.30 Lapis Depun ........................................................................ 226
Gambar 9.31 Lapis Serip .......................................................................... 227
Gambar 9.32 Contoh Kerah Setali .......................................................... 227
Gambar 9.33 Kelim Tusuk Balut ............................................................. 228
Gambar 9.34 Kelim Kain Tebal Tidak Bertiras ................................... 228
Gambar 9.35 Kelim pada Garis Lengkung ........................................... 228
Gambar 9.36 Kelim Kelim pada Kain Tembus Pandang .................. 229
Gambar 9.37 Kelim Konveksi .................................................................. 229
Gambar 9.38 Pensil Merah Biru ............................................................. 231
Gambar 9.39 Bantalan Jarum .................................................................. 232
Gambar 9.40 Kapur Jahit Pensil ............................................................. 232
Gambar 9.41 Kapur Jahit Lempengan .................................................. 232
Gambar 9.42 Rader Tumpul .................................................................... 233

xv
Gambar 9.43 Rader Gerigi ........................................................................ 233
Gambar 9.44 Pendedel .............................................................................. 233
Gambar 9.45 Meja Setrika ........................................................................ 233
Gambar 9.46 Membuat Desain ............................................................... 234
Gambar 9.47 Mengambil Ukuran ........................................................... 234
Gambar 9.48 Membuat Pola dan Memotong Pola ............................. 235
Gambar 9.49 Meletakkan Pola di Atas Kain ........................................ 235
Gambar 9.50 Memotong Kain Sesuai Pola ........................................... 236
Gambar 9.51 Memberi Tanda Pola dengan Karbon dan Rader ..... 236
Gambar 9.52 Menyatukan Sisi Badan ................................................... 237
Gambar 9.53 Menyatukan Sisi Lengan ................................................. 237
Gambar 9.54 Mengobras .......................................................................... 237
Gambar 9.55 Menjahit Memasang Resleting ...................................... 238
Gambar 9.56 Menjahit Lengan ............................................................... 238
Gambar 9.57 Mengobras Menyatukan Kampuh Lengan dengan
Kampuh Kerung Lengan ................................................. 239
Gambar 9.58 Menjahit Lapisan Depun ................................................. 239
Gambar 9.59 Mengelim ............................................................................. 239
Gambar 9.60 Menyetrika Baju yang Sudah Selesai ........................... 240

xvi
xvi
Daftar Tabel

Tabel 1.1 Refleksi Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan


Profesi di Bidang Busana (Fesyen) ....................................... 24
Tabel 2.1 Refleksi Dunia Industri dan Perkembangan Mode ........ 48
Tabel 3.1 Perbandingan Traditional Marketing dan Digital
Marketing .................................................................................. 59
Tabel 3.2 Refleksi Dasar Branding dan Marketing ............................. 67
Tabel 4.1 Analisis Anatomi Tubuh Secara Ilustrasi ......................... 72
Tabel 4.2 Analisis Macam-Macam Aplikasi Digital Desain
Busana ........................................................................................ 85
Tabel 4.3 Tabel Fungsi Toolbar Standar .............................................. 87
Tabel 4.4 Tabel Fungsi Toolbox pada CorelDraw .............................. 90
Tabel 4.5 Refleksi Menggambar Mode ................................................. 108
Tabel 5.1 Refleksi Dasar Fashion Design .............................................. 137
Tabel 6.1 Refleksi Proses Produksi di Bidang Busana ..................... 160
Tabel 7.1 Refleksi Perkembangan Teknologi di Industri dan
Dunia Kerja serta Isu-Isu Global pada Bidang Busana .. 179
Tabel 8.1 Pengambilan Ukuran Badan ................................................ 187
Tabel 8.2 Tanda-Tanda Pola .................................................................... 192
Tabel 8.3 Refleksi Dasar Pola .................................................................. 204
Tabel 9.1 Refleksi Teknik Dasar Menjahit ........................................... 243

xvii
Petunjuk Penggunaan Buku

Di dalam buku ini, kamu akan menemukan simbol-simbol sebagai


penanda kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Silakan dicermati
gambar-gambar berikut ini beserta artinya!

Simbol Arti simbol Keterangan simbol

Siswa diberikan kegiatan untuk


Berdiskusi
berdiskusi.

Siswa diberikan kegiatan untuk


Bereksplorasi
bereksplorasi.

Siswa diberikan kegiatan untuk


Beraksi
beraksi.

Siswa diberikan kegiatan untuk


Bereksperimen
bereksperimen.

Siswa diberikan kegiatan untuk


Berkreasi
berkreasi.

Siswa diberikan kegiatan untuk


Membaca
membaca.

xviii
xviii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Sri Listiani, Ely Tri Wulandari
ISBN: 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

BAB I Profil
Teknopreneur,
Peluang Usaha,
dan Profesi di
Bidang Busana

Bagaimanakah peluang usaha di bidang busana


seiring dengan perkembangan teknologi?
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, kamu mampu:


1. memahami profil teknopreneur,
2. mendiskripsikan pekerjaan atau profesi kewirausahaan di
bidang busana (fesyen),
3. menjelaskan kepribadian dan sikap dalam bekerja di
bidang busana (fesyen),
4. membaca peluang pasar dan usaha di bidang seni dan
ekonomi kreatif,
5. melakukan pembelajaran berbasis proyek nyata sebagai
simulasi projek kewirausahaan.

Kata Kunci

Entrepreneur, Peluang usaha,

Teknopreneur, Proyek entrepreneur

Profesi busana,

22 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X


Peta Materi

Dunia mengalami pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan sampai


saat ini virus Covid-19 masih ada. Di masa pandemi itu, salah satu
bidang usaha yang mampu beradaptasi terhadap perubahan di
masa pandemi ialah usaha di bidang busana. Kebutuhan akan
alat pelindung diri (APD) serta ketidakstabilan kondisi ekonomi
membuat para pengusaha beralih atau berinovasi pada produksi
APD sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19.
Mengambil peluang usaha yang ada untuk tetap bertahan
merupakan sifat dari seorang entrepreneur. Di masa pandemi
pula, pemanfaatan teknologi menjadi suatu hal penting dalam
kehidupan sehari-hari. Akibatnya, dengan mengamati peluang
usaha yang ada dan memanfaatkan penguasaan teknologi, lahirnya
teknopreneur (technopreneur) menjawab peluang tersebut.
Sebelum kita mempelajari materi ini, ayo, jawablah beberapa
pertanyaan berikut.

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 3


1. Apakah kamu tertarik untuk membuka sebuah usaha di bidang
busana? Ataukah, kamu tertarik untuk bekerja pada industri di
bidang busana?
2. Siapakah entrepreneur itu?
3. Apakah kamu pernah berbelanja online? Aplikasi apa yang
digunakan dalam melakukan belanja?
4. Berdasarkan pengalaman yang kamu miliki tentang usaha
di bidang busana, sebutkan macam-macam usaha di bidang
busana?

A. Konsep Menjadi Teknopreneur


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berjalan dengan
sangat cepat. Hal itu juga berdampak pada perkembangan teknologi
yang digunakan para pengusaha (entrepreneur) di bidang busana.
Seperti apakah entrepreneur dan apa bedanya dengan teknopreneur?
Mari, kita simak materi berikut.

Ayo, Berdiskusi!

Aktivitas 1.1
Secara mandiri, bacalah materi tentang teknopreneur dari berbagai
sumber, kemudian buatlah kesimpulannya.
Buatlah kelompok yang beranggotakan 2-3 orang, kemudian
amatilah profil-profil para teknopreneur baik dari Indonesia
maupun luar negeri. Siapakah profil teknopreneur yang paling
menginspirasi kelompok kalian? Mengapa?

Apabila kita membahas tentang teknopreneur, tentunya tidak akan


lepas dari entrepreneur. Sebelum mempelajari tentang teknopreneur,
kita pelajari dulu tentang entrepreneur.

44 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X


Entrepreneur atau wirausaha dapat dimaknai sebagai seseorang
yang mengelola dan mengorganisasi suatu bentuk usaha yang inovatif
dengan memperhitungkan segala risiko yang dialaminya. Adapun
teknopreneur berasal dari kata technology dan entrepreneur. Technology
dapat kita terjemahkan sebagai teknologi dan entrepreneur ialah seorang
wirausaha. Dengan demikian, teknopreneur dapat kita artikan sebagai
entrepreneur yang memanfaatkan perkembangan teknologi menjadi
sebuah usaha (Siregar, Dodi: 2020). Technopreneurship adalah jiwa
dan semangat teknopreneur. Lebih lanjut, Dodi menjelaskan bahwa
technopreneurship mengacu pada pemanfaatan teknologi informasi
untuk mengembangkan wirausaha. Jenis wirausaha yang dimaskud
tidak hanya teknologi informasi, tetapi juga segala jenis usaha seperti
kerajinan, restoran, supermarket, dan lain-lain.
Untuk menjadi teknopreneur di bidang busana, seorang
entrepreneur harus memiliki kemampuan berikut:
1. senantiasa berinovasi,
2. mampu menggali potensi-potensi sumber daya yang ada di seluruh
Indonesia,
3. mampu berkolaborasi dengan semua pihak baik pemerintah,
masyarakat maupun peneliti;
4. menguasai teknologi terbaru di bidang busana maupun bidang
pemasaran,
5. senantiasa mengikuti perkembangan tren busana sehingga dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.

1. Memahami Profil Teknopreneur


Teknopreneur adalah pencipta ide dan produk dalam bidang
teknologi. Teknopreneur menggabungkan ilmu pengetahuan yang
mereka miliki untuk menciptakan kreasi dan ide produk di bidang
teknologi dengan kemampuan berwirausaha melalui penjualan
produk yang dihasilkan ke sasaran yang menjadi pasarnya. Berikut
beberapa contoh profil teknopreneur.
a. Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg adalah pendiri Facebook. Facebook adalah
media sosial dan layanan jejaring sosial online Amerika yang

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 5


dimiliki oleh perusahaan yang saat ini bernama Meta Platforms.
Facebook memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi
di media sosial dengan orang lain baik teman, saudara, maupun
yang lainnya. Selain dapat menampilkan foto-foto aktivitasnya,
pengguna facebook juga dapat berkirim pesan, memasarkan
produk usaha, mencari produk kebutuhan, dan lain-lain.
Facebook diluncurkan tahun 2004, dan sejak saat itu, Mark
fokus di dalam pengembangannya. Adanya investor membuat
facebook makin berkembang dan merambah di hampir seluruh
dunia.
b. William Tanuwijaya
William Tanuwijaya adalah pendiri Tokopedia, sebuah situs web
perdagangan elektronik. Tokopedia memberikan kemudahan
pada penggunanya untuk membeli barang secara online.
William lulus kuliah tahun 2003. Setelah lulus, William bekerja
di industri yang bergerak di bidang pengembangan software.
Berdasarkan modal keahliannya di bidang IT dan Business
Development Manager, beliau mendapat ide membangun
Tokopedia.
c. Achmad Zaky
Achmad Zaky merupakan pendiri Bukalapak yang merupakan
salah satu online marketplace terbesar yang sukses di Indonesia.
Achmad Zaky bersama rekannya Nugroho Herucahyono,
mendirikan Bukalapak.com pada tahun 2011. Tujuan dari
pendirian Bukalapak adalah untuk memberdayakan usaha
kecil dan menengah dengan menjadi tempat UKM tersebut
untuk berjualan ataupun bertemu dengan pembeli produk-
produk mereka secara online.
d. Jason Lamuda
Pada Agustus 2008, Jason mengawali karirnya sebagai Business
Analyst di McKinsey & Company. Setelah keluar, dia kemudian
mendirikan Disdus bersama Ferry Tenka. Setelah sukses dengan
Disdus, Jason lalu mendirikan Berrybenka. Berrybenka.com
merupakan website belanja online fesyen dan kecantikan di
Indonesia. Berrybenka menjual berbagai merek lokal maupun

66 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X


merek internasional, termasuk produk in-house. Berrybenka
mempunyai anak perusahaan bernama Hijabenka. Hijabenka
fokus pada menjual busana muslim.
e. Catherine Hindra Sutjahyo
Catherine Hindra Sutjahyo bersama salah seorang rekannya
Hadi Wenas mendirikan fashion online Zalora. Sebuah hal
besar yang cukup menuai sukses sebagai salah satu pengusaha
wanita di Indonesia. Zalora merupakan bagian dari subholding
company dengan berfokus pada fashion online bernama Zalando
yang hadir di 17 negara. Zalora hadir di beberapa negara Asia
dan bekerja sama dengan 400 brand fashion ternama.

Mari, Beraksi!

Aktivitas 1.2
Secara berkelompok, kalian diminta mengamati profesi di bidang
busana yang ada di sekitar. Setelah mengamati, kemudian
deskripsikan melalui presentasi kelompok hal-hal yang menarik
dari macam-macam profesi tersebut.

2. Profesi di Bidang Busana


Beberapa profesi yang dapat kita temui keberadaannya dalam
bidang busana (fesyen), di antaranya seperti berikut
a. Fashion Stylist
Fashion stylist atau pengarah gaya merupakan sebutan untuk
seseorang yang bertugas menentukan konsep berpakaian
untuk klien supaya tampil mempesona. Seorang pengarah gaya
memiliki tugas dan tanggung jawab utama untuk membangun
citra seseorang lewat pemakaian busana hingga make up.
Passion merupakan hal penting untuk menjadi pengarah gaya.
Passion berarti keinginan kuat yang dimiliki seseorang untuk
melakukan sesuatu dan dilakukan dengan penuh semangat
dan antusias. Selain itu, seorang pengarah gaya membutuhkan
kemampuan yang lain, misalnya seperti berikut.

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 7


1. Mampu mengetahui kepribadian (personality) dan karakter
dari seseorang.
2. Selalu mengikuti perkembangan tren busana.
3. Up to date tentang gaya musim berdasar standar
internasional, misal sesi styling autumn, spring hingga
winter.
4. Menguasai teori, teknik, dan aplikasi warna pada bidang
busana serta padu padan busana.

Gambar 1.1 Fashion Stylist sedang Menjalankan Pekerjaannya


Sumber: Dhiya Abdurrahman L (2023)

b. Fashion Merchandiser
Fashion merchandise adalah kegiatan yang melibatkan
perencanaan, pengembangan hingga pengadaan busana
sesuai segmen pasar untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Merchandiser adalah seseorang yang bertanggung jawab atas
segala hal yang terkait dengan produk. Fashion merchandiser
memastikan produk fesyen dengan jumlah dan harga yang
tepat selalu tersedia di toko. Seorang fashion merchandiser
bersama desainer menghasilkan produk fesyen yang menarik
bagi pelanggan. Berikut ini merupakan beberapa profesi
merchandiser.
1) Product Merchandiser
Seorang product merchandiser bertugas mempromosikan
produk fesyen dengan berbagai macam strategi baik di
online maupun offline. Keahlian yang harus dimiliki seorang

88 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X


product merchandiser ialah menguasai strategi dan teknik
pemasaran, menguasai analisis data dan tren, memiliki
kreativitas yang tinggi, serta mampu berkomunikasi dengan
berbagai pihak.
2) Visual Merchandiser
Visual merchandiser memiliki tugas utama merancang
visualisasi penempatan produk di dalam toko sehingga
memberi kenyamanan berbelanja bagi para pelanggan.
Keahlian yang perlu dimiliki oleh seorang visual
merchandiser ialah menganalisis data dan tren, memiliki
kreativitas tinggi, mampu berkoordinasi dalam bekerja tim,
memiliki ketelitian tinggi, dan menguasai displai produk.

Gambar 1.2 Fashion Merchandiser sedang Menjalankan Pekerjaannya


Sumber: Wuriyani Bekti Saputri (2023)

c. Fashion Creative Director


Fashion creative director bertanggung jawab untuk menentukan
tema, model koleksi busana, serta warna yang akan diproduksi
menjadi produk busana. Sebelum menentukan konsep yang
akan disajikan, fashion creative director harus melakukan riset
tren sesuai visi misi brand-nya. Seseorang yang akan terjun pada
profesi ini harus memiliki keahlian desain grafis, memahami
tren busana, dan mampu berkomunikasi dengan tim.

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 9


Gambar 1.3 Fashion Creative Director
Sumber: Sean Fennessy/The Design Files (2012)

d. Fashion Designer
Fashion designer adalah profesi di bidang busana yang
pekerjaannya merancang busana, baik untuk industri maupun
untuk personal. Fashion designer wajib memiliki kemampuan
menguasai tentang tren fesyen terkini dan mampu mengelola
proses pekerjaan mulai dari desain hingga bentuk pakaian jadi.

Gambar 1.4 Kegiatan Fashion Designer


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

e. Fashion Journalist
Fashion journalist adalah seseorang yang memiliki pekerjaan
meliput dan membuat laporan tentang berbagai fenomena
dalam dunia fesyen. Keahlian yang harus dimiliki oleh seorang
fashion journalist adalah mampu menulis multiplatform,
memahami mode busana, punya kepribadian yang kuat.

10
10 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
f. Pattern Maker
Pattern Maker adalah orang yang terlatih membuat pola dari
desain yang diberikan oleh fashion designer. Pola yang dibuat
bisa secara manual maupun digital bergantung pada sistem
pembuatan pola di industri tersebut.
Kemampuan yang wajib dimiliki pattern maker:
1) menguasai teknik pembuatan pola
2) perhatian pada detail desain
3) pengetahuan mengenai tekstil
4) komunikatif
g. Garment Technologist
Garment technologist (teknolog garmen) adalah seseorang
pekerjaannya berhubungan erat dengan tim desain, industri
penghasil kain, bahkan industri yang memproduksi busana.
Garment technologist bertindak sebagai komunikator antara
pabrik dan industri busana tempat mereka bekerja. Garment
technologist memastikan konstruksi garmen berjalan lancar
dan sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan.

Ayo, Membaca!

Aktivitas 1.3
Untuk mempelajari materi tentang kepribadian dan sikap
dalam bekerja di bidang busana (fesyen), kamu diminta untuk
menjelaskan sikap dan kepribadian seseorang yang bekerja di
bidang busana yang kamu kagumi. Sumber materi dapat diperoleh
dari wawancara langsung maupun membaca di berbagai media.
Kemudian, jelaskan sikap dan kepribadian yang dapat ditiru untuk
bekerja di bidang busana.

3. Sikap dan Kepribadian dalam Bekerja di Bidang Busana


Bidang busana termasuk dalam bidang ekonomi kreatif. Untuk
bekerja di bidang ekonomi kreatif, tentunya dibutuhkan kreativitas
yang tinggi. Bekerja di bidang busana merupakan sebuah seni

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 11


yang dalam pelaksanaan bekerjanya berhubungan dengan banyak
orang. Dengan demikian, sikap dan kepribadian yang baik sangat
dibutuhkan.

a. Sikap dalam Bekerja di Bidang Busana


Untuk menjadi sukses dalam bekerja di bidang busana (fesyen),
seseorang harus mempunyai sikap yang baik. Sikap dapat
diartikan penilaian, tindakan terhadap suatu objek. Sikap yang
harus dimiliki untuk bekerja di bidang busana (fesyen) adalah
seperti berikut.
1) Komunikatif dan Terampil secara Interpersonal
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
b) Menjaga hubungan baik dengan tim kerja.
c) Menghormati keragaman pada pelanggan.
2) Memahami Bisnis dengan Baik
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Memperhatikan tren mode saat ini untuk memastikan
keuntungan dalam penjualan.
b) Mengorganisasikan semua sumber daya yang ada untuk
mendapatkan keuntungan dan kesuksesan.
3) Semangat Kompetitif
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Mampu menangani persaingan dan tekanan dengan
baik.
b) Mampu bekerja sama dengan perancang mode lain
yang mempunyai visi dan misi yang sama.
c) Memahami daya saing industri mode secara umum dan
berkembang di lingkungan ini.
4) Bekerja dalam Tim dengan Baik
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Mampu berkolaborasi secara efektif dengan orang lain
yang masih berada di lingkungan tim.

12
12 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
b) Menyelesaikan masalah dan menghasilkan solusi
dengan bijak.
c) Menghargai ide dan sudut pandang yang beragam
sehingga dapat menambah nilai proyek.
d) Menghargai keragaman anggota tim.
5) Pengetahuan dan Ketertarikan pada Tren Busana
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Berpengetahuan luas dan antusias tentang tren mode
saat ini.
b) Terus mencari yang terbaru dan terbaik untuk tetap
kompetitif di industri fashion.
b. Kepribadian dalam Bekerja di Bidang Busana
Kepribadian yang sebaiknya dimiliki untuk bekerja di bidang
busana adalah sebagai berikut.
1) Memiliki Rasa Percaya Diri
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Teguh pendiriannya
b) Tidak bergantung pada orang lain
c) Berkepribadian baik
d) Optimis terhadap pekerjaannya
2) Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Ketekunan dan ketabahan
b) Mempunyai motivasi tinggi dan kerja keras
3) Pengambil Risiko
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Energik dan berinisiatif
b) Kemampuan mengambil risiko
c) Suka pada tantangan

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 13


4) Kepemimpinan
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Bertingkah laku sebagai pemimpin
b) Dapat menanggapi saran dan kritik
c) Dapat bergaul dengan orang lain
5) Keorisinilan
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Inovatif, kreatif, dan fleksibel
b) Serbabisa dan mengetahui berbagai hal
c) Mempunyai banyak sumber kemampuan
6) Berorientasi ke Masa Depan
Sikap ini tampak dari hal berikut.
a) Memiliki pandangan ke masa depan tentang trend
busana
b) Optimis memandang ke masa depan

B. Proyek Kewirausahaan di Bidang Busana

Ayo, Berdiskusi!

Aktivitas 1.4
Silakan kalian membaca materi tentang peluang pasar dan usaha
di bidang busana. Dalam kelompok yang terdiri 3-4 orang, amatilah
lingkungan di sekitar kalian. Buatlah analisis tentang peluang pasar
pada usaha di bidang busana yang dapat dikembangkan menjadi
sebuah usaha. Presentasikan hasilnya di depan kelas.

1. Peluang Usaha dalam Bidang Busana


Pada bagian ini, kita akan mengenal peluang usaha di bidang
busana, sumber peluang usaha, analisis peluang usaha, dan jenis-
jenis usaha di bidang busana.

14
14 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
a. Peluang Usaha
Peluang usaha adalah semua ide bisnis, prospek, perencanaan,
maupun kesempatan lain untuk suatu usaha yang sedang
dikembangkan atau akan dimulai (Utami, 2021). Hal yang
diinginkan diperoleh dengan mengoptimalkan manfaat dari
segala faktor yang ada, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari diri
sendiri, contohnya seperti minat dan bakat. Faktor eksternal
berasal dari luar diri, contohnya kondisi lingkungan, tempat
usaha, dan lain sebagainya.

b. Sumber Peluang Usaha


Peluang usaha tersebar di berbagai tempat dan kesempatan.
Peluang usaha yang bisa kita temukan antara lain peluang dari
diri sendiri, dari lingkungan, dari perubahan yang terjadi, dari
konsumen, dan dari informasi yang diperoleh.
1) Peluang dari Diri Sendiri
Peluang dari diri sendiri dapat berasal dari hobi, keahlian,
pengetahuan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki.
a) Hobi
Hobi dapat dijadikan sebagai sumber peluang usaha.
Melakukan kegiatan yang disukai dan disertai dengan
ketekunan akan membuat usaha lebih maju. Contohnya,
seorang yang mempunyai hobi mendesain busana,
kemudian dia memperdalam dengan pendidikan
maupun peningkatan kompetensi hingga menjadi
ahli di bidangnya menjadikan sebuah peluang usaha
menjadi seorang fashion desainer.
b) Keahlian
Keahlian dapat dijadikan modal dalam dalam
menentukan peluang usaha. Sebagai contoh, seorang
yang ahli mengoperasikan mesin bordir komputer
menjadikan keahliannya sebagai peluang usaha di
bidang jasa bordir komputer.

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 15


c) Pengetahuan dan Latar Belakang Pendidikan
Mempunyai latar belakang pendidikan lulusan SMK
Tata Busana memberikan peluang usaha mendirikan
sebuah modiste ataupun tailor busana.
2) Peluang dari Lingkungan
Peluang usaha dari lingkungan dapat diperoleh dengan
mengamati dan mendengar berbagai masalah dan kesulitan
di lingkungan sekitar kita. Sebagai contoh, ketika pandemi
Covid-19 kita mengamati dari lingkungan sekitar ketika
masker medis sulit didapatkan, dan jika ada pun, harganya
sangat mahal. Kondisi tersebut dapat dijadikan sebuah
peluang usaha, yaitu memproduksi masker kain yang
berkualitas dan dijual dengan harga terjangkau.
3) Peluang dari Perubahan yang Terjadi
Kehidupan bersifat dinamis atau mudah berubah sesuai
kebutuhan. Peluang usaha yang dapat diambil dari
perubahan yang terjadi, misalnya perubahan:
a) gaya hidup
b) teknologi dan komunikasi
c) lingkungan
d) musim
e) tingkat kebutuhan
4) Peluang dari Konsumen
Saran, keluhan, permintaan khusus dari konsumen dapat
dijadikan sebuah peluang usaha. Contohnya, konsumen
mempunyai badan yang pendek gemuk. Dia kesulitan
mendapatkan celana jeans yang pas. Dia berharap adanya
sebuah tempat yang menerima jasa pembuatan celana jeans
dengan made to order. Hal itu dapat menjadi peluang usaha.
5) Peluang dari Informasi yang Diperoleh
Informasi yang beredar di masyarakat tentang fenomena
perubahan tren gaya berbusana dapat dijadikan sebuah
peluang usaha dengan menjadi konektivitas atau
menjadi penghubung antara kebutuhan dan pemenuhan
kebutuhan. Mengetahui informasi tentang kebutuhan

16
16 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
masyarakat terhadap produk tertentu yang dibutuhkan
serta mengetahui informasi di mana mendapatkan produk
tersebut merupakan salah satu contoh untuk dikembangkan
sebagai peluang usaha.

c. Analisis Peluang Usaha


Analisis peluang usaha dilakukan sebelum memulai usaha.
Analisis peluang usaha dapat menggunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT bertujuan mengetahui keadaan usaha secara
komprehensif.
1) Strength (S)
Strength dapat diartikan sebagai analisis kekuatan.
Kekuatan yang dimaksud ialah kekuatan dari perusahaan
atau organisasi yang menjadi kelebihan dari suatu usaha.
2) Weaknesses (W)
Weaknesses dapat diartikan analisis kelemahan.
Menganalisis kelemahan yang menjadi kendala sangat
penting untuk memajukan perusahaan.
3) Opportunity (O)
Opportunity ialah analisis peluang yang berada di luar usaha
kita yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
usaha kita.
4) Threats (T)
Threats (ancaman) ialah analisis tentang keadaan yang
tidak menguntungkan usaha kita yang dapat menyebabkan
kemunduran bahkan kegagalan.
d. Jenis Usaha di Bidang Busana
Melakukan pemilihan bisnis yang akan dijalani dapat
menyesuaikan dengan karakter, bakat, keterampilan atau hobi
yang dimiliki. Berikut contoh beberapa jenis usaha busana yang
perlu diketahui ketika melakukan pemilihan bisnis.
1) Usaha Menjahit Perseorangan
Disebut usaha menjahit perseorangan karena dilakukan
secara individual. Berdasarkan busana yang dibuat, usaha
perseorangan dibagi menjadi modiste, tailor, atelier, dan
haute couture.

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 17


a) Modiste
Pengelolaan modiste masih sangat sederhana, hampir
semua pekerjaan dilakukan sendiri mulai dari
mengukur, memotong, menjahit, hingga penyelesaian.
Alat yang digunakan sederhana dan terbatas pada alat
mesin standar minimal. Sistem produksi berdasarkan
pesanan pelanggan, baik model maupun ukuran.
Dalam istilah industri, modiste disebut make to
order (memproduksi berdasarkan/untuk memenuhi
permintaan konsumen).
b) Tailor
Tailor biasanya mengerjakan busana pria khususnya
setelan jas. Tailor dapat pula mengerjakan jas wanita.
Tailor termasuk juga made to order. Ukuran, bahan, dan
model diperhatikan sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan pesanan. Tailor mengutamakan kualitas dan
jaminan mutu daripada kuantitas.

Gambar 1.5 Bidang Usaha Tailor


Sumber: Ira Gita/Kompas.com (2019)

c) Haute Couture
Haute couture berasal dari bahasa Prancis. Dalam
bahasa Italia, haute couture disebut alta moda. Bahasa
Indonesia menyebutkan, haute couture disebut
adibusana yang berarti seni membuat busana tingkat
tinggi. Usaha ini lebih mengutamakan pada detail

18
18 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
potongan yang fit dengan badan nan indah. Haute
couture menggunakan bahan berkualitas tinggi.
Penyelesaian banyak dilakukan dengan tangan.

Gambar 1.6 Antonio Grimaldi's Haute Couture Show


Sumber: Elli Ioannou for DAM/Design and Art Magazine (2019)

d) Atelier
Atelier berasal dari bahasa Prancis yang berarti “tempat
kerja, bengkel“ atau workshop (dalam bahasa Inggris).
Atelier menerima jahitan perseorangan, menerima
order dalam jumlah besar (konveksi), dan menjual
busana jadi. Pengelolaan usaha pada atelir lebih luas
dibandingkan dengan modiste dan tailor, baik dari segi
peralatan, staf pegawai, maupun organisasi.
2) Boutique
Boutique atau butik merupakan toko yang menjual pakaian
jadi lengkap dengan aksesorisnya.
Ciri-ciri busana butik seperti berikut.
a) Produk busana butik merupakan busana kelas
menengah hingga atas dengan kualitas jahitan yang
baik. Teknik penyelesaiannya menggunakan teknik
jahit tangan. Ukuran busana dibuat berdasarkan ukuran
tertentu atau berdasarkan standar dunia mode.
b) Modenya cenderung unik dan tidak pasaran.
c) Busana butik diproduksi hanya satu sampai tiga potong
untuk satu model sehingga eksklusif.

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 19


d) Butik-butik eksklusif memproduksi satu setel busana,
lengkap dengan aksesoris dan milineris yang senada
dengan busana.

Gambar 1.7 Showroom butik


Sumber: Kate Spade/Popbela.com (2022)

3) Factory Outlet
Factory outlet merupakan istilah yang dipakai untuk toko
pakaian yang menjual pakaian jadi dengan brand/merek
yang terkenal. Factory outlet merupakan (kebanyakan)
pakaian sisa ekspor dengan kualitas yang berbeda-beda.

Gambar 1.8 Showroom Factory Outlet


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

4) Konveksi
Konveksi ialah usaha di bidang busana jadi dengan skala
besar atau secara massal, dengan kualitas busana menengah
ke bawah. Dalam proses produksi, ukuran busana ini tidak

20
20 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
berdasarkan pesanan pelanggan, melainkan menggunakan
ukuran standar seperti S-M-L-XL-XXL atau 11, 12, 13, 14, 15,
16 atau 30, 32, 34, 36, 38, 40, dan 42.

5) Industri Garmen
Industri garmen dapat diartikan sebuah bisnis usaha yang
bergerak di bidang pembuatan pakaian jadi dalam skala
besar yang dikelola dengan sistem manajemen dan juga
sistem administrasi yang terstruktur dengan baik. Proses
produksi pakaian pada industri garmen terbilang sangat
cepat dan juga rapi dengan kualifikasi jahitan menengah
ke atas, yang didukung oleh mesin-mesin produksi yang
sangat modern. Standar mutu produk di garmen sangat
diperhatikan sehingga setiap divisi pengerjaannya masing-
masing memiliki quality control.

Gambar 1.9 Proses Produksi di Garmen


Sumber: JPNN/JawaPos.com (2019)

2. Simulasi Kewirausahaan

Mari, Beraksi!

Aktivitas 1.5
Lakukan kegiatan membaca materi tentang proyek kewirausahaan
secara individu. Buatlah kelompok, yang terdiri atas 3-4 orang.
Buatlah business plan dari hasil aktivitas yang sudah kamu lakukan
sebelumnya. Laporkan hasil yang kamu buat pada guru.

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 21


Business Plan
Business plan berarti rancangan pelaksanaan usaha secara
utuh. Business plan berupa dokumen yang disiapkan oleh
enterpreneur yang berisi perencanaan, pemasaran permodalan
manufaktur, dan sumber daya manusia.
Contoh Business Plan Sederhana

1. Latar Belakang
Berisi latar belakang rencana pendirian usaha.

2. Deskripsi Perusahaan
Berisi deskripsi dari usaha yang akan didirikan, visi dan
misi Perusahaan, serta tujuan pendirian usaha.

3. Barang dan Jasa yang Diproduksi


Berisi penjelasan dari barang dan jasa yang akan diproduksi
dari usaha tersebut. Selain itu, juga menjelaskan keunggulan
dari produk barang dan jasa yang diproduksi.

4. Analisis Aspek Pasar


Berisi segmentasi pasar dan strategi pemasaran yang akan
dilakukan oleh usaha yang direncanakan.

5. Analisis Aspek Teknis


Berisi lokasi dari usaha yang direncanakan, layout ruangan,
serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
usaha tersebut. Jumlah target produksi dari usaha yang
direncakan juga perlu dijelaskan pada aspek ini.

6. Analisis Aspek Manajemen


Dijelaskan tentang sumber daya manusia yang dibutuhkan
di usaha yang direncanakan dan manajemen sumber daya
manusia yang dilakukan.

7. Analisis Aspek Finansial


Berisi modal yang dibutuhkan dan sumber modal dari
usaha yang direncanakan.

22
22 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Mari, Beraksi!

Aktivitas 1.6
Berdasarkan hasil aktivitas yang sudah kamu lakukan sebelumnya,
buatlah kelompok dengan anggota 3-4 orang. Rencanakan dan
lakukanlah simulasi kewirausahaan dalam kelompok kalian.
Simulasi dimulai dari tahapan: melakukan analisis SWOT untuk
menentukan peluang usaha dari kewirausahaan kalian, membuat
brand dan menentukan DNA brand, membuat business plan serta
melaksanakan simulasi di bawah bimbingan guru.
Buatlah laporan dari kegiatan yang sudah kalian lakukan.

Asesmen

Jawablah soal berikut dengan tepat!


1. Apakah yang kamu ketahui tentang profil seorang teknopreneur?
2. Jelaskan tentang salah satu profesi di bidang busana yang paling
menarik minat untuk kamu tekuni! Jelaskan alasannya!
3. Jelaskan bagaimana sikap dan kepribadian yang harus dimiliki
apabila bekerja di bidang busana!
4. Jelaskan tentang peluang usaha dari diri sendiri!
5. Jelaskan tentang usaha menjahit perseorangan!

Pengayaan

Untuk menggali materi ini sehingga bisa mendalaminya lebih jauh,


kamu bisa membaca dari berbagai sumber tentang profil seseorang
yang sukses berprofesi di bidang busana. Simpulkanlah sikap dan
kepribadian yang dimilikinya hingga bisa sukses di bidangnya.

Bab I Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana 23


Refleksi

Pada Bab I, kamu sudah mempelajari mengenai Profil Teknopreneur,


Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana (Fesyen).
Yuk, refleksikan diri kamu dengan mengisi tabel berikut!
Tabel 1.1 Refleksi Profil Teknopreneur, Peluang Usaha, dan Profesi di Bidang Busana (Fesyen)

Kemukakan pendapatmu terkait manfaat yang diperoleh setelah


mempelajari materi di atas!
Sangat
Sangat Cukup Kurang
Bermanfaat Kurang
Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat
Bermanfaat

Alasannya

24
24 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Sri Listiani, Ely Tri Wulandari
ISBN: 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

BAB II Dunia
Industri dan
Perkembangan
Mode

Seberapa penting pemahaman mengenai ekosistem


industri mode bagi seorang fashion designer?
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, kamu mampu:


1. memahami ekosistem industri mode meliputi per-
kembangan mode busana, model bisnis dalam lingkup
industri fashion, trend, konsep sustainable fashion;
2. memahami potensi lokal dan kearifan lokal dalam produk
fashion;
3. mendeskripsikan ekosistem industri mode.

Kata Kunci

Ekosistem industri mode,

Trend fashion,

Sustainable fashion,

Potensi dan kearifan lokal

26
26 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Peta Materi

Apakah kamu pernah berpikir, bagaimana


seorang desainer mampu menciptakan
produk yang dapat diminati oleh khalayak
ramai? Atau, bagaimana suatu produk dapat
menjadi sangat diminati atau menjadi tren,
dimana semua orang mengenakan produk
Sumber: Girah Ababil (2021)
tersebut? Bagaimana cara seorang desainer
dapat menentukan produk apa yang harus
dibuat saat ini, atau bahkan di tahun berikutnya? Hal tersebut
dapat diatasi jika seorang desainer mampu memahami ekosistem
dan perkembangan yang ada di dalam industri mode. Kemampuan
untuk memahami ekosistem mode dapat membantu seorang
desainer untuk membaca minat dan produk apa yang sedang
banyak digemari oleh khalayak. Selain itu, dia juga dapat
mengetahui skema bisnis yang tepat untuk memasarkan
produknya. Fenomena yang sedang terjadi dapat dijadikan acuan
bagi seorang desainer dalam menghasilkan sebuah karya/produk
yang mengarah ke mass production.

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 27


A. Ekosistem Industri Mode

Mari, Berdiskusi!

Aktivitas 2.1
Buatlah kelompok dalam kelas kalian.
Carilah informasi dari berbagai media mengenai ekosistem industri
mode dan overview fashion industry secara individu. Diskusikan dan
buatlah peta konsep tentang ekosistem industri mode, kemudian
presentasikan di depan kelas.

Fashion atau mode merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif


di Indonesia yang dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif. Menurut data Statistik Ekonomi Kreatif tahun 2020,
subsektor mode menempati posisi teratas sebagai industri yang
memiliki nilai ekspor paling tinggi, yaitu sebesar 62,04%. Setiap wacana
yang mengemukakan bidang fashion selalu diasosiasikan dengan
pembahasan di bidang busana. Padahal, busana tidak hanya berupa
benda yang dijadikan sebagai penutup tubuh. Lebih dari itu, secara
empirik, busana diyakini memiliki kemampuan dalam menunjukkan
satu peradaban. Saat menuju popularitas, suatu gaya tertentu dikenakan
oleh sejumlah relatif kecil orang yang secara finansial mampu membuat
dirinya berbeda atau secara psikologis cukup aman untuk mencoba
sesuatu yang baru.
Kebutuhan manusia akan berbusana tidak lagi sebatas sebagai
kebutuhan sandang yang harus terpenuhi, atau sekadar untuk
melindungi tubuh dari kondisi cuaca dan serangan serangga.
Kebutuhan itu merupakan suatu gaya hidup yang dapat mencerminkan
kepribadian, status sosial, dan status ekonomi individu. Pandangan
masyarakat umum tentang industri mode memiliki stigma tersendiri.
Industri mode acapkali dikaitkan dengan dunia yang glamor, mahal,
identik dengan sesuatu yang mewah yang berkaitan dengan dunia
entertainment dan sosialita. Pada kenyataannya, industri mode tidak
sesederhana itu. Industri mode atau fashion merupakan fenomena
budaya yang kompleks, tetapi juga merupakan bagian dari industri

28
28 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
manufaktur dan ritel global yang cakupannya sangat luas. Industri
mode memiliki ruang lingkup yang dan dapat bersinggungan dengan
industri lainnya, seperti industri media, periklanan, penerbitan,
industri musik, digital marketing, dan industri lainnya sehingga bisa
disebut sebagai industri yang dinamis.

1. Definisi Mode
Mode memiliki pengertian sebagai suatu tanda di mana adanya
perubahan gaya hidup dalam suatu masa. Perubahan ini tidak
terlepas dari perkembangan sejarah serta kemajuan teknologi
yang makin cepat. Breward dan Evan (2005) menjelaskan bahwa
mode berasal dari bahasa Latin yang berarti modus yang salah satu
artinya sopan santun.
Di Indonesia, dalam perkembangannya, dalam struktur
kebahasaan, istilah fashion diubah menjadi fesyen, untuk
memberikan rasa yang lebih melekat pada budaya berbusana
masyarakat Indonesia. Namun, pada akhirnya, penggunaan
istilah fesyen berubah menjadi mode berdasarkan kesepakatan
antarpraktisi dan akademisi di industri busana. Secara harfiah,
pengertian mode tidak berarti semata-mata hanya sebatas pakaian
dan perlengkapannya saja, melainkan gaya dalam berbusana serta
bagaimana individu berperilaku.

2. Ekosistem Industri Mode


Perbedaan ekosistem antara negara maju dan negara berkembang
disebabkan adanya perbedaan budaya, potensi, permasalahan, dan
kondisi geografi tiap negara, khususnya persoalan selera. Demikian
juga dengan ekosistem industri mode. Berikut gambaran ruang
lingkup ekosistem industri mode.

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 29


Gambar 2.1 Ruang Lingkup Industri Mode

Ekosistem industri mode adalah sebuah sistem yang


menggambarkan ikatan saling kebergantungan (interdependent
relationship) antara setiap peran dalam proses menciptakan ide
kreatif. Dalam buku Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional
2015-2019, untuk menggambarkan hubungan ini, dibuatlah suatu
pemetaan yang terdiri atas hal-hal berikut.
a. Rantai Nilai Kreatif
Rantai nilai kreatif (creative value chain) merupakan proses
penciptaan nilai kreatif yang berfokus pada transaksi sosial,
budaya, dan ekonomi yang terjadi di dalamnya. Adapun
industri yang terdapat pada rantai ini meliputi industri utama
yang merupakan penggerak dalam sektor industri kreatif serta
industri pendukungnya.

30
30 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Proses ide atau kreasi merupakan tahap awal dalam
rantai nilai kreatif. Pada tahap ini, lebih menonjol untuk
mengembangkan ide-ide baru serta mencari tahu bagaimana
cara untuk menyelesaikan segala bentuk permasalahan dan
melihat peluang yang ada dalam industri mode.

Gambar 2.2 Rantai Nilai Kreatif

Adapun urutan kegiatan dalam proses berkreasi berawal


dari riset untuk membuat sebuah konsep. Konsep itu dilanjutkan
dengan tahap membuat inovasi, interpretasi, dan eksplorasi.
Kemudian, dijadikan ke dalam desain dengan luaran berupa
produk sampel atau prototype.
1) Riset
Sebagai awal untuk mendukung kemampuan berkreasi,
dibutuhkan riset mengenai perilaku serta kecenderungan
gaya hidup konsumen. Berikut tahapannya.
1. Menganalisis gaya hidup masyarakat saat ini.
2. Menganalisis kecenderungan yang ada dalam tren mode.

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 31


3. Memprediksi dan menemukan pola hidup atau tren
yang akan datang.
4. Membuat konsep, tema, orientasi, dan decoding.
Dalam hal ini, riset dan analisis menjadi acuan untuk
memprediksi perubahan gaya hidup serta pola pikir
konsumen.
2) Konsep
Untuk mengetahui tujuan pasar, dilakukan pemetaan
perilaku konsumen dari berbagai sudut pandang. Pemetaan
perilaku konsumen dilakukan antara lain dari sudut
pandang demografi (jenis kelamin, rentang umur, dan kelas
sosial), letak geografis (kota, negara, musim), serta psikografi
(identifikasi karakteristik kepribadian dan sikap yang
memengaruhi gaya hidup seseorang serta perilaku dalam
mengonsumsi suatu produk). Pemetaan perilaku konsumen
tersebut merupakan kecenderungan penerimaan mode
(avant grade/trend setter/pengikut mode aktif/pasif) serta
style dalam berpakaian.

Gambar 2.3 Skema Proses Kreatif

32
32 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Proses Kreasi

Desainer, Lembaga, APPMI, IPMI,


Trend Forecasting, APGAPINDO, APRISINDO,
Konsultan IPBM, IIFC, AMIN

Inovasi, Interpretasi,
Riset Konsep Eksplorasi Desain

Produk Sampel

Gambar 2.4 Proses Kreasi Subsektor Mode di Indonesia

Pelaku Utama
Industri Mode

Pendidikan Proses Kreasi Media/Apresiasi


(Pendidikan Mode (Desainer, Lembaga, Trend
(Media Mode, Kritikus Mode)
Akademis) Forecasting, Konsultan)

Proses Produksi
(Manager Produksi)

Proses Distribusi
(Buying, Merchandiser)

Proses Penjualan
(Sales Person)

Konsumen

Gambar 2.5 Peta Ekosistem Mode

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 33


b. Pasar--Konsumen (Market)
Konsumen merupakan pihak yang mampu mengapresiasi
produk. Konsumen industri mode memiliki karakteristik
konsumen yang berbeda dibandingkan dengan konsumen
industri kreatif lainnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh ruang
lingkup substansinya, yaitu konsumen umum dan konsumen
khusus. Konsumen umum merupakan target pasar dari ruang
lingkup ready-to-wear. Konsumen khusus merujuk kepada para
penikmat mode seperti kalangan sosialita maupun akademisi,
media, atau orang yang terlibat dalam industri mode lainnya
seperti fashion stylish dan artis.
c. Lingkungan Pengembangan (Nurturance Environment)
Kita telah memahami ekosistem mode dan rantai nilai kreatif
yang terdapat dalam industri mode. Pembahasan selanjutnya
akan berfokus pada lingkungan pengembangan yang dapat
memengaruhi semua komponen yang ada dalam industri mode.
1) Apresiasi
Salah satu komponen lingkungan pengembangan yang
memengaruhi proses ialah apresiasi dalam bidang mode.
Apresiasi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
apresiasi oleh pasar (konsumen) dan apresiasi kepada
desainer itu sendiri sebagai pelaku. Selain itu, kegiatan
apresiasi dapat berupa pemberian penghargaan kepada
semua pelaku mode. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
oleh pemerintah, asosiasi, institusi ataupun media kepada
para tokoh mode dan produsen mode, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Pada akhirnya, apresiasi dalam bentuk
apa pun akan memberikan masukan bagi pelaku mode dan
membuat pelaku di industri mode dapat membuat karya
yang lebih inovatif.
2) Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses yang meliputi
peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku
yang sangat berpengaruh dalam menciptakan suatu karya.
Peran pendidikan di industri mode sangat penting karena
membantu mengembangkan industri mode agar dapat

34
34 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
menciptakan tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan
kompetensi yang mumpuni. Selain itu, pendidikan juga
dapat memberikan kesempatan kepada penyedia pelatihan
dan pendidikan mode untuk mengetahui para pelaku yang
memiliki potensi dalam subsektor mode. Adapun jenis
pendidikan mode Indonesia dapat dikategorikan menjadi
tiga bagian, yaitu seperti berikut.
a) Pendidikan Desain
Pendidikan desain merupakan pendidikan yang
berfokus pada materi pengajaran mulai dari bagaimana
cara berpikir kreatif, dasar seni desain, membuat
konsep, sampai bagaimana cara untuk membuat suatu
koleksi busana.
b) Pendidikan Teknis
Pendidikan teknis merupakan pendidikan yang berfokus
pada materi pengajaran teknis jahit dan pengoperasian
alat-alat jahit, serta berbagai teknik pengayaan seperti
payet, bordir, dan lainnya.
c) Pendidikan Manajemen Bisnis
Pendidikan manajemen bisnis merupakan pendidikan
yang memiliki materi terkait desain dan teknis, tetapi
fokusnya lebih mengarah kepada ilmu pengelolaan
manajemen bisnis dan kewirausahaan sebagai aspek
komersial. Materi yang diberikan terkait konsep dan
strategi pemasaran.
3) Asosiasi
Asosiasi maupun lembaga trend forecasting memiliki
peran yang sangat penting, yaitu sebagai wadah dalam
mengumpulkan para pelakunya. Namun, saat ini,
acuannya lebih mengarah pada tren yang diterbitkan oleh
Kemenparekraf maupun Baparekraf. Di bawah ini asosiasi
yang ada di industri mode Indonesia yang dibagi ke dalam
empat kelompok.

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 35


a) Asosiasi Profesi/Produksi
Terdapat sembilan asosiasi profesi di Indonesia.
Kesembilan asosiasi tersebut ialah seperti di bawah ini.
(1) APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode
Indonesia)
Saat ini, beberapa fashion designer yang pernah
menjadi bagian dari APPMI telah membuat asosiasi
baru, yaitu bernama IFC (Indonesia Fashion
Chamber) yang berfokus pada busana ready to wear,
craft, dan modest fashion (busana sopan).
(2) IPMI (Ikatan Perancang Mode Indonesia)
(3) APGAI (Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesori
Indonesia)
(4) APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia)
(5) APGAPINDO (Asosiasi Pengusaha Gaun Pengantin
dan Perlengkapan Indonesia)
(6) PTI (Perhimpunan Tailor Indonesia)
(7) APRISINDO (Asosiasi Persepatuan Indonesia)
(8) IIFC (Ikatan Islamic Fashion Consortium)
(9) IPBM (Ikatan Perancang Busana Muslim)
b) Asosiasi Merek Indonesia (AMIN)
(1) Asosiasi Distribusi
(2) APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia)
(3) ARDIN (Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan
Distributor Indonesia)
(4) AFI (Asosiasi Franchise Indonesia)
c) Asosiasi Penjualan
ASPERAPI (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia)
d) Asosiasi Pendidikan
(1) IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)
(2) ISWI (Ikatan Sarjana Wanita Indonesia)

36
36 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Empat komponen di atas memiliki peran yang berbeda-
beda, tetapi tetap berkaitan dan membentuk sebuah siklus
dalam ekosistem subsektor industri mode yang mampu
menghasilkan rantai nilai kreatif secara berkelanjutan.
Peta subsektor industri mode merupakan pemetaan yang
dibuat menggunakan pendekatan kondisi ideal atau
modelling untuk memberikan gambaran yang sempurna
bagi industri mode secara komprehensif. Pemetaan tersebut
menggambarkan seluruh aktivitas yang terjadi pada setiap
tahapan kreatif. Dalam hal ini, seluruh pelaku dalam industri
mode yang terlibat dijadikan sebuah ekosistem secara
berkelanjutan sehingga industri mode dapat berkembang
dalam konteks industri.
d. Model Bisnis Industri Mode
Model bisnis merupakan konsep bagaimana sebuah produk
mode dapat dilihat oleh konsumen. Melalui model bisnis,
konsumen dapat mengetahui bagaimana suatu produk
diproduksi hingga bisa sampai ke tangan konsumen. Adapun
model bisnis yang terdapat dalam lingkup mode seperti berikut.
1. Membuat pusat mode, pameran, atau aktivitas perdagangan
yang memiliki sub-budaya kuat yang mampu memberikan
inspirasi.
2. Model bisnis yang bersumber pada kekuatan lokal daerah
untuk menciptakan tren.
3. Ready-to-wear fashion merupakan produk mode yang
memiliki konsep siap pakai dan diproduksi secara massal.
4. Kerajinan seperti membatik dan menganyam merupakan
simbol kekuatan lokal yang diaplikasikan pada produk
mode dengan didasari berbagai keterampilan khusus
maupun aspek budaya dari berbagai kota di Indonesia.
Dalam aspek industri, peta ruang lingkup mode secara
umum menggambarkan hubungan antarpelaku dan entitas
usaha dalam membentuk industri utama. Berikut ini model
bisnis yang paling ideal sejak proses kreasi, konsep desain,
hingga penjualan produk mode.

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 37


Gambar 2.6 Model Bisnis Pengembangan Subsektor Mode
Sumber: Sri Listiani (2022)

Dalam industri mode, model bisnis pada umumnya


melibatkan semua proses rantai kreatif yang diawali dengan
kreasi, produksi, distribusi, dan penjualan. Seiring berjalannya
waktu, model bisnis mode di Indonesia mengalami kemajuan.
Penjualan tidak hanya terpaku pada penjualan secara langsung
atau off-line, tetapi juga mengalami berbagai model bisnis
seperti Omni Channel, multilevel marketing, kolaborasi antar-
pelaku industri garmen dan desainer.

B. Perkembangan Mode Busana

Mari, Berdiskusi!

Aktivitas 2.2
Bentuklah kelompok, kemudian carilah informasi dari berbagai
media mengenai perubahan gaya dan selera yang berkembang
sesuai mode dan tren. Diskusikan, kemudian presentasikan di
depan kelas.

Di lingkup kehidupan sosial, pakaian dan perhiasan memiliki peran


simbolis untuk memperlihatkan strata sosial, menjelaskan bagaimana
kepribadian kita dilihat (dari segi komunikasi), dan mengandung nilai
estetis. Pakaian secara umum tampaknya dapat memenuhi sejumlah

38
38 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
fungsi sosial, estetika, dan psikologis. Hal tersebut dapat digambarkan
semuanya secara bersamaan dalam satu tampilan.
Seiring perkembangan zaman, perubahan gaya hidup dan selera
masyarakat dalam industri mode juga turut berkembang dan berubah
mengikuti masanya. Oleh karena itu, setiap masa atau dekade selalu
memiliki ciri khas dan karakternya masing-masing. Tren mode bisa
muncul baik dari sesuatu yang benar-benar baru, maupun tren lama
yang kembali muncul dan digandrungi oleh banyak orang. Berikut ini
perkembangan tren dan selera dari tahun 70-an hingga saat ini.

1. Gaya Tahun 70-an


Gaya berbusana tahun 70-an dianggap
sebagai gaya yang liberal. Setiap individu
bisa mengenakan pakaian sesuai yang
mereka inginkan. Gaya berbusana pada
tahun ini cukup dipengaruhi oleh musik.
Salah satu kelompok musik pop yang
terkenal dan ikonik pada tahun 70-an
adalah ABBA. Celana jeans dengan mode
wide leg dan kemeja menjadi produk
mode yang banyak digemari oleh anak Gambar 2.7 Gaya Berbusana
muda pada masa itu. Tahun 1970-an
Sumber: Kerry Pieri/ Harpers Bazaar
(1970)
2. Gaya Tahun 80-an
Berkembangnya teknologi memberikan
dampak perubahan lifestyle yang
membuat kaum wanita mulai menapaki
dunia karier. Pada masa ini, banyak
bermunculan model baju untuk wanita
karier dan independen. Desainnya
identik dengan busana kantoran yang
rapi dengan aksen minimalis, yang dapat
dipadupadankan dengan blazer, rok,
maupun celana panjang berbahan kain.
Gambar 2.8 Gaya Berbusana
Tahun 1980-an
Sumber: Coco Channel Magazine
(1924)

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 39


3. Gaya Tahun 90-an
Pada masa ini, tren mode berubah
dengan gaya yang lebih funky. Anak
muda pada masa ini sangat gemar
menggunakan aksesori untuk kepala
seperto headband, bandana, sampai
leher chockers. Penggunaan jaket denim,
cargo pants, hingga kaus kaki sampai
setinggi lutut menjadi ciri khas pada
masa ini. Gambar 2.9 Gaya Berbusana
Tahun 1990-an

4. Gaya Tahun 2000-an


Sumber: Everett/Esquire Magazine
(1998)

Era ini disebut sebagai abad milenium,


di mana style fashion makin bergeser
dan tren denim menjadi ikon yang
banyak digemari saat itu. Seringkali
disebut sebagai mode Y2K Unisex. Y2K
Unisex merupakan kata kunci untuk
gaya pada masa ini karena siapa
Gambar 2.10 Gaya Berbusana
pun lebih berani dan bebas dalam Tahun 2000-an
berpakaian dan bergaya. Sumber: Paramount Pictures/
Insider (2004)

5. Gaya Tahun 2022


Di masa ini, tren mode tidak mengalami
banyak perubahan dan perbedaan dari
tahun-tahun sebelumnya. Tampilan
kasual tetap menjadi yang banyak
digemari. Penggunaan blazer ataupun
kardigan sebagai outer serta penggunaan
warna monokrom juga banyak
digunakan pada tahun 2022 ini.

Gambar 2.11 Gaya Berbusana


Tahun 2022
Sumber: Tangkapan Layar Instagram
@Ayladimitri/IDN Times (2022)

40
40 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
C. Desainer dan Produk Modenya

Mari, Bereksplorasi!

Aktivitas 2.3
Secara individu, berikanlah contoh lain karya dari seorang fashion
designer berupa koleksi pakaian maupun produk mode lainnya.

Indonesia merupakan rumah bagi banyak perancang busana terkenal


yang memiliki karakteristik serta keunikan dalam desain dan estetika.
Karya rancangan desainer tanah air telah banyak dikenakan oleh
selebriti internasional dan tokoh masyarakat penting. Selain itu,
berkat kreativitas dan keunikan karyanya, tidak sedikit desainer
Indonesia yang berhasil membawa pulang beragam penghargaan
dunia. Merangkum dari indonesiandesign.com dan Harper’s Bazaar
Indonesia, berikut fashion designer Indonesia yang paling berpengaruh.

1. Sebastian Gunawan
Sebastian Gunawan yang akrab dengan panggilan Seba, mengawali
pendidikannya pada tahun 1984 dengan menimba ilmu di
Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo. Kemudian,
dia melanjutkan ke Fashion Institute of Design and Merchandising,
Los Angeles, Amerika Serikat tahun 1987. Setelah itu, dia ke Istituto
Artisticodell’Abbigliamento Marangoni, Milan, Italia pada tahun
1989. Dia memulai kariernya
sebagai seorang desainer pada
tahun 1993 setelah belajar mode
di Milan. Karyanya identik
dengan koleksi adibusana yang
dibuat berdasarkan pesanan
konsumen. Permainan detail
sulam, kristal, dan pemakaian Gambar 2.12 Koleksi Sebastian Gunawan
kain halus seperti sutra menjadi Bertajuk Yao Xiang Wang Xi

cirik hasnya. Sumber: Tim Sebastian Gunawan/CNN Indonesia


(2023)

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 41


2. Ghea Panggabean
Desainer yang mendapat julukan Ratu
Etnik karena konsistensinya dalam
menggunakan elemen dari suku-suku
berbagai belahan dunia pada karya busana
dan aksesorinya. Pada tahun 1976-1978,
Ghea mengenyam pendidikan formal di
Lucie Clayton College of Dressmaking
Fashion Design, London, dan pada tahun
1979 melanjutkan pendidikannya di
Chelsea Academy of Fashion, London.
Sekembalinya ke tanah air, Ghea
mempopulerkan kembali jumputan dan
lurik ke dalam mode. Hingga saat ini, Ghea Gambar 2.13 Karya Ghea
tidak berhenti menggunakan kekayaan Panggabean Terinspirasi dari
Kain Ulos
budaya yang ada di Indonesia sebagai
Sumber: Mohammad Abduh/
sumber inspirasinya dalam membuat Wolipop (2018)
karya.

3. Anne Avantie
Mengawali kariernya sejak tahun 1989,
desainer Anne Avantie dikenal dengan
ciri khas karyanya yang identik dengan
kebaya modifikasi dan eksplorasinya
dalam menggunakan kain tradisional
dalam berkarya. Meskipun tidak pernah
mengenyam pendidikan formal di bidang
mode, keahlian yang didapatnya secara
otodidak menjadikan Anne Avantie
sebagai salah satu desainer yang cukup
berpengaruh di Indonesia. Karyanya
Gambar 2.14 Karya Anne
dapat ditemui di mal-mal besar di Jakarta. Avantie
Selain itu, Anne Avantie juga aktif dalam Sumber: Eya/Wolipop (2012)
kegiatan sosial, seperti membantu anak
hidrosefalus dan melatih bakat siswa
perempuan di beberapa sekolah kejuruan.

42
42 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
D. Sustainable Fashion

Mari, Menganalisis!

Sumber: Tangkapan Sumber: Sumber: MLDesign/


Layar Instagram Fashion Press / Pinterest (2022)
@Aurelia Putri/ Pesta Pinterest (2022)
Daring UNJ (2022)

Aktivitas 2.4
Perhatikan gambar di atas! Ketiga gambar ini merupakan gambar
busana dengan konsep sustainable fashion. Silakan kamu amati dan
buatlah analisis mengenai konsep sustainable fashion dari gambar-
gambar tersebut!

Industri mode saat ini telah berevolusi dari yang pada awalnya berupa
koleksi busana yang dikeluarkan berdasarkan musim, menjadi industri
yang sangat cepat berubah. Kehadiran industri retail internasional yang
bersaing dengan cara menyediakan tren mode dengan harga relatif
terjangkau, jumlah yang terbatas, serta cepat berubah, mengakibatkan
konsumen untuk selalu membeli produk terbarunya agar tidak
ketinggalan zaman atau up to date terhadap gaya berbusana yang baru.
Fenomena perubahan tren busana seperti di atas dikenal dengan
sebutan fast fashion. Fenomena ini dapat terjadi disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti prediksi tren yang rendah atau tidak tepat,
siklus hidup yang lebih pendek, dan permintaan pasar yang tinggi.
Dampak yang terjadi dari hal yang serbacepat ini mendorong
masyarakat menjadi konsumtif. Pada akhirnya, timbul masalah
terhadap kesejahteraan manusia, contohnya perdagangan yang tidak

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 43


adil, upah buruh jahit yang rendah, atau bahkan mempekerjakan anak
di bawah umur, pemanasan global akibat proses produksi, polusi, dan
peningkatan jumlah sampah baju bekas yang ditimbulkan.

Gambar 2.15 Tempat Pembuangan Pakaian di Chile


Sumber: Martin Bernetti/ The Jakarta Post (2021)

Di Indonesia, industri pakaian ready-to-wear telah didominasi oleh


industri fast fashion. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, fast
fashion memiliki dampak buruk bagi kita maupun lingkungan sekitar.
Di bawah ini merupakan beberapa dampak yang ditimbulkan dari fast
fashion.
1. Menggunakan air yang berlebihan.
2. Menghasilkan limbah plastik dan serat sintetis.
3. Kebergantungan pada energi tak terbarukan.
4. Munculnya gaya hidup konsumtif pada masyarakat.

Adibusana

Pakaian mewah
siap pakai

Baju siap pakai komersil

Pakaian dengan tren yang singkat

Produk mode bermerek, tetapi palsu

Gambar 2.16 Piramida Fashion Industry

44
44 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Terkait fenomena fast fashion, peran desainer sangat dibutuhkan
dalam menciptakan karya busana yang dapat membantu
menyelesaikan fenomena ini, yaitu dengan konsep sustainable
fashion. Konsep keberlanjutan ini telah menjadi tren di industri mode.
Sustainable fashion merupakan gerakan yang berfokus pada pakaian
dan produk mode lainnya yang ramah lingkungan serta menghargai
masyarakat yang menjadi buruh atau bagian dari proses produksi
suatu busana. Peran desainer agar mampu menciptakan produk mode/
pakaian yang sustainable sangat bermanfaat karena dapat membantu
menyelamatkan bumi dan para pekerja. Adapun beberapa konsep
yang dapat menjadi alternatif dalam menciptakan produk busana yang
berkelanjutan, antara lain seperti berikut.

1. Ethical Fashion
Konsep ini mengacu pada pakaian yang mempertimbangkan
dampak produksi dan perdagangan terhadap lingkungan dan
orang-orang yang terlibat dalam proses produksi.

2. Eco Label
Penggunaan label ramah lingkungan untuk membantu
mengidentifikasi sustainable fashion.

3. Quality dan Durability


Kualitas dan daya tahan pakaian. Pakaian yang dibuat harus
menggunakan bahan yang berkualitas dan memiliki ketahanan
meskipun telah dikenakan selama bertahun-tahun.

4. Timeless
Sustainable fashion harus memiliki desain yang dapat dipakai dalam
jangka waktu yang lama, dan desainnya akan selalu cocok pada era
apa pun. Sebagai contoh black dress, kemeja hitam/putih, celana
panjang hitam/putih.

5. Lokal dan Tradisional


Harus bisa mengurangi biaya dan dampak lingkungan yang
ditimbulkan dari transportasi. Oleh sebab itu, penggunaan bahan-
bahan lokal sangat dianjurkan. Di lain sisi, hal ini dapat memberikan
dampak positif bagi pemasukan masyarakat setempat.

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 45


6. Recycling dan Upcycling
Recycling didasarkan pada konversi bahan dari produk yang sudah
ada untuk membuat produk baru. Upcycling ialah mengubah
pakaian dengan menerapkan perubahan estetika, contohnya
mengubah kemeja menjadi rok mini.

7. Zero Waste
Zero waste bertujuan untuk menghilangkan limbah kain dan
mengoptimalkan bahan yang ada untuk dijadikan pakaian.

E. Potensi Lokal dan Kearifan Lokal

Mari, Bereksplorasi!

Aktivitas 2.5
Sebelum kamu memahami materi mengenai materi potensi lokal
dan kearifan lokal produk mode, carilah contoh mengenai potensi
lokal dan kearifan lokal produk mode. Kemudian, berikan tanggapan
mengenai contoh-contoh tersebut.

Potensi budaya lokal yang dimiliki Indonesia sangat banyak dan


beragam. Jika kekayaan budaya lokal dapat dimanfaatkan secara
optimal, tentunya dapat membuat Indonesia makin dikenal dengan
keunikan dan keunggulan pada sektor kerajinan tekstil. Seluruh
pelaku yang terlibat dalam industri mode (desainer, pengusaha mode,
produsen, distributor, jurnalis mode, model, dan lainnya) memiliki
peran untuk mendukung dan mengembangkan potensi lokal. Untuk
itu, perlu adanya wadah atau tempat yang mempertemukan antara
pelaku mode dan target konsumen. Salah satunya dengan mengadakan
pagelaran dan pameran dagang seperti yang ada di Indonesia Fashion
Week (IFW); Jakarta Fashion Week (JFW) maupun Jakarta Fashion &
Food Festival.

46
46 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Asesmen

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Apa yang kamu pahami mengenai mode?
2. Jelaskan 4 komponen pemetaan untuk menggambarkan hubungan
rencana pengembangan industri mode!
3. Tuliskan urutan kegiatan dalam proses berkreasi!
4. Apa yang kamu ketahui mengenai manfaat dari adanya asosiasi
pengusaha mode?
5. Berikan gambaran yang kamu pahami mengenai perubahan gaya
busana dari karya salah seorang desainer Indonesia maupun luar
negeri!
6. Jelaskan 4 model bisnis yang terdapat dalam lingkup fashion!
7. Jelaskan perbedaan antara gaya 90-an dan gaya 80-an!
8. Apa dampak yang kamu pahami dari produk fast fashion?
9. Jelaskan minimal 3 konsep yang dapat menjadi alternatif dalam
menciptakan produk busana yg berkelanjutan!
10. Peran apa saja yang dapat dilakukan oleh para pelaku industri
mode untuk mendukung dan mengembangkan potensi lokal?

Pengayaan

Untuk memperkaya kemampuanmu, amatilah karya-karya dari para


fashion designer Indonesia maupun luar negeri. Kemudian, tuliskan
perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap karya dari setiap
desainer tersebut!

Bab II Dunia Industri dan Perkembangan Mode 47


Refleksi

Pada Bab II ini, kamu sudah mempelajari mengenai Ekosistem Industri


Mode, perkembangan mode busana, dan sustainable fashion. Yuk,
refleksikan dirimu dengan memberikan tanda centang () dalam
kolom “Ya” atau “Tidak” untuk setiap pernyataan di bawah ini sesuai
dengan yang kamu rasakan sebenarnya. Kerjakan di buku tugasmu
masing-masing.
Tabel 2.1 Refleksi Dunia Industri dan Perkembangan Mode

No Pernyataan Ya Tidak
Saya mampu mendeskripsikan ekosistem industri mode dan
1
overview fashion industry.
Saya mampu menjelaskan model bisnis di lingkup industri
2
mode.
Saya mampu menganalisis perubahan gaya dan selera
3
sesuai dengan perkembangan mode dan tren.
Saya mampu memberi contoh karya desainer dan produk
4
mode.
5 Saya mampu menguraikan konsep sustainable fashion.
mampu memberi contoh potensi lokal dan kearifan lokal
6
dalam produk mode.

48
48 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Sri Listiani, Ely Tri Wulandari
ISBN: 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

BAB III Dasar


Branding dan
Marketing

Bagaimanakah masyarakat dapat mengenal produk


industri busana dan tertarik untuk menggunakannya?
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu


memahami tentang branding dan marketing serta mampu
menganalisis strategi pemasaran.

Kata Kunci

Branding, Strategi pemasaran,

Marketing, Segmentasi pasar,

DNA brand, Peluang usaha

50
50 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Peta Materi

DASAR
BRANDING
DAN
MARKETING

Konsep Branding Konsep Marketing Strategi Marketing

Definisi Branding DNA Brand Segmentasi Pasar Pesaing pada Usaha


Bidang Busana

Definisi Marketing Digital Marketing

Dalam kehidupan sehari-hari, eksistensi brand atau merek telah


sangat akrab bagi kita. Sebagai contoh, kita mengenal “X” menjadi
merek minuman air mineral. Melalui program advertensinya,
kita mengenal “X” mampu mengembalikan fokus saat bekerja.
Akibatnya, ketika dirasa kurang fokus saat bekerja, dengan
minum “X”, fokus kita bisa kembali. Fenomena seperti itulah yang
kita kenal sebagai branding dan marketing yang telah dilakukan
perusahaan. Dengan branding dan marketing, citra sebuah produk
dapat kita ketahui dengan baik. Sebelum kita mempelajari materi
ini, ayo, jawablah beberapa pertanyaan berikut:
1. Apa yang kamu ketahui tentang brand?
2. Apa yang menjadi salah satu alasan kamu membeli sebuah
produk dan meyakini kualitas brand produk tersebut?
3. Apa yang kamu ketahui tentang marketing?
4. Apakah marketing penting dalam proses pengenalan produk
pada masyarakat?

Bab III Dasar Branding dan Marketing 51


A. Konsep Branding
Branding merupakan salah satu tahapan dalam memperkenalkan suatu
brand (merek) ke masyarakat dengan cara mempromosikannya
sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Proses dalam branding-lah
yang membuat masyarakat mendapat kesan pada sebuah brand
(merek).

Mari, Beraksi!

Aktivitas 3.1
Secara mandiri, kamu diminta membaca materi dari berbagai
sumber tentang branding. Setelah itu, buatlah desain sebuah brand
dari produk yang akan kamu produksi jika menjadi entrepreneur.

1. Definisi Branding
Sebelum mempelajari tentang branding, kita pelajari terlebih dahulu
tentang definisi brand. Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 Pasal 1
ayat (1), brand/merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata,
huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Adapun branding
menurut Putri (2021) merupakan kegiatan untuk berkomunikasi
kepada konsumen bertujuan untuk mendapatkan respons dan
citra yang baik dari konsumen yang dilakukan oleh perusahaan,
organisasi ataupun individu. Kesan yang diterima konsumen
terhadap produk barang atau jasa yang ditawarkan merupakan
hasil dari kegiatan branding. Tentu, keuntungan perusahaan akan
meningkat dengan adanya branding.
a. Unsur-Unsur dalam Branding
Berikut ini beberapa unsur yang dapat menggambarkan suatu
brand.
1) Nama Merek
Merupakan identitas bagi produk tersebut. Dalam memilih
nama untuk merek, gunakanlah nama yang unik dan

52
52 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
singkat, mudah didengar dan diucapkan, memiliki makna
positif, dan merupakan gambaran dari produk.
2) Logo
Merupakan wajah dari sebuah brand. Untuk menciptakan-
nya, diperlukan gaya tulisan, warna, dan bentuk yang dapat
membekas dalam pikiran target pasar produk tersebut.
3) Penampilan Visual
Penampilan visual terdiri atas desain kemasan, desain
produk, dan lain-lain.
4) Juru Bicara
Juru bicara yang dipilih dalam proses branding bisa dari
pesohor, tokoh pendiri, tokoh perusahaan, maskot.
5) Kata-Kata
Kata-kata yang digunakan bisa berupa akronim, slogan,
tagline, jingle.
6) Suara
Suara bisa berupa lagu, ikon bunyi/nada, lagu tematik.
b. Jenis-Jenis Branding
Apa saja jenis-jenis branding yang ada di pasaran?
1) Product Branding
Product branding adalah usaha pemberian identitas pada
sebuah produk yang mampu memengaruhi konsumen
untuk memilih dan membeli produk tersebut. Aspek-
aspek yang ditampilkan dari product branding ialah fitur-
fitur produk, harga produk, variasi produk, dan nilai-nilai
lain yang bisa menjadi keunggulan kompetitif.
2) Personal Branding
Personal branding adalah proses membentuk persepsi
masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang,
seperti kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai. Personal
branding juga tentang bagaimana aspek-aspek itu dapat
menciptakan persepsi positif dari masyarakat sehingga

Bab III Dasar Branding dan Marketing 53


dapat digunakan sebagai alat pemasaran. Personal branding
digunakan dengan tujuan mengangkat dan menaikkan
citra dari seseorang atau produk yang di-branding agar
brand awareness atau popularitasnya meningkat. Media
sosial menjadi media yang paling umum digunakan karena
media sosial merupakan platform yang paling tepat untuk
mengekspresikan karakter mereka.
3) Corporate Branding
Corporate branding merupakan jenis branding yang
bertujuan untuk mempromosikan suatu perusahaan. Nilai-
nilai perusahaan, etos kerja, sejarah perusahaan, atau misi
perusahaan itulah yang dipromosikan.
4) Geographical Branding
Pernah mendengar tagline “wonderland Indonesia”, kan?
Jika iya, pasti kamu pernah melihat videonya juga yang
berisi keindahan alam dan budaya Indonesia. Nah, ini
merupakan contoh geographical branding. Geographical
branding ialah jenis branding yang menonjolkan keindahan,
keunggulan, dan keunikan suatu wilayah. Biasanya, jenis
branding ini digunakan terkait dengan bidang pariwisata.
5) Co-Branding
Jenis branding yang dilakukan bersama-sama oleh dua
brand atau lebih adalah co-branding. Tujuannya untuk
menarik minat dari semua bisnis yang terlibat sehingga
jangkauan konsumennya menjadi lebih banyak. Salah satu
contoh umum co-branding ialah produk yang dihasilkan
secara bersama-sama.

Ayo, Membaca!

Aktivitas 3.2
Secara mandiri, bacalah materi dari berbagai sumber tentang DNA
brand. Kemudian, diskusikan dengan temanmu tentang pentingnya
DNA brand pada sebuah usaha. Buatlah kesimpulannya.

54
54 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
2. DNA Brand
Sebelum mempelajari tentang DNA Brand, kita pahami dahulu
tentang pengertian DNA. DNA merupakan singkatan dari
deoxyribonucleic acid. DNA adalah sebuah rantai molekul di mana
di dalamnya berisi materi genetik yang khas pada setiap orang. DNA
tidak hanya dimiliki manusia, tetapi dimiliki oleh semua makhluk
hidup. DNA memberikan manfaat untuk menunjukkan perbedaan
satu organisme dan organisme lainnya. Dengan demikian, DNA
suatu organisme bisa dilihat perbedaannya dengan organisme
lainnya.
Selain pada makhluk hidup, di dunia usaha juga dikenal istilah
DNA brand. Nama lain dari DNA brand ialah brand soul, brand
mantra, atau titik berangkat. DNA brand merupakan bagian
penting yang harus dimiliki sebuah usaha untuk melakukan strategi
brand. DNA brand tidak hanya berupa hal yang terlihat pada produk
seperti desain atau warna tertentu, tetapi lebih dari itu. DNA brand
merupakan alasan yang mendorong seseorang untuk membuat
produk utama untuk dijual. Sebuah brand harus dikenali DNA-nya.
Brand tidak hanya berarti nama merek yang unik dan karakteristik
dari perusahaannya, tetapi juga nilai-nilai apa yang ada dalam
brand tersebut yang memengaruhi cara berpikir dan bertindak para
pemiliknya. Sejatinya, DNA brand ialah esensi dari suatu merek,
menjadi karakteristik dasar dari merek tersebut. Ibarat sistematika
DNA dalam diri manusia, sebuah brand harus memiliki values
(nilai-nilai). Nilai-nilai tersebut tidak hanya unik, tetapi juga cocok
bagi karyawan dan pelanggannya. Karena sejatinya, DNA ialah
pembeda dan menjadi core identity manusia. Ketika direalisasikan
menjadi nilai, nilai tersebut yang menjadi titik mula dan pedoman
bagi karyawan/pekerja.
Jika manusia tidak mungkin mempunyai DNA yang berbeda
dengan DNA orang tuanya, perusahaan dapat perlahan-lahan
kehilangan "identitasnya" dan melenceng dari DNA yang diturunkan
oleh pendirinya. Oleh karena itu, DNA di sebuah perusahaan harus
terinternalisasi dengan baik hingga membentuk antibodi yang kuat
bagi perusahaan dalam bentuk budaya perusahaan (corporate
culture). Menemukan DNA brand dapat menggunakan bantuan

Bab III Dasar Branding dan Marketing 55


Brand pyramid. Brand pyramid ialah kerangka kerja yang digunakan
untuk menjawab pertanyaan mendasar dalam diagram sehingga
mudah dikomunikasikan ke seluruh organisasi atau perusahaan.

Gambar 3.1 Brand Pyramid

B. Konsep Marketing
Marketing (pemasaran) merupakan sebuah kegiatan yang penting
dilakukan oleh sebuah usaha. Dengan marketing yang baik, masyarakat
akan mengenal produk atau jasa yang dihasilkan dari sebuah
perusahaan. Harapan dari proses marketing ialah adanya peningkatan
pada penjualan dan tercapainya keuntungan pada perusahaan.

1. Jenis Pemasaran
Pemasaran (marketing) ialah proses memasarkan produk atau
mengenalkan produk kepada masyarakat dengan menggunakan
berbagai macam teknik, dengan tujuan produk tersebut diminati
masyarakat luas. Jenis-jenis pemasaran dapat dibagi menurut
target pasar, teknik pemasaran, alat yang digunakan, dan lain-lain.

56
56 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
a. Jenis Pemasaran Berdasarkan Target Pasar
1) Business to Business Marketing
Business to business marketing ialah pemasaran yang
dilakukan oleh perusahaan dengan menargetkan
perusahaan lain. Produk yang ditawarkan ialah produk yang
dapat digunakan untuk memajukan bisnis dari perusahaan
yang dijadikan target.
2) Business to Consumer Marketing
Business to consumer marketing ialah teknik pemasaran
yang dilakukan perusahaan dengan target pasarnya ialah
konsumen secara langsung.
3) Consumer to Consumer Marketing
Consumer to consumer marketing ialah teknik pemasaran
yang dilakukan oleh konsumen dengan targetnya ialah
konsumen lain.
4) Business to Government
Business to government ialah pemasaran yang dilakukan
oleh perusahaan dengan targetnya ialah instansi
pemerintah.
b. Jenis Pemasaran Berdasarkan Teknik Pemasaran
Berdasarkan teknik pemasaran, pemasaran dibagi seperti
berikut.
1) Word of Mouth
Word of mouth ialah teknik pemasaran secara lisan dan
informasi disampaikan dari orang ke orang.
2) Guerilla Marketing
Guerilla marketing ialah teknik marketing secara gerilya
yang tidak konvensional, dan pada tempat yang tidak
terduga.
3) Affiliate Marketing
Affiliate marketing ialah teknik pemasaran dengan
memberikan imbalan kepada satu atau lebih afiliasi apabila
dapat membawa pelanggan pada bisnis tersebut.

Bab III Dasar Branding dan Marketing 57


4) Database Marketing
Database marketing ialah teknik pemasaran secara langsung
dengan menggunakan data base pelanggan dalam menjalin
komunikasi pribadi untuk mempromosikan produk.
c. Jenis Pemasaran Berdasarkan Alat yang Digunakan
Berdasarkan alat yang digunakan, jenis pemasaran dibedakan
seperti berikut.
1) Telemarketing
Telemarketing ialah metode pemasaran langsung, dimana
penjual mengumpulkan sejumlah calon konsumen untuk
membeli produk atau jasa dengan menggunakan telepon.
2) Digital Marketing
Digital marketing ialah teknik pemasaran yang
menggunakan segala bentuk saluran periklanan digital
untuk menjangkau konsumen. Saluran yang digunakan
misalnya televisi, internet, media sosial, website, dan lain-
lain.
3) Direct Mail Marketing
Direct mail marketing ialah pemasaran secara langsung
dalam bentuk iklan brosur, distribusi katalog, surat promosi,
dan iklan jalanan.

2. Digital Marketing

Mari, Beraksi!

Aktivitas 3.3
Untuk mempelajari materi ini, kalian diminta membentuk
kelompok terdiri atas 3 atau 4 orang. Kalian bisa mewawancarai
produsen/toko produk busana untuk mendapatkan informasi
mengenai konsep marketing atau digital marketing yang diterapkan
oleh usaha tersebut. Bandingkan antara traditonal marketing dan
digital marketing yang dilakukan oleh usaha tersebut. Kemudian,
buatlah kesimpulannya dan presentasikan di depan kelas.

58
58 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Kita telah belajar mengenai pengertian pemasaran (marketing).
Promosi, distribusi, penjualan hingga strategi pengembangan
produk merupakan usaha yang dilakukan dalam kegiatan
pemasaran. Menurut Manullang (2021), tujuan dari konsep
pemasaran ialah memberikan kepuasan pada kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Sistem pemasaran secara keseluruhan dibagi menjadi dua,
yaitu sistem pemasaran tradisional (traditional marketing) dan
sistem pemasaran digital (digital marketing). Traditional marketing
adalah teknik pemasaran yang dilakukan secara konvensional,
misalnya melalui iklan di brosur, koran, dan majalah, iklan di radio,
televisi. Dalam traditional marketing, pemasar tidak berinteraksi
langsung dengan publik. Digital marketing merupakan usaha yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menjangkau konsumen melalui
penggunaan internet, perangkat seluler, media sosial, mesin
pencari, blog, video, email, tv, dan saluran serupa. Berikut tabel
perbandingan traditional marketing dan digital marketing
Tabel 3.1 Perbandingan Traditional Marketing dan Digital Marketing

Kriteria
Traditional Marketing Digital Marketing
Pembanding
Interaktivitas Konsumen dalam menerima Semua saluran memiliki interaksi
pesan tidak memiliki pilihan dan komunikasi yang intens
yang menarik baginya. dengan konsumen.
Komitmen Hasil dan dampak proses Mudah diketahui hasil dan
pemasaran kepada dampak pemasaran serta
konsumen sulit untuk berfokus pada kepuasan dan
dilacak. membangun hubungan dengan
konsumen.
Konversi Fokus pada tahapan Fokus sampai pada tahap
kesadaran konsumen pada pembelian dan meningkatkan
produk dan meningkatkan loyalitas konsumen.
minat konsumen.
Citra pada Merek Adanya keterbatasan Menggunakan media/video
platform yang digunakan yang interaktif sehingga lebih
sehingga sulit membangun mudah membangun citra merek
citra merek. yang kuat.
Keterlibatan Tidak dapat melibatkan fitur Dengan memanfaatkan jejaring
Sosial integrasi sosial. sosial, mampu bersosialisasi dan
membangun kepercayaan.
Sumber: Bhatia (2017)

Bab III Dasar Branding dan Marketing 59


a. Manfaat Digital Marketing
Perusahaan yang memanfaatkan saluran serta platform digital
marketing akan mendapatkan beberapa manfaat, antara lain
seperti berikut.
1. Peningkatan pendapatan: Melalui saluran digital marketing,
perusahaan bisa menjangkau konsumen lebih luas sehingga
berpotensi untuk mendapatkan peningkatan pesanan dari
konsumen.
2. Penguatan terkait brand presence (kehadiran merek):
pemasaran digital membantu menjangkau segmen target
yang lebih baru dalam rentang waktu yang lebih sehingga
berpotensi untuk memperkuat brand presence suatu
perusahaan di masyarakat.
3. Mendukung pencarian informasi dan sarana validasi
konsumen: perusahaan dapat membantu konsumen
untuk mengumpulkan informasi, membandingkan produk
pesaing, dan memvalidasi keputusan pembeliannya melalui
komentar dan testimoni dari berbagai sumber.
4. Memudahkan untuk mendapatkan feedback dari konsumen.
b. Jenis-Jenis Digital Marketing
Karena platform digital itu beragam, jenis-jenis digital marketing
pun juga dibagi sesuai penggunaannya.
1) Content Marketing
Content marketing ialah strategi menghasilkan dan
mendistribusikan konten yang mampu memikat target
pasar dan mengonversi mereka menjadi pelanggan.
2) Email Marketing
Email marketing ialah pemasaran digital yang dilakukan
melalui email. Email yang dikirimkan kepada target pasar
berisi konten marketing, misalnya produk event, ataupun
promo yang sedang berlangsung. Email marketing dilakukan
untuk meningkatkan hubungan kedekatan dengan target
pasar dan untuk meningkatkan penjualan.

60
60 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
3) Video Marketing
Video marketing ialah pemasaran digital dengan video
sebagai media utamanya.
4) Social Media Marketing
Social media marketing ialah upaya marketing lewat sosial
media. Sosial media yang bisa digunakan untuk digital
marketing ialah instagram, Facebook, Twitter, Youtube,
Tiktok, dan lain-lain.
5) Pay per Click
Pay per click (PPC) ialah upaya marketing di mana pebisnis
hanya perlu membayar setiap iklan yang diklik atau dilihat
audiensi.
6) Native Advertising
Native advertising ialah konten berbayar yang dipasang di
platform tertentu dengan format mirip konten biasa.
7) Search Engine Optimization
Search engine optimization (SEO) ialah teknik mengoptimasi
website agar tampil di halaman pertama mesin pencari.
8) Search Engine Marketing
Search engine marketing (SEM) ialah upaya mengiklankan
website di halaman pencarian Google.

C. Strategi Marketing
Ketika memasuki sebuah butik, kamu akan menemukan beraneka
ragam desain dan merek busana, sebagai contoh produk blus wanita.
Ada blus yang desain dan bahannya hanya cocok untuk formal;
ada blus yang desain dan bahannya cocok digunakan untuk santai.
Produk blus itu dijual di tempat yang sama, tetapi setiap produk punya
pelanggannya masing-masing. Pegawai wanita membutuhkan blus
formal untuk bekerja. Maka, pegawai wanita merupakan segmen pasar
dari blus formal tersebut.

Bab III Dasar Branding dan Marketing 61


Mari, Membaca

Aktivitas 3.4
Untuk lebih memahami materi ini, kamu diminta untuk membaca
dan kemudian menceritakan rencana segmentasi pasar untuk produk
dari brand yang akan kamu buat jika kamu mempunyai usaha.

1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar ialah pembagian pasar menjadi kelompok-
kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku
berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran
pemasaran itu sendiri. Melalui segmentasi pasar, perusahaan
membagi pasar yang besar dan heterogen menjadi segmen yang
lebih kecil sehingga memungkinkan dan efisien untuk dicapai
target market. Bisa dikatakan, segmentasi pasar berguna untuk
memperjelas pelanggan mana yang akan dilayani sehingga
diharapkan bisa memberikan hasil optimal dan memiliki efektivitas
pemasaran yang tinggi.
a. Pengelompokan Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dapat dikelompokkan menjadi empat kriteria
berikut.
1) Segmentasi Perilaku
Segmentasi perilaku menggunakan dasar tingkah laku
konsumen terhadap produk bisnis yang ditawarkan.
Tingkah laku tersebut mulai dari sikap, pengetahuan, reaksi
atau respons, loyalitas, dan penggunaan produk terkait dari
seorang konsumen.
2) Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis mengelompokkan konsumen
berdasarkan pada aspek-aspek demografis seperti usia,
jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status menikah, dan
lain sebagainya.

62
62 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
3) Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis mengelompokkan pasar pada aspek
psikologis pelanggan. Segmentasi ini wajib memahami selera
target konsumen secara mendalam. Dalam penentuannya,
dilakukan survei seperti pembagian kuesioner agar dapat
mengetahui preferensi sebenarnya dari konsumen terkait,
seperti gaya hidup, hobi, ketertarikan, kelas sosial, dan
semacamnya. Contohnya pengelompokan berdasarkan
kelas sosial.
4) Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis ialah pembagian pasar menjadi unit
geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara
bagian, daerah, kota atau bahkan lingkungan sekitar. Selain
juga mengelompokkan konsumen menurut aspek lokasi,
keadaan, cuaca atau tempat produk digunakan. Orang yang
memasarkan harus memahami di mana konsumen tinggal
agar dapat memfokuskan ke mana produknya akan dijual.
b. Prosedur Melakukan Segmentasi Pasar
Dalam melakukan segmentasi pasar, ada prosedur yang harus
dilalui, di antaranya seperti berikut.
1) Tahap Pengumpulan Data
Hal yang bisa dilakukan dalam tahap pengumpulan data
ialah membagikan kuesioner, wawancara, dan lain-lain.
Tahap ini untuk membantu mengumpulkan beragam jenis
informasi dan data yang dibutuhkan dari masyarakat atau
pasar sasaran.
2) Tahap Analisis
Setelah memiliki data yang dibutuhkan, kemudian
melakukan analisis terhadap informasi tersebut sampai
mendapatkan kesimpulan. Hasil analisis digunakan sebagai
dasar pengelompokan konsumen berdasar segmennya.
3) Tahap Identifikasi
Identifikasi merupakan tahap akhir dari segmentasi
pasar. Setelah memiliki data terkait konsumen dan

Bab III Dasar Branding dan Marketing 63


menganalisisnya, kemudian dapat mengidentifikasi setiap
kelompok target pasar tersebut. Dalam tahap ini, akan
ditemukan jenis konsumen mana yang akan menjadi lahan
pemasaran dan produk apa yang sesuai dengan kebutuhan
yang menjadi segmen pasarnya.

2. Pesaing pada Usaha Bidang Busana


Siapakah yang menjadi pesaing pada bisnis bidang busana? Pesaing
ialah perusahaan yang membuat dan atau memasarkan barang atau
jasa yang serupa dengan produk yang kita berikan penawaran ke
pasaran. Kedudukan pesaing dalam suatu usaha sangat bergantung
pada kemampuan pengusahanya dalam menyikapinya.

Mari, Beraksi!

Aktivitas 3.5
Untuk memahami materi ini, buatlah kelompok 3-4 orang.
Kunjungilah beberapa usaha busana yang jenis usahanya sama.
Menurut kelompok kalian, apakah kekuatan yang dimiliki oleh
usaha tersebut dalam menghadapi pesaingnya?

Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kekuatan


industri berdasarkan faktor-faktor eksternal perusahaan ialah
teori Porter’s Five Forces. Teori tersebut menyatakan kekuatan
industri dalam persaingan merupakan faktor paling utama
yang menentukan kinerja perusahaan tersebut. Porter’s Five
Forces sebagai alat untuk menganalisis kondisi persaingan industri
digambarkan sebagai berikut.

64
64 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 3.2 The Porter’s Five Forces

a. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)


Ancaman pesaing tidak hanya akan muncul dari pesaing lama,
tetapi juga munculnya pendatang baru. Munculnya pendatang
baru akan menyebabkan persaingan menjadi ketat dan pada
akhirnya tentu dapat mengurangi laba.
b. Ancaman Produk Pengganti (Threat Of Substitutes)
Adanya produk pengganti yang dikembangkan dan mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan merupakan sebuah ancaman
tersendiri bagi perusahaan.
c. Kekuatan Penawaran Pembeli (Bargaining Power of Buyers)
Pada sebuah industri, daya tawar pembeli berperan dalam
menekan harga untuk turun.
d. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (Bargaining Power of
Suppliers)
Menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau
jasa yang dibeli merupakan salah satu cara yang digunakan
pemasok dengan menggunakan kekuatan tawar-menawar
terhadap pembeli dalam industri.

Bab III Dasar Branding dan Marketing 65


e. Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors)
Pusat kekuatan persaingan muncul dari persaingan
antarpesaing dalam industri yang sama. Kompetitor dalam hal
ini ialah industri yang bersaing memperebutkan pasar yang
sama dengan menghasilkan serta menjual produk sejenis.

Dalam bisnis busana, metode tiru-meniru dan menjiplak


suatu model yang sedang tren merupakan suatu hal yang sering
terjadi. Suatu model dengan bahan yang sama kualitas sama, tetapi
berbeda merek sangat sering kita jumpai. Fenomena menjiplak
terjadi biasanya produk baju yang dijiplak tersebut dipasarkan
dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk
aslinya. Tidak adanya biaya desain yang dibebankan dalam
perhitungan harga jual produk membuat produk tersebut lebih
murah. Pebisnis busana harus optimis untuk menghasilkan kreasi
dan inovasi baru dengan mengembangkan model yang sudah ada
dalam menghadapi pesaing dalam produk busana. Salah satu upaya
seorang pengusaha dalam menghadapi kompetitor atau pesaing
dengan tetap fokus pada bisnis masing-masing, tetapi bukan
berarti tidak memperdulikan kompetitor. Perlunya mempunyai
nilai pembeda (unique selling point) sebagai pembeda produk kita
dengan kompetitor sangatlah penting.

Asesmen

1. Jelaskan tentang fungsi marketing!


2. Jelaskan tentang digital marketing!
3. Sebuah perusahaan menghasilkan produk berupa pakaian
olahraga. Pakaian olahraga yang diproduksi menggunakan
bahan-bahan berkualitas dan teknik jahit yang berkualitas juga.
Perusahaan tersebut mempunyai branding sebagai perusahaan
penghasil pakaian olahraga terbaik. Lakukanlah analisis segmentasi
pasar dari perusahaan tersebut!
4. Bagaimana cara menentukan DNA brand suatu usaha?
5. Dalam sebuah toko busana, tersedia beberapa produk yang sama,
tetapi merek yang berbeda. Produk tersebut mempunyai kelebihan

66
66 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
dan kekurangan masing-masing. Hal itu tentunya merupakan
pesaing dalam sebuah usaha. Bagaimanakah analisis porter’s five
force mengenai hal itu?

Pengayaan

Untuk menambah pemahaman kamu mengenai bab ini dan ingin


mendalaminya lebih jauh, kamu bisa melakukan scan pada barcode
berikut! Berikut ini materi tentang pembuatan Brand.

https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/2430/5/BAB_III.pdf

Refleksi

Pada Bab III ini, kamu sudah mempelajari mengenai Dasar Branding dan
Marketing. Yuk, refleksikan diri kamu dengan mengisi tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Refleksi Dasar Branding dan Marketing

Kemukakan pendapat kamu terkait manfaat yang diperoleh setelah


mempelajari materi di atas!
Sangat
Sangat Cukup Kurang
Bermanfaat kurang
Bermanfaat bermanfaat bermanfaat
bermanfaat

Alasannya

Bab III Dasar Branding dan Marketing 67


Fashion is not something that
exist in dresses only. Fashion is
in the sky, in the street, fashion
has to do with ideas, the way
we live, what is happening.

- Coco Chanel -

68
68 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Sri Listiani, Ely Tri Wulandari
ISBN: 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

BAB IV Menggambar
Mode

Apakah seorang fashion designer dapat mengetahui


perbandingan ukuran setiap busana yang mereka desain
sesuai permintaan pelanggan tanpa menggunakan bantuan
gambar proporsi tubuh manusia?
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, kamu mampu membuat desain busana


secara manual dan membuat desain teknis secara digital.

Kata Kunci

Anatomi tubuh,

Desain ilustrasi,

Desain busana manual,

Desain teknis digital

70
70 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Peta Materi

Gambar Anatomi Tubuh


dan Dasar Ilustrasi

Mencampur Warna

Implementasi Desain dan


Detail ke Anatomi Tubuh

MEN
GGAM Membuat Desain Teknis
MOD B
E (MM AR secara Digital
)

Perhatikan gambar di samping!


Pernahkah kamu berpikir bagaimana jika
seorang fashion desainer membuat desain
busana tanpa menggunakan proporsi
tubuh?

Bagaimana pembuat pola (pattern maker)


Sumber: Putri Mukti (2022)
dapat mewujudkan desain tersebut?
Membuat desain busana akan lebih mudah ketika menggunakan
alat bantu seperti proporsi tubuh. Dengan demikian, pembuat pola
dapat mengetahui ukuran busana yang akan diciptakan terutama
ukuran panjang busana, potongan pola, dan desain hiasan.
Selain membuat desain busana, ilustrasi secara manual dalam
proses produksi busana tahap desain, diperlukan juga desain
teknik secara digital. Hal ini dilakukan untuk membantu pembuat
pola membaca desain yang sudah dibuat sehingga dapat terbaca
secara detail mulai dari bagian-bagian busana, pentuan opener
(bukaan busana), dan penentuan detail-detail busana lainnya.

Bab IV Menggambar Mode 71


A. Dasar Ilustrasi
Sejak zaman kuno, tubuh manusia telah menjadi subjek
pengamatan bagi para ilmuan dan seniman yang berusaha untuk
menggambarkannya. Dari banyaknya aturan yang dipelajari di zaman
kuno, aturan yang paling banyak dipilih ialah aturan proporsi Yunani
Kuno karena dianggap paling sederhana. Pada aturan proporsi ini,
kepala digunakan sebagai unit pengukuran untuk menetapkan semua
dimensi lainnya. Proporsi yang dimaksud pada pembahasan kali ini
merupakan perbandingan ukuran tubuh wanita dewasa yang mengacu
pada ukuran perbandingan yang akan digunakan untuk membuat
desain busana.

Mari, Bereksplorasi!

Aktivitas 4.1
Bentuklah kelompok, kemudian carilah informasi dari berbagai
media mengenai macam-macam kerangka tubuh manusia yang
dapat digunakan sebagai desain ilustrasi busana. Diskusikan dan
presentasikan di depan kelas.

Tabel 4.1 Analisis Anatomi Tubuh Secara Ilustrasi

Gambar Kerangka
No. Jenis Kerangka Gambar Kerangka
dengan Busana

1. Proporsi Tubuh Tampak Depan Berdiri Tegak


Proporsi tubuh sangat diperlukan dalam membuat desain busana.
Selain dapat mengetahui letak posisi detail busana, proporsi tubuh
juga dapat digunakan sebagai perbandingan ukuran dan bentuk.
Oleh karena itu, keterampilan menggambar proporsi tubuh sangat
dibutuhkan dalam menggambar sketsa busana, baik tampak depan

72
72 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
maupun tampak belakang. Secara umum, proporsi tubuh terbagi ke
dalan tiga macam, yaitu secara anatomi (1:7 ½ ), desain busana (1:8
dan 1: 8 ½ ), dan ilustrasi (1:9 atau lebih).

a. Perbandingan Ukuran Tubuh


Pada mode, proporsi
tubuh ideal ialah 1 : 8,5.
Artinya, ukuran tinggi
tubuh ialah 8,5 kali
ukuran tinggi kepala.
Posisi kepala 1 cm di atas
pundak.
Garis siku berada di atas
pusar atau pinggang.
Panjang seluruh tubuh
dari kepala hingga mata
kaki sama dengan pan-
jang dari kepala, leher,
badan sampai pangkal
paha (torso).
Posisi lutut ½ panjang
antara pangkal paha
dengan mata kaki.
Telapak kaki dalam
Gambar 4.1 Perbandingan Ukuran Tubuh
kondisi memakai sepatu
tumit tinggi.

b. Kerangka Badan
Menggambar proporsi kerangka tubuh manusia dimulai dengan
menentukan proporsi badan atau torso dari kepala, leher, bahu
hingga pangkal paha atau panggul. Menghasilkan gambar
proporsi yang baik dapat dilakukan dengan menggambar torso
dengan baik sehingga akan membantu proses menggambar
bentuk kerangka keseluruhan. Berikut ini cara menggambar
torso yang dimulai dengan menggambar dua trapezium yang
bertolak belakang.

Bab IV Menggambar Mode 73


1) Kerangka Torso
Ukuran kerangka badan wanita ialah
sebagai berikut.
1. Lebar bahu : 3,5 cm
2. Panjang badan : 3,5 cm
3. Lebar pinggang : 2 cm
4. Tinggi panggul : 2,5 cm
5. Lebar panggul : 3 cm Gambar 4.2 Kerangka Torso
Sumber: Noerharyono dan
2) Menggambar Bentuk Kepala Prabawati (2011)

Membuat ukuran dan bentuk


kepala dapat dilakukan dengan cara
menggambar bentuk oval seperti
telur di dalam setengah bangian
badan. Maka, akan terlihat ukuran
dan bentuk kepala. Kemudian,
gambarlah bentuk oval tersebut di
atas batas leher atas. Selanjutnya,
buatlah garis leher kiri dan kanan. Gambar 4.3 Torso
Sumber: Noerharyono dan
c. Proses Menggambar Proporsi Tubuh Prabawati (2011)

Berdiri Tegak
Berikut ini tahap-tahap menggambar proporsi tubuh berdiri tegak.

Gambar 4.4 Proporsi Tubuh Berdiri Tegak

74
74 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
1. Gambarlah garis bayangan tegak
lurus vertikal sepanjang 19 cm
sebagai garis bantu pada bagian
tengah tubuh.
2. Gambarlah kerangka trapesium
dengan ukuran:
a. Lebar bahu : 3,5 cm
b. Panjang badan : 3,5 cm
c. Lebar pinggang : 2 cm
d. Tinggi panggul : 2,5 cm
e. Lebar panggul : 3 cm
Gambar 4.5 Tahap-Tahap
f. Tinggi leher : 1 cm Menggambar Proporsi Tubuh
Berdiri Tegak
3. Gambarlah bentuk kepala (tinggi
2,5 cm dan lebar 1,5 cm) dengan
menggambar bentuk oval
menyerupai telur pada setengah
bagian badan.
4. Lanjutkan dengan menggambar
kerangka trapesium untuk dapat
menggambar kaki.
Panjang kaki dari pangkal paha
ke mata kaki sama dengan
panjang torso (kepala sampai
pangkal paha).
Lebar pergelangan kaki ialah ½
lebar pangkal paha = 0,7 cm.
Panjang pergelangan kaki ¾ dari Gambar 4.6 Tahap-Tahap
Menggambar Proporsi Tubuh
setengah betis = 2 cm.
Berdiri Tegak Tanpa Tangan
Lebar ujung kaki = 0,9 cm.

Bab IV Menggambar Mode 75


5. Menggambar Lengan
Pertama, tentukan posisi payudara
dan ketiak. Posisi payudara bagian
bawah berada di antara garis bahu
dan garis pinggang yang dibagi 2.
Posisi ketiak berada di antara
garis payudara bagian bawah dan
garis bahu dibagi 2. Kemudian,
mulailah menggambar lengan dari
bahu untuk bagian luar dan untuk
bagian dalam, dimulai dari ketiak
hingga pergelangan tangan.
Lanjutkan menggambar telapak Gambar 4.7 Tahap-Tahap
tangan. Gambarlah bentuk elips Menggambar Proporsi
yang panjangnya 1/3 antara garis Tubuh Berdiri Tegak dengan
Tangan Bergaya.
pangkal paha dan garis lutut. Sumber: Noerharyono dan
Prabawati (2011)
Terjadi rotasi dari pangkal bahu
ke siku jika posisi tangan bertolak
pinggang.
6. Mulailah menggambar bentuk
tubuh bagian kiri dari leher, bahu
hingga lengan. Pada bagian badan,
dilanjutkan dari panggul sampai
telapak kaki. Lakukan hal yang sama
pada bagian tubuh sebelah kanan,
kemudian gambarlah payudara kiri
dan kanan.
7. Hapuslah garis bantu trapesium
segitiga dan garis-garis bantu Gambar 4.8 Hasil Jadi
lainnya. Maka, akan terlihat gambar Gambar Proporsi Tubuh
Lengkap Berdiri Tegak
proporsi dan bentuk tubuh wanita
dewasa, tetapi belum tergambar
wajah dan tangan.

76
76 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Proporsi tubuh tampak depan juga dapat digunakan untuk
membuat gambar tubuh tampak belakang. Hal yang berbeda
tampak pada kesan garis punggung, bokong, garis lutut
belakang, dan tumit.

Gambar 4.9 Tubuh Tampak Belakang

2. Menggambar Tangan
Menggambar tangan dan jari dengan berbagai gaya dan posisi pada
proporsi tubuh disesuaikan dengan desain busana yang diterapkan.
Atau, bergantung pada detail-detail busana yang akan ditunjukkan
terutama pada bagian-bagian tertentu.

a. Telapak Tangan Posisi ke Arah Bawah


Berikutnya berlatihlah membuat gambar tangan secara
bertahap dengan posisi telapak tangan di bawah seperti Gambar
4.10. Kemudian, berlatihlah menggambar tangan posisi ke
arah bawah dengan menggunakan proporsi tubuh yang telah
digambar sebelumnya.

Gambar 4.10 Telapak Tangan Posisi ke Arah Bawah


Sumber: Noerharyono dan Prabawati (2011)

Bab IV Menggambar Mode 77


b. Posisi Tangan di Pinggang
Berikut ini merupakan gambar tangan dengan posisi di
pinggang yang umumnya dilakukan untuk sebuah pemotretan
atau berjalan di atas runway (catwalk). Berlatihlah menggambar
secara bertahap untuk mendapatkan hasil yang baik, kemudian
menggambarlah dengan tubuh yang sudah digambar
sebelumnya.

Gambar 4.11 Posisi Tangan di Pinggang


Sumber: Noerharyono dan Prabawati (2011)

3. Menggambar Kaki dan Sepatu


Di bawah ini gambar kaki dan sepatu tampak depan, ¾, dan
samping. Perhatikan dan menggambarlah dengan baik, kemudian
terapkan pada tubuh yang sudah digambar sebelumnya.

Gambar 4.12 Kaki Tampak Depan


Sumber: Noerharyono dan Prabawati (2011)

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 4.2
Setelah kamu berlatih menggambar kerangka tubuh hingga detail
tangan dan kaki, selanjutnya, gabungkanlah gambar-gambar
tersebut menjadi gambar figur yang utuh sehingga menghasilkan
gambar seperti contoh di bawah ini.

78
78 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 4.13 Figur Seluruh Tubuh
Sumber: Drudi dan Paci (2010)

4. Cara Menggambar Macam-Macam Rangka Tubuh


Langkah awal dasar ilustrasi ialah mengenal macam-macam rangka
tubuh manusia. Berikut ini beberapa cara menggambar macam-
macam rangka tubuh.
a. Rangka Benang
Rangka benang ialah rangka yang dibuat dengan bantuan garis-
garis yang menunjukkan gerak tubuh, seperti garis bahu, garis
pinggang, dan garis panggul. Untuk membuat rangka benang,
kita memerlukan garis sumbu sebagai garis pertolongan yang
kemudian baru dibuat garis-garis yang menunjukkan gerak
tubuh.

Gambar 4.14 Rangka Benang

Bab IV Menggambar Mode 79


b. Rangka Balok
Rangka balok ialah rangka yang dibuat
dengan bantuan bentuk-bentuk geometris
seperti bentuk balok dan trapesium
sehingga terlihat tiga dimensi. Rangka
balok ini terdiri atas bagian badan atas
dan badan bawah. Rangka balok dapat
dipakai untuk menggambar sikap tubuh
tampak depan, samping, dan ¾.
c. Rangka Elips
Rangka elips dipakai untuk menggambar
tubuh tampak samping. Posisi berdiri
Gambar 4.15 Rangka
yang benar dapat dilihat jika punggung Balok
dan panggul terletak di garis yang sama,
dagu digambar lebih mundur dari posisi
dada dan perut.

Gambar 4.16 Rangka Elips

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 4.3
Buatlah macam-macam rangka tubuh manusia (rangka benang,
rangka balok dan rangka elips) secara mandiri. Berlatihlah
berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

80
80 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
B. Membuat Desain Busana Secara Manual
Sebagai seorang peserta didik di bidang tata busana, kamu wajib dapat
membuat sebuah desain busana secara manual, jauh sebelum kamu
menguasai desain secara digital. Garis-garis yang terdapat di dalam
sebuah sketsa mampu menjelaskan dengan jelas mengenai berbagai
bentuk busana. Mengaplikasikan unsur desain pada desain busana
secara manual tidak hanya menggambarkan garis menjadi sebuah
bentuk busana, tetapi juga mengaplikasikan warna pada desain sketsa
yang telah dibuat.

1. Pencampuran Warna
Warna merupakan salah satu unsur dalam desain. Secara fisik,
warna merupakan sifat cahaya yang dipancarkan. Secara psikologis,
warna merupakan bagian dari pengalaman indra penglihatan. Asal
kejadian warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan warna
subtractive. Warna additive merupakan spektrum atau warna yang
berasal dari cahaya. Warna subtractive adalah pigmen atau warna
yang berasal dari bahan pewarna yang larut dalam cairan pelarut.
Pada tahun 1831, Brewster mengemukakan teori pengelompokan
warna. Tori Brewster membagi warna yang ada di alam menjadi
empat kelompok, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan netral.
Kelompok warna tersebut mengacu pada lingkaran warna teori
Brewster.
Pada rumus teori Munsell, warna dapat digambarkan sebagai
berikut:
Warna primer : merah, kuning, dan biru
Warna sekunder : merah + kuning = jingga
merah + biru = ungu
kuning + biru = hijau
Warna tersier : jingga + merah = jingga kemerahan
jingga + kuning = jingga kekuningan
ungu + merah = ungu kemerahan
ungu + biru = ungu kebiruan
hijau + kuning = hijau kekuningan
hijau + biru = hijau kebiruan

Bab IV Menggambar Mode 81


a. Warna Primer
Menurut Ali Nugraha (2008), warna
primer merupakan warna yang tidak
berasal dari campuran warna lain.
Menurut teori warna Brewster, warna
primer merupakan warna-warna
dasar seperti merah, kuning, dan biru.
Adapun warna-warna lain terbentuk Gambar 4.17 Warna Primer
dari campuran warna-warna primer. dalam Lingkaran Warna

Berdasarkan teori-teori tersebut,


dapat disimpulkan bahwa warna primer merupakan warna asli
yang belum tercampur dengan warna lain, yaitu warna merah,
kuning. dan biru. Warna-warna tersebut dapat menghasilkan
warna baru ketika dilakukan pencampuran warna antara
warna satu dan warna yang lainnya. Warna yang dihasilkan
dari pencampuran tersebut bergantung pada komposisi warna
yang digunakan.

b. Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan warna
dari hasil campuran dua warna primer
dengan perbandingan komposisi 1 : 1.
Teori ini dapat dibuktikan melalui teori
Blon, yaitu seperti mencampurkan
warna merah dan kuning menjadi
jingga, campuran biru dan kuning
Gambar 4.18 Warna Sekunder
menjadi hijau. Campuran merah dan
dalam Lingkaran Warna
biru menjadi ungu.

c. Warna Tersier
Warna tersier tercipta dari campuran
satu warna primer dan satu warna
sekunder. Seperti warna jingga
kekuningan didapatkan dari campuran
warna kuning dan warna jingga.

Gambar 4.19 Warna Tersier


dalam Lingkaran Warna

82
82 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
d. Warna Netral
Warna netral merupakan warna yang dihasilkan dari campuran
ketiga warna dasar dengan perbandingan komposisi 1 : 1 : 1.
Pada sistem warna, cahaya aditif campuran menghasilkan
warna putih atau kelabu, sedangkan pada pigmen, akan
menghasilkan warna cokelat, kelabu atau hitam dalam sistem
warna subtraktif. Warna netral sering digunakan sebagai
penyeimbang warna-warna kontras di alam.

Ayo, Bereksperimen!

Aktivitas 4.4
Setelah kamu memahami mengenai pencampuran warna,
lakukanlah pencampuran warna dengan menggunakan teori
Munsell secara berkelompok. Lakukan sampai kamu mendapatkan
warna yang kamu inginkan. Catatlah perbandingan komposisi
setiap warna yang dicampurkan dengan warna yang dihasilkan.

2. Implementasi Desain dan Detail Busana ke Anatomi Tubuh

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 4.5
Setelah kamu berlatih menggambar kerangka tubuh hingga detail,
selanjutnya, gambarkan busana dan detailnya pada proporsi tubuh
yang sudah kamu buat seperti contoh Gambar 4.21.

Menggambar busana dengan menggunakan proporsi tubuh dapat


menghasilkan gambar yang baik dan benar sesuai dengan bentuk
tubuh. Adapun macam-macam busana yang akan digambar ialah
T-shirt, blus, rok, celana, dan gaun. Gambar disajikan dalam posisi
tegak.

Bab IV Menggambar Mode 83


Gambar 4.20 Sketsa T-shirt, Blus, Rok, Celana dan
Gaun di Atas Tubuh Tegak

Agar dapat menggambar busana dengan baik dan benar sesuai


dengan desain yang ingin kamu tunjukkan, kamu memerlukan
proporsi tubuh dengan berbagai posisi dan gerak tertentu. Misalnya,
kamu ingin menunjukkan detail busana pada bagian belakang,
kamu memerlukan bantuan proporsi tubuh bagian belakang.
Selain itu, untuk menghasilkan gambar yang baik, kamu juga perlu
berlatih secara terus-menerus sehingga akan menghasilkan gambar
yang baik dan benar.

Gambar 4.21 Gambar Proporsi Tubuh dengan Busana Lengkap


Sumber: Drudi dan Paci (2010)

84
84 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
C. Membuat Desain Teknis secara Digital
Membuat desain teknis dapat membantu memudahkan tim produksi
dalam membaca desain yang telah dibuat secara utuh. Desain
teknis dapat dibuat secara manual maupun digital. Namun, seiring
berkembangnya teknologi, kecepatan dan ketepatan dalam dunia
industri sangat diutamakan. Maka dari itu, saat ini, membuat desain
teknis secara digital merupakan hal yang penting dalam dunia
industri busana.

1. Aplikasi Desain Busana Digital

Mari, Bereksplorasi!

Aktivitas 4.6
Sebelum kita membahas aplikasi yang biasa digunakan dalam
membuat desain ilustrasi busana, kumpulkanlah informasi
mengenai macam-macam aplikasi yang dapat digunakan dalam
mendesain busana secara mandiri, kemudian catatlah kekurangan
dan kelebihannya.

Tabel 4.2 Analisis Macam-Macam Aplikasi Digital Desain Busana

No Nama Aplikasi Kelebihan Kekurangan

Makin berkembangnya teknologi di berbagai sektor menjadikan


beberapa pekerjaan yang pada awalnya dikerjakan secara manual
perlahan mulai beradaptasi menuju digital termasuk dalam
bidang mode. Untuk dapat menciptakan desain sketsa menjadi
sebuah desain yang nyata, dibutuhkan media komputer dalam
penyelesaiannya. Dengan bantuan komputer, kita dapat membuat
desain dengan mudah dan cepat serta lebih terlihat nyata. Misalnya,
dalam membuat motif pada busana, jika dilakukan secara manual,
akan sedikit sulit dalam pengerjaannya. Jika menggunakan
komputer, motif tekstil cukup di-scan dan dimasukkan ke dalam

Bab IV Menggambar Mode 85


desain busana. Hanya dengan beberapa klik dan dengan waktu yang
singkat. Saat ini, ada banyak sekali aplikasi yang dapat digunakan
untuk membuat desain busana secara digital, salah satunya,
ialah CorelDraw. CorelDraw merupakan sebuah program aplikasi
komputer yang berfungsi untuk membuat gambar objek dengan
tingkat ketelitian yang tinggi. CorelDraw menyediakan fasilitas tool
alat bantu untuk memudahkan proses mendesain.

a. Halaman Muka CorelDraw


Halaman muka merupakan halaman awal pada saat kita
membuka halaman baru CorelDraw. Pada halaman awal ini,
terdapat berbagai tool bawaan yang dapat digunakan untuk
memudahkan pekerjaan.

Gambar 4.22 Halaman Muka CorelDraw


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

Secara umum, jendela aplikasi CorelDraw terdiri atas 12


bagian, yaitu tittle bar, menu bar, toolbar, property bar, toolbox,
drawing window, drawing page, dockers, panel colors, rules,
document navigator dan status bar.

b. Menu Bar
Menu bar merupakan deretan menu yang berada di bagian atas
halaman kerja CorelDraw yang berisi submenu tertentu.

Gambar 4.23 Letak Menu Bar pada Halaman Muka CorelDraw


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

86
86 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
c. Toolbar
Toolbar merupakan daftar ikon shortcut tool CorelDraw dari
berbagai menu yang terletak di bagian bawah menu bar. Untuk
menampilkan toolbar, buka menu windows > Toolbars dan pilih
tool yang akan ditampilkan pada toolbar.

Gambar 4.24 Memilih Tampilan Ikon Shortcut pada Toolbar


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

Gambar 4.25 Tampilan Ikon Shortcut pada Toolbar


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

Berikut ini tabel ikon toolbar standar beserta dengan


fungsinya masing-masing.

Tabel 4.3 Tabel Fungsi Toolbar Standar

Ikon Nama Tool Fungsi

New (Ctrl+N) Membuat halaman baru.

Open (Ctrl+O) Membuka file yang telah tersimpan.

Bab IV Menggambar Mode 87


Save (Ctrl+S) Menyimpan file yang telah dikerjakan.

Print (Ctrl+P) Mencetak dokumen.

Cut (Ctrl+X) Memotong atau menghapus objek tertentu.

Copy (Ctrl+C) Meng-copy pada objek tertentu.

Paste (Ctrl+P) Menggandakan objek yang telah di-copy.

Membatalkan langkah terakhir yang baru saja


Undo
dilakukan.

Mengembalikan langkah terakhir yang baru saja


Redo
dibatalkan.

Memasukkan file ke dalam lembar kerja


Import (Ctrl+I)
CorelDraw.

Export (Ctrl+E) Mengonversi file dari CorelDraw ke format lain.

Application
Meluncurkan aplikasi lain dalam CorelDraw.
Launcher

Welcome Screen Menampilkan jendela welcome screen.

Zooms Levels Mengatur tampilan zoom lembar kerja CorelDraw.

Snap To Mengatur aligment secara otomatis atau cepat.

Sumber: Hartoko, 2015

d. Property Bar
Property bar merupakan fasilitas tool CorelDraw yang berfungsi
untuk menampilkan control panel dari tool yang sedang aktif.
Semua fasilitas tersebut berfungsi untuk mengatur letak, bentuk,
dan ukuran objek tertentu untuk diubah menjadi objek yang
lebih menarik sesuai dengan keinginan pengguna CorelDraw.

88
88 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 4.26 Letak Property Bar dalam Lembar Kerja CorelDraw
Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

e. Toolbox
Toolbox merupakan sebuah kotak peralatan yang menampilkan
beragam tool yang dapat digunakan untuk membuat, mengubah,
memberi warna, dan menambahkan efek tertentu yang
bertujuan untuk memperindah tampilan objek yang dibuat.
Letak dari fasilitas toolbox dalam lembar kerja CorelDraw ialah
pada bagian kiri dan disusun secara vertikal.

Gambar 4.27 Tampilan Letak Fasilitas Toolbox


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

Bab IV Menggambar Mode 89


Berikut ini tabel penjelasan setiap tool dalam toolbox.
Tabel 4.4 Tabel Fungsi Toolbox pada CorelDraw

Ikon Nama Tool Fungsi

Mengatur letak, ukuran, rotasi, dan seleksi


Pick tool
objek.

Shape tool (F10) Mengubah bentuk objek menjadi bentuk baru.

Memotong objek untuk diperoleh hasil yang


Crop tool
diinginkan.

Mengatur ukuran tampilan objek dalam lembar


Zoom tool (Z)
kerja CorelDraw.

Freehand tool (F5) Membuat garis objek lurus maupun lengkung.

Mengoreksi bentuk objek tidak beraturan dan


Smart fill tool
memberi warna.

Membuat objek berbentuk persegi panjang atau


Rectangle tool (F6)
persegi.

Elips tool (F7) Membuat objek berbentuk lingkaran atau elips.

Polygon tool (Y) Membuat objek berbentuk segi enam.

Membuat objek berbentuk segitiga, trapesium,


Basic shape tool
dan lain-lain.

Membuat dan menambah teks dan berkreasi


Text tool (F8)
teks cantik.

Membuat, menyeleksi, dan memperbaiki tabel


Table tool
tertentu.

Pararell dimension
Membuat garis ukuran dimensi objek.
tool

Straight-line
Membuat garis lurus penghubung dua objek.
connector tool

Memadukan dua objek atau lebih serta


Blend tool
memadukan warna.

90
90 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Ikon Nama Tool Fungsi

Color eyedropper tool Menjiplak warna tertentu dari suatu objek.

Outline pen Membuat garis tepi dan outline suatu objek.

Fill tool Mewarnai objek.

Interactive fill tool Mewarnai objek dengan memadukan beberapa


(G) warna sekaligus.
Sumber: Hartoko (2015)

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 4.7
Setelah kamu mengetahui bagian-bagian dari aplikasi Coreldraw,
silakan kamu membentuk kelompok. Gunakan aplikasi tersebut
untuk membuat bentuk-bentuk dasar. Lakukan secara bergantian.
Pastikan laboratorium komputer di sekolah kalian sudah menginstal
aplikasi Coreldraw.

2. Membuat Desain Teknis Busana secara Digital


Desain teknis merupakan penyajian gambar bagian-bagian busana
yang menampilkan detail jahitan secara jelas. Desain teknis biasa
disajikan dari hasil desain ilustrasi. Desain teknis dapat dilakukan
secara manual maupun digital. Berikut ini langkah-langkah
membuat desain teknis busana secara digital menggunakan aplikasi
CorelDraw.
Untuk memudahkan membuat desain yang proporsional,
dibutuhkan gambar proporsi sebagai perbandingan ukuran dari
busana yang akan dibuat. Proporsi yang digunakan di sini ialah
proporsi tubuh wanita yang dilengkapi dengan berbagai gerakan
tangan dan kaki.

Bab IV Menggambar Mode 91


Kalian bisa mendapatkan
figur ini di sini, silakan pindai
dan download.

https://drive.google.com/
file/d/1K29q7pBUvWGud
A3JQvUxCXuzPajppK0x/
Gambar 4.28 Proporsi Tubuh
view?usp=sharing
Wanita dengan Berbagai
Gerakan Tangan dan Kaki
Sumber: Haryono (2012)

Menggambar model busana dengan komputer sebaiknya


dimulai dari model yang paling sederhana, yaitu T-shirt. Secara
digital, T-shirt terdiri atas beberapa bagian, yaitu badan, lengan kiri
dan kanan, kerah depan dan kerah belakang.

Gambar 4.29 T-shirt dan Bagian-Bagian T-shirt


Sumber: Haryono (2012)

a. Langkah Awal Membuat T-shirt


Pertama, kamu harus memasukkan terlebih dahulu proporsi
tubuh wanita pada lembar kerja CorelDraw dengan cara berikut.
1. Klik file pada menu bar.
- Klik new.

92
92 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
2. Klik file pada menu bar.
- Klik import.
3. Klik file proporsi tubuh (posisi di mana file proporsi tubuh
disimpan di komputermu).
- Klik import.

Gambar 4.30 Import Gambar


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

Maka, akan muncul tanda segitiga, kemudian arahkan pada


kiri atas lembar kerja.
4. Klik pada sisi kiri, akan tampak seperti Gambar 4.31.

Gambar 4.31 Tampilan Sketsa Hasil Import


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

Bab IV Menggambar Mode 93


5. Klik Object pada menu bar.
- Align and distribute.
- Center to page (ini untuk menempatkan objek ke tengah
lembar kerja).

Gambar 4.32 Menempatkan Proporsi Tubuh pada Tengah Lembar Kerja


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

6. Klik kanan pada proporsi tubuh.


Lock object (ini dilakukan agar objek tidak bergeser).
Apabila proporsi tubuh tidak dibutuhkan lagi, dapat di-
non-aktifkan kembali untuk kemudian di-delete dengan
cara klik kanan pada proporsi tubuh. Akan muncul pilihan,
kemudian pilihlah unlock object, lalu delete.
7. Klik zoom tool.
8. Klik dan geser zoom tool mengelilingi leher sampai pangkal
paha.

94
94 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 4.33 Zoom pada Torso (Bagian Tubuh dari Kepala Hingga Pangkal Paha)
Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

Gambar 4.34 Hasil Zoom pada Torso


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

9. Klik pick tool.


- Arahkan pick tool ke horizontal guidelines.
- Klik dan geser untuk menarik garis bantu pada posisi
yang diinginkan:
a. leher (tengkuk)
b. ketiak (pada posisi tangan yang terbuka setengah)
c. panjang T-shirt (antara pinggang dan pangkal paha)

Bab IV Menggambar Mode 95


Horizontal
guidelines

Center
guidelines

Vertikal
guidelines

Gambar 4.35 Garis Bantu


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

10. Arahkan pick tool ke vertical guidelines.


Klik dan geser untuk menarik garis bantu posisi lebar badan:
a. lebar sisi kiri (posisi tepat pada panggul kiri)
b. lebar sisi kanan (posisi tepat pada panggul kanan).

b. Membuat Badan T-Shirt


Langkah-langkah membuat badan T-shirt seperti berikut.

1. Klik freehand tool.


- Klik 1 x pada titik bahu kiri.
- Klik 2 x pada titik leher kiri.
- Klik 2 x pada titik leher kanan.
- Klik 2 x pada titik bahu kanan.
- Klik 2 x pada titik ketiak lengan kanan.
- Klik 2 x pada titik panjang kanan T-shirt.
- Klik 2 x pada titik panjang kiri T-shirt.
- Klik 2 x pada titik ketiak lengan kiri.
- Klik 1 x pada titik bahu kiri / titik awal.

96
96 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 4.36 Badan T-shirt
Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

2. Ganti ukuran garis hairlines menjadi 1.0 pt.


- Klik property bar freehand klik hairlines.
- Klik 1.0 mm.

Gambar 4.37 Ukuran Garis


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

c. Membuat Kerung Lengan Kiri


Berikut ini langkah-langkah membuat lengan kiri.
1. Klik freehand tool.
- Klik 1 x panjang lengan bawah (panjang lengan ditentukan
sendiri).
- Klik 2 x titik ketiak.
- Klik 2 x titik pundak.

Bab IV Menggambar Mode 97


- Klik 2 x titik panjang lengan atas.
- Klik 1 x titik panjang lengan bawah/titik awal.

Gambar 4.38 Menggambar Lengan


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

2. Klik zoom tool.

3. Klik dan geser zoom tool mengelilingi lengan dan bahu.

Gambar 4.39 Zoom pada Lengan


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

4. Klik shape tool.


Untuk mengedit ketepatan posisi ujung lengan dan pundak:
- klik lengan
- klik garis antara ketiak dan pundak
- klik convert line to curve
- klik dan geser membentuk kerung lengan

98
98 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 4.40 Membuat Kerung pada Lengan
Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

d. Membuat Kerung Lengan pada Badan


Langkah-langkah membuat kerung lengan pada badan seperti
berikut.
1. Klik bagian badan tepat di ketiak dengan shape tool .
2. Klik convert line to curve .
3. Klik garis antara ketiak dan bahu.
4. Klik dan geser membentuk kerung tepat seperti posisi
lengan.

Gambar 4.41 Membuat Kerung pada Lengan


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

e. Membuat Lengan Sisi Kanan


Langkah-langkah membuat lengan sisi kanan seperti berikut.
1. Klik pick tool .
- Klik atau aktifkan lengan kiri.
- Klik icon copy pada standard bar.
- Klik icon paste pada standar bar.

Bab IV Menggambar Mode 99


2. Klik mirror horizontal pada property bar untuk membalik
lengan hasil copy ke arah horizontal.

Gambar 4.42 Membalikkan Posisi Lengan pada Arah Horizontal


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

3. Klik F4 pada keyboard untuk melihat keseluruhan tampilan.


- Klik zoom tool .
- Klik dan geser zoom tool mengelilingi dari leher sampai
panggul.

Gambar 4.43 Zoom pada Fokus Keseluruhan T-Shirt.


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

- Klik pic tool .


- Klik dan geser lengan hasil copy ke posisi lengan kanan.

Gambar 4.44 Memindahkan Hasil Copy Lengan Kiri ke Posisi Lengan Kanan
Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

100
100 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
4. Klik zoom tool .
5. Klik dan geser zoom tool mengelilingi lengan dan bahu kiri.

Gambar 4.45 Zoom Posisi Lengan Kanan


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

6. Klik shape tool untuk mengedit ketepatan posisi ujung


lengan dan bahu berpedoman pada ukuran lengan.
- Klik badan.
- Klik garis antara ketiak dan pundak.
- Klik convert Line to Curve .
- Klik dan geser membentuk kerung tepat seperti posisi
lengan.

Gambar 4.46 Membentuk Kerung Lengan pada Badan


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

f. Membuat Garis Leher Belakang


Langkah-langkah membuat garis leher belakang seperti berikut.

1. Klik zoom tool .


2. Klik dan tahan geser zoom tool mengelilingi leher.

Bab IV Menggambar Mode 101


Gambar 4.47 Zoom Posisi Leher
Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

3. Klik shape tool .


- Klik garis leher.
- Klik convert line to curve .
- Klik dan geser ke bawah membentuk kerung leher
belakang.

Gambar 4.48 Zoom Posisi Leher


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

g. Membuat Kerah
Langkah-langkah membuat kerah seperti berikut.

1. Klik freehand tool .

- Buatlah bentuk trapesium tepat di atas leher.

Gambar 4.49 Membuat Trapesium untuk Kerah Belakang


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

102
102 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
- Ganti garis hairlines menjadi 1.0 mm.

Gambar 4.50 Ukuran Tebal Garis


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

2. Klik shape tool .


- Klik garis bawah trapesium.
- Klik convert line to curve .

- Klik dan geser membentuk garis leher mengikuti garis


leher pada badan T-shirt.
- Klik garis atas trapesium .
- Klik convert line to curve .

- Klik dan geser membentuk garis leher mengikuti garis


leher pada badan T-shirt.

Gambar 4.51 Membuat Lengkung Kerah Belakang


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

3. Klik pick tool .

- Klik kerah belakang.


- Klik copy.
- Klik paste.

Bab IV Menggambar Mode 103


Gambar 4.52 Copy dan Paste
Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

4. Klik shape tool .


- Klik dan geser garis kerah bawah membentuk kerah leher
depan.
- Klik dan geser garis kerah atas membentuk kerah leher
depan.

Gambar 4.53 Membentuk Lengkung Kerah Depan


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

5. Klik F4 pada keyboard untuk melihat keseluruhan gambar.

Gambar 4.54 Tampilan Keseluruhan T-shirt sebelum Pinggang Dibentuk


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

6. Klik zoom tool .

7. Klik dan geser zoom tool mengelilingi kepala sampai


panggul.

104
104 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 4.55 Zoom pada T-Shirt
Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

8. Klik shape tool .


- Klik pinggang kiri.
- Klik convert line to curve.
- Klik dan geser pinggang kiri ke arah perut.

9. Lakukan hal yang sama untuk pinggang kanan.

Gambar 4.56 Membentuk Pinggang Kiri dan Kanan


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

h. Mewarnai T-Shirt
Langkah-langkah mewarnai T-shirt seperti berikut.

1. Klik zoom tool .


2. Klik dan geser zoom tool mengelilingi kepala sampai
panggul.

3. Klik pick tool .

Bab IV Menggambar Mode 105


4. Klik badan.
- Klik color palettes, pilih warna yang diinginkan.
5. Klik lengan.
- Klik color palettes, pilih warna yang diinginkan.
6. Klik kerah belakang.
- Klik color palettes, pilih warna yang diinginkan.
7. Klik kerah depan.
- Klik color palettes, pilih warna yang diinginkan.
8. Klik save as dengan nama file “T-shirt”.

Gambar 4.57 Hasil T-shirt Setelah Diwarnai


Sumber: Tangkapan Layar CorelDraw (2022)

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 4.8
Setelah kamu mencoba menggunakan aplikasi CorelDraw dan
memahami penjelasan di atas, silakan kamu membuat desain
busana dimulai dari busana dasar secara digital menggunakan
aplikasi CorelDraw. Cermati dan ikuti setiap langkah yang dijelaskan
di atas.

106
106 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Asesmen

1. Mandiri
Buatlah desain busana dengan ketentuan sebagai berikut!
1. Desain dibuat secara ilustrasi dan manual menggunakan
proporsi tubuh.
2. Warnai desain dengan menggunakan warna-warna sesuai
dengan teori pencampuran warna.
3. Buatlah desain teknis secara digital menggunakan aplikasi
CorelDraw dari desain yang telah dibuat secara manual.
*kerjakan nomor 1 dan 2 di kertas F4 atau Sketch book yang kalian miliki

2. Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan cara membuat perbandingan ukuran tubuh wanita!
2. Jelaskan perbandingan ideal proporsi tubuh wanita!
3. Apa yang kamu ketahui mengenai torso?
4. Jelaskan menu-menu utama yang terdapat pada menu bar
CorelDraw!
5. Bagaimana cara menduplikat objek pada CorelDraw?

Pengayaan

Untuk memperkaya kemampuan kamu dalam mendesain secara


manual maupun digital, kamu perlu terus berlatih. Selain dapat
meluweskan gerakan kanan, kamu juga dapat mempercepat waktu
dalam mendesain. Kamu dapat membuat desain secara digital,
tidak hanya menggunakan aplikasi CorelDraw, tetapi juga dapat
menggunakan aplikasi seperti Photoshop dan Adobe Ilustration. Sudah
banyak video tutorial di Youtube yang dapat kamu saksikan untuk
dapat menggunakan aplikasi tersebut.

Bab IV Menggambar Mode 107


Refleksi

Pada Bab IV ini, kamu sudah mempelajari mengenai Menggambar


Mode yang meliputi gambar proporsi tubuh, gambar anatomi tubuh,
penerapan desain ke anatomi tubuh, pencampuran warna, penggunaan
aplikasi desain digital, dan cara membuat desain teknis secara digital.
Yuk, refleksikan diri kamu dengan memberikan tanda centang ()
dalam kolom “Ya” atau “Tidak” untuk setiap pernyataan di bawah
ini sesuai dengan yang kamu rasakan sebenarnya. Kerjakan di buku
tugasmu.
Tabel 4.5 Refleksi Menggambar Mode

No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya mampu membuat gambar ilustrasi.
2. Saya mampu membuat gambar anatomi tubuh.
3. Saya mampu membuat macam-macam rangka tubuh.
4. Saya mampu melakukan pencampuran warna.
Saya mampu mengimplementasikan desain dan detail ke
5.
anatomi tubuh.
Saya mampu menggunakan aplikasi desain digital
6.
CorelDraw atau semacamnya.

7. Saya mampu membuat desain teknis secara digital.

108
108 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Sri Listiani, Ely Tri Wulandari
ISBN: 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

BAB V Dasar Fashion


Design

Apakah seseorang dapat menjadi seorang


fashion designer tanpa memahami dasar-dasar
fashion design?

24 25
22 23
20 21
18 19
16 17
14 15
12 13
10 11
8 9
6 7
4 5
2 3
0 cm 1
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu mampu


memahami proses penciptaan desain dengan menerapkan
dasar-dasar desain serta mampu memahami desain busana
berdasarkan style dan look.

Kata Kunci

Unsur dan prinsip desain,


Look dan style
Moodboard

110
110 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Peta Materi

Proses
penciptaan
desain dengan
menerapkan
dasar-dasar
desain
Cara mencari
bentuk dan
mengembangkan
desain berdasar-
kan style dan look Style
DASAR dan look
FASHION
DESIGN

Membuat
kolase

Menemukan
inspirasi

Pernahkah kamu berpikir bagaimana jika


seseorang melabeli dirinya sebagai seorang
fashion designer (desainer busana) padahal
dia tidak memahami dasar-dasar desain?
Sebelum menjadi seorang desainer busana,
sebaiknya, kita perlu memahami terlebih
dahulu mengenai dasar-dasar desain mode.
Sumber: Syifa Lis Sabira (2021)
Dengan demikian, kita dapat menjadi
seorang desainer mode yang profesional.
Melalui dasar-dasar desain mode, kita dapat mengetahui dan
memahami dasar-dasar dalam mendesain busana. Pada saat proses
mendesain, dengan pemahaman yang cukup mengenai dasar-
dasar desain, kita dapat menghindari kekeliruan pada proses
penciptaan serta ketidakserasian pada saat pemilihan warna, style,
dan look, maupun prinsip desain.

Bab V Dasar Fashion Design 111


A. Komponen dalam Penciptaan Desain Busana

Mari, Berdiskusi!

Aktivitas 5.1
Buatlah kelompok, kemudian carilah informasi dari berbagai media
mengenai proses penciptaan busana yang menerapkan unsur dan
prinsip desain. Diskusikan, kemudian presentasikan di depan kelas.

Pada saat mendesain suatu busana, seorang desainer memerlukan


pengetahuan, ide, maupun pemikiran yang nantinya mampu
diwujudkan ke dalam bentuk rancangan busana berupa gambar atau
sketsa. Pada saat mendesain sebuah busana, penting bagi desainer
untuk memiliki pengetahuan mengenai komponen-komponen dalam
proses penciptaan desain busana sampai kepada penyajian desain. Pada
konteks busana, penyajian desain dapat berupa desain sketsa maupun
sketsa produksi. Desain sketsa dapat disajikan jika ingin menuangkan
ide secara langsung tanpa anatomi tubuh. Jika kaitannya dengan garmen
dan produksi, dapat disajikan sketsa produksi atau technical drawing.
Sebuah desain tidak akan tercipta jika tidak terdapat komponen-
komponen di dalamnya. Komponen-komponen tersebut meliputi
unsur-unsur desain dan prinsip desain. Selain penerapan unsur dan
prinsip desain, desain yang baik juga dapat mempresentasikan makna
di dalamnya, yaitu dengan adanya konsep desain yang berupa sumber
inspirasi. Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur desain, prinsip
desain, dan proses mencari sumber inspirasi.

1. Unsur-Unsur Desain Busana


Penyajian ide atau konsep yang dituangkan ke dalam gambar
sangat penting, apalagi jika berkaitan dengan proses produksi. Oleh
karena itu, seorang desainer tentunya perlu memiliki pengetahuan
dan memperhatikan mengenai prinsip dasar desain, unsur-unsur
desain, serta bagaimana cara untuk mengaplikasikan prinsip dan
unsur desain tersebut pada desain busana yang akan dibuatnya.

112
112 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Adapun unsur-unsur dalam merancang sebuah desain busana
antara lain garis (line), bentuk dan siluet (shape and silhouette),
tekstur (texture), motif pada bahan (fabric pattern), dan warna
(colors).
a. Garis
Garis (line) merupakan gabungan dari beberapa titik yang
saling sejajar sehingga pada akhirnya dapat membentuk satu
kesatuan. Garis memiliki bentuk dan arah.
1) Bentuk Garis
Bentuk garis dapat berupa garis pendek, garis panjang, garis
lurus, garis melengkung, garis zig-zag, garis tebal, garis tipis,
bahkan bisa berupa kombinasi antara macam-macam garis.
Setiap garis akan menghasilkan kesan tersendiri. Sebagai
contoh, garis tebal akan memberikan kesan tegas; garis tipis
atau melengkung akan memberikan kesan dinamis atau
luwes.

Gambar 5.1 Macam-Macam Garis


Sumber: Sri Listiani (2022)

Pada desain busana, garis dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu garis luar (silhouette) dan garis hiasan.
a) Garis Luar
Garis luar (silhouette) dikelompokkan menjadi siluet A,
I, H, T, Y, V, X, O, dan S (bustle).

Bab V Dasar Fashion Design 113


b) Garis Hiasan (Dekoratif)
Suatu garis dapat menjadi garis tebal atau tegas
(straight), kurva (curved), panjang (long), pendek (short),
lebar/tebal (thick), kurus (thin), putus-putus (broken),
garis tekstur (textured). Garis juga bisa menjadi kontras,
yaitu dengan memadukan dua garis tebal dan kurus
(thick and thin), kurva dan tekstur (curved and straight),
panjang dan pendek (long and short), garis putus-putus
dan lurus (broken and unbroken), dan tekstur dengan
garis yang jelas (textured and plain). Semua bentuk
garis tersebut merupakan bentuk garis yang biasa ada
sebagai dekoratif dalam busana.
2) Arah Garis
Di dalam garis, terdapat arah sebagai sifat dari garis. Arah
(direction) dari garis akan bergantung pada penggunaannya.
Hal ini dikarenakan arah garis yang digunakan dalam
suatu desain busana akan memberikan kesan tertentu pada
pemakainya. Ada tiga arah garis vertikal, horizontal, dan
diagonal. Gabungan dari arah dan garis saat diterapkan ke
dalam busana dapat membentuk hal baru.
a) Garis Vertikal
Garis vertikal dapat membentuk
model/garis hias princess dan
semi princess. Garis ini memiliki
potongan berbentuk vertikal
yang terletak mulai dari bahu
atau kerung lengan melewati
puncak dada, kemudian
memanjang hingga ke bawah.
Garis hias princess berfungsi
untuk memberikan kesan
tubuh yang ramping.

Gambar 5.2 Desain Busana


dengan Model Garis Hias
Princess
Sumber: Dress Pattern Making
(2017)

114
114 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
b) Garis Horizontal
Garis horizontal dapat membentuk model empire, long
torso, dan yoke. Ciri garis hias empire ialah memiliki
potongan melintang di bawah buah dada, kurang lebih
sekitar 8 cm, yang berfungsi memberikan efek gemuk.
Sama seperti garis hias empire, garis hias yoke memiliki
potongan melintang, hanya yang membedakan
ialah letaknya di atas buah dada. Garis hias ini biasa
digunakan pada desain busana anak maupun wanita.

Empire Line Yoke Line

Gambar 5.3 Desain Busana dengan Gambar 5.4 Desain Busana dengan
Model Garis Hias Empire Model Garis Hias Yoke
Sumber: Watters Designs (2022) Sumber: Schnittchen Patterns (2017)

c) Garis Diagonal
Garis diagonal dapat membentuk model asimetris dan
memberikan kesan dinamis atau tidak diam. Garis
diagonal juga memberikan pengaruh yang lincah dan
gembira.

Bab V Dasar Fashion Design 115


Gambar 5.5 Desain Busana dengan Model
Garis Hias Asimetris
Sumber: Pure Wow/Pinterest (2017)

b. Bentuk
Dalam mendesain suatu busana, bentuk merupakan suatu
seni dari garis yang mengarah ke dasar siluet, seperti bentuk
geometris sama sisi, bentuk geometris tidak sama sisi, dan
bentuk tiga dimensi. Bentuk lain yang dapat diterapkan pada
desain busana ialah bentuk hati, berlian, titik air mata, binatang,
bentuk daun, dan lainnya. Bentuk-bentuk tersebut ada yang
diterapkan sebagai bentuk busana, desain struktur, maupun
desain dekoratif.

Gambar 5.6 Bentuk Tiga Dimensi


Sumber: Chictopia/Pinterest (2009)

116
116 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Dalam bentuk, terdapat aspek ukuran. Ukuran pada suatu
desain busana ialah cara bagaimana menempatkan unsur-
unsur atau bagian busana yang berkaitan dengan jarak,
proporsi, jumlah, tingkatan, atau bidang pada suatu model
busana. Proporsi yang diterapkan pada suatu desain busana
akan memberikan kesan lebih tinggi atau pendek, lebih besar
atau kecil pada penampilan seseorang, bergantung pada
proporsi yang dibuat oleh seorang desainer.
c. Warna dan Motif Kain
Peran warna dan motif kain pada suatu desain busana
sangatlah penting. Pemilihan warna dan motif kain yang sesuai
untuk suatu desain busana akan menentukan keindahan serta
keharmonisannya. Warna dan motif kain akan memberikan
kesan tersendiri bagi si pemakai, seperti kesan gemuk, kurus,
atau menjadi kelihatan lebih tinggi atau lebih pendek.
1) Warna
Menurut A. A. Riyanto (2003), warna dibedakan ke dalam
dua kategori, yaitu warna-warna dingin dan warna-warna
panas.
a) Warna-Warna Dingin
Warna-warna dingin merupakan warna yang
mengandung warna biru dan hijau (hijau, biru hijau,
biru ungu, dan ungu). Warna ini akan memberikan
kesan lebih kecil terhadap orang yang memakainya.
b) Warna-Warna Panas
Warna-warna panas merupakan warna yang
mengandung warna merah dan kuning (merah,
merah jingga, jingga, kuning). Warna yang termasuk
ke dalam golongan ini memiliki sifat mendorong, di
mana seseorang yang menggunakan warna panas akan
kelihatan lebih besar dibandingkan dengan orang yang
mengenakan warna dingin dengan ukuran tubuh yang
sama.

Bab V Dasar Fashion Design 117


2) Motif
Penerapan motif kain pada suatu busana dapat
meningkatkan kualitas serta memengaruhi kesan
penglihatan dari penampilan seseorang. Motif kain sangat
beragam bentuknya, tidak terbatas pada motif garis,
kotak-kotak, maupun polkadot saja. Motif pada kain dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu naturalis, renggaan,
geometris, dan abstrak. Menurut Yuliarma (2013), motif
naturalis umumnya berbentuk dari benda yang terdapat
di alam, seperti flora, fauna, bebatuan, awan, maupun
bentuk yang lainnya. Motif renggaan merupakan stilasi
dari bentuk alam yang telah diubah dan disederhanakan.
Motif geometris biasanya menggunakan berbagai macam
unsur garis, mulai dari garis lurus, spiral, lengkung, zig-zag,
segi empat, dan bentuk geometris lainnya. Motif abstrak
merupakan kombinasi dari warna, ukuran, dan bentuk
tanpa adanya hubungan dengan benda-benda alam atau
buatan manusia. Berikut gambaran beberapa contoh motif.

Gambar 5.7 Motif Naturalis dalam Busana Gambar 5.8 Motif Renggaan dalam Koleksi
Nehera Ready To Wear 2021 A. Brand
Sumber: www.pinterest.com/@voguemagazine Sumber: www.pinterest.com/@abrand (2022)
(2021)

118
118 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 5.9 Motif Geometris dalam Busana Gambar 5.10 Motif Abstrak dalam Busana
Munthe Copenhagen Spring Summer 2020 Allover Print Wrap Shirt by Shein
Sumber: www.pinterest.com/@voguemagazine (2020) Sumber: www.pinterest.com/@SHEINofficial (2021)

d. Tekstur
Pada saat mendesain sebuah busana, tekstur merupakan
hal penting yang tidak boleh dilupakan. Pemilihan tekstur
sebaiknya disesuaikan dengan bentuk busana yang akan
dirancang. Adapun macam-macam tekstur seperti berikut.
1) Tekstur Kaku
Tekstur yang kaku memiliki kelebihan dapat
menyembunyikan atau menutupi bentuk badan
seseorang. Jika ingin terlihat lebih gemuk, seseorang dapat
menggunakan pakaian dengan tekstur kain yang kaku.
2) Tekstur Kasar dan Halus
Jenis tekstur yang kasar akan memberikan tekanan
sehingga akan berkesan seolah-olah lebih gemuk kepada
memakainya. Jenis tekstur halus tidak akan memberikan
kesan terhadap ukuran badan, asalkan tidak berkilau.
3) Tekstur Lemas
Kain yang memiliki tekstur lemas atau lembut akan
memberikan efek yang luwes sehingga sangat cocok untuk
model pakaian yang berkerut, draperi, atau bergelombang.

Bab V Dasar Fashion Design 119


4) Tekstur Tembus Pandang
Kain yang memiliki tekstur tembus pandang tentunya akan
mengekspos bentuk badan. Hal ini dirasa kurang cocok
untuk orang yang bertubuh gemuk atau terlalu kurus
karena akan memperlihatkan kekurangan bentuk tubuh.
Kain yang memiliki tekstur tembus pandang cocok untuk
model pakaian yang berkerut.
5) Tekstur Mengilap dan Kusam
Kain dengan tekstur yang mengilap atau berkilau akan
memberikan kesan gemuk bagi pemakainya. Kain dengan
tekstur yang kusam akan memberikan kesan lebih kecil.

2. Prinsip Desain Busana


Agar dapat membuat suatu desain busana yang baik, indah, dan
harmonis, seorang desainer perlu memiliki pengetahuan mengenai
prinsip desain. Ada lima prinsip desain busana, yaitu kesatuan
(unity), pusat perhatian (point of interest), keseimbangan (balance),
perbandingan (proportion), dan irama (rhytm).
a. Kesatuan
Kesatuan (unity) bermakna penyusunan atau pengorganisasian
dari pusat perhatian, keseimbangan, perbandingan, dan irama
sehingga tercipta suatu desain yang baik dan harmonis. Dalam
mendesain suatu rancangan busana, perlu adanya keselarasan
di antara macam-macam unsur desain, yaitu selaras antara
garis dan bentuk, selaras dengan tekstur dan warna sehingga
tercipta desain yang harmonis.
b. Pusat Perhatian
Pada saat mendesain suatu busana, tentunya sebuah desain
harus memiliki bagian yang lebih menarik daripada bagian
lainnya. Hal ini yang dinamakan pusat perhatian (point of
interest). Meletakkan pusat perhatian pada sebuah desain
busana sebaiknya perlu memperhatikan hal-hal seperti
posisi pusat perhatian: akan disusun atau diletakkan di mana
pusat perhatiannya. Selain itu, pusat perhatian sebaiknya
menonjolkan sisi baik tubuh dan mengalihkan perhatian dari
bagian tubuh yang kurang baik, misalnya panggul yang besar.

120
120 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 5.11 Contoh Pusat Perhatian pada Pita di Bagian Dada
(Koleksi Chanel Cruise 2020)
Sumber: www.pinterest.com/@voguegermany (2020)

c. Keseimbangan
Keseimbangan (balance) pada suatu desain busana sangat
penting untuk mendapatkan kestabilan dan harmoni saat
melihatnya. Keseimbangan dapat dicapai dengan dua cara
berikut.
1) Keseimbangan Simetris
Keseimbangan simetris (formal
balance) merupakan keseim-
bangan yang dapat dicapai me-
lalui pengaplikasian bentuk atau
garis atau warna atau di antara
ketiganya, yang diukur dari pe-
nempatannya antara sebelah
kiri dan kanan sama jaraknya
dari pusat (tengah-tengah) busa-
na tersebut. Gambar 5.12 Contoh
Keseimbangan Simetris pada
Bagian Kerah dan Saku
Sumber: www.pinterest.com/@fmlnk
(2021)

Bab V Dasar Fashion Design 121


2) Keseimbangan Asimetris
Keseimbangan asimetris (informal balance) dapat dicapai
dengan bentuk atau garis atau warna maupun ketiganya
yang antara sebelah kanan dan kiri berbeda jaraknya atau
bentuknya.

Gambar 5.13 Contoh Keseimbangan Asimetris pada


Bagian Kanan dan Kiri
Sumber: www.pinterest.com/@soolinen-linen clothes (2021)

d. Proporsi
Proporsi (proportion) pada suatu desain busana merupakan
cara menempatkan unsur-unsur atau bagian-bagian busana
yang berkaitan dengan jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, atau
bidang pada suatu model busana. Proporsi yang diterapkan
pada suatu desain busana dapat memberikan kesan lebih tinggi
atau lebih pendek, lebih besar atau lebih kecil pada penampilan
seseorang. Kondisi tersebut akan bergantung pada proporsi
yang dibuat oleh seorang perancang busana.
Menurut Marian L.Davis (1980) dalam buku Visual Design In
Dress, terdapat empat tingkatan relasi perbandingan proporsi
pada desain. Pada tingkat pertama, proporsi dalam satu bagian,
membandingkan panjang ke lebar dalam satu benda, contohnya
pengaplikasiannya pada bebe. Pada bebe pun, akan berkaitan
dengan proporsi rok, dari rok yang memiliki panjang relatif
sama dengan lebar panggul, sampai dengan panjang rok yang

122
122 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
ekstrem dengan lebar panggul. Di bawah ini merupakan contoh
proporsi yang seimbang antara lebar dan panjang hingga yang
lebar dengan panjang yang ekstrem.

Gambar 5.14 Contoh Proporsi dalam Bagian yang Sama Sampai Proporsi yang Ekstrim

Pada tingkat kedua, proporsi di antara bagian-bagian


dari suatu desain, contohnya proporsi dalam satu model rok
dan blus atau celana dengan kemeja. Proporsi dapat berupa
proporsi warna yang dikombinasikan dengan warna lain.
Proporsi tingkat ketiga, proporsi keseluruhan bagian suatu
desain busana, yaitu dengan memperbandingkan keseluruhan
busana dengan adanya warna yang gelap dan terang yang polos
dengan yang bercorak, seperti contoh di bawah ini.

Gambar 5.15 Proporsi di Antara Bagian-Bagian dari Desain Busana

Bab V Dasar Fashion Design 123


Pada tingkat keempat, berasal dari tatanan busana dengan
pelengkapnya. Contohnya seperti adanya bentuk dan ukuran
suatu desain dan yang melengkapinya saat busana dikenakan.
Sebagai contoh, perbandingan antara ukuran scarf atau dasi
atau bros dengan keseluruhan busana atau benda lainnya yang
dapat melengkapi busana.

Gambar 5.16 Proporsi dari Tatanan Busana

e. Irama
Irama (rhythm) pada sebuah desain busana merupakan suatu
pergerakan yang teratur dari satu bagian ke bagian lainnya,
yang dapat dirasakan secara kasat mata. Jika pandangan mata
pada satu desain teratur, gerakan mata yang teratur itulah yang
disebut irama. Keberadaan irama pada suatu desain busana
sangat penting, terutama desain busana yang memerlukan
kreasi-kreasi yang artistik seperti busana pesta maupun busana
pengantin. Berikut lima jenis irama yang umum digunakan
dalam mendesain sebuah busana.
1) Pengulangan
Pengulangan (repetition) dalam desain bermakna
menggunakan satu unsur desain yang diletakkan pada dua
atau beberapa bagian pada suatu desain busana, seperti
garis, bentuk, tekstur, ruang, warna, dan corak. Berikut ini
merupakan contoh pengulangan dari unsur-unsur desain.

124
124 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 5.17 Pengulangan Ruang
Sumber: www.pinterest.com/@LoveShackFancy (2019)

2) Sejajar
Irama pada suatu desain busana bisa dilakukan dengan
penempatan unsur garis dan bentuk yang sejajar
(parallelism).

Gambar 5.18 Garis Gambar 5.19 Kerutan


Lipatan yang Berjarak yang Sejajar pada Koleksi
Sumber: www.pinterest. Khaite Spring 2019
com/@whowhatwearuk Sumber: Vogue Magazine
(2020) (2019)

3) Rangkaian
Irama salah satunya didapatkan dengan rangkaian
(sequence) garis dari renda, garis lipit, dengan bentuk
geometris, bentuk huruf atau angka, tekstur, dan corak.
Rangkaian umumnya berperan sebagai desain hiasan atau
dekoratif.

Bab V Dasar Fashion Design 125


Gambar 5.20 Rangkaian Bentuk Geometris pada
New York Fashion Week Spring 2014
Sumber: www.pinterest.com/@stylebistro (2014)

4) Selang-seling
Irama dalam suatu desain dapat dilakukan dengan
membuat selang-seling (atternation) dari dua jenis renda,
pita, atau dua garis yang berlainan arah, bentuk yang
berbeda, bentuk yang sama dengan jarak, dua tekstur,
maupun dua corak yang berbeda. Berikut contoh irama
pada busana yang mengaplikasikan selang-seling.

Gambar 5.21 Selang-Seling Pita pada Koleksi Christian Dior


Paris Fashion Week Fall 2010
Sumber: www.pinterest.com/@stylebistro

5) Gradiasi
Gradasi (gradation) merupakan rangkaian yang sejenis,
posisinya berdekatan atau berdampingan, bentuk dan
jaraknya dapat berubah secara bertahap. Ukuran dan jarak
yang sempit serta kecil. Namun, bisa juga menjadi besar
dengan posisi menyebar. Berikut ini contoh dari gradasi.

126
126 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 5.22 Macam-Macam Bentuk Gradasi pada Desain Busana

6) Radiasi
Radiasi (radiation) merupakan garis yang memancar dari
pusat perhatian ke semua arah yang dapat menghasilkan
suatu irama.

Gambar 5.23 Macam-Macam Bentuk Radiasi pada Desain Busana

3. Proses Mencari Inspirasi untuk Sebuah Koleksi


Untuk membuat sebuah desain atau koleksi busana, seorang
desainer pasti membutuhkan inspirasi atau proses penggalian ide
dan konsep. Menurut Sri Widarwati, sumber ide atau inspirasi
merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide seseorang
untuk membuat karya. Ide maupun inspirasi tersebut bisa datang

Bab V Dasar Fashion Design 127


dari mana saja, misalnya dari benda sederhana yang ada di
sekeliling kita, keindahan alam, suatu fenomena yang sedang banyak
diperbincangkan, maupun terinspirasi dari rancangan desainer
lainnya. Sumber ide atau inspirasi juga dapat diartikan sebagai
sesuatu atau sumber yang dapat merangsang lahirnya suatu kreasi.
Dalam menciptakan sebuah karya yang berfokus pada sumber ide
yang sudah ada, artinya seorang desainer telah mengambil unsur
yang terdapat pada sumber acuan untuk menciptakan kreasi baru.
a. Macam-Macam Sumber Ide
Secara garis besar, sumber ide dalam membuat karya busana
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber ide yang berasal dari:
busana adat, peristiwa penting nasional maupun internasional,
dan benda-benda alam.
b. Cara Pengambilan Sumber Ide
Sumber ide yang telah didapat tidak harus diambil secara
keseluruhan, melainkan dapat diambil bagian-bagian tertentu
saja yang dianggap menarik untuk dijadikan sumber ide.
Sebagai contoh, sumber ide yang berasal dari bunga mawar,
yang diambil ialah bentuk kelopak mawar yang bergelombang
yang diterapkan pada rok yang bergelombang.

Bagaimana mencari sumber


ide atau inspirasi dalam
membuat desain busana
dapat dilihat di link berikut:

https://www.youtube.com/
watch?v=IO5gyitWgFY

128
128 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Mari, Berkreasi!

Aktivitas 5.1
Setelah kamu memahami tentang konsep mengenai inspirasi desain
busana, carilah sebuah inspirasi untuk kamu gunakan dalam
membuat kolase. Deskripsikan inspirasi tersebut dan tentukan apa
saja yang akan kamu gunakan sebagai inspirasinya.

4. Membuat Kolase (Moodboard)


Untuk mempermudah seorang desainer dalam mengumpulkan
ide ketika membuat suatu koleksi busana, pembuatan kolase
(moodboard) merupakan tahapan selanjutnya. Setelah kita
mengumpulkan berbagai ide visual, ide-ide tersebut akan disusun
dan dijadikan satu ke dalam sebuah kolase. Kolase merupakan
sebuah analisis tren visual yang dibuat dari komposisi atau
kumpulan gambar, kliping, atau sketsa dengan warna dan tema
tertentu yang kemudian akan diwujudkan ke dalam sebuah karya
desain. Tujuan utama dari pembuatan kolase ialah sebagai panduan
dalam proses kreativitas sehingga karya yang dibuat nanti tidak
meluas atau keluar dari tema yang telah ditentukan.
Berikut ini urutan dalam membuat kolase.
1. Menentukan tema atau judul.
2. Menyiapkan alat dan bahan.
3. Mengumpulkan ide, data, atau gambar-gambar yang sesuai
dengan tema yang diangkat dalam membuat karya.
4. Secara manual, dapat dilakukan dengan menggunting gambar
atau majalah, kemudian menyusunnya dan menempelkannya
dalam satu papan (board).
5. Membuat kolase saat ini dapat dilakukan secara digital
menggunakan aplikasi seperti Photoshop.
6. Setelah semuanya selesai, dapat dilanjutkan dengan
menggambar desain karya.

Bab V Dasar Fashion Design 129


Berikut ini beberapa contoh visual kolase.

Gambar 5.24 Moodboard Mixed-Media


Sumber: Shelby Standage/Shelby Sovos (2021)

Gambar 5.25 Contoh Visual Moodboard


Sumber: Smith and Devlin (2021)

Gambar 5.26 Contoh Visual Moodboard


Sumber: Caitlyn Ellerbeck/Pinterest (2022)

130
130 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 5.27 Contoh Trend Moodboard Fashion
Sumber: Christine Santosa/Behance (2021)

Mari, Berkreasi!

Aktivitas 5.2
Setelah memahami mengenai kolase, buatlah kolase berdasarkan
sumber inspirasi yang telah kamu tentukan, kemudian kreasikan
kolase tersebut ke dalam koleksi desain busana!

B. Desain Busana Berdasarkan Gaya dan Tampilan


Setelah mempelajari mengenai unsur-unsur dan prinsip desain hingga
tahap pembuatan kolase, tahapan selanjutnya ialah memahami
perbedaan antara style dan look.

1. Gaya
Gaya (style) dapat dikatakan sebagai sesuatu yang bersifat personal
dan umumnya digunakan untuk menonjolkan karakteristik
seseorang. Berbeda dengan look yang berfokus pada tren, style
justru berlaku untuk jangka waktu yang lebih panjang.

Bab V Dasar Fashion Design 131


Berikut ini enam dasar style yang dibuat sesuai dengan karakter
berpakaian wanita.
a. Feminine Romantic Style
Feminine Romantic Style
memiliki kesan feminin dan
lembut. Identik dengan gaun,
blus, rok lebar dengan detail
kerut, pita, bunga, dan renda.
Memiliki warna dengan nuansa
yang lembut dan cenderung
mengarah ke pastel. Motif yang
biasanya muncul ialah bunga
ala Laura Ashley (perusahaan
desain tekstil Inggris yang
Gambar 5.28 Feminine Romantic Style
terkenal dengan desainnya yang Sumber: Berbagai sumber
anggun dan cantik).
b. Sporty Casual Style
Sporty Casual Style memiliki
ciri gaya yang dinamis, bentuk
busananya harus memberikan
kesan kebebasan dalam ber-
gerak, dan nyaman. Bentuk
busana seperti kemeja, blus
sportif, rok A-line, dan celana
dengan berbagai potongan.
Untuk bahan atau tekstil,
umumnya yang memiliki sifat
tidak mudah kusut, seperti dril,
Gambar 5.29 Sporty Casual Style
scuba, kanvas, katun, denim.
Sumber: Berbagai sumber
Identik dengan American girl
dengan ciri khas gaya yang
mendominasi ready-to-wear.

132
132 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
c. Sexy Alluring Style
Sexy Alluring Style identik dengan
busana yang menonjolkan ke-
indahan bentuk tubuh. Bahan
atau tekstil yang sering digunakan
untuk style ini ialah bahan stretch,
lycra, satin, taffeta, atau jenis
bahan lainnya yang umumnya
digunakan dalam membuat gaun
malam. Style ini memiliki kesan
yang glamor. Warna yang umum
digunakannya antara lain merah, Gambar 5.30 Sexy Alluring Style
maroon, navy, green bottle, hitam. Sumber: Berbagai sumber

d. Classic Elegant Style


Classic Elegant Style memiliki
kesan elegan, rapi, dan cerdas.
Motif yang umumnya muncul
ialah motif geometris sederhana
seperti garis dan kotak-kotak.
Style ini tidak menyukai warna-
warna yang terlalu terang atau
terkesan gelap dan kusam. Bahan
yang umum digunakannya ialah
sutra dan wol. Tidak banyak
menggunakan aksesoris. Hanya Gambar 5.31 Classic Elegant Style
Sumber: Berbagai sumber
aksesoris dengan kualitas terbaik
dan memiliki nilai fungsional seperti jam tangan atau anting
dengan mata berlian yang mungil.
e. Exotic Dramatic Style
Memiliki gaya tersendiri, di mana elemen etnik atau kain khas
daerah digunakan. Memiliki ciri khas dengan gaya pakaian
yang bertumpuk dan longgar, berpadu dengan gaya urban.
Warnanya cenderung gelap, terdapat aksen warna cerah atau
warna tanah. Motif yang digunakan mengarah ke artistik etnik
dan berukuran besar sehingga memiliki kesan dramatis.

Bab V Dasar Fashion Design 133


Gambar 5.32 Exotic Dramatic Style
Sumber: Berbagai sumber

f. Arty-off-beat Style
Memiliki tampilan yang nyentrik dan tidak lazim. Bentuk
pakaiannya tidak biasa, terkadang asimetris, dan sering kali
memadukan warna secara bertabrakan (color blocking).
Tekstil yang digunakannya merupakan berbagai jenis bahan
yang memiliki tekstur seperti seersucker, bludru emboss,
motif bunga-bunga ataupun motif geometris dengan ukuran
yang besar. Warnanya cenderung mengarah ke warna terang
sehingga terkesan ceria.

Gambar 5.33 Arty-off-beat Style


Sumber: Berbagai sumber

2. Tampilan (Look)
Biasanya, gaya seseorang akan tetap sama walaupun menggunakan
berbagai tampilan (look). Look merupakan istilah atau penyebutan
untuk sebuah tampilan yang diadaptasi dari style atau gaya

134
134 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
berbusana suatu kelompok maupun budaya tertentu. Contohnya
urban look, vintage look, harajuku look, grunge look, bohemian look,
dan masih banyak jenisnya. Berikut ini beberapa jenis look.

Gambar 5.34 Urban Gambar 5.35 Vintage Gambar 5.36 Grunge


Look-New York Look Look
Fashion Week 2018 Sumber: Netflix/Popsugar Sumber: Luanna/Ninja
Sumber: Robert Spangle/ (2020) Cosmico
GQ Magazine UK (2017)

Mari, Berkreasi!

Aktivitas 5.3
Setelah kamu memahami mengenai look dan style, buatlah desain
busana berdasarkan look dan style. Pilihlah look dan style sesuai
dengan yang kamu minati!

Asesmen

1. Kelompok
Bentuklah kelompok menjadi 4 atau 5 kelompok (sesuaikan dengan
jumlah siswa di kelas kalian). Setiap kelompok mencari sumber
inspirasi. Lalu, buatlah deskripsi dari sumber inspirasi tersebut.
Tuliskan juga bagian-bagian yang akan digunakan sebagai sumber
inspirasinya. Diskusikan dan presentasikan di depan kelas! Setiap
kelompok harus membuat dengan sumber inspirasi yang berbeda.

Bab V Dasar Fashion Design 135


2. Mandiri
Buatlah desain busana dengan ketentuan sebagai berikut!
1. Buatlah kolase secara mandiri berdasarkan sumber inspirasi
yang telah dibuat secara kelompok di tugas kelompok
sebelumnya!
2. Tentukan look dan style yang akan digunakan!
3. Setelah itu, buatlah desain busana sesuai dengan konsep yang
telah dibuat!

3. Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Sebagai seorang fashion designer, kamu perlu mengetahui dan
memahami proses merancang sebuah busana, yaitu dengan
menerapkan ....
2. Mengapa di setiap desain harus ada unsur-unsur desain?
3. Unsur desain yang dalam penentuannya bergantung pada
penggunaannya dinamakan unsur ….
4. Upaya apa yang dapat dilakukan oleh seorang fashion designer
dalam menciptakan busana untuk wanita yang berbadan kurus
dan gemuk agar tidak terlihat makin kurus maupun makin
gemuk?
5. Mengapa unsur-unsur desain memerlukan ukuran yang
seimbang?
6. Jelaskan perbedaan dari warna panas dan warna dingin!
7. Jelaskan macam-macam tekstur!
8. Mengapa seorang desainer perlu memiliki pengetahuan
mengenai prinsip desain?
9. Jelaskan macam-macam prinsip desain!
10. Mengapa seorang fashion designer harus memahami mengenai
look dan style?

136
136 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Pengayaan

Untuk memperkaya pengetahuan kamu mengenai Look dan Style, kamu


dapat membuat sebuah tabel yang berisikan perbedaan look dan style.
Sertakan kolase gambar macam-macam look dan style dari majalah
maupun buku yang tidak terpakai. Kumpulkan gambar sebanyak
mungkin sehingga menjadi seperti buku panduan look dan style. Buku
tersebut dapat kamu gunakan sebagai panduan untuk kamu membuat
sebuah desain dengan berbagai look dan style

Refleksi

Pada Bab V ini, kamu sudah mempelajari mengenai Dasar Fashion


Design yang meliputi proses penerapan unsur dan prinsip desain pada
rancangan busana, menentukan sumber inspirasi, membuat kolase
serta look dan style.
Yuk, refleksikan dirimu dengan memberikan tanda centang ()
dalam kolom “Ya” atau “Tidak” untuk setiap pernyataan di bawah ini
sesuai dengan yang kamu rasakan. Kerjakan di buku tugasmu.
Tabel 5.1 Refleksi Dasar Fashion Design

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya mampu menerapkan unsur dan prinsip desain.

2. Saya mampu menjelaskan sumber inspirasi.

3. Saya mampu membuat kolase.

Saya mampu mengkreasikan inspirasi menjadi bentuk


4.
sebuah busana.

5. Saya mampu menjelaskan look dan style.

Saya mampu membuat desain busana sesuai dengan


6.
look dan style.

Bab V Dasar Fashion Design 137


Don’t be into trends. Don’t make
fashion own you, but you decide
what you are, what you want to
express by the way you dress
and the way to live.

- Gianni Versace -

138
138 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Sri Listiani, Ely Tri Wulandari
ISBN: 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

BAB VI Proses Produksi


Busana

Bagaimana tahapan pembuatan busana hingga


tercipta busana yang berkualitas?
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu mampu


memahami proses produksi busana dan pengelolaan SDM di
industri busana.

Kata Kunci

Kesehatan dan keselamatan kerja,


Produksi,
Busana,
Industri,
Sumber daya manusia

140
140 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Peta Materi

PROSES
PRODUKSI
BUSANA
7 12345 678910

Memahami Produksi Sumber Daya Manusia


Busana di Industri di Industri Busana

Konsep Kesehatan Proses Produksi Perawatan


dan Keselamatan Kerja Busana di Peralatan
di Bidang Busana Industri Busana

Pengertian Pengelolaan
Sumber Daya Sumber Daya
Manusia Manusia di
Industri

Perhatikan gambar berikut ini!


Pembuatan busana dimulai dari
membuat desain hingga menjadi sebuah
busana yang berkualitas pasti melewati
proses produksi pembuatan busana.
Proses produksi busana menggunakan
alat-alat yang senantiasa berkembang
Gambar 6.1 Desain Busana dan sesuai kemajuan teknologi. Dalam
Hasil Produk Busana sesuai penggunaannya, harus memperhatikan
Desain
kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Sumber: Ely Tri Wulandari (2020)
sehingga mencegah terjadinya
kecelakaan kerja selama prosesnya. Sebelum kita mempelajari
materi ini, ayo, jawablah beberapa pertanyaan berikut.
1. Apakah kesehatan keselamatan kerja itu?
2. Apa yang terjadi jika kesehatan dan keselamatan kerja
diabaikan dalam bekerja?
3. Menurut kamu apasajakah tahapan dalam pembuatan busana?
4. Apakah sumber daya manusia itu?
5. Bagaimana mengelola sumber daya manusia dalam sebuah
usaha?

Bab VI Proses Produksi Busana 141


A. Produksi Busana di Industri
Dalam memproduksi busana di industri, tentunya melewati tahapan-
tahapan pembuatan busana yang cukup panjang. Industri busana
sering juga disebut dengan istilah garmen. Industri busana (garmen)
ialah industri yang bergerak dalam bidang produksi pakaian jadi dan
perlengkapan pakaian dalam jumlah yang sangat besar (diproduksi
secara massal) berdasarkan pesanan (order dari buyer) maupun order
dari garmen itu sendiri sesuai standar kualitas yang telah ditentukan.
Produksi busana baik pada produksi rumahan maupun produsi pada
tingkat garmen harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerja (K3). Apa itu K3?

Ayo, Berdiskusi!

Aktivitas 6.1
Seorang operator jahit bekerja menggunakan mesin jahit. Ketika
menjahit, tangannya tertusuk jarum mesin yang sedang dia
operasikan. Dari kasus tersebut, buatlah diskusi kelompok yang
terdiri atas 2-3 orang mengenai penyebab hal di atas terjadi.
Bagaimana cara mencegah hal tersebut?

1. Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Bidang


Busana
Dalam melakukan berbagai pekerjaan di bidang busana, hendaknya
kesehatan dan keselamatan dalam bekerja senantiasa diperhatikan.
Pekerja dalam bidang busana harus benar-benar mengikuti
prosedur untuk bisa bekerja dengan aman sehingga kecelakaan
kerja dapat dihindari.
a. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan. Menjaga keselamatan
kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja, setiap tenaga

142
142 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
kerja, dan juga masyarakat pada umumnya. Setiap orang
dituntut untuk dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan
keahlian masing-masing.
b. Prosedur Bekerja dengan Aman di Bidang Busana
Keselamatan dan kesehatan kerja dipengaruhi oleh cara dalam
bekerja. Jika seseorang bekerja tidak sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan, bisa terjadi kecelakaan atau gangguan
keselamatan kerja. Untuk itu, mengikuti prosedur bekerja
dengan aman menjadi hal yang harus dilakukan oleh pekerja.
1) Persiapan dan Pemeliharaan Area Kerja
Pemeliharaan area kerja termasuk merapikan dan
membersihkan ialah kegiatan menjaga area kerja selalu
terjaga kebersihan, kerapian, dan keteraturannya. Hal itu
merupakan tanggung jawab semua pengguna ruangan.
Bahaya yang timbul akibat tidak terjaganya kerapian
dan kebersihan area kerja antara lain seperti berikut.
a) Licin, terpeleset, dan jatuh karena lantai yang becek
dan berminyak, terutama jika penerangannya tidak
memadai.
b) Kejatuhan gunting kain atau alat jahit yang lain,
menginjak jarum, dan lain-lain karena tidak tepat dalam
meletakkannya.
c) Risiko kesehatan yang timbul dari debu ataupun udara
panas.
d) Produk kotor karena terkena minyak mesin, kotor
karena debu, dan lain-lain.
2) Cara Bekerja dengan Aman
Perhatikan beberapa cara bekerja dengan aman berikut ini.
a) Sebelum memulai suatu pekerjaan, teliti/periksa semua
peralatan dan keadaan lingkungan.
b) Gunakan alat pelindung diri.
c) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
d) Perhatikan setiap langkah kerja.

Bab VI Proses Produksi Busana 143


e) Perhatikan jenis bahan dan alat kerja yang akan
digunakan.
f) Tanyakan pada atasan jika tidak mengerti.
g) Laporkan segera kepada yang berkompeten jika terjadi
kerusakan.
h) Setelah selesai pekerjaan, teliti kembali dengan
membersihkan alat dan lingkungan kerja serta
mengemas peralatan.
3) Menggunakan Alat Pelindung Diri
Alat-alat pelindung diri harus memenuhi persyaratan: enak
dipakai, tidak mengganggu kerja, memberi perlindungan
yang efektif terhadap jenis bahaya.
Macam-macam alat pelindung diri (APD) yang digunakan
dalam pembuatan busana antara lain seperti berikut.
a) Alat Pelindung Kepala
Manfaat penggunaan alat pe-
lindung kepala ialah melin-
dungi rambut pekerja agar
tidak terjerat mesin yang
berputar. Contoh: topi pelin-
dung, ikat rambut.
Gambar 6.2 Pekerja
dengan Menggunakan Alat
Pelindung Kepala
b) Masker Hidung (Respirator)
Alat ini berfungsi untuk me-
lindungi pekerja dari gang-
guan pernapasan terhadap
kotoran, debu, bahan kimia.
Debu sangat mungkin tercip-
ta dari sisa-sisa potongan ba-
han yang sedang dikerjakan
Gambar 6.3 Pekerja dengan
oleh pekerja.
Menggunakan Masker

c) Pelindung Tangan
Pelindung tangan dibutuhkan
apabila menggunakan zat-zat

144
144 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X

Gambar 6.4 Pekerja dengan


berbahaya. Contohnya ialah ketika memberi warna atau
motif pada bahan atau ketika melakukan finishing bahan
dengan zat kimia. Selain itu, perlindungan terhadap
tangan meliputi perlindungan terhadap bahaya seperti:
melindungi dari temperatur yang ekstrim baik terlalu
panas, maupun terlalu dingin, zat kimia kaustik, serta
benda-benda berat dan tajam. Contoh pelindung tangan:
sarung tangan (gloves).

d) Pelindung Kaki
Pelindung kaki (safety shoes)
melindungi kaki dari ben-
turan, kumparan-kumparan
yang beraliran listrik, dan
lantai licin agar tidak jatuh.
Ketika membuat produk bu-
sana, banyak alat listrik yang
Gambar 6.5 Pekerja
digunakan sehingga sangat
dengan Menggunakan Alas
penting menggunakan pelin- Kaki dari Karet
dung kaki dari bahan karet.

e) Baju Pengaman/Pakaian Kerja


Pakaian kerja untuk tenaga kerja pria yang bekerja
mengoperasikan mesin sebaiknya menggunakan
pakaian berlengan pendek, pas (tidak longgar) pada
dada atau punggung, tidak berdasi, dan tidak ada
lipatan-lipatan yang mendatangkan bahaya. Pakaian
kerja untuk tenaga kerja wanita memakai celana
panjang, ikat rambut, baju yang pas, dan tidak memakai
perhiasan. Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu kencang
dan kaku sehingga membatasi gerakan, terhindar dari
tergulung mesin atau tercantol bagian-bagian mesin
yang menonjol sehingga menyebabkan jatuh.
c. Penataan Tempat Kerja Busana
Penataan tempat kerja yang baik merupakan salah satu bagian
dari penerapan K3. Penataan tempat kerja yang baik dapat
dilihat dari hal berikut.
1) Terpenuhinya standar tata letak tempat kerja dan standar

Bab VI Proses Produksi Busana 145


peralatan.
2) Peralatan terletak di tempat yang telah ditentukan pada
perencanaan yang sudah disetujui.
3) Peralatan yang rusak atau usang dipindahkan dan
diperbaiki.
4) Tumpukan barang yang stabil.
5) Jalan keluar yang cukup dan sesuai alur keselamatan.
6) Lantai atau dinding yang bersih.
7) Pencahayaan yang cukup.
8) Peralatan yang bersih.
9) Sampah dan sisa-sisa potongan bahan ditempatkan pada
tempatnya.
10) Tidak ada bahaya dari penempatan benda-benda yang
menonjol keluar.
d. Jenis-Jenis Bahaya di Tempat Kerja Bidang Busana
Bahaya adalah situasi yang berpotensi menyebabkan terjadinya
kerugian dan mengancam kesehatan dan keselamatan. Setiap
tempat kerja memiliki potensi akan terjadinya bahaya dan
kecelakaan kerja.
Berikut ini beberapa jenis bahaya yang mungkin ada di
tempat kerja di bidang usaha busana.
1) Bahaya Fisik
Bahaya fisik ialah bahaya yang secara langsung dapat
membuat cedera. Bahaya fisik contohnya kebisingan,
getaran mesin, kabel listrik terbuka, dan lain-lain.

146
146 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
2) Bahaya Kimia
Bahaya kimia ialah bahaya karena penggunaan bahan-
bahan kimia, misalnya tidak hati-hati dalam penggunaan
zat kimia ketika melakukan proses pewarnaan kain.
3) Bahaya Ergonomi
Bahaya ergonomi ialah bahaya karena tata letak yang
buruk sehingga bisa menimbulkan cedera. Misalnya,
menata mesin jahit tanpa mempertimbangkan jarak aman
antarmesin.
4) Bahaya Psikologi
Bahaya psikologis seperti stres kerja dan beban kerja.
e. Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja di Industri Busana
Berikut ini jenis-jenis kecelakaan kerja yang mungkin terjadi
ketika pembuatan busana.
1) Tangan Tertusuk Jarum
Dalam proses pengoperasian mesin dengan jarum,
kemungkinan bisa terkena tusukan jarum. Penanganan
situasi darurat dan pertolongan pertama yang bisa
dilakukan seperti berikut.
a) Matikan sumber aliran listrik ke mesin jahit.
b) Laporkan kepada pengawas.
c) Buka jarum mesin dari mesin jahit.
d) Cabut jarum mesin dari jari/tangan yang tertusuk.
e) Lakukan penekanan pada bekas tusukan jarum, biarkan
darah keluar beberapa menit untuk membersihkan
bekas tusukan dari penyebab infeksi.
f) Bersihkan darah yang ada di bekas tusukan jarum
dengan bahan yang bersih.
g) Jika masih berdarah, balut bekas tusukan dengan
menggunakan kain kasa.
h) Mintalah pertolongan ke dokter terdekat.

Bab VI Proses Produksi Busana 147


2) Luka Terkena Gunting
Dalam proses pembuatan busana, gunting merupakan
salah satu alat yang membantu proses pengerjaan busana.
Jika pekerja kurang berhati-hati dalam pemakaiannya,
kemungkinan bisa terluka karena penggunaan gunting.
Pertolongan yang bisa diberikan sebagai berikut.
a) Pastikan lukanya kecil atau besar.
b) Biarkan luka kecil atau besar berdarah bebas beberapa
menit untuk membersihkannya dari penyebab infeksi.
c) Bersihkan luka dengan bahan yang bersih.
d) Jika lukanya kecil, tempelkan kasa steril antiseptik dan
balut dengan kain kasa.
e) Jika lukanya besar atau dalam, mintalah pertolongan
dokter.
3) Kecelakaan Listrik
Kecelakaan listrik dapat mengakibatkan terbakar, jatuh, dan
kejutan listrik. Hal yang terpenting yang harus diperhatikan
pada kecelakaan sengatan listrik ialah apakah korban masih
bernapas dan jantungnya masih berdenyut atau keduanya
berhenti (tidak bernapas dan jantung tidak berdenyut)
ataupun bekerja secara lemah. Kedua hal terpenting inilah
yang harus segera dipulihkan kembali. Jika menghadapi
keadaan darurat tersebut, bertindaklah cepat dan menurut
urutan berikut.
a) Matikan sumber aliran listrik, atau jika tidak mungkin,
hindarkan korban dari aliran listrik.
b) Lakukan pertolongan (pertama) kecelakaan berdasarkan
gejala si korban.
c) Segera setelah melihat seseorang dapat kejutan listrik,
cepat perhatikan keadaan umum. Tetapkan cara terbaik
untuk membebaskan dari hubungan listrik, tanpa
menyebabkan tambahan cedera akibat jatuh.
d) Jika mungkin, matikan aliran listrik yang bersangkutan.
Pada arus listrik bertegangan rendah, periksa apakah

148
148 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
korban bermuatan listrik dengan cara menyentuhnya
cepat-cepat dengan punggung telapak tangan.
e) Jika merasakan kejutan kecil, ini menunjukkan masih
ada arus listrik. Dorong atau tarik dan berusahalah
untuk melepaskan si korban.
f) Pindahkan korban jika dia dalam bahaya dari
kebakaran, listrik, benda jatuh atau sumber bahaya
lain. Jika korban harus dipindahkan, mintalah bantuan
tiga atau empat orang.
g) Cegahlah membungkukkan leher atau punggungnya,
jaga dia agar tetap lurus.
h) Topanglah anggota badan yang terluka.
i) Kemungkinan besar penyadaran akan berhasil jika
dimulai dari semenit sesudah korban berhenti bernapas.
Jadi, jangan tangguhkan menerapkan penyadaran.
j) Jika korban bernapas dan jantungnya berdenyut, dia
tidak memerlukan penyadaran.

Gambar 6.6 Terkena Arus Listrik dari Kabel Setrika yang Terkelupas

4) Lecet/Luka Kecil dan Memar


Dalam proses pembuatan busana, lecet/luka kecil dan
memar mungkin terjadi. Misalnya, meletakkan barang
tidak pada tempatnya sehingga jatuh dan mengenai anggota
tubuh pekerja menyebabkan terjadi luka kecil. Hal yang
harus dilakukan ialah sebagai berikut.

Bab VI Proses Produksi Busana 149


a) Laporkan selalu dan obatilah semua luka tanpa kecuali.
Setiap luka dapat terkena infeksi dan meradang jika
tidak segera diobati.
b) Biarkan luka sedang atau kecil berdarah bebas beberapa
menit untuk membersihkannya dari penyebab infeksi.
c) Dilarang menutup luka dengan kain perca, saputangan
atau jari kotor.
d) Bersihkan luka dengan bahan yang bersih.
e) Tempelkan kasa steril antiseptik dan balutlah, plester/
balutlah luka kecil.
f) Mintalah pertolongan dokter untuk semua luka yang
dalam.

2. Proses Produksi Busana di Industri

Mari, Mengamati!

Aktivitas 6.2
Amatilah tayangan tentang proses produksi busana yang dilakukan
di industri garmen melalui youtube. Apakah kesimpulan yang
kamu dapatkan?

Proses produksi merupakan alur atau urutan yang dilakukan


oleh sebuah usaha, dalam hal ini usaha busana di industri. Proses
produksi untuk mengolah bahan dasar atau bahan baku menjadi
produk busana sesuai rencana desain. Kegiatan dalam proses
produksi melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai
macam sumber menjadi komoditas produk yang akan dijual.
Adapun busana industri ialah busana yang diproduksi oleh industri
garmen. Garment manufacture ialah sistem manufaktur atau sistem
produksi massal produk garmen atau pakaian. Teknologi garmen
ialah ilmu yang mempelajari tentang teknologi atau teknik-teknik
dalam proses pembuatan pakaian. Dalam sistem produksi di industri

150
150 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
garmen, terdapat berbagai aktivitas spesifik yang melibatkan
berbagai komponen produksi yang harus ditangani oleh SDM yang
memiliki keahlian dalam bidangnya.
a. Karakteristik Industri Garmen
Industri garmen merupakan industri yang hasil produksinya
berupa garmen atau pakaian. Pakaian yang dihasilkan dalam
jumlah yang besar. Sebuah industri disebut sebagai industri
garmen memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Produksi secara masal atau dalam jumlah yang besar.
2) Menggunakan mesin otomatis.
3) Toleransi standar sangat ketat.
4) Menggunakan ukuran standar (S, M, L, XL) atau dengan
menggunakan penomoran seperti No. 16, 17, 18, dan
seterusnya.
5) Pemotongan dilakukan dalam jumlah yang banyak
menggunakan mesin potong.
6) Sistem produksi dilakukan dengan sistem ban berjalan atau
dengan sistem borongan.
7) Pakaian diproduksi berdasarkan pesanan buyer atau
menurut pemilik usaha itu sendiri.
8) Pakaian yang dipesan oleh buyer menggunakan merek
buyer tersebut atau menggunakan merek perusahaan
sesuai kesepakatan dengan buyer.
b. Alur Proses Garmen
Proses produksi busana pada segmen industri mensyaratkan
penyusunan peralatan berdasarkan urutan kerja sesuai
dengan jenis/bagian busana yang akan dibuat. Dalam hal ini,
proses otomatisasi telah ditingkatkan secara positif sehingga
sistem produksi massal dapat diterapkan dengan mudah dan
sistematis. Menurut Wiana (2022) Alur proses produksi garmen
(garment flow process) digambarkan sebagai berikut.

Bab VI Proses Produksi Busana 151


Pemesanan Produk

Persiapan Designing Pengadaan


- SDM Bahan Produksi
- Bahan-bahan
- Permesinan Sample Room
- Bahan Baku
- Bahan Pelengkap

Sampel Disetujui
Pemeriksaan Gagal
Bahan
Pattern Making
Produksi

Lolos
Cutting
Pemotifan: Printing/Bordir
Sewing

Pemeriksaan Gagal Diperbaiki/Diganti


Produk

Washing

Finishing

Pemeriksaan Gagal Diperbaiki/Diganti


Produk

Lolos

Packaging

Gagal Peninjauan
Kesiapan
Pengiriman

Lolos

Pengiriman Pesanan

Gambar 6.7 Alur Proses Pembuatan Busana di Industri Garmen

Sistem produksi di industri garmen memuat berbagai


aktivitas yang kompleks, rumit, dan bertahap, yang satu
sama lain saling memengaruhi kualitas dari produk yang
dihasilkannya. Aktivitas tersebut seperti berikut.

152
152 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
1) Proses Desain
Proses desain (designing) terkait juga dengan proses
pembuatan sampel yang menghasilkan prototipe busana
yang akan diproduksi. Pembuatan sampel garmen
sesuai dengan desain tertentu dan hasilnya dicek oleh
merchandiser dan buyer. Sampel yang telah disetujui
langsung diproduksi secara massal. Jika tidak disetujui,
harus membuat sampel lagi hingga disetujui.
2) Pembuatan Pola
Pembuatan pola (pattern making) merupakan proses
pembuatan gambar dari sebuah garmen yang akan
diproduksi. Pada umumnya, pembuatan pola meliputi
pekerjaan menggambar pola, grading pola, dan marking/lay
planning (perencanaan peletakan pola pada bahan).
3) Pemotongan
Pemotongan (cutting) adalah proses pemotongan kain, yang
meliputi hal berikut.
a) Marker: proses menyusun pola sesuai dengan
kebutuhannya.
b) Spreading: proses penggelaran kain lembar demi lembar
menjadi tumpukan kain, sesuai dengan jumlah yang
sudah ditentukan.
c) Bundling: proses pemberian tanda pada komponen-
komponen pola marker yang sudah dipotong, kemudian
mengikatnya sesuai bagian-bagian dalam proses
menjahit (sewing).
d) Numbering: proses pemberian nomor pada bagian
komponen-komponen pola sesuai dengan urutannya
saat penggelaran kain. Penomoran berfungsi untuk
menghindari terjadinya warna yang berbeda/belang
pada satu set potong garmen.
4) Penjahitan
Penjahitan (sewing) adalah proses menjahit atau
mengabungkan komponen pakaian yang telah dipotong
menjadi pakaian jadi. Penjahitan meliputi hal berikut.

Bab VI Proses Produksi Busana 153


a) Cek komponen: proses mengecek komponen pola yang
diterima dari cutting, berapa jumlah komponen sebuah
pakaian.
b) Cek bundle: proses mengecek komponen pakaian,
komponen demi komponen.
c) Layout mesin: menata dan mengurutkan mesin sesuai
dengan urutan proses penjahitan pakaian.
d) Trimming: proses pemotongan benang dari sisa-sisa
jahitan.
e) QC sewing: proses pengecekan/pengendalian mutu
pakaian yang sudah selesai diproses dan siap ditransfer
ke proses finishing.
5) Finishing
Finishing adalah proses penyempurnaan pakaian jadi.
Finishing meliputi hal berikut.
a) Ironing: proses untuk merapikan pakaian dengan
penyetrikaan, dan selanjutnya di-hand tack.
b) QC finishing: merupakan tahapan pada bagian proses
produksi yang bertugas untuk menganalisis kualitas
hasil produksi.
c) Pengemasan (packaging): merupakan proses
pembungkusan, pemadatan, pengisian, atau pembuatan
barang untuk tujuan perlindungan terhadap produk
yang akan dikirim kepada buyer.

3. Perawatan Peralatan Busana


Perawatan peralatan di industri merupakan salah satu faktor yang
penting dalam mendukung hasil produksi mempunyai daya saing
di pasaran. Untuk mempunyai daya saing di pasaran, produk yang
dibuat industri harus mempunyai kualitas baik. Oleh karena itu,
proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja
setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu, peralatan-peralatan
dalam proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan.
Dalam istilah perawatan, tercakup dua pekerjaan, yaitu perawatan
dan perbaikan. Perawatan merupakan aktivitas untuk mencegah

154
154 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
kerusakan, sedangkan perbaikan merupakan tindakan untuk
memperbaiki kerusakan.
a. Jenis Perawatan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan,
perawatan dapat dibagi menjadi dua cara berikut.
1) Perawatan yang direncanakan (planned maintenance)
Perawatan yang direncanakan artinya perawatan yang
dilakukan berdasarkan jadwal perawatan yang sudah
dibuat sebelumnya. Perawatan yang direncanakan dibagi
menjadi dua, yaitu perawatan preventif dan perawatan
korektif.
2) Perawatan yang tidak direncanakan (unplanned
maintenance).
Perawatan ini dilakukan karena situasi yang emergency,
dimana perawatan harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
b. Bentuk-Bentuk Perawatan
Berikut ini bentuk-bentuk perawatan.
1) Perawatan Preventif
Perawatan preventif (preventive maintenance) ialah
perawatan yang tujuannya untuk mencegah terjadinya
kerusakan. Perawatan preventif merupakan perawatan
yang direncanakan untuk pencegahan. Ruang lingkup
pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan sehingga peralatan atau mesin-
mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2) Perawatan Korektif
Perawatan korektif ialah perawatan yang dilakukan
dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat
diterima. Ruang lingkup perbaikan korektif ialah dilakukan
peningkatan-peningkatan pada peralatan, seperti melaku-
kan perubahan atau modifikasi rancangan sehingga
peralatan menjadi lebih baik.

Bab VI Proses Produksi Busana 155


3) Perawatan Berjalan
Perawatan berjalan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan
dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan
pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi tanpa
henti dalam melayani proses produksi.
4) Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif dilakukan untuk mengetahui terjadinya
perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun
fungsi dari sistem peralatan. Biasanya, perawatan prediktif
dilakukan dengan bantuan alat-alat monitor yang canggih.
5) Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan
(breakdown maintenance) pada peralatan. Untuk
memperbaikinya, harus disiapkan suku cadang, material,
alat-alat, dan tenaga kerjanya.
6) Perawatan Darurat
Perawatan darurat (emergency maintenance) ialah
pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

Ayo, Berdiskusi!

Aktivitas 6.3
Kamu diminta membaca dari berbagai sumber tentang sumber
daya manusia di industri busana.
Buatlah kelompok diskusi yang terdiri atas 3-4 orang. Diskusikan
pengelompokan sumber daya manusia di industri busana.
Presentasikan hasil diskusi kalian.

156
156 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
B. Sumber Daya Manusia di Industri Busana
Sumber daya manusia menjadi bagian yang penting dalam industri
busana. Sumber daya manusia membantu sumber daya yang lain
(bahan mentah, alat, mesin, modal, lingkungan kerja) untuk bisa
berfungsi dengan baik. Dalam industri busana, apabila sumber daya
manusianya saling berinteraksi dengan baik, tujuan dari industri
tersebut akan tercapai. Untuk dapat saling berinteraksi dengan baik,
perlu dilakukan pengelolaan sumber daya manusia.

1. Pengertian Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia adalah orang yang bekerja atau mengabdikan
waktu dan tenaganya untuk sebuah tempat usaha atau industri.
Sumber daya manusia merupakan kekuatan yang bersumber dari
manusia. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sumber daya manusia di industri busana ialah orang yang bekerja
dan menjadi kekuatan yang bersumber dari manusia pada sebuah
industri busana.

2. Sumber Daya Manusia di Industri Busana


Berikut contoh sumber daya manusia yang ada di industri busana.
a. Marketers
Bertugas menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan
dalam memasarkan produk busana. Spesifikasi yang harus
dimiliki oleh marketers ialah memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam hal menganalisis pasar, fashion trend yang
sedang berkembang, rentang harga, dan target produksi.
b. Merchandiser
Merchandiser bertugas mempersiapkan data yang diperlukan
untuk pelaksanaan proses produksi, pembuatan order-order
bahan baku dan bahan bantu produksi hingga persiapan
pembuatan dokumen-dokumen pengiriman, pengapalan, dan
penagihan pembayaran atas produk yang telah diselesaikan
atau dikirimkan.

Bab VI Proses Produksi Busana 157


c. Perencana Produksi
Sumber daya manusia pada bagian ini bertugas membuat
perencanaan dan mengatur urutan pengerjaan order-order
produksi. Perencana produksi juga harus mampu membuat
standar urutan/peta proses (assembling) berikut perhitungan
waktu serta target produksi.
d. Tim Produksi
Sumber daya manusia pada bagian produksi (production team)
terdiri atas pembuat pola (pattern maker), pemberi tanda
(marker), pemotong, operator jahit, operator penyelesaian
(finishing), operator pengepresan, operator pengepakan
(packing), dan pengiriman (deliveries). Setiap sumber daya
manusia pada bagian ini bertanggung jawab atas hasil
produknya agar sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan,
mutu, dan standar-standar lain yang telah ditetapkan.
e. Penjamin/Kendali Mutu
Sumber daya manusia pada bagian penjamin/kendali mutu
(quality assurance) bertanggung jawab pada pemeriksaan dan
pengendalian kualitas produk.
f. Keuangan
Sumber daya manusia pada bagian keuangan (finance/
accounting) bertanggung jawab pada bidang keuangan di
industri busana, seperti mengurus pembayaran dengan
berbagai metode, misalnya dengan L/C (Letter of Credit), biaya
(cost), dan lain-lain yang terkait dengan keuangan.
g. Pembelian
Pada bagian pembelian (purchasing), sumber daya manusianya
bertanggung jawab pada proses pembelian kebutuhan industri
mode bersangkutan. Kebutuhan berupa bahan baku, bahan
bantu produksi, dan prosesnya ataupun barang-barang
lain yang bukan merupakan bahan untuk produksi, tetapi
menunjang operasional industri secara umum.

158
158 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
h. Operasional
Bagian ini bertanggung jawab atas peningkatan kualitas sumber
daya manusia, keamanan, kondisi, dan ketersediaan fasilitas-
fasilitas pendukung, transportasi, dan logistik.

3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Industri


Pengelolaan sumber daya manusia di industri meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber
daya manusia agar tercapai tujuan (Flippi, 1989). Sumber daya
manusia merupakan bagian yang penting dari industri. Mengelola
sumber daya manusia harus dengan cara memperlakukannya
sebagai manusia seutuhnya dengan berbagai cara. Hal itu bertujuan
agar setiap sumber daya manusia dapat melaksanakan pekerjaan
tanpa menimbulkan kerugian pada industri tersebut.
Prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya manusia menurut
Tim Pengembang Technopreneur ITS (2015) sebagai berikut.
a. Cocokkan sumber daya manusia dengan pekerjaan.
b. Definisikan tanggung jawab sumber daya manusia secara jelas.
c. Tetapkan standar prestasi.
d. Adanya komunikasi dan keterlibatan sumber daya manusia.
e. Mengadakan pendidikan dan latihan.
f. Penghargaan atas prestasi kerja.

Asesmen

Jawablah soal-soal berikut dengan benar!


1. Ketika sedang bekerja membuat produk busana dengan
menggunakan mesin industri, tiba-tiba tercium seperti bau mesin
terbakar. Apakah yang harus dilakukan oleh pekerja tersebut?
2. Apakah bahaya yang mungkin timbul apabila pekerja tidak
menggunakan alat pelindung diri yang sesuai standar ketika
bekerja?

Bab VI Proses Produksi Busana 159


3. Pada waktu bekerja mengoperasikan mesin jahit, seorang pekerja
sebaiknya menggunakan alas kaki dari bahan karet. Mengapa
demikian?
4. Jelaskan tentang alur proses di industri garmen!
5. Apakah kemungkinan yang akan terjadi apabila sumber
daya manusia tidak ditempatkan berdasarkan keahlian yang
dimilikinya?

Pengayaan

Untuk memperkaya pengetahuanmu tentang proses produksi di bidang


busana, kamu dapat melakukan kunjungan ke industri garmen terdekat
atau melalui kunjungan secara online melalui youtube. Buatlah resume
tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan dan proses
produksi busana pada industri garmen tersebut.

Refleksi

Pada Bab VI, ini kamu sudah mempelajari mengenai Proses Produksi di
Bidang Busana. Yuk, refleksikan diri kamu mengisi tabel berikut!
Tabel 6.1 Proses Produksi di Bidang Busana

Kemukakan pendapatmu terkait manfaat yang diperoleh setelah


mempelajari materi di atas!
Sangat
Sangat Cukup Kurang
Bermanfaat Kurang
Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat
Bermanfaat

Alasannya

160
160 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Sri Listiani, Ely Tri Wulandari
ISBN: 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

BAB VII Perkembangan


Teknologi dan
Isu-Isu Global
pada Bidang
Busana

Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi


di bidang busana?
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu


memahami tentang perkembangan teknologi di industri dan
dunia kerja serta isu global pada bidang busana.

Kata Kunci

Teknologi industri,
Teknologi digital,
Isu global

162
162 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Peta Materi

Apakah kamu pernah melihat


mesin jahit seperti gambar di
samping? Apa yang kamu ketahui
tentang kedua gambar di samping?

Perkembangan teknologi juga


memengaruhi teknologi industri
busana. Dulu, mesin jahit
menggunakan tangan untuk
menjalankannya. Saat ini, sudah
menggunakan pijakan kaki
dengan kecepatan tinggi. Bahkan,
Gambar 7.1 Mesin Jahit Manual
mesin-mesin jahit tertentu sudah
dan Industri
Sumber: Ely Tri Wulandari (2022) menggunakan perintah dengan
touchscreen untuk mengatur
jalannya mesin.

Bab VII Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global pada Bidang Busana 163
A. Perkembangan Proses Produksi di Industri
Busana
Menurut Widihastuti, perkembangan peradaban manusia dan
teknologi, kehidupan sosial, tingkat ekonomi masyarakat, tingkat
kebutuhan masyarakat, serta kebijakan ekonomi dan politik baik
pemerintah maupun dunia dapat memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan industri busana. Hal-hal tersebut di atas saling
memengaruhi dan saling terkait satu sama lain, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Mari, Berdiskusi!

Aktivitas 7.1
1. Secara mandiri, kamu diminta untuk membaca informasi
dari berbagai media mengenai sejarah pertumbuhan dan
perkembangan industri busana dan perkembangan proses
produksi industri busana.
2. Secara berkelompok, kalian akan diberikan gambar-gambar
alat produksi industri busana. Kemudian, kalian diminta untuk
mendiskusikan perkembangannya dan mempresentasikannya.

1. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Industri Busana


Perkembangan industri busana di Asia dimulai pada awal tahun
1950-an dengan banyaknya industri busana di Jepang. Tahun
1920-an, industri mesin jahit di Jepang sudah mulai banyak
berkembang dengan munculnya muncul mesin-mesin jahit seperti:
“Juki”, “Brother”, “Pegasus”, dan lain-lain. Hong Kong sudah mulai
mengembangkan industri busana pada tahun 1960-an. Pada saat
itu, Hong Kong menjadi pusat industri busana dunia. Tahun 1970-
an, industri busana mulai bergeser ke Taiwan, China, dan Korea
Selatan. Luas daerah dan banyaknya pekerja di China menjadikan
China terus mengembangkan industri busananya dan makin kuat.
Pada tahun 1975-an, industri busana mulai berkembang di
kawasan Asia Tenggara. Indonesia, Thailand, Vietnam, Laos,
Kamboja, Myanmar, kemudian bergeser ke negara Asia lainnya

164
164 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
seperti Sri Lanka, Bangladesh, dan Filipina. Kemudian, beberapa
spesialisasi muncul di India, dengan menguatnya industri tenun
kotak dan denim di India.
Seiring dengan perkembangan teknologi, industri busana
di Indonesia mengalami perkembangan yang fluktuatif.
Perkembangan industri busana di Indonesia ini tidak terlepas dari
kebijakan politik pemerintah dan dunia. Industri busana menjadi
salah satu andalan komoditi ekspor Indonesia yang mampu
menopang pertumbuhan perekonomian Indonesia. Apalagi dengan
adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015, industri busana
merupakan salah satu industri yang memiliki peran dan kontribusi
yang besar dalam perkembangan industri kreatif Indonesia.

2. Perkembangan Proses Produksi Industri Busana


Secara umum, proses pembuatan busana diawali dengan
membuat desain busana, mengambil ukuran, membuat pola,
memotong kain, menjahit, dan kemudian proses finishing seperti
pemasangan kancing, aksesoris, menambahkan berbagai hiasan,
pemberian label, dan pengemasan. Proses perkembangan produksi
busana dipengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perkembangan teknologi berpengaruh contohnya pada
perkembangan proses produksi busana di industri busana. Dalam
hal membuat desain busana, sebelum dikenalnya teknologi digital,
desain busana dibuat secara manual. Selain itu, perkembangan
teknologi juga memengaruhi perkembangan alat-alat dalam proses
produksi busana. Alat memotong bahan yang dahulu hanya dikenal
berupa gunting kain, saat ini, sudah tersedia berbagai macam alat
potong kain yang sudah menggunakan teknologi. Dalam mesin-
mesin pembuatan busana juga inovasi teknologinya sangat cepat
memenuhi kebutuhan dari industri busana.
a. Perkembangan Alat Potong
Teknologi perkembangan alat dalam proses memotong bahan
dalam pembuatan busana mengikuti perkembangan teknologi.
Alat pemotong bahan yang digunakan di industri busana sangat
beragam. Berikut contohnya.

Bab VII Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global pada Bidang Busana 165
1) Straight Cutter
Straight cutter adalah alat memotong
bahan busana yang mata pisaunya
berbentuk lembaran plat baja
lurus. Ukurannya antara 5-14
inchi. Digunakan untuk memotong
Gambar 7.2 Straight Cutter
tumpukan kain sesuai kapasitasnya.
Sumber: Ely Tri Wulandari
(2023)
2) Rotary Cutter
Merupakan alat memotong bahan kain
yang pisaunya berbentuk piringan.
Diameter piringan antara 2.5 hingga
10 inchi.
Gambar 7.3 Rotary Cutter
3) Band Knife Sumber: Ely Tri Wulandari
(2023)
Merupakan alat pemotog bahan yang
mempunyai mata pisau berbentuk
pipih dan saling menyambung pada
kedua ujungnya. Pisau pada band
knife bergerak statis sehingga proses
memotongnya ialah mendorong
tumpukan kain ke arah mata pisau Gambar 7.4 Band Knife
Sumber: Harni Wijayanti
mengikuti pola busananya. (2023)

4) Die Cutting Press


Mata pisau pada Die Cutting Press berbentuk pola komponen
yang akan dipotong dan digerakkan secara hidrolik. Alat
pemotong bahan ini dirancang khusus memotong sesuai
komponen pola tertentu yang dibutuhkan ketelitian tinggi.
Misalnya, kerah, kantong, klep, dan manset.

Gambar 7.5 Automatic Die Cutting Press


Sumber: Tangkapan Layar Youtube KasuLaser (2022)

166
166 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
5) Laser Knife
Merupakan alat pemotong bahan
otomatis dengan sistem kerja
dan teknologinya cukup canggih.
Menggunakan sinar laser 0.1 mm
dalam memotong bahan sehingga
hasilnya bisa akurat sesuai pola Gambar 7.6 Laser Knife
dan ukuran. Sumber: Harni Wijayanti (2023)

b. Perkembangan Alat Jahit


Selain perkembangan alat pemotong bahan, perkembangan
teknologi juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan
proses menjahit. Berbagai mesin jahit diciptakan untuk
memudahkan proses menjahit sehingga hasilnya memenuhi
standar yang ditetapkan. Mesin jahit di industri busana
merupakan mesin jahit yang mempunyai kecepatan tinggi
4.000 sti/min atau antara 4.000 – 5.500 jpm dan disebut high
speed. Mesin jahit high speed single needle ialah mesin jahit
yang menggunakan satu jarum pada prosesnya. Mesin ini
dikembangkan teknologinya dalam hal berikut.
1) Potong Benang Otomatis
Mesin single needle dikembangkan dengan teknologi
otomatis potong benang (automatic thread trimmer).
Mesin ini merupakan tren mesin yang dibutuhkan dunia
industri busana saat ini. Teknologi ini secara otomatis
dapat memotong benang dan bahan bisa langsung diambil,
dilanjutkan dengan proses jahit yang lain.
2) Panel Kontrol
Teknologi ini digunakan untuk memprogram suatu jahitan
yang berada pada mesin tersebut. Panel kontrol ini berada
menempel pada badan mesin bagian atas. Contoh program
yang bisa diatur dengan panel kontrol ialah jahitan label,
otomatis jahitan kunci, menjahit terus-menerus, dan lain-
lain.

Bab VII Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global pada Bidang Busana 167
3) Direct Drive
Teknologi ini menggunakan motor berkekuatan tinggi yang
ditanam di dalam badan mesin sehingga tidak lagi ditemui
dinamo yang berukuran besar di bawah meja mesin jahit.
Dengan direct drive, getaran yang dihasilkan sangat kecil
sehingga tingkat keakuratan jahitan lebih bagus.
4) Dry Head
Teknologi dry head disematkan pada mesin jahit sehingga
mesin tanpa ada minyak sama sekali atau hanya
menggunakan sedikit minyak yang ditampung dalam botol
kecil. Teknologi ini dikembangkan berdasarkan kendala
yang terjadi di lapangan, dengan seringnya bahan menjadi
kotor karena terkena minyak mesin.

Gambar 7.7 Mesin Jahit Single Needle


Sumber: Nanang Ajim/mikirbae.com (2016)

c. Perkembangan Alat Finishing


Selain proses menjahit, proses finishing juga ikut mengalami
perkembangan. Sebagai contoh, teknologi pemasangan lubang
kancing dan pasang kancing saat ini sudah dikembangkan
sehingga memudahkan dan mempercepat pekerjaan finishing.

168
168 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 7.8 Mesin Lubang Kancing Gambar 7.9 Mesin Pasang Kancing
Sumber: Ely Tri Wulandari (2022) Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

B. Teknologi Digital pada Industri Busana


Pesatnya perkembangan teknologi saat ini tentunya sangat berpengaruh
terhadap berbagai aspek kehidupan, salah satunya pada industri
busana. Dimulai pada saat proses desain hingga produksi, saat ini
sudah mulai banyak menggunakan teknologi digital. Secara perlahan,
cara konvensional sudah mulai ditinggalkan.

1. Penggunaan Aplikasi Gambar Penunjang Desain Busana


Saat ini, para perancang busana sudah banyak mendesain
menggunakan aplikasi gambar digital. Hal itu bukan tanpa alasan.
Penggunaan aplikasi gambar digital selain dapat memudahkan
dalam mendesain, para perancang pun dapat menghasilkan gambar
seperti bentuk nyata. Misalnya, penerapan motif tekstil yang asli
yang dapat langsung dituangkan pada desain sehingga seperti
busana aslinya. Aplikasi gambar digital dapat memberikan berbagai
fasilitas bagi para perancang dengan keahliannya. Perancang dapat
mengedit gambar rancangan tanpa harus membuatnya dari awal jika
terdapat kesalahan atau ketidaktepatan gambar yang dibuat. Hal ini
yang akhirnya dipilih oleh para perancang saat ini sehingga secara
perlahan, meninggalkan cara yang manual. Berikut ini beberapa
aplikasi yang biasa digunakan pada proses mendesain busana.

Bab VII Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global pada Bidang Busana 169
a. Artworks
Artworks ialah aplikasi yang dilengkapi dengan fungsi-fungsi
untuk dapat menjiplak gambar, memisahkan, dan mengulang.
b. CorelDraw
CorelDraw merupakan aplikasi desain grafis 2D digital yang
berbasis vektor. Aplikasi ini dilengkapi berbagai fitur yang dapat
dimanfaatkan untuk mendesain busana. Aplikasi ini masih
terlalu sederhana untuk dimanfaatkan sebagai pembuatan
desain busana ilustrasi, tetapi lebih cocok untuk penggunaan
desain technical drawing.
c. Design-pro
Design-pro merupakan aplikasi desain busana yang memiliki
fasilitas dan fungsi yang lengkap dalam proses mendesain
busana. Aplikasi ini dapat digunakan ketika melakukan
pencampuran warna, pembuatan motif, dan proses tenun kain
untuk menghasilkan efek tekstur dari kain yang dibuat. Aplikasi
ini juga difasilitasi dengan 3D modelling yang dapat mengedit
berbagai model busana sesuai dengan kebutuhan. Fasilitas
lainnya ialah pembuatan serat benang dan pengorganisasian
aksesoris dan milineris. Aplikasi ini dapat memudahkan para
perancang busana dalam membuat desain dengan berbagai
fasilitas pendukungnya.

Mari, Berdiskusi!

Aktivitas 7.2
Buatlah kelompok. Kemudian, carilah informasi dari berbagai media
mengenai macam-macam aplikasi gambar yang dapat digunakan
sebagai penunjang desain busana. Diskusikan dan presentasikan di
depan kelas!

170
170 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
2. Penggunaan Teknologi Digital dalam Dunia Industri
Busana
Teknologi yang diterapkan dalam industri busana sudah cukup
banyak. Beberapa di antaranya seperti penerapan 3D printing, big
data dan Internet of Things.
a. 3D Printing
3D printing merupakan proses pembuatan busana yang
menggunakan 3D printing. Prosesnya dimulai dari membuat
model dengan bentuk 3D pada software 3D modelling, lalu
dilanjutkan dengan melakukan proses printing menggunakan
mesin 3D printing. 3D printing ini sangat membantu produsen
busana dalam menghemat waktu produksi. Pola dapat
disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar secara
mudah. Biaya produksi pun bisa lebih hemat karena jika
terdapat revisi desain, revisi dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah.
b. Big Data
Big data bermanfaat untuk mengumpulkan informasi atau
data-data dari konsumen guna mengetahui kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan. Pada industri busana, data-data
yang dikumpulkan seperti material, desain, dan tipe tubuh.
Data tersebut diolah untuk menghasilkan rekomendasi bagi
konsumen. Teknologi ini dapat memprediksi tren busana ke
depan dan mengetahui preferensi masyarakat.
c. Internet of Things
Melalui teknologi ini, setiap orang dapat berinteraksi
menggunakan internet dengan objek sehari-hari. Contohnya
pada aplikasi Coded Couture. Aplikasi ini dapat melacak
aktivitas penggunanya dalam merancang gaun. Pengguna pun
bisa mendapatkan saran seperti penambahan elemen sesuai
dengan gaya pakaian yang diinginkan.

Banyak manfaat yang dirasakan dalam penggunaan teknologi


di industri busana. Produsen bisa menghemat biaya produksi dan
konsumen pun dengan mudah mendapatkan desain pakaian sesuai
dengan yang diinginkan.

Bab VII Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global pada Bidang Busana 171
Ayo, Beraksi!

Aktivitas 7.3
Carilah informasi mengenai penggunaan teknologi digital dalam
dunia industri busana dari berbagai sumber secara mandiri,
kemudian presentasikan di depan kelas!

C. Isu Global di Bidang Busana


Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO)
yang dikutip dari Betahita.id, bahwa Asia menyumbang ekspor
garmen, tekstil, dan alas kaki sekitar 60%. Industri pakaian rata-
rata 5,5% per tahun. Cepatnya perubahan tren dari waktu ke waktu
memengaruhi perkembangan industri busana. Hal inilah yang
akhirnya memunculkan konsep fast fashion dalam industri busana
sehingga menerapkan bentuk tren mode dengan harga murah, mudah
didapatkan, dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Industri fast fashion saat ini merupakan salah satu isu global
di bidang busana karena menimbulkan masalah baru bagi dunia
industri busana. Salah satu masalahnya ialah pencemaran lingkungan.
Produksi busana dilakukan dalam jumlah besar secara terus-menerus
atau berkelanjutan. Akibatnya, konsumen menjadi lebih konsumtif
dan menyebabkan banyak produk mode yang akhirnya dibuang dan
berakhir menjadi limbah yang tidak dapat diuraikan. Fenomena
inilah yang akhirnya menjadikan berbagai pihak terus mencari solusi
untuk dapat mengurangi permasalahan lingkungan yang disebabkan
oleh industri busana. Termasuk pemerintah dan para pengusaha
perancang mode. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia saat ini, Prof. Siti Nurbaya mengeluarkan peraturan tentang
konsep circular fashion. Circular fashion ini tidak hanya berfokus
pada pengolahan limbah, tetapi juga pada pengolahan sumber daya.
Produksinya tidak lagi mengambil bahan mentah dari alam, tetapi
mendaur ulang material yang pernah diolah sehingga apabila menjadi
satu, akan terjadi penghematan modal dan sumber daya. Selain

172
172 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
pemerintah, saat ini para pengusaha perancang mode juga mulai peka
terhadap isu ini. Beberapa merek pakaian, butik, dan komunitas seperti
IFC (Indonesia Fashion Chamber) mulai menerapkan konsep circular
fashion.

Mari, Berdiskusi

Aktivitas 7.4
Bentuklah kelompok, kemudian carilah informasi mengenai isu-
isi global di bidang busana dari berbagai sumber. Diskusikan dan
jelaskan di depan kelas!

D. Product Life Cycle


Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk menguasai pasar dengan
mendapatkan laba sesuai dengan yang sudah ditentukan. Namun, tidak
dapat kita pungkiri jika semuanya memiliki batas waktu, termasuk
usaha yang kita jalankan. Sama halnya dengan manusia, sebuah produk
juga memiliki siklus hidup: dimulai dari perkenalan, pertumbuhan,
kedewasaan, dan penurunan. Inilah yang dikatakan dengan product
life cycle atau siklus hidup produk. Oleh karena itu, perlu bagi seorang
pengusaha memiliki rencana strategi yang tepat untuk dapat mengatur
dan mengelola bisnis yang dijalankan. Pentingnya memahami siklus
hidup produk agar kita dapat memahami persaingan dari sebuah produk
untuk membantu pengambilan keputusan dalam memanajemen dan
menyusun strategi pemasaran. Perbedaan situasi dan kondisi yang
dialami oleh sebuah produk dalam setiap siklus hidupnya menjadikan
setiap produk harus memiliki strategi yang berbeda-beda.
a. Tahap Siklus Hidup Produk Busana
Menurut teori Kotler, siklus hidup produk terbagi menjadi
empat tahap berikut.
1. Perkenalan (introduction), yaitu lambatnya periode
pertumbuhan penjualan pada saat produk dikenalkan.
2. Pertumbuhan (growth), yaitu cepatnya penerimaan pasar
dan laba yang meningkat dengan besar.

Bab VII Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global pada Bidang Busana 173
3. Kedewasaan (maturity), yaitu periode turunnya penjualan
karena produk tersebut telah diterima oleh pembeli
sebagian besar. Persaingan akan meningkat dan laba akan
stabil atau turun.
4. Penurunan (decline), yaitu arah dan laba yang menurun
pada periode penjualan. Penurunan ini disebabkan oleh
faktor-faktor seperti selera pasar yang berubah, diterimanya
produk substitusi oleh konsumen, atau perubahan teknologi.
Produk fashion memiliki siklus yang lebih besar. Artinya,
produk-produk fashion lama akan turun peminatnya hingga
mungkin suatu saat akan kembali tren.
b. Konsep Product Life Cycle pada Produk Busana
Product life cycle pada produk busana saat ini sudah banyak
dilakukan contohnya seperti reuse, recycle, dan reduce. Agar
kamu lebih paham, mari simak penjelasan mengenai ketiga
istilah tadi.
1) Reuse
Pada produk busana, istilah reuse dapat digunakan untuk
menggunakan kembali pakaian-pakaian yang sudah lama
tidak terpakai. Jika kamu sudah merasa bosan dengan
pakaian yang kamu miliki, untuk mengurangi limbah
pakaian, kamu dapat melakukan kegiatan thrifting atau
membeli baju bekas, preloved atau menjual baju bekas.
Bahkan, kamu juga dapat melakukan kegiatan barter
dengan temanmu untuk kegiatan reuse ini.
2) Recycle
Pada produk busana, istilah recycling dapat digunakan
untuk mendaur ulang pakaian-pakaian yang sudah tidak
layak digunakan. Hal ini dilakukan untuk dapat mengurangi
limbah-limbah pakaian yang tidak terpakai. Contoh nyata
dalam melakukan recycling misalnya kamu membuka
jahitan celana jeansmu yang sudah tidak dipakai untuk bisa
dijahit dengan bajumu sebagai hiasan atau bahan tambahan.
Dengan demikian, kamu bisa menghasilkan baju dengan
desain yang baru. Atau, kamu juga dapat menggabungkan

174
174 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
bagian-bagian busana dari busana satu dengan busana lain.
Masih banyak lagi kegiatan recycling yang dapat dilakukan
pada produk busana.
3) Reduce
Pada produk busana, reduce merupakan istilah yang
digunakan untuk mengurangi pembuangan limbah pakaian.
Aksi nyata pada kegiatan reduce misalnya menjahit atau
menciptakan busana tidak dengan menggunakan desain
yang dapat membuang limbah tekstil lebih banyak atau
lebih dari 15% dari jumlah kain yang digunakan. Kamu
juga dapat membuat busana hanya dengan jahitan lurus di
sisi kiri dan kanan tanpa memotong kain yang utuh. Contoh
lainnya seperti yang sedang tren saat ini, yaitu pembuatan
outer wanita dari hijab segi empat yang hanya dijahit antara
ujung sisi atas dan bawah sebelah kiri dan kanan dari hijab
tersebut.
c. Pemberi Pengaruh Product Life Cycle
Meskipun tidak dapat dijadikan parameter kebehasilan
yang jelas, tahapan dan konsep product life cycle merupakan
gambaran atas capaian produk dalam siklus hidupnya. Akan
tetapi, terdapat beberapa pemberi pengaruh product life cycle
salah satunya pada produk fashion. Menurut (Jie, 2010), pemberi
pengaruh product life cycle pada produk fashion dibagi menjadi
lima, diantaranya:
1) Fashion Leadership
Fashion leadership ialah masa dimana sebuah tren dibentuk.
Biasanya, Eropa menjadi kiblat untuk seluruh dunia.
Banyak rumah mode yang menyelenggarakan fashion show
setiap tahunnya. Dari sinilah, biasanya, sebuah tren fashion
diciptakan.
2) Increasing Social Visibility
Increasing social visibility ialah orang-orang yang disebut
sebagai fashion change agent yang terdiri atas fashionista,
celebrities, dan pemimpin-pemimpin kelas tertentu. Mereka
inilah yang menjadi trendsetter bagi orang lain di dunia.

Bab VII Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global pada Bidang Busana 175
3) Conformity Within and Across Social Group
Conformity within and across social group ialah seluruh
kelas sosial akan mengikuti tren yang sudah diset oleh
orang-orang kelas atas.
4) Social Saturation
Social saturation ialah semua orang mulai mengikuti tren
fashion yang ada, semua kalangan mencari barang-barang
yang fashionable dan trendy. Akibatnya, brand fashion kelas
menengah ke bawah juga mulai mengeluarkan koleksi yang
mirip atau menyerupai barang aslinya. Pada tahap ini, suatu
tren mengalami kejayaannya.
5) Decline and Obsolescence
Decline and obsolence ialah produk fashion sudah tidak lagi
diminati atau obsolete.

Produk dasar (basic product) seperti T-shirt dan celana jin


(jeans) bertahun-tahun akan memiliki sedikit perubahan gaya.
Beberapa orang akan memilih gaya atau style pada waktu
tertentu, tetapi ketika gaya tersebut tidak lagi tren, mereka
tidak lagi memilih style tersebut. Maka, inilah akhir dari
siklus hidup style tersebut dan produk busana tersebut akan
mengalami penurunan secara tajam setelah mereka mencapai
penjualan tertinggi. Itulah salah satu alasan produk busana
memiliki siklus hidup yang lebih pendek.

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 7.5
Carilah informasi mengenai contoh-contoh product life cycle pada
produk busana secara mandiri. Catat, kemudian presentasikan di
depan kelas!

176
176 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
E. Aspek-Aspek Ketenagakerjaan
Data di BPS yang dirilis pada 9 Mei 2022 memperlihatkan bahwa jumlah
angkatan kerja di Indonesia sebanyak 144,01 juta orang, naik 4,20 juta
orang dibanding Februari 2021. Hal ini apabila tidak diimbangi dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan, akan menimbulkan berbagai masalah
ketenagakerjaan di Indonesia. Aspek-aspek dalam ketenagakerjaan di
antaranya meliputi segala hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan
dan permasalahan yang ada dalam ketenagakerjaan.

1. Definisi Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan dapat diartikan segala hal yang berkaitan dengan
tenaga kerja pada saat sebelum, selama, maupun sesudah masa
kerja. Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun kelompok
usia dari tenaga kerja ialah rentang 15-64 tahun. Di luar rentang itu,
dianggap bukan tenaga kerja.
Pengelompokan tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu
kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah kelompok usia produktif yang bekerja atau
sedang mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja adalah kelompok
yang produktif, tetapi tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan.

2. Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia


Pada umumnya, yang menjadi masalah ketenagakerjaan
di Indonesia ialah keterbatasan daya serap perekonomian
dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang yang terus
mengalami peningkatan. Selain itu, permasalah ketenagakerjaan di
Indonesia juga meliputi hal-hal berikut.
a. Jumlah Angkatan Kerja yang Tidak Sebanding dengan
Jumlah Lapangan Kerja
Tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia relatif tinggi,
tetapi tidak diiringi oleh pertumbuhan jumlah lapangan kerja.
Inilah penyebab utama terjadinya pengangguran.

Bab VII Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global pada Bidang Busana 177
b. Rendahnya Kualitas Calon Tenaga Kerja
Rendahnya kualitas calon tenaga kerja dan kurang baiknya
karakter kebiasaan calon tenaga kerja menjadi penyebab
rendahnya jumlah tenaga kerja yang terserap di dunia kerja. Hal
ini disebabkan oleh minimnya pendidikan dan keterampilan
yang dimiliki oleh calon tenaga kerja.
c. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pemutusan hubungan kerja bisa terjadi karena banyak
hal, di antaranya perusahaan pailit, peleburan, pemisahan,
pengusaha tidak bersedia menerima tenaga kerja di
perusahaan. Keadaan pandemi corona membuat ekonomi lesu
yang mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan
pemutusan hubungan kerja (PHK) dan membuat pekerja
kehilangan pekerjaan. Pesangon karyawan dilakukan
pemutusan hubungan kerja seringkali tidak sesuai nominalnya,
lama prosesnya, bahkan tidak dibayarkan.
d. Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata
Pulau Jawa masih menjadi sasaran bagi warga luar Jawa untuk
mencari pekerjaan yang lebih baik. Hal ini tentu berakibat pada
tidak meratanya pembangunan dan pengembangan sumber
daya di daerah lain.

Asesmen

Berikanlah jawaban yang tepat dari perintah di bawah ini!


1. Buatlah contoh-contoh data bidang fashion yang dapat diterapkan
pada aplikasi big data!
2. Jelaskan isu global pada bidang fashion yang kamu ketahui saat ini!
3. Berikan contoh aksi nyata dari reduce, reuse, recycling!
4. Berikan contoh product life cycle pada produk fashion!
5. Jelaskan empat tahap siklus hidup produk!

178
178 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Pengayaan

Setelah kamu memahami mengenai isu-isu global khususnya di bidang


busana yang telah dipaparkan di atas, mari kita perkaya pengetahuanmu
dengan memaparkan kembali apa saja isu-isu global fashion yang kamu
ketahui selain yang sudah dipaparkan di atas? Kemudian, jelaskan aksi
nyata apa yang dapat kamu lakukan untuk menanggulangi isu tersebut
sebagai seorang calon fashion designer yang peduli terhadap isu global
di bidang fashion.

Refleksi

Pada Bab VII ini, kamu sudah mempelajari mengenai perkembangan


proses produksi pada industri busana, teknologi digital pada industri
busana, dan isu global di bidang busana.
Yuk, refleksikan dirimu dengan memberikan tanda centang ()
dalam kolom “Ya” atau “Tidak” untuk setiap pernyataan di bawah ini
sesuai dengan yang kamu rasakan sebenarnya.
Tabel 7.1 Refleksi Perkembangan Teknologi di Industri dan Dunia Kerja
serta Isu-Isu Global pada Bidang Busana

No Pernyataan Ya Tidak
Saya mampu merekonstruksi perkembangan proses
1
produksi pada industri busana.
Saya mampu merekonstruksi perkembangan alat produksi
2
industri busana.
Saya mampu menjelaskan penggunaan aplikasi gambar
3
penunjang desain busana.
Saya mampu menjelaskan penggunaan teknologi digital
4
dalam dunia industri busana.
5 Saya mampu menceritakan isu global di bidang busana.
6 Saya mampu memahami product life cycle.

Bab VII Perkembangan Teknologi dan Isu-Isu Global pada Bidang Busana 179
Kebaya bagiku bukan sepotong
baju, tapi sebuah pembaharuan
hidup yang mengubahkan!
- Anne Avantie -

180
180 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Sri Listiani, Ely Tri Wulandari
ISBN: 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

BAB VIII Dasar Pola


20
19
8
7
610
59
48
37
26
15
04cm
3
2
1
0 cm

Bagaimana cara membuat pola busana sesuai


ukuran badan seseorang?

25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
9 10
8
7
6
5
4
3
2
1
0 cm
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu


memahami cara pengambilan ukuran tubuh dan pembuatan
pola dengan sistem konstruksi.

Kata Kunci

Analisis bentuk tubuh,


Ukuran tubuh,
Pola konstruksi

182
182 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Peta Materi

DASAR
POLA

Pengukuran
Tubuh Pola Dasar
Teknik Konstruksi

Bagian-Bagian Alat Mengukur Teknik Mengukur


Tubuh Tubuh Tubuh

Pola Alat dan Bahan Pembuatan


Konstruksi Pembuatan Pola Pola Konstruksi
Konstruksi

Amatilah gambar di samping.


Apakah kamu pernah melihat atau
melakukan kegiatan tersebut?
Jelaskan pendapatmu mengenai
kegiatan di samping!

Gambar 8.1 Mengambil Ukuran Tubuh


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

Bab VIII Dasar Pola 183


A. Teknik Pengukuran Tubuh
Keakuratan dalam pengambilan ukuran tubuh sangat penting pada
pembuatan busana. Apabila ukuran tubuh diambil dengan tepat, pola
yang dihasilkan akan sesuai dengan tubuh pelanggan. Hasil busananya
tentu juga akan sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan.
Bagaimana teknik pengambilan ukuran tubuh yang tepat? Mari, kita
belajar bersama.

Mari, Beraksi!

Aktivitas 8.1
Buatlah kelompok beranggotakan 4-5 orang. Amati bentuk tubuh
temanmu dalam kelompok, kemudian lakukan analisis bentuk
tubuhnya. Catat hasil pekerjaan kalian di buku catatan kalian.

1. Bagian-Bagian Tubuh
Mempelajari tentang letak bagian-bagian tubuh manusia penting
dalam pembuatan pola busana karena akan memengaruhi tampilan
busana yang dihasilkannya. Memahami bagian-bagian busana
akan memudahkan dalam pengambilan ukuran sehingga ukuran
yang diambil bisa sesuai dengan desain dan pola yang akan dibuat.
Klasifikasi bagian-bagian tubuh (badan) pada pembuatan pola
busana sebagai berikut.
a. Badan Bagian Atas
Badan bagian atas letaknya dari garis pinggang ke atas. Bagian
ini terdiri atas: bahu, dada, punggung, dan pinggang. Pada
pembuatan pola, bagian badan atas dikelompokkan menjadi
pola badan bagian muka dan pola badan bagian belakang.
b. Badan Bagian Bawah
Badan bagian bawah letaknya dari garis pinggang ke bawah.
Bagian ini terdiri atas: pinggang, panggul, paha, lutut, betis, dan
pergelangan kaki. Pada pembuatan pola, kita kenal pola dasar
rok dan pola celana, dikelompokkan menjadi pola bagian muka
dan bagian belakang.

184
184 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
c. Lengan
Lengan letaknya dari batas kerung lengan sampai ujung lengan.
Bagian ini terdiri atas: kerung lengan, pangkal lengan, siku, dan
pergelangan tangan. Pada pembuatan pola, kita kenal dengan
nama pola lengan.

Mari, Beraksi!

Aktivitas 8.2
Secara mandiri, siapkan alat yang akan digunakan untuk melakukan
pengukuran tubuh.

2. Alat Mengukur Tubuh


Mengukur tubuh ialah kegiatan mengambil data panjang, lebar,
tinggi, dan lingkar yang terdapat pada bagian-bagian tubuh yang
digunakan dalam pembuatan pola. Mengukur tubuh merupakan
langkah penting dalam membuat busana. Pengukuran yang tidak
tepat akan berakibat pola juga tidak tepat.
Adapun fungsi mengukur tubuh ialah sebagai berikut.
a. Sebagai data pada proses pembuatan pola dasar, baik pola
konstruksi maupun draping.
b. Sebagai dasar untuk mengembangkan desain-desain baru.
c. Merupakan referensi pada waktu pengecekan pola.
d. Membantu pada waktu mengepas.
Alat dan bahan yang diperlukan dalam mengukur tubuh seperti
berikut.
a. Pita Ukuran/Meteran
Pita meteran berfungsi untuk mengambil ukuran badan.
b. Peterban
Peterban berfungsi untuk memberikan body line pada tubuh
yang akan diukur.

Bab VIII Dasar Pola 185


c. Buku Catatan/Buku Ukuran dan Alat Tulis
Buku catatan dan alat tulis digunakan untuk mencatat hasil
pengukuran.

Mari, Beraksi!

Aktivitas 8.3
Secara mandiri, silakan membaca SOP pengukuran tubuh.
Kemudian, buatlah kelompok beranggotakan 4-5 orang. Lakukan
pengukuran tubuh sesuai SOP pada temanmu secara bergantian.

3. Teknik Mengukur Tubuh


Agar menghasilkan ukuran yang valid, cara mengukur tubuh
pun memiliki standar prosedur operasional (standard operating
procedure (SOP)). Berikut ini SOP mengukur tubuh.
a. Model sebaiknya mengenakan busana yang pas badan.
b. Model yang akan diukur sebaiknya berdiri dalam posisi tegak
lurus dan garis pandang sejajar dengan letak tinggi mata.
c. Memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan pas, tetapi
jangan terlalu ketat sehingga menekan otot. Letakkan pita
ukuran dengan tekanan yang ringan dan merata, untuk
mendapatkan ukuran yang benar.
d. Menyiapkan daftar ukuran tubuh secara sistematis (sesuai
dengan urutan ukuran tubuh) untuk mempermudah/
menghemat waktu dalam bekerja.
e. Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, pasanglah peterban
pada bagian:
1) lingkar badan
2) lingkar pinggang
3) lingkar panggul
4) lingkar kerung lengan

186
186 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Lingkar Kerung
Lengan

Lingkar Badan

Lingkar Pinggang

Lingkar Panggul

Gambar 8.2 Pemasangan Peterban pada Badan


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

f. Mengukur hendaknya dilakukan secara sistematis sehingga


model yang diukur tidak merasa lelah dan tidak memakan
waktu terlalu lama. Perhatikan Tabel 8.1.
g. Pengukur berdiri di depan model pada posisi 45° samping
kanan dan bagian belakang, bukan model yang berputar.
Tabel 8.1 Pengambilan Ukuran Badan

Bagian
Inisial Teknik Gambar
tubuh
Lingkar Li. le Diukur sekeliling kerung leher.
Leher

Lingkar Li. Ba Diukur sekeliling lingkar badan


Badan terbesar melewati puncak dada.

Lingkar Li. Pi Diukur sekeliling pinggang terkecil.


Pinggang

Bab VIII Dasar Pola 187


Lingkar Li. Pa Diukur keliling panggul terbesar.
Panggul

Lebar Muka Le. Diukur ± 5 cm di bawah lekuk leher,


Muka kemudian diukur dari garis lengan
kiri sampai garis lengan kanan
pada tinggi setengah jarak bahu
yang terendah sampai ketiak.

Panjang Pj. Diukur jarak antara titik lekuk leher


Muka Muka depan ke batas pinggang.

Tinggi Dada Ti. Da Diukur jarak antara titik puncak ke


garis pinggang.

Panjang Sisi Pj. Sisi Diukur jarak antara garis ketiak ke


garis pinggang.

Tinggi Ti. Pa Diukur jarak antara garis pinggang


Panggul ke batas garis panggul.

Panjang Bahu Pj.bahu Diukur jarak antara titik bahu


tertinggi sampai titik bahu
terendah.

188
188 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Panjang Pj. Diukur jarak antara ujung bahu
Lengan Lengan terendah sampai pada ujung
pergelangan tangan.

Lingkar Li. Ker. Diukur sekeliling kerung lengan


Kerung Lengan dari titik bahu melalui ketiak
Lengan sampai ketiak bahu semula.

Lingkar Li. Diukur besar lengan sejajar dengan


Pangkal pangkal ketiak.
Lengan lengan

Lingkar Li. Per. Diukur keliling bawah lengan yang


Pergelangan lengan diinginkan.
Lengan

Panjang Pj. pu Diukur jarak antara tulang leher


Punggung yang menonjol sampai batas
pinggang yang telah diikat.

Lebar Le. pu Diukur jarak antara lengan kiri


Punggung sampai ke lengan kanan pada
setengah jarak bahu yang terendah
sampai ketiak atau 8 cm di bawah
tengkuk leher.

Ukuran Diukur jarak antara batas tengah


Kontrol muka bagian pinggang serong ke
buah dada tertinggi melalui bahu
terendah hingga ke tengah belakang
bagian pinggang.

Bab VIII Dasar Pola 189


Tinggi Lutut Diukur jarak antara garis pinggang
ke batas lutut.

Panjang Rok/ Pj rok/ Diukur jarak antara garis pinggang


Celana pj. sampai panjang yang diinginkan.
celana

Tinggi Duduk Ti. Diukur tinggi antara garis pinggang


duduk ke batas tempat duduk.

Lingkar Li. Diukur dari jarak pesak mulai dari


Pesak pesak batas pinggang ke depan ke batas
pinggang belakang melewati kedua
belah paha.

B. Pola Dasar Teknik Konstruksi


Pada kesempatan ini, kamu akan mempelajari tentang pola dasar/pola
konstruksi. Pola yang akan dibuat ialah pola dasar badan, lengan, dan
rok. Untuk memahami materi tersebut, perhatikan uraian berikut!

Ayo, Membaca!

Aktivitas 8.4
Secara mandiri, kamu dapat membaca materi tentang pola konstruksi,
kemudian buatlah resume tentang pola konstruksi tersebut.

190
190 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
1. Pola Busana
Kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan busana, setelah
mengambil ukuran badan ialah membuat pola. Pada kesempatan
ini, kamu akan mempelajari tentang pola konstruksi.
a. Definisi Pola
Pola dalam bidang busana ialah potongan kain atau potongan
kertas yang digunakan sebagai contoh dalam membuat busana
ketika akan digunting. Potongan kain atau kertas tersebut sesuai
ukuran bentuk badan tertentu.
b. Teknik Pembuatan Pola
Teknik pembuatan pola ada beberapa macam. Teknik ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pemilihan teknik pola juga disesuaikan berdasarkan model
busana yang akan dibuat.
1) Konstruksi Tiga Dimensi/Benda Padat (Draping)
Pola draping ialah teknik pembuatan pola dengan cara
membentuk dan menggunting bahan belaco tipis maupun
bahan busana yang akan digunakan langsung pada model
atau boneka jahit.
2) Pola Datar/Flat Pattern (Pola Konstruksi)
Pola datar ialah pola yang digambar pada kertas pola atau
langsung pada bahan dengan menggunakan ukuran tubuh
model.
3) Pola Kombinasi (Drafting/Flats Pattern/Draping)
Pola kombinasi adalah pembuatan pola dengan teknik
kombinasi (menggabungkan) antara memulir dan
menggambar (draping and drafting).
c. Sistem Pembuatan Pola Kontruksi (Pattern)
Pola konstruksi adalah pola yang digambar pada kertas pola
atau langsung pada bahan dengan menggunakan ukuran tubuh
model. Dalam pembuatan pola konstruksi, ada beberapa macam
sistem pembuatan pola. Sistem pembuatan pola dasar dengan
teknik konstruksi antara lain seperti Bunka, Dressmaking, Soen,
Meyneke, Vogue, Praktis, dan lain-lain.

Bab VIII Dasar Pola 191


d. Tanda-Tanda Pola
Tanda-tanda pola digunakan dalam membantu membuat
instruksi di atas pola. Dengan adanya tanda pola, pola akan
lebih terbaca dan memudahkan dalam peletakan pola di atas
kain sehingga bisa sesuai model yang diharapkan.
Tabel 8.2 Tanda-Tanda Pola

No Gambar Nama Keterangan


1 Garis hitam tipis Garis pola dasar asli.

2 Garis merah (pensil Garis pola menurut


merah) badan depan.

3 Garis biru (pensil biru) Garis pola menurut


model badan belakang.
4 Garis hijau (pensil Garis untuk pola-pola
hijau/bolpen/spidol) yang tidak jelas batas
antara pola depan dan
belakang.
5 Titik-titik Garis pertolongan,
dengan warna pensil
menurut bagiannya
(depan: merah,
belakang: biru).
6 Setrip titik setrip titik Garis lipatan, dengan
warna pensil menurut
bagiannya.
7 Setrip setrip Garis rangkapan
(lapisan).
8 Warna pensil menurut Tanda bagian yang
bagiannya (depan: dihapus/ditutup/
merah, belakang: biru) dihilangkan.

9 Warna pensil menurut Tanda bagian yang


bagiannya (depan: harus dilebarkan,
merah, belakang: biru) dengan warna pensil.
10 Warna pensil menurut Lipit (plooi)
bagiannya (depan:
merah, belakang: biru)

192
192 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
No Gambar Nama Keterangan
11 Warna pensil menurut Setengah lipit (halve
bagiannya (depan: plooi), dengan warna
merah, belakang: biru) pensil menurut
bagiannya (depan:
merah, belakang: biru).
12 Warna pensil menurut Bagian yang harus
bagiannya (depan: dilipit pada pola,
merah, belakang: biru) batas memakai pena
hitam (kupnat yang
dipindahkan).
13 TM Singkatan Tengah muka

14 TB Singkatan Tengah belakang

15 Tanda siku Garis yang dibuat harus


tegak lurus (siku).

16 Panah dua arah Tanda arah serat.

17 Warna pensil menurut Tanda jelujur.


bagiannya (depan:
merah, belakang: biru)

18 Warna pensil menurut Tanda ditarik.


bagiannya (depan:
merah, belakang: biru)
19 Tanda pasangan Bagian yang
digabungkan.

20 Warna pensil menurut Pembagian yang sama.


bagiannya (depan:
merah, belakang: biru)

21 Warna pensil menurut Dipendekkan.


bagiannya (depan:
merah, belakang: biru)

22 Warna pensil menurut Buka dan tutup.


bagiannya (depan:
merah, belakang: biru)

Bab VIII Dasar Pola 193


2. Alat dan Bahan Pembuatan Pola Konstruksi
Dalam pembuatan pola konstruksi, ada dua jenis pola konstruksi,
yaitu pola kecil dan pola besar. Beda jenis, beda pula alat dan bahan
untuk membuat pola konstruksi. Berikut penjelasannya.
a. Pola Kecil
Pola kecil ialah pola yang pembuatannya menggunakan skala
tertentu. Hasil dari pola kecil merupakan perbandingan tertentu
dari ukuran sesungguhnya. Skala yang digunakan bisanya ½, ¼,
1/8, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Fungsi dari pola kecil ialah
memudahkan dalam belajar pola, untuk membuat rancangan
bahan secara manual, maupun untuk memudahkan dalam
membuat pola besar sesuai ukuran sesungguhnya.
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan pola
kecil ialah seperti berikut.
1) Buku Pola
Buku ukuran folio dengan dua macam halaman: halaman
bergaris dan halaman polos.

Gambar 8.3 Buku Pola


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

2) Kertas Doorslag (Warna Pink, Hijau, Biru)


Kertas tipis berwarna yang digunakan dalam memudahkan
ketika pecah pola. Warna pink untuk bagian pola depan,
biru untuk bagian pola belakang, dan hijau untuk yang tidak
jelas batas antara depan dan belakang. Misalnya kerah.
3) Lem Kertas
Lem yang digunakan dipilih yang tidak membekas tebal
pada kertas. Pilihlah lem yang berbentuk batang untuk hasil
yang lebih baik dan rapi dalam pembuatan pola.

194
194 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
4) Skala
Alat mengambil ukuran dalam bentuk kecil dengan
mencantumkan ukuran dalam skala perbandingan,
misalnya ½, ¼, 1/8, dan lain-lain.

Gambar 8.4 Skala Pola Kecil


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

5) Penggaris
Penggaris panggul, penggaris siku, penggaris segi empat
panjang.

Gambar 8.5 Penggaris untuk Pola Kecil


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

6) Pensil Hitam dan Pensil Merah Biru


Pensil merah untuk memberi warna bagian muka, pensil
biru untuk memberi warna bagian belakang, pensil hijau
untuk memberi warna pada bagian pola yang tidak jelas
batasnya antara muka dan belakang.

Gambar 8.6 Pensil untuk Pembuatan Pola


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

Bab VIII Dasar Pola 195


7) Gunting Kertas
Gunting yang digunakan untuk menggunting kertas
biasanya ringan dan tipis.

Gambar 8.7 Gunting Kertas


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

b. Pola Besar
Pola besar adalah pola yang dibuat dengan ukuran
sesungguhnya. Tidak menggunakan skala dalam pengambilan
ukuran, tetapi menggunakan metlin. Pola besar inilah yang
digunakan dalam pembuatan busana.
Berikut alat yang dipergunakan ketika membuat pola besar.
1) Kertas Pola
Kertas pola yang digunakan bisa kertas kayu (sampul
kertas), kertas roti/kertas minyak ataupun kertas koran.

Gambar 8.8 Kertas Pola


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

196
196 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
2) Penggaris Besar
Penggaris panggul, penggais siku, penggaris lurus.

Gambar 8.9 Penggaris Pola Besar


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

3) Metlin/Meteran
Alat yang digunakan untuk mengambil ukuran pada
pembuatan pola besar. Metlin menggunakan satuan
panjang cm dan bagian yang lain menggunakan satuan
panjang inchi.

Gambar 8.10 Meteran/Metlin/Pita Ukur


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

4) Pensil Hitam dan Spidol Warna Merah Biru


Spidol warna merah untuk memberi tanda pada pola muka
dan spidol warna biru untuk memberi tanda pola belakang.

Gambar 8.11 Spidol Warna


Sumber: Ely Tri Wulandari (2022)

Bab VIII Dasar Pola 197


5) Gunting Kertas
Gunting yang digunakan untuk menggunting kertas,
biasanya ringan dan tipis.

Mari, Beraksi!

Aktivitas 8.5
1. Secara mandiri, persiapkanlah alat dan bahan untuk membuat
pola, baik pola kecil dan besar. Setelah itu, buatlah pola kecil
dan besar sesuai ukuran tubuh kamu.
2. Buatlah kelompok dengan anggota 2-3 orang. Setelah itu,
bersama temanmu, saling membuatkan pola dasar, baik pola
kecil maupun pola besar. Diskusikan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi!

3. Pembuatan Pola Konstruksi


Sistem pembuatan pola konstruksi ada beberapa macam. Sistem
pola tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan. Penggunaan
sistem pola dalam pembuatan pola konstruksi disesuaikan dengan
kenyamanan pembuat pola. Salah satu sistem pembuatan pola yang
sering digunakan ialah sistem praktis. Dalam pembuatan polanya,
sistem praktis menggunakan langkah-langkah yang sederhana dan
mudah diikuti.
a. Pola Dasar Badan
Dalam pembuatan pola dasar sistem praktis, pola yang dibuat
ialah pola dasar badan muka dan pola dasar badan belakang.
Karakteristik hasil jadi ukuran pola badan muka dan pola badan
belakang pada sistem praktis akan terjadi selisih 2 cm. Badan
bagian muka lebih besar 2 cm daripada badan bagian belakang.

198
198 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
1) Ukuran Badan
Ukuran Lingkar badan + 4 : 88 cm
Lingkar pinggang : 68 cm
Lebar muka : 32 cm
Lebar bahu : 2 cm
Tinggi dada : 15 cm
Lebar punggung : 34 cm
Panjang punggung : 38 cm
Panjang sisi : 17 cm
Panjang muka : 32 cm

2) Pola Dasar Badan Sistem Praktis


Skala 1:4
G2 G
A A2 B J
E G1
B2 N
J1
B1
A1
R
Q
O P
TB

D2 M2 S
F
TM

F1 S1

D1
L3
C C1 C2 D M M1 L2 L1 L

Gambar 8.12 Langkah Membuat Pola Dasar Badan dengan Sistem Praktis

a) Pola Badan Muka


A–B : ¼ lingkar badan + 1 cm
A – A1 : 1/16 lingkar badan + 2 cm
A – A2 : 1/16 lingkar badan + 1 cm
Hubungkan A1 – A2 (garis leher depan)
A1 – C : panjang muka

Bab VIII Dasar Pola 199


AC = BD
AB = CD
B – B1 : 1/20 lingkar badan
Hubungkan A2 – B1
A2 – B2 : panjang bahu
A2 – E : ½ panjang bahu - 1 cm
C – C1 : 1/10 lingkar pinggang + 1 cm
Hubungkan C1 – E
C1 – F : tinggi dada
F – F1 : 2 cm
C1 – C2 : 3 cm (coupe)
Hubungkan C2 – F1 Dari C², buatlah siku ke kanan
mengenai garis BD.
C – D1 : ¼ lingkar pinggang + 1 cm + 3 cm (coupe)
D1 – D2 : panjang sisi
A1 – O : 5 cm
O–P : ½ lebar muka
Hubungkan B2 – P – D2 (lingkar kerung lengan depan)

b) Pola Badan Belakang


G–J : ¼ lingkar badan - 1 cm
G – G1 : 1½ cm
G – G2 : 1/16 lingkar badan + 1 cm
Hubungkan G1 – G2 (lingkar leher belakang)
G1 – L : panjang punggung
GJ = LM; GL = JM
J – J1 : 1/20 lingkar badan
Hubungkan G2 – J1
G2 – N : panjang bahu
L – L1 : 1/10 lingkar pingggang

200
200 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
L1 – L2 : 3 cm (coupe)
L3 tengah-tengah L1 dan L2
L – L1 – L3 – L2 – M1 : ¼ lingkar pinggang - 1 cm + 3 cm
M1 – M2 : panjang sisi
Tarik garis siku ke atas dari L3 mengenai garis mendatar
M2.
S – S1 : 2 cm
Buat garis dari L1 ke S1 dan dari L2 ke S1 membentuk
garis coupe.
G1 – R : 8 cm
R–Q : ½ lebar punggung
Hubungkan N – Q – M2 (garis kerung lengan)
b. Pola Lengan Sistem Praktis
Ukuran yang diperlukan seperti berikut.
Lingkar kerung lengan : 44 cm
Panjang lengan : 25 cm
Besar lengan : 30 cm

Pola Lengan Sistem Praktis


Skala 1: 4

Gambar 8.13 Langkah Membuat Pola Lengan dengan Sistem Praktis

Bab VIII Dasar Pola 201


Keterangan:
A–B = panjang lengan
A–C = tinggi puncak (1/4 kerung lengan + 2 cm
Buatlah garis siku ke kiri dan ke kanan dari titik C.
A–D=A–E = ½ lingkar kerung lengan
A – D dibagi 4. Bagian D1 turun 1 cm, A1 naik 1 ½ cm.
A – E dibagi 3. A2 naik 2 cm. Tengah-tengah E – E1 turun ½ cm.
c. Pola Dasar Rok Sistem Praktis
Ukuran yang diperlukan
Lingkar pinggang : 66 cm
Lingkar panggul : 94 cm
Tinggi panggul : 18 cm
Panjang rok : 60 cm

Pola Dasar Rok Sistem Praktis


Skala 1: 4

A C I G
A1 G1
A2 A3 G3 G2

7 cm 5 cm
F1 L1
E K
F L
TM

TB

D2 J2

B D D1 J1 J H

Gambar 8. 14 Langkah Membuat Pola Dasar Rok dengan Sistem Praktis

202
202 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
1) Rok Muka
A – A1 : 2 cm
A1 – E : tinggi panggul
A1– B : panjang rok
A1 – C : ¼ lingkar pinggang + 1 cm + 3 cm
E–F:B–D : ¼ lingkar panggul + 1 cm
C – F1 : A1 – E
A1 – A2 : 1/10 lingkar pinggang + 1 cm
A1 – A3 : 3 cm
A1 – A2 – A3 – C : ¼ lingkar pinggang + 1 cm + 3 cm
D – D1 : 5 cm
C – D2 : panjang rok

2) Rok Belakang
G – G1 : 1 cm
G1 – K : tinggi panggul
G1 – H : panjang rok
G–I : ¼ lingkar pinggang - 1 cm + 3 cm
K–L:H–J : ¼ lingkar panggul - 1 cm
I – L1 = G1 – K
G1 – G2 : 1/10 lingkar pinggang + 1 cm
G2 – G3 : 3 cm
G1 – G2 – G3 – I : ¼ lingkar pinggang - 1 cm +3 cm
J –J1 : 5 cm
I – J2 : panjang rok

Bab VIII Dasar Pola 203


Asesmen

Jawablah soal-soal berikut dengan benar!


1. Apakah yang harus dilakukan oleh pengambil ukuran ketika
pinggang pelanggan yang akan diambil ukurannya tidak tampak?
2. Mengapa dalam mengambil ukuran tubuh pelanggan sebaiknya
pelanggan menggunakan pakaian yang tidak tebal dan pas badan?
3. Apakah kriteria pola dasar badan yang baik?
4. Jelaskan menurut pendapatmu mengapa ketepatan mengambil
ukuran memengaruhi hasil jadi busana yang dibuat.
5. Dalam pembuatan pola dasar badan, apa yang terjadi apabila
pola yang dibuat tidak dilengkapi dengan tanda-tanda pola yang
dibutuhkan?

Pengayaan

Jika kamu ingin mendalami materi ini lebih jauh, bacalah tentang
macam-macam sistem pembuatan pola. Buatlah pola dasar badan
dengan sistem yang lainnya. Materi tentang itu bisa kamu dapatkan
dari sumber buku lain maupun dari internet.

Refleksi

Pada Bab VIII ini kamu sudah mempelajari mengenai Dasar Pola. Yuk,
refleksikan dirimu dengan mengisi tabel berikut ini.
Tabel 8.3 Dasar Pola

Kemukakan pendapat kamu terkait manfaat yang diperoleh setelah


mempelajari materi di atas!
Sangat
Sangat Cukup Kurang
Bermanfaat Kurang
Bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat
Bermanfaat

Alasannya

204
204 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA, 2023
Dasar-Dasar Busana
untuk SMK/MAK Kelas X
Penulis: Sri Listiani, Ely Tri Wulandari
ISBN: 978-623-194-405-4 (no.jil.lengkap PDF)
978-623-194-406-1 (jil.1 PDF)

BAB IX Teknik Dasar


Menjahit

Bagaimana seorang penjahit dapat memberikan


harga yang bagus jika hasil jahitan tidak
menerapkan teknik menjahit yang tepat?
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu


mengoperasikan mesin jahit dan mesin penyelesaian,
memahami teknik-teknik menjahit, serta mampu menjahit
busana sederhana.

Kata Kunci

Mesin jahit,
Mesin penyelesaian,
Teknik-teknik menjahit,
Menjahit busana sederhana

206
206 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Peta Materi

TEKNIK Sikap Kerja dalam


DASAR Menjahit
MENJAHIT
(TDM) Mengoperasikan dan
Memperbaiki Mesin Jahit
dan Mesin Penyelesaian

Memahami Teknik
Menjahit sesuai dengan
Jenis-Jenis Bahan

Standar Kualitas dan Finishing


Hasil Jahitan dan Menjahit
Busana Sederhana

Bagaimana seorang penjahit dapat


menentukan harga yang tinggi jika teknik
menjahit yang digunakan tidak tepat?
Atau, waktu penyelesaian yang tidak
sesuai dengan perjanjian? Mungkinkah
pelanggan akan merasa puas dan akan
Sumber: Sri Listiani (2022)
tetap menjadi pelanggan setia?
Menjahit busana dengan teknik-teknik menjahit yang tepat akan
menghasilkan busana dengan tampilan yang baik. Selain terlihat
bagus, busana yang dihasilkan dengan teknik menjahit yang
tepat akan nyaman digunakan oleh pemakainya. Teknik menjahit
yang diterapkan juga harus disesuaikan dengan desain dan jenis
bahan yang dipakai. Dengan begitu, busana yang dihasilkan akan
mendapatkan nilai jual yang tinggi.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 207


A. Mengoperasikan Mesin Jahit dan Mesin
Penyelesaian
Industri busana identik dengan mengoperasikan mesin jahit dan mesin
penyelesaian. Pada saat pengoperasian mesin-mesin itu, hendaknya
diperhatikan sikap kerja dalam menjahit agar terhindar dari kecelakaan
kerja serta menghasilkan produk yang berkualitas.

1. Sikap Kerja dalam Menjahit

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 9.1
Perhatikan gambar di samping!
Setelah kamu mengamati
gambar, analisislah sikap kerja
dalam menjahit tersebut.
Jelaskan di depan kelas secara
individu mengenai kesalahan
pada gambar tersebut!

Sikap kerja yang baik dapat membantu agar badan tidak merasa
cepat lelah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dalam bekerja.
Pada proses menjahit, posisi menjahit biasanya berpotensi
terjadi lebih cepat kelelahan dan cedera pada kaki, lengan, dan
leher. Tinggi meja jahit dengan kursi yang digunakan juga harus
mendukung secara ergonomis. Untuk menghindari kelelahan
tangan, permukaan meja jahit harus rata dan memiliki ruang yang
cukup untuk meletakkan lengan. Jarak antara kursi dan meja jahit
harus sesuai sehingga lutut dapat membentuk sudut antara 90-
110°. Ketinggian kursi dapat menjadikan pinggul dan punggung
membentuk sudut 90-110°. Sebaiknya, kursi yang digunakan ialah
kursi yang dapat diatur ketinggiannya.

208
208 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Tingkatan
lengan bawah

Sudut
Sudut lutut 900 -1100 tempat
duduk
900 -1100

Gambar 9.1 Sikap Tubuh dalam Menjahit

a. Pekerjaan Inspeksi
Inspeksi merupakan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan
melalui tes dan pengukuran berdasarkan ketentuan yang
berhubungan dengan objek inspeksi. Pekerjaan inspeksi
pada proses produksi pakaian yang efektif akan membantu
meningkatkan kualitas dan produktivitas pekerjaan inspeksi.

Gambar 9.2 Pekerjaan Inspeksi

1. Pada saat inspeksi, hindari posisi membungkuk untuk


menghindari kelelahan pada punggung, leher, dan lengan.
2. Untuk menghindari mata cepat lelah dan membungkuk
tanpa sadar, gunakan alat penerangan yang cukup.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 209


b. Pekerjaan Menjahit
Memotong bahan, menempatkan potongan bahan ke mesin
jahit, dan menjalankan mesin jahit termasuk ke dalam
pekerjaan menjahit (stitching). Hindari posisi membungkuk
dan posisi lengan pada saat mengarahkan kain terlalu jauh
dari badan. Posisi terlalu jauh dari badan akan berpotensi
menimbulkan kelelahan lebih cepat dan cedera pada lengan,
leher, dan punggung.

Gambar 9.3 Sikap Badan pada saat Menjahit

2. Mengoperasikan Mesin Jahit dan Mesin Penyelesaian

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 9.2
Perhatikanlah mesin jahit dan mesin penyelesaian yang ada di
laboratorium sekolahmu. Kemudian, pelajari bagian-bagian mesin
dari berbagai sumber. Setelah itu, operasikan mesin-mesin tersebut
dengan didampingi oleh guru!

Proses pembuatan pakaian jadi saat ini baik pada butik maupun
industri garmen telah menggunakan mesin jahit dan mesin
penyelesaian yang canggih. Pada awalnya, mereka menggunakan
mesin jahit dengan kecepatan biasa. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, lahirlah mesin jahit dengan kecepatan tinggi (high

210
210 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
speed). Mesin jahit jenis ini sangat membantu dalam menyelesaikan
jahitan dengan cepat. Sudah banyak jenis mesin jahit dan mesin
penyelesaian sesuai dengan kebutuhan para penggunanya yang
dapat membantu dalam menyelesaikan semua pekerjaan menjahit.

a. Mengoperasikan Mesin Jahit


Sebelum memulai mengoperasikan mesin jahit, hal utama
yang harus dipersiapkan ialah mengecek kondisi mesin jahit
agar pada saat digunakan, tidak terkendala sehingga tidak
menghambat proses menjahit. Mesin jahit merupakan mesin
yang dirancang untuk memudahkan dan mempercepat ketika
menjahit.
1) Jenis Mesin Jahit
Beberapa jenis dan bentuk mesin jahit di antaranya sebagai
berikut.
a) Mesin Jahit Manual
Mesin jahit yang pengoperasiannya dapat dilakukan
tanpa menggunakan daya listrik, tetapi menggunakan
dinamo maupun tanpa menggunakan dinamo. Hanya
dapat digunakan untuk menjahit setikan biasa.

Gambar 9.4 Mesin Jahit Manual


Sumber: Sri Listiani (2023)

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 211


b) Mesin Jahit Semi Otomatis/Otomatis
Mesin jahit yang dapat digunakan selain untuk setikan
biasa, setikan hiasan, lubang kancing, pasang kancing,
dan sebagainya, bergantung pada tipe mesin.

Gambar 9.5 Mesin Jahit Otomatis


Sumber: Singer Surabaya (2022)

c) Mesin Jahit Industri


Mesin jahit berkecepatan tinggi, pengoperasiannya
menggunakan dinamo, dan biasanya dipergunakan
untuk produksi industri.

Gambar 9.6 Mesin Jahit Industri


Sumber: Sri Listiani (2023)

2) Cara Mengoperasikan Mesin


Setelah memahami jenis-jenis mesin jahit, selanjutnya
cara mengoperasikan mesin jahit. Berikut langkah
mengoperasikan mesin.

212
212 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
a) Melumasi Mesin
Pertama, pada komponen-komponen mesin jahit yang
bergerak atau bergeser, beri minyak mesin. Kemudian,
nyalakan mesin agar
minyak merata mengenai
ujung komponen yang Berikut ini link video
bersentuhan. Bersihkan tutorial melumasi mesin
bagian yang basah jahit manual.
terkena minyak agar tidak
menodai bahan yang
akan dijahit. Gunakanlah
kain-kain sisa untuk
membersihkan jalan kain https://www.youtube.com/
watch?v=1qXnAoWBVpE
dan benang dari sisa
minyak.
b) Memasang Jarum
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memasang
jarum mesin jahit ialah pasangkan bagian yang
membulat pada penjepit jarum yang ada pada mesin.
Untuk memasukkan jarum, renggangkan penjepit jarum,
pastikan jarum masuk
benar-benar lurus dan
pas. Jika tidak, jarum Berikut ini link video
akan mudah patah, tutorial memasang jarum
benang putus, ataupun mesin jahit manual.
jahitan yang melompat-
lompat. Agar jarum
tidak mudah patah atau
bengkok, pada saat kain
selesai dijahit, tarik kain https://www.youtube.com/
watch?v=vPjwegCOSmE
ke arah belakang.
c) Memasukkan Benang
Benang yang terpasang pada mesin jahit membutuhkan
2 jenis benang, yaitu benang sekoci dan benang
gelondong. Benang sekoci ialah benang yang
digulungkan pada bagian kumparan atau biasa disebut
sekoci yang posisinya berada di dalam mesin jahit.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 213


Setelah sekoci dipasang benang dan diletakkan lagi
pada bagian mesin jahit, benang ditarik keluar di atas
meja mesin jahit.
Benang gelondong
ialah benang yang Berikut ini link video
posisinya diletakkan tutorial memasang benang
di atas mesin jahit, mesin jahit manual.
lalu ujung benang
dimasukkan ke peng-
atur benang, tegangan
benang, penyangkut
benang, dan terakhir, https://www.youtube.com/
watch?v=NY0_1xOmj6U
ke jarum mesin jahit.

Gambar 9.7 Benang Sekoci Gambar 9.8 Benang Gelondongan


Sumber: Sri Listiani (2023) Sumber: Sri Listiani (2023)

b. Mesin Penyelesaian
Selain mesin jahit, terdapat juga mesin-mesin yang dapat
membantu proses produksi terutama pada proses penyelesaian
(finishing), yaitu mesin penyelesaian. Mesin penyelesaian
berfungsi untuk menyelesaikan jahitan. Mesin yang termasuk
pada mesin penyelesaian antara lain mesin obras, mesin pasang
kancing, mesin lubang kancing, mesin kelim, dan sebagainya.
1) Mesin Obras
Mesin obras merupakan mesin penyelesaian yang berfungsi
untuk menghilangkan tiras-tiras busana. Kecepatan mesin
obras pada industri lebih tinggi dibandingkan dengan mesin
obras biasa. Mesin obras akan berjalan jika pedal dinamo
diinjak. Penggunaan mesin dan cara pemasangan benang
obras dapat dilihat pada buku panduan penggunaan mesin

214
214 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
obras. Pada mesin obras, terdapat tanda-tanda sebagai
petunjuk memasang benang berupa tanda warna yang
berbeda-beda.

Gambar 9.9 Mesin Obras


Sumber: Sri Listiani (2023)

2) Mesin Pasang Kancing


Sesuai dengan namanya, mesin pasang kancing digunakan
untuk memasang kancing pada pakaian agar pemasangan
kancing dapat lebih cepat dan rapi. Mesin pasang kancing
dibedakan berdasarkan jenis kancing, yaitu kancing lubang
dua, kancing lubang tiga, lubang empat, dan kancing
variasi. Semua jenis mesin pasang kancing dilengkapi
dengan penjepit kancing yang berfungsi untuk menahan
kancing secara elastis sebelum kancing dipasang sekaligus
menekannya pada bahan yang akan dijahit.

Gambar 9.10 Mesin Pasang Kancing


Sumber: Mesin Jahit Janome (2022)

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 215


3) Mesin Lubang Kancing
Sesuai dengan namanya, mesin lubang kancing merupakan
mesin yang berfungsi untuk membuat lubang kancing.
Mesin lubang kancing pada industri busana dibedakan
berdasarkan kegunaan dan jenisnya. Mesin lubang kancing
berdasarkan kegunaannya, yaitu mesin untuk lubang
kancing biasa atau untuk jenis kain tipis dan mesin lumbang
kancing untuk jenis kain tebal seperti kain jeans. Mesin
lubang kancing berdasarkan jenisnya, yaitu lubang kancing
rata, lubang kancing potongan, dan lubang kancing model.
Pengoperasian mesin lubang kancing di industri sama
saja dengan mesin lubang kancing biasa. Mesin lubang
kancing pada industri memiliki kecepatan yang lebih tinggi
sehingga harus lebih berhati-hati dalam penggunaannya.
Jika lalai, akan mengakibatkan kecelakaan.

Gambar 9.11 Mesin Lubang Kancing


Sumber: Service Jaya Supply (2022)

4) Mesin Kelim
Mesin kelim biasa digunakan pada produk garmen.
Cara mengelim dengan mesin kelim dapat dilakukan
dengan melipat bagian bawah pakaian, kemudian dijahit
menggunakan sepatu kelim yang dipasangkan pada mesin
jahit. Tepi pakaian yang akan dikelim diselesaikan terlebih
dahulu dengan mesin obras. Namun, bisa juga tanpa
diobras, tetapi dilipat dua kali, kemudian dijahit. Mesin kelim
digunakan pada industri garmen untuk menyelesaikan
kelim dalam waktu cepat dan akurat sehingga bagian luar
pakaian tidak terlihat sebagai setikan.

216
216 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 9.12 Mesin Kelim
Sumber: Ely Tri Wulandari (2023)

3. Memperbaiki Mesin Jahit dan Mesin Penyelesaian

Ayo, Berdiskusi!

Aktivitas 9.3
Secara berkelompok, carilah dari berbagai sumber mengenai
kerusakan-kerusakan yang biasa terjadi pada mesin jahit dan mesin
penyelesaian. Kemudian, carilah solusi cara memperbaikinya.

Memperbaiki kerusakan mesin berkaitan dengan kerusakan kecil


pada mesin ketika menjahit seperti benang putus, patahnya jarum
mesin, setikan yang tidak teratur, menggumpalnya benang bawah,
bahan yang tidak bergerak bahkan hingga bunyi suara mesin yang
keras. Untuk mengatasi gangguan pada mesin jahit, perlu dicari
penyebabnya sehingga dapat dilakukan perbaikan agar mesin
dapat kembali digunakan secara normal. Berikut ini petunjuk
untuk mengatasi kerusakan yang biasa dialami mesin jahit maupun
mesin penyelesaian.

a. Mesin Berjalan Tidak Lancar dan Suara yang Berisik


Gangguan ini dapat diatasi dengan membersihkan mesin dari
serat-serat kain atau benang yang masih tertinggal pada mesin
menggunakan sikat atau kuas. Berikan minyak mesin yang
berkualitas baik sebagai pelumas pada penutup gigi.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 217


b. Benang Jahit Atas Sering Putus
Gangguan ini dapat diatasi dengan cara berikut.
1) Mengganti jarum dengan jenis yang baik.
2) Sesuaikan nomor benang dengan nomor jarum yang akan
digunakan.
3) Kendurkan tegangan rumah sekoci dan perhatikan
keseimbangan dengan benang jahit bawah.
4) Menarik kain ke arah belakang mesin jahit.

c. Benang Jahitan Bawah Sering Putus


Perbaikan pada gangguan ini dapat dilakukan dengan cara
berikut.
1) Membersihkan bagian mekanisme mesin.
2) Pastikan garis tengah sekoci rata secara keseluruhan
sehingga benang lewat pada arah yang seharusnya.
3) Ketegangan benang bawah disesuaikan dengan tegangan
benang atas.

d. Benang Sering Putus


Gangguan ini dapat diperbaiki dengan cara berikut.
1) Sesuaikan benang jahit, jarum, dan kain dengan cara
mengganti jarum.
2) Jarum dipasangkan pada tempat yang tepat.
3) Kendurkan tegangan dengan memperhatikan kese-
imbangan antara benang atas dan benang bawah.

e. Jarum Sering Patah


Gangguan ini dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Kedudukan jarum disesuaikan pada posisi yang benar.
2) Jangan menahan bahan atau menarik terlalu keras pada
saat proses penjahitan.

218
218 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
f. Jerat Benang Mengerut
Masalah ini dapat diatasi dengan cara berikut.
1) Mengendurkan tegangan dengan memperhatikan
keseimbangan benang jahitan bawah.
2) Benang atas harus melewati jalan yang benar, yaitu dengan
cara menyesuaikan jarum.
3) Nomor jarum yang digunakan harus sesuai dengan jenis
bahan yang digunakan.

g. Jerat Benang Kendur


Masalah ini dapat diatasi dengan dengan cara berikut.
1) Mengendurkan tegangan dengan memperhatikan
keseimbangan dengan benang jahitan bawah.
2) Tegangan benang atas dan bawah disesuaikan.
3) Benang jahit, jarum, dan kain yang akan digunakan
disesuaikan.

h. Jalannya Kain Tidak Lancar


Perbaikan ini dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Bersihkan bagian gigi penyuap, beri pelumas, kemudian
tutup kembali dengan cepat.
2) Atur mekanisme dengan knop gigi penyuap.

i. Bahan Tidak Berjalan pada Saat Dijahit


Gangguan ini disebabkan oleh letak gigi terlalu rendah, sepatu
mesin tanpa tekanan, dan setelan pengatur maju mundur
jahitan pada posisi netral.

j. Bunyi Mesin yang Keras


Penyebab dari gangguan ini karena mesin perlu diberikan
minyak pelumas, terdapat sisa potongan benang pada rumah
kumparan, ataupun ada yang kendur pada bagian-bagian mesin
yang bergerak.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 219


k. Setikan Hasil Jahit Meloncat-loncat
Gangguan ini disebabkan karena posisi atau letak jarum kurang
ke atas, alur pemasangan benang yang salah, atau benang yang
dimasukkan ke lubang jarum di arah yang salah, jarum tumpul
atau bengkok, dan jarum terlalu kecil untuk benangnya.

l. Sekoci Tidak Bisa Bergerak


Hal ini disebabkan karena di bagian dalam, ada sisa benang
yang menyangkut atau pemasangan sekoci yang tidak pas.

m. Jarum Tidak Dapat Mengait Benang Bawah


Ini disebabkan karena jarum yang dipasangkan terlalu ke atas,
benang bagian bawah terlalu kencang, atau benang terputus di
dalam sekoci.

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 9.4
Setelah mencoba mengoperasikan mesin jahit, belajarlah menjahit
lurus pada kain perca atau kertas. Jika terdapat ketidaksesuaian
jahitan lurus, persegi panjang, segitiga dan lingkaran, perbaikilah
mesin tersebut seperti yang telah dijelaskan pada materi
memperbaiki mesin di atas.

B. Teknik-Teknik Menjahit
Setelah mempelajari mengenai cara mengoperasikan dan cara
memperbaiki mesin jahit dan mesin penyelesaian, selanjutnya, mari,
kita pelajari teknik-teknik menjahit. Kita akan mengenal jenis-jenis
tusuk jahitan, jenis-jenis kampuh, penyelesaian tepi pakaian, dan
teknik menjahit berdasarkan bahan.

1. Jenis-Jenis Tusuk Jahitan


Pertama, kita pelajari terlebih dahulu mengenai jenis-jenis tusuk
jahitan (stitch).

220
220 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
a. Tusuk Jahit Biasa atau Tusuk Jelujur (Build Stitch)
Proses pengerjaannya dimulai dari sisi kanan ke kiri dengan
cara mengambil dan meninggalkan bahan dengan jarak yang
tidak ditentukan.

Gambar 9.13 Tusuk Jahit Biasa

b. Tusuk Jelujur dengan Jarak Tertentu (Busting Stitch)


Jahitan yang pengerjaannya dimulai dari kanan ke kiri dengan
jarak yang ditentukan sesuai kebutuhan jenis bahan dan pola.

Gambar 9.14 Tusuk Jelujur dengan Jarak Tertentu

c. Tusuk Jahit Balut (Over Cast Stitch)


Jenis jahitan yang digunakan untuk menjahit tiras pada kampuh
dan brookad tanpa mesin.

Gambar 9.15 Tusuk Jahit Balut

d. Tusuk Jahit Tikam (Back Stitch)


Jenis tusukan yang digunakan untuk mengganti jahitan mesin
jahit. Biasanya, tusuk ini digunakan untuk memasang risleting.

Gambar 9.16 Tusuk Jahit Tikam Jejak

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 221


e. Tusuk Jahit Renggang (Tailored Stitch)
Jenis tusukan yang digunakan untuk mengikuti pola yang
menggunakan dua helai kain.

Gambar 9.17 Tusuk Jahit Renggang

f. Tusuk Jahit Pikuer (Pad Stitch)


Jenis tusukan yang digunakan untuk memasang busa pad di
bahu, kain pelapis, dan rambut kuda.

Gambar 9.18 Tusuk Jahit Pikuer

g. Tusuk Jahit Kecil (Holding Stitch atau Running Stitch)


Tusuk ini digunakan untuk membuat kerutan-kerutan pada kain.

Gambar 9.19 Tusuk Jahit Kecil

h. Tusuk Feston (Blanked Stitch)


Jenis jahitan yang biasa digunakan untuk menyelesaikan tiras
pada kampuh dan untuk memasang kancing kait.

Gambar 9.20 Tusuk Jahit Feston

222
222 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
i. Tusuk Flannel (Crossed Stitch)
Jenis tusukan yang digunakan untuk mengobras kain, jahitan
kampuh, dan kelim dari bahan yang lentur.

Gambar 9.21 Tusuk Flannel

j. Understitch (Jahitan Bawah)


Jahitan kain di bawah kelim atau istilah lainnya mengesum.

Gambar 9.22 Understitch

2. Jenis-Jenis Kampuh
Kampuh adalah jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari
suatu kain. Berikut ini beberapa jenis kampuh.

a. Kampuh Buka
Kampuh yang memerlukan kerapian tanpa adanya ketebalan
dan tidak terlihat setikan-setikan di luar kain. Penyelesaiannya
dengan cara digunting, dijahit festoon dengan tangan, diobras,
ataupun dirompok.

Gambar 9.23 Kampuh Buka


Sumber: Sri Listiani (2022)

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 223


b. Kampuh Pipih
Kampuh yang biasa digunakan pada busana balita dan busana
pria. Lebar jahitan ½ atau ¾ cm.

Gambar 9.24 Kampuh Pipih


Sumber: Sri Listiani (2022)

c. Kampuh Sarung
Kampuh yang biasanya digunakan pada kerung lengan kemeja
pria atau busana yang dapat digunakan bolak balik. Lebar
kampuh yang dibutuhkan 1 cm, setelah jadi menjadi 0,5 cm.
Kampuh sarung mempunyai dua garis setikan pada bagian
dalam dan luar kain.

Gambar 9.25 Kampuh Sarung


Sumber: Sri Listiani (2022)

d. Kampuh Balik
Kampuh ini biasanya digunakan untuk jahitan busana anak
dan busana dalam wanita karena menghasilkan jahitan yang
kuat dan rapi. Lebar kampuh yang dibutuhkan 1 cm dan selesai
menjadi 0,5 cm.

Gambar 9.26 Kampuh Balik


Sumber: Sri Listiani (2022)

224
224 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
e. Kampuh Kostum
Kampuh yang digunakan untuk menjahit garis hiasan, bagian
lengan, dan pinggang.

Gambar 9.27 Kampuh Kostum


Sumber: Sri Listiani, (2022)

f. Kampuh Prancis
Kampuh yang menghubungkan dua bagian dengan satu kali
setikan. Kampuh ini hanya digunakan untuk bahan-bahan yang
tipis. Lebar kampuh yang dibutuhkan 1 cm dan setelah selesai
menjadi kecil, yaitu 0,5 cm.

Gambar 9.28 Kampuh Prancis


Sumber: Sri Listiani (2022)

3. Penyelesaian Tepi Pakaian


Penyelesaian (finishing) merupakan proses akhir dari produksi
pakaian. Penyelesaian pakaian terbagi atas penyelesaian bagian
dalam pakaian dan penyelesaian tepi pakaian. Berikut ini
penyelesaian-penyelesaian tepi pakaian.

a. Jahit Rompok
Dijahit dengan menggunakan kain serong atau bis. Diambil
½ cm dari bagian baik kain. Cara penyelesaiannya ialah kain
serong dan pakaian disetik 1 x dengan jarak kira-kira 0,5 cm dari
tepi. Bagian baik kain saling berhadapan. Kain serong dibalik
ke arah bagian buruk kain, lalu dilipat dan dijahit, hasilnya
menjadi 0,5 cm pada bagian baik dan bagian buruk.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 225


Gambar 9.29 Jahit Rompok
Sumber: Sri Listiani (2022)

b. Lapis Depun
Merupakan istilah untuk lapis ke dalam. Cara membuatnya
dengan menggunakan kain serong sebagai depunnya yang
akan terlihat pada bagian buruk kain selebar 1 cm. Dijahit ½ cm
dari 2 kain yang berhadapan. Kain serong dijahit pada bagian
baik kira-kira ½ cm, kemudian dibalik ke bagian buruk, masuk
dari tepi kira-kira 1 cm sehingga kain serong tidak terlihat pada
bagian baik.

Gambar 9.30 Lapis Depun


Sumber: Sri Listiani (2022)

c. Lapis Serip
Penyelesaiannya kebalikan dari depun. Dikerjakan pada bagian
buruk ke bagian bagus. Dapat digunakan sebagai penyelesaian
ataupun hiasan tepi.

226
226 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 9.31 Lapis Serip
Sumber: Sri Listiani (2022)

d. Dilapis Menurut Bentuk Leher Kerah


Kerah merupakan salah satu penyelesaian pakaian yang
pemasangannya pada garis leher. Kerah memiliki berbagai
macam bentuk dan ukuran yang dapat memberikan kesan bagi
pemakainya.

Gambar 9.32 Contoh Kerah Setali


Sumber: Sri Listiani (2023)

e. Kelim
Kelim atau lipat dalam adalah penyelesaian pakaian yang
dilipat mengarah ke bagian dalam pakaian. Lebar kelim yang
terlihat pada bagian buruk kain, dan kelim yang terlihat pada
bagian baik kain. Lebar kampuh yang dibutuhkan untuk setiap
kelim ialah lebar kelim ditambah lipat dalam, umumnya lebar
0,5 cm sampai 0,75 cm.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 227


Terdapat bermacam-macam kelim, yaitu seperti berikut.
1) Kelim Biasa
Dilekatkan dengan tusuk kelim, jalannya serong dan
letaknya rapat.

Gambar 9.33 Kelim Tusuk Balut


Sumber: Sri Listiani (2022)

2) Kelim Kain Tebal


Diselesaikan dengan kumai serong dan tusuk kelim sungsang.

(a)

(b)
Gambar 9.34 (a) Kelim dengan Kumai Serong, (b) Kelim dengan Kelim Sungsang
Sumber: Sri Listiani (2022)

3) Kelim pada Garis Lengkung


Letak kelim ini pada pakaian harus diperhatikan. Jika tidak
ingin kelim menjadi pipih, pada jarak tertentu, dilipat-lipat
kecil. Cara lainnya ialah pada tepi yang akan dilekatkan,
dikerut, dan sisanya dibagi rata.

Gambar 9.35 Kelim pada Garis Lengkung


Sumber: Tangkap Layar Youtube Sumanto Jamblang Studio (2021)

228
228 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
4) Kelim Rol
Melintirkan tepi tiras dengan tangan kiri, tangan kanan
menusuk-nusuk kelim, ini untuk mendapatkan kelim
kecil. Kelim rol biasanya diterapkan pada kain tipis. Dapat
pula dilekatkan sebagai hiasan dengan bentuk lengkung-
lengkungan. Membutuhkan kampuh 0,5 cm.

Gambar 9.36 Kelim pada Kain Tembus Pandang


Sumber: Sri Listiani (2022)

5) Kelim Konveksi
Dibuat dengan jalan dua kali menyetik tepi. Pertama, tiras
dilipat 0,25 cm dan disetik pada tepi lipatan. Tiras digunting
sependek-pendeknya, kemudian dilipat kedua kalinya.
Setik lipatan kedua ini harus menindih tiras yang pertama.
Kelim ini digunakan pada tiap-tiap lajur. Membutuhkan
kampuh selebar 0,5 cm.

Gambar 9.37 Kelim Konveksi


Sumber: Tangkap Layar Youtube Dinda Lyena (2022)

4. Teknik Menjahit Berdasarkan Jenis Bahan


Beberapa teknik menjahit berdasarkan jenis bahan yang perlu
diperhatikan, yaitu seperti berikut.

a. Menjahit Kain yang Tebal


Sebaiknya, sepatu mesin jahit dinaikkan untuk menghindari
terhambatnya gerakan kain ketika dijahit. Perhatikan juga
ukuran jarum. Jarum yang terlalu kecil berisiko patah ketika
digunakan.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 229


b. Menjahit Kain Tipis
Memerlukan ketelitian yang lebih karena biasanya, jika tidak
teliti, akan mengakibatkan jahitan menjadi berkerut, jahitan
melompat-lompat, atau benang yang ikut tertarik. Untuk
menghindari itu semua, gunakan bantuan kertas di bawah kain
yang akan dijahit. Ukuran jarum juga perlu diperhatikan. Pilih
jarum dengan ukuran kecil agar tidak terlihat lubang pada kain.

c. Menjahit Bahan Stretch


Gunakan tusukan yang tidak terlalu kecil, dapat menggunakan
jahitan zig-zag. Jahitan harus searah agar tidak ada bagian kain
yang tertarik. Benang yang digunakan ialah benang sintetis.

C. Menjahit Busana Sederhana


Busana sederhana ialah busana yang praktis, nyaman dipakai, dan
longgar. Biasanya, busana ini digunakan sebagai busana sehari-hari
dengan suasana yang santai. Bahan yang digunakan biasanya bahan
yang menyerap keringat dan nyaman dipakai seperti bahan katun.
Sebelum memulai menjahit busana sederhana, kita perlu
mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Berikut ini alat dan
bahan untuk menjahit busana sederhana.

1. Alat dan Bahan Menjahit Busana Sederhana


Alat dan bahan yang diperlukan untuk menjahit busana sederhana
ialah seperti berikut.

a. Pita Ukur atau Meteran


Digunakan untuk mengukur badan sebelum membuat pola.

b. Kertas Pola
Kertas pola merupakan kertas yang biasa digunakan untuk
membuat pola busana. Biasanya berukuran 100 x 150 cm. Kertas
pola terdapat beberapa jenis. Di pasaran, biasanya diberi nama
kertas kopi, kertas singkong, dan kertas roti.

230
230 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
c. Pensil
Pensil merah, biru, dan hitam untuk membuat pola dan memberi
tanda pola. Pensil merah untuk tanda pola bagian depan dan
pensil biru untuk tanda pola bagian belakang.

Gambar 9.38 Pensil Merah Biru


Sumber: Sri Listiani (2022)

d. Penggaris
Untuk menggambar pola lurus, penggaris lengkung untuk
menggambar bentuk panggul, dan penggaris siku untuk
menggambar bentuk garis leher dan kerung lengan.

e. Gunting
Untuk menggunting pola, gunting kain untuk menggunting
kain yang sudah ditandai pola, dan gunting lancip untuk
menggunting benang.

f. Mesin Jahit
Untuk menjahit kain yang sudah dipotong sesuai pola.

g. Jarum
Jarum yang digunakan ialah jarum mesin yang digunakan
untuk mesin jahit; jarum tangan untuk menjelujur, mengesoom
atau membuat tusuk tikam; jarum pentul untuk menyematkan
pola pada kain sebelum dipotong, menyatukan kain saat akan
dijahit.

h. Benang Jahit
Benang jahit ialah benang yang digunakan untuk menjahiit
pakaian. Benang jahit biasanya terbuat dari bahan alam seperti
kapas, linen, sutra, dan sebagainya. Namun, ada pula yang
terbuat dari serat sintetis seperti rayon, nilon, poliester, dan
sebagainya.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 231


i. Bantalan Jarum
Untuk menyematkan jarum.

Gambar 9.39 Bantalan Jarum


Sumber: Sri Listiani (2022)

j. Kapur Jahit
Untuk memberikan tanda pada kain. Ada 2 macam jenis kapur
jahit, yaitu berbentuk lempengan dan pensil.

Gambar 9.40 Kapur Jahit Pensil Gambar 9.41 Kapur Jahit Lempengan
Sumber: Sri Listiani (2022) Sumber: Sri Listiani (2022)

k. Karbon Jahit
Khusus untuk memberi tanda pola pada bahan/kain (bagian
yang akan dijahit).

l. Rader
Untuk menandai pola digunakan bersama dengan kertas
karbon. Terdapat macam-macam jenis rader, yaitu rader roda
tumpul, biasa digunakan untuk bahan yang agak tebal seperti
katun, sutra, tetoron, dll dan rader bergerigi digunakan untuk
bahan-bahan yang tebal seperti drill, curdoroy, jeans, dll.

232
232 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 9.42 Rader Tumpul Gambar 9.43 Rader Gerigi
Sumber: Sri Listiani (2022) Sumber: Sri Listiani (2022)

m. Pendedel
Untuk membuka jahitan atau memotong benang jelujuran yang
terjahit pada kain atau dapat juga digunakan untuk melubangi
kain sebagai lubang kancing.

Gambar 9.44 Pendedel


Sumber: Sri Listiani (2022)

n. Setrika
Untuk merapikan bagian jahitan yang sudah dijahit agar rapi.

o. Meja Setrika
Untuk memudahkan pada saat menyetrika.

Gambar 9.45 Meja Setrika


Sumber: Sri Listiani (2022)

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 233


2. Langkah Kerja Menjahit Busana Sederhana
Setelah menyiapkan alat dan bahan untuk menjahit busana
sederhana, lakukan hal berikut.

a. Menyiapkan Desain
Siapkan desain busana yang akan dibuat.

Gambar 9.46 Membuat Desain

b. Menganalisis Desain
Di sini kamu dapat menganalisis desain yang telah dibuat.
Tuliskan jenis busana yang dibuat, jenis bahan yang digunakan,
jenis lengan, kerah, garis leher yang akan dibuat, penggunaan
hiasan, garis hias, rok atau celana yang akan dibuat, bukaan
dan juga panjang baju.

c. Mengambil Ukuran Badan

Gambar 9.47 Mengambil Ukuran

234
234 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
d. Membuat dan Memotong Pola
Buat pola sesuai desain, kemudian potong pola.

Gambar 9.48 Membuat Pola dan Memotong Pola

e. Meletakkan Pola di Atas Kain


Pertama, letakkan pola yang berukuran besar mengikuti arah
serat kain, kemudian baru letakkan pola-pola yang berukuran
kecil.

Gambar 9.49 Meletakkan Pola di Atas Kain

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 235


f. Memotong Kain
Potong kain sesuai pola dengan menambahkan kampuh sisi
badan, sisi lengan dan bahu 1,5 cm, kampuh kerung lengan
dan kerung leher 1 cm, kampuh bawah lengan 2 cm, bawah
baju 4 cm. Berikan kampuh 3 cm pada tengah belakang untuk
memasang ritsleting.

Gambar 9.50 Memotong Kain Sesuai Pola

g. Memberikan Tanda Pola


Berikan tanda pola menggunakan kertas karbon dan rader.

Gambar 9.51 Memberi Tanda Pola dengan Karbon dan Rader

h. Menyatukan Bagian Badan


Sebelum dijahit, satukan sisi badan depan dengan sisi belakang,
bahu bagian depan dan belakang menggunakan jarum pentul
untuk mendapatkan ketepatan jahitan sesuai tanda pola.

236
236 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 9.52 Menyatukan Sisi Badan

i. Menyatukan Sisi Lengan

Gambar 9.53 Menyatukan Sisi Lengan

j. Mengobras Sekeliling Baju


Obras sekeliling baju (kecuali garis leher dan kerung
lengan), lengan yang sudah disatukan bagian sisinya untuk
menghilangkan tiras-tiras kain dan depun.

Gambar 9.54 Mengobras

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 237


k. Menyelesaikan Bagian Belakang
Jika menggunakan bukaan di belakang, selanjutnya pasang
ritsleting atau kancing pada bagian belakang baju.

Gambar 9.55 Menjahit Memasang Resleting

l. Memasang Lengan
Memasang lengan dengan menyatukan lengan pada badan.

Gambar 9.56 Menjahit Lengan

m. Mengobras Kampuh Lengan


Obras satukan kampuh lengan dengan kampuh kerung lengan.

238
238 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Gambar 9.57 Mengobras Menyatukan Kampuh Lengan dengan Kampuh Kerung Lengan

n. Memasang Depun
Pasang depun pada bagian garis leher, setelah sebelumnya
berikan lapisan viselin pada depun.

Gambar 9.58 Menjahit Lapisan Depun

o. Mengelim
Kelim depun, bawah lengan, dan bawah baju.

Gambar 9.59 Mengelim

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 239


p. Menyetrika
Setrika baju yang sudah selesai dijahit.

Gambar 9.60 Menyetrika Baju yang Sudah Selesai

Untuk mendapatkan jahitan yang rapi, selalu setrika setiap


selesai melakukan penjahitan di setiap bagian.

Ayo, Beraksi!

Aktivitas 9.5
Secara individu, silakan kamu mempersiapkan alat dan bahan untuk
menjahit busana sederhana, kemudian menjahit busana sederhana
dengan menerapkan standar kualitas dan finishing hasil jahitan.
Jika busana sudah jadi, lakukanlah pengecekkan standar kualitas
dan finishing hasil jahitan busana tersebut secara berkelompok

3. Standar Kualitas dan Penyelesaian Hasil Jahitan

Ayo, Berdiskusi!

Aktivitas 9.6
Secara berkelompok, carilah dari berbagai sumber mengenai
standar-standar kualitas dan finishing hasil jahitan, kemudian
pelajari dan diskusikan!

240
240 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Standar kualitas adalah ukuran kualitas sebuah produk jahit untuk
mencapai standar mutu yang sudah ditetapkan. Maka, diperlukan
kontrol kualitas (quality control (QC)) untuk menjamin produk
yang dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
memuaskan konsumen. Kontrol kualitas pada proses jahit biasanya
meliputi warna benang, hasil jahitan yang tidak mengerut, aksesoris,
mean label, dan ukuran sesuai dengan standar.
Kontrol kualitas pada proses penyelesaian (finishing)
meliputi setrika, pengecekan hasil pakaian setelah disetrika,
pengelompokan pakaian, dan packing sesuai worksheet. Adapun
prosedur pemeriksaan proses penyelesaian ialah pakaian jadi
diterima dari bagian penjahitan, cek style, jahitan dan ukuran,
cek hasil setrika: jika ditemukan cacat, pakaian dikembalikan ke
bagian packing untuk diperbaiki. Memisahkan antara pakaian
yang cacat minor dan cacat mayor, mencatat hasil cacat minor dan
cacat mayor untuk dimasukkan pada grade. Langkah berikutnya
ialah dipertanggungjawabkan jumlah pakaian yang diterima untuk
diketahui oleh pimpinan, dan cek packing sesuai dengan worksheet.
Pada busana sederhana, standar kualitas dan penyelesaian dapat
dilakukan pada pemeriksaan hasil jahitan, ukuran, desain, hasil
setrikaan, dan packing.

Asesmen

1. Mandiri
Siapkanlah alat dan bahan untuk membuat busana sederhana.
Mulailah membuat desain busana sederhana, buatlah polanya, lalu
jahit dengan menggunakan teknik sesuai dengan jenis bahan yang
digunakan. Terapkan juga standar kualitas dan finishing hasil jahitan!

2. Kelompok
Bentuklah kelompok 3-4 orang. Periksalah hasil jahitan busana
sederhana dari setiap anggota kelompok sesuai standar kualitas
dan finishing. Catat setiap kekurangan dan berikan masukan!

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 241


3. Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Bagaimana jarak antara kursi dan meja jahit pada sikap kerja
saat menjahit?
2. Pada saat inspeksi, disarankan menghindari posisi
membungkuk. Hal ini untuk menghindari ….
3. Mesin yang dirancang untuk memudahkan dan mempercepat
menjahit disebut ….
4. Bagian mesin jahit yang berfungsi untuk mendorong maju kain
yang sedang dijahit dinamakan ….
5. Sebutkan jenis-jenis mesin penyelesaian dan fungsinya!
6. Bagaimana cara mengatasi benang jahit atas yang sering putus?
7. Jelaskan jenis-jenis tusukan!
8. Kampuh yang biasa digunakan untuk jahitan busana anak
adalah ….
9. Sebutkan alat dan bahan untuk menjahit!
10. Jelaskan standar kualitas finishing hasil jahitan!

Pengayaan

Untuk memperkaya kemampuan kamu dalam menjahit, teruslah


berlatih dimulai dari jahitan-jahitan dasar seperti menjahit lurus,
kemudian amati hasil jahitannya. Jika dirasa kurang sempurna, kamu
dapat mengecek keadaan mesin jahit dan memperbaikinya seperti
yang sudah dijelaskan di materi sebelumnya.

Refleksi

Pada Bab IX ini, kamu sudah mempelajari mengenai Teknik Dasar


Menjahit yang meliputi sikap kerja dalam menjahit, mengoperasikan
dan memperbaiki mesin jahit dan mesin penyelesaian, teknik jahit

242
242 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
berdasarkan jenis bahan, standar dan kualitas finishing, mempersiapkan
alat dan bahan untuk menjahit busana sederhana, serta menjahit
busana sederhana.
Yuk, refleksikan dirimu dengan memberikan tanda centang ()
dalam kolom “Ya” atau “Tidak” untuk setiap pernyataan di bawah
ini sesuai dengan yang kamu rasakan sebenarnya. Kerjakan di buku
tugasmu.
Tabel 9.1 Refleksi Teknik Dasar Menjahit

No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya mampu menjelaskan sikap kerja dalam menjahit.
Saya mampu mengoperasikan mesin jahit dan mesin
2.
penyelesaian.
Saya mampu memperbaiki mesin jahit dan mesin
3.
penyelesaian.
Saya mampu mempraktikkan teknik menjahit sesuai
4.
dengan jenis-jenis bahan.
Saya mampu mempersiapkan bahan menjahit busana
5.
sederhana.

6. Saya mampu menjahit busana sederhana.

Saya mampu menerapkan standar kualitas dan finishing


7.
hasil jahitan.

Bab IX Teknik Dasar Menjahit 243


A couturier must be an architect for
design, a sculptor for shape, a painter
for color, a musician for harmony, and
a philosopher for temperance.

- Cristobal Balenciaga -

244
244 Dasar-Dasar Busana untuk SMK/MAK Kelas X
Glosarium

alat pelindung diri : alat yang digunakan sebagai perlindungan yang


efektif terhadap jenis bahaya
atelier : rumah mode atau tempat untuk mengolah mode
pakaian
asimetris : tidak seimbang
aksesoris : barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan
pemanis busana
asosiasi : persatuan antar-rekan usaha
adibusana : busana eksklusif untuk wanita yang dirancang
oleh perancang terkemuka
busana : segala sesuatu yang dikenakan pada tubuh, baik
dengan maksud melindungi tubuh maupun
memperindah penampilan tubuh
boutique : toko yang menjual pakaian jadi lengkap dengan
aksesorinya
bahaya : situasi yang berpotensi menyebabkan terjadinya
kerugian dan mengancam kesehatan dan
keselamatan
branding : kegiatan untuk berkomunikasi kepada konsumen
bertujuan untuk mendapatkan respons dan citra
yang baik dari konsumen yang dilakukan oleh
perusahaan, organisasi ataupun individu
brand : jati diri dari sebuah produk
business plan : rancangan pelaksanaan usaha secara utuh
designer : perancang
distro : distribution store/toko distribusi, yang
bisa diartikan sebagai toko yang khusus
mendistribusikan produk dari mereka sendiri.
Biasanya, distro hanya memproduksi suatu item
dengan jumlah terbatas (limited)

245
draping : teknik pembuatan pola dengan cara membentuk
dan menggunting bahan belaco tipis maupun
bahan busana yang akan digunakan lansung
pada model atau boneka jahit
desain : rancangan
DNA brand : brand soul, brand mantra, atau titik berangkat
depun : teknik penyelesaian tepi kain sekaligus hiasan
entrepreneur : seseorang yang melakukan proses menciptakan
sesuatu yang baru agar bisa bernilai tambah
dalam ekonomi
ekosistem : keanekaragaman suatu komunitas dan
lingkungannya
empire : garis horizontal pada busana
estetika : cabang filsafat yang menelaah dan membahas
tentang seni dan keindahan serta tanggapan
manusia terhadapnya
etnik : berhubungan dengan kelompok sosial atau
kebudayaan yang mempunyai arti atau
kedudukan tertentu
ergonomis : mampu menjamin kenyamanan
factory outlet : istilah yang dipakai untuk toko pakaian yang
menjual pakaian jadi dengan brand/merk yang
terkenal dan merupakan (kebanyakan) pakaian
sisa ekspor dengan kualitas yang berbeda-beda
fashion designer : profesi di bidang busana yang pekerjaannya
merancang busana, baik untuk industri maupun
untuk personal
fashion journalist : seseorang yang memiliki pekerjaan meliput dan
membuat laporan tentang berbagai fenomena
dalam dunia fesyen
fashion stylist : pengarah gaya merupakan sebutan untuk
seseorang yang bertugas menentukan konsep
berpakaian untuk klien supaya tampil
mempesona

246
246
geometris : bentuk-bentuk yang dapat diukur
hypebeast : sesuatu yang sedang naik daun
harmoni : perpaduan yang serasi
industri garmen : sebuah bisnis usaha yang bergerak di bidang
pembuatan pakaian jadi dalam skala besar yang
dikelola dengan sistem manajemen dan juga
sistem administrasi yang terstruktur dengan baik
ide : rancangan yang tersusun di dalam pikiran
ilustrasi : gambar, desain, atau diagram untuk penghias
(halaman sampul dan sebagainya)
ilustrator : orang yang membuat ilustrasi
inovasi : penemuan baru yang berbeda dari yang sudah
ada atau yang sudah dikenal sebelumnya
(gagasan, metode, atau alat)
kampuh : jarak antara garis pola atau jahitan dan tepi
potongan kain
konveksi : usaha bidang busana jadi secara besar-besaran
atau secara massal, dengan kualitas busana
menengah ke bawah
kontemporer : pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada
masa kini
kesehatan dan : segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan kerja keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan
keadaan darurat : suatu yang tidak tersangka-sangka dan
merupakan keadaan bahaya yang memerlukan
penanggulangan segera agar tidak sampai terjadi
kecelakaan
kelim : lipatan jahitan di tepi kain
kolase : komposisi artistik yang dibuat dari berbagai
bahan (dari kain, kertas, kayu) yang ditempelkan
pada permukaan gambar
luwes : tidak kaku

247
look : tampilan yang diadaptasi dari gaya atau style
merchandiser : orang yang pekerjaannya memastikan produk
fesyen dengan jumlah dan harga yang tepat
selalu tersedia di toko
modiste : wanita yang ahli dalam membuat pakaian wanita
mode : yang terbaru pada suatu waktu tertentu (tentang
pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dan
sebagainya)
monokrom : berwarna tunggal
moodboard : kumpulan gambar dalam satu bidang untuk
tujuan desain
motif : pola atau corak
marketing : proses memasarkan produk atau mengenalkan
produk kepada masyarakat dengan menggunakan
berbagai macam teknik, dengan tujuan produk
tersebut diminati masyarakat luas
netral : tidak berwarna
pattern maker : orang yang terlatih membuat pola dari desain
yang diberikan oleh fashion designer
peluang usaha : semua ide bisnis, prospek, perencanan, ataupun
kesempatan lain untuk suatu usaha yang sedang
dikembangkan atau akan dimulai
pasar : bertemunya kekuatan penjual dan pembeli
sehingga menimbulkan transaksi, bertemunya
penjual dan pembeli tidak langsung secara fisik,
tetapi menggunakan berbagai media komunikasi
pattern : pola
pola : potongan kain atau potongan kertas yang
digunakan sebagai contoh dalam membuat
busana ketika akan digunting.
pinggang : bagian tubuh antara perut dan dada
panggul : pangkal paha

248
248
proporsi : perbandingan
princess : garis vertikal pada busana
rok : baju perempuan bagian bawah
rangka : tulang-tulangan (tubuh, barang, rumah, dan
sebagainya)
skala : alat mengambil ukuran pada pembuatan pola
kecil
segmentasi pasar : membagi pasar menjadi kelompok-kelompok
kecil dengan kebutuhan, karakteristik, atau
perilaku berbeda yang mungkin memerlukan
produk atau bauran pemasaran itu sendiri
serip : hiasan penyelesaian atau hiasan tepi dengan
menggunakan lapisan menurut bentuk
siklus : putaran waktu yang di dalamnya terdapat
rangkaian kejadian yang berulang-ulang secara
tetap dan teratur
style : gaya busana
technopreneur : bagian dari ekonomi kreatif, ekonomi digital,
bisnis online, dan tentu saja bagian dari
entrepreneur
technopreneurship : jiwa dan semangat technopreneur, technoprene-
nurship merupakan bagian dari entrepreneurship
teknologi : seluruh sarana untuk menyediakan segala
hal yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia
tekstil : bahan pakaian
tengkuk : leher bagian belakang
torso : bagian tubuh dari bahu sampai panggul tanpa
lengan dan kaki
tren : cara berpakaian yang selalu up to date dan
mengikuti perkembangan zaman
unisex : bisa digunakan oleh pria ataupun wanita

249
wirausaha : orang yang membuat suatu produk atau jasa
menentukan bagaimana cara membuatnyai,
menyusun operasi untuk mengadakan produk
baru hingga mengatur permodalan serta
pemasarannya
yoke : garis atau potongan baju di atas dada

250
250
Daftar Pustaka

Daftar Buku
Adi Sulistyo Nugroho, Digital Marketing: Teori dan Implementasi
(Tinjauan Praktisi Digital Marketing). Jakarta: GUEPEDIA, 2020.
Ajabar. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Grup Penerbit
CV Budi Utama, 2020.
Ali Nugraha. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.
Bandung: JILSI Foundation, 2008.
Arifah Riyanto. Desain Busana. Bandung: Yapemdo, 2003.
Arifah Riyanto. Bahan Ajar Dasar Desain. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2009.
Arifah Riyanto. Teori Busana. Bandung: YAPEMDO Bandung. 2003.
Arif Rakhman Kurniawan. Dasar-Dasar Marketing. Yogyakarta: Anak
Hebat Indonesia, 2018.
Bambang Irawan and Priscilla Tamara. Dasar- Dasar Desain Untuk
Arsitektur, Interior- Arsitektur, Seni Rupa, Desain Produk
Industri, Dan Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Griya Kreasi,
2013.
Chodijah & Moh. Alim Zaman. Desain Mode. Depok: Meutia Cipta Sarana,
2001.
Dodi Siregar, dkk. Technopreneurship: Strategi dan Inovasi. Medan:
Yayasan Kita Menulis, 2020.
Drudi Elisabetta & Paci Tiziana. Figure Drawing For Fashion Design.
Amsterdam: The Pepin Pres BV, 2010.
Dwijanti. Dasar Teknologi Menjahit II. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013.
Elin Karlina. Teknik Mengambil Ukuran Badan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2005.
Elizabeth Wilson. Adorned in Dreams Fashion and Modernity. New
Jersey: Rutgers University Press, 2003.

251
Emy Budiastusi. Modul Teknik Menjahit. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2019.
Eri Novida. Dasar Pola I. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013.
Ernawati, dkk. Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.
Farihah, dkk. Konstruksi pola. Grobogan: Sarnu untung. 2022.
Hartoko. Rahasia Cepat Mahir Photoshop dan CorelDraw. Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2015.
Helmon Hoesein. Manajemen Produksi Busana. Jakarta: Pandan Prima,
2008.
Iffat Amalia & Husna Widyani. Tailor Handbook: Menjahit Itu Gampang.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015.
Imam Tahyudin, dkk. Technopreneurship. Banyumas: Zahira Media
Publisher, 2022.
International Labour Organization. Safety and health in textiles, clothing,
leather and footwear. Switzerland: ILO, 2021.
Masjuli, dkk. 2019. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Berbasis SNI ISO 45001:2018. Tangerang Selatan: Badan
Standardisasi Nasional, 2019.
Mila Amalia. Seni Pintar Menjahit. Surabaya: Genta Group Production,
2017.
Noerharyono. Modul Komputer Desain. Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta, 2012.
Noerharyono & Melly Prabawati. RPKPS Menggambar Mode. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta, 2011.
Porrie Muliawan. Dasar-dasar Teknik Dasar Jahit-Menjahit. Jakarta:
Libri, 2006.
Porrie Muliawan. Menggambar Mode dan Mencipta Busana Wanita.
Jakarta: Libri, 2013.
Sri Prihati, Dasar Teknologi Menjahit I. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013.

252
252
Putri, Debi Eka, dkk. Brand Marketing. Bandung: Widina Bhakti Persada
Bandung, 2021.
Rambat Lupiyoadi & Kurniawan. Technopreneurship. Jakarta : Salemba
Empat, 2019.
Sadjiman Ebdi Sanyoto. Dasar-dasar Tata Rupa & Desain (Nirmana).
Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005.
Sardjana Orba Manullang. Digital Marketing: Konsep dan Strategi.
Bandung: Penerbit Insania, 2021.
Sudarso Andrias, dkk. Manajemen Merek. Jakarta: Yayasan Kita Menulis,
2020.
Sulasmi Darmaprawira. Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni dan
Desain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
LembagaPendidikan Tenaga Pendidikan, 1989.
Tim Pengembangan Technopreneur ITS. Technopreneur. Surabaya:
Instutut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, 2015.
Tim Penyusun Pusat Data dan Sistem Informasi, Statistik Ekonomi Kreatif
2020. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, 2020.
Tim Studi dan Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif. Ekonomi Kreatif:
Rencana Pengembangan MODE Nasional 2015-2019. Jakarta: PT.
Republik Solusi, 2015.
Wancik. Bina Busana Petunjuk Lengkap Penyelesaian Jahitan Pakaian
Wanita (Finishing). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Widihastuti. Merchandising di Industri Garmen. Yogyakarta: UNY Press,
2017.
Winwin Wiana. Busana Industri. Bandung: Penerbit Indonesia Emas
Group, 2022.

Jurnal
Chanifathin Nidia and Ratna Suhartini. “Dampak Fast Fashion Dan
Peran Desainer Dalam Menciptakan Sustainable Fashion.” Jurnal
Online Tata Busana. Vol 9 no. 2 (2020): 157–66. https://ejournal.
unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-busana/article/view/35921

253
Debatin, dkk, “Facebook and Online Privacy: Attitudes, Behaviors,
and Unintended Consequences.” Journal of Computer-Mediated
Communication, Volume 15, (2009): 83–108 https://academic.
oup.com/jcmc/article/15/1/83/4064812
Jones, Amelia. “Clothes Make the Man’: The Male Artist as a Performative
Function.”, Oxford Art Journal 18, no.2 (1995). https:// www.
jstor.org/stable/1360550
Majeed, M. A., & Rupasinghe, T. D., “Internet of Things (IoT) Embedded
Future Supply Chains for Industry 4.0: An Assessment from
an ERP-based Fashion Apparel and Footwear Industry.”
International Journal of Supply Chain Management.
Vol 6 no. 1 (2017): 25-40. https://scholar.google.co.id/
sholar?q=Majeed,+M.+A.,+%26+Rupasinghe,+T.+D.,&hl=en&as_
sdt=0,5&as_vis=1&scisig=49lNZP3NJ66I6rQPpqij-AY&dts=D_
ZddegiqbYJ&pli=1
Titin Prihatini and Shelly Mutiara Kusumasari. “Perancangan Busana
Casual Wanita dari Bahan Jumputan Dipadu Bahan Lurik.”
Jurnal Socia Akademika. Vol 6 no.1 (2020). https://aks-akk.e-
journal.id/jsa/article/view/53
Stacy Mamentu, dkk.. “Analisis Strategi Bauran Pemasaran Berdasarkan
Posisi Siklus Hidup Produk Smartphone Samsung di Kota
Manado.” Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 1 no. 1 (2018). https://
media.neliti.com/media/publications/269357-analisis-strategi-
bauran-pemasaran-berda-a4982274.pdf
Vertica Bhardwaj & Ann Fairhurst. “Fast fashion: response to changes in
the fashion industry” The international review of retail, distribu-
tion and consumer research, Volume 20, (2010): 165-173. https://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09593960903498300
Wenti Krisnawati, “Pelatihan Personal Branding Dan Product Branding
Pada Karang Taruna Dalam Meningkatkan Pemasaran Serta
Penjualan Produk Umkm Desa Klangonan Gresik” Journal of
Community Service Volume 3 no. 3 (2021). http://journal.umg.
ac.id/index.php/dedikasimu/article/view/3011

254
254
Artikel Daring
Aan Ardian. “Handout Perawatan dan Perbaikan Mesin.” Yogyakarta.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304811/pendidikan/2c-
handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin.pdf
Afkarina & Anwar. “Analisis PLC (Product Life Cycle) pada Home
Industry Tas pada Riin Bag Kecamatan Rambipuji Jember.”
Jember, 2019. http://repository.unmuhjember.ac.id/6451/1/
artikel%20karina.pdf
Cecillia Amanda Lee. “Implementasi Teknologi dalam Industri
Fashion.” Jakarta Binus University, 2022. https://student-activity.
binus.ac.id/himtri/2022/01/20/implementasi-teknologi-dalam-
industri-fashion/
Clara Enocensia, , “Inilah Potret Perubahan Tren Fashion Dari Masa Ke
Masa.” Jakarta, 2022. https://highend-magazine.okezone.com/
read/inilah-potret-perubahan-tren-fashion-dari-masa-ke-masa-
9q15Qz
Ferdian Eka Purnomo Putra.” Sikap Wirausaha Siswa Kelas XI Jurusan
Tata Busana di SMK N 3 Klaten.” Yogyakarta. 2019. https://
eprints.uny.ac.id/65904/
Ghina Sabrina. “Inilah Dua Kepala Di Balik Akun Instagram Paling
Disegani Brand Fashion Dunia.” Jakarta. 2018. https://www.
whiteboardjournal.com/ideas/inilah-dua-kepala-di-balik-akun-
instagram-paling-disegani-brand-fashion-dunia/
Muchlisin Riadi. “Segmentasi Pasar (Pengertian, Tujuan, Dasar,
Tahapan dan Hambatan).” 2019, https://www.kajianpustaka.
com/2019/12/segmentasi-pasar-pengertian-tujuan-dasar-
tahapan-dan-hambatan.html
Nadia Fauzia and Shaza Dzulkifly,“10 Outstanding Indonesian Fashion
Designers.” Jakarta, 2020. https://indonesiadesign.com/story/10-
outstanding-indonesian-fashion-designers
Nur Jamal Shaid. “Apa Itu Segmentasi Pasar: Pengertian, Jenis,
dan Manfaatnya”. 2022. https://money.kompas.com/
read/2022/05/17/205119426/apa-itu-segmentasi-pasar-
pengertian-jenis-dan-manfaatnya?page=2

255
Rifkha Annisa Nirmala Adialul Fikri Dan Zaki Baridwan. “Analisis
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Individu Pengguna
E-Commerce Tokopedia Untuk Melakukan Pembelian Online.”
Malang, 2022. https://jimfeb.ub.ac.id
Silmi Nurul Utami. “Peluang Usaha: Pengertian, Kriteria, Cara, dan
Penyebabnya.” Jakarta, 2021. https://www.kompas.com/skola/
read/2021/06/16/174526269/peluang-usaha-pengertian-kriteria-
cara-dan-penyebabnya?page=all
Wijiastuti, dkk. “Pelatihan Memelihara Alat Jahit (Maintenance & Repair)
Kelurahan Malasom Kabupaten Sorong.” Papua Universitas
Muhammadiyah Sorong, 2020. https://ejournal.um-sorong.ac.id/
index.php/pjcs/article/view/1236/667
www.kumparan.com.“Mengenal Apa Itu Fast Fashion, Ciri-Ciri, dan
Dampak yang Ditimbulkan.” Jakarta, 2022. https://kumparan.
com/berita-hari-ini/mengenal-apa-itu-fast-fashion-ciri-ciri-dan-
dampak-yang-ditimbulkan-1yaUukcq1P3/full
Yudith Kindangen. “10 Desainer Fashion Indonesia Paling
Berpengaruh.” Jakarta, 2019. https://harpersbazaar.co.id/
articles/read/4/2019/6646/10-desainer-fashion-indonesia-
paling-berpengaruh-

Prossiding
Laetitia Dari. “Third party stakeholders: The key to coopetition
strategies in the ready-to-wear sector?.” International Review
of Business Research Papers, vol 6 no.1 (2010): 597-618. https://
www.researchgate.net/publication/242284741_Third_Party_
Stakeholders_The_Key_To_Coopetition_Strategies_In_The_
Ready-To-Wear_Sector
Gudiel, Kiara Carranza, Rob Kim Marjerison, and Yuxi Zhao, “Scope for
Sustainability in the Fashion Industry Supply Chain: Technology
and Its Impact.” IGI Global Chapter 5 (2021). https://www.igi-
global.com/chapter/scope-for-sustainability-in-the-fashion-
industry-supply-chain/272286
S Jain, J Bruniaux, X Zeng & P Bruniaux, “Big Data in Fashion Industry.”
IOP Conference Series: Materials Science and Engineering vol
254 no.15 (2017). https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757-
899X/254/15/152005

256
256
Putra, K. S., & Sari, U. R. “Pemanfaatan Teknologi 3D Printing Dalam
Proses Desain Produk Gaya Hidup.” Seminar Nasional Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi, (2018): 917-922. http://
repository.ubaya.ac.id/32680/

Daftar Kredit Gambar


https://tekno.kompas.com/image/2018/03/22/09070997/zuckerberg-
akhirnya-angkat-bicara-soal-kebocoran-data-facebook pada 6
Oktober 2022.
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:William_Tanuwijaya_1.jpg pada 6
Oktober 2022.
https://www.bergencountyreview.com/archives---stories/a-fashion-
stylist-for-a-new-age pada 6 Oktober 2022.
https://esmodjakarta.com/wp-content/uploads/2018/11/
merchandising_2.jpg pada 6 Oktober 2022.
https://work.chron.com/skills-creative-director-fashion-16930.html
pada 6 Oktober 2022.
https://money.kompas.com/image/2020/03/13/100700926/87-tahun-
berkiprah-ini-rahasia-wong-hang-tailor-tetap-eksis-di-
industri?page=2 pada 6 Oktober 2022.
https://redstone.com.cn/UpFiles/Image/2017-01/021028322.jpg pada 6
Oktober 2022.
https://www.popbela.com/fashion/style-trends/hafidhza-putri-andiza/
kate-spade-new-york-buka-butik-konsep-terbaru-yang-bright-
bold pada 6 Oktober 2022.
https://cdn-asset.jawapos.com/wp-content/uploads/2019/01/industri-
garmen-dan-sepatu-minta-dukungan-pemerintah-merelokasi-
pabrik_m_227670.jpg pada 6 Oktober 2022.
https://www.sakae-trading.co.jp/design/jpg/product/km/ks-au_v.jpg
pada 9 Oktober 2022.
https://www.sakae-trading.co.jp/design/jpg/product/km/rs-100n.jpg
pada 9 Oktober 2022.
https://pdf.directindustry.com/pdf/rexel/band-knife-machines-
rexel/118509-469621-_2.html pada 9 Oktober 2022.

257
https://www.summa.com/media/rewhervv/l-series-brochure-en.pdf
pada 9 Oktober 2022.
https://www.mikirbae.com/2016/08/macam-macam-mesin-jahit-
industri.html pada 9 Oktober 2022.
https://www.gct-online.co.uk/products-and-services/die-cutting-presses
pada 18 Februari 2023.
https://thedesignfiles.net/2012/10/interview-sophie-holt-creative-
director-country-road/ pada 2 April 2023.
https://www.bukalapak.com/p/elektronik/elektronik-lainnya/2786ih2-
jual-sp-singer-jkb-15-cl-class-mesin-jahit-manual-tradisional-
klasik-full-set
https://www.singersurabaya.com/product/mesin-jahit-singer-
fashionmate-3333/
https://www.olx.co.id/item/mesin-jahit-juki-ddl-8100e-servo-
iid-874328537
https://shopee.co.id/1-set-isi-23-sepatu-mesin-jahit-highspeed-juki-
typical-industri-i.491419378.7896906308
https://www.designartmagazine.com/2019/07/antonio-grimaldi-paris-
couture-fall-2019.html
https://www.youtube.com/watch?v=1qXnAoWBVpE
https://www.youtube.com/watch?v=vPjwegCOSmE
https://www.youtube.com/watch?v=NY0_1xOmj6U
https://www.youtube.com/watch?v=rjhhDztjACc
https://www.fesyendesign.com/belajar-menyiapkan-mesin-jahit/

258
258
Index

A 207, 208, 214, 216, 224, 230, 233, 234,


240, 241, 242, 243, 245, 246, 247, 248,
Achmad Zaky 6, 259 249, 259
adibusana 18, 41, 245, 259
aksesoris 20, 133, 165, 170, 241, 245, 259
C
aplikasi 7, 85, 86, 87, 88, 91, 106, 107, 108,
129, 169, 170, 171, 178, 179, 259 Catherine Hindra Sutjahyo 6, 259

asimetris 115, 122, 134, 245, 259


asosiasi 34, 35, 36, 47, 245, 259 D
atelier 17, 245, 259 darurat 147, 148, 156, 247, 259
depun 226, 237, 239, 246, 259

B desain 9, 10, 11, 31, 35, 37, 41, 45, 52, 53,
55, 61, 66, 69, 70, 71, 72, 73, 77, 81, 84,
bahaya 144, 145, 146, 147, 149, 159, 245, 85, 86, 91, 106, 107, 108, 110, 111, 112,
247, 259 113, 114, 115, 116, 117, 120, 121, 122,
belakang 15, 22, 73, 77, 84, 92, 101, 102, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 131,
103, 106, 184, 185, 187, 189, 190, 192, 132, 135, 136, 137, 141, 150, 153, 165,
193, 194, 195, 197, 198, 199, 200, 213, 169, 170, 171, 174, 175, 179, 184, 185,
218, 230, 236, 238, 249, 259 207, 234, 235, 241, 246, 247, 248, 259

Berrybenka 6, 259 designer 10, 25, 36, 41, 47, 69, 109, 111,
136, 179, 245, 246, 248, 259
boutique 19
DNA 23, 50, 54, 55, 66, 246, 259
brand 6, 9, 20, 23, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 60,
62, 66, 176, 245, 246, 255, 259 draping 185, 191, 246, 259

branding 50, 51, 52, 53, 54, 66, 245, 259


Bukalapak 6, 259 E
busana 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, ekosistem 25, 26, 27, 28, 29, 34, 37, 48, 246,
14, 15, 17, 18, 19, 20, 23, 26, 28, 29, 35, 259
36, 39, 41, 42, 43, 45, 47, 48, 49, 58, 61,
empire 115, 246, 259
64, 66, 69, 70, 71, 72, 73, 77, 81, 84, 85,
86, 91, 92, 106, 107, 110, 111, 112, 113, entrepreneur 3, 4, 5, 52, 246, 249, 259
114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121,
122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, ergonomis 208, 246, 259
131, 132, 133, 135, 136, 137, 139, 140, estetika 39, 41, 46, 246, 259
141, 142, 144, 145, 146, 147, 148, 149,
150, 151, 153, 156, 157, 158, 159, 160, etnik 133, 246, 259
161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 169, etnik 42
170, 171, 172, 173, 174, 175, 176, 179,
181, 184, 185, 186, 191, 196, 204, 206,

259
F kesehatan 141, 142, 143, 146, 245, 247, 260

Facebook 5, 61, 251, 259 keselamatan 140, 141, 142, 143, 146, 245,
247, 260
fashion stylist 7
kewirausahaan 2, 21, 23, 35, 260
kolase 129, 130, 131, 136, 137, 247, 260
G konstruksi 11, 182, 185, 190, 191, 194, 198,
garmen 11, 21, 38, 112, 142, 150, 151, 152, 260
153, 160, 172, 210, 216, 247, 257, 259 konveksi 19, 247, 260
geometris 80, 116, 118, 125, 133, 134, 247, konveksi 20, 214, 228
259

L
H
lengan 76, 92, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 106,
harmoni 121, 247, 259 114, 185, 186, 188, 189, 190, 200, 201,
202, 208, 209, 210, 224, 225, 231, 234,
236, 237, 238, 239, 249, 260
I look 110, 111, 131, 134, 135, 136, 137, 248,
ide 5, 6, 12, 14, 30, 31, 112, 127, 128, 129, 260
247, 248, 260 luwes 113, 119, 247, 260
ilustrasi 70, 71, 72, 73, 79, 85, 91, 107, 108,
170, 247, 260
industri 6, 10, 11, 12, 13, 18, 21, 25, 26, 27, M
28, 29, 30, 31, 34, 35, 37, 38, 39, 43, 44, marketing 29, 38, 50, 51, 56, 57, 58, 59, 60,
45, 46, 47, 48, 49, 64, 65, 66, 85, 140, 61, 66, 248, 260
142, 150, 151, 152, 154, 156, 157, 158,
159, 160, 162, 163, 164, 165, 167, 169, Mark Zuckerberg 5, 260
171, 172, 179, 210, 212, 214, 216, 246, media 5, 11, 28, 29, 34, 38, 54, 58, 59, 61, 72,
247, 257, 260 86, 112, 164, 170, 248, 257, 260
inovasi 31, 66, 165, 247, 260 merchandiser 8, 9, 153, 248, 260
mode 10, 12, 13, 19, 25, 26, 27, 28, 29, 30,
31, 32, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43,
J 44, 45, 46, 47, 48, 73, 86, 111, 158, 172,
Jason Lamuda 6, 260 173, 175, 245, 248, 260

journalist 10, 246, 260 modiste 15, 17, 18, 19, 248, 260
monokrom 40, 248, 260
moodboard 129, 248, 260
K
motif 86, 113, 117, 118, 133, 134, 145, 169,
kampuh 220, 221, 222, 223, 224, 225, 227, 170, 248, 260
228, 236, 238, 247, 260
kecelakaan 142, 143, 146, 147, 148, 208,
216, 247, 260 N
kelim 214, 216, 223, 227, 228, 247, 260 netral 81, 83, 219, 248, 260
kepribadian 2, 7, 10, 11, 23, 28, 32, 38, 53,
260
260
260
P style 32, 40, 110, 111, 131, 132, 133, 134,
135, 136, 137, 176, 241, 248, 249, 257,
panggul 73, 74, 75, 76, 79, 80, 96, 100, 104, 261
105, 120, 122, 123, 184, 186, 188, 195,
197, 202, 203, 231, 248, 249, 260 SWOT 17, 23, 261

pasar 2, 8, 14, 22, 32, 34, 43, 50, 53, 56, 60,
61, 62, 63, 64, 66, 157, 171, 173, 174,
248, 249, 254, 260 T
pattern 10, 71, 113, 153, 158, 248, 260, 191 tailor 15, 17, 19, 256, 261

pelindung 3, 143, 144, 145, 159, 245, 260 technopreneur 159

peluang 1, 2, 3, 14, 15, 16, 17, 23, 31, 248, teknologi , 1, 3, 4, 5, 16, 25, 29, 39, 49, 69,
255, 260 85, 86, 109, 139, 141, 150, 25, 1, 161,
162, 164, 165, 167, 168, 169, 171, 172,
peluang 1, 2, 14, 15, 16, 17, 24, 50, 255 174, 179, 69, 49, 161, 139, 109, 205, 181
penggaris 195, 197, 231 tekstil 10, 46, 86, 132, 133, 169, 172, 175,
pinggang 73, 74, 75, 76, 78, 79, 95, 105, 184, 249, 261
186, 187, 188, 189, 190, 199, 200, 201, tengkuk 95, 189, 249, 261
202, 203, 204, 225, 248, 260
Tokopedia 6, 252, 261
pola 10, 32, 71, 153, 154, 158, 165, 166, 167,
181, 182, 184, 185, 190, 191, 192, 193, torso 73, 75, 107, 115, 249, 261
194, 195, 196, 197, 198, 204, 221, 222, tren 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 16, 27, 31, 32, 35,
230, 231, 232, 235, 236, 246, 247, 248, 37, 38, 39, 40, 43, 44, 45, 48, 66, 129,
249, 252, 260 131, 167, 171, 172, 174, 175, 176, 249,
princess 114, 249, 260 252, 261

profil 2, 4, 5, 23, 260


proporsi 69, 71, 72, 73, 74, 76, 77, 84, 91, U
92, 93, 94, 107, 108, 117, 122, 123, 249,
260 ukuran 18, 19, 20, 21, 69, 71, 72, 73, 74, 75,
89, 90, 91, 97, 101, 107, 117, 118, 119,
122, 124, 134, 136, 151, 165, 167, 181,
182, 184, 185, 186, 191, 194, 195, 196,
R 197, 198, 204, 227, 229, 241, 249, 261
rangka 79, 80, 108, 249, 261 unisex 40
rok 39, 46, 84, 122, 123, 128, 132, 185, 190,
202, 203, 234, 249, 261
W
William Tanuwijaya 6, 261
S
wirausaha 4, 250, 261
segmentasi 22, 62, 63, 66, 249, 254, 261
serip 226, 227
Y
siklus 37, 43, 173, 174, 175, 176, 178, 249,
261 yoke 115, 250, 261

skala 20, 21, 194, 195, 196, 247, 249, 261


Z
Zalora 6, 261

261
PENULIS

Sri Listiani, S.Pd., M.Ds.

Email : srilistiani@unj.ac.id
Instansi : Universitas Negeri Jakarta
Alamat Instansi : Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur
Bidang Keahlian : Tata Busana

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):


1. Guru SMK Tata Busana di SMK 45 Lembang 2019-2020
2. Dosen Tetap di Program Studi Pendidikan Tata Busana & Desain Mode UNJ
2020-sekarang

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:


1. S1 Pendidikan Tata Busana UNJ 2013-2018
2. S2 Magister Desain ITB 2018-2020

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Tidak Ada

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. The Aesthetic Batik Sawat Pengantin by Masina Trusmi Cirebon (2020)
2. Analyzing The Implementation Of Sustainable Fashion In The Fashion School
Curriculumin Jakarta (A Case Study: Fashion Design in IKJ and Polimedia Jakarta)

Google Scholar:
https://scholar.google.com/citations?view_op=list_
works&hl=en&hl=en&user=JWmsSKMAAAAJ

262
262
PENULIS

Ely Tri Wulandari, S.Pd.T.

Email : eyzafa@gmail.com
Instansi : SMKN 4 Yogyakarta
Alamat Instansi : Jl. Sidikan no 60. Umbulharjo Yogyakarta
Bidang Keahlian : Tata Busana

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):


1. Guru di SMKN 4 Yogyakarta (2010-sekarang)

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:


1. D3 Teknik Busana Universitas Negeri Yogyakarta (2003-2006)
2. S1 Pendidikan Teknik Busana Universitas Negeri Yogyakarta (2006-2009)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Pembuatan Pola Tahun 2019
2. Matematika Tata Busana kelas X semester 2 Tahun 2021
3. Dasar-Dasar Busana (Fesyen) Semester 1 Tahun 2022
4. Dasar-Dasar Busana (Fesyen) Semester 2, Tahun 2023

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Tidak Ada

263
PENELAAH

Dr. Winwin Wiana, M.Ds.

Email : winwinwiana@upi.edu
Instansi : Universitas Pendidikan Indonesia
Alamat Instansi : Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung
Bidang Keahlian : Teknologi Desain Busana, Analisis Desain Mode, Proyek Desain
Mode, Publikasi Mode, Kimia Tekstil, Komputer Terapan Bidang
Busana, Literasi ICT dan Media Pembelajaran, Kajian Teknologi
dan Vokasi, Pengetahuan Garmen

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):


1. Universitas Pendidikan Indonesia -
Dosen Tetap pada Prodi Pendidikan Tata Busana, FPTK UPI (1998 – sekarang)
Ketua Program Studi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI (2019 – sekarang)
2. Desainer Busana Olahraga - Graha Sinar Surya Angkasa Garment (1996 – 1998)
3. Madrasah Aliyah Muhammadiyah - Guru (1995 – 1997)
4. Asisten Desainer - Shafira House (PT. Shafira Laras Persada)

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:


1. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan - UPI (2018)
2. Ilmu Desain (FSRD) - Institut Teknologi Bandung (2005)
3. Spesialisasi Pendidikan Tata Busana - IKIP Bandung (1996)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Buku Teks Mata Kuliah Kimia Tekstil (2022)
2. Buku Referensi Mata Kuliah Pengetahuan Garmen (2022)
3. Buku Referensi Kimia Tekstil Materi Serat Rayon (2019)

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Rancang Bangun Virtual Laboratory Kimia Tekstil sebagai Media Simulasi
Pembelajaran Pembuat-an Serat Tekstil Regeneratif Berbasis Selulosa (tahun 2) /
Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) (2020)
2. Rancang Bangun Virtual Laboratory Kimia Tekstil sebagai Media Simulasi
Pembelajaran Pembuatan Serat Tekstil Regeneratif Berbasis Selulosa (tahun 1) /
Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) (2019)

264
264
PENELAAH

Dr. Tyar Ratuannisa, M.Ds.

Email : tyar@fsrd.itb.ac.id
Instansi : KK Kriya dan Tradisi, Fakultas Seni Rupa dan Desain,
Institut Teknologi Bandung
Alamat Instansi : Gedung CADL FSRD ITB lantai 3
Jl. Ganesa 10, Bandung
Bidang Keahlian : Kriya Tekstil, Tren Fashion, Gaya Busana

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):


1. Dosen dan Peneliti
2. Desainer Busana dan Modiste
3. Asisten Desainer Fashion

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:


1. Program Studi Doktor Ilmu Seni Rupa dan Desain. Fakultas Seni Rupa dan Desain.
Institut Teknologi Bandung, Indonesia (2016-2021)
2. Program Studi Magister Ilmu Desain. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Institut
Teknologi Bandung, Indonesia (2009-2011)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Tidak Ada

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Tren Warna pada Gaya Busana di Indonesia tahun 2010-2019 - PPMI ITB (2022)
2. Pengembangan Pewarna Alternatif Limbah Produksi Genting Kab. Jatiwangi, Kab.
Majalengka dan Kec. Cicantayan, Kab. Sukabumi - PPMI ITB (2022)
3. Pengembangan Potensi Pewarna Alam Serat Lontar, Riangkemi, Larantuka - Riset
ITB (2022)
4. The Indonesian Textile’s Natural Color Mapping (Case Study: Batik of West Java) -
PPMI ITB (2021)
5. Pengembangan Sistem Adsorben Berbasis Limbah pada Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) untuk Industri Batik Skala Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM) -
Riset Unggulan ITB (2020)
6. Eskalasi Tren Global terhadap Perubahan Gaya Busana di Indonesia - P3MI ITB
(2020)

265
I LUST R ATO R

Yol Yulianto

Email : yolyulianto@gmail.com
Alamat Instansi : Taman Rembrandt, Citra Raya, Tangerang
Bidang Keahlian : Ilustrasi

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):


1. Ilustrator Majalah Anak Ina, tahun 1998-2000
2. Ilustrator Majalah Ori-Kompas Gramedia, tahun 2001-2010
3. Ilustrator Majalah Superkids Junior, tahun 2011-2014
4. Ilustrator Freelance, tahun 2015-sekarang

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:


1. SD Negeri Panggung 1 Semarang tahun belajar 1979-1985
2. SMP Negeri 3 Semarang tahun belajar 1985-1988
3. SMA Negeri 1 Semarang tahun belajar 1988-1991
4. FT Arsitektur Undip Semarang tahun belajar 1991-1996

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Cerita Rakyat Nusantara. Penerbit Bhuana Ilmu Populer, tahun 2012
2. Siri Cerita Berirama, Penerbit PTS Malaysia, tahun 2016
3. Seri Komilag , Direktorat PAUD dan Dikmas, tahun 2016-2017
4. Seri Aku Anak Cerdas, Penerbit Bhuana Ilmu Populer, tahun 2018
5. Seri 60 Aktivitas Anak, Penerbit Bhuana Ilmu Populer, tahun 2019
6. Seri Tangguh Bencana, Direktorat PAUD dan Dikmas, tahun 2019
7. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD Kelas 5, Pusmenjar, tahun 2020
8. Buku Matematika kelas 1 dan kelas 2, Pusbuk, tahun 2022

Penghargaan:
1. Juara Pertama Lomba Komik Departemen Agama tahun 2004
2. Juara Pertama Lomba Maskot Pilkada Kab. Pidie Jaya tahun 2017
3. Juara Pertama Lomba Maskot Pilkada Kab. Mamasa tahun 2017
4. Juara Pertama Lomba Maskot Pilkada Kota Bitung tahun 2019
5. Juara Pertama Lomba Maskot Pilkada Kota Manado tahun 2019

Info Portfolio:
https://www.instagram.com/yolyulianto/

266
266
EDITOR

Christina Tulalessy

Email : nonatula6@gmail.com
Instansi : Praktisi
Alamat Instansi : Bekasi
Bidang Keahlian : Penyuntingan, Kurikulum dan Penilaian Pendidikan

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):


1. Pusat Perbukuan s.d. 2010
2. Pusat Kurikulum s.d.purnatugas 2022
3. Penyunting lepas

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:


1. S1: Tata Busana IKIP Jakarta: selesai 1988
2. S2: PEP UHAMKA Jakarta: selesai 2006
3. S3: PEP UNJ Jakarta: selesai 2017

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. PTK: Apa, Mengapa, Bagaimana 2021

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Tidak Ada

267
DESAINER

Handini Noorkasih

Email : handini.nk@gmail.com
Alamat Instansi : Bekasi
Bidang Keahlian : Desain Grafis, Branding

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):


1. Freelancer Desain Grafis (2019-sekarang)
2. Desainer Grafis, Kwik Kian Gie School of Business (2016-2019)
3. Desainer Grafis, Kotak Imaji Creative Studio (2015-2016)
4. Desainer Grafis, Cosmogirl Magazine (2014)

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:


S1 Desain Komunikasi Visual, Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti (2009-2013)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Desain Buku Agama Kurikulum Kemdikbud (2013)
2. Buku Panduan Guru Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik Disabilitas Fisik Disertai
Hambatan Intelektual untuk SDLB, SMPLB, dan SMALB (2022)
3. Dasar-Dasar Teknik Elektronika untuk SMK/MAK Kelas X Semester 1 (2022)

Info Portfolio:
https://www.kreavi.com/dindinspica
https://www.behance.net/handinink/

268
268
Elegance doesn't mean being noticed,
it means being remembered.

- Giorgio Armani -

269
270
270

Anda mungkin juga menyukai