Proposal Fix
Proposal Fix
Proposal Fix
RINDI ATIKA
NIM. 431 419 043
2023
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Fokus dan Subfokus..........................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian..............................................Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian............................................Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................Error! Bookmark not defined.
A. Keterampilan Berfikir Kritis.............................Error! Bookmark not defined.
B. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).....................................10
C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).........................Error! Bookmark not defined.
D. Sistem Respirasi...............................................................................................14
E. Kajian Penelitian Relevan................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN...............................Error! Bookmark not defined.
A. Latar dan Waktu Penelitian...............................Error! Bookmark not defined.
B. Pendekatan, Jenis, dan Prosedur Penelitian......Error! Bookmark not defined.
C. Instrumen Penelitian.........................................Error! Bookmark not defined.
D. Data dan Sumber Data......................................Error! Bookmark not defined.
E. Teknik Pengumpulan Data................................Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Analisis Data........................................Error! Bookmark not defined.
G. Pengecekan Keabsahan Data............................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................39
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik. Menurut Abdul
menjadi lebih dewasa, dan dapat membuat orang lebih kritis dalam berpikir.
pendidikan.
mendorong dan membimbing agar siswa aktif, terampil, dapat berpikir kritis
siswa untuk dapat memecahkan permasalahan secara tepat dan logis. Siswa
1
2
bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu memahami fenomena alam dan
proses ilmiah yang terjadi. Ilmu pengetahuan alam (IPA) terdiri dari tiga
poin utama yaitu, (1) konsep, (2) prinsip, (3) teori (Juharti & Kartina, 2021).
kampus mengajar Dikti angkatan tiga di SMP Negeri 1 Bulawa salah satu
interaksi antara guru dan siswa pada saat pembelajaran. Sebagian besar
berpusat pada guru sementara siswa hanya mendengar apa yang dijelaskan
tanya jawab saja serta diikuti dengan penjelasan materi dengan metode
berfikir kritis siswa dan juga dari hasil wawancara dengan siswa sebagian
besar menyatakan bahwa materi yang sulit dipahami adalah materi Sistem
Respirasi.
siswa dengan baik. Hasil Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Nafiah
Kritis Siswa Pada Materi Sistem Respirasi Kelas VIII SMP Negeri 1
Bulawa”
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Siswa
c. Bagi Guru
Dapat menjadi masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan
A. Landasan Teori
1. Keterampilan berfikir kritis
melakukan analisis lebih lanjut (Arfiyani & Aprinastuti & Suryatini, 2021).
dari kemampuan berpikir kritis adalah aktif mencari berbagai informasi dan
yang telah dimiliki oleh siswa untuk membuat kesimpulan (Dewi &
Jatiningsih, 2015).
salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam
pembentukan sistem konseptual siswa. Selain itu berpikir kritis siswa dapat
6
7
maupun tulisan.
Aspek
a. Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan
b. Mengidentifikasi/merumuskan kriteria untuk
1. Memfokuskan pertanyaan
mempertimbangkan jawaban yang mungkin
c. Menjaga kondisi pikiran
1. Elementary clarification
(memberikan penjelasan
sederhana) a. Mengidentifikasi kesimpulan
b. Mengidentifikasi kalimat-kalimat pernyataan
c. Mengidentifikasi kalimat- kalimat bukan
pernyataan
2. Menganalisis argumen d. Mengidentifikasi ketidakrelevanan dan
kerelevanan
e. Mencari persamaan dan perbedaan
f. Mencari struktur darisuatu argumen
g. Merangkum
8
Aspek
a. Mengapa?
b. Apa intinya?
c. Apa yang anda maksud?
d. Apa contohnya?
e. Apa yang bukan contohnya?
3. Bertanya dan menjawab
f. Bagaimana menerapkan dalam kasus
pertanyaan klarifikasi pertanyaan
tersebut?
yang menantang
g. Apa perbedaan yang membuatnya?
h. Apa faktanya?
i. Benarkah yang anda katakan?
j. Dapatkah anda mengatakannya lebih tentang
hal tersebut?
a. Mempertimbangkan keahlian
b. Mempertimbangkan kemenarikan konflik
c. Mempertimbangkan sesuai sumber
d. Mempertimbangkan reputasi
1. Menjelaskan kredibilitas
e. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
(kriteria) suatu sumber
yang tepat
f. Mempertimbangkan resiko untuk reputasi
g. Kemampuan memberi alasan
h. Kebiasaan untuk berhati- hati
Aspek
a. Mendefinisikan masalah
b. Membuat prosedur penyelesaian masalah
c. Merumuskan alternatif yang memungkinkan
5. Strategies and tactics (strategi
1. Memutuskan suatu tindakan d. Memutuskan hal-hal yang dilakukan secara
dan taktik)
tentatif
e. Mereview
f. Memonitori implementasi
aktivitas kritis siswa sebagai berikut: (1) mencari pernyataan yang jelas dari
dengan baik, (4) memakai sumber yang memiliki sumber terpercaya dan
(6) berusaha tetap relevan dengan ide utama, (7) mengingat kepentingan yang
asli dan mendasar, (8) mencari alternative, (9) bersikap dan berpikir terbuka,
(10) mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu,
10
suatu tindakan.
tingkat tinggi siswa. Problem based learning adalah model yang mengajarkan
dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif, serta
11
membedakan model yang satu dengan model yang lain. Problem Based
sesuatu yang baru dan kompleks. Terdapat tiga karakteristik dalam model
Problem Based Learning yang diungkapkan oleh Rusman (2011) yaitu: (1)
diangkat adalah permasalahan yang ada didunia nyata yang tidak terstruktur.
masalah bertumpu pada siswa, dan (3) guru mendukung proses saat siswa
mengerjakan masalah.
digunakan untuk mendorong siswa untuk dapat memiliki cara berpikir tingkat
dalam sintaks pembelajaran yang terdiri dari lima fase utama, sebagaimana
hasil analisis dan pada akhir pembelajaran guru mengevaluasi hasil siswa.
hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi
aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok. (5), siswa terbiasa
mereka, (8) dapat mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual melalui
kerja kelompok .
hasil belajar akademik ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran Problem Based Learning, (2) jumlah waktu
berapa lama penerapan model Problem Based Learning, (3) perubahan peran
3. Sistem Respirasi
Dalam buku IPA kelas VIII kurikulum 2013 hasil revisi yang di
buat oleh Zubaidah dkk (2017) Respirasi adalah proses pertukaran gas yang
terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Ada tiga proses dasar dalam respirasi
darah di dalam pembuluh kapiler paru-paru. Pada proses tersebut darah dalam
dalam pembuluh kapiler jaringan tubuh dengan sel-sel atau jaringan tubuh.
tersusun atas dua bagian utama. (1) sistem pernapasan bagian atas, meliputi
hidung dan faring. (2) sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring,
utama. (1) zona penghubung, tersusun atas serangkaian rongga dan saluran
a. Hidung
debu atau kotoran yang masuk bersama udara. Selaput lendir sebagai
perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas, misalnya debu,
virus, dan bakteri. Konka mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau
1. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan
pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat
pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita
akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi
faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga
sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan
Gambar 2.2 Struktur Organ Pernapasan: Rongga hidung, Faring, dan Laring
2. Laring
Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang
pita suara. Epiglotis berupa katup tulang rawan yang berbentuk seperti daun
dilapisi oleh sel-sel epitel, berfungsi untuk menutup laring sewaktu menelan
makanan atau minuman. Apabila ada partikel kecil seperti debu, asap,
makanan, atau minuman yang masuk ke dalam laring akan terjadi refleks
Dindingnya tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang
terdiri atas jaringan epitelium bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea untuk
4. Bronkus
18
Pada bagian paling dasar dari trakea, trakea bercabang menjadi dua.
memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Struktur bronkus hampir sama
dengan trakea, tetapi lebih sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak teratur,
5. Bronkiolus
disebut alveolus.
6. Paru-Paru
menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas
tiga lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas dua lobus.
Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura
berupa kantung tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi
paru terdapat bagian yang berperan dalam pertukaran gas oksigen dan gas
7. Alveolus
gas dalam alveolus dapat dengan mudah mengalami pertukaran dengan gas-
2. Mekanisme Pernapasan
Pada saat bernapas, berlangsung dua mekanisme yaitu, menghirup
saat melakukan mekanisme pernapasan terjadi kerja sama antara otot dada,
tulang rusuk, otot perut, dan diafragma. Diafragma adalah otot yang terdapat
Gambar 2.4 Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut saat Inspirasi dan Ekspirasi
paru. Pada saat ekspirasi, diafragma dan otot dada berelaksasi, volume rongga
dada kembali normal, paru-paru kembali normal, dan udara keluar dari paru-
paru. Satu kali pernapasan terdiri atas satu kali inspirasi dan satu kali
Begitu juga jika kita membesarkan dan mengecilkan volume rongga perut,
3. Frekuensi Pernapasan
adalah, (1) umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka
energi. kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada laki-laki juga lebih tinggi.
hal ini menunjukkan bahwa proses metabolisme pada laki-laki jauh lebih
tinggi daripada perempuan, (3) suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh maka
berkaitan dengan beban yang harus ditanggung oleh organ tubuh. (5) kegiatan
seperti duduk santai atau tiduran. ketika tubuh memerlukan banyak energi
meningkat.
4. Volume Pernapasan
beberapa macam sebagai berikut. (1) volume tidal, yaitu volume udara yang
keluar masuk paru-paru saat tubuh melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa
merupakan volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal dari
sekitar 1.500 ml. (3) volume cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang
Influenza virus. (2) Tonsilliti, tonsil (amandel) akan menyaring virus dan
bakteri yang akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan atau
udara. Apabila daya tahan tubuh dalam kondisi lemah, virus dan bakteri akan
22
Faringitis, Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti
penyebab terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri,
ini juga dapat menginfeksi bagian lain dari tubuh, (6) Asma, asma merupakan
tubuh, misalnya asap rokok, debu, bulu hewan peliharaan, dan lain-lain.
B. Penelitian Relevan
Terdapat penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati pada tahun 2019, dengan judul
reliabel, tingkat kesulitan tes, dan daya pembeda tes. Hasil dari penelitian ini
pelajaran IPA. Peserta didik dapat berksplorasi secara bebas dan lebih leluasa
yang peneliti lakukan adalah terletak pada metode yang digunakan, peneliti
diperoleh.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rohendi pada tahun 2019, dengan judul
berfikir kreatif serta pengaruh terhadap motivasi belajar siswa Mts. Penelitian
ini merupakan penelitian mix methods tipe embedded. Model yang diterapkan
penelitian ini adalah siswa kelas VIII Mts Al Mukhlisin Kabupaten Bandung
yang berjumlah 60 orang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa siswa
kreatif yang lebih baik daripada siswa yang menerima model pembelajaran
berpikir kritis. Perbedaan dari penelitian yang peneliti lakukan adalah terletak
pada metode dan juga mata pelajaran yang menjadi objek penelitian yang
digunakan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Pravitasari pada tahun 2022, dengan judul
penelitian one group pretest-posttest design. Sampel pada penelitian ini siswa
kelas VII-A SMP Islamic Qon Gresik. Teknik pengumpulan data melalui
teknik tes, observasi dan angket. Pada tes menggunakan instrumen tes
deskriptif dan statistik uji T. Dari hasil penelitian disimpulkan ada pengaruh
kemampuan berfikir kritis siswa SMP Islamic Qon Gresik. Hasil rata-rata
25
respon positif sebanyak 95.5 % yang tergolong dalam kategori yang sangat
setuju dan setuju sedangkan hasil rata-rata respon negatif 4.5 % yang
baik. Perbedaan dari penelitian yang peneliti lakukan adalah terletak pada
metode dan juga mata pelajaran yang menjadi objek penelitian yang
digunakan.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nafiah pada tahun 2014, dengan judul
Subjek dalam peneitian tersebut adalah siswa kelas XB SMK IT SI, dimana
siswa tersebut pada semester genap memperoleh materi perbaikan dan setting
ulang PC, Prosedur penelitian ini dalam satu siklus terdiri dari empat tahap
kelas merupakan penelitian kasus disuatu kelas yang hasilnya tidak untuk
model PBL dalam pembelajaran materi perbaikan dan setting ulang PC dapat
sebesar 24,2%, (2) Keterampilan berpikir kritis siswa setelah penerapan PBL
rendah sebanyak 2 siswa (6,9%) dan kategori sangat rendah yaitu sebanyak 0
siswa (0%), (3) penerapan PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sebesar 31,03%, dan (4) Hasil belajar siswa setelah penerapan PBL yakni
dari penelitian yang peneliti lakukan adalah terletak pada metode dan juga
5. Penelitian yang dilakukan oleh Secha pada tahun 2015, dengan judul
berpikir kritis siswa dari hasil tes dan observasi pada kelompok tinggi,
kelompok sedang, dan kelompok rendah tergolong baik. Terlihat dari rata-rata
kelompok ketiganya pada kategori baik. Hal ini karena siswa berperan aktif
menjawab pertanyaan.
C. Kerangka Berfikir
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill –
berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan
berpikir kritis.
28
siswa untuk berpikir tingkat tinggi yaitu keterampilan berpikir kritis. Untuk
siswa melalui model Problem Based Learning pada materi Sistem Respirasi.
Menganalisis dan
Menentukan Suatu Tindakan
Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
Berinteraksi dengan Orang lain
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara dalam suatu penelitian yang
Bulawa.
METODE PENELITIAN
percobaan. Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
dependen (terikat). Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel control
dan sampel tidak dipilih secara random. Desain penelitian yang digunakan
(Sugiyono, 2021).
31
32
O1 X O2
Keterangan:
O1 : Tes Kemampuan Awal (Pre-tes) sebelum diberi perlakuan
O2 : Tes Kemampuan Akhir (Post-tes) sesudah diberi perlakuan
X : Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran (Problem Based
Learning)
adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa. Sedangkan, sampel dalam
penelitian kuantitatif yaitu bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas VIII A SMP
teknik simple random sampling yaitu suatu pengambilan anggota sampel dari
1. Tes Tertulis
atau kerja kelompok. Tes diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah
kritis siswa setelah diterapkan model PBL pada kelas VIII A dengan materi
Sistem Respirasi. Tes dalam penelitian ini berupa soal dalam bentuk essay.
2. Angket
Model Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak
setuju (STS). Angket respon siswa pada penelitian ini bertujuan untuk
1. Uji Validasi
dikatakan valid saat dapat mengungkap data dari variabel secara tepat tidak
Validity). Saat alat ukur diuraikan dengan detail maka penilaian akan semakin
ahli, ahli bebas memberikan penilaian apakah instrumen ini valid atau tidak.
Indikator bahwa suatu instrumen telah valid adalah ahli sudah menerima
instrumen, baik secara isi maupun formatnya, tanpa ada perbaikan kembali.
Jika setelah revisi ahli masih meminta ada perbaikan, maka revisi masih perlu
(Yusup, 2018).
berfikir kritis (Pre Test-Post Test) dan angket respon siswa dalam penerapan
2. Uji Reliabilitas
instrumen. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang
sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu yang berbeda.
Keterangan:
a. Uji Normalitas
normal atau tidak. Pada penelitian ini digunakan uji One Sample
dengan syarat:
b. Uji Homogenitas
variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas yang akan dibahas
mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.
Pada penelitian ini digunakan F hitung dengan F tabel pada tabel distribusi F,
dengan:
c. Uji Hipotesis
36
kriteria:
Kategori Rentang
Kritis 66-80
diperoleh data hasil Angket, kemudian data tersebut diolah dalam presentase
kedalam kedalam tabel seperti dibawah ini yang meliputi kriteria yang telah
80-100
8,0-10,0 A Baik Sekali
Respon Belajar
Positif Negatif
Setuju (S) 3 2
Abdul Rahman, B. P., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani, Y.
(2022). Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan Dan Unsur-Unsur
Pendidikan. Al-Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1-8.
40
41
Zubaidah, S., Mahanal, S., Yuliati, L., Dasna, I. W., Pangestuti, A. A., Puspitasari,
D. R., & Sholihah, M. A. (2017). Ilmu pengetahuan alam: buku guru
SMP/MTs Kelas VIII.