Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Sintaks Problem Based Learning - Tugas Kelompok 6

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

SINTAKS PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Disajikan Pada Materi Ajar


STRATEGI MODEL dan MEDIA PEMBELAJARAN PPKN
Dosen Pengampuh :
Dr. Muhammad Akbal, M.Hum

Oleh Kelompok 6:

1. Richlah Nur Majdina


2. A. Alifiah Jihan Afifah
3. Ayu Aprilia Syam
4. Nurfahmi Hajar
5. Yurni Kamue
6. Satria Firawati
7. Andi Risna Aprilia
8. Muh. Farid Riswadah

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ANGKATAN 2021/2022
1. Jelaskan bagaimana sintaks (langkah-langkah pembelajaran) model problem
based learning?
Jawab:
a. Mengorientasikan siswa pada masalah
Dalam hal ini pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini
sangat penting dalam penggunaan PBL, dimana guru harus menjelaskan
dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa dan guru sendiri. Di
samping proses yang akan berlangsung, pen-ting juga untuk menjelaskan
bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembela-jaran. Hal ini penting
untuk memberikan motivasi agar siswa dapat engage dalam pembelajaran
yang dilakukan. Sutrisno menekankan empat hal penting pada proses ini,
yaitu: a) tujuan utama pengajaran ini tidak untuk mempelajarai sejumlah
informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki
masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi mahasiswa yang
mandiri; b) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai
jawaban mutlak “benar”, sebuah masalah yang rumit atau kompleks
mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan; c) selama
tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), Guru akan bertindak sebagai
pembimbing yang siap membantu, namun siswa harus berusaha untuk
bekerja mandiri atau dengan temannya; dan d) selama tahap analisis dan
penjelasan, siswa akan didorong untuk menyata-kan ide-idenya secara
terbuka dan penuh kebebasan.Dalam pembelajaran ini, tidak ada ide yang
akan ditawarkan oleh guru atau teman sekelas. Semua siswa diberi
peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan ide-
ide mereka.
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar.
Pemecahan suatu masalah yang membutuhkan kerjasama dan sharing
antar anggota mendorong siswa untuk belajar berkolaborasi. Oleh sebab
itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok siswa di-mana masing-masing kelompok akan
memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan
dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi
antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan
sebagai-nya. Hal penting yang dilakukan guru adalah memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan
dinamika kelompok se-lama pembelajaran. Selanjutnya guru dan siswa
menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal.
c. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.
Pada fase ini guru membantu siswa dalam mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir
tentang suatu masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik
yang aktif dan dapat menggunakan me-tode yang sesuai untuk masalah
yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika
penyelidikan yang benar.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Hasil karya yang dimaksud lebih dari sekedar laporan tertulis, termasuk
hal-hal seperti rekaman video yang memperlihatkan situasi yang
bermasalah dan solusi yang diusulkan, model-model yang mencakup
representasi fisik dari situasi masalah atau solusinya, dan program
komputer serta presentasi multimedia. Selain beberapa hal tersebut, dapat
pula dilakukan dengan cara lain, newsletter misalnya, merupakan cara
yang ditawarkan untuk memamerkan hasil-hasil karya siswa dan untuk
menandai berakhirnya proyek-proyek berbasis masalah.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Fase terakhir PBL ini melibatkan kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan
untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya
sendiri maupun keterampilan investigative dan keterampilan intelektual
yang mereka gunakan. Selama fase ini, guru meminta siswa untuk
merekonstruksikan pikiran dan ke-giatan mereka selama berbagai fase
pelajaran. Tantangan utama bagi guru dalam tahap ini adalah
mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan
penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.

2. Jika model problem based learning diterapkan dalam pembelajaran PPKn,


bagaimana peran atau aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar?
Jawab:
Peningkatan kualitas pendidikan tak lepas dari peningkatan kualitas
pembelajaran setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Demikian
juga dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) yang mempunyai fungsi sebagai wahana untuk membentuk warga
negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan
negara Indonesia serta merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Mengingat posisi mata pelajaran PPKn yang sangat strategis itu, maka
berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Dinas pendidikan beserta jajarannya
untuk tercapainya pesan moral dan misi serta terwujudnya sistim pendidikan
nasional seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945, UU Sisdiknas,
maupun oleh seluruh lapisan masyarakat.Kualitas hasil belajar di sekolah
mengharuskan pengelola pembelajaran juga lebih berkualitas. Beberapa
komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran diantaranya adalah
siswa, guru, kurikulum, dana, sarana dan prasarana. Dari beberapa komponen
tersebut,komponen guru adalah komponen utama yang paling berperan dalam
proses pembelajaran. Untuk itulah guru harus memiliki pendekatan
pembelajaran yang berkualitas dan tepat, sehingga diharapkan suasana
pembelajaran di kelas lebih kondusif, efektif dan menyenangkan. Problem
based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah autentik yang berkembang dalam
di lingkungan sosial sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk berfikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan
dan konsep yang esensial dari mata pelajaran PPKn.
a. Peran guru
Jika dilihat dari sudut pandang kesiapan dan pemahaman guru mengenai
pembelajaran menggunakan model Problem based learning maka guru
telah melakukan hal-hal berikut:
1. Mengkaji konsep dan teori yang telah dipelajari siswa. Sebelum
melaksanakan action (tindakan) di kelas, guru/peneliti selalu
berdiskusi terlebih dahulu dengan kolaborator mengenai materi yang
akan disampaikan dalam pembelajaran.
2. Mempelajari lingkungan sekolah dan isu-isu berkembang di
masyarakat, selanjutnya memilih dan mengkaitkanya dengan konsep
yang akan dibahas. Guru sudah terbiasa membawa isu-isu yang
berkembang di lingkungan sosial siswa pada pembelajaran. Misalnya,
mengenai tawuran antar pelajar yang dikarenakan adanya perbedaan
kebiasaan antar sekolah. Guru kaitkan hal ini pada saat membahas
materi arti penting konteks keberagaman norma dan kebiasaan antar
daerah di Indonesia,
3. Melaksanakan pembelajaran dengan selalu mendorong siswa untuk
mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan atau
pengalaman yang telah dimiliki siswa sebelumnya dan apa yang telah
dipelajarinya dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Misalnya
membahasn materi menghargai norma dan kebiasaan antar daerah di
Indonesia, guru mengkaitkannya dengan isu-isu yang berkembang
mengenai perang antar suku dan antar agama, dan
4. Melakukan penilaian dan kroscek jawaban siswa. Pada setiap akhir
pembelajaran guru selalu bertanya mengenai materi yang telah
dipelajari. Jawaban siswa yang satu dengan lain dibandingkan untuk
mencari jawaban mana yang lebih tepat. Pada akhir pembelajaran,
guru membimbing siswa untuk mencapai pemahaman konsep melalui
kegiatan bertanya yang mengarah kepada kesimpulan. Model Problem
based learning dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dalam
menyelesaikan permasalahan. Pembelajaran berbasis masalah
(Problem based learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang
menjadikan masalah dunia nyata sebagai konteks belajar tentang
berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi
pelajaran.
b. Peran peserta didik
Problem based learning yang dilakukan oleh peserta didik terdiri atas
tujuh langkah yaitu:
- Mengidentifikasi pengetahuan atau kecakapan yang dimiliki (lowest
cognitive complexity),
- Mengidentifikasi masalah dan menggali sumber informasi yang
relevan (lowest cognitive learning),
- Belajar secara mandiri (self directed learning)
- Menyelidiki dan menginterprestasi yang terkumpul (medium
cognitive complexity),
- Mempriotaskan beberapa laternatif solusi masalah (high cognitive
complexity),
- Mengintegrasikan pendapat atau data informasi untuk menyeleksi
solusi masalah (highest cognitive complexity),
- Refleksi diri (self reflect).
3. Identifikasi bagaimana dampak terhadap siswa (bisa ditinjau dari segi
kognitif, afektif dan keterampilan), jika model problem based learning
diterapkan dalam pembelajaran PPKn
Jawab:
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang
agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka
mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Penerapan model project based
learning pada Pendidikan Kewarganegaraan, dapat memberikan semangat
kepada siswa dalam pembelajaran , dapat mengarahkan kepada pembelajaran
yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Siswa menjadi lebih
memahami materi-materi pembelajaran yang disampaikan. Jika ditinjau dari
segi kognitif contohnya Pada kegiatan siswa melaksanakan penyelidikan
dengan cara wawancara, mencari infomasi di buku pelajaran PKn maupun
sumber penunjang lainnya membantu siswa dalam menemukan solusi dan
pemecahan masalah serta membuat mengaplikasikan hasil temuan yang
mereka dapat,membantu siswa untuk mengkontruksi sendiri konsep materi
yang dipelajari sehingga dapat mengurangi beban siswa dalam menghafal
materi pembelajaran karena dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang bermakna dapat membuat daya ingat siswa lebih tahan lama
dibandingkan dengan menghafal dan membuat siswa berkembangDampak
positif atau Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)Sebagai suatu model pembelajaran, model Problem Based Learning
(PBL) memiliki beberapa kelebihan . Berikut ini merupakan
kelebihan dari model PBL menurut Hamruni yaitu :
1. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebeh memahami isi pelajaran.
2. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan yang baru bagi siswa.
3. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4. Membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata.
5. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri, baik terhadap hasil
maupun proses belajarnya.
7. Lebih menyenangkan dan disukai siswa.Mengembangkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis dan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.
8. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.

Mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaranyang berhubungan dengan


fenomena dalam persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras,
agama, gender, golongan, budaya, dan suku, oleh karena itu siswa diharapkan
melakukan pembelajaran yang kontekstual, melihat dari fenomena-fenomena
yang dilakukan oleh masyarakat kemudian siswa diajak untuk melakukan atau
membuat suatu pemecahan masalah yang terjadi di dalam masyarakat sekitar.
Keberadaan Problem Based Learning diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.

Dampak negatif atau dapat dikatakan sebagai kekurangan dari PBL adalah

- Ketika peserta didik tidak memiliki minat tinggi, atau tidak mempunyai
kepercayaan diri bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalah yang
dipelajari, maka mereka cenderung tidak mau untuk mencoba karena takut
salah.
- Tanpa pemahaman “mengapa mereka berusaha” untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang
mereka ingin pelajari. Artinya perlu dijelaskan manfaat menyelesaikan
masalah yang dibahas pada peserta didik.
- Proses pelaksanaan Problem Based Learning(PBL) membutuhkan waktu
yang lebih lama atau panjang.

4. Buatlah skenario pembelajaran berdasarkan model problem based learning


dengan memilih salah satu kompetensi dasar mata pelajaran PPKn (SMP atau
SMA) lihat permendikbud no. 37 Tahun 2018
Jawab:
A. Kompetensi Inti
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dana lam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya
B. Kompetensi Dasar
2.4. Menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan antar
golongan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
C. Materi Pembelajaran
Tentang keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan dalam
bingkai Bhineka Tunggal Ika
D. Sintaks Problem Based Learning
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Peserta didik dan guru bergabung kedalam ruangan 15 Menit
kelas (offline) atau bergabung ke dalam room
meeting (online).
- Guru dan peserta didik saling bertegur sapa tentang
kabar.
- Kelas dilanjutkan dengan berdoa. kemudian guru
mengecek kehadiran peserta didik.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
Kegiatan Inti Orientasi Peserta Didik Kepada Masalah 45 menit
a. Kegiatan Guru
1. Guru menyiapkan media pembelajaran.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
menampilkan atau memaparkan bahan
pembelajaran tentang keberagaman suku, agama,
ras dan antar golongan.
3. Memberikan masalah kepada peserta didik
misalnya “Bagaimana cara menghargai
keberagaman suku, agama, ras dan golongan yang
ada di Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal
Ika?”
4. Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam
pemecahan masalah.
5. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan seperti
pembentukan kelompok, serta mengarahkannya
untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-
masing.
b. Kegiatan Peserta Didik
1. Peserta didik memperhatikan dan memahami
tujuan pembelajaran, pemaparan bahan
pembelajaran atau materi yang disampaikan oleh
guru
2. Peserta didik menyimak permasalahan yang
diberikan oleh guru.
3. Peserta didik merespon terhadap masalah yang
diberikan. Misalnya bertanya mengenai hal yang
kurang jelas
Mengorganisasikan Peserta Didik
a. Kegiatan Guru
1. Guru mengarahkan setiap kelompok secara
bersama-sama untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan permasalahan tersebut.
2. Guru mengarahkan setiap peserta didik dalam
kelompok untuk mencari materi yang berkaitan
dengan masalah.
3. Guru memberikan contoh yang berkaitan dengan
masalah yang disajikan.
b. Kegiatan Peserta Didik
1. Menanyakan hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang kurang dipahami
2. Peserta didik diarahkan untuk melakukan diskusi
dalam membahas sumber referensi yang akan
digunakan.
3. Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah
4. Mendiskusikan hal-hal yang dipersiapkan untuk
membahasa masalah
Membimbing Penyelidikan Individu atau
Kelompok
a. Kegiatan Guru
1. Guru membimbing peserta didik untuk mengkaji
materi yang telah didapatkan.
2. Guru membimbing peserta didik untuk mengaitkan
hasil kajiannya dengan permasalahan yang ada.
3. Guru membantu peserta didik dalam menemukan
solusi permasalan
b. Kegiatan Peserta Didik
1. Peserta didik melakukan diskusi dengan kelompok
yang telah dibuat.
2. Menggali sumber informasi untuk memperoleh
materi tambahan.
3. Peserta didik mendiskusikan, menganalisis dan
membuat kesimpulan dari hasi diskusi
kelompoknya
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
a. Kegiatan Guru
1. Mengarahkan peserta didik untuk menyusun hasil
diskusinya.
2. Mengarahkan peserta didik untuk membagi tugas
dalam penyampaian hasil diskusi.
3. Peserta didik diarahkan untuk menyajikan atau
memaparkan hasil diskusi mengenai masalah yang
telah diberikan.
4. Guru mengarahkan kelompok lain untuk
menanggapi hasil diskusi yang telah dipaparkan
(Bertukar Informasi).
b. Kegiatan Peserta Didik
1. Peserta didik menyajikan hasil diskusi mengenai
masalah yang telah diberikan
2. Peserta didik saling menanggapi atau bertukar
pikiran atas diskusi yang disajikan kelompok
3. Peserta didik memberikan solusi atas permasalahan
Menganalisa dan Mengevaluasi Proses Pemecahan
Masalah
a. Kegiatan Guru
1. Guru membantu siswa dalam mengkaji ulang
pemecahan masalah.
2. Guru mengevaluasi hasil dari pemecahan masalah
3. Guru memberikan materi tambahan terkait dengan
masalah, misalnya menjelaskan bagaimana cara
menghargai suku, agama, ras dan antar golongan.
b. Kegiatan Peserta Didik
1. Peserta didik mengkaji ulang pemecahan masalah.
2. Peserta didik diharapkan mampu memahami terkait
penjelasan pemecahan masalah yang diberikan
oleh guru.
3. Peserta didik mengevaluasi tentang bagaimana
peran mereka dalam diskusi kelompok
Penutup 1. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan 10 menit
mengenai materi yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan refleksi terkait materi.
3. Guru memberikan ulasan singkat mengenai materi
selanjutnya.
4. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam
Daftar Pustaka

Wahyuni, P. D., Putu, L., Mahadewi, P., & Sudana, D. N. (2016). Penerapan Model
Problem Based Learning ( PBL ) Berbantuan Media Komik Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar PKn. E-Journal Universitas Pendidikan Ganesha.

Yuniwati, Y., & Masruri, M. S. (2016). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ppkn


Melalui Penerapan Problem Based Learning Di Smp. Harmoni Sosial: Jurnal
Pendidikan IPS, 3(2), 199–210. https://doi.org/10.21831/hsjpi.v3i2.7947

Supiandi, M. I., & Julung, H. (2016). Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) terhadap. Jurnal Pendidikan Sains, 4(2), 60–64.

Maryati, I. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi


Pola Bilangan Di Kelas Vii Sekolah Menengah Pertama. Mosharafa: Jurnal
PendidikanMatematika, 7(1),63-74https://doi.org/10.31980/mosharafa.v7i1.342

Wijaya, R., Fahreza, F., & Kistian, A. (2019). Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) untuk Mengembangkan Karakter Toleransi dan
Demokrasi Siswa pada Pembelajaran PKn Kelas V di SD Negeri Paya Peunaga.
Bina Gogik, 6(2), 49–60.

Permendikbud. (2018). Permendikbud RI Nomor 37 tahun 2018 tentang Perubahan


atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. JDIH Kemendikbud, 2025,
1–527.

Anda mungkin juga menyukai