Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

5 Jenis Metodologi Pembelajaran Yang Sering Digunakan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

5 Jenis Metodologi Pembelajaran yang

Sering Digunakan
Posted on March 16, 2022 by adminlp2m
0

Metodologi pembelajaran merupakan cara cara dalam melakukan aktivitas antara pendidik
dan peserta didik ketika berinteraksi dalam proses belajar. Pendidik perlu mengetahui dan
mempelajari metode pengajaran agar dapat menyampaikan materi dan dimengerti dengan
baik oleh peserta didik.

Sebelum seorang dosen menggunakan suatu metode dalam proses pembelajaran, maka
seorang guru harus mengetahui dahulu beberapa faktor yang harus dijadikan dasar
pertimbangan dalam pemilihan sebuah metode pembelajaran, yaitu:

 Berpedoman Pada Tujuan Perbedaan Individual Anak Didik


 Kemampuan Guru
 Sifat Bahan Pelajaran
 Situasi Kelas
 Kelebihan dan Kelemahan Metode
 Kelengkapan Fasilitas

Macam Metode Pembelajaran yang Sering Digunakan


oleh Pengajar
Metode pengajaran dipraktekkan pada saat mengajar dan dibuat semenarik mungkin agar
peserta didik mendapat pengetahuan dengan efektif dan efisien. Berikut ini metode metode
pengajaran dalam proses belajar:

1. Metode Pembelajaran Konvensional / Metode Ceramah


Salah satu macam metode belajar yang kerap digunakan adalah metode ceramah. Maksudnya,
metode ini diterapkan dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi secara lisan
kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan ekonomis, tidak
membutuhkan banyak alat bantu.

Metode ini mampu digunakan untuk mengatasi kelangkaan literatur atau sumber rujukan
informasi karena daya beli siswa yang diluar jangkauan. Namun metode ini juga memiliki
beberapa kelemahan dan kelebihan.

a. Kekurangan Metode Pembelajaran Konvensional


Berikut adalah kekurangan metode pembelajaran ceramah, yaitu:

 Siswa menjadi pasif.


 Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk.
 Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan.
 Siswa dengan gaya belajar visual akan bosan dan tidak dapat menerima informasi atau
pengetahuan, pada anak dengan gaya belajar auditori hal ini mungkin cukup menarik.
 Evaluasi proses belajar sulit dikontrol, karena tidak ada poin pencapaian yang jelas.
 Proses pengajaran menjadi verbalisme atau berfokus pada pengertian kata- kata saja.

b. Kelebihan Metode Pembelajaran Konvensional


Sementara, kelebihan dari metode pembelajaran ceramah, antara lain:

 Mendorong siswa untuk menjadi lebih fokus.


 Guru dapat mengendalikan kelas secara penuh.
 Guru dapat menyampaikan pelajaran yang luas.
 Dapat diikuti oleh jumlah anak didik yang banyak.
 Mudah dilaksanakan.

2. Metode Pembelajaran Tanya Jawab


Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru
dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam
komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan
siswa.
a. Kelebihan Metode Pembelajaran Tanya Jawab
Berikut kelebihan metode tanya jawab, antara lain:

 Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.


 Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya
ingatan.
 Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.

b. Kelemahan Metode Pembelajaran Tanya Jawab


Berikut kekurangan metode tanya jawab, antara lain:

 Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan
menciptakan suasana yang tidak tegang.
 Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah
dipahami siswa.
 Sering membuang banyak waktu.
 Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

3. Metode Pembelajaran Demonstrasi


Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab
membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang
benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan
bagaimana proses terjadinya sesuatu.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para siswa
untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.

a. Kelebihan Metode Pembelajaran Demonstrasi


Berikut kelebihan metode demonstrasi, antara lain:

 Menghindari verbalisme.
 Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
 Proses pengajaran lebih menarik.
 Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.

b. Kelemahan Metode Pembelajaran Demonstrasi


Berikut kekurangan metode demonstrasi, antara lain:

 Memerlukan keterampilan guru secara khusus.


 Kurangnya fasilitas.
 Membutuhkan waktu yang lama.

4. Metode Pembelajaran Diskusi


Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan belajar
pemecahan masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok atau diskusi
kelompok.

Metode Diskusi berbentuk tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman
secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih
teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.

a. Kelebihan Metode Pembelajaran Konvensional Diskusi


Berikut kelebihan metode diskusi, antara lain:

 Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarya dan terobosan
baru dalam pemecahan masalah.
 Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
 Memperluas wawasan.
 Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah.

b. Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi


Berikut kekurangan metode diskusi, antara lain:

 Membutuhkan waktu yang panjang.


 Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.
 Peserta mendapat informasi yang terbatas.
 Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

Baca juga: Ingin Kreatif dalam Menulis Karya, Berikut Cara dan Prosesnya!

5. Metode Pembelajaran Karyawisata


Macam metode pembelajaran yang juga kerap digunakan adalah metode pembelajaran
karyawisata. Metode karyawisata (Field-trip), karyawisata di sini berarti kunjungan di luar
kelas. Jadi karyawisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak
memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh
disebut study tour.

a. Kelebihan Metode Pembelajaran Karyawisata


Berikut kelebihan metode karyawisata:

 Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan nyata.


 Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di masyarakat.
 Merangsang kreatifitas siswa.
 Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

b. Kelemahan Metode Pembelajaran Karyawisata


Berikut kelemahan metode karyawisata, antara lain:

 Kurangnya fasilitas.
 Perlu perencanaan yang matang.
 Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.
 Mengabaikan unsur studi.
 Kesulitan mengatur siswa yang banyak.

Post Views: 9,833

(5) Bentuk Pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat


berupa:
a. kuliah;
b. responsi dan tutorial;
c. seminar;
d. praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, praktik
kerja;
e. Penelitian, perancangan, atau pengembangan;
f. pelatihan militer;
g. pertukaran pelajar;
h. magang;
i. wirausaha; dan/atau
j. bentuk lain Pengabdian kepada Masyarakat.

(6) Bentuk Pembelajaran berupa Penelitian, perancangan atau


pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf e wajib
ditambahkan sebagai bentuk Pembelajaran bagi program pendidikan
diploma empat, program sarjana, program profesi, program magister,

Responsi
Responsi adalah kegiatan pembelajaran terstruktur pada program pendidikan akademik di
perguruan tinggi yang dibimbing oleh dosen atau asisten dosen dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman materi kuliah melalui latihan soal, diskusi, atau kegiatan lainnya.
Kegiatan pembelajaran responsi bertujuan untuk melatih kemampuan dalam memecahkan
soal dan masalah teknis yang belum dikuasai oleh mahasiswa. Ketentuan teknis pelaksanaan
responsi diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.

Selain itu, kegiatan ini juga memberikan berbagai manfaat bagi mahasiswa, antara lain:
memfasilitasi pengembangan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan kuliah, membantu proses asimilasi materi kuliah, dan
menyediakan pengalaman belajar yang akan membantu mahasiswa dalam menghadapi ujian,
baik Ujian Tengah Semester (UTS) maupun Ujian Akhir Semester (UAS).

Discovery Learning
Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1. Pemberian rangsangan (stimulation)
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

Self-Directed Learning
Berikut definisi dan pengertian kemandirian belajar atau self-directed learning dari beberapa
sumber buku: 
1. Menurut Knowles (1975), self-directed learning adalah suatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif,
dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan
belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar
yang sesuai serta mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. 
2. Menurut Merriam (2004), self-directed learning adalah proses belajar dimana siswa membuat inisiatif
sendiri dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari pengalaman belajarnya yang diambil dari
berbagai sumber atau literatur. 
3. Menurut Gibbons (2002), self-directed learning adalah usaha yang dilakukan seorang siswa untuk
meningkatkan pengetahuan, keahlian, prestasi terkait orientasi pengembangkan diri dimana individu
menggunakan banyak metode dalam banyak situasi serta waktu yang dilakukan secara relatif mandiri. 
4. Menurut Huda (2013), self-directed learning adalah kondisi dimana pembelajar memiliki kontrol
sepenuhnya dalam proses pembuatan keputusan terkait dengan pembelajarannya sendiri dan menerima
tanggung jawab utuh atasnya, meskipun nantinya mereka membutuhkan bantuan dan nasihat dari seorang
guru.
5. Menurut Rachmawati dkk (2010), self-directed learning adalah metode pembelajaran yang bersifat fleksibel
namun tetap berorientasi pada planning, monitoring, dan evaluating bergantung pada kemampuan siswa
dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan otonomi yang dimilikinya.

Cooperative learning adalah model pembelajaran dengan memberikan tugas kepada


siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok kecil yang hasilnya akan dipresentasikan
kepada kelompok lain di dalam kelas.

Pembelajaran kolaboratif merupakan sebuah proses di mana peserta didik pada


berbagai tingkat kemampuan (kinerja) bekerja sama dalam kelompok kecil menuju
tujuan bersama.

Contextual Teaching and Learning (CTL) menyatakan bahwa pembelajaran


seharusnya bersifat kontekstual bagi si guru. Selain itu pembelajaran juga harus bersifat
meaningful (bermakna) dan relevant (relevan) dengan situasi dan kondisi guru. Contextual
Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata.
Pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) bertujuan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat ditransfer dari satu
permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks yang lain. Pembelajaran
CTL sebagai suatu pendekatan memiliki 7 asas atau komponen yang melandasi pelaksanaan
proses pembelajaran, yaitu:
1. Konstruktivisme (Constructivism). Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu
memang berasal dari luar akan tetapi dikonstruksi dari dalam diri seseorang (Sanjaya, 2006:264). Muslich
(2009:44) mengemukakan konstruktivisme adalah proses pembelajaran yang menekankan terbangunnya
pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari
pengalaman belajar yang bermakna.
2. Menemukan (Inquiri). Komponen kedua dalam CTL adalah inquiri. Inquiri, artinya proses pembelajaran
didasarkan pada pencairan dan penemuan melalui proses berpikir secara Secara umum proses Inquiri dapat
dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesa, mengumpulkan
data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan (Sanjaya, 2006:265). Menemukan (Inquiri) merupakan
proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan. Kegiatan ini diawali dari pengamatan
terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang
diperoleh sendiri oleh siswa. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat
seperangkat fakta, akan tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya Muslich (2009:45).
3. Bertanya (Questioning). Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab Bertanya dapat
dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan
mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir (Sanjaya, 2006:266). Menurut Mulyasa (2009:70)
menyebutkan ada 6 keterampilan bertanya dalam kegiatan pembelajaran, yakni pertanyaan yang jelas dan
singkat, memberi acuan, memusatkan perhatian, memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan, pemberian
kesempatan berpikir, dan pemberian tuntunan. Dalam pembelajaran melalui CTL guru tidak menyampaikan
informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community). Didasarkan pada pendapat Vygotsky, bahwa pengetahuan
dan pemahaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin
dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Konsep masyarakat belajar (Learning
Comunity) dalam CTL hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain, teman, antar
kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru (Sanjaya, 2006:267). Muslich (2009:46) mengemukakan
konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama
dengan orang
5. Pemodelan (Modeling). Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai
contoh yang dapat ditiru oleh setiap Modeling merupakan azas yang cukup penting dalam pembelajaran
CTL, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis (abstrak) yang dapat
memungkinkan terjadinya verbalisme (Sanjaya, 2006:267). Konsep pemodelan (modeling), dalam CTL
menyarankan bahwa pembelajaran ketrampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa
ditiru siswa. Cara pembelajaran seperti ini, akan lebih cepat dipahami siswa dari pada hanya bercerita atau
memberikan penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukan model atau contohnya (Muslich, 2009:46).
6. Refleksi (Reflection). Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari dengan cara
mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Dalam proses
pembelajaran dengan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya (Sanjaya, 2006:268).
7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment). Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan Penilaian ini diperlukan untuk
mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki
pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual ataupun mental siswa. Pembelajaran CTL
lebih menekankan pada proses belajar bukan sekedar pada hasil belajar (Sanjaya, 2006:268). Muslich
(2009:47) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) merupakan proses pengumpulan berbagai data
yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.

Langkah-Langkah Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


sumber ilustrasi : Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learni
Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran Mendikbud no.4
tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk
lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan sesama. Metode project based learning ini sangat
efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek,
eksperimen, dan inovasi.

Project Based Learning :


1. Dimulai dengan sebuah pertanyaan esensial atau membimbing.
2. Diselesaikan dalam waktu yang agak lama (beberapa minggu – bulan)
3. Berorientasi dengan produk akhir atau “artifact” (berupa produk tulisan, lisan, visual dan multimedia), serta
kegiatan produksi yang memerlukan pengetahuan isi tertentu atau keterampilan, dan biasanya menimbulkan
satu atau lebih masalah yang harus dipecahkan siswa. Proyek bervariasi dalam lingkup dan kerangka waktu,
dan produk akhir sangat bervariasi dalam tingkat teknologi yang digunakan serta kecanggihannya.
4. Hasil pembelajaran berupa produk (model, prototype, poster seni, pertunjukan, dll)

Pembelajaran PjBL perlu mengangkat masalah riil yang terjadi di masyarakat, karena tujuan dari PjBL
adalah mengkoneksikan pengetahuan yang diperoleh siswa di kelas untuk diaplikasikan di dunia nyata dengan
membuat solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada – dimana siswa juga berperan sebagai profesi-profesi
yang ada di dunia nyata, seperti dokter, peneliti lingkungan, ahli energi, insinyur, dll. Selain itu, PjBL harus
mampu memberikan value/nilai/manfaat kepada masyarakat sekitar/dunia nyata, dimana hal ini adalah esensi
utama dari tujuan pendidikan.
Kegiatan belajar yang dialami oleh siswa akan sangat bermakna dalam kehidupannya, dimana mereka
akan selalu mengingat point-point penting dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Selain itu, aliran
pembelajaran dengan metode saintifik seperti yang ada pada PjBL akan memberikan keterampilan bagaimana
menjadi pembelajaran seumur hidup bagi para siswa, dan pengetahuan ini akan sangat bermanfaat untuk dapat
bertahan dalam kompetisi di dalam era ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Langkah-langkah pembelajaran PjBL adalah sebagai berikut :


1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
2. Menyusun perencanaan proyek (design project)
3. Menyusun jadwal (create schedule)
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)
5. Penilaian hasil (assess the outcome)
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL 

Kelebihan atau keunggulan PjBL sebagai berikut (Abidin, 2007:170) :


1. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam
pelaksanaannya. 
2. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin.
3. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya. 
4. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan
pembelajaran penting dalam caracara baru. 
5. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi
batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.

Kekurangan/kelemahan PjBL adalah sebagai berikut (Abidin, 2013:171) :


1. Memerlukan banyak waktu dan biaya. 
2. Memerlukan banyak media dan sumber belajar. 
3. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
4. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.

Macam macam pengalaman belajar


Ada 5 bentuk aktivitas pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik:
1. Mengamati (observing) ...
2. Menanya (questioning) ...
3. Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) ...
4. Menalar/mengasosiasi (associating) ...
5. Mengkomunikasikan (communicating)

Ada 5 bentuk aktivitas pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik:
1. Mengamati (observing)
Pengalaman belajar ‘mengamati’ dilakukan siswa melalui kegiatan pengamatan langsung dengan indra
(membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton dan sebagainya dengan atau tanpa alat.
2. Menanya (questioning)
Bentuk kegiatan belajar ‘menanya’ adalah membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, diskusi
informasi.
3. Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting)
Bentuk kegiatan ‘mengumpulkan informasi/mencoba’ antara lain mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,
mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/
menambahi/mengembangkan.
4. Menalar/mengasosiasi (associating)
Menalar/mengasosiasi merupakan kegiatan siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan
fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukansuatu pola, dan menyimpulkan.

5. Mengkomunikasikan (communicating)
Pengalaman belajar siswa yang tak kalah penting dalam pembelajaran saintifik adalah menyajikan laporan
dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi
proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.

Anda mungkin juga menyukai