Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Resume Jurnal MSDM

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

RESUME JURNAL

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PENERAPAN BUDAYA KERJA UNGGULAN 5S (SEIRI,


SEITON, SEISO, SEIKETSU, DAN SHITSUKE) DI
INDONESIA

DOSEN PENGAMPU
ERNI DWI PUJI SETYOWATI, S.TP, M.Sc

KELOMPOK 2
Alifa Azhari (213030403067)
Intan Juwita Zaini (213020403034)
Dandae Toniskar (213020403019)
Ketut Andika (213010403008)
Lela Muna Fratama (213020403033)
Marcelino Fhangabean (213010403003)
Rahmad Faizal Fauziyanto (213030403063)
Reza Pahlevi (213020403061)
Rudini (213030403064)

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021
Latar Belakang :
Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya
yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan
sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga
dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Dengan pembangunan Manusia dan kebudayaan yang optimal, secara otomatis
Indonesia akan menjadi negara yang sejahtera dan makmur, dikarenakan damai
penuh toleransi, penuh pekerja keras, disiplin dan hal positif lainnya. Di Asia,
perkembangan budaya Jepang, juga mengalami perkembangan yang sangat luar
biasa, diantaranya kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905, awal kebangkitan
Jepang dan Asia. Pengembangan budaya diteruskan oleh penerusnya Kaisar
Taisho dan Kaisar Hirohito, menjadikan Jepang menjadi Bangsa Unggul. Bahkan
setelah kekalahan perang dunia ke 2 yang menghancurkan Jepang, dengan
budaya-nya yang sangat kuat sekali menjadikan Jepang menjadi negara industri
maju, dalam industri, Jepang melebihi Jerman dan negara Eropa lainnya.
Salah satu budaya unggulannya yang dikembangkan di Jepang, untuk
menjadi organisasi atau perusahaan unggulan adalah Budaya Kerja Unggulan.
Kaizen (Perbaikan Berkesinambungan): Mendorong bangsa Jepang selalu
memiliki komitmen tinggi pada setiap pekerjaannya. Setiap pekerjaan harus
dilaksanakan dan diselesaikan tepat waktu dan sesuai jadwal, agar tidak
menimbulkan pemborosan biaya. Jika tidak tepat waktu sesuai jadwal, maka
penyelesaian pekerjaan terhambat dan menimbulkan kerugian. Perusahaan di
Jepang menerapkan peraturan “Tepat Waktu”. Inti Kaizen: optimal biaya dan
waktu dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. 5S (Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) merupakan “Intisari untuk Kaizen”.
Tujuan :
Adapun tujuan penilitian ini untuk memperkirakan masalah kesuksesan
penerapan budaya kerja 5S pada perusahaan/organisasi di Indonesia.
Metode :
Metode yang di gunakan yaitu metode kualitatif dengan melihat analisis
pada suatu perusahaan atau organisasi.
Hasil/Pembahasan :

Pada era modernisasi dan industrialisasi ini, “Budaya Kerja 5S”,


merupakan suatu budaya kerja perusahaan yang terunggul di dunia saat ini.
“Budaya Kerja 5S” merupakan suatu ilmu yang sangat perlu untuk dipelajari,
dalam pengembangan suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi, menciptakan manusia yang berdisiplin tinggi,
menghargai waktu, pekerja keras, teliti, berorientasi sukses, tidak hedonis,
hemat dan bersahaja, suka menabung dan investasi, berorientasi kepada
integritas dan hal yang positif lainnya.

Ada pun yang menjadi dasar-dasar pemahaman dari 5S yaitu:


 SEIRI 整 理 (Ringkas – Sisih – Keteraturan - Pemilahan - Sort).
Langkah awal dalam menjalankan budaya 5S, yaitu membuang atau menyortir
atau menyingkirkan barang-barang, file-file yang tidak digunakan lagi ke
tempat pembuangan. Semua barang yang ada di lokasi kerja, hanyalah barang
yang benar-benar dibutuhkan untuk aktivitas kerja. Tindakan dilakukan agar
tempat penyimpanan menjadi lebih efisien, karena dipergunakan untuk
menyimpan barang atau file yang memang penting dan dibutuhkan, serta
bertujuan juga agar tempat kerja terlihat lebih rapi dan tidak berantakan.
Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan SEIRI (Ringkas – Sisih
– Keteraturan - Pemilahan - Sort):
1. Kuantitatif
1) Penghematan pemakaian ruangan.
2) Persediaan dan produk barang yang bermutu.
3) Kecepatan waktu pencarian barang atau dokumen yang dibutuhkan.
2. Kualitatif
1) Tempat kerja lebih aman.
2) Suasana kerja lebih nyaman.
3) Mencegah tempat atau alat atau bahan menjadi rusak lebih awal.

 SEITON 整 頓 (Rapi – Susun – Kerapian – Penataan - Set In Order)


Setelah menyortir semua barang atau file yang tidak dipergunakan lagi, pastikan
segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan, sehingga selalu
siap digunakan pada saat diperlukan. Pastikan bahwa:
1. Setiap barang punya tempat.
2. Setiap tempat punya nama untuk barang tertentu.
3. Buat menjadi terorganisir dan sistematis.
4. Beri nama pada setiap tempat penyimpanan yang mudah diingat,
dapat menggunakan kode pada tempat penyimpan:
1) Bila berbentuk barang, berikan label dengan nama atau visual sebagai
ciri khas.
2) Bila berbentuk file atau softcopy data, atur semua folder di komputer.
3) Pastikan agar mudah mengidentifikasi, saat file, barang ataupun
benda tersebut dibutuhkan, sehingga tidak perlu membuang banyak
waktu untuk mencarinya.
Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan SEITON (Rapi –
Susun – Kerapian – Penataan - Set in Order):
1. Kuantitatif
1) Kendali persediaan dan produk, secara efisien.
2) Waktu pencarian yang cepat.
3) Proses kerja yang lebih cepat.
4) Menghindari kesalahan.
5) Meminimalkan terjadinya kehilangan peralatan.

2. Kualitatif:
1) Suasana kerja akan lebih nyaman.
2) Mendidik dan meningkatkan disiplin karyawan.
3) Memacu karyawan, agar terus menghasilkan ide yang kreatif.
4) Moral karyawan menjadi lebih tinggi.
5) Merasa aman di tempat kerja.
6) Menerapkan FIFO.

 SEISO 清 楚 (Resik – Sapu – Kebersihan – Pembersihan – Shine)


Setelah menjadi rapi, langkah berikutnya adalah membersihkan tempat kerja,
ruangan kerja, peralatan dan lingkungan kerja. Tumbuhkan pemikiran bahwa
kebersihan merupakan hal yang fital dalam kehidupan, jika kita tidak menjaga
kebersihan, lingkungan akan menjadi kotor dan menjadi faktor utama
terjangkitnya penyakit tidak nyaman. Menyebabkan berkurangnya produktivitas
dan berakibat banyak kerugian. Lakukanlah pembersihan harian, pemeriksaan
kebersihan dan pemeliharaan kebersihan.
Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan SEISO (Resik-Sapu-
Kebersihan-Pembersihan–Shine):
1. Kuantitatif:
1) Sistem pengawasan persediaan dan produk yang lebih murah dan
hemat.
2) Meminimalkan biaya kerusakan pada peralatan.
3) Proses kerja cepat dan tidak berulang “Benar pada saat melakukan
pekerjaannya pertama kali”.
4) Meningkatkan kualitas produk.
5) Waktu melakukan pembersihan lebih cepat.

2. Kualitatif:

1) Suasana kerja lebih nyaman dan ceria.


2) Karyawan terus menghasilkan ide yang kreatif.
3) Moral karyawan meningkat.
4) Aman di tempat kerja.

 SEIKETSU 清 潔 (Rawat – Seragam – Kepatuhan – Pemantapan –


Standadized)

Tahap ini adalah tahap yang sukar. Untuk menjaga ketiga tahap yang sudah
dijalankan sebelumnya secara rutin. Tahap ini dapat juga disebut tahap
perawatan, merupakan standarisasi dan konsistensi dari masing- masing individu
untuk melakukan tahapan-tahapan sebelumnya. Membuat standarisasi dan semua
individu harus patuh pada standar yang telah ditentukan. Dapat dimotivasi
dengan memberikan hadiah atau hukuman.
Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan SEIKETSU (Rawat-
Seragam-Kepatuhan-Pemantapan–Standardize):
1. Kuantitatif:
1) Biaya penyelenggaran operasi yang rendah.
2) Biaya pengeluaran tambahan (overhead) yang rendah.
3) Efisiensi dari proses meningkat.
4) Kuantitas pengeluaran menurun.
5) Sedikit keluhan dari pelanggan.
6) Produktivitas karyawan meningkat.
2. Kualitatif:
1) Mendidik disiplin karyawan positif.
2) Karyawan terus menghasilkan ide kreatif.
3) Kemahiran karyawan meningkat.
4) Karyawan setia kepada organisasi.
5) Citra organisasi meningkat.

 SHITSUKE 躾 け ( Rajin – Senantiasa – Kedisiplinan –


Pembiasaan – Suistain)
Pemeliharaan kedisiplinan pribadi meliputi suatu kebiasaan dan pemeliharaan
program 5S yang sudah berjalan. Bila berada pada posisi sebagai atasan, buatlah
standarisasi 5S serta berikan pelatihan 5S, agar seluruh karyawan perusahaan
dapat mengerti akan kegunaan dari 5S sebagai dasar kemajuan perusahaan,
karena dengan menerapkan 5S yang praktis dan ringkas bertujuan pada efisiensi,
pelayanan yang baik, keamanan bekerja serta peningkatan produktivitas dan
profit.
Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan SHITSUKE (Rajin-
Senantiasa- Kedisiplinan-Pembiasaan–Sustain):
1. Kuantitatif:
1) Biaya pengeluaran rendah.
2) Produktivitas karyawan meningkat.
3) Kualitas produk/layanan meningkat.
4) Memperoleh manfaat dari pelaksanaan 5S.
5) Meminimalkan kecelakaan di tempat kerja.
2. Kualitatif:
1) Disiplin karyawan meningkat dan inovatif.
2) Ketrampilan karyawan meningkat.
3) Kesehatan karyawan bertambah baik.
4) Karyawan setia kepada organisasi.
5) Budaya kerja antar tim yang tinggi.

Manfaat penerapan 5S secara umum, akan menghasilkan berbagai


manfaat bagi perusahaan, seperti:
1. Meningkatkan semangat kerja tim.
2. Tempat kerja yang lebih bersih, rapi dan teratur.
3. Lingkungan kerja yang lebih aman dan nyaman.
4. Pengunaan ruang kerja secara optimal.
5. Mempermudah pemeliharaan rutin.
6. Mengadakan standar kerja yang jelas.
7. Kendali persediaan yang lebih efektif.
8. Mengurangi biaya operasional.
9. Meningkatkan citra perusahaan.
10. Mengurangi keluhan pelanggan.
Dalam penerapannya 5S juga dapat diterapkan dalam kehidupan pribadi,
untuk menjadi pribadi unggulan, juga dapat diterapkan dalam organisasi seperti
universitas dan sekolah. Budaya negatif seperti juga kebiasaan dan sikap
negatif, haruslah diganti dengan budaya positif. Perlu penanaman budaya anti
bullying (intimidasi), budaya anti premanisme, budaya anti narkoba, budaya
anti rokok, budaya anti minuman keras, budaya toleransi dan lain nya melalui
penyuluhan, pengawasan dan hukuman tanpa pandang bulu.
Implementasi budaya yang baik dan unggul, yang dimulai dari
perusahaan/organisasi yang pada akhirnya akan menjadikan kita menjadi
bangsa unggul, yang akan membawa kita kepada kehidupan yang lebih
baik, makmur, damai dan sejahtera.
Paradigma Dasar Penelitian

Indikator Kesuksesan Penerapan Budaya 5S

Indikator Kesuksesan Penerapan Budaya Kerja 5S (Y) adalah berbagai


manfaat bagi perusahaan/organisasi, seperti:
1. Menurunkan pemborosan.
2. Meningkatkan mutu dan produktivitas.
3. Menghindari kecelakaan kerja.
4. Meningkatkan kinerja tim.
5. Absensi yang rendah.
6. Peningkatan dan perbaikan kinerja yang berkelanjutan.
7. Peralatan kantor dan lokasi kerja yang teratur, rapi dan bersih.
8. Gugus mutu yang berjalan dengan baik.
9. Hasil produksi yang berkualitas baik.
10. Keunggulan untuk mempunyai karyawan yang bermental maju dan
bersikap dan berperilaku positif.
11. Langkah awal menuju perusahaan kelas dunia.
Indikator Dukungan Manajemen Puncak (X1)

“Dukungan Manajemen Puncak” berpengaruh secara positif dan


signifikan terhadap “Kesuksesan Penerapan Budaya Kerja 5S”.
Indikator Dukungan Manajemen Puncak, seperti:
1. Berkomitmen pada waktu.
2. Berkomitmen pada biaya.
3. Berkomitmen pada sumber daya.
4. Membuat keputusan dan policy yang mendukung.
5. Menerima dan mengantisipasi konsekuensi.
6. Menjadi motor penggerak.

Indikator Perencanaan Yang Baik (X2)

“Perencanaan yang Baik” berpengaruh secara positif dan signifikan


terhadap “Kesuksesan Penerapan Budaya Kerja 5S”. Indikator Perencanaan
yang Baik, seperti:
1. Merumuskan keadaan saat ini sebelum memulai perencanaan.
2. Mengidentifikasikan setiap kemudahan dan kesulitan dalam pelaksanaan.
3. Realistis.
4. Ekonomis.
5. Harus luwes dan mempunyai beberapa altenatif.
6. Mempertimbangkan perencanaan dari setiap masukan dan usulan dari
partisan.
7. Perencanaan dibuat lengkap baik secara taktikal (jangka pendek)
maupun secara strategis (jangka panjang).

Indikator Pembentukan Struktur Manajemen Yang Efektif (X3)

“Pembentukan Struktur Manajemen yang Efektif” berpengaruh secara


positif dan signifikan terhadap “Kesuksesan Penerapan Budaya Kerja 5S”.
Indikator “Pembentukan Struktur Manajemen yang Efektif”, seperti:
1. Spesialisasi Kerja.
2. Rantai Komando.
3. Wewenang Rentang Manajemen.
4. Departementasi (Fungsional, Produk, Territorial, Proses, Pelanggan
dan/atau Campuran).
5. Formalisasi.

Indikator Proyek Perintis Penerapan 5S (X4)

“Proyek Perintis” berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap


“Kesuksesan Penerapan Budaya Kerja 5S”. Indikator “Proyek Perintis”, seperti:
1. Adanya Proyek Manajemen.
2. Struktur proyek yang jelas dan teratur.
3. Persiapan detail (pelatihan, kelengkapan peralatan dan dana).
4. Pernyataan awal dari misi proyek.
5. Penilaian berkelanjutan atas pelaksanaan proyek.

6. Perencanaan Kontigensi.
7. Perencanaan Taktikal (action plan).
8. Perencanaan Strategis.
9. Pembuatan dokumentasi dan standarisasi sebagai proyek berikutnya.

Indikator Pelatihan Yang Terus Menerus Ke Seluruh Tingkat Karyawan (X5)

“Pelatihan yang Terus Menerus ke Seluruh Tingkat Karyawan”


berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap “Kesuksesan Penerapan
Budaya Kerja 5S”. Indikator “Pelatihan yang Terus Menerus ke Seluruh
Tingkat Karyawan”, seperti:
1. Instruktur.
2. Partisipasi Peserta.
3. Materi.
4. Metode.
5. Tujuan dan Sasaran.

Indikator Komunikasi Yang Efektif (X6)

“Komunikasi yang Efektif” berpengaruh secara positif dan signifikan


terhadap “Kesuksesan Penerapan Budaya Kerja 5S”. Indikator “Komunikasi
yang Efektif”, seperti:
1. Pemahaman.
2. Minat.
3. Pengaruh pada sikap.
4. Persepsi.
5. Mudah diingat (tulisan, gambar dan film).
6. Meneruskan informasi ke rekan yang lain.

Indikator Membangaun Kemitraan Bagian Maupun Personal (X7)

“Membangun Kemitraan maupun Personal” berpengaruh secara antar


Bagian positif dan signifikan terhadap “Kesuksesan Penerapan Budaya Kerja
5S”. Indikator “Membangun Kemitraan antar Bagian maupun Personal”,
seperti:
1. Keterbukaan berbagi Ilmu, Informasi, masalah dan kemudahan.
2. Fungsi dan peran sebagai mitra.
3. Komitmen.
4. Saling membantu/memfasilitasi.
5. Saling mendorong dalam pelaksanaan.
6. Tingkat Sedikitnya Konflik.

Kesimpulan :
Pada saat ini, perusahaan/organisasi yang dapat bertahan dan menjadi yang
terbaik, adalah perusahaan/organisasi yang berorientasi pada pengembangan
budaya unggul pada perusahaan/organisasinya. Budaya kerja yang saat ini diakui
sebagai yang terbaik adalah Budaya Kerja Unggulan 5S (Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu dan Shitsuke). Mudah dimengerti tetapi sangat sulit diaplikasikan tanpa
keseriusan.

Penerapan Budaya Kerja Unggulan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan


Shitsuke) di Indonesia, relatif sangat baru. Dalam pengamatan saya, hampir
tidak ada perusahaan/organisasi di Indonesia yang menerapkan secara “All
Out”. Data juga agak sulit didapat (karena sedikit sekali yang baru
mengaplikasikan 5S secara coba-coba). Bila ada Mahasiswa/umum yang ingin
melakukan penelitian, thesis, penerapan ataupun assessment
(penaksiran/penilaian) tentang kesuksesan dalam penerapan budaya kerja 5S,
saya siap membantu.

“Kesuksesan Penerapan Budaya Kerja 5S” (Y), dipengaruhi oleh


“Dukungan Manajemen Puncak” (X1), “Perencanaan yang Baik” (X2),
“Pembentukan Struktur Manajemen yang Efektif” (X3), “Proyek Perintis” (X4),
“Pelatihan yang Terus Menerus ke Seluruh Tingkat Karyawan” (X5),
“Komunikasi yang Efektif” (X6) dan “Membangun Kemitraan antar Bagian
maupun Personal” (X7).

Hasil akhir dari kesuksesan penerapan 5S, antara lain: Menurunkan


pemborosan, Meningkatkan mutu dan produktivitas, Menghindari kecelakaan
kerja, Meningkatkan kinerja tim, Absensi yang rendah, Peningkatan dan
perbaikan kinerja yang berkelanjutan, Peralatan kantor dan lokasi kerja yang
teratur, rapi dan bersih, Gugus mutu yang berjalan dengan baik, Hasil produksi
yang berkualitas baik, Keunggulan untuk mempunyai karyawan yang bermental
maju serta bersikap dan berperilaku positif serta Langkah awal menuju
perusahaan kelas dunia.

Anda mungkin juga menyukai