Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

KARTOGRAFI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

KARTOGRAFI

Garis Kontur : Fungsi, Karakteristik, Macam-Macam dan Contoh Soal


Post author
By Kidhot Kasjuaji
Post date
February 20, 2018
garis kontur
Dalam mempelajari suatu komponen peta, ada beberapa keterangan atau riwayat yang
menjelaskan suatu peta. Riwayat suatu peta dapat berupa judul, skala, inset peta, simbol,
warna peta, garis astronomis (garis lintang dan garis bujur), petunjuk atau orientasi arah,
legenda, dan sumber peta. Salah satu jenis peta yang digunakan dewasa ini salah satunya
peta kontur, yaitu peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi
yang bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Khusus dalam kajian ini akan
membahas mengenai garis kontur yang ada dalam suatu peta.

Pengertian Garis Kontur


garis konturGaris kontur atau disebut dengan garis tranches, garis tinggi, atau garis tinggi
horizontal, adalah garis imajiner pada suatu wilayah atau area di atas peta yang
menghubungkan dan memperlihatkan beberapa titik pada peta yang memiliki ketinggian
yang sama. Garis ini selanjutnya menunjukkan pergerakan atau perkembangan naik
turunnya suatu keadaan tanah.

Misalnya, suatu garis kontur ditunjukkan dengan angka + 25 meter, berarti garis kontur ini
menghubungkan titik-titik yang memiliki sudut elevasi atau ketinggian yang sama + 25
meter terhadap sudut elevasi atau ketinggian tertentu. Garis kontur ini dapat dibuat
dengan membuat suatu proyeksi garis tegak berpotongan pada bidang datar dengan
permukaan bumi ke bidang mendatar pada suatu peta. Garis kontur yang dibuat pada peta
akan terkait langsung dengan skala yang mana garis kontur ini dibuat sesuai dengan skala
peta yang diinginkan.

Fungsi Garis Kontur

Dilihat dari pengertiannya, garis kontur bertujuan untuk memperlihatkan naik turunnya
keadaan permukaan tanah atau topografi wilayah. Secara sederhana, fungsi adanya garis
kontur adalah sebagai:

Penanda ketinggian atau sudut elevasi suatu tempat atau wilayah tertentu;
Penanda ada tidaknya bentuk relief sesuai dengan wujud asli di permukaan bumi;
Penanda ada tidaknya suatu lereng di suatu tempat atau wilayah tertentu;
Penanda besaran sudut kemiringan suatu lereng pada suatu tempat atau wilayah tertentu;
Penanda perhitungan untuk luas daerah genangan dan volume suatu bendungan;
Penentu rute suatu jalan atau saluran yang memiliki sudut kemiringan tertentu;
Penentu ada tidaknya dua titik di lahan yang tingginya sama dan saling terlihat; dan
Bahan untuk membuat potongan memanjang (long-section).
Karakteristik Garis Kontur

Dalam menggambarkan bentuk permukaan tanah atau membuat peta topografi dan
ketinggian pada suatu peta garis kontur sangat berguna untuk memproyeksikan kedua pola
tersebut, atau cara lain yang bias digunakan adalah dengan metode hachures dan shading.
Menurut seorang ahli, garis kontur memiliki karakteristik sebagai berikut ini:
Garis kontur yang menunjukkan tingkat kerapatan yang lebih besar menandakan sudut
kemiringan atau lereng yang sangat curam;
Garis kontur yang tingkat kerapatannya jarang menandakan keadaan permukaan tanah
yang landau;
Garis kontur selalu bersifat horizontal, tidak bercabang, dan tidak berpotongan;
Garis kontur selalu berkelok-kelok dan mengikuti sudut kemiringan atau lereng dari suatu
lembah;
Garis kontur selalu tegak lurus terhadap aliran air yang mengalir di permukaan tanah;
Garis kontur berbentuk kurva tertutup;
Garis kontur sellu menjorok ke hulu jika melewati aliran sungai;
Garis kontur selalu menjorok ke arah jalan jika melewati permukaan jalan;
Garis kontur tidak akan terlihat jika melewati suatu bangunan;
Garis kontur yang disajikan selalu disesuaikan dengan skala peta yang dibuat;
Garis kontur memiliki sajian indeks yang berbeda-beda mengikuti posisi topografi suatu
wilayah;
Garis kontur hanya diperuntukkan satu sudut ketinggian tertentu;
Garis kontur yang bernilai lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang bernilai lebih
tinggi;
Garis kontur yang bertanda huruf U selalu menunjukkan punggung pegunungan atau
gunung; dan
Garis kontur yang bertanda huruf V selalu menandakan suatu lembah atau jurang.
Macam-macam Garis Kontur
Dalam menyajikan peta kontur, ada dua hal atau macam yang berkaitan dengan garis
kontur. Garis kontur ini menyajikan penampakan kontur pada bukit dan aliran sungai.
Adapun penjelasan lebih detail dapat ditunjukkan berikut ini:

Interval kontur
Hal ini menunjukkan perbedaan elevasi atau sudut ketinggian antar dua garis kontur yang
berdekatan. Misalnya, pada penampilan peta di satu halaman, nilai interval kontur dibuat
sama besar antar satu kontur dengan kontur yang lainnya. Dengan kata lain, semakin besar
skalanya maka informasi pada peta akan semakin banyak atau detail, sehingga interval
kontur akan semakin kecil.
Indeks kontur

Hal ini menunjukkan adanya garis kontur dengan kelipatan tertentu. Misalnya, setiap
kelipatan 1 meter, 5 meter, 10 meter, dan seterusnya. Dalam menentukan indeks kontur ini
maka dapat digunakan rumus penentuan indeks kontur sebagai berikut: i = (25/panjang 1
km di peta) meter.

Sebagai contoh: Pada peta dengan skala 1:1000, maka indeks kontur yang ditunjukkan
dalam peta adalah 1 km, pada peta dengan skala 1:1000 = (1 km/1000 cm) = (100000
cm/1000 cm)= 100 meter. Maka, i = (25/100) = 0,25 meter.

Selain macam-macam garis kontur tersebut di atas, informasi tentang titik detail tidak harus
memiliki sudut elevasi atau ketinggian yang sama, namun dapat juga dibidik dari lapangan
dengan mengikuti pola tertentu. Pola-pola ini meliputi pola kotak-kotak (spot level), pola
profil (grid), dan pola radial-pola yang digunakan untuk pemetaan topografi pada daerah
yang luas dan permukaan tanah yang tidak beraturan atau randomized.

Cara Pengukuran
Dengan merujuk pada macam-macam garis kontur ini, pengukuran titik-titik detail untuk
penarikan garis kontur pada suatu peta dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

Secara langsung: Titik-titik detail yang tidak harus sama tinggi dapat dipilih mengikuti pola
tertentu yaitu pola kotak-kotak, profil, atau radial. Dengan pola tersebut garis kontur dapat
dibuat dengan cara interpolasi dan pengukuruan titik-titik detailnya dapat dilakukan dengan
cara tachymetry pada semua bidang atau area dan dapat pula menggunakan sipat datar
memanjang ataupun sipat datar profil pada daerah yang relatif datar.

Secara tidak langsung: Titik-titik detail dicari dengan berdasarkan pada ketinggian yang
sama dan ditentukan posisinya dalam peta dan diukur pada ketinggian tertentu. Cara
pengukurannya dapat dilakukan dengan tachymetry atau kombinasi antara sipat datang
memanjang dan pengukuran polygon. Akan tetapi, cara ini lebih sulit dibandingkan dengan
cara tidak langsung. Pengukuran secara langsung ini sangat diperlukan pada saat
pengukuran dan pemasangan tanda batas daerah genangan.

Selain itu, garis-garis kontur pada peta topografi dapat digunakan dalam menghitung
volume, baik volume bagan galian (gunung kapur, bukit, dan lainnya). Sedangkan luas yang
dikelilingi oleh masing-masing garis kontur diukur luasnya dengan plainmeter dengan
interval h.

Metode Pembuatan Garis Kontur


Berdasarkan penjelasan mengenai garis kontur di atas, maka selanjutnya diberikan
penjelasan mengenai cara membuat garis kontur, yaitu:

Pertama-tama, kita harus melakukan ploting (penentuan lokasi) secara detail pada
sejumlah titik yang diperoleh dari observasi/survei/pengukuran langsung di lapangan.

Selanjutnya, menentukan titik-titik dengan sudut elevasi atau ketinggian yang sama. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara numerik, taksiran (visual), dan grafis.
Kemudian mencari sudut elevasi atau ketinggian tertentu dengan menggunakan
perbandingan linear antara dua titik yang memiliki informasi sudut elevasi dan sattitik yang
akan dicari.

Maka, interpolasi (garis kontur) dapat diperoleh dari perbandingan segi tiga siku-siku dari
sejumlah titik yang telah ditentukan tadi.

Terakhir, melengkapi peta tersebut dengan simbol kartografi. Simbol ini merupakan alat
komunikasi antara pembuat peta dengan pemakai peta. Sehingga, pada permukaan peta
hanya menggambarkan simbol-simbol tertentu saja.

Sebagai aplikasi dari metode di atas, maka berikut disajikan contoh soal menentukan garis
kontur. Suatu soal meminta untuk dibuatkan kontur dengan interval 2 meter. Diketahui
pada:

Titik A memiliki ketinggian + 1,650 meter


Titik B memiliki ketinggian + 2,110 meter
Titik C memiliki ketinggian + 2,651 meter
Titik D memiliki ketinggian + 1,950 meter
Titik E memiliki ketinggian + 4,200 meter
Titik F memiliki ketinggian + 5,010 meter
Dari soal ini diketahui bahwa antara titik A dan C dipastikan memiliki titik yang mempunyai
ketinggian dengan kelipatan 2 meter yaitu titik P, dan antara titik D dan B diketahui hal yang
sama, dan disebut dengan titik Q. Sedangkan antara titik C dan F dipastikan memiliki
ketinggian sebesar 4 meter, demikian halnya pada titik B dan E. Yang menjadi persoalan
adalah bagaimana menentukan titik P, Q, R, dan S pada peta tersebut.

Pada saat menentukan letak titik P yang memiliki ketinggian sebesar 2 meter:

Pertama, mengukur jarak titik AC pada peta (misalnya jarak AC = dAC = 5 cm)
Kedua, menghitung perbedaan ketinggian titik C dan titik A (misal HAC = (2,651 – 1,650) m =
1,001 meter)
Ketiga, menghitung perbedaan ketinggian titik P dengan titik A (misal HAP = (2,00 – 1,650)
m = 0,350 meter)
Ke-empat, maka dengan rumus perbandingan segitiga dapat dihitung:
Jarak AP = dAP, adalah dAP = hAP/hAC x dAC

= 0,350/1,001 x 5 cm

= 1,748 (letak titik P dari titik A)

Pada proses terakhir, simbol yang dapat kita tuliskan adalah sebagai berikut P+2,751 = titik
tinggi (untuk titik P).
Dari penjelasan mengenai garis kontur tersebut di atas, kita dapat mengetahui suatu
bentuk lembah dan pegunungan dengan melihat garis konturnya. Ada beberapa bentuk
lembah dan pegunungan yang dapat kita ketahui, yaitu:

Jalan menuju puncak umumnya di atas punggung (berupa garis titik-titik) sedangkan di
sisinya terdapat lembah umumnya berisi sungai (berupa garis gelap)

Pada dataran tinggi atau plateau merupakan daerah dataran tinggi yang luas dan terdapat
daerah rendah diantara dua buah ketinggian atau col dan sadle

Daerah yang sama dengan col tetapi daerahnya luas dan ketinggian yang mengapit tidak
terlalu tinggi

Pass yaitu celah memanjang yang membelah suatu daerah ketinggian

Demikian penjelasan mengenai garis kontur. Semoga bermanfaat.

Tags

https://ilmugeografi.com/kartografi/garis-kontur

Peta topografi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Peta kontur air tanah

Peta topografi adalah salah satu jenis peta yang mempunyai ciri-ciri khusus
yang memperlihatkan keadaan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan
dimensinya dengan ditandai dengan adanya skala besar dan lebih detail.
[1]
Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang
tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur
merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun
tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi. Peta
topografi biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern.
Pusat Informasi Peta Topografi Kanada memberikan definisi untuk peta
topografi sebagai berikut:[2]
Sebuah peta topografi adalah representasi grafis secara rinci dan akurat
mengenai keadaan alam di suatu daratan.
Penulis lain mendefinisikan peta topografi dengan membandingkan mereka
dengan jenis lain dari peta, mereka dibedakan dari skala kecil "peta
sorografi" yang mencakup daerah besar,[3][4] "peta planimetric" yang tidak
menunjukkan elevasi,[5] dan "peta tematik" yang terfokus pada topik tertentu [6]
Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya
adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping
fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena peta topografi
menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan jenis peta
yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.

Daftar isi

 1Sejarah
 2Definisi
 3Tujuan
 4Pengadaan
 5Kategori
 6Referensi
 7Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Secara historis, perkembangan peta topografi sebagian besar didorong oleh
kebutuhan militer. Saat ini, operasi taktis dan kegiatan tentara sedemikian
kompleks sehingga sangat penting bagi semua prajurit untuk dapat
membaca dan menafsirkan peta, agar dapat bergerak cepat dan efektif di
medan perang. Pengenalan medan dapat memberikan perbedaan nyata
dalam medan pertempuran. Kemampuan membaca peta sangat di butuhkan
jika ingin memenangkan pertempuran. Tidak hanya dalam medan
pertempuran, hal ini juga berlaku untuk keperluan sipil seperti berburu,
menempuh rimba, menyusur rawa, hiking, mendaki gunung, bukit atau
penggunaan lainnya dimana ketepatan navigasi darat diperlukan..

Definisi[sunting | sunting sumber]


Peta topografi adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang
ditarik ke skala, seperti yang terlihat dari atas. Menggunakan warna, simbol,
dan label untuk mewakili fitur yang ditemukan pada permukaan bumi.
Representasi yang ideal akan terwujud jika setiap fitur dari daerah yang
dipetakan dapat ditunjukkan dalam bentuk yang benar. Untuk dapat
dimengerti, peta harus diwakili dengan tanda konvensional dan simbol. Pada
peta skala 1:250.000, simbol yang ditentukan untuk membangun mencakup
areal seluas 500 meter persegi di atas tanah, sebuah simbol jalan adalah
setara dengan lebar jalan sekitar 520 kaki di tanah, simbol untuk rel kereta
api tunggal adalah setara dengan rel kereta api sekitar 1.000 kaki pada
tanah. Pemilihan fitur yang akan ditampilkan, serta penggambaran legenda
harus sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pemetaan.

Tujuan[sunting | sunting sumber]


Peta topografi atau peta kontur ini dibuat untuk memberikan informasi
tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute
perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah,
ketinggian kontur, dan tingkat tutupan vegetasi. Dengan kekuatan militer
yang tersebar di seluruh dunia, maka militer bergantung pada peta untuk
memberikan informasi terhadap unsur-unsur tempur dan untuk
menyelesaikan operasi logistik. Mobilitas tentara dan material yang harus
diangkut, disimpan, dan ditempatkan ke dalam operasi pada waktu dan
tempat yang tepat. Banyak dari perencanaan ini harus dilakukan dengan
menggunakan peta. Oleh karena itu, setiap operasi memerlukan pasokan
peta, tetapi meskipun kita memiliki peta terbaik, peta tidak akan berharga
kecuali pengguna peta tahu bagaimana cara membacanya.

Pengadaan[sunting | sunting sumber]


Kebanyakan unit militer yang berwenang memiliki proyek pembuatan peta.
Seperti Direktorat Topografi Angkatan Darat[7] di Indonesia. Kita dapat
memesan peta topografi dengan mengisi formulir untuk setiap satu lembar
petanya. Misi Direktorat Topografi adalah untuk menyediakan pemetaan,
charting, dan semua dukungan geodesi untuk angkatan bersenjata dan
semua operasi keamanan nasional lainnya. Selain peta topografi, DiTopAD
juga memproduksi produk lain seperti peta tematik, peta tiga dimensi, peta
foto, mozaik foto udara dan peta yuridiksi. Semua peta topografi harus
dianggap sebagai dokumen yang memerlukan penanganan khusus. Jika
peta jatuh ke tangan yang tidak sah, dapat membahayakan.
“Peta tidak boleh jatuh ke tangan yang tidak sah.”
Peta yang dicetak di atas kertas memerlukan perlindungan dari air,
lumpur, dan robek. Bila memungkinkan, peta harus diletakkan dalam
tempat yang tahan air, atau di beberapa tempat terlindungi yang mudah
digapai. Agar peta mampu bertahan lama, perawatan wajib dilakukan.
Jika kita harus menandai peta, sebaiknya menggunakan pensil. Sehingga
tanda dan garis yang kita buat dapat terhapus dengan mudah tanpa
merusak, atau meninggalkan noda dan tanda yang dapat menyebabkan
kebingungan di kemudian hari. Jika margin tepi peta harus dipotong
untuk alasan apapun, maka kita wajib untuk mencatat informasi marginal
yang mungkin diperlukan kemudian, seperti data grid dan deklinasi
magnetis. Perhatian khusus harus diambil pada peta yang digunakan
dalam misi taktis, terutama dalam unit kecil, misi mungkin tergantung
pada peta itu. Semua anggota dari unit tersebut harus akrab dengan
lokasi peta di setiap saat.

Kategori[sunting | sunting sumber]


Peta topografi dikategorikan berdasarkan skala dan jenis. Dan skala peta
topografi dibagi ke dalam tiga kategori. Yaitu skala kecil, menengah dan
besar.

1. Kecil. Peta dengan skala 1:1.000.000 dan lebih kecil digunakan untuk
perencanaan umum dan untuk studi strategis. Peta skala kecil standar
memiliki skala 1:1.000.000. Peta ini meliputi area yang sangat besar
dengan mengorbankan detail.
2. Menengah. Peta dengan skala lebih besar dari 1:1.000.000 tetapi lebih
kecil dari 1:75.000 digunakan untuk perencanaan operasional. Peta ini
mengandung detail dengan jumlah sedang. Peta skala menengah
standar memiliki skala 1:250.000. Ada juga peta dengan skala
1:100.000.
3. Besar. Peta dengan skala 1:75.000 dan lebih besar digunakan untuk
perencanaan taktis, administrasi, dan logistik. Peta jenis inilah yang
sering ditemukan dan digunakan pihak militer. Peta skala besar standar
1:50.000, tetapi banyak daerah telah dipetakan dengan skala 1:25.000.
Peta pilihan untuk navigator adalah peta topografi skala 1:50.000. Ketika
beroperasi di tempat-tempat asing, kita mungkin menemukan bahwa
produk-produk peta belum diproduksi untuk mencakup daerah tertentu
pada lokasi operasi kita, atau mungkin tidak tersedia untuk unit kita ketika
kita membutuhkannya. Oleh karena itu, kita harus siap untuk
menggunakan peta yang diproduksi oleh pemerintah asing yang mungkin
tidak memenuhi standar untuk akurasi yang ditetapkan. Peta-peta ini
sering menggunakan simbol-simbol yang mirip dengan yang ditemukan
pada peta produksi negara kita tetapi memiliki makna sangat berbeda.
Standar akurasi peta topografi adalah derajat yang sesuai dengan posisi
horizontal dan vertikal yang mewakili nilai-nilai di peta dengan suatu
standar yang ditetapkan. Standar ini ditentukan direktorat terkait
berdasarkan kebutuhan pengguna.

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ "Peta Topografi: Pengertian, Karakteristik, Isi dan Fungsinya (Paling
Lengkap)". IlmuGeografi.com. 2017-11-07. Diakses tanggal 2020-12-26.

Anda mungkin juga menyukai