Makalah Psikologi Keluarga Kelompok Terakhir 15
Makalah Psikologi Keluarga Kelompok Terakhir 15
Makalah Psikologi Keluarga Kelompok Terakhir 15
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah psikologi keluarga
Di susun oleh :
Ai Lia Khotimah
Pahmi Sidik
Kherul Ummam
Abu Hasan
FAKULTAS SYARI’AH
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu .Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya
mustahil makalah ini dapat di rampungkan. .
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada bapak selaku
dosen pengasuh mata kuliah hukum acara perdata sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Teknik Couple Marriage Counseling”
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat di jadikan
sebagai pegangan dalam mempelajari materi tentang penyimpangan keluarga. Juga
merupakan harapan kami dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudah semua
pihak dalam proses perkuliahan pada mata kuliah psikologi keluarga.
Sesuai kata pepatah “tiada gading tak retak”,kami mengharapkan saran dan
kritik, khususnya dari rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi. Kesempurnaan
hanyalah milik ALLAH SWT.Akhir kata,semoga segala daya dan upaya yang kami
lakukan dapat bermanfaat,amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Makalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Kesimpulan...........................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Bagimana Sejarah Penggunaan Teknik CMC?
2. Bagaimana Pengertian Teknik CMC?
3. Bagaimana Tahapan Teknik CMC?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui Sejarah Penggunaan Teknik CMC
2. Mengetahui Pengertian Teknik CMC
3. Mengetahui Tahapan Teknik CMC
3
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik couple marriage counseling atau konseling pernikahan bagi pasangan merupakan
salah satu pendekatan dalam bidang konseling yang bertujuan untuk membantu pasangan
yang mengalami kesulitan atau konflik dalam hubungan pernikahan mereka. Teknik ini telah
digunakan selama beberapa dekade dan terus berkembang seiring waktu. Berikut adalah
gambaran umum tentang sejarah penggunaan teknik couple marriage counseling:
Awal perkembangan: Teknik konseling pernikahan dimulai pada pertengahan abad ke-20
sebagai respons terhadap meningkatnya angka perceraian dan konflik dalam hubungan
pernikahan. Pada saat itu, fokus utama konseling pernikahan adalah memperbaiki
komunikasi pasangan dan memecahkan masalah pernikahan secara konstruktif.
Pendekatan terapeutik berbasis teori: Seiring dengan perkembangan ilmu psikologi dan
konseling, para profesional mulai menerapkan pendekatan terapeutik yang didasarkan pada
teori-teori psikologis yang relevan, seperti teori sistem keluarga, teori ikatan emosional, teori
perkembangan individu, dan teori psikodinamika. Pendekatan ini membantu konselor
memahami dan mengatasi masalah yang mendasari dalam hubungan pernikahan.
4
Perkembangan teknologi: Perkembangan teknologi juga telah mempengaruhi
penggunaan teknik couple marriage counseling. Konseling online atau melalui telepon telah
menjadi semakin populer, memberikan akses yang lebih mudah bagi pasangan yang tinggal
di lokasi yang jauh atau memiliki keterbatasan mobilitas.
Di Amerika Serikat (dalam Olson & DeFrain, 2003), seseorang yang berprofesi
sebagai konselor perkawinan, harus memiliki latar belakang pendidikan setingkat magister
(master atau S-2), terutama bidang konseling perkawinan, keluarga dan anakanak Di negara
Indonesia, tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap professionalisme ahli, maka seorang
konselor juga memenuhi standar pendidikan setingkat master (S-2). Namun demikian, dalam
kondisi tertentu memang ditemukan bahwa seorang konselor perkawinan kadang-kadang
masih berpendidikan setingkat S- (sarjana psikologi) dengan tambahan pendidikan sebagai
profesi psikolog.
5
Adapun masalah-masalah perkawinan adalah segala masalah yang timbal selama masa
perkawinan antara pasangan suami-istri, seperti komunikasi perkawinan, kepuasan
hubungan sexual suami-istri (dissatisfaction of sexual relationship). hubungan menantu
deng³n mertua, masalah keuangan keluarga, masalah keturunan. maupun masalah orangtua
dengan anak, dan sebagainya. Karena masalah-masalah perkawinan ini timbul dalam
kehidupan keluarga, seringkali konseling perkawinan juga disebut sebagai konseling
keluarga (family conselling). Namun sebagian ahli yang menggabungkan kedua jenis
konseling tersebut dan dijadikan satu istilah yaitu konseling perkawinan dan keluarga
(married and family consellor).
6
6. Eksplorasi solusi: Konselor akan membantu pasangan mengidentifikasi solusi yang
potensial untuk masalah-masalah mereka. Ini dapat melibatkan brainstorming ide,
mengevaluasi konsekuensi dari pilihan yang berbeda, dan mengembangkan rencana tindakan
yang konkrit.
7. Perubahan dan implementasi: Pasangan akan bekerja sama dengan konselor untuk
mengimplementasikan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka akan
mencoba menerapkan keterampilan dan strategi baru yang mereka pelajari dalam sesi
konseling.
8. Pemantauan dan dukungan: Konselor akan terus memantau kemajuan pasangan dan
memberikan dukungan selama proses perubahan. Sesuai dengan kebutuhan, sesi konseling
dapat berlanjut untuk jangka waktu yang ditentukan atau menjadi sesi pemantauan reguler
untuk memastikan kelangsungan perbaikan hubungan.
Setiap pasangan adalah unik, jadi tahapan dan durasi konseling pernikahan dapat
bervariasi. Konselor pernikahan akan menyesuaikan pendekatan mereka dengan kebutuhan
pasangan dan situasi yang dihadapi.
7
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Konseling pernikahan pasangan berkembang dari pendekatan praktis menjadi
holistic, Pendekatan teoritis yang digunakan termasuk psikodinamik, kognitif-
behavioral, humanistik, dan sistemik,Fokusnya adalah pada komunikasi dan
keterampilan interpersonal yang sehat,Tujuannya adalah memperbaiki
komunikasi, meningkatkan keintiman, dan menyelesaikan konflik,Peran terapis
adalah sebagai mediator netral, pendamping, pengajar keterampilan, dan
pendorong perubahan,Konseling pernikahan pasangan juga digunakan sebagai
pencegahan dan pemeliharaan hubungan yang sehat.
Teknik konseling pernikahan pasangan membantu pasangan mengatasi masalah,
memperbaiki komunikasi, dan membangun hubungan yang sehat,Pendekatan
teoritis seperti psikodinamik, kognitif-behavioral, humanistik, dan sistemik
digunakan dalam konseling ini,Fokusnya adalah pada komunikasi efektif,
keterampilan interpersonal, dan pemecahan konflik,Terapis berperan sebagai
mediator netral yang membantu pasangan memahami perspektif masing-masing
dan mendorong pertumbuhan pribadi,Konseling pernikahan pasangan juga bisa
digunakan sebagai pencegahan untuk menjaga hubungan yang sehat.
Pendahuluan: Memulai hubungan dengan pasangan dan menetapkan tujuan
konseling,Evaluasi: Menganalisis dinamika hubungan dan masalah yang
ada,Intervensi: Menggunakan berbagai teknik konseling untuk memecahkan
masalah dan mengatasi konflik,Penguatan dan Latihan: Memberikan tugas dan
8
latihan kepada pasangan untuk memperkuat keterampilan,Evaluasi dan
Penutupan: Mengevaluasi kemajuan dan menutup sesi konseling jika tujuan
tercapai, atau memperpanjang konseling jika masih diperlukan,Tahapan-tahapan
ini membentuk proses dalam konseling pernikahan pasangan untuk membantu
mereka memperbaiki hubungan dan mencapai kebahagiaan bersama.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Gottman, J. M., & Gottman, J. S. (2015). The Gottman Method for Couples Therapy: A New
Research-Based Approach. Routledge.
Schnarch, D. M. (2011). Intimacy & Desire: Awaken the Passion in Your Relationship. Beaufort
Books.
Gottman, J. M., & Silver, N. (2015). The Seven Principles for Making Marriage Work: A
Practical Guide from the Country's Foremost Relationship Expert. Harmony.
Hendrix, H., & Hunt, H. L. (2015). Getting the Love You Want: A Guide for Couples. Holt
Paperbacks.
Bowman, C. E. (2010). Getting Unstuck: How Dead Ends Become New Paths. Createspace
Independent Publishing Platform.
Doherty, W. J. (2012). Take Back Your Marriage: Sticking Together in a World That Pulls Us
Apart. The Guilford Press.
Real, T. (2014). The New Rules of Marriage: What You Need to Make Love Work. Ballantine
Books.
Tatkin, S. (2012). Wired for Love: How Understanding Your Partner's Brain and Attachment
Style Can Help You Defuse Conflict and Build a Secure Relationship. New Harbinger
Publications.
10
11