Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalh Kelompok 1 BK Sebaya (Part 2)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

MAKALH KELOMPOK 1

BIMBINGAN KONSELING SEBAYA

“Pengelolaan Bimbingan Dan Konseling Sebaya Sebaya Tentang Penyeleksian


Dan Kompetensi Program Bimbingan Dan Konseling Sebaya”

Dosen pengampu:
Frischa Meivilona Yendi, S.Pd., M.Pd. Kons.

Disusun oleh:
Dhiya awliya nasution 22006061
Hasnah zaini 22006147
Nuraini 22006034

DEPARTEMEN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
Pengelolaan Bimbingan Dan Konseling Sebaya Sebaya Tentang
Penyeleksian Dan Kompetensi Program Bimbingan Dan Konseling
Sebaya

A. Penyeleksian Bimbingan dan Konseling Sebaya


Layanan konseling sebaya adalah layanan bantuan konseling yang
diberikan oleh teman sebaya yang terlebih dahulu diberikan pelatihan untuk
menjadi konselor sebaya sehingga dapat memberikan bantuan baik secara
individual maupun kelompok kepada teman- temannya yang bermasalah ataupun
mengalami berbagai hambatan dalam perkembangan kepribadiannya (Noviza,
2019). Pemilihan konselor sebayapun tidak bisa asal tunjuk atau tanpa kriteria.
Pemilihan ini didasarkan pada karakter yang dimiliki oleh siswa. Beberapa
karakter yang biasanya diambil yakni seberapa popouler siswa tersebut dalam
kelompoknya sehingga nantinya bisa dijadikan model untuk siswa lain. Selain
itu, dari sisi intelegenasi atau nilai dalam setiap pelajaran juga dijadikan landasan
dalam pemilihan konselor sebaya. Diharapkan siswa bisa memahami bagaimana
pentingnya keseimbangan antara prestasi belajar dengan kemampuan untuk
bersosialisasi (Mufidah & Widyastuti, 2021).
Menurut Triani (2017) Untuk menjadi seorang konselor sebaya,
diperlukan penyeleksian yang merupakan tugas dari pelatih (konselor) dan
memegang tanggung jawab penuh bagi mereka yang terpilih. Untuk kesuksesan
dalam pelaksanaan kegiatan konseling sebaya ini perlu memiliki beberapa
kondisi antara lain:
1. Peserta latihan sebaiknya individu yang memiliki kualitas kepekaan,
kehangatan dan kepedulian kepada orang lain.
2. Orang orang yang terlibat dalam kegiatan ini perlu memiliki ketertarikan
terhadap konsep dan aplikasi konseling sebaya.
3. Perlu adanya program latihan terencana dan spesifik, format yang dapat
diberikanpun boleh dalam bentuk apapun, misalnya dalam bentuk pelajaran
diklas, seminar dan lokakarya
4. Perlunya suatu pertemuan yang berdurasi sedang, pertemuan yang berdurasi
pendek tidak akan cukup untuk melatih seorang konselor sebaya yang efektif.
5. Adanya evaluasi dan upaya tindaklanjut, kegiatan ini bertujuan untuk
mengukur kemajuan dan mengisolasi kemungkinan terjadinya problem,
konselor sebaya yang terus menerus diberikan latihan latihan sehingga akan
semakin efektif dalam memberikan bantuan kepada temannya.
Ada dua alas an pentingnya dilakukan seleksi terhadap calon konselor
sebaya, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengurangi kekhawatiran publik mengenai kemungkinan munculnya
praktik konseling yang tidak tepat dari arah konselor sebaya
b. Tanggung jawab terakhir dari apa yang dilakukanoleh konselor sebaya
terletak pada konselor sekolah (Tindall dan Gray, 1985).
Dalam pelaksanaan program konseling sebaya di sekolah, Pandang (2010) ada
beberapa karakteristik pribadi yang dianggap penting dipenuhi oleh siswa yang
akan diangkat menjadi konselor sebaya, yaitu sebagai berikut:
1) Memiliki relasi sosial yang luas, khususnya di kalangan siswa
2) Memiliki pribadi yang kuat, tenang, luwes, supel, terbuka, rajin, dan ulet
3) Memiliki kepekaan dan perhatian yang tinggi terhadap problem orang lain
4) Memiliki prestasi akademik yang relative tinggi.
5) Memiliki kapasitas intelektual yang memadai.
Tahapan seleksi yang digunakan untuk menjaring konselor sebaya
potensial meliputi:
a) Tahap seleksi administrasi
b) Tes psikologi
c) Focus group discussion
d) Wawancara.
Pelamar yang berhasil melewati keempat tahapan seleksi kemudian akan
ditetapkan sebagai calon konselor sebaya. Selanjutnya, calon konselor sebaya
harus mengikuti mekanisme seleksi lanjutan yaitu mengikuti pelatihan,
mengikuti konseling kelompok, melakukan praktikum, dan mendapatkan
penilaian akhir. Setelah semua tahapan seleksi lanjutan berhasil dilalui calon
konselor sebaya, mereka akan ditetapkan sebagai konselor sebaya. Keseluruhan
proses seleksi memakan waktu selama kurang lebih dua bulan. Konselor sebaya
yang terseleksi dikontrak selama satu tahun untuk menjalankan aktivitas sebagai
konselor sesuai dengan yang tertulis pada SOP konselor sebaya (Damayanti &
Wahida, 2019).
Maka dapat disimpulkan bahwa layanan konseling sebaya merupakan
layanan bantuan konseling yang diberikan oleh teman sebaya yang telah
mendapat pelatihan untuk menjadi konselor sebaya, untuk mengatasi masalah
yang dialami oleh teman-teman sebayanya. Dalam hal ini, tentu calon konselor
sebaya harus melewati penyeleksian bimbingan dan konseling sebaya terlebih
dahulu, yaitu seperti: a). konselor sebaya harus memiliki kualitas kepekaan,
kehangatan dan kepedulian kepada orang lain, b). memiliki ketertarikan terhadap
konsep dan aplikasi konseling sebaya, c). adanya program latihan terencana dan
spesifik, d). adanya kemajuan yang dimiliki konselor sebaya yang dilihat dari
evaluasi dan tindak lanjutnya. Melalui beberapa tahapan juga serta melihat
keunggulan yang dimiliki oleh calon konselor sebaya, seperti memiliki relasi
social yang luas, pribadi yang baik, peka dan perhatian serta memiliki nilai
akademik yang baik.

B. Kompetensi Program Bimbingan dan Konseling Sebaya


Kadarsih (Firman, 2019) konseling sebaya diberikan di sekolah dengan
pertimbangan siswa di Sekolah Menengah berada pada periode remaja yang
sedang menghadapi berbagai permasalahan menuju perkembangan secara
optimal, baik dari segi fisik, sosial, emosional, moral, akademik, dan spiritual.
Remaja di sekolah menengah mengahadapi permasalahan berhubungan dengan
penyesuaian sosial dengan teman sebaya. Konseling sebaya yang dilaksanakan di
sekolah merupakan proses pemberian bantuan yang dijembatani oleh siswa
lainnya. Sehubungan dengan hal itu, guru BK/konselor sekolah memilih siswa
sebagai relawan yang akan berperan aktif terlebih dalam kegiatan bimbingan
konseling. Konselor sebaya bukanlah ahli professional akan tetapi siswa yang
dipilih dan diberi pelatihan khusus membantu mengentaskan masalah siswa oleh
Guru BK/Konselor Sekolah.
Berikut adalah beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh konselor
sebaya dalam program Bk sebaya:
1. Memiliki pemahaman diri yang baik: Konselor sebaya harus memahami diri
sendiri dengan baik, termasuk kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, dan
keyakinan mereka. Hal ini penting agar mereka dapat menjadi teladan yang
baik bagi teman-temannya dan memberikan dukungan yang sesuai dengan
kebutuhan individu.
2. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik: Konselor sebaya harus
memiliki kemampuan komunikasi yang baik, baik secara verbal maupun
nonverbal. Mereka harus dapat mendengarkan dengan penuh perhatian,
berempati, dan menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif.
3. Memiliki kemampuan membangun hubungan yang baik: Konselor sebaya
harus mampu membangun hubungan yang baik dengan teman-temannya. Hal
ini penting agar mereka dapat dipercaya dan dihormati oleh teman-temannya.
Carr (Firman, 2019) menjelaskan terdapat 9 kontribusi penting konseling
sebaya untuk dikembangkan, yaitu:
a. Hanya sebagian kecil dari siswa yang bersedia untuk berkonsultasi dengan
konselor.
b. Adanya interaksi-interaksi dengan keterampilan sederhana efektif membantu
siswa.
c. Teman sebaya memungkinkan membantu menyelesaikan permasalahan siswa
lainnya.
d. Konseling teman sebaya dapat memperkuat siswa dalam menghadapi kondisi
psikologis.
e. Siswa perlu memiliki kompetensi untuk saling memahami dan
bertanggungjawab tentang peran mereka bagi orang lain.
f. Siswa ingin meraih kebebasan melalui sudut pandang budaya teman sebaya
g. Hasil penelitian menunjukkan teman sebaya dapat meningkatkan prestasi dan
kepercayaan diri siswa.
h. Teman sebaya sebagai tempat berbagi dan memiliki perhatian yang sama
dalam memecahkan masalah.
i. Teman sebaya lebih mengetahui permasalahan yang dialami mereka sendiri
dibandingkan yang dirasakan orang dewasa.
Erhamwilda (2008) langkah utama dalam pelaksanaan konseling sebaya
dalam peningkatan kompetesi intrapersonal calon konselor sebaya, yaitu:
1) Pemilihan dan pelatihan konselor sebaya
2) Pelaksanaan konseling yang dilakukan oleh konselor sebaya kepada konseli
3) Konselor sebaya melakukan evaluasi dan follow up dari proses konseling
dan
4) Guru bimbingan konseling.
Kefektifan konseling sebaya terlihat pada pengembangan kepribadian konselor
sebaya. Selanjutnya Erhamwilda mengemukakan konseling sebaya yang efektif
adalah yang memiliki karakteristik, yaitu mengenal diri sendiri, kompeten, dapat
dipercaya, jujur, kekuatan, kehangatan, aktif mendengarkan, sabar dan peka.
Terlaksananya kegiatan pelatihan konselor sebaya ini telah memberikan
manfaat bagi pihak sekolah, manfaat tersebut antara lain, yaitu:
a) Guru BK terbantu dengan hadirnya siswa yang terlatih menjadi konselor
b) Guru BK dapat mendeteksi lebih dini mengenai kondisi siswa yang
membutuhkan bantuan sehingga dapat dijadikan acuan untuk memetakan
masalah siswa dan pemberian konseling, antara lain masalah hubungan
interpersonal dengan teman atau orang tua, kesulitan belajar dan prestasi
akademik
c) Pihak sekolah dapat menumbuh kembangkan nilai-nilai kepedulian pada
siswanya, khususnya mereka yang menjadi konselor sebaya
d) Siswa yang terpilih menjadi konselor sebaya mendapatkan pelatihan intensif
yang setara dengan empat puluh jam pelatihan sehingga memiliki
kompetensi dasar sebagai konselor sebaya (Abdillah et al., 2023)
Oleh karena itu, untuk menjadi konselor sebaya seorang calon konselor
sebaya harus memiliki kompetensi tertentu seperti: a). memiliki pemahaman
yang baik, b). memiliki kemampuan komunikasi yang baik, c). memiliki
kemampuan membangun hubungan yang baik. Lalu ada beberapa langkah utama
dalam pelaksanaan konseling sebaya dalam peningkatan kompetesi intrapersonal
calon konselor sebaya, yaitu: adanya pemilihan dan pelatihan konselor sebaya,
pelaksanaan konseling yang dilakukan oleh konselor sebaya kepada konseli dan
konselor sebaya melakukan evaluasi dan follow up dari proses konseling.
Dengan adanya konselor sebaya ini memberikan manfaat bagi pihak sekolah
juga, seperti terbantunya guru BK di sekolah, lalu tumbuh dan berkembangnya
nilai-nilai kepedulian pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, F. A. Z., Rahmadani, A., & Syariful, S. (2023). Konseling Teman Sebaya
untuk Meningkatkan Penerimaan Diri (Studi Eksperimen terhadap Santri MA
TEI Multazam Bogor). Prophetic: Professional, Empathy, Islamic Counseling
Journal, 6(1), 12-21.
Damayanti, A., & Wahida, D. (2019). Pengelolaan Program Konselor Sebaya oleh
Career Development Center (CDC) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada. Proceeding Indonesian Carrier Center Network
(ICCN) Summit 2019, 1(1), 75-81.
Erhamwilda, E. (2011). Peningkatan Kompetensi Intrapersonal Siswa SMK Melalui
Model Konseling Sebaya. Mimbar: Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 27(2),
173-182.
Firman, F. (2019). Pendekatan Konseling Sebaya Tepat Guna untuk Generasi
Mellinial dalam Perubahan Sosial Budaya. (Doctoral Disertation, Universitas
Negeri Padang).
Mufidah, E. F., & Widyastuti, A. (2021). Konselor Sebaya dalam Keterbatasan
Waktu Konselor Memberikan Layanan Bimbingan dan Konseling di Era
Pandemi Covid 19. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 4(1), 27-32.
Noviza, N. (2011). Konseling teman sebaya (peer counseling) suatu inovasi layanan
bimbingan konseling di perguruan tinggi. Wardah, 12(1), 83-98.
Pandang, A. (2010). pengembangan Moder program Konseling Sebaya sebagai
Media pengalaman praktikum Konseling Iesds. Program psca Sarjana IKIp
Malang.
Tindall, J.A. & Gray, H.D. (1985). Peer Counseling: An In-depth Look at Training
Peer Helper (Second Editon). Muncie, IN: Accelerated Development
Triani, S. P. (2017). Upaya Meningkatkan Kepercaya Diri Siswa Melalui Konseling
Sebaya (Peer Counseling) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Konseli: Jurnal
Bimbingan dan Konseling (E-Journal), 4(1), 35-46.

Anda mungkin juga menyukai