PPI Kel 3 Revisi
PPI Kel 3 Revisi
PPI Kel 3 Revisi
Oleh Kelompok 3:
Puji syukur dengan tulus dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat taufiq
dan hidayah-Nya, kita bisa menyusun makalah Pemikiran Pendidikan Islam ini dengan bab
pembahasan mengenai Hubungan Pemikiran Islam dengan Ilmu Al-qur’an dan Pemikiran
Pendidikan Sebagai Kiblat Berpikir Umat Islam, sehingga dapat hadir ditengah pembaca yan
budiman.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tecurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi
upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Semoga dengan adanya makalah ini, bisa memberi manfaat, barokah serta
menambah keilmuan dalam mengembangkan mindset yang lebih maju, kreatif dan inspiratif
terhadap kita. Aaaminn.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah syari'at yang diturunkan kepada umat manusia di bumi ini agar mereka
beribadah kepada Allah SWT. Pendidikan agama Islam merupakan kebutuhan manusia yang
dilahirkan dengan membawa potensi yang dididik maupun mendidik sehingga dapat
menjadikan Khalifah di muka bumi. Menurut pemikiran KH.Hasyim Asy'ari Pendidikan
Islam adalah suatu sarana dan upaya strategis yang dapat dilakukan oleh manusia dalam
rangka mencapai kemanusiaannya, sehingga mampu mengetahui hakikat penciptaannya
manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT., serta mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat yang dilandaskan pada Al-Qur'an dan hadits.
Perjalanan sejarah islam dan pendidikan Islam yang timbul tenggelam, Perlu dikaji
ulang sebab untuk mengetahui penyebab dunia Islam dan umat Islam bisa tertuju pada kiblat
dunia ilmu pengetahuan, pemikiran pendidikan Islam pun juga memiliki ciri khas sekaligus
mempunyai dasar berpijak yang sangat strategis yaitu berdasarkan wahyu ilahi dan Sunnah
Rasulullah Saw, yakni Islam tidak boleh kehilangan identitas nya dalam peraturan hidup yang
semakin kompleks, sehingga Diantara para tokoh-tokoh Islam yang terkenal yang telah
menghiasi lembaran tentang sejarah tentang pemikiran pendidikan Islam di dunia antara lain:
Ibn Sina, Al-Ghazali,Al-qabisi, Rasyid Ridha, Ibn Kaldhun, Ibn maskawaih dan Ibn
Taimiyah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Pengertian Islam
Islam berakar kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh,
dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah SWT. Orang
yang beragama Islam berarti ia pasrah dan tunduk patuh terhadap ajaran-ajaran Islam.
Seorang muslim berarti juga harus mampu menyelamatkan diri sendiri, juga menyelamatkan
orang lain. Tidak cukup selamat tetapi juga menyelamatkan. Secara istilah Islam adalah
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia agar dapat hidup
bahagia di dunia dan akhirat.
Inti ajarannya (rukun Islam) adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di
bulan Ramadhan, dan pergi haji bila mampu.
Islam datang ke bumi untuk membangun manusia dalam kedamaian dengan sikap
kepasrahan total kepada Allah SWT, sehingga seorang yang beragama Islam akan
mengutamakan kedaiaman pada diri sendiri maupun pada orang lain. Juga keselamatan diri
sendiri dan keselamatan orang lain.
Adapun hubungan antara ilmu dan agama kemungkinan titik temu keduanya menurut
Bambang Sugiharto adalah agama dapat membantu ilmu agar tetap manusiawi dan selalu
menyadari persoalanpersoalan konkrit yang mesti dihadapi. Melalui agama, mengingatkan
bahwa ilmu bukanlah satu-satunya jalan menuju kebenaran dan makna terdalam kehidupan
manusia. Agama senantiasa mengingatkan ilmu dan teknologi untuk senantiasa membela
nilai kehidupan dan kemanusiaan. Begitu juga dengan ilmu, mampu membantu agama
merevitalisasi diri melalui sikap kritis dan sikap realistis, kemampuan logis, dan kehati-hatian
dalam mengambil kesimpulan melalui temuannya mampu membantu agama menghindari
bahaya stagnasi dan pengaratan dalam mewujudkan idealismeidealismenya secara konkrit
terutama menyangkut kemanusi.
3
(yakni paradigma baru mengenai ilmu-ilmu integralistik, sebagai hasil penyatuan agama dan
wahyu). Sedangkan Islam sebagai agama ialah proses sekaligus hasil. Tiga hal inilah yang
menurut Kuntowijoyo, mendorong perlunya pengembangan ilmu sosial profetik yang tidak
hanya mengubah fenomena sosial, tetapi memberi petunjuk kearah mana, untuk apa, oleh
siapa suatu perubahan harus dilakukan umum.
Dengan demikian begitu sinerginya antara ajaran agama Islam dengan aspek
pendidikan. Dimana tidak adanya pemisahan atau dikotomi dalam ilmu pengetahuan baik
agama ataupun umum dan Al-Qur’an tidak pernah membedakan keduanya. Terjadinya
perbedaan tersebut dilatar belakangi oleh adanya perbedaan cara pandang dan kerangka
berfikir juga permasalahan yang berkaitan dengan alam, manusia dan kehidupan oleh ilmuan
Barat. Barat menilai mengenai alam, manusia dan kehidupan dari sudut material dan
menghasilkan keuntungannya kepada manusia secara materi. Karena bersandar pada materi
maka sesuatu yang tidak empiris dianggap mitos. Hal ini yang membedakan dengan kerangka
berfikir yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dimana Islam dan Al-qur’an memandang alam,
manusia dan kehidupan suatu sisten yang telah diatur oleh Allah SWT sehingga pandangan
Al-Qur’an mengenai kehidupan yang di dalamnya terdapat ilmu, subjek dan objek ilmu
pengetahuan merupakan sistem tauhidi ilahi, dimana semua berasal dari Allah S.W.T. maka
segala ketentuan merupakan ketetapan- Nya.
Jika meminjam istilah ranah pendidikan menurut taksonomi Bloom, yang berkaitan
dengan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam Islam ranah kognitif yang ingin
dikembangkan bukan hanya pada kecerdasan intelektual akan tetapi lebih kepada pemahaman
akan aqidah yang di dalamnya terdapat tauhid, sehingga keilmuan apapun yang dipelajari
4
tidak terlepas dari kesadaran akan adanya pencipta ilmu tersebut yaitu Allah SWT Hal ini
akan menghasilkan ranah afektif yang yang menghasilkan keimanan atau kesadaran diri
sebagai makhluk Allah dan sebagai sumber dari sistem alamiah yang ada disekitarnya.
Kesadaran ini akan melahirkan kesalehan baik kesalehan vertikat maupun horizontal atau
kesalehan individu dan kesalehan sosial. Ini akan melahirkan output dari Lembaga
pendidikan yang taat mengerjakan ibadah yang Allah perintahkan juga dapat menciptakan
kesalehan sosial. Untuk lebih menguatkan ketauhidan, maka dalam bidang Pendidikan
diperlukan kurikulum yang mengacu kepada Al-Qur’an. Ahmad Tafsir mengembangkan
kurikulum Pendidikan berbasis Al-Qur’an menjadi kurikulum tauhid (QS. Luqman/31: 13),
Kurikulum Akhlak (QS. Luqman/31: 14-15), Kurikulun Sejarah (QS. Luqman/31: 14-15),
Kurikulum Sains (QS. Luqman/31:16), Kurikulum Ibadah, Dakwah dan Sosial, Kurikulum
Tazkiyatunnafs (QS. Luqman/31: 18), dan Kurikulum Etika Sopan Santun (QS. Luqman/31:
19)
Pendidikan peran yang sangat penting dalam menentukan eksistensi dan perkembangan
masyarakat,karena pendidikan ialah usaha melestarikan, mengalihkan dan
mentransformasikan nilai kebudayaan dalam segala macam aspek dan jenisnya kepada
generasi selanjutnya.apabila dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia, pendidikan
Islam adalah salah satu alat kebudayaan bagi masyarakat.sebagai suatu alat, pendidikan Islam
dapat di fungsi kan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup umat
manusia, sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial untuk memperoleh kesejahteraan
hidup di dunia dan akhirat. Dalam hal ini,kedayagunaan pendidikan sebagai alat
pembudayaan sangatlah bergantung kepada pemegang alat tersebut, yaitu para pendidik.
Argumentasi perlunya ilmu pendidikan Islam teoritis dapat dilihat dari beberapa alasan
sebagai berikut:
1. Pendidikan sebagai usaha pembentukan pribadi manusia harus melalui proses yang
panjang.
3. Islam merupakan wahyu dari Allah SWT dengan tujuan untuk mensejahterakan.
4. Ruang lingkup pendidikan Islam merupakan,hal yang mencakup segala bidang kehidupan
manusia.
5
5. Teori-teori,hepotesis dan asumsi-asumsi kependidikan yang bersumber ajaran agama Islam
sampai kini belum tersusun secara ilmiah.
Menurut ketentuan ilmu pengetahuan sosial (Social science) secara umum, persyaratan
yang harus dipenuhi oleh pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu yaitu mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1. Memiliki sebuah objek pembahasan yang jelas yang bercorak khas pendidikan yang
ditunjang sebagai ilmu pengetahuan lain yang relevan.
3. Mempunyai metode penganalisaan yang sesuai dengan tuntutan dari corak keilmuan
pendidikan yang bernafaskan Islam atas dasar pendekatan-pendekatan yang sangat relevan
dengan corak dan keilmuan.
4. Memiliki struktur keilmuan yang definitif yang mengandung suatu kebulatan dari bagian
satu ke yang lain dan berkaitan sebagai sebuah sistem keilmuan yang mandiri.
6
3. Teori dapat mengikhtisarkan fakta-fakta,sebuah teori harus bisa menerangkan
sejumlah besar fakta.
4. Teori harus mampu meramalkan fakta,dan salah satu tugas dari sebuah teori
merupakan ramalan kejadian.
5. Teori harus bisa menunjukkan kebutuhan-kebutuhan untuk dikembangkan pada
penelitian lebih lanjut dalam rangka pengembangan teori.
Oleh karena itu, antara teori dan praktik dalam pendidikan di satu pihak harus
saling berhubungan,dan di lain pihak teori dan praktik pendidikan harus berkembang
melalui kegiatan penelitian sebagai sarana memperkaya sekaligus mengoreksi konsep
operasional pendidikan.
Berikut ini ada beberapa penjelasan sekaligus contoh tentang Hubungan pemikiran
pendidikan dengan Al-Qur'an yang sudah ada di beberapa artikel:
Al-Qur'an memisahkan 2 bagian tersebut, yaitu Ta'lim & Tarbiyah. Pengajaran biasa
disebut dengan kata Ta'lim.Ta'lim artinya hanya sekedar tranformasi pengetahuan
kepada murid/siswa. Namun,bila proses transformasi tersebut disertai dengan
perawatan,perhatian,melihat dari aspek pertumbuhan serta kekurangan dan kelebihan
siswa maka bisa berubah menjadi tarbiyah.
"Secara singkat,kalau kita ingin menerapkan proses pendidikan secara terukur dan
cara yang terbaik,dan hasil yang luar biasa,maka kata Al-Qur'an jangan pisahkan
keduanya.yakni satukan proses ta'lim dengan tarbiyah".
7
Contohnya yakni: Kita harus meningkatkan iman dan takwa kita yaitu dengan
memiliki kepintaran sampai orang tersebut paham dan menyandingkan segala
pemahaman itu kepada Allah SWT,agar bisa cepat mendapatkan pengetahuan.
8
bermakna adil, sebagaimana Allah menyebutkan dalam Q.S. Al-Qalam (68): 28, awsatubun
(yang paling adil di antara kalian). Pemaknaan wasat dengan al-Adl disebabkan karena tidak
adany kecenderungan terhadap salah satu pilihan. Kedua, makna wasat yaitu menghindari
dari sesuatu yang berlebihan. Ketiga, makna wasat berhubungan dengan keteladanan sikap
yang ditancapkan kepada umat Islam yang kelak nantinya akan disaksikan langsung oleh
rasul.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dikatakan sebagai mukjizat karena pada waktu itu masyarakat Arab jahiliyah pandai
dalam membuat sastra Arab (sya’ir), sastra Arab pada waktu itu berada dalam puncak
kejayaan sehingga membuat manusia berbondong-bondong, berlomba-lomba dalam membuat
sya’ir, dan sya’ir yang terbaik akan ditempel di dinding Ka’bah dan membuat yang
bersangkutan merasa sombong.
Dengan berpijak dari pengertian diatas dapat di definisikan bahwa pemikiran
pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara
sungguh-sunggu dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan
berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana
bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna.
Dimana Islam dan Al-qur’an memandang alam, manusia dan kehidupan suatu sisten
yang telah diatur oleh Allah SWT sehingga pandangan Al-Qur’an mengenai kehidupan yang
di dalamnya terdapat ilmu, subjek dan objek ilmu pengetahuan merupakan sistem tauhidi
ilahi, dimana semua berasal dari Allah SWT.
Dalam Islam ranah kognitif yang ingin dikembangkan bukan hanya pada kecerdasan
intelektual akan tetapi lebih kepada pemahaman akan aqidah yang di dalamnya terdapat
tauhid, sehingga keilmuan apapun yang dipelajari tidak terlepas dari kesadaran akan adanya
pencipta ilmu tersebut yaitu Allah SWT Hal ini akan menghasilkan ranah afektif yang yang
menghasilkan keimanan atau kesadaran diri sebagai makhluk Allah dan sebagai sumber dari
sistem alamiah yang ada disekitarnya.
Paradigma Islam Dalam studi Islam, secara epistemologik dikenal dengan tiga macam,
yaitu: yang pertama telaah atas sumber pokok ajaran agama Islam yaitu Al-Qur'an dan hadist;
Kedua, telaah hasil dari pemikiran dan penelitian para ulama dan pakar; dan yang ketiga,
9
telaah atas bentuk perilaku umat Islam yang merupakan refleksi daripada keyakinan terhadap
ajaran-ajaran yang sesuai dengan ruang dan waktu.
10
Daftar Pustaka
11