Makalah Kemunduran Dan Gerakan Pemb Pend Islam
Makalah Kemunduran Dan Gerakan Pemb Pend Islam
Makalah Kemunduran Dan Gerakan Pemb Pend Islam
Dosen Pengampu :
Dr. H. Ahmad Thoyib Mas’udi, MA, MM
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
dan gerakan pembaruan pendidikan islam dan yang berkaitan dengan hal itu.
kepada kita. Penulis menyadari bahwa makalah atau karya tulis ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
i
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan secara umum. Pendidikan Islam dikenal dan diyakini oleh penganut
agama Islam sebagai suatu kegiatan pendidikan yang bersumber dari pokok
yang mulai dirintis sejak turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad
Hal tersebut bergantung pada bagaimana pelaku sejarah pada masanya itu
dipengaruhi oleh jiwa dan semangat kaum muslimin pada waktu itu yang
Islam. Dalam pendidikan Islam ada beberapa masa yaitu masa perintisan, masa
kejayaan, masa kemunduran, dan ada pula masa pembaharuan. Pada masing-
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada pola pemikiran tradisional ini selalu mendasarkan diri pada wahyu,
aspek batiniyah dan akhlak atau budi pekerti manusia. Sedangkan pada
tersebut menghiasi dunia Islam, sebagai dua pola yang berpadu dan saling
melengkapi. Akan tetapi ketika pola pemikiran rasional diambil alih oleh
Eropa dan dunia Islam pun meninggalkan pola berfikir tersebut. Sehingga
kemunduran.
4
Setelah kita mengetahui asas kebangkitan peradaban Islam kini kita
dikaitkan dengan satu atau dua faktor saja. Karena peradaban adalah
juga bersifat sistematik. Artinya kelemahan pada salah satu organ atau
satu faktor dengan faktor lainnya, yang secara umum dibagi menjadi faktor
Islam berada adalah gersang, atau semi gersang. Kondisi ini juga
rentan dari sisi pertahanan dari serangan luar. Demikian pula di tahun
dan Iraq. Karena faktor ini penduduk tidak terkonsentrasi pada suatu
2. Perang salib yang terjadi dari 1096-1270, dan serangan Mongol dari
5
3. Hilangnya perdagangan islam internasional dan munculnya kekuatan
barat. Pada tahun 1492 Granada jatuh dan secara kebetulan Columbus
negara Islam. Disaat itu kekuatan umat Islam baik di laut maupun di
peradaban yang seperti peradaban kuno yang tidak dapat bangkit lagi.
dilemahkan yaitu dengan cara adu domba dan teknik divide et impera
6
M. M. Sharif dalam bukunya Muslim Thougt, mengungkapkan gejala
kemajuan yang hebat dalam jangka waktu yang terletak diantara abad ke
ke dalam maga tasawuf mendapat sukses di timur, dan Ibnu Rusd dengan
ahli ilmu pengetahuan. Namun pada masa ini mereka lebih mementingkan
pemerintahan, begitu juga dengan para ahli ilmunya yang telibat dalam
urusan-urusan pemerintahan.
7
mengakibatkan berhentinya kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan di
dunia Islam.
Setelah warisan filsafat dan ilmu pengetahuan Islam diterima oleh bangsa
Eropa dan umat Islam sudah tidak memperhatikannya lagi maka secara
dari bangsa-bangsa Eropa dalam berbagai bidang kehidupan ini, telah timbul
pada masa itu dan mengirim duta-duta untuk mempelajari kemajuan Eropa,
pertama kali dalam dunia Islam dibuka suatu percetakan di Istambul pada
8
Penduduk Mesir oleh Napoleon Bonaparte tahun 1798 M, adalah
tersebut bukan hanya menunjukkan akan kelemahan umat Islam, tetapi juga
di Mesir. Inilah yang memukan mata kaum muslimin akan kelemahan dan
Menurut pendapat Afiful Ikhwan 1 tugas pendidikan islam dapat ditinjau dari
oleh bangsa-bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga pola
1
Afiful Ikhwan, integrasi Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islami dalam Pembelajaran), Ta’allum
Jurnal, Volume. 2, Nomer. 2, November 2014: 179-194, hlm. 184
9
pola pembaharuan pendidikan yang berorientasi kepada pola pendidikan
kembali ajaran Islam, yang berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya
kesejahteraan hidup yang dialami oleh Barat adalah sebagai hasil dari
capai. Mereka juga berpendapat bahwa apa yang dicapai oleh bangsa-
kalah perang dengan berbagai negara Eropa Timur pada masa itu,
2
Zuharini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 117.
10
a. Mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan
sekolah pembedahan
11
Islam yang menjadi sumber kemajuan dan kekuatannya ditinggalkan,
Islam bisa diterapkan dan sesuai dengan segala zaman dan tempat. Oleh
3
Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 92-94.
12
Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia antara lain ditandai
pesantren tidak dapat dipisahkan dari tuntutan umat. Oleh karena itu,
4
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hal,
279
13
terlihat pada fenomena madrasah yang sedemikian maju saat itu, adalah
sebagaimana fitrahnya.
waktu ditambah dengan sekali dalam satu minggu shalat Jum’at dan dua
kali dalam satu tahun untuk shalat hari raya. Selain dari mesjid ada juga
tempat ibadah yang disebut dengan langgar bentuknya lebih kecil dari
mesjid dan hanya di gunakan untuk shalat lima waktu, bukan untuk
shalat jum’at.
Selain dari fungsi utama mesjid dan langgar di fungsikan juga untuk
14
bacaan, selain dari itu anak-anak juga diberikan pendidikan keimanan,
yang berlaku sekarang. Salah satu sisi baik dari sistem halaqah ialah
maksud dari teks yang ada dalam sebuah kitab. Sistem ini mendidik
5
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 20-21.
6
A. Hasyimi, Mnera Johan (Bandung: Bulan Bintang, 1976), hlm. 104.
15
sebagai tempat belajar agama, mengaji, sebagai tempat salat lima
7
Ismail Sunni, Bunga Rampai Tentang Aceh (Jakarta: Batara Karya Aksara, 1980), hlm. 211.
16
si guru menerangkan pelajaran, berbentuk halakah, metode yang
wetonan.
memiliki satu lantai saja, di kanan kiri gang pemisah (blog) masing-
masing untuk 1-3 murid, kadang-kadang rumah yang tidak dipakai lagi
bahasa Arab, yakni zawiyah, yang berarti pojok Istilah zawiyah, yang
berdakwah pada masa awal Islam. Pada abad pertengahan, kata zawiyah
tasawuf, karena itu, didominasi hanya oleh ulama perantau, yang telah
dibangun menjadi sekolah agama dan pada saat tertentu juga zawiyah
8
Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hlm. 24.
17
sangat mungkin bahwa disebarkan ajaran Islam di Aceh oleh para
dayah.9
tidaklah persis sama. Setidaknya bila ditnjau dari segi latar belakang
lembaga ini guru yang disebut Ki ajar hidup dan tinggal bersama
9
Muntasir, Dayah dan Ulama dalam Masyarakat Aceh, dalam Sarwah, vol II, hlm. 43.
18
aktifitas keagamaan. Menurut ketentuan Adat, suarau berfungsi sebagai
3. Surau
sudah akil baligh, tidak lagi layak tinggal dirumah orang tuanya, sebab
diri mereka. Selain dari itu suarau juga berfungsi sebagai tempat
10
Haidar Putra Daulay, Historisitas dan Eksistensi: Pesantren dan Madrasah (Yogjakarta: Tiara
Wacana, 2001), hlm7
19
Sistem pendidikan disuaru banyak kemiripannya dengan sistem
yang ketat. Syekh atau guru mengajar dengan metode bendongan dan
sorongan, ada juga murid yang berpindah kesurau lain dia sudah merasa
pemikiran islam pada awal abad ke-20 adalah mata pelajaran agama
4. Pesantren
Qur’an dan Sunnah Rasul dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah-
yang berarti “guru mengaji” namun ada juga yang menyebut berasal
yaitu:
a. Pondok
20
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam
b. Masjid
c. Santri
21
dengan nama “barokah”, adalah alasan tempat berpijaknya santri di
d. Kitab kuning
e. Kyai
kepercayaannya.
22
Ada dua metode yang sering digunakan dalam pendidikan
pesantren, yaitu:
a. Metode Wetonan
dibaca Kiai atau tidak, hal itu tidak bisa diketahui. Dalam
b. Metode Sorongan
23
terhadap suatu topik yang telah ada papa kitab yang
dipegangnya.11
5. Madrasah
Kata madrasah dalam bahasa Arab berarti tempat atau wahana untuk
disebut dengan sekolah yang berarti bangunan atau lembaga untuk belajar
6. Sekolah-Sekolah Dinas
yang pertama M. Rasyidi, BA. Dari sekian banyak tugas Departemen ini,
11
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 144.
12
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), hlm. 50
13
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. VII; Jakarta: Balai Pustaka,
1984), hlm. 889.
24
3 Mentri yang berisikan tentang peraturan pengajaran agama di sekolah-
Islam (SGAI) yang dibagi kepada dua bagian, yaitu 5 tahun setelah tamat
Sekolah Rakyat, atau Madrasah Rendah dan 2 tahun setamat SMP atau
25
menjadi SGHA (Sekolah Guru Hakim Agama) yang pelajarannya 4 tahun
tahun setelah PGAP. PHIN yang sejak berdirinya hanya ada satu buah di
sekolah tersebut di angkat menjadi pegawai negeri dan karena itu murid-
murid di kedua sekolah ini harus berikatan dinas sesuai dengan Peraturan
sejak tahun 1969 tidak lagi disediakan ikatan dinas 7 Perguruan Tinggi
Islam.
26
Islam yang dipelopori oleh Persatuan Guru-Guru Agama Islam
(PGAI).
dengan jurusannya.
27
maka departemen agama untuk kesuksesan pendidikan agama di
28
sebagai pelaksanaannya di keluarkanlah Peraturan Menteri Agama
29
sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
pengembangannya.
b) Sosiologis
c) Edukatif
14
Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hlm 134-135.
30
ada pula yang brbentuk yayasan yang tidak bernaung dalam satu
Utara).
Persia, dan India sampai ke kepulauan Indonesia sejak abad ke-7. Para
15
Zuhairini et.al, Sejarah Pendidikan Islam (Cet.VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.136 .
31
Sementara berjalan proses pertumbuhan pendidikan Islam,
agama.
16
Ibid., h. 147.
32
Kelestarian penjajahan, betapapun merupakan impian politik
tersebut.
33
semakin mendalam tertanam di benak para santri. Pesantren yang
juga halnya dengan perang Paderi, perang Aceh, dan lain-lain. Dalam
Q.S. al-Maidah/5: 2.
ِ ْال ِعقَا
ب
34
Setelah itu pemerintah penjajah Belanda mulai agak mengurangi
1. Dikotomis
17
Marwan Saridjo, op. cit., h. 58.
35
diberikan dengan menghormati keyakinan agama masing-masing.
2. Diskriminatif
Melayu).
36
3. Sentralistik, yaitu pendidikan itu secara keseluruhan diatur dan
Asia Timur Raya, agar pihak Jepang mendapat bantuan dari umat
menghormati Islam.
18
Haidar Putra Daulay. Sejarah Pertumbuha dan Pembaruan Islam di Indonesia (Cet. I;
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009), h. 37.
37
kembali madrasah-madrasah yang pernah ditutup oleh pemerintah
penjajah Belanda.
terpencil.
38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam dari yang tradisional kearah yang lebih rasional, dan professional
pesantren tidak dapat dipisahkan dari tuntutan umat. Oleh karena itu,
39
sama segala aktivitas yang dilakukan di pesantren mendapat dukungan dan
c. Surau
d. Pesantren
e. Madrasah
f. Sekolah-Sekolah Dinas
pendidikan Kristen yang jauh lebih maju dalam segala bidang, dan
40
penjajah. Tetapi ternyata kemudian kondisi agama ini berkembang
Asia Timur Raya, agar pihak Jepang mendapat bantuan dari umat
Islam Indonesia.
B. Saran
41
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam. Cet. II; Jakarta: Pustaka pelajar, 2010
Azra, Azsyumardi. Jaringan Ulama, cet.I; Bandung : Mizan, 1995.
Azra, Azsyumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium
Baru. Cet.I; akarta: Logos Wacana ilmu, 1999.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1982
Djaelani, A. Timur. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pembangunan Perguruan
Tinggi Agama, Jakarta: Dermaga, 1980
Faisal, Yusuf Amir. Reorientasi Pendidikan Islam, cet. I; Jakarta: PT. Gema
Insani Press, 1995
Hamka. Sejarah Umat Islam, (Jakarta: Nusantara, 1961), h. 660 – 662. Lihat juga
Ibrahim Bukhari, Pengaruh Timbal Balik Antara Pendidikan Islam dan
Pergerakan Nasional di Minangkabau, Jakarta: Gunung Tiga, 1981
Hasbullah. Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,
1995
Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintas Sejarah Pertumbuhan
dan Perkembangan , Jakarta: PT Grafindo Persada, 1999.
Hasjimi, A. Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang,
1990
Maksum. Madrasah: Sejarah dan Perkembangannya , Cet.II; Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999.
Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994
Muhaimin. Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kkusut Dunia
Pendidikan Cet. I; Jakarta: PT.Raja Garafindo, 2004.
Nizar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam, cet II, Jakarta: Prenada, 2008.
Nizar, Hayati. Analisis Historis Pendidikan Demokrasi di Minangkabau,Majallah
Hadharah PPS IAIN Imam Bonjol Bapang, vol 3 edisi Pebruari 2006.
Putra, Haidar Daulay. Sejarah Pertumbuha dan Pembaruan Islam di Indonesia
Cet. I; Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009
Rasyidi, M. Strategi Kebudayaan Pembaharuan Pendidikan Nasional, Jakarta:
Bulan Bintang, 1980.
Saridjo Marwan. Pendidikan Islam dari masa ke masa Cet. I; Jakarta:
Penamadani, 2010.
Suryanegara , Ahmad Mansur. Menemukan Sejarah : Wacana Pergerakan Islam
Indonesia Jakarta: Mizan, 1998.
Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam, cet; VII; Jakarta: Hidakarya Agung,
1992.
42