Tugas UTS - SIM - Febry Amellia - 1813031054
Tugas UTS - SIM - Febry Amellia - 1813031054
Tugas UTS - SIM - Febry Amellia - 1813031054
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Di dalam persaingan yang sangat ketat, untuk menjaga loyalitas nasabah bank
harus mempunyai ide atau inovasi terbaru agar bisa menjaga kualitas dan
pelayanan bank. Karena kepuasan nasabah juga menjadi salah satu tujuan bank
supaya bank tersebut mempunyai nilai pandang yang bagus dimata masyarakat
luas. Agar itu semua bisa tercapai, bank harus mempunyai tekhnologi sistem
informsasi yang canggih dan mengikuti perkembangan zaman.
Selain itu bank BCA juga merupakan bank yang menggunakan tekhnologi
informasi terbanyak dan tercanggih. Sebuah bank akan sulit bersaing apabila
belum mengadopsi penggunaan tekhnologi informasi dan sistem informasi dalam
menjalankan bidang usahanya karena dewasa ini kebutuhan akan pelayanan
perbankan yang cepat, akurat dan efisien sangat dibutuhkan. Dalam penelitian ini
yang akan dibahas adalah bagaimana penerapan sistem informasi bank pada PT.
Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk meningkatkan pelayanan bank terhadap
nasabah.
B. Rumusan Masalah
Keunggulan dan kelemahan sistem informasi yang diterapkan oleh BCA. Serta
sistem informasi yang digunakan beserta teknologi yang digunakan terasa belum
terlalu memuaskan bagi sebagian nasabahnya.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas ini adalah selain sebagai tugas pengganti UTS,
dengan penulisan ini kita dapat mengetahui berbagai macam produk perbankan
elektronik yang ada saat ini dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
produk perbankan elektronik terutama hal yang berkaiatan dengan mata kuliah
yang sedang kita pelajari saat ini yaitu Sistem Informasi Manajemen.
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perusahaan
Nama cikal bakal BCA berdiri terbentuk pada 1955 yang merupakan NV
Perseroan Dagang dan Industri Semarang Knitting Factory (Pabrik rajut).Setelah
beroperasi selama dua tahun, NV Perseroan Dagang dan Industri mengubah nama
dan bisnis perusahaannya menjadi perbankan dengan nama NV Bank Central
Asia. Setelah mengubah namanya, Soedono Salim memindahkan kantor pusat
yang sebelumnya di Semarang ke Asemka, Jakarta tahun 1957. Kemudian pada 2
September 1975 nama NV Bank diubah permanen menjadi PT Bank Central
Asia.Selanjutnya pada 1977 Bank BCA melakukan merger atau penggabungan
dengan dua bank lain.
Kerja sama berupa pembayaran tagihan telepon dapat dilakukan dari ATM
BCA.Selain itu, BCA juga bekerja sama dengan Citibank untuk memudahkan
para pengguna kartu Citibank dalam membayarkan tagihannya melalui ATM
BCA. Kemudian, krisis moneter yang terjadi pada 1998 juga menghantam keras
BCA. BCA sempat mengalami bank rush atau penarikan besar-besaran uang
nasabah karena dianggap tidak akan dapat beroperasi lagi. Situasi dan kondisi
tersebut membuat BCA masuk dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi
BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Rekapitulasi tersebut
menghasilkan pemerintah Indonesia melalui BPPN menguasai 92,8 persen saham
BCA.Pembelian saham tersebut sebagai bentuk Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia.
Awal tahun 2000 nilai saham pemerintah berkurang menjadi 70,3 persen.Hal itu
terjadi setelah BPPN melakukan divestasi sebesar 22,5 persen dari seluruh saham
BCA melalui IPO atau Penawaran Saham Publik Perdana. Nilai kepemilikan
saham pemerintah terus menurun sampai pada 2005 dengan nilai kepemilikan
saham sebesar 5,02 persen. Pada awal 2000 saat proses rekapitulasi terjadi, BCA
telah mengembangkan banyak sistem bisnis miliknya. Hal ini terlihat pada tahun
2007 BCA meluncurkan kartu prabayar Flazz dan mulai menjajal layanan mobile
banking, debit, tunai, internet banking, dan sebagainya.Pengembangan bisnis juga
mencakup kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk penyaluran kredit
mobil dan kredit kepemilikan rumah melalui anak perusahaannya yakni BCA
Finance. Melansir laman resminya, kini Bank BCA telah memiliki 8 anak
perusahaan perbankan yang mencakup berbagai sektor.
2010an – 2013an
BCA memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan Syariah, pembiayaan sepeda
motor, asuransi umum dan sekuritas. Di tahun 2013, BCA menambah
kepemilikan efektif dari 25% menjadi 100% pada perusahaan asuransi umum, PT
Asuransi Umum BCA (sebelumnya bernama PT Central Sejahtera Insurance dan
dikenal juga sebagai BCA Insurance).
2014an – 2016an
2017an – 2018an
2019an – 2020an
Pada bulan Oktober 2019, BCA menyelesaikan akuisisi PT Bank Royal Indonesia
dengan kepemilikan efektif (langsung maupun tidak langsung) sebesar 100%.
Pasca akuisisi, model bisnis Bank Royal akan difokuskan sebagai bank digital
untuk bersinergi dengan jaringan perbankan digital BCA.BCA menandatangani
Perjanjian Jual Beli Bersyarat untuk pengambilalihan 100% saham PT Bank
Rabobank International Indonesia, dengan persyaratan mendapat persetujuan dari
regulator dan para pemegang saham. BCA melakukan penambahan modal pada
BCA Syariah dan CCV untuk mendukung pertumbuhan bisnis dari masing-
masing entitas anak.
BCA meluncurkan serangkaian inovasi layanan digital di tahun 2019, termasuk
BCA Keyboard (untuk akses langsung ke layanan transaksi perbankan di berbagai
online chat platform), Pembukaan rekening melalui BCA Mobile dan WELMA
(sebuah mobile apps untuk layanan wealth management) BCA mengembangkan
konsep future branch model dengan memanfaatkan beragam perangkat teknologi
digital. Melalui konsep ini akan semakin memperkuat customer experience dan
meningkatkan efisiensi operasional di kantor cabang
Visi
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting
perekonomian Indonesia.
Misi
Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan
solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan. Memahami beragam
kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi
tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah. Meningkatkan nilai francais dan
nilai stakeholder BCA.
Perusahaan dengan skala seperti Bank BCA yang telah mencapai skala
international tentunya melakukan aliansi bisnis dengan berbagai biro ,
perusahaan lain . Salah satu contoh kecilnya adalah adanya Flash BCA yang
dapat digunakan untuk pembayaran McD , 7Eleven , Toll , dll . Untuk
melakukan kerjasama seperti hal tersebut sangatlah tidak mudah , dikarenakan
selain diperlukan adanya sebuah perjanjian (TOR) yang mengatur kerjasama
tersebut juga diperlukan adanya Database System yang dapat mencatat setiap
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan menggunakan alat
pembayaran BCA.Sistem ini sangat diperlukan untuk keperluan koordinasi
dan pertukaran antar informasi internal perusahaan , yang kemudia akan
dihubungkan ke satu jaringan besar yang kemudian kinerjanya akan dilihat
antara Manajer kedua belah pihak sebagai dasar apakah kerjasama masih
layak untuk dipertahankan.
Bank Bca memiliki sebuah sistem back end. Sistem ini merupakan aplikasi
pendukung agar Manager dapat melakukan kinerjanya seperti business
forecasting , human resource management ,dll. Dengan adanya proses control
ini , setiap cabang BCA dapat beroperasi dengan efektif dan efisien . Sistem
ini akan otomatis tersambung dengan HQ( HeadQuarter) , sebagai
pertanggung jawaban setiap manajer kepada pihak pemiliki.
2. Managemen Support System
Sistem ini pada hakekatnya muncul ketika aplikasi sistem informasi berfokus
pada penyediaan informasi dan dukungan dalam pengambilan keputusan yang
efektif oleh para manajer. Karena menyediakan informasi dan memberikan
dukungan dalam pengambilan keputusan oleh semua level manajer dan
profesional bisnis adalah tugas yang cukup sulit, maka diperlukan suatu
sistem pendukung operasi yang disebut dengan sistem pendukung
manajemen.
3. Teknologi
Teknologi yang digunakan untuk menjalankan Sistem Informasi ini terbagi
menjadi 2 yang berupa perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras
berupa peralatan fisik seperti:
Printer Antrian BCA. Mesin yang mengatur urutan pelayanan nasabah yang
datang ke bank BCA.
sedangkan perangkat lunak berupa aplikasi-aplikasi /software, seperti:
- Komputer Server
- Storage
- Peralatan Jaringan
- Web Server
- Database Server
- Web Framework, Dll
Bank Cental Asia baru serius menggunakan teknologi informasi sekitar tahun
1989 dengan tujuan untuk membedakan pelayanan dengan bank lain. Untuk
itu Bank Cental Asia harus menginvestasikan dana yang besar untuk
membangun sistem informasinya. Dengan menggunakan VSAT, BCA mampu
menghubungkan antar cabangnya secara on line. Produk BCA yang selama
ini memanfaatkan teknologi informasi meliputi telegraphic tansfer, mail
transfer, ATM dan phone banking. Sampai tahun 1995 jumlah ATM BCA
mencapai 500 unit. Hal ini berkat kemudahan yang selama ini ditawarkan
BCA.
Hal ini disebabkan perubahan jaman akan membawa pula perubahan pada
sifat masyarakat dan tentu saja pada sifat dunia ekonomi secara khusus. Agar
perusahaan mampu selalu adaptif terhadap perubahan yang muncul, maka
perusahaan harus mempersiapkan diri terhadap berbagai kemungkinan yang
dapat terjadi. Untuk itu perusahaan harus mempunyai berbagai data dan
informasi tentang segala sesuatu yang ada di sekitar perusahaan. Dengan data-
data yang ada tersebut, perusahaan dapat membuat berbagai macam alternatif
skenario strategi. Selanjutnya dengan pengolahan informasi yang terus
menerus dari data yang masuk dari hari ke hari, perusahaan dapat melakukan
analisis atas alternatif-alternatif skenarionya, untuk mencapai skenario terbaik
bagi pelaksanaan kegiatan di waktu-waktu mendatang, demikian seterusnya.
Hal seperti ini tentu saja memerlukan dukungan suatu sistem informasi yang
baik.
Saat ini BCA dalam tahapan proses pembelajaran konsep big data, teknologi
infrastruktur TI big data dan software pengelolaan data, yang kemudian akan
memungkinkan BCA untuk melakukan konversi data dari sistem
konvensional data warehouse ke sistem big data dan penambahan data
pendukung lainnya.Untuk mempertahankan kepercayaan nasabah dalam
penggunaan layanan perbankan BCA, faktor keamanan bertransaksi menjadi
salah satu prioritas utama BCA. Dengan semakin berkembangnya teknologi,
dan kemajuan internet, maka ancaman cyber-crime dan potensi fraud semakin
meningkat. Oleh karena itu, BCA senantiasa menerapkan sistem keamanan TI
yang andal dan bertaraf internasional guna mencegah ancaman cyber-crime
dan mendeteksi adanya transaksi mencurigakan.
Selain itu, sosialisasi juga dilakukan untuk para karyawan internal guna
menjaga keamanan dalam bekerja, termasuk terkait menjaga kerahasiaan data.
Penyempurnaan sistem pengelolaan user ID dan otorisasi akses serta upgrade
berkala pada aplikasi security seperti antivirus dan Intrusion Preventing
System (IPS) senantiasa dilakukan untuk memastikan keamanan jaringan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua sistem informasi yang digunakan di BCA memang sudah cukup baik,
tetapi tetap memerlukan beberapa penyempurnaan lagi, dan terutama sistem
informasi yang digunakan oleh BCA masih selangkah lebih maju dibandingkan
dengan bank lainnya.
B. Saran