Hutang Lancar
Hutang Lancar
Hutang Lancar
BAB I
Hutang Lancar
pengertian hutang lancar adalah hutang perusahaan yang harus dibayar dalam tempo satu
tahun. Namun bisa juga temponya kurang dari satu tahun, tergantung bagaimana siklus
operasional perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan mengacu pada Standar Akuntansi
Keuangan atau SAK, hutang lancar adalah “hutang yang pelunasannya menggunakan
sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menciptakan hutang lancar baru.”
Yang dimaksud dengan hutang ini adalah segala hutang atau kewajiban yang jumlah nominal
hutang dan waktu jatuh tempo sudah diketahuhi dengan pasti oleh kedua belah pihak. Berikut
beberapa macam hutang yang termasuk pada kelompok pertama ini:
Hutang Dagang
Hutang dagang merupakan hutang yang muncul dari kegiatan operasional dan ekonomi
perusahaan, yaitu kegiatan usaha pokok perusahaan, yang terjadi secara berulang. Hutang
dagang muncul karena adanya perbedaan waktu dalam melakukan penyerahan produk
(barang atau jasa) dengan pembayaran produk tersebut (jangka waktu kredit). Jangka waktu
kredit biasanya dinyatakan sebagai syarat pembayaran, misalnya 3/10, n/30. (Baca juga: Cara
Membuat Laporan Keuangan)
Hutang Deviden
Sesuai dengan namanya, hutang deviden merupakan dana yang harus diberikan perusahaan
kepada pemegang saham karena adanya deviden atau pengumuman pembagian laba
perusahaan. Pada tanggal pengumuman deviden, perusahaan jadi memiliki kewajiban atau
hutang yang harus dibayarkan pada para pemegang saham. Hutang deviden dibayar tunai
dalam jangka satu tahun setelah pengumuman deviden.
Wesel Bayar
Wesel bayar adalah hutang yang disertakan atau didukung dengan surat pernyataan hutang,
atau surat peryataan sanggup membayar. Yang termasuk wesel bayar adalah wesel yang
dibuat dalam kegiatan operasional perusahaan, pinjaman yang disertai wesel, dan hutang
wesel jangka panjang yang akan segera jatuh tempo. Perbedaan Laporan Keuangan Syariah
dan Konvensional)
Hutang Biaya
Hutang biaya mencakup hutang atas biaya-biaya yang masih harus dibayar. Dengan kata lain,
manfaat dari biaya tersebut sudah digunakan dalam satu periode, namun biayanya belum
dibayar. Pencatatan hutang biaya dimasukkankedalam rekening biaya yang masih harus
dibayar. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya)
Hutang Bonus
Hutang bonus adalah bonus yang belum dibayarkan kepada pegawai. Bonus juga diberikan
berdasarkan gaji pokok pegawai, atau berdasarkan laba yang didapat perusahaan. Perhitungan
bonus dapat dilakukan dengan cara menghitung laba sebelum pajak dan bonus, laba sesudah
bonus tapi sebelum pajak, serta laba bersih setelah bonus dan pajak.
Hutang ini merupakan hutang yang tidak dapat ditentukan dengan pasti, namun dapat ditaksir
jumlah atau nominalnya. Hutang dalam kelompok ini hanya dapat ditaksir jumlahnya
meskipun transaksi atau peristiwa yang terkait sudah terjadi. Berikut beberapa macam hutang
yang termasuk dalam kelompok ini:
Hutang Hadiah
Yang dimaksud dengan hutang hadiah adalah hadiah yang diberikan perusahaan dalam
jumlahterbatas melalui penyerahan kupon oleh konsumen. Hutang ini belum terjadi, namun
akan menjadi biaya ketika terjadi penjualan produk dan konsumen mendapat kupon hadiah.
Kupon hadiah yang beredar ini merupakan hutang yang ditanggung perusahaan, yang
jumlahnya ditaksir oleh perusahaan.
Hutang Garansi
Perusahaan adakalanya memberikan garansi kepada konsumen untuk memperbaiki kerusakan
atau kekurangan suatu produk, guna mempertahankan kualitas produk. Garansi ini tidak
diketahui jumlah pastinya, namun harus ditaksir jumlahnya karena merupakan biaya yang
akan dikeluarkan atau ditanggung perusahaan.
Hutang Wesel
Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk membayar uang
pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidaknya tarip bunga yang harus dibayar, noters
dapat dibagi menjadi hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga. Hutang wesel
berbunga merupakan hutang wesel yang penerbitannya disamping harus membayar nominal
wesel juga harus membayar bunga.
1. Hutang Wesel Berbunga (Interest Bearing Notes Payable)
Misalkan perusahaan pada tanggal 2 April 2004 perusahaan menerbitkan sebuah promes nilai
nominal Rp1.000.000,00 bunga 12% setahun yang akan jatuh tempo 30 Juni 2004 sebagai
pelunasan hutang usaha. Jurnal yang dibuat pada tanggal 2 April adalah sebagai berikut :
2004
April
1 Hutang Usaha 1.000.000
Wesel
Bayar/Hutang 1.000.000
Wesel
Selanjutnya pada tanggal jatuh tempo (30 Juni 2004) jurnal yang dibuat adalah
2004
Juni 30
Wesel Bayar/Hutang Wesel 1.000.000
Biaya Bunga 30.000
Kas 1.030.000
Bunga yang dibayar = 12% x 3/12 x Rp1.000.000,00 = Rp30.000,00
2. Wesel Bayar Tak Berbunga secara eksplisit (Non Interest Bearing Notes)
Dalam wesel tak berbunga, penerbit promes hanya membayar nilai nominal, dengan
demikian nilai nominal merupakan nilai pada saat jatuh tempo. Untuk tujuan pengukuran,
wesel tersebut didiskontokan dan jumlah dilaporkan di neraca adalah sebesar nilai sekarang
yaitu nilai nominal dikurangi diskontonya. Nilai sekarang dari hutang wesel ini kadangkala
mudah diketahui, misalkan pada tanggal 30 Desember 2003 perusahaan menyerahkan wesel
tak berbunga nominal Rp100.000.000,00 kepada seorang kreditur untuk melunasi hutang
perusahaan kepadanya sebesar Rp90.000.000,00. Jika diserahkannya promes (hutang wesel)
tersebut adalah nilai hutang yang dilunasi yaitu Rp90.000.000,00. Jatuh tempo wesel 30
Agustus 2004.
Jurnal yang di buat adalah :
2004
April 1
Hutang Usaha 90.000.000
Diskon atas Wesel Bayar 10.000.000
Wesel Bayar/Hutang Wesel 100.000.000
Saldo rekening wesel bayar Rp100.000.000,00 dan saldo discount atas hutang wesel
Rp10.000.000,00 disajikan di neraca sebagai berikut :
Hutang Lancar :
Hutang Wesel 100.000.000
Dikurangi : Diskon atas Hutang Wesel 10.000.000
90.000.000
Pada tanggal 30 Agustus 2004, pada saat membayar wesel sebesar Rp100.000.000,00
perusahaan membuat dua jurnal sebagai berikut :
2004
Agustus 30
Hutang Wesel 100.000.000
Kas 100.000.000
Biaya Bunga 10.000.000
Diskon atas Wesel
10.000.000
Bayar
2.2.3 Hutang Jangka panjang yang jatuh tempo
Hutang jangka panjang seperti obligasi, hipotik maupun wesel yang akan jatuh tempo pada
tahun fiskal berikutnya dapat di akui sebagai hutang lancar. Namun ada juga yang tidak boleh
diakui sebagai hutang lancar, hutang jangka panjang yang tidak boleh diakui sebagai hutang
lancar jika:
1. Dilunasi dari hasil penerbitan hutang yang baru.
2. Dikonversi menjadi modal saham.
3. Dilunasi dengan menggunakan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut yang
secara layak tidak ditunjukan sebagai aktiva lancar.
2.2.4 Kewajiban jangka pendek yang diharapkan didanai kembali
Kewajiban jangka pendek (short-term obligasi) adalah hutang yang dijadwalkan akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus operasi
perusahaan mana yang lebih lama.
Beberapa kewajiban jangka pendek diharapkan akan didanai kembali (short-term obligation
expected to be refinanced) atas dasar jangka panjang dan karena itu diperkirakan tidak
memerlukan penggunaan modal kerja selama tahun berikutnya.
Wesel Tagih
Wesel tagih merupakan wesel yang dapat ditagihkan kepada perusahaan lain yang memiliki
utang kepada perusahaan kita. Dengan kata lain, wesel tagih ini adalah dokumen piutang yang
dikeluarkan oleh pihak perusahaan lain yang belum bisa membayar pada saat penyerahan
barang terjadi. Dokumen wesel tagih ini dapat menjadi dasar posting piutang pada perusahaan
kita. Karna status perusahaan merupakan pemberi utang. Berdasarkan pembebanan bunga,
wesel tagih dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu wesel tagih berbunga dan wesel tagih tanpa
bunga.
Pertimbangan untuk membebankan bunga tergantung pada pihak manajemen perusahaan. Jika
harta yang dipinjamkan tersebut memiliki nilai nominal yang dapat memberikan dampak
kerugian, maka biasanya pihak perusahaan pemberi pinjaman akan membebankan bunga
untuk mengantisipasi munculnya hal tersebut. Besaran bunga yang akan dikenakan pada
wesel tagih biasanya akan disesuaikan dengan besaran suku bunga bank yang terkait dalam
transaksi.
Wesel Bayar
Sebetulnya piutang wesel bayar ini sama dengan wesel tagih. Bahkan dokumennya pun sama.
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada penerima wesel tersebut. Jika wesel tagih
diberikan pada perusahaan pemberi pinjaman maka wesel bayar diberikan pada perusahaan
yang meminjam uang.
Wesel bayar ini jika masa perjanjiannya akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari 1
tahun, maka akan dimasukan pada neraca saldo dengan nama akun kewajiban lancar. Namun,
jika pelunasannya lebih dari 1 tahun, maka akan dilaporkan sebagai kewajiban jangka
panjang.
Saat wesel bayar mengalami jatuh tempo, adakalanya perusahaaan yang berutang tidak dapat
dapat membayar tepat waktu. Jika hal tersebut terjadi, maka wesel tersebut dapat masuk
dalam perkiraan utang dagang dan pihak penerima wesel bisa memberi beban tambahan
berupa biaya administrasi.
Dengan adanya piutang wesel ini, maka pihak perusahaan pemberi utang akan mendapatkan
kepastian pencatatan laporan keuangan dan juga akan merasa aman memberikan pinjaman
kepada perusahaan lain dikarenakan adanya surat perjanjian yang mengikat disertai jaminan
berupa aset yang bisa digunakan jika terjadi masalah dalam pembayaran dikemudian hari.
Perhitungan Diskonto Wesel Tanpa Bunga
Untuk kasus wesel tak berbunga, ada cara sendiri untuk menghitung diskonto wesel tanpa
bunga. Sebelumnya, kita harus mengetahui unsur-unsur yang akan digunakan dalam
perhitungan ini.
Unsur pertama dari perhitungan ini adalah nominal wesel. Dikarenakan ini bukan wesel
berbunga, maka nominal wesel saat jatuh tempo sama dengan nominal wesel ketika ditarik
pertama kali.
1. Periode diskonto adalah usia mulai dari piutang wesel dijaminkan sampai dengan
tanggal jatuh temponya. Perlu diketahui bahwa hari pertama atau hari terjadinya transaksi
diskonto wesel tanpa bunga ini tidak dihitung sebagai hari diskonto. Namun, hari jatuh tempo
akan dihitung sebagai hari diskonto.
2. Menghitung nominal diskonto dengan rumus = nilai jatuh tempo (nominal wesel
ketika ditarik) x tarif x periode diskonto.
3. Rumus akhir untuk mendapatkan uang yang diterima dari hasil pendiskontoan wesel
tanpa bunga ini adalah = nilai jatuh tempo – nominal diskonto.
Ketika perusahaan memutuskan untuk mendiskonto piutang wesel tanpa bunga yang mereka
miliki, perusahaan akan mencatatnya seperti ini:
Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai perhitungan diskonto wesel tidak berunga,
akan dijabarkan soal cerita singkat berikut ini
Perusahaan Dagang SAHABAT memiliki surat promes dari konsumennya bernama Tuan
Andi dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 Maret 2011. Jangka waktu piutang wesel
tersebut adalah 2 bulan dengan bunga 12% per tahun. Dikarenakan pihak perusahaan
punya kepentingan tersendiri, tanggal 25 Maret 2011 piutang wesel PD SAHABAT
didiskontokan ke Bank Negeri dengan potongan diskonto sebesar 10% per tahun.
Dari ilustrasi sederhana di atas, kita bisa menghitung nilai jatuh temponya yaitu sebesar
nilai nominal wesel ketika pertama kali ditarik, yaitu Rp 300.000.
Periode diskonto adalah 36 hari, dihitung sejak tanggal 26 Maret 2011 sampai dengan
tanggal 30 April 2011 (jatuh temponya). Maka, diskontonya senilai Rp 3.000 (didapat dari
perhitungan Rp 300.000 x 10% x 36/360).
Maka dari itu, kita bisa menghitung uang yang diterima PD SAHABAT pada tanggal 25
Maret 2011 yaitu sebesar Rp 297.000 (didapat dari perhitungan Rp 300.000 – Rp 3.000).
Jurnal yang diperlukan PD SAHABAT ketika mendapat uang hasil diskonto wesel berbunga
tersebut adalah sebagai berikut:
Pada umumnya, piutang wesel yang kita kenal memiliki bunga yang akan menjadi
keuntungan bagi pemegang surat promes atau piutang wesel tersebut. Dalam menghitung
diskonto wesel berbunga, ada rumusnya yang sudah disediakan. Namun kita harus tahu
unsur-unsur yang digunakan dalam rumus diskonto wesel berbunga berikut ini. (Baca
juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)
1. Unsur pertama dari perhitungan ini adalah nominal wesel. Dikarenakan ini wesel
berbunga, maka nominal wesel saat jatuh tempo sama dengan nominal wesel ketika ditarik
pertama kali ditambah dengan bunga yang dihasilkan selama usia piutang wesel.
2. Periode diskonto adalah usia mulai dari piutang wesel dijaminkan sampai dengan
tanggal jatuh temponya. Perlu diketahui bahwa hari pertama atau hari terjadinya transaksi
diskonto wesel berbunga ini tidak dihitung sebagai hari diskonto. Namun, hari jatuh tempo
akan dihitung sebagai hari diskonto.
3. Menghitung nominal diskonto dengan rumus = nilai jatuh tempo (nominal wesel dan
bunganya) x tarif x periode diskonto.
4. Rumus akhir untuk mendapatkan uang yang diterima dari hasil pendiskontoan wesel
dengan bunga ini adalah = nilai jatuh tempo – nominal diskonto.
mendebit kas sebesar nilai piutang wesel jatuh tempo dikurangi dengan diskonto.
mengkredit pendapatan bunga dengan nominal selisih antara nilai uang yang diterima
dengan nilai nominal piutang wesel ditagih.
mengkredit piutang wesel sebesar nilai nominal wesel tagih.
Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai perhitungan diskonto wesel berbunga, akan
dijabarkan soal cerita singkat berikut ini.
Perusahaan Dagang SAHABAT memiliki surat promes dari konsumennya bernama Tuan
Andi dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 Maret 2011. Jangka waktu piutang wesel
tersebut adalah 2 bulan dengan bunga 12% per tahun. Dikarenakan pihak perusahaan
punya kepentingan tersendiri, tanggal 25 Maret 2011 piutang wesel PD SAHABAT
didiskontokan ke Bank Negeri dengan potongan diskonto sebesar 10% per tahun.
Dari ilustrasi sederhana di atas, kita bisa menghitung nilai jatuh temponya yaitu sebesar
nilai nominal wesel ditambah dengan bunganya (Rp 300.000 + (12% x 2/12 x Rp 300.000))
yaitu Rp 306.000.
Periode diskonto adalah 36 hari, dihitung sejak tanggal 26 Maret 2011 sampai dengan
tanggal 30 April 2011 (jatuh temponya). Maka, diskontonya senilai Rp 3.060 (didapat dari
perhitungan Rp 306.000 x 10% x 36/360).
Maka dari itu, kita bisa menghitung uang yang diterima PD SAHABAT pada tanggal 25
Maret 2011 yaitu sebesar Rp 302.940 (didapat dari perhitungan Rp 306.000 – Rp 3.060).
Jurnal yang diperlukan PD SAHABAT ketika mendapat uang hasil diskonto wesel berbunga
tersebut adalah sebagai berikut:
Demikianlah informasi yang bisa kami sajikan terkait dengan pendiskontoan piutang wesel.
Bisa kita simpulkan bahwa pendiskontoan wesel artinya sama dengan menjaminkan surat
promes atau piutang wesel yang memiliki dasar hukum kuat untuk mendapatkan dana cair
secara lebih cepat dari tanggal jatuh tempo surat promes tersebut. Kekurangan dari pilihan ini
adalah uang yang diterima tidak sama dengan nilai nominal jatuh tempo, pasti akan di bawah
nominal tersebut.
Perjanjian Bonus
Perusahaan memberikan bonus kepada pekerja atau karyawan sebagai
tambahan gaji atau upah regular.
Contoh: asumsikan bahwa Palmer Inc. menunjukkan laba tahun 2007
sebesar $100.000, dan akan membayar bonus sebesar $10.700 pada bulan
januari 2008. Palmer membuata ayat jurnal penyesuain tertanggal 31
desember 2007 untuk mencatat bonus adalah sebagai berikut:
Beban Bonus Karyawan 10.700
Hutang Bonus Pembagian Laba 10.700
Pada bulan Jnauari 2008, ketika Palmer membayar bonus, ayat jurnalnya
adalah:
Hutang Bonus Pembagian Laba 10.700
Kas 10.700
tunjangan asuransi federal untuk orang lanjut usia, orang yang selamat dari
bencana, dan orang cacat bagi pribadi-pribadi tertentu dan keluarganya melalui
pengenaan pajak baik kepada majikan maupun pegawainya . Baik majikan atau
pekerja dikenakan tarif yang sama, yang saat ini adalah 6,2% berdasarkan gaji
kotor pekerja hingga batas tahunan sebesar $50.000. Pajak orang cacat
Contribution Act).
untuk usia lanjut yang disebut Medicare yang bertujuan mengurangi biaya
perwatan kesehatan yang tinggi bagi mereka yang berumur diatas 65 tahun. Basic
Plan atau Rencana Dasar yang menyediakan pelayanan rumah sakit dan
institusional lainnya, dibiayai oleh pajak asuransi Rumah Sakit terpisah yang
dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja pada tariff 1,45% dari total kompensasi
pekerja.
disebut pajak Federal Insurance Contribution Act (F.I.C.A) dan pajak asuransi
Rumah Sakit Federal memiliki tariff 7,65% dari upah pekerja hingga $90.000,
kerja yang belum disetor atas upah kotor yang dibayarkan harus dilaporkan
Semua pemberi pekerja yang memenuhi criteria berikut ini dikenakan pajak
pengangguran:
1. Membayar upah sebesar $1.500 atau lebih selama setiap kuartal kalender
2. Mempekerjakan paling sedikit satu orang setidaknya satu hari dalam setiap
CONTOH : Asumsikan Gaji mingguan $10,000 dan 8% untuk Social Security Taxes, dengan
Income Tax Withholding sebesar $1,320 dan Union Dues sebesar $88. Perusahaan mencatat
Kas 7,792
CONTOH : Asumsikan Gaji mingguan $10,000 dan 8% untuk Social Security Taxes, dengan
Income Tax Withholding sebesar $1,320 dan Union Dues sebesar $88. Perusahaan mencatat
setiap pekerja, pajak penghasilan yang dikenakan atas upah tersebut. Jumlah pajak
penghasilan yang dipotong dihitung oleh pemberi kerja atau majikan menurut
rumus yang ditentukan oleh pemerintah atau tabel pemotongan pajak. Jumlah
tersebut tergantung dari lamanya periode pembayaran dan upah kena pajak, status
10.000 seluruhnya terkena pajak FICA dan Medicare 7.65%, pajak pengangguran
federal 0,8%, dan Negara bagian 4%, dengan pemotongan pajak penghasilan
Perusahaan mencatat upah dan gaji yang dibayarkan dan potongan gaji karyawan
sebagai berikut:
Ayat jurnal untuk mencatat pajak gaji pemberi kerja adalah sebagai berikut:
Beban Pajak Gaji 1.245
Hutang Pajak FICA 765
Hutang Pajak Pengangguran Federal 80
Hutang Pajak Pengangguran Negara Bagian 400
Dividend payable yaitu bagian dari laba perusahaan yang diputuskan untuk dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Utang usaha, utang yang berasal dari transaksi pembelian barang dan jasa
dalam dagang yang dilakukan secara kredit menghasilkan utang usaha bagi
perusahaan.
Utang bank, utang yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman bank
kepada perusahaan.
Wesel bayar, utang yang disertai dengan janji tertulis kepada pihak
kreditornya untuk membayar sejumlah uang dimasa mendatang dengan jumlah
dan bunga yang telah disepakati.
Obligasi, surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang berisi
kesediaan membayar utang dan bunga sesuai yang dijanjikan.
Utang dividen, kewajiban perusahaan kepada para pemegang sahamnya untuk
membayar dimasa mendatang dengan berbagai bentuknya,baik kas, surat
berhatga,maupun saham.
Utang Kontinjensi adalah suatu kondisi, situasi atau serangkaian situasi yang ada yang
melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan atau kerugian perusahaan yang pada
akhirnya akan diketahui ketika satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak
terjadi.
Jika sangat mungkin bahwa pelanggan akan mengajukan klaim menurut jaminan yang
berhubungan dengan barang atau jasa yang telah di jual dan estimasi yang layak atas
biaya yang terlibat dapat dilakukan, maka metode akrual harus digunakan. Biaya jaminan
menurut dasar akrual dapat dibebankan ke beban operasi pada tahun penjualan. Premi,
penawaran kupon, dan rabat diberikan untuk menstimulasi penjualan, dan biayanya harus
dicatat sebagai beban pada periode penjualan yang memperoleh manfaat dari rencana
premi.
Kewajiban Lancar dan Kontinjensi di sajikan serta di analisis
BAB II
surat atau sertifikat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh peminjam atas sejumlah
dana (hutang) yang diterimanya dari investor (pemegang obligasi) selaku pihak yang
memberikan pinjaman tersebut. Intinya yang dimaksud dengan obligasi adalah surat hutang
berjangka waktu panjang (umumnya lebih dari sepuluh tahun)
2.2 Jenis Jenis Obligasi
a. Zero Coupon Bond, system pembayaran dari obligasi ini dilakukan dengan cara dibayarkan
sekaligus ketika jatuh tempo (pokok pinjaman dan bunganya) bukan secara periodik.
b. Coupon Bond, obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan
ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum
masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum
jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu.
5. Jenis obligasi berdasarkan nilai nominal
a. Konvensional Bond, obligasi dengan satuan nilai nominal yang besar, umumnya Rp. 1
Miliar per lot.
b. Retail Bond, kebalikan dari konvensional bond, yaitu obligasi dengan satuan nilai nominal
yang kecil.