Travel > Asia">
Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan (Studi Kasus Rencana Tol Dalam Kota Jakarta Ruas Bekasi Raya) (
Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan (Studi Kasus Rencana Tol Dalam Kota Jakarta Ruas Bekasi Raya) (
Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan (Studi Kasus Rencana Tol Dalam Kota Jakarta Ruas Bekasi Raya) (
Keywords: Greenshield model, HCM Model, Indonesian Road Capacity Manual 1997, level of service, toll
1
JSIL | Novitasari & Sudibyo. : Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan
2
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
3
JSIL | Novitasari & Sudibyo. : Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan
4
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
lalu lintas per arah (DepPU 1997) yang digunakan untuk jalan perkotaan adalah
terlihat pada persamaan (6). Kecepatan 0.093 (FDT 1995). Volume jam rencana
arus bebas untuk jalan bebas hambatan dihitung berdasarkan persamaan (8).
didasarkan pada MKJI 1997. Persamaan Berdasarkan volume jam rencana
(7) digunakan untuk menentukan yang didapat maka dapat dihitung arus
kecepatan arus bebas (DepPU 1997). lalu lintas selama 15 menit seperti pada
persamaan (9). Faktor penyesuaian
QDH= LHRT x K x P (5) kendaraan berat (fhv) dapat dilihat pada
C = Co x FCw x FC (6) persamaan (10). Nilai RVs dianggap 0
FV = FV0 + FVw (7) apabila perbandingan truk memiliki
komposisi lima persen lebih besar
Keterangan: dibandingkan RVs (Nathaniel 2010).
LHRT : lalu lintas harian rata-rata Kecepatan arus bebas terlihat pada
tahunan (kend/hari) persamaan (10) (TRB 2000).
K : rasio antara jam rencana dan Berdasarkan kecepatan arus bebas
LHRT, nilai normalnya 0.1 yang didapat, dapat dihitung nilai
P : faktor P (LV% x empLV + kecepatan minimum dengan formula:
MHV% x empMHV + LB% x jika 90 ≤ FFS ≤ 120 dan Vp diantara
empLB + LT% x empLT)/100) (3.100 – 15 FFS) < Vp ≤ (1.800 + 5 FFS)
C : Kapasitas maka menggunakan persamaan (12).
Co : Kapasitas dasar (smp/jam) Jika 90 ≤ FFS ≤ 120 dan Vp ≤ (3.100-
FCw : Faktor penyesuaian akibat 15FFS) maka menggunakan persamaan
lebar jalur lalu lintas kecepatan minimum sama dengan
FCsp : Faktor penyesuaian akibat kecepatan arus bebas.
pemisah arah (jalur bebas Arus lalu lintas dan kecepatan
hambatan tak terbagi. minimum yang dihasilkan maka akan
FV : Kecepatan arus bebas didapatkan kepadatan seperti pada
kendaraan ringan pada kondisi persamaan (13). Nilai arus lalu lintas,
lapangan (km/jam) kecepatan arus bebas dan kecepatan
FV0 : Kecepatan arus bebas dasar minimum yang dihasilkan maka akan
kendaraan ringan untuk kondisi didapatkan tingkat pelayanan jalan
jalan dan tipe alinyemen yang sesuai metode Highway Capacity
dipelajari. Manual pada Gambar 3.
FVw : Penyesuaian kecepatan untuk DDHV = AADT x K x D (8)
lebar jalan (km/jam) 𝐷𝐷𝐻𝑉
Vp = 𝑃𝐻𝐹 𝑥 𝑁 𝑥 𝑓𝐻𝑉 𝑥 𝑓𝑝 (9)
1
b. Pengolahan berdasarkan Highway fHV = 1+𝑃𝑡 (𝐸𝑡−1)+Pr (𝐸𝑟−1) (10)
Capacity Manual 2000 FFS = BFFS- fLW – fLC - fN – fD (11)
Perkiraan volume lalu lintas pada S = FFS
1
- [28 𝑥 (23 𝐹𝐹𝑆 −
jalan bebas hambatan dipengaruhi oleh
𝑉𝑝+15𝐹𝐹𝑆−3.100 2.6
proporsi kendaraan yang bergerak pada 1.800) 𝑥 ( ) ] (12)
20𝐹𝐹𝑆−1.300
arah yang memiliki arus puncak pada 𝑉𝑝
jam-jam sibuk dilambangkan dengan D D= (13)
𝑆
untuk jalan dua lajur. Sedangkan
proporsi dari LHRT dilambangkan Keterangan:
dengan faktor K. Menurut Khisty dan DDHV : volume jam rencana
Lall (2006), besaran nilai D untuk (kendaraan/jam)
perkotaan yaitu 0.52. Faktor-K yang
5
JSIL | Novitasari & Sudibyo. : Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan
6
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
7
JSIL | Novitasari & Sudibyo. : Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan
sekurang-kurangnya 10 km/jam
a) Evaluasi menggunakan metode (KemenHub 2015). Pada kondisi tingkat
Manual Kapasitas Jalan Indonesia pelayanan E pengemudi mulai
1997 merasakan kemacetan-kemacetan durasi
Kondisi geometri jalan yaitu lebar pendek. Tingkat pelayanan jalan pada
jalur, lebar bahu atau kereb dan segmen 3 atau jalan off ramp rencana
hambatan samping akan mempengaruhi adalah C sehingga jalan ini dinilai cukup
kapasitas dan kecepatan arus bebas. hasil baik untuk dijadikan jalan yang
survei, hambatan samping pada ketiga berhubungan dengan off ramp jalan tol.
segmen diklasifikasikan rendah. Hasil
perhitungan untuk mengetahui kinerja b) Evaluasi menggunakan model
ruas jalan berdasarkan perhitungan yang Greenshield
terdapat pada Manual Kapasitas Jalan Pengembangan model korelasi
Indonesia 1997 terlihat pada Tabel 3. model Greenshield berdasarkan data-
Tingkat pelayanan jalan pada segmen 1 data primer, yaitu data volume lalu lintas
arah Bekasi adalah C yang diartikan arus dan kecepatan kendaraan yang sudah
stabil dengan volume lalu lintas yang didapatkan. Hal yang cukup penting dan
lebih tinggi dan memiliki kecepatan perlu diperhatikan adalah model korelasi
sekurang-kurangnya 60 km/jam yang akan dibangun akan valid jika dan
(KemenHub 2015). Sedangkan tingkat hanya jika survei dilakukan pada ruas
pelayanan jalan pada segmen 1 arah jalan yang sama dan periode waktu yang
Pulogadung adalah D yang diartikan arus sama juga (Apriliyanto 2018). Korelasi
mendekati tidak stabil dengan volume dikembangkan berdasarkan hubungan
lalu lintas tinggi dan memiliki kecepatan Q-V-K yaitu parameter kapasitas
sekurang-kurangnya 50 km/jam maksimum (Qm), kecepatan pada saat
(KemenHub 2015). Pada kondisi tingkat arus maksimum (Vm) dan kerapatan pada
pelayanan D pengemudi memiliki saat arus maksimum (Km). Data dinilai
kebebasan yang sangat terbatas. Tingkat valid jika hubungan korelasi pada ketiga
pelayanan jalan pada segmen 2 arah fungsi ini memiliki nilai lebih besar dari
Bekasi dan Pulogadung adalah E yang 0.8 yang menandakan hubungan antar
diartikan arus mendekati tidak stabil variabel sangat kuat (Pratomo dan Astuti
dengan volume lalu lintas mendekati 2015). Hasil kinerja ruas jalan terlihat
kapasitas jalan dan memiliki kecepatan pada Tabel 4.
8
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
Arus
lalu Kecepatan
Kapasitas Derajat Kecepatan
Segmen Arah lintas arus bebas LOS
(smp/jam) kejenuhan (km/jam)
(smp/ (km/jam)
jam)
1 Bekasi 1339 5560 0.24 64 62 C
Pulogadung 1742 3558 0.49 62 58 D
2 Bekasi 1225 1569 0.77 44 38 E
Pulogadung 1777 1872 0.95 50 35 E
3 Bekasi 1370 5382 0.25 66 66 C
Pulogadung 1432 5471 0.26 66 66 C
9
JSIL | Novitasari & Sudibyo. : Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan
sehingga nilai tingkat pelayanan jalan Kota Jakarta dicantumkan dalam RTRW
untuk kedua arah turun menjadi E. DKI Jakarta tahun 2030 sesuai PERDA
Berdasarkan hasil evaluasi pada segmen DKI No.1 Tahun 2012. 6 Ruas Jalan Tol
1 dan segmen 2, jalan Bekasi Raya pada dalam Kota Jakarta masuk dalam Proyek
kondisi eksisting ini tidak memenuhi Strategis Nasional berdasarkan PerPres
standar tingkat pelayanan jalan yang No. 3 Tahun 2016 dan PerPres No. 58
tertulis pada PRI Nomor 34 tahun 2006 Tahun 2017 mengenai Percepatan
dengan tingkat pelayanan jalan arteri Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
primer adalah C, sehingga diperlukan Tol dalam kota Jakarta Seksi A Kelapa
rekomendasi untuk memperbaiki kinerja Gading-Pulo Gebang termasuk dalam
jalan tersebut agar dapat menampung pembangunan Trase Tahap 1 Pembagian
arus lalu lintas yang ada. Segmen 3 seksi jalan pada Tahap 1 terlihat pada
memiliki tingkat pelayanan jalan untuk Gambar 4.
kedua arah adalah C, sehingga jalan ini Jalan tol dalam Kota Jakarta Seksi
sesuai dengan standar yang ada. Untuk A Kelapa Gading-Pulo Gebang memilik
mengurangi arus lalu lintas pada jalan enam lajur dan pada tiap jalur terdiri dari
eksisting, pemerintah melakukan tiga lajur dengan status jalan nasional
pembangunan tol dalam Kota Jakarta yang diklasifikasikan kelas jalan I
Seksi A Kelapa Gading-Pulo Gebang. dengan fungsi jalan arteri. Jalan tol
dalam kota Jakarta Seksi A Kelapa
Evaluasi Kinerja Jalan Pada Gading-Pulo Gebang memiliki tipe jalan
Perencanaan Jalan Tol 6/2 D atau enam lajur dua arah terbagi
Jalan tol dalam kota Jakarta Seksi dengan perencanaan geometri jalan pada
A Kelapa Gading-Pulo Gebang termasuk segmen maupun ramp seperti pada Tabel
kedalam rencana 6 Ruas Jalan Tol Dalam 5.
Kota Jakarta. 6 Ruas Jalan Tol Dalam
10
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
Tabel 5 Perencanaan geometri jalan tol dalam kota Jakarta seksi A Kelapa Gading-Pulo
Gebang
Ukuran desain
Parameter geometri
segmen jalan ramp 1/1 ramp 2/1
Lebar lajur (m) 3.5 4 3.5
Lebar bahu luar (m) 2.0 3 0.5
Lebar bahu dalam (m) 0.5 1 0.5
Lebar median (termasuk bahu dalam) (m) 1.8 tidak ada tidak ada
Superelevasi maksium (%) 6 6 6
Jarak pandang henti minimum (m) 75 40 40
Kelandaian maksimum (%) 5 7 7
Kecepatan rencana (km/jam) 60 40 40
11
JSIL | Novitasari & Sudibyo. : Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan
12
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
Perkiraan kinerja ruas Jalan Bekasi lintas (i) yang dapat digunakan hanya
Raya setelah jalan tol beroperasi terlihat sampai pada tahun 2035 (KemenPUPR
pada Tabel 9. Berdasarkan tingkat 2017). Data perkiraan kinerja jalan pada
pelayanan jalan yang dihasilkan yaitu C, tahun 2035 terlihat pada Tabel 10.
maka jalan ini sesuai dengan standar PRI Berdasarkan Tabel 10, tingkat
Nomor 34 tahun 2006 memiliki tingkat pelayanan jalan pada semua segmen
pelayanan jalan terendah C. Berdasarkan menurun menjadi D diakibatkan
tingkat pelayanan yang dihasilkan, maka pertumbuhan lalu lintas yang semakin
pembangunan jalan tol dinilai dapat meningkat. Untuk mencapai tingkat
mengurangi kemacetan pada Jalan pelayanan jalan minimal C diperlukan
Bekasi Raya. rekomendasi perubahan geometri jalan
Kinerja jalan kemudian berdasarkan PRI Nomor 34 tahun 2006,
diproyeksikan sampai tahun 2035. yaitu dengan minimal lebar jalur untuk
Pemilihan tahun 2035 disesuaikan jalan arteri primer sebesar 11m.
dengan literatur faktor pertumbuhan lalu
13
JSIL | Novitasari & Sudibyo. : Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan
Perkiraan dampak off ramp Bekasi kejenuhan lebih kecil dari 0.8 – 0.9.
Raya Kondisi geometri bagian jalinan yaitu
memiliki lebar jalinan 16 m dan panjang
Analisis dampak off ramp Bekasi Raya jalinan 300 m. Berdasarkan Tabel 12
berdasarkan perhitungan bagian jalinan perkiraan kinerja jalan sampai tahun
pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 2035 dinilai masih baik dan belum
1997. Metode ini menerangkan pengaruh menimbulkan kemacetan yang
rata-rata dari kondisi masukan yang signifikan, karena nilai derajat
diasumsikan. Masukan ini berdasarkan kejenuhan kurang dari 0.8. Kondisi
arus lalu lintas yang keluar dari jalan tol geometri jalan yang ada sesuai dengan
dan arus jalan eksisting itu sendiri. standar dan tidak memerlukan
Metode ini berlaku untuk derajat rekomendasi.
14
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
15
JSIL | Novitasari & Sudibyo. : Analisis Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan
16