Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Penataan Lalu Lintas Kawasan CBD Kedungdoro Kota Surabaya

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PENATAAN LALU LINTAS KAWASAN CBD KEDUNGDORO KOTA SURABAYA

Indra Wahyu Perdana1, Bobby Agung Hermawan2, Uriansah Pratama3


Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat
Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD
Jalan Raya Setu Km 3,5, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, ID 17520
indrawahyuper9@gmail.com

ABSTRACT

The Kedungdoro CBD area is one of the areas that is the center of activity in the city of Surabaya. The
Kedungdoro area is located in Tegalsari District, Surabaya City. Land use in the Kedungdoro CBD area
includes offices, hotels, schools, and shopping centers. The existence of a shopping center in the form of a market
that does not have a parking area causes vehicles to use the road as a parking location, causing the Jalan Pasar
Kembang 1 segment to have a V/C Ratio of 0.80. In addition, the existence of public transportation that picks up
and drops passengers carelessly on the road, misuse of sidewalks for street vendors, and the absence of facilities
for stopping public transportation in the area.
The analytical methods used in this research are road network analysis, parking analysis, and pedestrian
analysis. By using the Vissim PTV application, you can find out the current condition of the road network
performance. Next is the preparation of problem solving proposals. In the proposed handling, it is simulated on
the PTV Vissim application to determine the performance of the road network after the proposed handling.
The implementation of the proposed handling was carried out such as changing the parking angle from 600 to
00, limiting the operational time of goods transportation, prohibiting street vendors from selling on sidewalks
and roads, procuring pedestrian facilities, and planning public transportation stops. With the Vissim PTV
application, the performance of the road network after the proposed handling of delays is an average of 607.74
seconds, network speed is 28.83 km/hour, total distance traveled is 12719.08 meters, total travel time is 441.17
vehicle hours.

Keywords: CBD Area, Road Network Performance, PTV Vissim.

ABSTRAK

Kawasan CBD Kedungdoro adalah salah satu kawasan yang menjadi pusat kegiatan di Kota Surabaya. Kawasan
Kedungdoro terletak di Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya. Tata guna lahan di Kawasan CBD Kedungdoro
berupa perkantoran, hotel, sekolah, dan pusat perbelanjaan. Keberadaan pusat perbelanjaan berupa pasar yang
tidak memiliki lahan parkir mengakibatkan kendaraan menggunakan badan jalan sebagai lokasi parkir sehingga
menyebabkan ruas Jalan Pasar Kembang 1 memiliki V/C Ratio 0,80. Selain itu, keberadaan angkutan umum yang
menaik-turunkan penumpang secara sembarangan pada badan jalan, penyalahgunaan trotoar untuk pedagang kaki
lima, dan belum adanya fasilitas pemberhentian angkutan umum pada kawasan tersebut.
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis jaringan jalan, analisis parkir, dan analisis
pejalan kaki. Dengan menggunakan aplikasi PTV Vissim dapat mengetahui kinerja jaringan jalan kondisi saat ini.
Selanjutnya adalah penyusunan usulan penanganan masalah. Pada usulan penanganan tersebut disimulasikan
pada aplikasi PTV Vissim untuk mengetahui kinerja jaringan jalan setelah dilakukannya usulan penanganan.
Penerapan usulan penanganan yang dilakukan seperti perubahan sudut parkir dari 60 0 menjadi 00, pembatasan
waktu operasional angkutan barang, pelarangan pedagang kaki lima untuk berjualan pada trotoar dan badan jalan,
pengadaan fasilitas pejalan kaki, dan perencanaan pemberhentian angkutan umum. Dengan aplikasi PTV Vissim
diperoleh kinerja jaringan jalan setelah usulan penanganan tundaan rata-rata 607,74 detik, kecepatan jaringan
28,83 km/jam, total jarak yang ditempuh 12719,08 meter, total waktu perjalanan 441,17 kend-jam.

Kata Kunci: Kawasan CBD, Kinerja Jaringan Jalan, Parkir, Pejalan Kaki, Vissim
PENDAHULUAN

Kota Surabaya salah satu kota di Indonesia sekaligus ibu kota dan kota terbesar di provinsi Jawa Timur.
Kota Surabaya juga merupakan salah satu kota metropolitan terpadat di Pulau Jawa. Kota Surabaya
memiliki banyak peranan. Peranan tersebut antara lain; sebagai pusat pemerintahan provinsi Jawa
Timur, perindustrian, perdagangan, dan pendidikan hal ini menyebabkan banyaknya pertambahan
jumlah penduduk di Kota Surabaya sehingga menyebabkan banyaknya pergerakan dikota Surabaya,
terutama pada kawasan CBD Kota Surabaya.
Kawasan CBD Kota Surabaya merupakan wilayah yang memiliki tingkat aktifitas perjalanan yang tinggi
karena mengingat di wilayah ini merupakan pusat perdagangan, pertokoan, pusat pendidikan,
perkantoran, serta terdapat pula mall dan pasar sehingga pada ruas-ruas jalan di kota ini mengalami
penumpukan perjalanan yang mengakibatkan kemacetan. Sepanjang ruas jalan tersebut didominasi oleh
kegiatan perdagangan baik itu berupa pertokoan,pasar maupun pedagang kaki lima serta kegiatan parkir
pada badan jalan yang mengambil sebagian badan jalan dan fasilitas pejalan kaki. Keberadaan parkir on
street dan pedagang kaki lima menjadi hambatan samping mengakibatkan menurunnya kapasitas jalan.
Dengan kondisi jalan yang demikian, timbul beberapa masalah lalu lintas utamanya pada saat jam sibuk
berupa kemacetan lalu lintas. Ditandai dengan nilai kinerja lalu lintas yang rendah dengan V/C ratio
pada kawasan CBD diatas 0,80 dan nilai kepadatan >100 smp/km.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas


Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa
manajemen dan rekayasa lalu lintas sebagai serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan Jalan
dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas.

Indikator Kinerja Ruas Jalan


Indikator kinerja ruas jalan terdiri dari kapasitas ruas jalan, volume ruas jalan, v/c rasio (volume lalu
lintas/kapasitas), kecepatan, dan kepadatan.

Kapasitas Ruas Jalan (C)


Kapasitas adalah jumlah arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi
tertentu, yang meliputi geometri, distribusi arah dan komposisi lalu lintas, serta faktor lingkungan,
dengan satuan smp/jam. Perhitungan kapasitas ruas jalan menggunakan perhitungan manual kapasitas
jalan Indonesia (MKJI, 1997) dengan persamaan sebagai berikut:
C=Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (1)
Keterangan:
C = Kapasitas jalan (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah untuk jalan tak terbagi FCsf =
Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota

Volume
Volume yaitu jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang pada suatu ruas jalan tertentu
dalam satuan waktu tertentu dan dalam satuan mobil penumpang.

V/C Rasio
V/C Rasio didapatkan dari hasil perbandingan antara volume lalu lintas ruas jalan pada satu jam
sibuk dengan kapasitas ruas jalan tersebut.
Kecepatan
Kecepatan dihitung dari panjang jalan di bagi waktu tempuh rata-rata kendaraan yang melalui segmen
jalan. Sehingga semakin tinggi kecepatan suatu kendaraan ketika melewati suatu ruas jalan, maka
semakin baik kinerja ruas jalan tersebut.

Kepadatan
Nilai kepadatan diperoleh dari perhitungan volume dibagi dengan kecepatan ruas jalan.

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan metodologi penelitian dari tahap awal identifikasi masalah,
rumusan masalah, pengumpulan data sekunder dan data primer, pengolahan dan analisis data,
permodelan lalu lintas dengan software Vissim. Setelah dilakukan permodelan kondisi saat ini, usulan
penanganan juga dimodelkan melalui software Vissim.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kinerja Kondisi Saat Ini
Untuk validasi model dilakukan berdasarkan hasil tes/uji chi-kuadrat antara hasil survei lalu lintas di
lapangan dan hasil model pada aplikasi Vissim. Validasi model dimaksudkan untuk menguji apakah
hasil volume lalu lintas model yang didapatkan mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dengan
hasil volume lalu lintas pengamatan (observasi).
Dalam memvalidasi hasil model dengan hasil survai lalu lintas untuk ruas jalan yaitu menggunakan
volume lalu lintasnya. Prosedur pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Menyatakan hipotesis awal dan hipotesisalternatif
Ho : hasil model = hasil survai
H1 : hasil model ≠ hasil survai

2) Batasan daerah penolakan atau batas kritis dari tabel 2 menentukan tingkat signifikan
dengan derajat keyakinan 95% atau =5%, terdapat 17 data volume lalu lintas, yang berarti k
= 17, sehingga df (derajat kebebasan) = k-1= 17-1=16. Dengan melihat tabel distribusi 2
dapat diketahui nilai 2 = 26,10

3) Aturan keputusan Menetukan kriteria uji

Ho : diterima jika 2 hitung < 26,10

H1 : diterima jika 2 hitung > 26,10

Secara makro dapat diketahui bahwa kinerja lalu lintas pada jaringan jalan di Kawasan CBD terdapat
permasalahan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan software Vissim pada jaringan jalan di
Kawasan CBD Kota Surabaya menunjukkan adanya permasalahan. Terkait dengan

kinerja jaringan jalan eksisting terdapat pada Tabel V.1 berikut ini :
Tabel V. 1 Kinerja Eksisting Jaringan Jalan pada Kawasan CBD

PARAMETER KINERJA JARINGAN JALAN


Tundaan Rata-Rata (detik) 655,12
Kecepatan Jaringan (km/jam) 23,53
Total Jarak yang Ditempuh (meter) 11673,27
Total Waktu Perjalanan (kend-jam) 496,10

Parkir
Dalam meningkatkan kinerja lalu lintas kawasan CBD Kota Surabaya perlu dilakukan strategi dalam
penataan parkir. Untuk itu strategi penataan parkir yang diusulkan dalam penelitian ini adalah
perubahan sudut parkir pada badan jalan dari 600 menjadi 00.

Tabel V. 2 Analisis Parkir

Kebutuhan
Interval Rata - rata durasi Indeks Volume Akumulasi Ruang
No Nama Jalan Survai Parkir (Jam) Parkir (%) Parkir Parkir Parkir
(Jam) (SRP)
Mobil Motor Mobil Motor Mobil Motor Mobil Motor Mobil Motor

Jl Pasar
1 12 0,43 0,54 23,33 31,50 60 67 14 21 2 3
Kembang
Jl
2 12 0,56 0,44 39,71 30,94 68 107 27 33 3 4
Kedungdoro
Jl Embong
3 12 0,50 0,54 22,83 15,38 92 156 21 24 4 7
Malang
Jl Basuki
4 12 0,65 0,53 52,94 30,00 68 93 36 28 4 4
Rahmat

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan ruang parkir terbesar untuk mobil adalah sebesar 4
srp yaitu pada ruas jalan Embong Malang dan Basuki Rahmat 1. Sedangkan kebutuhan ruang parkir
terbesar untuk sepeda motor sebesar 7 srp terdapat pada ruas jalan Embong Malang. Adapun untuk
akumulasi parkir mobil tertinggi yaitu 36 kendaraan pada ruas Basuki Rahmat 1, dan untuk sepeda
motor sebesar 33 kendaraan pada ruas Kedungdoro.

Pejalan Kaki
Pejalan kaki merupakan salah satu pengguna jalan dan merupakan faktor utama yang tidak bisa
dianggap sebelah mata, karena apabila terdapat gangguan atau permasalahan dapat pula mengganggu
sistem transportasi yang lainnya. Aktivitas pejalan kaki juga berpengaruh terhadap volume lalu lintas,
apabila tidak segera ditangani dapatmenyebabkan konflik lalu lintas yang sangat tidak teratur. Karena
minimnya fasilitas sehingga menyebabkan tingkat kewaspadaan pengguna lalu lintas menurun.
Tabel V. 3 Rekomendasi Fasilitas Pejalan Kaki
No Nama Ruas Lebar Lebar Rekomendasi
Trotoar yang Trotoar yang Fasilitas
Dibutuhkan Dibutuhkan Penyeberang
(m) (Kiri) (m) (Kanan)
1 Pasar Kembang Pelican dengan
1,155 1,153
1 Pelindung
2 Kedungdoro Pelican dengan
1,135 1,145
Pelindung
3 Tidar 1 1,111 1,110 Pelican
4 Arjuno 1 1,129 1,127 Pelican
5 Embong Malang 1,080 1,106 Tidak Perlu
6 Basuki Rahmat 1 1,044 1,041 Tidak Perlu

Usulan Penanganan Masalah


Usulan penanganan masalah di perlukan untuk menyelesaikan masalah transportasi pada suatu
wilayah studi. Salah satu alternatif masalah yang dapat dilakukan yakni dengan pengoptimalan sarana
dan prasarana yang telah tersedia. Hal ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kinerja jaringan jalan
pada lokasi penelitian

Tabel V. 4 Usulan Penanganan Masalah


No Usulan Penanganan
1. Pembatasan waktu operasional angkutan barang.
Perubahan sudut parkir dari 600 menjadi 0o utamanya pada ruas jalan Pasar Kembang 1 dan Kedungdoro.
2.
Pelarangan pedagang kaki lima berjualan pada trotoar, bahu, dan badan jalan di ruas jalan Pasar Kembang
3.
1.
4. Pengadaan fasilitas pejalan kaki.

5. Perencanaan tempat pemberhentian angkutan umum.


Untuk analisis kinerja jaringan pada sebelum dan setelah usulan penanganan dilakukan dengan
bantuan aplikasi transportasi Vissim. Hasil analisis dalam aplikasi Vissim digunakan untuk
mengetahui peningkatan kinerja jaringan jalan sebelum dan setelah usulan penanganan. Dalam
penelitian ini parameter kinerja jaringan digunakan yaitu tundaan rata-rata, kecepatan jaringan, total
jarak yang ditempuh, dan total waktu perjalanan Dalam melakukan permodelan usulan
penanganan masalah digunakan alat bantu aplikasi Vissim. Berikut merupakan tabel
perbandingan kinerja jaringan jalan sebelum dan setelah dilakukannya usulan penanganan.

Tabel V. 5 Perbandingan Kinerja Jaringan


PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN JALAN
Parameter Kondisi Saat Ini Usulan Penanganan
Tundaan Rata-Rata (detik) 655,12 607,74
Kecepatan Jaringan (km/jam) 23,53 28,83
Total Jarak yang Ditempuh (meter) 11673,27 12719,08
Total Waktu Perjalanan (kend-jam) 496,10 441,17
Dari hasil analisis dengan melakukan permodelan pada aplikasi Vissim diketahui kinerja jaringan jalan
setelah usulan penanganan. Usulan penanganan dilakukan dengan pengaturan sudut parkir on street dari
600 menjadi 00, pembatasan waktu operasional angkutan barang, pengadaan fasilitas pejalan kaki,
pelarangan berdagang di trotoar dan badan jalan, perencanaan fasilitas pemberhentian angkutan umum.
Dengan penerapan usulan penanganan yang dikaji dalam penelitian ini, kinerja jaringan jalan kawasan
CBD Kedungdoro Kota Surabaya meningkat. Kinerja jaringan yang dihasilkan tersebut memiliki
tundaan rata-rata 607,74 detik, kecepatan jaringan meningkat menjadi 28,83 km/jam, total jarak yang
ditempuh 12719,08 meter, dan total waktu perjalanan 441,17 kend-jam.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Kinerja lalu lintas di Kawasan CBD Kedungdoro Kota Surabaya pada kondisi saat ini
dengan aplikasi Vissim adalah sebagai berikut:
a. Tundaan rata-rata 655,12 detik.
b. Kecepatan jaringan 23,53 km/jam,
c. Total jarak perjalanan 11673,27 meter
d. Total waktu perjalanan 496,10 kend-jam.
2. Penataan Lalu lintas pada kondisi saat ini dilakukan dengan penerapan usulan penanganan
masalah. Dalam meningkatkan kinerja lalu lintas terbaik digunakan usulanan penanganan
sebagai berikut penataan parkir onstreet, penyediaan fasilitas pejalan kaki, pelarangan
berdagang pada trotoar serta pembatasan waktu operasional angkutan barang.
3. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan aplikasi Vissim kinerja jaringan jalan setelah
usulan penanganan mengalami peningkatan sebagai berikut :
a. Tundaan rata-rata 607,74 detik.
b. Kecepatan jaringan 28,83 km/jam,
c. Total jarak perjalanan 12719,08 meter
d. Total waktu perjalanan 441,17 kend-jam.

SARAN
Saran yang disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait dalam penerapan dan
penanganan rencana penataan dan pembenahan lalu lintas pada Kawasan CBD
Kedungdoro
2. Melakukan penertiban dan pengawasan oleh pihak yang berwenang terhadap pedagang
yang berjualan di badan jalan untuk mengembalikan fungsi jalan secara maksimal.
3. Pengaturan sudut parkir dan pelarangan parkir di badan jalan serta memasang rambu
sebagaimana fungsinya pada setiap ruas jalan di Kawasan CBD Kedungdoro Kota
Surabaya
4. Pembangunan fasilitas pemberhentian angkutan umum (halte) sebagai tempat untuk
menaik-turunkan penumpang.
5. Usulan fasilitas pejalan kaki berupa trotoar, dan fasilitas penyebrangan berupa pelican
dengan pelindung di jalan Arjuno 1.
6. Perlu dilakukannya kajian mengenai skenario untuk jangka panjang terhadap lalu lintas
Kawasan CBD Kedungdoro Kota Surabaya

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1993). Keputusan Menteri Perhubungan No.KM 65 Tahun 1993 tentang Fasilitas Pendukung
Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Anonim. (2009). Undang-Undang No.22 tahun 2009. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Anonim. (2011). Peraturan Pemerintah No. 32 Tentang Manajemen dan Rekayasa Analisis Dampak
Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Anonim. (2015). Peraturan Mentri Perhubungan No.96 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Anonim. (2018). SE Menteri PUPR No. 02/SE/M/2018 tentang Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan
Kaki. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
C, J. K., & B, K. L. (2003). Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hobbs, F. D. (1995). Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Marga, D. J. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Morlok, E. K. (1995). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga.
Mulyawan, I. (2022, 05 28). http://moeljawan.blogspot.com. Retrieved from moeljawan blog:
http://moeljawan.blogspot.com/2010/03/central-business-district-cbd.html
Munawar, A. (2005). Dasar-Dasar Teknik Transportasi. Yogyakarta: Beta Offset.
Tamin, O. Z. (1997). Perencanaan dan Permodelan Transportasi Jilid I. Bandung: ITB Bandung.
Tamin, O. Z. (2008). Perencanaan dan Permodelan Transportasi Jilid 2. Bandung: ITB Bandung.

You might also like