LAPORAN STUDIO PROSES - Echa
LAPORAN STUDIO PROSES - Echa
LAPORAN STUDIO PROSES - Echa
Elsa Maulida
2104110010006
FAKULTAS TEKNIK
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat serta rahmat, tidak lupa
hidayah dan petunjuk-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan ini sebagai tugas mata
kuliah Studio Proses Perencaan dengan tepat waktu. Laporan ini berjudul “Identifikasi
Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Kondisi Biofisik Lingkungan Di Desa
Meunasah Papeun Kabupaten Aceh Besar ”. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kepada
baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah diutus oleh Allah SWT dalam membawa
ilmu pengetahuan pada kehidupan manusia.
Laporan ini kiranya tak akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak yang terus
mendorong penulis untuk menyelesaikan laporan Studio Proses Perencanaan. Terima kasih
pula penulis haturkan kepada Myna Agustina, S.T.,M.U.R.P. selaku dosen pembimbing
yang senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini dan juga kepada
seluruh dosen dan pembimbing lainnya yang turut serta membantu pembuatan laporan ini.
Penulis sepenuhnya sadar, penyusunan laporan ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
arahan, bimbingan dan petunjuk .
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1.LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
1.2.RUMUSAN MASALAH............................................................................................................5
1.4.RUANG LINGKUP....................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR KEBIJAKAN.......................................8
2.1.DEFINISI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN.....................................................................8
BAB III...............................................................................................................16
METODOLOGI PELAKSANAAN...................................................................16
3.1.LOKASI PENELITIAN............................................................................................................16
ii
Populasi...........................................................................................................................................19
Sampel.............................................................................................................................................19
3.6.DESAIN SURVEI.....................................................................................................................20
3.7.JADWAL KEGIATAN.............................................................................................................21
BAB IV...............................................................................................................26
GAMBARAN UMUM.......................................................................................26
4.1 GEOGRAFIS............................................................................................................................26
4.2 DEMOGRAFI...........................................................................................................................26
4.3 KETINGGIAN..........................................................................................................................27
4.4 TOPOGRAFI............................................................................................................................28
4.5 HIDROLOGI.............................................................................................................................28
BAB V................................................................................................................32
ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................................................32
5.1 ANALISIS PERKEMBANGAN PERUMAHAN.....................................................................32
BAB VI...............................................................................................................39
6.1.KESIMPULAN.........................................................................................................................39
6.2.SARAN.....................................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Awalnya sebagian besar tata guna lahan Gampong Meunasah Papeun masih berupa
tata guna lahan persawahan dan tegalan. Munculnya perumahan di Gampong Meunasah
Papeun diperkirakan muncul pada awal 2005, tepat setelah terjadinya bencana Tsunami yang
menerjang Aceh pada 26 Desember 2004. Pada awalnya hanya terdapat 3 unit perumahan
kemudian dari tahun ke tahun perkembangan perumahan meningkat pesat sampai tahun
2020 terdapat lebih dari 10 perumahan antara lain Samudera Residen 4, Perumahan Baru,
Mna Papeun Residen, Perumahan Samudra Indah Residen, Perumahan Meulu 1, Perumahan
Meulu 2, Perumahan Zaini M, Perumahan Habib Ahmadiyah dan Perumahan Deni Gemita.
4
Analisis dampak merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah
perencanaan pembangunan. Hal ini terkait langsung dengan tercapai-tidaknya tujuan
pembangunan dan
Dari latar belakang yang telah disajikan, penelitian ini sangatlah penting untuk
dikaji dikarenakan bertujuan untuk menganalisis dampak dari pertumbuhan pembangunan
perumahan di di Gampong Meunasah Papeun Kecamatan Krueng Barona Jaya,
Kabupaten Aceh Besar. Laporan ini mencoba untuk menjawab :
5
b. Akumulasi respon masyarakat setempat mengenai dampak lingkungan akibat
pembangunan perumahan.
Laporan ini ruang lingkup substansi yang di bahas merupakan permasalahan yang
berada di kawasan Gampong Meunasahh Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya,
Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Indonesia. Pada kawasan perumahan ini, topik
utama yang penulis angkat sebagai permasalahan ialah pada 2 dari 4 Dusun yang terdapat
di Gampong Meunasah Papeun, karena pada 2 Dusun ini terdapat banyak pembangunan
perumahan dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Terdapat banyak masalah di kawasan ini,
namun pada studi ini hanya difokuskan pada permasalahan dampak pada lingkungan dan
juga sosial yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan pembangunan perumahan.
Adapun beberapa aspek yang dibutuhkan dalam studi ini, yaitu kondisi biofisik pada
lingkungan dan juga imbas yang dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan pembangunan
perumahan sebelum dan sesudah dilakukan pembangunan perumahan dan aspek demografi
yang mencakup jumlah penduduk yang bertempat tinggal di Kawasan studi.
6
Gambar 1.1 Peta Citra Kawasan Gampong Meunasah Papeun
7
BAB II
8
tinggal dimaksud adalah agar penghuni rumah mempunyai tempat
untuk tinggal menetap atau berteduh secukupnya guna melindungi keluarga
dari iklim setempat.
b. Rumah sebagai penunjang kesempatan keluarga untuk berkembang di dalam
aspek kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi atau fungsi pengembangan
keluarga. Fungsi ini diwudkan dalam lokasi tempat perumah itu didirikan.
Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial
dan kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.
c. Rumah sebagai penunjang rasa aman dalam arti terjaminnya kehidupan
keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah, jaminan keamanan
lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa
kepemilikan rumah dan lahan.
d. Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia, perwujudannya bervariasi menurut
siapa penghuni atau pemiliknya. Berdasarkan hierarchy of need (Maslow,
1954:10), kebutuhan akan rumah dapat didekati sebagai :
Physiological needs (kebutuhan akan makan dan minum), merupakan kebutuhan
biologis yang hampir sama untuk setiap orang, yang juga merupakan kebuthan
terpenting selain rumah, sandang, dan pangan juga termasuk dalam tahap ini.
Safety or security needs (kebutuhan akan keamanan),merupakan tempat
berlindung bagi penghuni dari gangguan manusia dan lingkungan yang tidak
diinginkan.
Social or afiliation needs (kebutuhan berinteraksi), sebagai tempat untuk
berinteraksi dengan keluarga dan teman.
Self actualiztion needs (kebutuhan akan ekspresi diri), rumah bukan hanya
sebagai tempat tinggal, tetapi menjadi tempat untuk mengaktualisasikan diri.
9
1. Growth of density (Pertambahan jumlah penduduk).
Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk dengan meningkatnya angka
kelahiran dan adanya pertambahan jumlah keluarga, maka akan membawa
masalah baru. Seperti yang kita ketahui, setiap manusia membutuhkan rumah
yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
keluarga. Mayoritas masyarakat lebih memilih untuk menempati rumah milik
mereka sendiri. Oleh karena itu, semakin bertambah pula jumlah hunian yang
ada di kawasan permukiman tersebut yang menyebabkan pertumbuhan
perumahan permukiman.
2. Urbanization (Urbanisasi).
Dengan adanya daya tarik pusat kota yang berupa faktor pendorong seperti
kemiskinan, minimnya fasilitas di daerah pedesaan, standar hidup yang rendah,
dan terbatasnya lapangan pekerjaan, serta faktor penarik yang meliputi fasilitas
kota memadai dan standar hidup yang tinggi menyebabkan meningkatnya angka
urbanisasi. Kaum urbanis yang bekerja ataupun beraktifitas di pusat kota ataupun
masyarakat yang membuka usaha di pusat kota, tentu saja akan memilih untuk
tinggal di permukiman di sekitar kawasan pusat kota (down town). Hal ini juga
akan menyebabkan pertumbuhan perumahan permukiman di Kawasan sekitar
pusat kota.
a. Bangunan gedung milik badan usaha.
b. Bangunan gedung milik perorangan.
10
Adanya kepastian hukum bagi masyarakat penghuni terhadap tanah dan
bangunan diatasnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat
dan tidak sampai menimbulkan genangan air.
Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi yang siap
untuk disalurkan ke masing-masing rumah.
Dilengkapi dengan fasilitas pembuangan air kotor, yang dapat dibuat dengan
sistem individual yaitu tanki septik dan lapangan rembesan, ataupun tanki septik
komunal.
Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah secara teratur agar
lingkungan permukiman tetap nyaman.
Lingkungan permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima elemen
penting di dalamnya, yaitu (K. Basset dan John R. Short, 1980, dalam Kurniasih) :
a. Nature (unsur alami), mencakup sumber-sumber daya alam seperti topografi,
hidrologi, tanah, iklim, maupun unsur hayati yaitu vegetasi dan fauna.
b. Man (manusia sebagai individu), mencakup segala kebutuhan pribadinya seperti
biologis, emosional, nilai-nilai moral, perasaan, dan perepsinya.
c. Society (masyarakat), adanya manusia sebagai kelompok masyarakat yang tinggal
dan menetap.
d. Shells (tempat), dimana manusia sebagai individu maupun kelompok
melangsungkan kegiatan atau melaksanakan kehidupan.
e. Network (jaringan), merupakan sistem alami maupun buatan manusia, yang
menunjang berfungsinya lingkungan permukiman tersebut seperti jalan, air
bersih, listrik, dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada dasarnya suatu permukiman terdiri
dari isi (contents) yaitu manusia, baik secara individual maupun dalam masyarakat dan
wadah yaitu lingkungan fisik permukiman lingkungan fisik permukiman yang
merupakan wadah bagi kehidupan manusia dan merupakan pengejawantahan dari tata
nilai, sistem sosial, dan budaya masyarakat yang membentuk suatu komunitas sebagai
bagian dari lingkungan permukiman tersebut.
11
2.6 DAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN
Berikut adalah beberapa dampak yang khas dari suatu kegiatan pembangunan
perumahan dan permukiman baik dalam aspek lingkungan maupun dampak didalam
aspek sosial masyarakat menurut Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK)
yaitu :
konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula atau yang seperti direncanakan menjadi fungsi lain yang membawa
dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri, seperti dikutip dari
buku Perubahan Alih Fungsi Lahan oleh Fauziyah, S.H., M.H. dan Muh. Iman, S.H.,
M.H.Alih fungsi lahan merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan
wilayah yang merespons pertambahan penduduk. Hal ini tampak dari alih fungsi
lahan sawah menjadi lahan pemukiman perkotaan. Sebagian besar alih fungsi lahan
tersebut menunjukkan ketimpangan penguasaan lahan yang didominasi pemilik izin
mendirikan bangunan pemukiman, baik secara horizontal (real estate) atau vertikal
(apartemen).
12
pembangunan perumaham akan mengakibatkan berkurangnya kuantitas air tanah
maupun kuantitas air permukaan.
Sesuai dengan Qanun Kabupaten Aceh Besar Nomor 14 Tahun 2010 Pasal 7
Fungsi bangunan dapat dikelompokkan menjadi :
a) Fungsi hunian, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat
manusia tinggal yang berupa :
13
rumah tinggal sementara.
c) Fungsi usaha, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat
manusia melakukan kegiatan usaha yang terdiri dari :
bangunan perkantoran;
bangunan perdagangan;
bangunan perindustrian;
bangunan perhotelan;
bangunan wisata dan rekreasi;
bangunan terminal; dan
bangunan tempat penyimpanan.
d) Fungsi sosial dan budaya, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama
sebagai tempat manusia melakukan kegiatan sosial dan budaya yang terdiri dari :
14
e) Fungsi khusus, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama yang
mempunyai:
Setiap orang yang akan mendirikan bangunan gedung wajib memiliki izin
mendirikan bangunan gedung.Izin mendirikan bangunan gedung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh pemerintah daerah, kecuali bangunan gedung
fungsi khusus oleh Pemerintah, melalui proses permohonan izin mendirikan bangunan
gedung. Pemerintah daerah wajib memberikan surat keterangan rencana
kabupaten/kota untuk lokasi yang bersangkutan kepada setiap orang yang akan
mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan gedung.
15
16
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
Gampong Meunasah Papeun sendiri merupakan desa yang paling luas di Kecamatan
Krueng Barona Jaya, terdiri dari 4 Dusun, yaitu Dusun Puklat, Dusun Ujong Blang, Dusun
Lampee, dan Dusun Lampaseh dengan Kartu Keluarga (KK) terdata berjumlah 1.200 KK
dengan jumlah penduduk terdata kurang lebih 3.600 jiwa.
17
3.2. DATA DAN SUMBER DATA
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang
diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benarbenar
didapat data yang valid dan reliable.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat
menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan
dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung
terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
3.3.1. Observasi
18
3.3.2. Wawancara
3.3.3. Dokumen
Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya. Dokumen
yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang digunakan dalam 11 sebuah
penelitian harus mempunyai keterkaitan antara isi dokumen dengan penelitian yang
sedang dilakukan.
Teknik analisis data adalah metode atau cara untuk mendapatkan sebuah data menjadi
informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan juga
bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang terutama adalah masalah yang
tentang sebuah penelitian.
Merupakan teknik analisis yang berfokus pada informasi non numerik dengan asas
filsafat positivisme. Pada penggunaan teknik analisis kualitatif ini lumrahnya membahas
secara konseptual terhadap suatu permasalahan dan tidak terganggu dengan data-data
angka. Beberapa jenis teknik analisis data kualitatif, yakni:
Analisis Konten
Analisis naratif
Analisis wacana
Analisis kerangka kerja
19
3.4.2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti. Seperti
pendapat Sugiyono (2011 : 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”. Populasi yang dimaksud
dalam laporan identifiksi penyediaan masalah air bersih adalah seluruh warga yang ada di
Gampong Lam Lumpu, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar.
Sampel
Menurut Sugiyono (2011 : 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimliki oleh populasi tersebut.”. Sehingga sampel merupakan bagian dari populasi yang ada,
sehingga untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh
pertimbangan-pertimbangan yang ada. Dalam menentukan sampel terdapat bebreapa Teknik
dalam pengambilan sampel. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam laporan
ini adalah Teknik simple random sampling. Teknik simple random sampling merupakan Teknik
penarikan sampel secara acak pada populasi. Sejalan dengan hal tersebut Sugiyo (2013:120)
menjelaskan bahwa “pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.”
Untuk mengukur besaran sampel yang akan diteliti peneliti menggunakan rumus Slovin,
di mana rumus ini mampu mengukur besaran sampel yang akan diteliti. Besaran sampel yang
akan diteliti sebagai berikut:
N
n¿ 2
N . e +1
20
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
3600
N¿ 2
3600.( 0,1) +1
¿ 37
Maka jumlah sampel yang digunakan setelah dibulatkan yaitu sebanyak 37 responden.
Teknik operasional dalampengambilan sampel adalah dengan mengambil beberapa responden
dalam setiap harinya dalam waktu jangka 1 minggu yang sudah disesuaikan.
21
Lingkungan Lingkungan Perumahan Dan Sosial
dan Sosial Hidup
MINGGU
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pengantar Studio Proses
Perencanaan dan
Pembagian Kelompok
Setiap Anggota
Kelompok menentukan
isu di wilayah studi
Penyusunan Laporan
Pendahuluan (BAB 1)
Penyusunan Laporan
Pendahuluan (BAB 2)
Penyusunan Laporan
Pendahuluan (BAB 3)
Presentasi Laporan
Pendahuluan
Survey
Reduksi dan Tabulasi
Data
Analisis data
Sintesis
Menuangkan data dan
hasil analisis kedalam
peta
Menarik kesimpulan
hasil analisis (potensi &
masalah)
22
Penyelesaian draft
laporan pembahasan
Menyusun materi
presentasi akhir
Presentasi Laporan
Pembahasan
Pengumpulan laporan
akhir setelah revisi
23
LAMPIRAN
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
1) Secara umum, apakah anda setuju dengan adanya Perumahan di Gampong Meunasah
Papeun?
Iya
Tidak
24
6) Apakah menurut anda pembangunan pembangunan Perumahan memberikan dampak
terhadap kehidupan sosial dan gaya hidup masyarat?
Iya
Tidak
8) Apakah pihak pendiri perumahan bertanggung jawab apabila terjadi masalah akibat
pembangunan Perumahan??
Iya
Tidak
10) Apakah keberadaan Perumahan membuat lingkungan di sekitar anda semakin aman?
Iya
Tidak
25
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Gampong Meunasah Papeun adalah salah satu dari 12 gampong yang berada dalam
Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar dengan luas wilayah 128 (Ha), dengan
jumlah penduduk sebanyak 3.292 jiwa dan mayoritas penduduknya 100% beragama islam,
dulunya gampong ini masih berada dalam Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar, pada
saat tahun 2003 terjadi pemekaran dan saat itulah gampong ini masuk kedalam wilayah
Kecamatan Krueng Barona Jaya. Gampong ini berdiri sejak tahun 1920- an, sebelum Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mencapai puncak kemerdekaan, desa ini sudah menjadi
sebuah desa otonom walaupun sebahagiannya masih dikuasai penjajah. Sebagaimana layaknya
gampong-gampong di Aceh, setiap gampong pasti mempunyai suatu sejarah lahirnya gampong
tersebut. Demikian halnya dengan gampong Meunasah Papeun, yang menurut sejarah bahwa
gampong ini dulunya adalah salah satu wilayah dengan dua gampong lainnya yaitu gampong
Lamreung Meunasah Baktrieng dan gampong Lueng Ie. Ketiga gampong ini dinamakan atau
disebut dengan Lamreung. Dengan berjalannya waktu gampong Lamreung ini terpisah terbagi
tiga gampong, ketiga gampong ini berada dalam Kemukiman Ulee Kareng Kecamatan Ingin
Jaya Kabupaten Aceh Besar.
4.1 GEOGRAFIS
26
4.2 DEMOGRAFI
Dari 4 (empat) Dusun yang terdapat di Gampong Meunasah Papeun yaitu Dusun Puklat,
Dusun Ujong Blang, Dusun Lampee, dan Dusun Lampaseh. Data berdasarkan data terakhir
hasil sensus 2017 tercatat sebanyak 934 KK dan memiliki penduduk kurang lebih sebanyak
3600 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wiayah, Gampong Meunasah Papeun
memiliki kepadatan 0,00285 jiwa/ m2.
4.3 KETINGGIAN
27
No Klasifikasi Ketinggian Luas (Ha) Presentase (%)
(mdpl)
1 0-50 58.065,75 20,00
2 50-100 31.949,42 11,00
3 100-200 43.233,79 14,89
4 200-400 60.021,12 20,67
5 400-800 54.965,55 18,93
6 >800 42.125,10 14,51
Jumlah 290.350,73 100,00
Tabel Data Klasifikasi Ketinggian (mdpl) Kabupaten Aceh Besar
4.4 TOPOGRAFI
Kabupaten Aceh Besar memiliki klasifikasi kelerengan yang terbagi atas kelas
kelerengan yaitu < 2%, 2 − 8%, 9 − 15%, 16 − 25%, 26 − 40%, 41 − 60% dan > 60%.
Berdasarkan gambaran klasifikasi kelerengan tersebut, tampak didominasi oleh lahan
berkelerengan >60% dengan luasan yang mencapai 118.520,71 Ha atau sebesar 40,82% dari
total luas wilayah kabupaten.
4.5 HIDROLOGI
Potensi sumber daya air di wilayah Kabupaten Aceh Besar relatif cukup memadai,
dimana terdapat sejumlah aliran sungai. Beberapa daerah aliran sungai berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah di Indonesia. Salah satu sungai
28
yang relatif memiliki potensi sumber daya air yang cukup besar adalah Krueng Aceh, dengan
debit air rata-rata per tahun 30,86 m³/detik. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh ini
± 172.328,07 Ha, dimana bahagian DAS ini terdapat anak-anak sungai, diantaranya: Krueng
Jreu, Krueng Indrapuri, Krueng Pangoh dan Krueng Seulimeum. Anakanak sungai tersebut
mengalirkan kelebihan air hujan ke Krueng Aceh yang hulunya berasal dari pegunungan Bukit
Barisan. Hanya Krueng Seulimeum yang hulunya berasal dari Gunung Seulawah.
Krueng Aceh memisahkan kompleks volkan dan teras marin dengan kompleks
pegunungan/perbukitan kapur yang mengalir ke arah Barat sampai di daerah sekitar Banda
Aceh yang berupa dataran, teras marin, dataran alluvial, dataran marin di daerah pegunungan
dan perbukitan pola drainase dari sungai- sungai tersebut. Arah dan pola aliran sungai yang
terdapat dan melintasi wilayah Aceh dapat dikelompokkan atas 2 pola utama, yaitu:
Tingkat curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November mencapai 316,5 mm. Curah
hujan terendah pada umumnya terjadi pada bulan Juni mencapai 19,8 mm. Rata-rata curah
hujan di Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2011 sebesar 105.8 mm, sedangkan rata-rata curah
hujan di Gampong Meunasah Papeun adalah 156,60 mm.
29
Bulan Jumlah Curah Hujan (mm)
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Januari 168 112 tad 11 195,9 160,9 276,5 149,4 152,5
Februari 207 380 tad 304 7,7 23,7 113,0 112,9 82,3
Maret 131 262 tad 34 144,7 162,1 114,6 105,4 223,5
April 96 135 tad 171 118,8 86,4 191,0 219,5 142,3
Mei 122 99 tad 122 80,1 62,3 178,1 53,5 58,8
Juni 45 39 tad 106 100,1 18,4 21,9 190,1 19,8
Juli 64 30 tad 12 75,5 49,1 6,2 89,1 55,6
Agustus 112 82 tad 67 21,0 53,2 118,3 73,5 68,1
September 57 46 tad 237 81,5 60,3 126,8 75,6 136,8
Oktober 291 234 tad 216 125,5 62,3 43,5 116,5 41,8
November 126 267 tad 347 179,7 302,0 316,5 461,0 164,4
30
Desember 120 23 tad 233 197,8 166,7 254,0 334,0 123,4
Rata-Rata 128 142 tad 155 110.7 100.6 146.7 165 105
Bulan Jumlah Curah Hujan (mm)
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Januari 19 17 tad 2 15 17 21 12 15
Februari 9 18 tad 8 5 6 7 9 14
Maret 11 19 tad 6 9 15 15 16 17
April 12 15 tad 14 9 17 11 16 13
Mei 15 9 tad 7 13 13 15 8 11
Juni 12 8 tad 6 15 8 1 17 5
Juli 9 8 tad 3 9 11 9 19 8
Agustus 11 10 tad 3 8 14 18 12 7
September 13 10 tad 3 14 9 12 15 13
Oktober 16 24 tad 10 17 16 7 9 16
November 12 16 tad 14 18 21 21 25 12
Desember 19 5 tad 3 15 18 17 18 20
Rata-Rata 13 13 tad 3 12 14 13 15 15
31
BAB V
Pada bab ini akan membahas mengenai fakta dan juga hasil analisis terkait dampak
pertumbuhan perumahan terhadap aspek lingkungan dan sosial di Gampong Meunasah Papeun.
Hasil pengolahan data primer yang didapat dari hasil observasi lapangan, dan wawancara.
Pada mulanya sebagian besar tata guna lahan Gampong Maunasah Papeun masih berupa
sawah dan tegalan. Munculnya perumahan di Gampong Meunasah Papeun diperkirakan
muncul pada awal 2005, tepat setelah terjadinya bencana Tsunami yang menerjang Aceh pada
26 Desember 2004. Pada awalnya hanya terdapat 3 unit perumahan kemudian dari tahun ke
tahun perkembangan perumahan meningkat pesat sampai tahun 2020 terdapat lebih dari 10
perumahan. Berikut peta perumahan yang terdapat di Gampong Meunasah Papeun :
32
5.2 ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN
Penggunaan Lahan
Lainnya
9%
Permukiman
41%
Sawah
26%
Tegalan
12% Perkebunan
11%
33
TATA GUNA LAHAN SESUDAH ADANYA PEMBANGUNAN
Perumahan
28%
Permukiman
38%
Lainnya
5%
Sawah Perkebunan
14% 6%
Tegalan
11%
Perubahan tata guna lahan pertanian menjadi lahan terbangun tentu memberi dampak
terhadap lingkungan, dampak yang diberikan antara lain adalah terancamnya keseimbangan
ekosistem, menurunnya produksi pangan lokal, sarana dan prasarama pertanian menjadi tidak
terpakai. Tidak hanya dampak lingkungan, tetapi juga perubahan tata guna lahan berdampak
terhadap kehidupan sosial, seperti banyai buruh tani yang kehilangan pekerjaan dan
meningkatnya angka urbanisasi
Kondisi Jalan
34
perekonomian seperti halnya hargga barang dan jasa yang jauh akan lebih murah sehingga bisa
dijangkau oleh masyarakat.
35
dalam aktivitas harian. Hal ini tentu saja membuat Gampong Meunasah Papeun menjadi daya
Tarik dari segi kenyamanan dalam berpergian. Keunggulan dari segi lokasi dan akses yang
pastinya berguna untuk memberikan kemudahan yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
Permasalahan lingkungan lainnya yang sering dijumpai adalah kekeringan pada musim
kemarau. Hal ini disebabkan adanya penurunan kemampuan tanah untuk meresapkan air
sebagai akibat adanya perubahan lingkungan yang merupakan dampak dari proses
pembangunan perumahan.
Tidak Ada
86%
Ada
14%
Permasalahan ini juga terjadi di Gampong Meunasah Papeun, terdapat sekitar 14%
responden yang menambah kedalaman sumur setelah adanya pembangunan perumahan.
Berdasarkan hasil responden pada tabel penambahan kedalaman sumur setelah adanya
pembangunan perumahan mengalami penambahan rata-rata berkisaran 9-12 meter perlunya
penambahan kedalaman sumur untuk meningkatkan kapasitas air yang semakin menurun jika
tidak diperdalam
Pembangunan perumahan tentu saja memberikan dampak terhadap kondisi sosial di Gampong
Meunasah Papeun. Dampak pembangunan perumahan terhadap sosial ini dapat kita ketahui
dari tempat kegiatan sosial masyarakat, tingkat keramaian, perubahan mata pencaharian,
meningkatnya kesempatan kerja, dan tingkat kriminalitas.
36
Tingkat Keramaian
Ketersediaan sarana dan prasarana yang kian memadai menyebabkan adanya daya tarik
bagi masyarakat, hal tersebut terjadi di Gampong Meunasah Papeun. Kebutuhan akan tempat
hunian yang lebih banyak dan memungkinkan mendekati pusat perdagangan untuk membuka
usaha, sehingga menjadikan meningkatkan tingkat keramaian di Gampong Meunasah Papeun.
100% 7
90%
6
80%
70% 5
60%
4
50%
3
40%
30% 2
20%
1
10%
0% 0
18.00-19.00 WIB 19.01-20.00 WIB 20.01-21.00 WIB 21.01-01.00 WIB
Tingkat Keramaian Sebelum Adanya perumahan Tingkat Keramaian Setelah Adanya Peruumahan
Tingkat Kriminalitas
37
100% 6
90%
5
80%
70%
4
60%
50% 3
40%
2
30%
20%
1
10%
0% 0
Kriminalitas Sebelum Adanya Perumahan Kriminalitas Sesudah Adanya perumahan
38
Perubahan Tambahan Rumah Sesudah Adanya Pembangunan
Perumahan
4%
3% 3% 3%
2%
Setelah adanya pembangunan perumahan fungsi tambahan rumah tidak sekedar hanya
berfungsi menjadi rumah sebagai tempat tinggal. Namun sekarang ada fungsi tambahan sebagai
warung kelontong sekitar 3%, tempat kos sekitar 4%, rumah makan sekitar 3%, laundry sekitar
3% dan lainnya seperti laundry 3% dan yang berfungsi sebagai rumah terdapat 85%.
39
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. KESIMPULAN
6.2. SARAN
40
DAFTAR PUSTAKA
https://cakrawalajournal.org/index.php/cakrawala/article/view/228/227
https://dlhk.bantenprov.go.id/read/berita/44/Potensi-Dampak-Kegiatan-Pembangunan-
Perumahan.html
http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/121
https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web
http://sosiologi.upi.edu/unduhjournal.php?file=6_antologi_vol6_Erin%20Fitriani.pdf
https://www.kompasiana.com/snk?next=https://www.kompasiana.com/ichafauziah/
5e5684f3d541df7ce933a872/dampak-pembangunan-perumahan-bagi-lingkungan-dan-
masyarakat-sekitar
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/101507/qanun-kota-banda-aceh-no-8-tahun-2018
https://perkim.bandaacehkota.go.id/2017/04/27/isu-strategis-pembangunan-perumahan-rakyat-
dan-kawasan-pemukiman-di-kota-banda-aceh/
41