Laporan Kelas Ibu Hamil PMB Lolok
Laporan Kelas Ibu Hamil PMB Lolok
Laporan Kelas Ibu Hamil PMB Lolok
DI SUSUN OLEH :
1. Yunifa Anwar (P17312215119)
2. Nia Indah Sari (P17312215129)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan Laporan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Terstruktur pada Kelas Ibu
Hamil
Judul Kegiatan : Laporan Kegiatan Kelas Ibu Hamil
Pelaksanaan Kegiatan : 20 November 2021 dan 27 November 2021
Tempat Kegiatan : PMB Sunarti, SST., Bd
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Terstruktur Kelas Ibu Hamil di PMB Bdn.Lolok Rita
ML.S.Tr.Keb.
Laporan kegiatan ini kami susun sebagai laporan pelaksanaan dari kegiatan
pendidikan kesehatan terstruktur. Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapatkan
banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Budi Susatia, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Malang.
2. Ibu Herawati Mansur, SST,.M.Pd,M.Psi, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
3. Ibu Ika Yudianti,SST.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
4. Ibu Sugijati, SST., Bd selaku dosen pembimbing di PMB
5. Ibu Sunarti, SST., Bd selaku Pembimbing Klinik di PMB
Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran terbentuknya laporan kegiatan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kegiatan ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun, sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kegiatan
pendidikan terstruktur kelas ibu hamil ini.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ ii
KATAPENGANTAR ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ...............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Kelas Ibu Hamil .......................................................................... 4
2.2 Gizi Ibu Hamil.................................................................................................... 9
2.3 Birth Plan (Perencanaan Kehamilan)................................................................. 7
2.4 Senam Hamil....................................................................................................... 23
2.5 Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) ............. 10
BAB III HASIL KEGIATAN
3.1 Hasil Kegiatan ...................................................................................................... 48
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan ......................................................................................................... 50
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 52
5.2 Saran .................................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 54
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan kejadian fisiologis yang dialami oleh wanita.
Setiap kehamilan berisiko mengalami gangguan kehamilan yang disebut
komplikasi. Gangguan kehamilan tersebut merupakan penyebab langsung
kematian ibu. Berdasarkan penyebab tersebut kehamilan beresiko tinggi atau
komplikasi kehamilan biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu dan 3 terlambat.
Faktor 4 terlalu yaitu: terlalu muda (kurang dari 20 tahun), terlalu tua (lebih
dari 35 tahun), terlalu sering hamil (anak lebih dari 3) dan terlalu dekat atau
rapat jarak kehamilan (kurang dari 2 tahun). Faktor 3 terlambat yaitu:
terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan,
terlambat tiba di fasilitas kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan
medis (Kemenkes RI, 2016).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyatakan
bahwa sekitar 830 wanita di seluruh dunia meninggal setiap hari akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan, secara keseluruhan Angka Kematian
Ibu (AKI) sebanyak 303.000/100.000 kelahiran hidup. Hampir semua
kematian ibu terjadi di negara berkembang yaitu 550 orang di Afrika
SubSahara dan 180 orang di Asia Selatan. Ini masih dalam kategori tinggi
karena masih belum mencapai target Suistainable Development Goals
(SGD’s) yaitu < 70 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,2018).
Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference on Indonesia
Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita
Budhiharsana, hingga tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305
per 100.000 kelahiran hidup.Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB) di Jawa Timur (Jatim) masih tergolong tinggi. Berdasarkan data,
tahun 2018 AKI mencapai 91,45 persen per 1.000 kelahiran, sementara untuk
AKB sebesar 13,4 persen per 1.000 kelahiran (Radar Surabaya, 2019).Pada
tahun 2018 AKI di Banyuwangi 103 per 100.000 kelahiran hidup dan di
tahun 2019 kembali meningkat menjadi 134,80 per 100000 kelahiran hidup,
sedangkan angka kematian bayi di tahun 2018 yaitu mencapai 138 jiwa, nilai
7
ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 111
jiwa (Profil Data Kesehatan Banyuwangi, 2019).
Dalam rangka penurunan AKI maka dilakukanlah berbagai upaya
kesehatan untuk ibu yang salah satunya yaitu kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil
ini merupakan sarana belajar bersama bagi ibu hamil tentang kesehatan yang
dilakukan dengan bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan komplikasi, perawatan
bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam hamil(Kemenkes RI, 2014).
Perilaku kesehatan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan
ibu hamil tersebut (Maulana, 2009). Tingkat pengetahuan mempengaruhi
sikap kesehatan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan
seseorang dalam memilih dan meningkatkan kesehatan. Termasuk juga
tindakan untuk mencegah penyakit, memilih makanan, sanitasi dan lain
sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan ibu, agar memahami gizi ibu hamil, tanda
bahaya kehamilan, persiapan persalinan birth plan, P4K dan senam
hamil, dengan harapan dapat mengubah sikap dan perilaku ibu
khususnya dalam kesehatan kehamilan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pemahaman ibu tentang gizi ibu hamil
b. Meningkatkan pemahaman ibu tentang tanda bahaya kehamilan
c. Meningkatkan pemahaman ibu tentang perencanaan persalinan
(Birth Plan).
d. Meningkatkan pemahaman ibu tentang program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
e. Meningkatkan pemahaman ibu tentang senam hamil.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
9
Penilaian status gizi ibu hamil meliputi evaluasi terhadap
faktor risiko diet, pengukuran antropometri dan biokimia. Penilaian
tentang asupan pangan dapat diperoleh memalui ingatan 24 jam
(recall-24 hour). Faktor risiko diet dibagi dalam dua kelompok, yaitu
risiko selama hamil dan risiko selama perawatan (antenatal). Risiko
yang pertama adalah :
a. Usia dibawah 18 tahun;
b. Berat badan 120% dari berat badan baku;
c. Terlalu sering hamil dengan selang waktu 1 kg/bulan),
hemoglobin (Hb) 140/90 mmHg, edema, dan albumin >2+ ;
d. Janin kembar (Arisman, 2010).
Pertambahan berat badan yang diharapkan pada ibu hamil
a. TRIMESTER I : 1 – 2,5 kilogram Trimester pertama penting
karena saat itu terjadi pembentukan dan pertumbuhan otak,
syaraf, jantung dan organ-organ reproduksi janin. Pada saat yang
sama, kemungkinan nafsu makan ibu berkurang karena mual-
mual dan muntah. Tidak heran jika kenaikan bobot ibu pada
trimester pertama tidak banyak. Bahkan kadang berat badan
malah turun 1 kg – 2 kg.
b. TRIMESTER II : 5 kilogram Pada trimester kedua nafsu makan
anda biasanya pulih sehingga berat badan meningkat rata-rata
0,35-0,4 kg per minggu. Pertumbuhan janin pun ngebut. Sebagian
besar berat badan ibu hamil ‘terserap’ untuk pertambahan berat
janin.
c. TRIMESTER III: 4 – 5 kilogram Meski pada minggu ke-28
pertambahan volume darah ibu hamil mencapai puncaknya,
namun secara keseluruhan pertambahan berat badan pada
trimester ini kembali melambat.
10
c. Cairan ketuban 0,5 – 1 kg
d. Darah +/- 2 kg
e. Cairan tubuh +/- 1,5 kg
f. Rahim 0,5 – 1 kg
g. Payudara +/- 0,5 kg
h. Cadangan lemak +/- 3,5 kg
Berat Badan yang dianjurkan: Jika sebelum hamil berat badan bumil
kurang, atau sebaliknya kegemukan, sebaiknya sesuaikan dulu dengan
berat badan normal sesuai klasifikasi berat badan. Ini karena, berat badan
sebelum hamil ternyata mempengaruhi seberapa seberapa banyak kenaikan
berat badan yang dianjurkan selama hamil.
- Bila berat badan bumil sebelum hamil normal, maka
pertambahan sebaiknya antara 9 – 12 kg.
- Bila berat badan bumil sebelum hamil berlebih, maka
pertambahan sebaiknya antara 6 – 9 kg
- Bila bumil mengandung bayi kembar dua atau lebih, maka
kemungkinan berat badan anda akan bertambah lebih banyak
dari jika mengandung satu bayi.
A. Prinsip gizi ibu hamil
1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan
cairan untuk memenuhi zat gizi ibu, janin serta plasenta.
2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh
bukan lemak.
3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku
selama hamil.
4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi
dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup
energiuntuk menyusui serta merawat bayi kelak.
5. Perawatan gizi dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi
selama kehamilan (diabetes kehamilan).
11
6. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan
kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya
selama hidup. (Victoria, 2008)
12
4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan
jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji
– bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi
Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan
susu.
6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.
Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan,
minyak sayur dan sayuran hijau.
7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah,
banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam,
kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam
jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil
adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan.
Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai
cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak
terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong,
daun pepaya), daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta
melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu
hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari
tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-
kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk
olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A,
D, B2, B3, dan vitamin C.
13
2. Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.
3. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
4. Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada.
5. Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar.
6. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti
sawi, kool, kubis dan lain-lain.
7. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental.
8. Menghindari merokok dan minum-minuman keras.
Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda
dari menu sebelum hamil.
9. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan
menu selama hamil.
Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil (Victoria, 2008)
Porsi
Bahan Hidangan
Makanan Sehari Jenis Hidangan
Sayuran 3 mangkuk
Buah 4 potong
Daging 3 potong
14
sayur, dan buah sama dengan pagiSelingan: susu 1
gelas dan buah 1 potong sedangMakan malam: nasi
2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur, dan buah
sama dengan pagi/siangSelingan : susu 1 gelas
Minyak 2 gelas
2 sendok
Gula
makan
1 mangkuk
Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam,
(100 gram)
sawi, terong dan lainnya.
sayuran
1 potong buah 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram),
15
2 buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190
gram), 1 potong besar semangka (180 gram), 1 buah apel (85
gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas
sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125 gram), 9
duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram),
2 buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75
gram), 2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45
gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
1 gelas susu 4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt non
sapi (20 cc) fat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan lainnya.
Minyak kelapa 1 avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15
sendok teh (5 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas
gram) santan (40 gram), dan lainnya.
16
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal,
yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Pusdiknakes,2003). Menurut Kusmiyati dkk, 2008,
kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang
normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu
melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang
mungkin terjadi selama hamil.
2. Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan
Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan
hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau
berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis tidak
terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ
tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsurangsur. Deteksi dini
gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik
untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan
ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyulit
penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan
berbagai upaya maksimal untuk 14 mencegah gangguan yang berat baik
terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang
dikandungnya.
3. Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II,
Trimester III 1)
a. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)
1) Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan.
Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,
misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan
muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-
masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus
17
selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang
menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan (Hadijanto,
2008).
a) Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan
ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram.
b) Kehamilan ektopik
Suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari
95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii).
Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senter
pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian
salpingitis seseorang. Patofisiologi terjadinya kehamilan
ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam
perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio
sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan
akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian
tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan
besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi
kehamilan ektopik terganggu. Tanda dan gejala pada kehamilan
muda, dapat atau tidak ada perdarahan pervaginam, ada nyeri
perut kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung
pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum. Dari
Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar,
adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tandatanda syok
hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin,
adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian
bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari
Pemeriksaan dalam serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri
pada uterus kanan dan kiri.
18
c) Mola hidatidosa
Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami
perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik,
molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-
gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.
Menurut Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola
hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan biasa
yaitu mual, muntah, pusing, dan lain-lain, hanya saja derajat
keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan
lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar
dari umur kehamilan. Ada pula kasuskasus yang uterusnya
lebih kecil atau sama besar walaupun jaringannya belum
dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan jaringan trofoblas
tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan
adanya dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola.
Biasanya keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka
datang ke rumah sakit. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi
antara bulan pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14
minggu. Sifat perdarahan bias intermiten, sedikit-sedikit atau
sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian.
Karena perdarahan ini umumnya pasien mola hidatidosa masuk
dalam keadaan anemia.
2) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini
biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10
minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai
menggangguaktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih
buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum.
19
3) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya
saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan
karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil
trimester I.
4) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007
penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam
antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu. Demam dapat disebabkan
oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada
infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas.
b. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu)
1) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Demam dapat disebabkan oleh
infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada
infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
(Pusdiknakes, 2003).
2) Bayi kurang bergerak seperti biasa
20
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6.
Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra
Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1
jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik
3) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr
% pada TM II.
c. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29-42 minggu)
1) Perdarahan Pervaginam
a) Placenta previa
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang
abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Perdarahan tidak
normal, berwarna merah, banyak dan kadang-kadang tidak
disertai dengan rasa nyeri.
b) Solusio plasenta
Keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari
perlekatan sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak
kehamilan 28 minggu.
2) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
preeclampsia.
3) Penglihatan kabur
21
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh
sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi system syaraf
pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,
kejang), dan gangguan penglihatan.
4) Bengkak di muka dan atau tangan
Bengkak dapat menunjukkan masalah serius jika muncul pada
permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan
diikuti dengan keluhan fisik yang lain.
5) Janin kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6
6) Pengeluaran cairan pervaginam (Ketiban Pecah Dini)
Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan
ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan. KPD
menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan
dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
7) Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu
hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin
kabur, kesadaran menurun kemudian kejang.
8) Selaput kelopak mata pucat
Kondisi ibu dengan keadaan Hemoglobin di bawah 11 gr% pada
TM III.
9) Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38oC dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
22
2.3 Senam hamil Trimester 3
1. Definisi Senam Hamil
Senam hamil merupakan suatu gerakan tubuh berbentuk
latihan-latihan dengan aturan, sistematika, dan prinsip-prinsip
gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil,
bertujuan agar ibu hamil siap mental dan jasmani dalam
menghadapi proses persalinan.
Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan
melakukan senam hamil akan banyak memberikan manfaat dalam
membantu kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih
pernapasan dan relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan
perut, serta melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini
merupakan bekal penting bagi calon ibu saat persalinan (Jannah,
2012).
23
b. Mengurangi pembengkakan
c. Memperbaiki keseimbangan otot
d. Mengurangi resiko gangguan gastrointerstinal, termasuk
sembelit
e. Mengurangi kejang kaki/kram
f. Menguatkan otot perut
g. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
3. Syarat-Syarat Melakukan Senam Hamil
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan
senam hamil yaitu :
24
Menurut Yuliarti (2010), dalam beberapa kondisi senam hamil
harus dihentikan. Ada beberapa tanda dan gejala senam hamil
harus dihentikan, antara lain:
a. Timbul rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri
pada persendian
b. Kontraksi rahim yang lebih sering (interval kurang dari 20
menit)
c. Perdarahan pervaginam, keluarnya cairan ketuban
d. Nafas pendek yang berlebihan
e. Denyut jantung yang meningkat (lebih dari 140 kali per menit)
f. Mual dan muntah yang menetap
g. Kesulitan berjalan
h. Pembengkakan yang menyeluruh
i. Aktifitas janin yang berkurang
Ada beberapa gerakan yang harus dihindari ibu hamil saat
melakukan senam hamil yaitu mengangkat kedua kaki dan sit-up
dengan kaki tetap lurus.Gerakan ini sangat beresiko tinggi untuk
dilakukan siapa pun dan dapat mengakibatkan cidera kompresi
pada diskus vertebralis dan kerusakan otot serta ligamen terutama
pada ibu hamil karena adanya peregangan otot dan ligamen yang
lentur.Ibu hamil dianjurkan menghindari posisi berdiri lama, dan
duduk atau berbaring dengan kaki menyilang agar sirkulasi tidak
terganggu.
25
memasuki mid trimester, yaitu sekitar usia 20 minggu
kehamilan, karena pada usia kehamilan ini 24 plasenta telah
terbentuk sempurna sehingga kemungkinan untuk terjadinya
ancaman keguguran lebih kecil (Wagey, 2011).
b. Pendidikan dan pengetahuan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu mempengaruhi
keikutsertaan ibu dalam senam hamil. Semakin tinggi
pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil, maka makin
tinggi pula minat ibu dalam melakukan senam hamil
(Sa’adah,2013).
c. Status kesehatan ibu
Ibu yang dapat melakukan senam hamil adalah ibu dengan
status kesehatan yang baik dan memenuhi syarat untuk senam
hamil. Maka dari itu, sebelum melaksanakan senam hamil ibu
terlebih dahulu diperiksa kesehatannya, apakah ibu memiliki
kondisi yang kontraindikasi dengan senam hamil atau tidak
(Yuliasari,2010)
d. Status Sosial
Penelitian Widiantari (2015) menunjukkan hasil bahwa
terdapat hubungan antara dukungan sosial suami dan
keikutserataan ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil.Dukungan
sosial suami merupakan faktor yang paling berperan untuk
berpartisipasi.Dukungan tersebut berupa dukungan
instrumental, dukungan emosional, dukungan informational,
dan dukungan ekonomi bagi ibu untuk mengikuti senam hamil.
26
Kegiatan Nilai
27
2. Angkatlah pinggang secara perlahan
3. Lakukanlah sebanyak 10 kali
28
wajah hembuskan napas, turunkan
punggung kembali dengan perlahan
4. Lakukanlah sebanyak 10 kali.
29
sebanyak 3 kali dan pada
hitungan ke 4 tarik napas
kemudian tahan napas, sesuai
arahan pembantu persalinan
Mengejan ke arah pantat.
3. Cara pernapasan pada saat
melahirkan. Cara ini dilakukan jika
bidan mengatakan tidak usah
mengejan lagi, yaitu:
Letakkanlah kedua tangan di atas
dada
Bukalah mulut lebar-lebar
bernapaslah pendek sambil
mengatakan hah-hah-hah
30
berada di depan dada, gerakkan siku
ke atas dan ke bawah
2. Lipat lengan ke atas hingga ujung
jari tengah menyentuh bahu, dalam
posisi dilipat lengan diputar dari
belakang ke depan, sehingga siku-
siku bersentuhan dan mengangkat
payudara lalu bernapaslah dengan
lega. Lakukanlah sebanyak 2 kali.
31
komplikasi yang mencakup tanda-tanda bahaya dan tanda-
tanda persalinan (Depkes, 2010). Dalam menyiapkan kondisi
fisik, ibu perlu menyiapkan makan makanan bergizi dan
minum yang cukup banyak. Tetap melakukan aktivitas seperti
berjalan pagi, atau kegiatan rumah lainnya, dan tetap istirahat
yang cukup juga merupakan persiapan fisiologis yang
dibutuhkan oleh ibu. Dengan mengetahui teknik mengedan dan
bernafas yang baik juga dapat memperlancar dan memberikan
ketenangan dalam proses persalinan (Isnandi dalam
Harumawati, 2012). Penting untuk ibu menjaga kebersihan
badan dan kesesuaian pakaian. Kebersihan badan menjelang
persalinan bermanfaat karena dapat mengurangi kemungkinan
adanya kuman yang masuk selama persalinan dan dapat
mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan. Ibu akan
merasa nyaman selama menjalani proses persalinan (Iskandar
dalam Harumawati, 2012).
2) Persiapan psikologis
Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan
yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang,
dimana ibu hamil dapat melalui saat-saat persalinan dengan
baik dan lebih siap serta meminta dukungan dari orang-orang
terdekat. Perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu
memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan dan
merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih
siap dalam menghadapi persalinan (Sjafriani dalam
Harumawati, 2012). Perasaan takut dalam persalinan dapat
diatasi dengan meminta keluarga atau suami untuk
memberikan sentuhan kasih sayang, meyakinkan ibu bahwa
persalinan dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga
untuk memberikan dorongan moril, cepat tanggap terhadap
keluhan ibu atau keluarga (Sjafriani dalam Harumawati, 2012).
3) Persiapan finansial
32
Persiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan
suatu kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana
berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki
untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung
sampai persalinan seperti menyiapkan biaya persalinan,
menyiapkan popok bayi dan perlengkapan lainnya (Sjafriani
dalam Harumawati, 2012). Menyiapkan pendonor darah ketika
dibutuhkan transfusi darah setelah persalinan merupakan hal
yang perlu dipertimbangkan dan disiapkan (Gitanurani, 2017).
4) Persiapan kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi yang
kurang baik terhadap kehamilan agar persiapan yang
berhubungan dengan kebiasaan tidak baik selama kehamilan
dapat dihindari. Kepercayaan dan budaya akan perilaku yang
pantas selama masa kehamilan akan mempengaruhi respon
suami maupun petugas kesehatan terhadap kebutuhan ibu
(Bobak, 2004). Menurut Kemenkes RI dalam Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu (2013) menyebutkan bahwa yang
termasuk persiapan persalinan, yaitu pertanyaan-pertanyaan
mengenai siapa yang akan menolong persalinan, dimana akan
melahirkan, siapa yang akan membantu dan menemani dalam
persalinan, kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul
permasalahan, metode transportasi bila diperlukan rujukan, dan
dukungan biaya.
c. Faktor yang berhubungan dengan persiapan persalinan
Menurut Matteson (2001), terdapat faktor yang berhubungan
dengan persiapan persalinan di antaranya, yaitu:
1) Umur
Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja, sehingga akan termotivasi
33
dalam memeriksakan kehamilan (Padila, 2014). Umur yang
dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan
adalah 20-35 tahun. Direntang usia ini kondisi fisik wanita
dalam keadaan prima. Sedangkan setelah umur 35 tahun,
sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko
tinggi terhadap kelainan bawaan dan adanya penyulit pada
waktu persalinan. Di kurun umur ini, angka kematian ibu
melahirkan dan bayi meningkat, sehingga akan
meningkatkan kecemasan (Astria, 2009). Bobak (2004)
mengatakan bahwa wanita usia lanjut tidak terlalu khawatir
akan kehamilannya dan dapat menyesuaikan diri dengan
baik saat memasuki trimester III. Akan tetapi, pada
kenyataannya, perawatan anak terbukti sulit bagi mereka.
Ibu yang terbiasa dengan stimulasi dan kontak dengan
sesama orang dewasa merasa sulit menerima diri mereka
terisolasi dengan bayinya.
2) Pendidikan Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan
mempengaruhi proses belajar. Semakin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
infromasi. Tingkat pendidikan turut menentukan rendah
tidaknya seseorang menerima dan memakai pengetahuan
atau informasi. Suami yang mengikuti kelas pendidikan
kesehatan ibu hamil, maka ia memiliki kesempatan untuk
belajar tentang cara menjadi pasangan yang terlibat dan
aktif dalam proses menjadi orang tua (Bobak, 2004).
3) Pekerjaan
Bekerja dapat mengalihkan perasaan cemas bagi ibu hamil.
Bekerja merupakan aktivitas yang menyita waktu dan ibu
hamil akan fokus ke pekerjaannya. Ibu hamil yang bekerja
dapat berinteraksi dengan masyarakat sehingga dapat
menambah pengetahuan. Selain itu, bekerja dapat
menambah penghasilan keluarga untuk mencukupi
34
kebutuhan selama kehamilan (Astria, 2009). Pada penelitian
Sumiati (2015) didapatkan hasil bahwa pekerjaan berkaitan
langsung dengan pendapatan atau kondisi ekonomi keluarga
dalam mencukupi kebutuhan selama kehamilan hingga
persalinan. Kondisi ekonomi yang cukup dapat memenuhi
kebutuhan kehamilan antara lain makanan sehat,
perlengkapan bayi, obat-obatan, tenaga kesehatan, serta
trasnportasi.
4) Pendapatan (Ekonomi)
Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga
menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan
semaksimal mungkin. Keluarga dengan ekonomi yang
cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan
melakukan persiapan lainnya dengan baik (Wawan dan
Dewi, 2010). Banyak pria menyatakan kekhawatirannya
akan ekonomi keluarga yang aman. Penyesuaian dalam
keuangan harus dilakukan untuk melakukan menyesuaikan
diri terhadap penurunan pendapatan dan peningkatan
pengeluaran karena kehadiran seorang anggota keluarga
baru (Bobak, 2004).
5) Dukungan sosial
Dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian
dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan
menyayangi. Dukungan sosial merupakan bantuan atau
dukungan yang positif yang diberikan oleh orang-orang
tertentu terhadap individu dalam kehidupannya serta dalam
lingkungan sosial tertentu sehingga individu yang menerima
merasa diperhatikan, dihargai, dihormati, dicintai (Sarafino
dan Smith dalam Gitanurani, 2017). Dukungan sosial
merupakan koping keluarga, baik dukungan-dukungan yang
35
bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat
bermanfaat dan telah terkonseptualisasi dalam studi-studi
tentang dukungan keluarga. Dukungan sosial keluarga
eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah,
keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat
ibadah, ptaktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga
internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari
saudara kandung, atau dukungan dari anak (Friedman dalam
Setiadi, 2008.). Dukungan dalam persalinan seperti pujian,
penentraman hati, tindakan untuk meningkatkan
kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelasan tentang yang
terjadi selama persalinan dan kelahiran serta sikap ramah
yang konstan. Dalam hal ini ibu yang bersalin harus
ditemani orang yang ia percayai dan membuatnya merasa
nyaman. Orang tersebut dapat berupa pasangan, sahabat,
atau anggota keluarga (Rosyidah, 2017). Dukungan suami
dalam menghadapi kehamilan maupun persalinan sangatlah
berarti, dimana suami dapat menumbuhkan rasa percaya diri
pada istri, sehingga mentalnya cukup kuat yang tidak
didapatkan dari seorang tenaga kesehatan dalam
menghadapi proses persalinan. Dukungan suami dapat
berupa dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral
maupun material serta dukungan fisik, psikologis, emosi,
informasi, penilaiaan dan finansial (Bobak, 2004).
2.5 Birthplan dan P4K
1) Birth Plan (Perencanaan Persalinan)
Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan
yang dibuat ibu,anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya
rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan
pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu
akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.
36
Birth Plan atau perencanaan persalinan adalah salah
satubentuk konsep atau program yang sesuai dengan filosofi
kebidanan. Penyusunan Birth plan antara lain mencakup : penolong,
tempat persalinan, model dan cara bersalin, pendamping persalinan,
antisipasi gawat darurat.
a. What (Apa yang dimaksud dengan birth plan)
Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan
yangdibuat ibu,anggota keluarganya dan bidan.Dengan adanya
rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan
kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan
kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai
serta tepat waktu.
37
Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan
keluarga mendapatkan pelayanan yang terbaik dan telah
merencanakan semuanya dari awal agar tidak terjadi masalah
yang dapat membahayakan nyawa ibu dan anak ketika proses
persalinan.
38
Dimana ibu akan bersalin (desa,fasilitas kesehatan,rumah
sakit)
Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih
lanjut jika terjadi kegawat daruratan
Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk
Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat
daruratan
Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial
Langkah 4: Membuat rencana/pola menabung. Keluarga
seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang
sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan
dan jika terjadi kegawat daruratan.Banyak sekali
kasus ,dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan
asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang
diperlukan.Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya
yang relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus
dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang
lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui
apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu
berkonsultasi ke dokter.Lewat konsultasi ini diharapkan, segala
kemungkinan yangbakal terjadi bisa lebih dicermati.Bila
diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa
berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari.
Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga
bisa lebih teratasi.
Langkah 5: Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk
persalinan.
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk
persalinan. Setelah minggu-minggu terakhir kehamilan anda
waktu persiapan akan terasa begitu sedikit. Dan kapan waktu
persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah
lebih baik jika anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus
39
dibawa ke rumah sakit pada saat hari yang ditunggu tersebut
tiba.
Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir
kehamilan 28 minggu persiapkanlah barang-barang untuk
persalinan yang akan dibawa ke rumah sakit dan masukkan
kedalam satu tas khusus. Dan tidak boleh lupa
memberitahukan suami anda mengenai tas khusus yang telah
anda persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah
siap dan suami andapun tidak lupa untuk membawa serta tas
besar yang telah anda persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya
ini. (Apsari, 2019)
2) P4K (Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahaan
Komplikasi)
1. Pengertian
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. P4K
adalah merupakan suatu kegitan yang difasilitasi oleh Bidan di
desa dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman
dan persiapan menghadapai komplikasi bagi ibu hamil
(Kamidah, 2018).
2. Tujuan P4K
A. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui
peningkatan keikutsertaan keluarga dan masyarakat dalam
menentukan proses perencanaan persalinan yang aman dan
mempersiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi
terjadinya suatu komplikasi dan tanda bahaya lainnya bagi
calon ibu (Nursiah, 2019).
B. Tujuan Khusus
40
P4K memiliki beberapa tujuan khusus, yaitu sebagai berikut :
41
8. Menurunkan kejadian kesakita dan kematian bagi ibu dan
bayi.
4. Sasaran penerapan P4K Sasaran dalam penerapan P4K
yaitu :
Penanggungjawab program KIA baik di tingkat Provinsi
maupun Kabupaten/ Kota
1. Bidan Koordinator
2. Kepala Puskesmas
3. Dokter
4. Perawat
5. Bidan
6. Forum Peduli KIA
5. Kegiatan penerapan P4K
Menurut (Depkes RI, 2013), kegiatan penerapan P4K meliputi :
42
melakukan pemeriksaan antenatal, dalam proses persalinan
serta kegawatdaruratan. Jumlah simpanan tergantung dari
berapa taksiran biaya persalinan yang dibutuhkan atau sesuai
dengan kesepakatan yang dibuat. Sedangkan Dasolin
merupakan dana dari hasil partisipasi masyarakat yang
membantu secara ikhlas. Hal ini bertujuan untuk membantu
meringankan biaya yang dibutuhkan pada saat persalinan dan
kegawatdaruratan. Hal yang diperlukan dalam melakukan
tabulin dan dasolin adalah mengadakan suatu pertemuan
untuk membahas bagaimana cara pengumpulan dan
penyimpanan, penggunaan, pengawasan serta pelaporan
terkait dengan dana yang terkumpul.
c. Calon Donor Darah
Calon Donor Darah adalah mereka yang telah dipersiapkan
oleh anggota keluarga dari ibu hamil dan masyarakat untuk
dapat bersedia mendonorkan darahnya untuk keselamatan ibu
melahirkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Syarat bagi donor darah sukarela adalah :
1. Usia minimal 17 - 60 tahun
2. Berat badan minimal 49 Kg untuk laki-laki dan 40 Kg
untuk perempuan
3. Tekanan darah sekitar 100/60 – 140/90 mmHg
4. Kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 12 gr%
5. Tidak sedang menderita suatu penyakit seperti Hepatitis,
TBC dll
6. Tidak dalam proses rehabilitasi atau penyembuhan
7. Tidak memiliki luka/infeksi
8. Tidak sedang dalam keadaan hamil, menyusui dan
menstruasi serta bersedia mengisi informed consent.
Masyarakat dapat mendonorkan darahnya melalui Palang
Merah Indonesia (PMI). Masyarakat yang bersedia untuk
43
mendonorkan darahnya akan di data dan kemudian diperiksa
sesuai dengan golongan darahnya.
d. Transportasi/ Ambulance Desa
Transportasi adalah alat transportasi yang disediakan
langsung oleh masyarakat untuk dipergunakan dalam
mengantar calon ibu bersalin atau yang mengalami
kegawatdaruratan ketempat persalinan atau ke puskesmas
serta rumah sakit agar bisa tertolong secepatnya. Ambulan
Desa juga bervariasi sesuai dengan jenis kendaraan yang
dimiliki oleh masyarakat seperti mobil, motor, becak, tandu
perahu dan lain sejenisnya. Penanggung jawab pokja
ambulance desa yang akan mengatur jadwal sesuai dengan
kesepakatan yang dibuat bersama
44
3. Ibu hamil, keluarga dan penolong persalinan membuat suatu
perencanan dalam bersalin serta penggunaan alat/ obat
kontrasepsi.
4. Persalinan sesuai dengan standar
5. Pelayanan nifas yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
standar
6. Keluarga menyiapkan taksiran biaya yang dibutuhkan
dalam proses persalinan
7. Peran aktif tokoh masyarakat baik secara formal maupun
non formal serta forum peduli KIA/ Pokja Posyandu dalam
merencanakan persalinan serta penggunaan alat/obat
kontrasepsi pasca bersalin.
8. Ibu memperoleh pelayanan KB pasca bersalin
9. Terjalinnya kerjasama yang baik antara Bidan, Petugas
Pustu, Forum Peduli KIA atau Posyandu dan Dukun Bayi
serta pendamping persalinan.
8. Tahap Kegiatan P4K
Adapun tahapan-tahapan kegiatan P4K sebagai berikut :
45
memperoleh dukungan dari seluruh lapisan masyarakat
dalam pelaksanaan P4K di lapangan.
c. Operasionalisasi P4K dengan stiker di tingkat
Desa/Kelurahan
d. Memanfaatkan pertemuan bulanan di tingkat Desa/
Kelurahan Pertemuan yang dilaksanakan tiap bulan yang
dipimpin langsung oleh Kepala Desa/ Kelurahan, yang
dihadiri oleh Bidan Desa, Kader, Dukun bayi, tokoh
masyarakat untuk dapatmembahas jumlah ibu hamil yang
ada diwilahnya, menentukan calon donor darah, transfortasi
serta pembiayaan baik berupa jamkesmas, jamkesda, tabulin
dan dasolin.
e. Mengaktifkan Forum Peduli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pengaktifan Forum KIA diharapkan mampu untuk
memanfaatkan kembali forum-forum yang sudah terbentuk
di masyarakat seperti, Pokja Posyandu, forum GSI dan lain-
lain. Keikutsertaan ibu hamil dan keluarga dalam proses
pengisian stiker Bidan dan kader serta dukun bayi yang
terhubung langsung dengan ibu hamil serta keluarga untuk
bersama dalam mengisiserta penempelan stiker, termasuk
juga pemakaian alat/obat kontrasepsi pasca bersalin.Salah
satu yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan yang
terhubung langsung dengan ibu hamil dan keluarga adalah
keterampilan berkomunikasi.
f. Pendataan dan pemasangan stiker dirumah ibu hamil
Setelah melakukan pendataanserta pengisian stiker, maka
langkah selanjutnya yaitu penempelan stiker disetiap
rumah-rumah ibu hamil dan sekaligus memberikan buku
KIA untuk dapat dipelajari.Yang terdapat dalam stiker P4K
yaitu nama ibu hamil, nama suami, golongan darah ibu
hamil, nama pendamping persalinan, nama tenaga
kesehatan yang akan menolong persalinan, nama pendonor
46
darah dan transportasi/ambulan desa yang akan di pakai bila
ibu hamil mengalami kegawatdaruratan, serta taksiran
pembiayaan yang akan digunakan.
g. Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ambulan
Desa
Hal ini untuk memastikan kegiatan ini berjalan dengan
maksimal maka diperlukan upaya partisipan bidan terhadap
forum peduli KIA serta dukun bayi, yang dipimpin
langsung oleh kepala Desa/Kelurahan untuk mewujudkan
tujuan bersama dalam tersedianya pendonor serta sarana
transfortasi.
h. Pengelolaan dan pengawasan Tabulin dan Dasolin
Dalam pelaksanaan tabulin dan dasolin, bidan bersama
forum KIA serta dukun bayi harus bekerja dengan hati-
hati.Karena hal ini berkaitan dengan anggaran yang
ditabung oleh masing-masing ibu hamil dan keluarganya.
47
BAB III
HASILKEGIATAN
Tabel 1 Hasil Kegiataan
No. Hari/Tgl Jam Tempat Sasaran Materi Metode Media Evaluasi Hambatan
1. Sabtu, 20 10.00 PMB Ibu hamil 1. Gizi Ibu Penyuluhan Leaflet 1. Peserta mampu Peserta datang
November WIB Sunarti, sebanyak Hamil (60 menit), mengerti dan sedikit terlambat
2021 SST., 4 Ibu 2. Tanda Tanya Jawab mamahami materi jadi waktu yg
Bd hamil Bahaya (5 menit) yang disampaikan. digunakan kurang
Kehamila 2. Peserta aktif bertanya. efektif.
n 3. Peserta mampu
3. Senam menjawab pertanyaan
Hamil dari pemateri.
4. Peserta dapat
menyimpulkan materi
yang telah
disampaikan.
2. Sabtu, 27 10.00 PMB Ibu hamil 1. Persiapan Penyuluhan Leaflet 1. Peserta mampu Peserta datang
November WIB Sunarti, sebanyak Persalinan (60 menit), mengerti dan sedikit terlambat
2021 SST., 3 Ibu 2. Birth Plan Tanya Jawab mamahami materi jadi waktu yg
Bd hamil (Perencan (5 menit) yang disampaikan. digunakan kurang
aan
48
Persalinan 2. Peserta aktif bertanya. efektif.
) 3. Peserta mampu
3. P4K menjawab pertanyaan
(Program dari pemateri.
Perencana 4. Peserta dapat
an menyimpulkan materi
Persalinan yang telah
dan disampaikan.
Pencegah
an
Komplika
si.
4. Senam
Hamil
49
BAB IV
PEMBAHASAN
Mahasiswa menyiapkan kegiatan kelas ibu hamil dengan sasaran ibu hamil
dengan materi pokok kehamilan dan persiapan persalinan, sebelum kegiatan dimulai
mahasiswa melakukan diskusi bersama bidan PMB untuk menyiapkan dan mencari
sasaran pada kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil pada pertemuan ini diadakan dengan 2
kali pertemuan diisi dengan materi kesehatan yaitu Gizi Ibu Hamil, Tanda Bahaya
Kehamilan, Senam Hamil Gizi Ibu Hamil, Tanda Bahaya Kehamilan, Senam Hamil,
Persiapan Persalinan, Birthplan dan P4K. Kelas ibu hamil pertemuan pertama
diadakan pada hari Sabtu tanggal 21 November 2021pukul10.00WIB- selesai,
bertempat di PMBBdn.Lolok Rita ML S.Tr.Keb. Kegiatan ini dihadiri oleh 4 ibu
hamil trimester 3 dan dimulai dengan pembukaan oleh mahasiswa, memperkenalkan
diri dan menjelaskan maksud serta tujuan dari kelas ibu hamil ini. Sebelum pada
penyampaian materi ibu hamil,mahasiswa menanyakan seputar kehamilan untuk
menilai sejauh mana ibu hamil mengetahui tentang materi yang akan disampaikan.
Setelah diberikan materi kelas ibu hamil, ibu hamil dievaluasi dengan menanyakan
kembali tentang materi yang disampaikan untuk menilai kembali apakah materi yang
disampaikan sudah dapat dimengerti serta ibu hamil mengisi lembar post test yang
telah disiapkan. Pada akhir sesi dilakukan senam hamil bersama sama.
Pada pertemuan kedua hari Sabtu tanggal 27 November 2021 kelas ibu hamil
dimulai pada pukul10.00 WIB-11.30 WIB. Pada hari tersebut dihadiri oleh 3 ibu
hamil trimester 3.Susunan acara yang petama pembukaan dari mahasiswa yang berisi
review materi dari pertemuan kelas ibu hamil sebelumnya, menjelaskan tentang
tujuan dari kelas hamil ini,dan pembukaan dari pembimbing klinik. Setelah itu acara
dilanjutkan denganmenggali pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan dan
pengisian lembar pretest. Tujuan dari ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
audiens yang hadir mengetahui tentang materi yang akan disampaikan serta sebagai
50
evaluasi pada akhir acara. Setelah menggali pengetahuan dan pengisian pretestacara
dilanjutkan dengan penyampaian materi, materi yang diberikan adalah persiapan
persalinan, birth plan (perencanaan kehamilan), P4K (Program Perencanaan
Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi), dan senam hamil.
Pada sesi penyampaian materi kelas hamil, perencanaan kehamilan dan P4K
sebagian besar ibu hamil mendengarkan pemaparan materi dari mahasiswa dengan
seksama dan seluruh ibu hamil sudah mempersiapkan persalinan mulai dari tempat
persalinan, penolong, transportasi, tabungan bersalin, calon pendonor dan
pendamping ketika bersalin.
Pada sesi senam hamil setelah mendapat materi dan demontrasi dari
mahasiswa mengenai langkah-langkah senam hamil, kemudian dilanjutkan dengan
ibu hamil mempraktekan secara langsung dengan di dampingi mahasiswi. Beberapa
ibu hamil mengatakan baru pertama kami melakukan senam hamil dan setelah datang
pada kelas hamil hari ini bersedia untuk melakukan gerakan senam hamil di rumah
dengan tetap memperhatikan hal-hal yang perlu diingat dalam melakukan senam
hamil di rumah.
Setelah acara penyampaian materi dan senam hamil acara dilanjutkan dengan
sesi tanya jawab seputar materi yang disampaikan. Setelah itu acara dilanjutkan
dengan evaluasi yakni mahasiswa menanyakan kembali seputar materi yang telah
diberikan dan ibu hamil mengisi post test yang telah disiapkan. Tujuannya adalah
sebagai bahan evaluasi atau pembanding. Dari hasil evaluasi didapatkan 90% sudah
dapat mejawab pertanyaan dengan benar yang artinya sebagian besar ada peningkatan
pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan materi.
51
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kelas ibu hamil ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi Angka
kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kegiatan Kelas Ibu
Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu
hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan
perawatan bayi baru lahir, melalui berbagai media. Pada evaluasi kegiatan
didapatkan jika setelah diberikan penyuluhan pada kelas hamil, ibu hamil yang
hadir hampir seluruhnya dapat menjawab soal dengan benar yang berarti ada ilmu
yang masuk dan dapat diterima baik oleh peserta. Selain itu pada kelas ibu hamil
ini juga dilakukan senam hamil dimana senam hamil pada ibu hamil akan
membantu mengurangi berbagai keluhan pada ibu hamil serta dapat merilekskan
fikiran ibu hamil.
5.2 Saran
a. Pelaksana Program
Diharapkan dengan adanya kegiatan kelas ibu hamil ini mahasiswa dapat
belajar kembali tentang konsep kehamilan dan persiapan persalinan, selain itu
mahasiswa juga mampu melakukan tindakan komunikasi kelompok
bedasarkan pemikiran logis, kritis dan inovatif. Dan diharapkan mahasiswa
terus melatih diri menjadi pembicara yang dapat menggugah para audiens.
b. Audiens
Diharapakan audiens mengetahui tentang materi yang disampaikan dan
menerapkan ilmu yang telah didapatkan untuk sehari – hari dan lebih
memperhatikan kesehatannya, menjahui berbagi aktifitas atau kegiatan yang
dapat merugikan serta dapat membagi ilmu yang telah didapatkan kepada
masyarakat luas.
52
DAFTAR PUSTAKA
Ameneh Mansouri et al.2019. The Relationship Between Leg Muscle Cramps and
Sleep Quality in Pregnant Women Visited the Health Centers in Tabriz.
KOWSAR :https://sites.kowsarpub.com/semj/articles/84279.html. Diakses
tanggal 3 Desember 2020
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014) Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Kementrian Kesehatan RI dan JICA.
Depkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2008.
Hany Kharisma Et Al.2017.The Corect Body Mechanic Principle And Low Back
Pain In The Third Trimester Pregnant Women.
ICASH :https://publications.inschool.id/index.php/icash/article/view/161.
Diakses tanggal 3 Desember 2020
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan-Kehamilan. Yogyakarta: Andi
Offset.
Kamidah, K. (2018). "Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi
(P4k) Sebagai Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu." Gaster: Jurnal
Kesehatan 16.
Kementrian Kesehatan Rebublik Indonesia.2014. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil.Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI Badan Litbangkes. 2016. Memelihara Kesehatan
Kehamilan. Diakses pada tanggal 10 Juni 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatinibu.
pdf
Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Lalita, Elisabeth M.F. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Manado. In Media.
Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
53
Profil Kabupaten Banyuwangi.2019.Data Seputar Kesehatan.
https://banyuwangikab.go.id/profil/profil-kesehatan.html. Dakses tanggal 3
Desember 2020
Radar Surabaya.2019.Kurang Pengetahuan Gizi, Angka Kematian Ibu dan Bayi
Tinggi. https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/02/23/121095/kurang-
pengetahuan-gizi-kematian-ibu-dan-bayi-tinggi. Diakses tanggal 3 Desember
2020
Sa’adah, Nur Aini Nailis. 2013. Hubunan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Senam
Hamil dengan Minat Melakukan Senam Hamil di BPS Ar-Rahman
Kecamatan Bandungan. Semarang: Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Ungaran.
Sulastri. 2012. Senam Hamil Bantu Melahirkan Tanpa Kecemasan. Surakarta.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kehamilan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Wagey, F.W. 2011. Senam Hamil Meningkatkan Antioksidan Enzimatik, Kekuatan
Otot Panggul, Kualitas Jasmani dan Menurunkan Kerusakan Oksidatif pada
Wanita Hamil. Denpasar: Universitas Udayana.
Widiantari, Ni Ketut Nopi. 2015. Hubungan Karakteristik Ibu dan Dukungan Sosial
Suami dengan Partisipasi Ibu Mengikuti Kelas Ibu Hamil di Kota Denpasar.
Denpasar: Universitas Udayana.
Widianti, Nurita. 2019. Efektivitas Senam Hamil Untuk Mengurangi Kecemasan
Pada Ibu Hamil. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Wibowo, Arief dan Larasati, Inka Puty. 2012. Pengaruh Keikutsertaan Senam Hamil
Terhadap Kecemasan Primigravida Trimester Ketiga dalam Menghadapi
Persalinan. Surabaya: Universitas Airlangga.
World Health Organization. 2015. Maternal Mortality. Diakses 9Desember 2020.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/
54
SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELAS IBU HAMIL
Kegiatan/
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Menyapa dan menyambut peserta - Peserta menjawab salam
10.00 –10.10 dengan ramah serta memberi salam dan dengan ramah
(10 Menit) memperkenalkan diri.
2. Kontrak waktu dengan peserta - Peserta menyepakati kontrak
waktu yang digunakan
penyuluhan
3. Menggali informasi peserta tentang - Peserta memberi umpan balik
topik yang akan diberikan
32
Inti 1. Menyampaikan Materi sebagai berikut : - Peserta Menyimak Materi
a) Gizi Ibu Hamil dan bertanya
10.10 –11.10 b) Tanda Bahaya Kehamilan
(60 Menit) - Peserta mendengarkan
c) Senam hamil Trimester 3
2. Menjawab pertanyaan dari peserta - Mengikuti gerakan senam
3. Melakukan senam hamil bersama hamil
Penutup 1. Membuat dan menyampaikan - Mendengarkan
11.10– 11.20 kesimpulan
(10 menit) 2. Menggali informasi peserta kembali - Menyebutkan kembali
seputar materi yang
3. Mengucapkan salam dan menutup acara disampaikan
kelas hamil. - Menjawab salam
Kegiatan/
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Menyapa dan menyambut peserta - Peserta menjawab
10.00 –10.10 dengan ramah serta memberi salam dan salam dengan ramah
(10 Menit) memperkenalkan diri.
2. Kontrak waktu dengan peserta - Peserta menyepakati
kontrak waktu yang
digunakan penyuluhan
3. Menggali informasi peserta tentang - Peserta memberi umpan
topik yang akan diberikan balik
33
Penutup 4. Membuat dan menyampaikan - Mendengarkan
11.10– 11.20 kesimpulan
(10 menit) 5. Menggali informasi peserta kembali - Menyebutkan
kembali seputar
6. Mengucapkan salam dan menutup acara materi yang
kelas hamil. disampaikan
- Menjawab salam
2.3 Metode
Demonstrasi
Diskusi
Tanya jawab
2.4 Media
Poster, leaflet
2.6 Materi
Terlampir
34