Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Kelas Ibu Hamil PMB Lolok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KEGIATANKELAS IBU HAMIL

DI PMB SUNARTI DESA AMBULU


KABUPATEN JEMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan Profesi

DI SUSUN OLEH :
1. Yunifa Anwar (P17312215119)
2. Nia Indah Sari (P17312215129)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Praktik KlinikAsuhan Kebidanan Holistik Fisiologis Kehamilan


Laporan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Terstruktur pada Kelas Ibu Hamil
Mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Bidan
telah di setujui dan disahkan pada tanggal………………….

Telah disahkan Laporan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Terstruktur pada Kelas Ibu
Hamil
Judul Kegiatan : Laporan Kegiatan Kelas Ibu Hamil
Pelaksanaan Kegiatan : 20 November 2021 dan 27 November 2021
Tempat Kegiatan : PMB Sunarti, SST., Bd

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Sugijati, SST., M.Kes Sunarti, SST., Bd


NIP. 196306231983032001 NIP. 196306231983032001

Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan

Ika Yudianti, SST, M.Keb


NIP. 19800727 200312 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Terstruktur Kelas Ibu Hamil di PMB Bdn.Lolok Rita
ML.S.Tr.Keb.
Laporan kegiatan ini kami susun sebagai laporan pelaksanaan dari kegiatan
pendidikan kesehatan terstruktur. Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapatkan
banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Budi Susatia, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Malang.
2. Ibu Herawati Mansur, SST,.M.Pd,M.Psi, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
3. Ibu Ika Yudianti,SST.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
4. Ibu Sugijati, SST., Bd selaku dosen pembimbing di PMB
5. Ibu Sunarti, SST., Bd selaku Pembimbing Klinik di PMB
Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran terbentuknya laporan kegiatan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kegiatan ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun, sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kegiatan
pendidikan terstruktur kelas ibu hamil ini.

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ ii
KATAPENGANTAR ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ...............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Kelas Ibu Hamil .......................................................................... 4
2.2 Gizi Ibu Hamil.................................................................................................... 9
2.3 Birth Plan (Perencanaan Kehamilan)................................................................. 7
2.4 Senam Hamil....................................................................................................... 23
2.5 Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) ............. 10
BAB III HASIL KEGIATAN
3.1 Hasil Kegiatan ...................................................................................................... 48
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan ......................................................................................................... 50
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 52
5.2 Saran .................................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 54

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1Hasil Kegiatan ........................................................................................................31

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Dokumentasi Kegiatan..............................................................................32


Lampiran 2Satuan Acara Penyuluhan..........................................................................34

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan kejadian fisiologis yang dialami oleh wanita.
Setiap kehamilan berisiko mengalami gangguan kehamilan yang disebut
komplikasi. Gangguan kehamilan tersebut merupakan penyebab langsung
kematian ibu. Berdasarkan penyebab tersebut kehamilan beresiko tinggi atau
komplikasi kehamilan biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu dan 3 terlambat.
Faktor 4 terlalu yaitu: terlalu muda (kurang dari 20 tahun), terlalu tua (lebih
dari 35 tahun), terlalu sering hamil (anak lebih dari 3) dan terlalu dekat atau
rapat jarak kehamilan (kurang dari 2 tahun). Faktor 3 terlambat yaitu:
terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan,
terlambat tiba di fasilitas kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan
medis (Kemenkes RI, 2016).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyatakan
bahwa sekitar 830 wanita di seluruh dunia meninggal setiap hari akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan, secara keseluruhan Angka Kematian
Ibu (AKI) sebanyak 303.000/100.000 kelahiran hidup. Hampir semua
kematian ibu terjadi di negara berkembang yaitu 550 orang di Afrika
SubSahara dan 180 orang di Asia Selatan. Ini masih dalam kategori tinggi
karena masih belum mencapai target Suistainable Development Goals
(SGD’s) yaitu < 70 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,2018).
Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference on Indonesia
Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita
Budhiharsana, hingga tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305
per 100.000 kelahiran hidup.Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB) di Jawa Timur (Jatim) masih tergolong tinggi. Berdasarkan data,
tahun 2018 AKI mencapai 91,45 persen per 1.000 kelahiran, sementara untuk
AKB sebesar 13,4 persen per 1.000 kelahiran (Radar Surabaya, 2019).Pada
tahun 2018 AKI di Banyuwangi 103 per 100.000 kelahiran hidup dan di
tahun 2019 kembali meningkat menjadi 134,80 per 100000 kelahiran hidup,
sedangkan angka kematian bayi di tahun 2018 yaitu mencapai 138 jiwa, nilai

7
ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 111
jiwa (Profil Data Kesehatan Banyuwangi, 2019). 
Dalam rangka penurunan AKI maka dilakukanlah berbagai upaya
kesehatan untuk ibu yang salah satunya yaitu kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil
ini merupakan sarana belajar bersama bagi ibu hamil tentang kesehatan yang
dilakukan dengan bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan komplikasi, perawatan
bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam hamil(Kemenkes RI, 2014).
Perilaku kesehatan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan
ibu hamil tersebut (Maulana, 2009). Tingkat pengetahuan mempengaruhi
sikap kesehatan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan
seseorang dalam memilih dan meningkatkan kesehatan. Termasuk juga
tindakan untuk mencegah penyakit, memilih makanan, sanitasi dan lain
sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan ibu, agar memahami gizi ibu hamil, tanda
bahaya kehamilan, persiapan persalinan birth plan, P4K dan senam
hamil, dengan harapan dapat mengubah sikap dan perilaku ibu
khususnya dalam kesehatan kehamilan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pemahaman ibu tentang gizi ibu hamil
b. Meningkatkan pemahaman ibu tentang tanda bahaya kehamilan
c. Meningkatkan pemahaman ibu tentang perencanaan persalinan
(Birth Plan).
d. Meningkatkan pemahaman ibu tentang program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
e. Meningkatkan pemahaman ibu tentang senam hamil.

8
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Gizi Ibu Hamil


Status gizi ibu hamil sebelum dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status
gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil, kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat
badan normal. Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Adriani
dan Bambang, 2016).
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan
mengukur berat badan bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil yang
memiliki tingkat kesehatan dan gizi yang baik akan melahirkan bayi
yang sehat. Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang
mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang, seperti KEK (Adriani
dan Bambang, 2016).
Ukuran lingkar lengan atas digunakan untuk mengetahui
risiko KEK pada wanita usia subur. Ukuran lingkar lengan atas tidak
dapat digunakan untuk mengetahui perubahan status gizi dalam jangka
pendek. Pita meteran kain yang terdapat di masyarakat dapat
digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas. Batas imbang lingkar
lengan atas untuk menentukan KEK pada wanita usia subur adalah :
a. Jika ukuran LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, wanita tergolong
normal atau tidak menderita KEK.
b. Jika ukuran LLA kurang dari 23,5 cm, wanita tergolong
menderita KEK.
Akibat KEK pada wanita usia subur adalah wanita mempunyai risiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Par’i,
2017).

9
Penilaian status gizi ibu hamil meliputi evaluasi terhadap
faktor risiko diet, pengukuran antropometri dan biokimia. Penilaian
tentang asupan pangan dapat diperoleh memalui ingatan 24 jam
(recall-24 hour). Faktor risiko diet dibagi dalam dua kelompok, yaitu
risiko selama hamil dan risiko selama perawatan (antenatal). Risiko
yang pertama adalah :
a. Usia dibawah 18 tahun;
b. Berat badan 120% dari berat badan baku;
c. Terlalu sering hamil dengan selang waktu 1 kg/bulan),
hemoglobin (Hb) 140/90 mmHg, edema, dan albumin >2+ ;
d. Janin kembar (Arisman, 2010).
Pertambahan berat badan yang diharapkan pada ibu hamil
a. TRIMESTER I : 1 – 2,5 kilogram Trimester pertama penting
karena saat itu terjadi pembentukan dan pertumbuhan otak,
syaraf, jantung dan organ-organ reproduksi janin. Pada saat yang
sama, kemungkinan nafsu makan ibu berkurang karena mual-
mual dan muntah. Tidak heran jika kenaikan bobot ibu pada
trimester pertama tidak banyak. Bahkan kadang berat badan
malah turun 1 kg – 2 kg.
b. TRIMESTER II : 5 kilogram Pada trimester kedua nafsu makan
anda biasanya pulih sehingga berat badan meningkat rata-rata
0,35-0,4 kg per minggu. Pertumbuhan janin pun ngebut. Sebagian
besar berat badan ibu hamil ‘terserap’ untuk pertambahan berat
janin.
c. TRIMESTER III: 4 – 5 kilogram Meski pada minggu ke-28
pertambahan volume darah ibu hamil mencapai puncaknya,
namun secara keseluruhan pertambahan berat badan pada
trimester ini kembali melambat.

Berat badan ibu hamil terbagi pada:


a. Berat janin 2,5 -3,5 kg
b. Plasenta +/- 0,5 kg

10
c. Cairan ketuban 0,5 – 1 kg
d. Darah +/- 2 kg
e. Cairan tubuh +/- 1,5 kg
f. Rahim 0,5 – 1 kg
g. Payudara +/- 0,5 kg
h. Cadangan lemak +/- 3,5 kg
Berat Badan yang dianjurkan: Jika sebelum hamil berat badan bumil
kurang, atau sebaliknya kegemukan, sebaiknya sesuaikan dulu dengan
berat badan normal sesuai klasifikasi berat badan. Ini karena, berat badan
sebelum hamil ternyata mempengaruhi seberapa seberapa banyak kenaikan
berat badan yang dianjurkan selama hamil.
- Bila berat badan bumil sebelum hamil normal, maka
pertambahan sebaiknya antara 9 – 12 kg.
- Bila berat badan bumil sebelum hamil berlebih, maka
pertambahan sebaiknya antara 6 – 9 kg
- Bila bumil mengandung bayi kembar dua atau lebih, maka
kemungkinan berat badan anda akan bertambah lebih banyak
dari jika mengandung satu bayi.
A. Prinsip gizi ibu hamil
1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan
cairan untuk memenuhi zat gizi ibu, janin serta plasenta.
2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh
bukan lemak.
3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku
selama hamil.
4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi
dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup
energiuntuk menyusui serta merawat bayi kelak.
5. Perawatan gizi dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi
selama kehamilan (diabetes kehamilan).

11
6. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan
kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya
selama hidup. (Victoria, 2008)

B. Kebutuhan energi ibu hamil


Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan
kira-kira 80.000 kilokalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini
berarti perlu tambahan energi ekstra sebanyak 300-350 kilokalori setiap
hari selama hamil. Kebutuhan energi mulai meningkat pada trimester
pertama, kemudian lebih meningkat lagi sepanjang trimester kedua ,ketiga
dan sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester kedua
diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume
darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak
(energy deposit). Selama trimester ketiga energi tambahan digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dan plasenta. Kebutuhan gizi
ibu hamil meningkat 15 persen dibandingkan dengan kebutuhan wanita
normal. Peningkatan zat gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan
sisanya (60 persen) digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal
kenaikan berat badan ibu hamil berkisar antara 11-13 kg.

C. Zat-zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil


Nutrisi yang diperlukan adalah (Sunita, 2006) :

1. Karbohidrat dan lemaksebagai sumber zat tenaga untuk


menghasilkan kalori dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
2. Protein Protein sangat diperlukan untuk membangun, memperbaiki,
dan mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi
ini agar pertumbuhan janin optimal. Protein dapat Anda dapatkan
dengan mengkonsumsi tahu, tempe, daging, ayam, ikan, susu, dan telur.
sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur
dan kacang-kacangan.
3. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan
sayur–sayuran.

12
4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan
jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji
– bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi
Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan
susu.
6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.
Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan,
minyak sayur dan sayuran hijau.
7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah,
banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam,
kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam
jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil
adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan.
Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai
cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak
terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong,
daun pepaya), daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta
melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu
hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari
tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-
kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk
olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A,
D, B2, B3, dan vitamin C.

D. Menu Makanan Seimbang Bagi Ibu Hamil


Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu makanan
selama hamil, antara lain: (Almatsier, 2006).
1. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang
berlebihan, susu berlemak dan makanan yang sudah tidak segar.

13
2. Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.
3. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
4. Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada.
5. Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar.
6. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti
sawi, kool, kubis dan lain-lain.
7. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental.
8. Menghindari merokok dan minum-minuman keras.
Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda
dari menu sebelum hamil.
9. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan
menu selama hamil.
Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil (Victoria, 2008)

Porsi
Bahan Hidangan
Makanan Sehari Jenis Hidangan

Makan pagi : nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan


ikan/daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2
Nasi 5+1 porsi
potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan
buah 1 potong sedang

Sayuran 3 mangkuk

Buah 4 potong

Makan Selingan: susu 1 gelas dan


Tempe 3 potong
buah 1 potong sedang

Daging 3 potong

Susu 2 gelas Makan Siang: nasi 3 porsi (300gram), dengan lauk,

14
sayur, dan buah sama dengan pagiSelingan: susu 1
gelas dan buah 1 potong sedangMakan malam: nasi
2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur, dan buah
sama dengan pagi/siangSelingan : susu 1 gelas

Minyak 2 gelas

2 sendok
Gula
makan

Menu diatas dapat divariasikan dengan bahan makanan pengantinya,


sebagai berikut :

Jenis Bahan Makanan Pengganti

Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210


gram), kue kering 5 buah besar (50 gram), mie basah 2 gelas
1 porsi nasi
(200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram), jagung biji
(100 gram)
1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1
biji sedang (135 gram)

1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri


1 potong kering (20 gram), 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40
sedang ikan (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam
gram) negeri (55 gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji
bakso sedang (170 gram) dan lainnya

1 mangkuk
Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam,
(100 gram)
sawi, terong dan lainnya.
sayuran

1 potong buah 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram),

15
2 buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190
gram), 1 potong besar semangka (180 gram), 1 buah apel (85
gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas
sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125 gram), 9
duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram),
2 buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75
gram), 2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45
gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.

Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40


gram), 2 sendok makan kacang hijau (20 gram), 2,5 sendok
2 potong
makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang
sedang tempe
merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15
(50 gram)
gram), 1,5 sendok makan kacang mete (15 gram), dan
lainnya.

1 gelas susu 4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt non
sapi (20 cc) fat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan lainnya.

Minyak kelapa 1 avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15
sendok teh (5 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas
gram) santan (40 gram), dan lainnya.

Gula pasir 1 1 sendok makan madu (15 gram)


sendok makan
(13 gram)

2.2 Tanda Bahaya Kehamilan


1. Pengertian

16
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal,
yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Pusdiknakes,2003). Menurut Kusmiyati dkk, 2008,
kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang
normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu
melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang
mungkin terjadi selama hamil.
2. Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan
Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan
hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau
berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis tidak
terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ
tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsurangsur. Deteksi dini
gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik
untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan
ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyulit
penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan
berbagai upaya maksimal untuk 14 mencegah gangguan yang berat baik
terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang
dikandungnya.
3. Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II,
Trimester III 1)
a. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)
1) Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan.
Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,
misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan
muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-
masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus

17
selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang
menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan (Hadijanto,
2008).
a) Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan
ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram.
b) Kehamilan ektopik
Suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari
95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii).
Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senter
pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian
salpingitis seseorang. Patofisiologi terjadinya kehamilan
ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam
perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio
sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan
akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian
tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan
besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi
kehamilan ektopik terganggu. Tanda dan gejala pada kehamilan
muda, dapat atau tidak ada perdarahan pervaginam, ada nyeri
perut kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung
pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum. Dari
Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar,
adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tandatanda syok
hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin,
adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian
bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari
Pemeriksaan dalam serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri
pada uterus kanan dan kiri.

18
c) Mola hidatidosa
Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami
perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik,
molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-
gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.
Menurut Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola
hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan biasa
yaitu mual, muntah, pusing, dan lain-lain, hanya saja derajat
keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan
lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar
dari umur kehamilan. Ada pula kasuskasus yang uterusnya
lebih kecil atau sama besar walaupun jaringannya belum
dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan jaringan trofoblas
tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan
adanya dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola.
Biasanya keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka
datang ke rumah sakit. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi
antara bulan pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14
minggu. Sifat perdarahan bias intermiten, sedikit-sedikit atau
sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian.
Karena perdarahan ini umumnya pasien mola hidatidosa masuk
dalam keadaan anemia.
2) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini
biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10
minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai
menggangguaktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih
buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum.

19
3) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya
saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan
karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil
trimester I.
4) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007
penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam
antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu. Demam dapat disebabkan
oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada
infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas.
b. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu)
1) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Demam dapat disebabkan oleh
infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada
infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
(Pusdiknakes, 2003).
2) Bayi kurang bergerak seperti biasa

20
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6.
Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra
Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1
jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik
3) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr
% pada TM II.
c. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29-42 minggu)
1) Perdarahan Pervaginam
a) Placenta previa
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang
abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Perdarahan tidak
normal, berwarna merah, banyak dan kadang-kadang tidak
disertai dengan rasa nyeri.
b) Solusio plasenta
Keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari
perlekatan sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak
kehamilan 28 minggu.
2) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
preeclampsia.
3) Penglihatan kabur

21
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh
sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi system syaraf
pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,
kejang), dan gangguan penglihatan.
4) Bengkak di muka dan atau tangan
Bengkak dapat menunjukkan masalah serius jika muncul pada
permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan
diikuti dengan keluhan fisik yang lain.
5) Janin kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6
6) Pengeluaran cairan pervaginam (Ketiban Pecah Dini)
Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan
ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan. KPD
menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan
dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
7) Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu
hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin
kabur, kesadaran menurun kemudian kejang.
8) Selaput kelopak mata pucat
Kondisi ibu dengan keadaan Hemoglobin di bawah 11 gr% pada
TM III.
9) Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38oC dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan.

22
2.3 Senam hamil Trimester 3
1. Definisi Senam Hamil
Senam hamil merupakan suatu gerakan tubuh berbentuk
latihan-latihan dengan aturan, sistematika, dan prinsip-prinsip
gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil,
bertujuan agar ibu hamil siap mental dan jasmani dalam
menghadapi proses persalinan.
Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan
melakukan senam hamil akan banyak memberikan manfaat dalam
membantu kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih
pernapasan dan relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan
perut, serta melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini
merupakan bekal penting bagi calon ibu saat persalinan (Jannah,
2012).

2. Manfaat Senam Hamil


Bila dicermati lebih lanjut, sebenarnya dalam gerakan senam
hamil terkandung efek relaksasi yang dapat menstabilkan
kecemasan dan mengurangi rasa takut dengan cara relaksasi fisik
dan mental, serta mendapatkan informasi yang mempersiapkan
mereka untuk mengalami apa yang akan terjadi salama persalinan
dan kelahiran. (Wibowo & Larasati, 2012).
Senam hamil yang teratur dapat mengurangi
ketidaknyamanan dan keluhan- keluhan ibu dalam menghadapi
kehamilan, seperti nyeri punggung, mual, kejang tungkai,
konstipasi, sesak nafas, serta kecemasan (Kusmiyati dkk, 2009).
Senam hamil juga berguna melancarkan sirkulasi darah, nafsu
makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur
menjadi lebih nyenyak (Sulistyawati, 2009), Sedangkan menurut
Jannah (2012), manfaat senam hamil secara teratur dan terukur
ialah sebagai berikut:

a. Memperbaiki sirkulasi darah

23
b. Mengurangi pembengkakan
c. Memperbaiki keseimbangan otot
d. Mengurangi resiko gangguan gastrointerstinal, termasuk
sembelit
e. Mengurangi kejang kaki/kram
f. Menguatkan otot perut
g. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
3. Syarat-Syarat Melakukan Senam Hamil
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan
senam hamil yaitu :

a. Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh


dokter atau bidan
b. Latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana yang
tenang
c. Berpakaian cukup longgar
d. Menggunakan kasur atau matras
e. Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin
f. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin
dibawah pimpinan instruktur senam hamil (Sulastri, 2012)
Beberapa kontra indikasi senam hamil yang harus diperhatikan,
antara lain:

a. Kontra Indikasi Absolut atau Mutlak Bila seorang wanita


hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit paru, serviks
inkompeten, kehamilan kembar, riwayat perdarahan
pervaginam pada trimester II dan III, kelainan letak plasenta,
seperti plasenta previa, preeklamsi maupun hipertensi.
b. Kontra Indikasi Relatif Bila seorang ibu hamil menderita
anemia berat, irama jantung tidak teratur, paru bronchitis
kronis, riwayat diabetes mellitus, obesitas, terlalu kurus,
penyakit dengan riwayat operasi tulang ortopedi dan perokok
berat

24
Menurut Yuliarti (2010), dalam beberapa kondisi senam hamil
harus dihentikan. Ada beberapa tanda dan gejala senam hamil
harus dihentikan, antara lain:

a. Timbul rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri
pada persendian
b. Kontraksi rahim yang lebih sering (interval kurang dari 20
menit)
c. Perdarahan pervaginam, keluarnya cairan ketuban
d. Nafas pendek yang berlebihan
e. Denyut jantung yang meningkat (lebih dari 140 kali per menit)
f. Mual dan muntah yang menetap
g. Kesulitan berjalan
h. Pembengkakan yang menyeluruh
i. Aktifitas janin yang berkurang
Ada beberapa gerakan yang harus dihindari ibu hamil saat
melakukan senam hamil yaitu mengangkat kedua kaki dan sit-up
dengan kaki tetap lurus.Gerakan ini sangat beresiko tinggi untuk
dilakukan siapa pun dan dapat mengakibatkan cidera kompresi
pada diskus vertebralis dan kerusakan otot serta ligamen terutama
pada ibu hamil karena adanya peregangan otot dan ligamen yang
lentur.Ibu hamil dianjurkan menghindari posisi berdiri lama, dan
duduk atau berbaring dengan kaki menyilang agar sirkulasi tidak
terganggu.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Untuk Senam Hamil


a. Usia Kehamilan
Senam hamil pada kehamilan normal dapat dimulai pada
kehamilan kurang lebih 16-38 minggu (Jannah, 2012). Pada
sumber lain dikatakan senam hamil biasanya bisa mulai
diberikan setelah keluhan-keluhan yang biasa timbul pada
periode kehamilan muda seperti mual sampai muntah, tidak
ada perdarahan dalam kehamilan atau kehamilan sudah

25
memasuki mid trimester, yaitu sekitar usia 20 minggu
kehamilan, karena pada usia kehamilan ini 24 plasenta telah
terbentuk sempurna sehingga kemungkinan untuk terjadinya
ancaman keguguran lebih kecil (Wagey, 2011).
b. Pendidikan dan pengetahuan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu mempengaruhi
keikutsertaan ibu dalam senam hamil. Semakin tinggi
pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil, maka makin
tinggi pula minat ibu dalam melakukan senam hamil
(Sa’adah,2013).
c. Status kesehatan ibu
Ibu yang dapat melakukan senam hamil adalah ibu dengan
status kesehatan yang baik dan memenuhi syarat untuk senam
hamil. Maka dari itu, sebelum melaksanakan senam hamil ibu
terlebih dahulu diperiksa kesehatannya, apakah ibu memiliki
kondisi yang kontraindikasi dengan senam hamil atau tidak
(Yuliasari,2010)
d. Status Sosial
Penelitian Widiantari (2015) menunjukkan hasil bahwa
terdapat hubungan antara dukungan sosial suami dan
keikutserataan ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil.Dukungan
sosial suami merupakan faktor yang paling berperan untuk
berpartisipasi.Dukungan tersebut berupa dukungan
instrumental, dukungan emosional, dukungan informational,
dan dukungan ekonomi bagi ibu untuk mengikuti senam hamil.

3. Gerakan-Gerakan Senam Hamil


Gerakan-gerakan pada senam hamil memiliki ciri khas nya
sendiri. Adapun gerakan-gerakan tersebut manurut Wagey (2011)
yaitu sebagai berikut:
Gerakan-gerakan pada senam hamil memiliki ciri khas nya
sendiri. Adapun gerakan-gerakan tersebut manurut Wagey (2011)
yaitu sebagai berikut:

26
Kegiatan Nilai

a. Senam untuk kaki Foto


1. Duduk dengan kaki diluruskan ke
depan dengan tubuh bersandar tegak
lurus (rileks).
2. Tarik jari-jari kearah tubuh secara
perlahan-lahan lalu lipat ke depan.
3. Lakukan sebanyak 10 kali,
penghitungan sesuai dengan gerakan
4. Tarik kedua telapak kaki ke arah
tubuh secara perlahan-lahan dan
dorong ke depan. Lakukan sebanyak
10 kali, penghitungansesuai dengan
gerakan

b. Senam duduk bersila Foto


1. Duduk kedua tangan diatas lutut
2. Letakkan kedua telapak tangan di
atas lutut
3. Tekan lutut ke bawah dengan
perlahan-lahan
4. Lakukanlah sebanyak 10 kali,
lakukan senam duduk bersila ini
selama 10 menit sebanyak 3 kali
sehari

a. Senam Untuk Pinggang (posisi Foto


terlentang)
1. Tidurlah terlentang dan tekuklah
lutut jangan terlalu lebar, arah
telapak tangan ke bawah dan berada
di samping badan

27
2. Angkatlah pinggang secara perlahan
3. Lakukanlah sebanyak 10 kali

b. Senam Dengan satu lutut Foto


1. Tidurlah terlentang, tekuk lutut
kanan.
2. Lutut kanan digerakkan perlahan
kearah kanan lalu kembalikan
Lakukanlah sebanyak 10 kali.
3. Lakukanlah hal yang sama untuk
lutut kiri.

c. Senam dengan kedua lutut Foto


1. Tidurlah terlentang, kedua lutut
ditekuk dan kedua lutut saling
menempel.
2. Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri
dan kanan saling menempel.
3. Kedua lutut digerakkan perlahan-
lahan kea rah kiri dan kanan
Lakukanlah sebanyak 8 kali.

d. Senam untuk pinggang (posisi Foto


merangkak)
1. Badan dalam posisi merangkak
2. Sambil menarik napas angkat perut
berikut punggung ke atas dengan
wajah menghadap ke bawahg
membentuk lingkaran.
3. Sambil perlahan-lahan mengangkat

28
wajah hembuskan napas, turunkan
punggung kembali dengan perlahan
4. Lakukanlah sebanyak 10 kali.

e. Cara tidur yang nyaman Foto

Berbaringlah miring pada sebelah sisi


dengan lutut di tekuk

Usia Kehamilan Diatas 34 minggu Foto

f. Latihan untuk saat persalinan


1. Cara pernapasan saat persalinan
 Cari posisi yang nyaman,
misalnya duduk bersandar antara
duduk dan berbaring serta kaki
diregangkan, posisi merangkak,
duduk di kursi.
 Tarik napas dari hidung dan
keluarkan melalui mulut.
 Usahakan tetap rileks
2. Cara mengejan
 Cari posisi yang nyaman atau
posisi ibu antara duduk dan
berbaring serta kaki
direnggangkan
 Perlahan-lahan tarik napas

29
sebanyak 3 kali dan pada
hitungan ke 4 tarik napas
kemudian tahan napas, sesuai
arahan pembantu persalinan
 Mengejan ke arah pantat.
3. Cara pernapasan pada saat
melahirkan. Cara ini dilakukan jika
bidan mengatakan tidak usah
mengejan lagi, yaitu:
 Letakkanlah kedua tangan di atas
dada
 Bukalah mulut lebar-lebar
bernapaslah pendek sambil
 mengatakan hah-hah-hah

g. Senam untuk memperlancar ASI Foto


(Untuk Semua Usia Kehamilan)
1. Lipat lengan ke depan dengan
telapak tangan digenggam dan

30
berada di depan dada, gerakkan siku
ke atas dan ke bawah
2. Lipat lengan ke atas hingga ujung
jari tengah menyentuh bahu, dalam
posisi dilipat lengan diputar dari
belakang ke depan, sehingga siku-
siku bersentuhan dan mengangkat
payudara lalu bernapaslah dengan
lega. Lakukanlah sebanyak 2 kali.

2.4 Persiapan persalinan


a. Pengertian persalinan Persalinan adalah proses fisiologis yang
memungkinkan terjadinya serangkaian perubahan besar pada
calon ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir
(Aprillia, 2010). Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu
proses normal pada wanita usia subur. Persalinan merupakan
persiapan penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan
suami-istri, menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat
yang membahagiakan setiap keluarga bahkan seluruh anggota
masyarakat, demi kesejahtera ibu dan janin (Samosir, 2012).
b. Persiapan persalinan
Menurut Harumawati (2012), menyatakan bahwa dalam
persalinan ada empat hal yang perlu dipersiapkan, yaitu:
1) Persiapan fisik
Persiapan fisik persiapan persalinan meliputi kesiapan kondisi
kesehatan ibu, meliputi kesiapan hal-hal yang berkaitan dengan
perubahan fisiologis selama hamil sampai menjelang
persalinan. pengaturan kebutuhan nutrisi saat kehamilan, serta
upaya perencanaan persiapan persalinan dan pencegahan

31
komplikasi yang mencakup tanda-tanda bahaya dan tanda-
tanda persalinan (Depkes, 2010). Dalam menyiapkan kondisi
fisik, ibu perlu menyiapkan makan makanan bergizi dan
minum yang cukup banyak. Tetap melakukan aktivitas seperti
berjalan pagi, atau kegiatan rumah lainnya, dan tetap istirahat
yang cukup juga merupakan persiapan fisiologis yang
dibutuhkan oleh ibu. Dengan mengetahui teknik mengedan dan
bernafas yang baik juga dapat memperlancar dan memberikan
ketenangan dalam proses persalinan (Isnandi dalam
Harumawati, 2012). Penting untuk ibu menjaga kebersihan
badan dan kesesuaian pakaian. Kebersihan badan menjelang
persalinan bermanfaat karena dapat mengurangi kemungkinan
adanya kuman yang masuk selama persalinan dan dapat
mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan. Ibu akan
merasa nyaman selama menjalani proses persalinan (Iskandar
dalam Harumawati, 2012).
2) Persiapan psikologis
Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan
yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang,
dimana ibu hamil dapat melalui saat-saat persalinan dengan
baik dan lebih siap serta meminta dukungan dari orang-orang
terdekat. Perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu
memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan dan
merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih
siap dalam menghadapi persalinan (Sjafriani dalam
Harumawati, 2012). Perasaan takut dalam persalinan dapat
diatasi dengan meminta keluarga atau suami untuk
memberikan sentuhan kasih sayang, meyakinkan ibu bahwa
persalinan dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga
untuk memberikan dorongan moril, cepat tanggap terhadap
keluhan ibu atau keluarga (Sjafriani dalam Harumawati, 2012).
3) Persiapan finansial

32
Persiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan
suatu kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana
berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki
untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung
sampai persalinan seperti menyiapkan biaya persalinan,
menyiapkan popok bayi dan perlengkapan lainnya (Sjafriani
dalam Harumawati, 2012). Menyiapkan pendonor darah ketika
dibutuhkan transfusi darah setelah persalinan merupakan hal
yang perlu dipertimbangkan dan disiapkan (Gitanurani, 2017).
4) Persiapan kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi yang
kurang baik terhadap kehamilan agar persiapan yang
berhubungan dengan kebiasaan tidak baik selama kehamilan
dapat dihindari. Kepercayaan dan budaya akan perilaku yang
pantas selama masa kehamilan akan mempengaruhi respon
suami maupun petugas kesehatan terhadap kebutuhan ibu
(Bobak, 2004). Menurut Kemenkes RI dalam Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu (2013) menyebutkan bahwa yang
termasuk persiapan persalinan, yaitu pertanyaan-pertanyaan
mengenai siapa yang akan menolong persalinan, dimana akan
melahirkan, siapa yang akan membantu dan menemani dalam
persalinan, kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul
permasalahan, metode transportasi bila diperlukan rujukan, dan
dukungan biaya.
c. Faktor yang berhubungan dengan persiapan persalinan
Menurut Matteson (2001), terdapat faktor yang berhubungan
dengan persiapan persalinan di antaranya, yaitu:
1) Umur
Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja, sehingga akan termotivasi

33
dalam memeriksakan kehamilan (Padila, 2014). Umur yang
dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan
adalah 20-35 tahun. Direntang usia ini kondisi fisik wanita
dalam keadaan prima. Sedangkan setelah umur 35 tahun,
sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko
tinggi terhadap kelainan bawaan dan adanya penyulit pada
waktu persalinan. Di kurun umur ini, angka kematian ibu
melahirkan dan bayi meningkat, sehingga akan
meningkatkan kecemasan (Astria, 2009). Bobak (2004)
mengatakan bahwa wanita usia lanjut tidak terlalu khawatir
akan kehamilannya dan dapat menyesuaikan diri dengan
baik saat memasuki trimester III. Akan tetapi, pada
kenyataannya, perawatan anak terbukti sulit bagi mereka.
Ibu yang terbiasa dengan stimulasi dan kontak dengan
sesama orang dewasa merasa sulit menerima diri mereka
terisolasi dengan bayinya.
2) Pendidikan Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan
mempengaruhi proses belajar. Semakin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
infromasi. Tingkat pendidikan turut menentukan rendah
tidaknya seseorang menerima dan memakai pengetahuan
atau informasi. Suami yang mengikuti kelas pendidikan
kesehatan ibu hamil, maka ia memiliki kesempatan untuk
belajar tentang cara menjadi pasangan yang terlibat dan
aktif dalam proses menjadi orang tua (Bobak, 2004).
3) Pekerjaan
Bekerja dapat mengalihkan perasaan cemas bagi ibu hamil.
Bekerja merupakan aktivitas yang menyita waktu dan ibu
hamil akan fokus ke pekerjaannya. Ibu hamil yang bekerja
dapat berinteraksi dengan masyarakat sehingga dapat
menambah pengetahuan. Selain itu, bekerja dapat
menambah penghasilan keluarga untuk mencukupi

34
kebutuhan selama kehamilan (Astria, 2009). Pada penelitian
Sumiati (2015) didapatkan hasil bahwa pekerjaan berkaitan
langsung dengan pendapatan atau kondisi ekonomi keluarga
dalam mencukupi kebutuhan selama kehamilan hingga
persalinan. Kondisi ekonomi yang cukup dapat memenuhi
kebutuhan kehamilan antara lain makanan sehat,
perlengkapan bayi, obat-obatan, tenaga kesehatan, serta
trasnportasi.
4) Pendapatan (Ekonomi)
Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga
menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan
semaksimal mungkin. Keluarga dengan ekonomi yang
cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan
melakukan persiapan lainnya dengan baik (Wawan dan
Dewi, 2010). Banyak pria menyatakan kekhawatirannya
akan ekonomi keluarga yang aman. Penyesuaian dalam
keuangan harus dilakukan untuk melakukan menyesuaikan
diri terhadap penurunan pendapatan dan peningkatan
pengeluaran karena kehadiran seorang anggota keluarga
baru (Bobak, 2004).
5) Dukungan sosial
Dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian
dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan
menyayangi. Dukungan sosial merupakan bantuan atau
dukungan yang positif yang diberikan oleh orang-orang
tertentu terhadap individu dalam kehidupannya serta dalam
lingkungan sosial tertentu sehingga individu yang menerima
merasa diperhatikan, dihargai, dihormati, dicintai (Sarafino
dan Smith dalam Gitanurani, 2017). Dukungan sosial
merupakan koping keluarga, baik dukungan-dukungan yang

35
bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat
bermanfaat dan telah terkonseptualisasi dalam studi-studi
tentang dukungan keluarga. Dukungan sosial keluarga
eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah,
keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat
ibadah, ptaktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga
internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari
saudara kandung, atau dukungan dari anak (Friedman dalam
Setiadi, 2008.). Dukungan dalam persalinan seperti pujian,
penentraman hati, tindakan untuk meningkatkan
kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelasan tentang yang
terjadi selama persalinan dan kelahiran serta sikap ramah
yang konstan. Dalam hal ini ibu yang bersalin harus
ditemani orang yang ia percayai dan membuatnya merasa
nyaman. Orang tersebut dapat berupa pasangan, sahabat,
atau anggota keluarga (Rosyidah, 2017). Dukungan suami
dalam menghadapi kehamilan maupun persalinan sangatlah
berarti, dimana suami dapat menumbuhkan rasa percaya diri
pada istri, sehingga mentalnya cukup kuat yang tidak
didapatkan dari seorang tenaga kesehatan dalam
menghadapi proses persalinan. Dukungan suami dapat
berupa dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral
maupun material serta dukungan fisik, psikologis, emosi,
informasi, penilaiaan dan finansial (Bobak, 2004).
2.5 Birthplan dan P4K
1) Birth Plan (Perencanaan Persalinan)
Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan
yang dibuat ibu,anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya
rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan
pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu
akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.

36
Birth Plan atau perencanaan persalinan adalah salah
satubentuk konsep atau program yang sesuai dengan filosofi
kebidanan. Penyusunan Birth plan antara lain mencakup : penolong,
tempat persalinan, model dan cara bersalin, pendamping persalinan,
antisipasi gawat darurat.
a. What (Apa yang dimaksud dengan birth plan)
Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan
yangdibuat ibu,anggota keluarganya dan bidan.Dengan adanya
rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan
kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan
kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai
serta tepat waktu.

Birth Plan adalah "rancangan" berupa catatan tentang


pilihan metode, tempat dan persiapan bersalin selama hamil.
Menurut berbagai penelitian, ibu dapat "menciptakan"
pengalaman positif terhadap persalinan dengan membuat birth
plan (perencanaan kelahiran). Birth vision adalah "gambaran"
secara ide atau visi yang dituangkan di dalam birth plan.
b. Where (Dimana birth plan dilakukan)
Perencaan persalinan biasanya dilakukan ketika
pemeriksaan kehamilan di klinik maupun di rumah.
Perencanaan persalinan biasanya diputuskan bersama pasangan
dan keluarga. Perencanaan ini biasanya diputuskan ketika TM
III karena sudah diketahui apakah kelahiran bisa normal atau
tidak, karena apabila ada penyulit maka biasanya proses
kelahiran akan dilakukan di rumah sakit ataupun rumah
bersalinan dengan fasilitas yang lengkap untuk menghindari
terjadinya masalah.
a. When (Kapan birth plan dilakukan)
Birth plan biasa dilakukan dari TM I kehamilan, tapi biasanya
keputusan akhir terjadi saat TM III.
a. Why (Mengapa harus melakukan birth plan)

37
Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan
keluarga mendapatkan pelayanan yang terbaik dan telah
merencanakan semuanya dari awal agar tidak terjadi masalah
yang dapat membahayakan nyawa ibu dan anak ketika proses
persalinan.

b. How (Bagaimana cara membuat birth plan)


5 komponen penting dalam rencana persalinan :
Langkah 1: Membuat rencana persalinan Idealnya setiap
keluarga seharusnya mempunyai kesempatan untuk membuat
suatu rencana persalinan.Hal-hal dibawah ini harus digali dan
diputuskan dalam membuat rencana persalinan tersebut:
 Tempat persalinan
 Memilih tenaga kesehatan yang terlatih
 Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
 Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan
 Siapa yang akan menemani pada saat persalinan
 Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
mengumpulkan biaya tersebut.
 Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
Langkah2: Membuat rencana untuk mengambil keputusan
jika terjadi kegawatdaruratan pada saat mengambil keputusan
utama tidak ada.Penting bagi bidan dan keluarga untuk
mendiskusikan:
 Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
 Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat
keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan?
Langkah 3: Mempersiapkan system transportasi jika terjadi
kegawatdaruratan.Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini
dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen
dibawah ini:

38
 Dimana ibu akan bersalin (desa,fasilitas kesehatan,rumah
sakit)
 Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih
lanjut jika terjadi kegawat daruratan
 Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk
 Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat
daruratan
 Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial
Langkah 4: Membuat rencana/pola menabung. Keluarga
seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang
sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan
dan jika terjadi kegawat daruratan.Banyak sekali
kasus ,dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan
asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang
diperlukan.Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya
yang relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus
dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang
lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui
apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu
berkonsultasi ke dokter.Lewat konsultasi ini diharapkan, segala
kemungkinan yangbakal terjadi bisa lebih dicermati.Bila
diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa
berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari.
Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga
bisa lebih teratasi.
Langkah 5: Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk
persalinan.
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk
persalinan. Setelah minggu-minggu terakhir kehamilan anda
waktu persiapan akan terasa begitu sedikit. Dan kapan waktu
persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah
lebih baik jika anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus

39
dibawa ke rumah sakit pada saat hari yang ditunggu tersebut
tiba.
Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir
kehamilan 28 minggu persiapkanlah barang-barang untuk
persalinan yang akan dibawa ke rumah sakit dan masukkan
kedalam satu tas khusus. Dan tidak boleh lupa
memberitahukan suami anda mengenai tas khusus yang telah
anda persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah
siap dan suami andapun tidak lupa untuk membawa serta tas
besar yang telah anda persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya
ini. (Apsari, 2019)
2) P4K (Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahaan
Komplikasi)
1. Pengertian
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. P4K
adalah merupakan suatu kegitan yang difasilitasi oleh Bidan di
desa dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman
dan persiapan menghadapai komplikasi bagi ibu hamil
(Kamidah, 2018).
2. Tujuan P4K
A. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui
peningkatan keikutsertaan keluarga dan masyarakat dalam
menentukan proses perencanaan persalinan yang aman dan
mempersiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi
terjadinya suatu komplikasi dan tanda bahaya lainnya bagi
calon ibu (Nursiah, 2019).
B. Tujuan Khusus

40
P4K memiliki beberapa tujuan khusus, yaitu sebagai berikut :

1. Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya Stiker P4K


di setiap rumah ibu hamil yang memuat informasi
tentang ; (1) lokasi tempat tinggal ibu hamil; (2) Identitas
ibu hamil; (3) Taksiran persalinan; (4) Penolong
persalinan, pendamping persalinan dan tempat persalinan;
(5) calon donor darah, transportasi yang akan digunakan
serta pembiayaan.
2. Adanya Perencanaan Persalinan, termasuk pemakaian
metode KB pasca persaminan yang sesuai dan disepakati
ibu hamil, suami, keluarga dan bidan.
3. Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan,
dan nifas.
4. Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal
maupun non formal, dukun/pendamping persalinan dan
kelompok masyarakat dalam perencanaan persalinan dan
pencegahan kompikasi dengan stiker, dan KB pasca salin
sesuai dengan perannya masing-masing.
3. Manfaat Penerapan P4K
Manfaat dari penerapan P4K yaitu :

1. Mempercepat Desa siaga berfungsi


2. Peningkatan cakupan pelayanan ANC sesuai dengan standar
3. Peningkatan cakupan persalinan yang dibantu oleh tenaga
kesehatan terampil
4. Peningkatan kemitraan bidan dengan dukun bayi.
5. Tertanganinya kejadian komplikasi sedini mungkin.
6. Meningkatkan keikutsertaan peserta dalam KB pasca
bersalin.
7. Terpantauannya ibu serta bayi yang merasakan kesakitan
dan kematian.

41
8. Menurunkan kejadian kesakita dan kematian bagi ibu dan
bayi.
4. Sasaran penerapan P4K Sasaran dalam penerapan P4K
yaitu :
Penanggungjawab program KIA baik di tingkat Provinsi
maupun Kabupaten/ Kota

1. Bidan Koordinator
2. Kepala Puskesmas
3. Dokter
4. Perawat
5. Bidan
6. Forum Peduli KIA
5. Kegiatan penerapan P4K
Menurut (Depkes RI, 2013), kegiatan penerapan P4K meliputi :

a. Pendataan ibu hamil dengan stiker kegiatanini menunjukkan


suatu keadaan ibu hamil dan ibu bersalin di Wilayah Kerja
masing-masing. Pendataan stiker ini diharapkan keterlibatan
dari setiap tokoh masyarakatseperti forum peduli KIA/Pokja
Posyandu dan Dukun bayi. Kegiatan ini terlaksana melalui
kunjungan bidan/ kader ke setiap rumah-rumah ibu hamil
dengan tujuan untuk dapat membantu ibu hami, suami dan
keluarganya dalam membuatrencana persalinan dan
pencegahan komplikasi. Setelah melakukan kunjungan, stiker
di isi oleh Bidan kemudian menempelkan langsung kerumah
ibu hamil beserta pemberian buku KIA agar lebih mudah
memahami tentang KIA.
b. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin) dan Dana Sosial Ibu
Bersalin (Dasolin)
Tabulin merupakan suatu bentuk dana yang ditabung oleh ibu
hamil dankeluarga yang disimpan oleh pengelola tabulin
untuk digunakan dalam bentuk pembiayaan baik pada saat

42
melakukan pemeriksaan antenatal, dalam proses persalinan
serta kegawatdaruratan. Jumlah simpanan tergantung dari
berapa taksiran biaya persalinan yang dibutuhkan atau sesuai
dengan kesepakatan yang dibuat. Sedangkan Dasolin
merupakan dana dari hasil partisipasi masyarakat yang
membantu secara ikhlas. Hal ini bertujuan untuk membantu
meringankan biaya yang dibutuhkan pada saat persalinan dan
kegawatdaruratan. Hal yang diperlukan dalam melakukan
tabulin dan dasolin adalah mengadakan suatu pertemuan
untuk membahas bagaimana cara pengumpulan dan
penyimpanan, penggunaan, pengawasan serta pelaporan
terkait dengan dana yang terkumpul.
c. Calon Donor Darah
Calon Donor Darah adalah mereka yang telah dipersiapkan
oleh anggota keluarga dari ibu hamil dan masyarakat untuk
dapat bersedia mendonorkan darahnya untuk keselamatan ibu
melahirkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Syarat bagi donor darah sukarela adalah :
1. Usia minimal 17 - 60 tahun
2. Berat badan minimal 49 Kg untuk laki-laki dan 40 Kg
untuk perempuan
3. Tekanan darah sekitar 100/60 – 140/90 mmHg
4. Kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 12 gr%
5. Tidak sedang menderita suatu penyakit seperti Hepatitis,
TBC dll
6. Tidak dalam proses rehabilitasi atau penyembuhan
7. Tidak memiliki luka/infeksi
8. Tidak sedang dalam keadaan hamil, menyusui dan
menstruasi serta bersedia mengisi informed consent.
Masyarakat dapat mendonorkan darahnya melalui Palang
Merah Indonesia (PMI). Masyarakat yang bersedia untuk

43
mendonorkan darahnya akan di data dan kemudian diperiksa
sesuai dengan golongan darahnya.
d. Transportasi/ Ambulance Desa
Transportasi adalah alat transportasi yang disediakan
langsung oleh masyarakat untuk dipergunakan dalam
mengantar calon ibu bersalin atau yang mengalami
kegawatdaruratan ketempat persalinan atau ke puskesmas
serta rumah sakit agar bisa tertolong secepatnya. Ambulan
Desa juga bervariasi sesuai dengan jenis kendaraan yang
dimiliki oleh masyarakat seperti mobil, motor, becak, tandu
perahu dan lain sejenisnya. Penanggung jawab pokja
ambulance desa yang akan mengatur jadwal sesuai dengan
kesepakatan yang dibuat bersama

6. Indikator Program P4K

1. Persentase desa yang melaksanakan P4K dengan stiker


2. Persentase ibu hamil memperoleh stiker
3. Persentase ibu hamil berstiker memperoleh pelayanan
antenatal sesuai standar, dimana semua ibu hamil
memperoleh kunjungan K4 dan pelayanan 5T
4. Persentase ibu hamil berstiker bersalin ditenaga kesehatan
5. Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang
mengalami komplikasi tertangani
6. Persentase penggunaan metode alat/ obat kontrasepsi pasca
bersalin
7. Persentase ibu bersalin di tenaga kesehatan mendapat
pelayanan nifas
7. Output P4K dengan Stiker
Output dalam P4K dengan stiker adalah :

1. Semua ibu hamil terdata dan memperoleh penempelan


stiker dirumahnya
2. Pelayanan antenatal sesuai dengan standar

44
3. Ibu hamil, keluarga dan penolong persalinan membuat suatu
perencanan dalam bersalin serta penggunaan alat/ obat
kontrasepsi.
4. Persalinan sesuai dengan standar
5. Pelayanan nifas yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
standar
6. Keluarga menyiapkan taksiran biaya yang dibutuhkan
dalam proses persalinan
7. Peran aktif tokoh masyarakat baik secara formal maupun
non formal serta forum peduli KIA/ Pokja Posyandu dalam
merencanakan persalinan serta penggunaan alat/obat
kontrasepsi pasca bersalin.
8. Ibu memperoleh pelayanan KB pasca bersalin
9. Terjalinnya kerjasama yang baik antara Bidan, Petugas
Pustu, Forum Peduli KIA atau Posyandu dan Dukun Bayi
serta pendamping persalinan.
8. Tahap Kegiatan P4K
Adapun tahapan-tahapan kegiatan P4K sebagai berikut :

a. Orientasi P4K dengan striker


Tahap kegiatan ini ditujukan kepada pengelola program dan
stake holder yang terlibat baikdari ditingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Tujuan orientasi adalah
untuk memberikan informasi tentang tujuan, manfaat,
strategi dalam pelaksanaan, sistem pencatatan dan
pelaporan serta dukungan yang perlu dipersiapkan dalam
pelaksanaan P4K dengan stiker dilapangan.
b. Sosialisasi
Tahap kegiatan iniditujukan langsung ke Desa/kelurahan,
Bidan, Dukun bayi, tokoh masyarakat dan seluruh lintas
sector yang terlibat ditingkat Desa/ Kelurahan. Tujuan
sosialisasi untuk memberikan informasi terkait dengan
tujuan, manfaat dan strategi dalam pelaksanaan agar

45
memperoleh dukungan dari seluruh lapisan masyarakat
dalam pelaksanaan P4K di lapangan.
c. Operasionalisasi P4K dengan stiker di tingkat
Desa/Kelurahan
d. Memanfaatkan pertemuan bulanan di tingkat Desa/
Kelurahan Pertemuan yang dilaksanakan tiap bulan yang
dipimpin langsung oleh Kepala Desa/ Kelurahan, yang
dihadiri oleh Bidan Desa, Kader, Dukun bayi, tokoh
masyarakat untuk dapatmembahas jumlah ibu hamil yang
ada diwilahnya, menentukan calon donor darah, transfortasi
serta pembiayaan baik berupa jamkesmas, jamkesda, tabulin
dan dasolin.
e. Mengaktifkan Forum Peduli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pengaktifan Forum KIA diharapkan mampu untuk
memanfaatkan kembali forum-forum yang sudah terbentuk
di masyarakat seperti, Pokja Posyandu, forum GSI dan lain-
lain. Keikutsertaan ibu hamil dan keluarga dalam proses
pengisian stiker Bidan dan kader serta dukun bayi yang
terhubung langsung dengan ibu hamil serta keluarga untuk
bersama dalam mengisiserta penempelan stiker, termasuk
juga pemakaian alat/obat kontrasepsi pasca bersalin.Salah
satu yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan yang
terhubung langsung dengan ibu hamil dan keluarga adalah
keterampilan berkomunikasi.
f. Pendataan dan pemasangan stiker dirumah ibu hamil
Setelah melakukan pendataanserta pengisian stiker, maka
langkah selanjutnya yaitu penempelan stiker disetiap
rumah-rumah ibu hamil dan sekaligus memberikan buku
KIA untuk dapat dipelajari.Yang terdapat dalam stiker P4K
yaitu nama ibu hamil, nama suami, golongan darah ibu
hamil, nama pendamping persalinan, nama tenaga
kesehatan yang akan menolong persalinan, nama pendonor

46
darah dan transportasi/ambulan desa yang akan di pakai bila
ibu hamil mengalami kegawatdaruratan, serta taksiran
pembiayaan yang akan digunakan.
g. Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ambulan
Desa
Hal ini untuk memastikan kegiatan ini berjalan dengan
maksimal maka diperlukan upaya partisipan bidan terhadap
forum peduli KIA serta dukun bayi, yang dipimpin
langsung oleh kepala Desa/Kelurahan untuk mewujudkan
tujuan bersama dalam tersedianya pendonor serta sarana
transfortasi.
h. Pengelolaan dan pengawasan Tabulin dan Dasolin
Dalam pelaksanaan tabulin dan dasolin, bidan bersama
forum KIA serta dukun bayi harus bekerja dengan hati-
hati.Karena hal ini berkaitan dengan anggaran yang
ditabung oleh masing-masing ibu hamil dan keluarganya.

47
BAB III
HASILKEGIATAN
Tabel 1 Hasil Kegiataan
No. Hari/Tgl Jam Tempat Sasaran Materi Metode Media Evaluasi Hambatan
1. Sabtu, 20 10.00 PMB Ibu hamil 1. Gizi Ibu Penyuluhan Leaflet 1. Peserta mampu Peserta datang
November WIB Sunarti, sebanyak Hamil (60 menit), mengerti dan sedikit terlambat
2021 SST., 4 Ibu 2. Tanda Tanya Jawab mamahami materi jadi waktu yg
Bd hamil Bahaya (5 menit) yang disampaikan. digunakan kurang
Kehamila 2. Peserta aktif bertanya. efektif.
n 3. Peserta mampu
3. Senam menjawab pertanyaan
Hamil dari pemateri.
4. Peserta dapat
menyimpulkan materi
yang telah
disampaikan.

2. Sabtu, 27 10.00 PMB Ibu hamil 1. Persiapan Penyuluhan Leaflet 1. Peserta mampu Peserta datang
November WIB Sunarti, sebanyak Persalinan (60 menit), mengerti dan sedikit terlambat
2021 SST., 3 Ibu 2. Birth Plan Tanya Jawab mamahami materi jadi waktu yg
Bd hamil (Perencan (5 menit) yang disampaikan. digunakan kurang
aan
48
Persalinan 2. Peserta aktif bertanya. efektif.
) 3. Peserta mampu
3. P4K menjawab pertanyaan
(Program dari pemateri.
Perencana 4. Peserta dapat
an menyimpulkan materi
Persalinan yang telah
dan disampaikan.
Pencegah
an
Komplika
si.
4. Senam
Hamil

49
BAB IV
PEMBAHASAN

Mahasiswa menyiapkan kegiatan kelas ibu hamil dengan sasaran ibu hamil
dengan materi pokok kehamilan dan persiapan persalinan, sebelum kegiatan dimulai
mahasiswa melakukan diskusi bersama bidan PMB untuk menyiapkan dan mencari
sasaran pada kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil pada pertemuan ini diadakan dengan 2
kali pertemuan diisi dengan materi kesehatan yaitu Gizi Ibu Hamil, Tanda Bahaya
Kehamilan, Senam Hamil Gizi Ibu Hamil, Tanda Bahaya Kehamilan, Senam Hamil,
Persiapan Persalinan, Birthplan dan P4K. Kelas ibu hamil pertemuan pertama
diadakan pada hari Sabtu tanggal 21 November 2021pukul10.00WIB- selesai,
bertempat di PMBBdn.Lolok Rita ML S.Tr.Keb. Kegiatan ini dihadiri oleh 4 ibu
hamil trimester 3 dan dimulai dengan pembukaan oleh mahasiswa, memperkenalkan
diri dan menjelaskan maksud serta tujuan dari kelas ibu hamil ini. Sebelum pada
penyampaian materi ibu hamil,mahasiswa menanyakan seputar kehamilan untuk
menilai sejauh mana ibu hamil mengetahui tentang materi yang akan disampaikan.
Setelah diberikan materi kelas ibu hamil, ibu hamil dievaluasi dengan menanyakan
kembali tentang materi yang disampaikan untuk menilai kembali apakah materi yang
disampaikan sudah dapat dimengerti serta ibu hamil mengisi lembar post test yang
telah disiapkan. Pada akhir sesi dilakukan senam hamil bersama sama.
Pada pertemuan kedua hari Sabtu tanggal 27 November 2021 kelas ibu hamil
dimulai pada pukul10.00 WIB-11.30 WIB. Pada hari tersebut dihadiri oleh 3 ibu
hamil trimester 3.Susunan acara yang petama pembukaan dari mahasiswa yang berisi
review materi dari pertemuan kelas ibu hamil sebelumnya, menjelaskan tentang
tujuan dari kelas hamil ini,dan pembukaan dari pembimbing klinik. Setelah itu acara
dilanjutkan denganmenggali pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan dan
pengisian lembar pretest. Tujuan dari ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
audiens yang hadir mengetahui tentang materi yang akan disampaikan serta sebagai

50
evaluasi pada akhir acara. Setelah menggali pengetahuan dan pengisian pretestacara
dilanjutkan dengan penyampaian materi, materi yang diberikan adalah persiapan
persalinan, birth plan (perencanaan kehamilan), P4K (Program Perencanaan
Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi), dan senam hamil.
Pada sesi penyampaian materi kelas hamil, perencanaan kehamilan dan P4K
sebagian besar ibu hamil mendengarkan pemaparan materi dari mahasiswa dengan
seksama dan seluruh ibu hamil sudah mempersiapkan persalinan mulai dari tempat
persalinan, penolong, transportasi, tabungan bersalin, calon pendonor dan
pendamping ketika bersalin.
Pada sesi senam hamil setelah mendapat materi dan demontrasi dari
mahasiswa mengenai langkah-langkah senam hamil, kemudian dilanjutkan dengan
ibu hamil mempraktekan secara langsung dengan di dampingi mahasiswi. Beberapa
ibu hamil mengatakan baru pertama kami melakukan senam hamil dan setelah datang
pada kelas hamil hari ini bersedia untuk melakukan gerakan senam hamil di rumah
dengan tetap memperhatikan hal-hal yang perlu diingat dalam melakukan senam
hamil di rumah.
Setelah acara penyampaian materi dan senam hamil acara dilanjutkan dengan
sesi tanya jawab seputar materi yang disampaikan. Setelah itu acara dilanjutkan
dengan evaluasi yakni mahasiswa menanyakan kembali seputar materi yang telah
diberikan dan ibu hamil mengisi post test yang telah disiapkan. Tujuannya adalah
sebagai bahan evaluasi atau pembanding. Dari hasil evaluasi didapatkan 90% sudah
dapat mejawab pertanyaan dengan benar yang artinya sebagian besar ada peningkatan
pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan materi.

51
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kelas ibu hamil ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi Angka
kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kegiatan Kelas Ibu
Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu
hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan
perawatan bayi baru lahir, melalui berbagai media. Pada evaluasi kegiatan
didapatkan jika setelah diberikan penyuluhan pada kelas hamil, ibu hamil yang
hadir hampir seluruhnya dapat menjawab soal dengan benar yang berarti ada ilmu
yang masuk dan dapat diterima baik oleh peserta. Selain itu pada kelas ibu hamil
ini juga dilakukan senam hamil dimana senam hamil pada ibu hamil akan
membantu mengurangi berbagai keluhan pada ibu hamil serta dapat merilekskan
fikiran ibu hamil.

5.2 Saran
a. Pelaksana Program
Diharapkan dengan adanya kegiatan kelas ibu hamil ini mahasiswa dapat
belajar kembali tentang konsep kehamilan dan persiapan persalinan, selain itu
mahasiswa juga mampu melakukan tindakan komunikasi kelompok
bedasarkan pemikiran logis, kritis dan inovatif. Dan diharapkan mahasiswa
terus melatih diri menjadi pembicara yang dapat menggugah para audiens.
b. Audiens
Diharapakan audiens mengetahui tentang materi yang disampaikan dan
menerapkan ilmu yang telah didapatkan untuk sehari – hari dan lebih
memperhatikan kesehatannya, menjahui berbagi aktifitas atau kegiatan yang
dapat merugikan serta dapat membagi ilmu yang telah didapatkan kepada
masyarakat luas.

52
DAFTAR PUSTAKA

Ameneh Mansouri et al.2019. The Relationship Between Leg Muscle Cramps and
Sleep Quality in Pregnant Women Visited the Health Centers in Tabriz.
KOWSAR :https://sites.kowsarpub.com/semj/articles/84279.html. Diakses
tanggal 3 Desember 2020
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014) Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Kementrian Kesehatan RI dan JICA.
Depkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2008.
Hany Kharisma Et Al.2017.The Corect Body Mechanic Principle And Low Back
Pain In The Third Trimester Pregnant Women.
ICASH :https://publications.inschool.id/index.php/icash/article/view/161.
Diakses tanggal 3 Desember 2020
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan-Kehamilan. Yogyakarta: Andi
Offset.
Kamidah, K. (2018). "Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi
(P4k) Sebagai Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu." Gaster: Jurnal
Kesehatan 16.
Kementrian Kesehatan Rebublik Indonesia.2014. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil.Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI Badan Litbangkes. 2016. Memelihara Kesehatan
Kehamilan. Diakses pada tanggal 10 Juni 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatinibu.
pdf
Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Lalita, Elisabeth M.F. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Manado. In Media.
Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

53
Profil Kabupaten Banyuwangi.2019.Data Seputar Kesehatan.
https://banyuwangikab.go.id/profil/profil-kesehatan.html. Dakses tanggal 3
Desember 2020
Radar Surabaya.2019.Kurang Pengetahuan Gizi, Angka Kematian Ibu dan Bayi
Tinggi. https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/02/23/121095/kurang-
pengetahuan-gizi-kematian-ibu-dan-bayi-tinggi. Diakses tanggal 3 Desember
2020
Sa’adah, Nur Aini Nailis. 2013. Hubunan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Senam
Hamil dengan Minat Melakukan Senam Hamil di BPS Ar-Rahman
Kecamatan Bandungan. Semarang: Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Ungaran.
Sulastri. 2012. Senam Hamil Bantu Melahirkan Tanpa Kecemasan. Surakarta.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kehamilan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Wagey, F.W. 2011. Senam Hamil Meningkatkan Antioksidan Enzimatik, Kekuatan
Otot Panggul, Kualitas Jasmani dan Menurunkan Kerusakan Oksidatif pada
Wanita Hamil. Denpasar: Universitas Udayana.
Widiantari, Ni Ketut Nopi. 2015. Hubungan Karakteristik Ibu dan Dukungan Sosial
Suami dengan Partisipasi Ibu Mengikuti Kelas Ibu Hamil di Kota Denpasar.
Denpasar: Universitas Udayana.
Widianti, Nurita. 2019. Efektivitas Senam Hamil Untuk Mengurangi Kecemasan
Pada Ibu Hamil. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Wibowo, Arief dan Larasati, Inka Puty. 2012. Pengaruh Keikutsertaan Senam Hamil
Terhadap Kecemasan Primigravida Trimester Ketiga dalam Menghadapi
Persalinan. Surabaya: Universitas Airlangga.
World Health Organization. 2015. Maternal Mortality. Diakses 9Desember 2020.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/

54
SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELAS IBU HAMIL

Topik : Kelas Ibu Hamil


Sub Topik : a. Gizi Ibu Hamil
b. Tanda Bahaya Kehamilan
c. Senam hamil Trimester 3
d. Persiapan Persalinan
e. Birth Plan dan P4K
Penyuluh : Mahasiswa Pendidikan Profesi Kebidanan Polkesma 2021
Waktu : 10.00-12.00 WIB
Sasaran : Ibu Hamil
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 dan 27 November 2021
Tempat : PMB Sunarti, SST., Bd

2.2 Rencana Tahapan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

a. Sesi 1 (20 November 2021)

Kegiatan/
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Menyapa dan menyambut peserta - Peserta menjawab salam
10.00 –10.10 dengan ramah serta memberi salam dan dengan ramah
(10 Menit) memperkenalkan diri.
2. Kontrak waktu dengan peserta - Peserta menyepakati kontrak
waktu yang digunakan
penyuluhan
3. Menggali informasi peserta tentang - Peserta memberi umpan balik
topik yang akan diberikan

32
Inti 1. Menyampaikan Materi sebagai berikut : - Peserta Menyimak Materi
a) Gizi Ibu Hamil dan bertanya
10.10 –11.10 b) Tanda Bahaya Kehamilan
(60 Menit) - Peserta mendengarkan
c) Senam hamil Trimester 3
2. Menjawab pertanyaan dari peserta - Mengikuti gerakan senam
3. Melakukan senam hamil bersama hamil
Penutup 1. Membuat dan menyampaikan - Mendengarkan
11.10– 11.20 kesimpulan
(10 menit) 2. Menggali informasi peserta kembali - Menyebutkan kembali
seputar materi yang
3. Mengucapkan salam dan menutup acara disampaikan
kelas hamil. - Menjawab salam

b. Sesi 2 (27 November 2021)

Kegiatan/
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Menyapa dan menyambut peserta - Peserta menjawab
10.00 –10.10 dengan ramah serta memberi salam dan salam dengan ramah
(10 Menit) memperkenalkan diri.
2. Kontrak waktu dengan peserta - Peserta menyepakati
kontrak waktu yang
digunakan penyuluhan
3. Menggali informasi peserta tentang - Peserta memberi umpan
topik yang akan diberikan balik

Inti 2. Menyampaikan Materi sebagai berikut : - Peserta Menyimak


d) Persiapan Persalinan Materi dan bertanya
10.10 –11.10 e) Birth Plan dan P4K
(60 Menit) - Peserta mendengarkan
4. Menjawab pertanyaan dari peserta
5. Melakukan senam hamil bersama - Mengikuti gerakan
senam hamil

33
Penutup 4. Membuat dan menyampaikan - Mendengarkan
11.10– 11.20 kesimpulan
(10 menit) 5. Menggali informasi peserta kembali - Menyebutkan
kembali seputar
6. Mengucapkan salam dan menutup acara materi yang
kelas hamil. disampaikan
- Menjawab salam

2.3 Metode
 Demonstrasi
 Diskusi
 Tanya jawab

2.4 Media
Poster, leaflet

2.5 Sarana Prasarana


Sarana dan prasarana yang dibutuhkan berupa poster dan leaflet, , buku KIA, dan
air minum.

2.6 Materi
Terlampir

34

Anda mungkin juga menyukai