Makalah Kelompok 3 MPKP
Makalah Kelompok 3 MPKP
Makalah Kelompok 3 MPKP
PROFESIONAL
“KOMPETISI YANG DIMILIKI OLEH MANAJER
KEBIDANAN DALAM MENINGKATKAN
KEPEMIMPINANNYA DI RS, PUSKESMAS DAN BPM”
Dosen Pembimbing :
Sugijati, SST., M.Kes
Disusun Oleh :
1. Devi Rustanti Putri 10. Etta Bina Irawati
2. Vida Dwi Ardiani 11. Cici Nur Khoiriyah
3. Bekti Rachmadi Jahwati 12. Kunti Zakiyah M.
4. Dinda Dian Meidita 13. Yunifa Anwar
5. Nurmalia 14. Siti Indah Hardiyanti
6. Eka Mardiati 15. Vini Septiana Syahara
7. Anisa’ul Mu’alifah T. 16. Palupi Widiyanti
8. Suryani Pratiwi 17. Ni Kadek Ayu R.D.S.P
9. Laily Qodri Variska D. 18. Paradixtya Anugrah Ilahi
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan merampungkan tugas
pembuatan makalah ini yang berjudul “Kompetisi Yang Dimiliki Oleh Manajer Kebidanan
Dalam Meningkatkan Kepemimpinannya Di RS, Puskesmas Dan BPM”. Makalah ini dibuat
sedemikian rupa sebagai tugas yang diberikan oleh Dosen pembimbing kami.
Harapan kami sebagai penyusun adalah semoga makalah ini dapat diterima dengan
baik oleh Dosen pembimbing serta dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan yang kami buat ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
3. Apa saja kompetensi manajer di RS ?
4. Apa saja kompetensi manajer di Puskesmas dan BPM ?
5. Bagaimana kepemimpinan dalam pelayanan kebidanan ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk menegtahui konsep kepemimpinana dalam kebidanan
2. Untuk mengetahui peran bidan
3. Untuk mengetahui kompetensi manajer di RS
4. Untuk mengetahui kompetensi manajer di Puskesmas dan BPM
5. Untuk mengetahui bagaimana kepepmimpinan dalam pelayanan kebidanan
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
3
7) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana
8) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause
9) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga
dan pelaporan asuhan.
2. Tugas Kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
3) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
4) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko
tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
5) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi
serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
6) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
7) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga.
3. Tugas ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:
1) Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan,
4
3) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan keluarga.
6) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan klien/keluarga.
b. Peran sebagai Pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan
dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.
1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan. Bidan bertugas; mengembangkan
pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerja.
2. Berpartisipasi dalam tim. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan
program kesehatan sektor lain melalui dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga
kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
c. Peran sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh
kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.
1. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien
2. Melatih dan membimbing kader
d. Peran Sebagai Peneliti / Investigator
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik
secara mandiri maupun berkelompok, mencakup:
1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
2. Menyusun rencana kerja pelatihan.
3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan kesehatan.
5
2.3 Kompetensi Manajer Kebidanan di RS
Kompetensi tersebut dikategorikan menjadi tujuh, yaitu:
Kompetensi Penjabaran
1. Kepemimpinan Berkomunikasi tentang organisasi dan dalam
memfasilitasi kegiatan organisasi dan pelaksanaan
perubahan
Mendelegasikan dan mendapatkan orang lain
untuk melaksanakan tugas dan menerima
tanggung jawab
Menyeleksi dan memilih pegawai yang tepat.
Menciptakan budaya organisasi yang kondusif
dan efektif.
Mengonsultasikan dengan staf dan orang lain di
luar organisasi yang sesuai tentang keadaan
organisasi.
Mengenal kapan peraturan harus dilaksanakan
(fleksibilitas).
2. Pengambilan keputusan Berpikir ulang dan menyusun kembali prioritas
dan perencanaan. organisasi.
Merespons secara cepat dan tepat tentang
perubahan yang tidak diharapkan.
Mengantisipasi dan melaksanakan perencanaan
perubahan anggaran
Memberikan pedoman dan arahan tentang
keputusan organisasi melalui pengetahuan dari
pemerintah daerah, provinsi, dan nasional.
Menginterprestasi perubahan industri dan
mengimplementasikan dalam organisasi
Menginterprestasikan perubahan ekonomi staf.
Menempatkan organisasi sebagai bagian yang
penting dari pemerintahan.
3. Hubungan masyarakat/ Empati, mendengar, dan tanggap terhadap semua
komunikasi. pernyataan orang lain.
Menciptakan situasi yang kondusif dalam
komunikasi.
Membaca dan tanggap terhadap situasi politik
yang terjadi.
Menunjukkan rasa percaya diri melalui
kemampuan berkomunikasi (verbal/nonverbal)
dalam memengaruhi orang lain.
Berkomunikasi secara efektif melalui tulisan.
Mengembangkan proses hubungan yang baik di
dalam dan di luar organisasi.
Menggunakan media untuk
pemasaran/keuntungan organisasi.
4. Anggaran. Bertanya dan melihat rencana sebelumnya.
Mengontrol anggaran.
6
Menginterprestasikan penggunaan anggaran
sesuai kebutuhan.
Merencanakan jauh ke depan (misalnya lima
tahun ke depan).
Menggunakan pengukuran dan rata-rata industri.
Menyediakan risiko terhadap kekurangan
keuangan.
Mengonsultasikan masalah keuangan.
5. Pengembangan Pengembangan tim kerja yang efektif.
Mempertahankan dan mengembangkan hubungan
profesional antarstaf.
Memberikan umpan balik yang positif
Menerapkan peran mentor yang efektif.
Menggunakan sistem pemberian penghargaan
yang baik.
Mengembangkan, meningkatkan, dan meninjau
indikator organisasi.
6. Kepribadian Memfokuskan satuatau lebih dari dua kejadian
dalam satu periode.
Mengaplikasikan filosofi manajemen dan
komitmen terhadap kualitas pelayanan.
Mengambilkeputusan yang tepat.
Mengelola stres individu.
Menerima sesuatuterhadap kejadian yang tidak
diharapkan.
Menggunakan koping yang efektif pada setiap
masalah.
Mensyukuri nikmat yang telah diberikan atas
keberhasilan pencapaian tujuan.
7. Negosiasi Mengidentifikasi dan mengelola konflik.
Memfasilitasi perubahan.
Mendemonstrasikan pemahaman tentang
perbedaan pendapat.
Melakukan negosiasi dengan baik.
Melakukan klarifikasi kejadian yang melibatkan
seluruh staf.
Melakukan negosiasi dengan staf, kelompok, dan
organisasi luar.
Menjadi mediator terjadinya konflik antar staf
atau kelompok.
7
Bidan sebagai pengelola adalah untuk Memimpin, mengkoordinasikan unsur-unsur
dan kegiatan praktek kebidanan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat didaereh yang menjadi tanggung jawabnya. Bidan memberikan asuhan yang
bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang
sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orangtua.
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek mandiri.
Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah
sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek
bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau tenaga
kesehatan yang pendidikannya lebih rendah. Contoh : praktek mandiri/ BPS
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan
dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim :
a. Pengembangan Pelayanan Dasar Kesehatan
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga kelompok khusus dan masyarakat di wilayah
kerja dengan melibatkan masyarakat atau klien meliputi :
1. Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak
untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.
2. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama masyarakat.
3. Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIAatauKB sesuai dengan
rencana.
4. Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan program/ kegiatan pelayanan KIAatauKB
5. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya
KIA KB termasuk pemanfaatan sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
6. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara
kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada
7. Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional
melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi
8. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Berpartisipasi Dalam Tim
8
Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor
lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan lain
yang berada di wilayah kerjanya, meliputi :
1. Bekerjasama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi
asuhan kepada klien bentuk konsultasi, rujukan dan tindak lanjut.
2. Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader kesehatan, PLKB dan
masyarakat.
3. Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas
kesehatan lain.
4. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
5. Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan.
Fungsi Bidan sebagai Pengelola
1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga,
kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat
yang didukung oleh partisipasi masyarakat
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya
3. Memimpin koordinasi kegiatan layanan kebidanan
4. Melakukan kerjasama serta komunikasi inter dan antar sektor yang terkait dengan
pelayanan kebidanan
5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan
2.5 Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi &
manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan
masyarakat di komunitas dalam praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8). Bidan
sebagai seorang pemimpin harus :
a) Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan.
b) Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di
masyarakat.
c) Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan
upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di
masyarakat.
d) Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif luas
dan kritis.
9
e) Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan praktik
kebidanan.
Dengan begitu, seorang pengelola (manajer) kebidanan dalam kepemimpinannya
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dirinya dimana :
1. Masing-masing manajer kebidan mampu memimpin dengan cara berkomunikasi dan
memfasilitasi kebutuhan stafnya, mendelegasikan tugas dan tanggung jawab,
menyeleksi pegawai yang tepat serta menciptakan budaya kerja yang kondusif
2. Manajer kebidanan mampu mengambil keputusan dalam rangka memberikan
pelayanan kebidanan dengan orientasi keselamatan serta kesejahteraan klien
3. Manajer kebidanan mampu mengembangkan anggota dengan cara membentuk tim
kerja, membentuk hubungan yang profesional, memberikan umpan balik yang positif,
memberikan peluang staf untuk selalu mengikuti seminar ilmiah dan pelatihan dan
memberikan penghargaan yang baik
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelayanan kebidanan dapat diberikan dengan baik jika bidan dapat bekerja optimal.
Untuk itu, manajer kebidanan mempunyai peranan penting dalam melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen kebidanan. Para manajer bidan harus memiliki kompetensi,
pengetahuan maupun keterampilan untuk mengelola bidan profesional secara efektif.
Kompetensi manajer bidan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja bawahannya.
Kualitas pelayanan kebidanan yang meningkat menjadi indikasi utama dari tingginya
kompetensi manajer bidan dalam melaksanakan manajemen kebidanan.
Dalam menjalankan pelayanan kebidanan dan kepemimpinannya, bidan sebagai
pengelola (manajer) dapat berpatokan pada standar area kompetensi bidan.
3.2 Saran
Menurut pendapat kelompok kami, sebagai bidan sudah seharusnya memiliki
keterampilan kepemimpinan dalam pelayanan kebidanan disertai dengan kemampuan
untuk menjalin kerjasama dengan pihak yang terkait dalam persoalan kesehatan di
masyarakat karena bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting
dalam pelayanan maternal dan perinatal. Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan
tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diatur melalui Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes).
11
DAFTAR PUSTAKA
12