Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Askeb Persalinan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE (INC)

PADA NY L UK 39 6/7 MINGGU DENGAN INPARTU


KALA I FASE AKTIF
DI TPBM MUJI WINARNIK

Oleh :
LINDAH LIANA DWI PARAMISWARI
NIM. 2021 08 0325

PRODI STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HUSADA JOMBANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Ny L G1P0A0 UK 39 6/7 minggu Inpartu Kala I


Fase Aktif di TPMB Muji Winarnik
Hari : Kamis
Tanggal : 22 September 2022

Mojokerto, 22 September 2022


Mahasiswa

Lindah Liana Dwi Paramasmiswari


NIM. 2021080325

Mengetahui
Pembimbing Akademik
Program Studi Profesi Bidan
Perseptor Klinik STIKES Husada Jombang

Bdn. Rany Juliastuti, SST.,M.Kes Bdn. Wahyu Anjas Sari, SST.,M.Kes


NIP. 197209061992032007 NPP. 011006075

Ketua Program Studi Profesi Bidan


Ketua STIKES Husada Jombang STIKES Husada Jombang

Dra.Hj. Soelijah Hadi, M.Kes.,MM Bdn. Zeny Fatmawati, SST,M.PH


NPP. 010291001 NPP. 010305020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
dengan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Kebidanan pada Ny L G1P0A0 UK 39 6/7 minggu A/T/H/I dengan inpartu kala I
fase aktif di PMB Muji Winarni, dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas
bantuan semua pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan
terima kasih tak lupa saya sampaikan dengan hormat kepada :
1. Dra. Hj Soelijah Hadi M.Kes, MM, selaku ketua STIKES Husada Jombang
2. Zeny Fatmawati, SST.,M.P.H, selaku Preceptor Akademik dan Kaprodi profesi
bidan STIKES Husada Jombang
3. Rany Juliastuti, SST., M.Kes, selaku Preceptor klinik STIKES Husada
Jombang
4. Wahyu Anjas Sari, SST., M.Kes, selaku preceptor Akademik STIKES Husada
Jombang
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan
kebidanan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan
selanjutnya. Semoga Asuhan Kebidanan ini bermanfaat bagi pembaca dan
bagi mahasiswa STIKES husada Jombang pada khususnya.

Werdhi Agung, 17 Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFATAR ISI ............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Persalinan.......................................................................4
2.1.2 Jenis Persalinan...................................................................................4
2.1.3 Teori Penyebab Persalinan..................................................................4
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.............................................4
2.1.5 Tanda-Tanda Mulainya Persalinan.....................................................5
2.1.6 Pembagian Tahap Persalinan..............................................................6
2.1.7 Asuhan Persalinan Normal..................................................................7
2.1.8 Pathway...............................................................................................10
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data.....................................................................................15
3.2 Data Subyektif........................................................................................16
3.3 Data Obyektif.........................................................................................18
3.4 Analisa Data...........................................................................................20
3.5 Penatalaksanaan.....................................................................................20
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan............................................................................................43
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................44
5.2 Saran.......................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................45
DOKUMENTASI........................................................................................46

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbanyak no 4
di dunia, yaitu 264 juta jiwa. Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi Negara
dengan jumlah terbanyak dibandingkan dengan 10 negara lain. Angka
fertilitas atau total fertility rate sebesar 2,4. Angka ini berada di atas rata-rata
TFR Negara ASEAN yaitu 2,3 (World Population Data Sheet, 2017).
Selain angka fertilitas yang tinggi, angka kematian ibu di Indonesia
dapat dibilang cukup tinggi. Berdasarkan hasil Survei Dasar Kesehatan
Indonesia (SDKI) angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 1994
mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup dan cenderung menurun hingga
tinggal 228 pada tahun 2007. Namun, pada 2012 AKI kembali meningkat
menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Antar Sensus
(SUPAS) 2015 AKI kembali turun menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Kelahiran hidup yang berarti sudah melampaui target dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 sebesar 306
per 100.000 kelahiran hidup.
Kematian ibu adalah kematian yang terjadi selama kehamilan, saat
melahirkan, selama masa nifas atau dua bulan setelah berakhirnya kehamilan.
Jumlah kasus kematian ibu turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4.912 di
tahun 2016 dan di tahun 2017 (semester 1) sebanyak 1712 kasus (Kemenkes
RI, 2017). Dalam jangka panjang (SDG’s), yakni pada 2030 angka kematian
ditargetkan kurang dari 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tak langsung.
Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan,
persalinan, masa nifas dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari
komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari
penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang
berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan
penyakit kardiovaskuler (Prawirohardjo, 2009).

1
Angka kematian ibu dapat dicegah apabila setiap ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama hamil (cakupan K4) bersalin di
tenaga kesehatan yang berkompeten (linakes) dalam bidang kebidanan.
Sebenarnya angka cakupan K4 dan linakes di Indonesia pada tahun 2013
sudah tinggi, yaitu 86,85% dan90,88% (Kemenkes RI, 2014). Angka
persalinan di Jawa Timur yang ditolong di fasilitas kesehatan sebesar 94,08%
(568469)(Kemenkes RI, 2018).
Untuk itu pemerintah mengupayakan program pelatihan para bidan
dan ibu-ibu hamil. Jika bidan yang kompeten dalam bidangnya, sedikitnya
50% perdarahan akibat melahirkan bias dicegah. Pelatihan itu juga
meningkatkan asuhan persalinan normal (APN) dan penanganan ibu pasca
keguguran bagi para bidan (JNPK-KR,2008). Sedangkan upaya mahasiswa
untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah dengan meningkatkan
keterampilan dalam segi teori dan praktik kebidanan (Prawirohardjo, 2008)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melakukan asuhan kebidanan
pada persalinan normal.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengumpulan data subyektif dan data
obyektif pada persalinan normal.
2. Mampu menginterpretasikan data dan menentukan masalah pada
persalinan normal.
3. Mampu menentukan diagnosa atau masalah potensial pada
persalinan normal.
4. Mampu menentukan kebutuhan tindakan segera persalinan
normal.
5. Mampu menyusun rencana tindakan pada persalinan normal.
6. Mampu melakukan implementasi dari rencana asuhan pada
persalinan normal.

2
7. Mampu mengevaluasi hasil tindakan atau asuhan yang diberikan
pada persalinan normal.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Sebagai wawasan dan pengetahuan serta pengalaman belajar dalam
melaksanakan praktik kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada ibu
dengan persalinan fisiologis serta sebagai penerapan ilmu yang telah
didapatkan.
1.3.2 Bagi Profesi
Sebagai aplikasi antara teori dan praktik serta menciptakan kerjasama
yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara institusi, PMB, dan
Mahasiswa yang melaksanakan kegiatan tersebut.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu upaya untuk memperoleh gambaran tentang sejauh
mana para mahasiswa memahami ilmu yang diperoleh serta
keterampilan tentang asuhan kebidanan pada ibu dengan persalinan
fisiologis yang telah diberikan oleh institusi pendidikan selama proses
pembelajaran serta menambah bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan


2.1.1 Definisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan
normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah
pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi
lahir secara spontan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi sehat (Oktarina, 2016).
2.1.2 Jenis Persalinan
• Persalinan spontan: persalinan yang berlangsung dengan kekuatan
ibunya sendiri dan melalui jalan lahir.
• Persalinan buatan: persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga
dari luar misalnya ekstraksi dengan forcep/dilakukan operasi section
caesarea.
 Persalinan anjuran: bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian
pitocin prostaglandin (Prawirohardjo, 2013).
2.1.3 Teori Penyebab Persalinan
• Teori penurunan kadar hormone progesterone
Pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesterone yang
mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus karena sintesa
prostaglandin di chorioamnion.
• Teori rangsangan estrogen
Estrogen menyebabkan irritability miometrium, estrogen
memungkinkan sintesa prostaglandin pada decidue dan selaput
ketuban sehingga menyebabkan kontraksi uterus.
• Teori reseptor oksitosin dan kontraksi Braxton hiks

4
Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak, tetapi berlangsung
lama dengan persiapan semakin meningkatnya reseptor oksitosin.
Oksitosin adalah hormone yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis
parst posterior. Distribusi reseptor oksitosin, dominan pada fundus dan
korpus uteri, semakin berkurang jumlahnya di segmen bawah rahim
dan praktis tidak banyak dijumpai pada serviks uteri.
• Teori Keregangan
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.
• Teori Fetal Membran
Meningkatnya hormone estrogen menyebabkan terjadinya esterifeed
yang menghasilkan arachnoid acid, arachnoid acid bekerja untuk
pembentukan prostaglandin yang mengakibatkan kontraksi
miometrium.
• Teori Plasenta Sudah Tua
Pada umur kehamilan 40 minggu mengakibatkan sirkulasi pada
plasenta menurun sehingga terjadi degenerasi trofoblast maka akan
terjadi penurunan produksi hormone.
• Teori tekanan Serviks
Fetus yang berpresentasi baik dapat merangsang akhiran syaraf
sehingga serviks menjadi lunak dan terjadi dilatasi internum yang
mengakibatkan SAR dan SBR bekerja berlawanan sehingga terjadi
kontraksi dan relaksasi (Oktarina, 2016).

2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


 Passenger ( isi Kehamilan) meliputi janin, plasenta, selaput cairan
ketuban.
 Power meliputi his (kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma
pelvis atau kekuatan mengejan, ketegangan dan kontraksi ligamentum
retundum.
 Passage, yaitu jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang (bagian tulang
panggul, serviks, vagina dan dasar panggul) (Manuaba,1998).

5
2.1.5 Tanda-Tanda Mulainya Persalinan
 His/Kontraksi
His/kontraksi uterus yang terjadi secara terus teratur dan
menimbulkan ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri,
merupakan tanda persalinan yang ‘sebenarnya’ kalau his tersebut
berlanjut terus dan semakin meningkat frekuensinya. His dapat
dirasakan oleh pemeriksa ketika uterus menjadi keras dan tegang.
Pasien mungkin mengeluhkan perasaan terganggu yang dimulai
dari bagian punggung dan kemudin menyebar di sekitar abdomen
bawah.
 Show
Suatu keadaan terlihatnya mucus atau lender yang sering
mengandung dengan bercak darah yang keluar dari vagina.
Mukus berasal dari serviks dan selama kehamilan berfungsi
sebagai pelindung loperkulum. Kemunculannya menunjukkan
bahwa serviks sudah mulai berdilatasi. Sejumlah kecil darah
dapat menyertai mucus (kadang darah muncul sendirian). Darah
ini berasal dari rupture pembuluh kapiler halus di dalam serviks
(ketika serviks mulai membuka) dan dari desidua yang ada di
bawah korion (desidua terangkat dari dinding uterus bagian
bawah pada saat SBR meregang).
 Dilatasi Serviks
Dilatasi os servisis eksterna yang terjadi secara bertahap
merupakan indicator yang menunjukkan kemajuan persalinan
kalau proses persalinan tersebut disertai dengan kontraksi uterus.
Dilatasi serviks diketahui atau dipastikan dengan pemeriksaan per
vaginam.
 Enggagement Presenting Part
Presenting part (biasanya kepala janin) akan mengalami
“enggagement” atau “terbenam” ke dalam panggul. Pada
primigravida, peristiwa ini terjadi 3-4 minggu sebelum proses
persalinan dimulai. Dinding abdomen pada multipara tidak begitu

6
kencang sehingga engagement baru terjadi setelah proses
persalinan dimulai.
 Pembentukan Tonjolan Ketuban
Pembentukan tonjolan ketuban atau bag of forewater (cairan
amnion/ ketuban yang terperangkap dalam serviks di depan
presenting part) dapat diraba oleh pemeriksa melalui pemeriksaan
per vaginam. Tonjolan ini terasa tegang pada saat his dan dapat
mengalami rupture. Ruptur selaput amnion bias terjadi kapan saja,
baik sebelum persalinan dan saat proses persalinan (biasanya
akhir kala 1).
2.1.6 Pembagian Tahap Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu :
1. Persalinan Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus yang teratur dan meningkat (frekuinsi dan
kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap(10 cm)
(Sursilah, 2010). Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat
berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam
(Farrer, 1999).
Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase
laten dan fase aktif, yaitu :
 Fase Laten
Dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, fase
laten berlangsung hamper atau hingga 7 jam
 Fase Aktif
Dari pembukaan serviks 4 cm hingga mencapai
pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata-rata per jam (nullipara atau primigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). Dalam fase
aktif masih dibagi menjadi 3 fase lagi yaitu:

7
 Fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
 Fase dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam
pembukaan berlangsung sangat cepat, dari
pembukaan 4 cm menjadi 9 cm.
 Fase deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat
kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm
menjadi 10 cm (Sursilah, 2010)

2. Kala II atau kala pengeluaran


Gejala utama kala II adalah
a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit,
dengan durasi 50 sampai 100 detik.
b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai
dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap
diikuti mengejan, karena tekanannya fleksus
frankenhouser.
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong
kepala bayi sehingga menjadi:
Kepala pembuka pintu
Subocciput bertindak sebagai hipomoglin berturut-turut
lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan
kepala seluruhnya.
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar,
yaitupenyesuaian kepala pada punggung.
f. Setelah putar faksi luar berlangsung, maka persalinan
bayi ditolong dengan jalan :
- Kepala dipegang pada os occiput dan dibawah dagu,
ditarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan
dan curam keatas untuk melahirkan bahu belakang.

8
- Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk
melahirkan sisa badan bayi.
- Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
g. Lamanya kala II untuk pimigravida 50 menit dan
multigarvida 30 menit.
3. Kala III (pelepasan uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit.
Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada
lapisan Nitabusch karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya
plasenta ditandai dengan
- Uterus menjadi bundar
- Uterus mendorng keatas karena plasenta dilepas ke
segmen bawah rahim.
- Tali pusat bertambah panjang
- Terjadi perdarahan
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan rinan
secara Crede pada fundus uteri
4. Kala IV (observasi)
Dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan :
Tingkat kesadaran penderita
Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,
pernapasan
Kontraksi uterus
Terjadinya perdarahan
Perdaarahan dianggaap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500 cc.

Primigravida
Multigravida
Kala I 10-12 jam 6-8 jam
Kala II 1-1,5 jam 1,5-1 jam
Kala III 10 menit 10 menit
Kala IV 2 jam 2 jam

9
Jumlah (tanpa
memasukkan kala
10-12 jam 8-10 jam
IV yang bersifat
observasi)

2.1.7 Asuhan Persalinan Normal


1) Mendengar Dan Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua
√ Dor-an
√ Tek-nus
√ Per-jol
√ Vul-ka
2) Memastikan kelengkapan alat, bahan, serta obat-obatan esensial
pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul dan membuka
spuit disposable sekali pakai 3 ml kedalaam wadah partus set.
3) Memakai celemek partus dari bahan yang tidak temus cairan.
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,
kemudian mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan
keringkan dengan handuk berssih.
5) Menggunakan sarung tangan DTT pada tanagan kanan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan daalam.
6) Mengambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, kemudian
siap oksitosin dengan teknik satu tangan dan letakkan kembali
kedalam bak partus.
7) Membbersikan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan vulvva ke perineum.
8) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
sudah lengkkap
- Periksa :perdarahan, cairan amnion, mekonium, lender,
perlukaan
- Keadaan vulva vagina
- Keadaan porsio
- Pembukaan serviks
- Keaadaan ketuban
- Presentase

10
- Penurunan bagian terbawah janin
- Penumbungan tali pusat
- Kesan panggul
9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tnagn kedalam laturan
klorin0,5% membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai
pastika DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, meminta ibu meneran saat ada his apabila ibu sudah
merasa ingin meneran.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan ia merasa nyaman.
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
15) Meletakkan handuk bersih(untuk mengeringkan bbayi) diperut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Meletaakkan duk streril yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas
bokong ibu.
17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
18) Memakai sarung tanagn DTT pada kedua tanagn.
19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, maka
lindungilah perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain dan
tangan yang lain menahan belakang kelapa agar tidak terjadi
defleksi.
20) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan taali pusat pada leher janin.

11
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparentaal. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah untuk
melahirkan bahuanterior kemudian gerakkan kearah atas untuk
melahirkan bahu posterior.
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku
sebelah atas.
24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut
janin).
25) Melakukan penilaian sepintas: apakah bayi menangis kuat dan atau
bernapas tanpa kesulitan? Dan apakah bayi bergerak aktif?
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan
bayi atas perut ibu.
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
28) Memberitahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
pertama kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kea
rah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat dengan klem kedua kira-
kira 2 cm dari klem pertama.

12
31) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit(lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut. Kemudin mengikat tali pusat dengan benang DTT atau
streil pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dengan mengikatnya simpul kunci pada sisi lainnya.
32) Meletakkan bayi tengkurap di atas dada untuk melakukan IMD,
menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di
kepala bayi.
33) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34) Meletakkan satu tangan diatas fundus untuk mendeteksi kontraksi
dan tangan yang lain memegang tali pusat.
35) Saat uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan
kanan, sementara tangan kiri mendorong uterus dengan hati-hati
kea rah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir stelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
36) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
37) Setelah plasenta muncul pada introitus vagina, jemput plasenta
dengan kedua tangan kemudian putar searah jarum jam hingga
plasenta dan selaput ketuban terlepas.
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler
menggunakan jari palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus
baik (fundus teraba keras).
39) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan kedalam kantong
plastic yang tersedia.
40) Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum,
dan lakukan penjahitan bila ada robekan.

13
41) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
42) Celupkan tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan
clorin 0,5%.
43) Pastikan kandung kemih kosong.
44) Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah.
45) Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase dan menilai kontraksi.
46) Memeriksa TTV dan memastikan bahwa keadaan umum ibu baik.
47) Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernapas dengan baik (30-
60x/menit)
48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5% untuk
dekontaminasi selama 10 menit. Cuci dan bilas alat setelah
dekontaminasi.
49) Buanglah bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat yang sesuai.
50) Bersihkan ibu dengan cairan DTT dan bantu ibu memakai pakaian yang
bersih.
51) Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI dan anjurkan
keluarga untuk memberikan makanan dan minuman yang diinginkan ibu.
52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5%.
53) Celupkan handscoen dan lepaskan secara terbalik kemudian rendam
selama 10 menit dalam larutan clorin 0,5%.
54) Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir, lalu keringkan
dengan handuk bersih.
55) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan untuk melakukan
pemeriksaan fisik pada bayi.
56) Dalam waktu 1 jam pertama lakukan penimbangan dan pengukuran
pada bayi, berikan tetes/salep mata antibiotic profilaksis dan injeksi
vit. K 1 mg IM dipaha kiri anterolateral.
57) Setelah satu jam pemberian vit.k, berikan suntikan imunisasi
hepatitis B dip aha kanan anterolateral.
58) Lepaskan sarung tangan secara terbalik kemudian rendam secara
terbalik selama 10 menit dalam larutan clorin 0.5%.
59) Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir, lalu
keringkan dengan handuk bersih.

14
60) Lengkapi partograf (Widiastini, 2018).

2.1.8 Pathway

Kehamilan ≤ 37 minggu

Plasenta tua Uterus meregang

Progesteron
Iskemia otot Nyeri
ii
Oksigen+prostaglandin
Sirkulasi utero
plasenter terganggu
Kepala janin masuk
rongga panggul Kontraksi miometrium

Risiko cidera janin

Dilatasi + efficement
Fleksus trankenhouse
tertekan

Rupture pemb
Ketuba pecah+ kapiler serviks
pmbukaan lengkap

Reflek mengejan Bloody show

Bayi lahir

Retraksi uterus

Plasenta lahir

Kontraksi uterus balik

Perdarahan normal
<500cc

Nifas fisiologis

15
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN DATA
Anamnesa Tanggal : 25 Agustus 2022 Pukul 06.00 WIB
Tempat : BPM Muji Winarni
No. Register :-
Nama Klien : Ny. L Nama Klien : Tn. S
Umur : 25 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : 1.000.000 Penghasilan : ± 2.000.000
Status Perkawinan : Kawin Status Perkawinan: Kawin
Kawin ke :1 Kawin ke :1
Umur Pertama Kawin : 23 tahun Umur pertama Kawin:25 thn
Lama Menikah : 2 tahun Lama Menikah: 2 tahun
Alamat : Bening Gondang Alamat : Bening Gondang

3.2 DATA SUBYEKTIF


1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan pukul 02.00 Wib (tanggal 25
Agustus 2022) perutnya kenceng-kenceng dan sudah keluar lender dan
darah
2. Riwayat penyakit yang pernah di derita/kesehatan sekarang : tidak punya
3. Riwayat penyakit yang pernah diderita dahulu dan pernah melakukan
operasi dahulu : tidak punya
4. Riwayat kesehatan keluarga dahulu dan sekarang : tidak memiliki riwayat
penyakit
5. Riwayat kebidanan :
A. Riwayat Haid
a. Menarche (Umur) : 12 tahun
b. Siklus (lama) : 28 hari (7 hari)
c. Teratur/tidak : teratur

16
d. Warna : merah
e. Bau : tidak berbau
f. Konsistensi : encer
g. Jumlah darah : 2-3 x sehari ganti pembalut
B. Keluhan
a. Dismenorhe : ya
b. Flour albus : tidak
c. Menorragia : tidak
d. Spooting : tidak
e. Metroragia : tidak
f. MPS : tidak
6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :
Ka Kehamilan Persalinan Anak Nifas
wi K U pen peno t Jenis pen J B P U H/ A Pen
n e K yuli long m persa yuli K B B mu M si yulit
ke t p linan t r
HAMIL INI

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


 Hamil ke :1
 HPHT : 17-11-2021
 Keluhan : Kenceng-kenceng
 ANC berapa kali :
TM I : 3 kali
TM II : 5 kali
TM III : 5 kali
 Riwayat TT : T5
 Gerakan janin : 4 bulan
 Tanda bahaya dan penyulit : tidak ada
 Kekhawatiran khusus : tidak ada
8. Riwayat Kesehatan Reproduksi dan Ginekologi : tidak ada
9. Riwayat KB dan perencanaan keluarga : rencana Kb suntik

17
10. Pola Istirahat : Tidur 7-8 jam/hari
11. Kebutuhan eliminasi kebiasaan :
1) BAK : 5-6 kali sehari, warna kuning, bau amoniak.
2) BAB : 1 kali sehari, konsistensi padat, warna kuning.
Selama Inpartu :
1) BAK : Ibu BAK di kamar mandi
2) BAB : Ibu belum BAB
12. Riwayat Psikososial :
a) Respon pasien dan keluarga : Keluarga menginginkan
kehamilan ini
b) Pengambilan keputusan dalam keluarga : Musyawarah
c) Tempat persalinan yang di inginkan : Pkm
d) Penolong persalinan yang diinginkan : Bidan
e) Tempat Rujukan jika terjadi komplikasi :
f) Pendamping saat persalinan : Suami
13. Riwayat minum jamu alcohol, merokok, obat-obatan, kopi : tidak pernah
minum jamu selama hamil dan minum obat sesuai anjuran bidan.
3.3 DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Keadaan Emosional : Baik
d) BB sebelum Hamil : 60 Kg
e) BB saat periksa : 72 Kg
f) TB : 160 Cm
g) TTV
 TD : 120/.70 mmHg
 Suhu : 36ºC
 Nadi : 85 kali/menit
 RR : 22 kali/menit
h) HPL : 24-08-2022

18
2. Pemeriksaan Fisik
(Inspeksi dan Palpasi)
a. Muka : Tidak pucat, tidak terdapat edema
b. Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih, reflek pupil normal
c. Payudara Simetris, tidak ada edema
d. Abdomen :
 Leopold I
Teraba bokong di fundus
 Leopold II
Bagian kiri perut ibu teraba seperti papan, memanjang dank eras.
Bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan tidak rata
 Leopold III
Bagian terendah teraba bulat, keras, melenting (Kepala)
 Leopold IV
Bagian terentah sudah masuk PAP (divergen)
 TFU : 34 cm
 HIS : 3x10’ 42’
 TFU : 35 cm
 TBJ : 3565 gram
e. Extremitas Atas : Tidak pucat, akral hangat kering
f. Extremitas bawah: Tidak ada ederma, dalam batas normal
g. Anogenetalia
 Vulva vagina warna : Kebiruan
 Luka parut : Tidak ada
 Oedema : Tidak ada
 Varices : Tidak ada
 Keluaran : Lendir bercampur darah
 Kelainan : Tidak ada
 Hemorhoid : Tidak ada
 Kebersihan : Bersih
(Auskultasi)

19
h. Abdomen :
 DJJ : 150x /menit
 Irama : Teratur
 Puntum maksimum berada diperut kanan bawah pusat
 Bising usus : Normal
(Perkusi)
i. Perut : Tidak kembung
3. Pemeriksaan Dalam
 Keadaan vulva dn vagina : Tidak ada kelainan
 Pembukaan : 9 cm
 Effecement : 95%
 Ketuban : Utuh
 Bagian Terendah : Kepala
 Denominator : UUK
 Bagian janin di kanan kkiri bagian terendah : Tidak terabaa bagian
kecil janin
 Penurunan Hodge : Hodge III
 Penyusupan kepala : Tidak ada
4. Pemeriksaan Penunjang :
 Tanggal : 12 Maret 2022
 HB : 12
 Reduksi urine : Negatif
 Albumin : Negatif
 USG : Normal
 HIV/AIDS : Negatif
 HBSag : Negatif
 Golongan Darah :B
3.4 ANALISA DATA
Ny. L GIP0A0 UK 40 2/7 minggu denagn inpartu kala I fase aktif
3.5 PENATALAKSANAAN

20
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dalam yang
telah dilakukan
Evaluasi : Ibu mengerti tenttang keadaan dirinya dan bayinya
b. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga untuk menyiiapkan baju
bayi karena sudah pembukaan 9 cm
Evaluasi : Keluarga menyiapkan baju bayi
c. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi miring kiri
Evaluasi : Ibu melakukan mobilisasi
d. Mengajari ibu teknik meneran yyang benar dan menganjurkan meneran
jika pembukaan sudah lengkap.
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan yang sudah diberikan
e. Memberi semangat pada ibu dan menganjurkan untuk makan dan minum
bila tidak ada kontraksi.
Evaluasi : Ibu hanyya mau minum saja
f. Melakukan observasi TTV, His, DJJ, pembukaan pada fase laten
Evaluasi : Lembar observasi

21
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

NO Tgl, Jam Subyektif Obyektif Analisa Data Penatalaksanaan


1 17/01/2022 Ibu Mengatakan 1. KU : Baik Ny. L GIP0A0UK 1).Memberitahu ibu hasil
10.00 WIB perutnya semakin sakit TD : 110/60 mmHg 40 2/7 minggu pemeriksaan fisik dan
dan ibu mengatakan Suhu : 36,5 ºC janin tunggal, pemeriksaan dalam
seperti ingin BAB serta Nadi : 90x/menit hidup, intra uteri, yang telah dilakukan
ada dorongan untuk RR : 21 x/menit presentasi kepala, bahwa hasil
meneran DJJ : 140 x/menit keadaanibu dan pemeriksaan
Irama teratur janin baik dengan pembukaan 10 cm, DJJ
2.Leopold I : inpartu kala II frekuensi ±140x/menit,
Pada fundus uteri teraba lunak, kuat, teratur, punktum
bulat, tidak melenting maksimum: perut
(bokong) sebelah kanan bawah.
Leopold II : Evaluasi : Ibu mengerti.
Bagian kiri perut ibu teraba 2).Menganjurkan ibu
seperti papan, memanjang dan untuk memilih posisi
keras. Bagian kanan perut ibu meneran yang nyaman,
teraba tonjolan-tonjolan tidak Evaluasi : Posisi ibu
rata. litotomi.
Leopold III : 3).Mengajari ibu cara
Bagian terendah teraba bulat meneran yang baik dan
keras, melenting, dan tidak bbenar, yaitu kedua
dapat digoyangkan. (kepala tangan merangkul sela-

22
sudah masuk PAP). (Kepala) sela paha dan menarik
Leopold IV : samapai dada serta saat
Kedua ujung tangan tidak meneran dagu
dapat bertemu (Divergent), 1/5 menempel dada.
bagian. 4).Memberitahu ibu agar
3.Pemeriksaan dalam (VT) meneran saat ada
VT Ø 10 cm eff 100%, kontraksi dan
ketuban (-), lender dan darah beristirahat saat
(-) presentasi kepala, kontraksi reda.
denominator UUK, sekitar Evaluasi : Ibu mengerti
kepala janin tidak teraba dan mau
bagian kecil janin, penurunan melakukannya.
H-III. 5).Mengajarkan teknik
relaksasi dan
pengaturan nafas saat
ada HIS / kontrksi.
Evaluasi : Ibu dapat
bernafas dengan benar
6).Melakukan asuhan
persalinan 60 langkah.

23
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

KEGIATAN
No. TGL, JAM HASIL
Menegenali Tanda Gejala Kala II
1 25/08/2022 Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II Ada dorongan untuk meneran, tekanan pada
10.00 WIB  Ibu merasa ada dorongan kuat dan ingin meneran anus dan vulva membuka
 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan vagina
 Perinium tampak menonjol
 Vulva dan sfingterani membuka

MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


2 25/08/2022 Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan oobat-obatan Menyiapkan partus set steril: klem, gunting
10.01 WIB esensial untuk menolong persalinan serta tali pusat, benang steril tali pusat, spuit 3 cc,
menatalaksanakan komplikasi ibu dan bayi baru lahir. dan oksitosin

Pada kondisi asfiksia : letakkan pada tempat datar dan Menyiapkan alat resusitasi set.
keras, 2 kain, 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60
watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
 menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi,

24
ganjal bahu bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai di dalam partus set.
Pakai apron/ celemek plastik
3 25/08/2022 Memakai skort
10.03 WIB Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
4 25/08/2022 dipakai, cuci tangan dengan sabun di bawah air bersih Melepas dan menyimpan perhiasan, mencuci
10.03 WIB yang mengalir, kemudian keringkan dengan tisu atau tangan menggunakan sabun dan air mengalir
handuk pribadi yang bersih dan kering. lalu dikeringkan dengan menggunakan
Mengenakan sarung tangan DTT pada tangan yang akan handuk bersih dan kering.
5 25/08/2022 digunakan untuk periksa dalam. Memakai sarung tangan DTT untuk
10.04 WIB Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik(gunakan melakukan pemeriksaan dalam.
6 25/08/2022 tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril), Memasukkan oksitosin ke dalam spuit
10.05 WIB pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik. sebanyak 10 unit.
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN
KEADAAN JANIN BAIK
Membersihakan vulva dan premium, menyekanya dengan
7 25/08/2022 hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan Melakukan vulva hygiene menggunakan
10.06 WIB kapas atau kasa yang dibasahi cairan DTT. kapas yang telah dibasahi dengan air DTT.

25
 Jika Introitus vagina, perineum atau anus Mengusap klitoris, perineum sampai anus
terkonttaminasi fases, bersihkan dengan seksama dari dengan menggunakan kapas sampai bersih
arah depan kebelakang. dari arah depan ke belakang.
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkonaminasi) Membuang kapas yang terkontaminasi ke
dalam wadah yang tersedia. dalam tempat sampah medis.
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi
(dekontaminasi) lepaskan, dan rendam dalam larutan
klorin 0,5%
 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap.
 Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah
lengkap, maka lakukan amniotomi. VT Ø 10 cm, ket (-), eff 100%, presentasi

Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan kepala, denominator UUK, kepala sejajar H-
8 25/08/2022 tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam III.
10.10 WIB larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan dan rendam dalam Melakukan amniotomi menggunakan ½ koker
keadaan terbalik dalam larutam klorin 0,5% selama 10 Mencelupkan sarung tangan ke dalam larutan
menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan klorin 0,5% dan merendamnya selama 10
dilepaskan. menit dalam keadaan terbalik.

Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksiatau

26
saat relaksasi uterus, untuk memastikan bahwa DJJ dalam
9 25/08/2022 batas normal (120-160x/menit) DJJ 142x/menit, kuat, teratur
10.15 WIB  Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal Punktum maksimum: perut sebelah kanan
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, bawah
DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan
lainnya pada partograf.
MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK
MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENARAN
Menginformasikan bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik. Bantu ibu dalam menemukan posisi
10 25/08/2022 yang nyaman dan sesuai dengan keingininannya.
10.16 WIB  Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan Memberitahu ibu dan keluarga bahwa
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin pembukaan sudah lengkap.
(ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktik) dan
dokumentasikan semua ttemuuan yang ada.
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana
peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu untuk meneran secara benar.
Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.

27
Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang
kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain
11 25/08/2022 yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman. Meminta keluarga untuk membantu ibu
10.17 WIB Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada menyiapkan posisi meneran.
dorongan kuat untuk meneran. Memberitahu ibu jika ada kontraksi untuk
 Bimbingan ibu agar dapat meneran secara benar dan merangkul kedua kaki dengan tangan sampai
12 25/08/2022 efektif masuk siku.
10.18 WIB  Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan Membimbing ibu agar meneran saat ada
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai. dorongan ingin meneran.
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai Mendukung dan member semangat ibu pada
13 25/08/2022 pilihannya (kecuali posisi terbaring terlentang dalam saat meneran.
10.19 WIB waaktu yang lama. Mengingatkan ibu apabila saat meneran

 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi. dengan cara yang tidak sesuai.

 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat Menganjurkan ibu untuk beristirahat saat
pada ibu. kontraksi reda.

 Berikan cukup asupan cairal peroral (minum) Menganjurkan ibu untuk minum.

 Manilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.


 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera
lahir setelah 129 mmenit meneran (pada primigravida)

28
atau 60 menit meneran (pada multigravida)
Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit.

14 25/08/2022 PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI Tidak dilakukan


10.19 WIB Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm.
Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
15 25/08/2022 bokong ibu. Meletakkan kain bersih dan kering diatas
10.20 WIB Buka tutup set partus, perhatikan kembali kelengkapan alat perut ibu.
dan bahan.
16 25/08/2022 Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan Meletakkan popok bayi dibawah bokong ibu
10.21 WIB Semua peralatan sudah lengkap.
17 25/08/2022 PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
10.22 WIB •Lahirnya kepala Memakai sarung tangan DTT pada kedua
18 25/08/2022 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm telah tangan
10.23 WIB membuka vulva, lindungi perineum dengan satu tangan

29
yang dilapisi dengan kain bersih yang kering. Tangan yang
19 25/08/2022 lain menahan kepala bayi untk menahan posisi defleksi dan Kepala bayi sudah Nampak membuka vulva
10.25 WIB membantu lahirnyakepala. Anjurkan ibu untuk meneran dengan diameter 5-6 cm, melindungi
perlahan atau bernapas cepat dan dangkal. perineum dengan satu tangan yang dilapisi
popok bayi dan tangan yang lain menahan
Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, segera lanjutkan dan membantu melahirkan kepala.
proses kelahiran bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan.
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan Tidak ada lilitan tali pusat di leher bayi.
20 25/08/2022 lewat bagian atas kepala bayi.
10.30 WIB  Jika talipusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.
Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
 Lahirnya bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
21 25/08/2022 secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat Kepala bayi melakukan putaran paksi luar
10.35 WIB kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah secara spontan.
arkus pubis, kemudian gerakkan kearah atas dan distal

30
untuk melahirkan bahu kebelakang. Seteelah kepala bayi melakukan putar paksi
 Lahirnya badan dan tungkai secara spontan, memegang kepala bayi secara
Setelah kedua bahu lahir, geser tangan kebawah kearah biparietal dan menagnjurkan ibu agar
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku meneran saat ada kontraksi. Menggerakkan
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan kepala bayi kearah bawah dan distal hingga
22 25/08/2022 memegang lengan dan siku sebelah atas. bahu depan muncul dibawah arkus pubis,
10.35 WIB kemudian menggerak
Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas kan kearaah atas dan distal untuk melahirkan
berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang bahu belakang.
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari Kedua bahu telah lahir, menggeser tangan
23 25/08/2022 jari lainnya) kebawah perineium ibu untuk menyanggah
10.35 WIB kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Tangan atas menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR Tubuh dan elngan bayi telah lahir, menelusuri
Lakukan penilaian (selintas) punggung, bokong, tungkai daan kaki bayi
 Apakah air ketuban jernih atau bercampur mekonium? menggunakan tangan atas. Memegang kedua

 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa mata kaki dan memasukkan telunjuk diantara

31
kesulitan? kaki dan memegang mmasing-masing mata
24 25/08/2022  Apakah bayi bergerak dengan aktif? kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
10.36 WIB Jika bayi tidak menangis, tidak benafas atau megap-
megap, lakukan langkah resusitasi (lanjut kelangkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia)  Ya, jernih

Keringkan tubuh bayi  Ya, menangis kuat


 Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa  Ya, bergerak aktif
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
25 25/08/2022 handuk/kain kering, biarkan bayi diatas perut ibu.
10.37 WIB Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi bayi dalam uterus. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kapala
Beri tahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin gar terus dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
dapat berkontraksi dengan baik. tangan tanpa membersihkan verniks.
26 25/08/2022 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin Mengganti kain basah denagn kain yang
10.37 WIB 10 unit IM-(intramuskuler) dipaha atas bagian distal lateral bersih dan kering. Membiarkan bayi tetap
27 25/08/2022 (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin) berada diatas perut ibu.
10.38 WIB Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan Memeriksa kembali uterus, tidak ada bayi lagi

32
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali dalam uterus.
28 25/08/2022 pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali pada 2 cm distal Memberitahu ibu bahwa akan disuntik
10.39 WIB dari klem pertama. oksitosin agar uterus berkontraksi dengan
Pertolongan dan pengikatan tali pusat baik.
29 25/08/2022  Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit Menyuntikkan oksitosin sebanyak 10 unit IM
10.40 WIB (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali dipaha atas bagian distal lateral 1 menit
pusat diantara dua klem tersebut. setelah bayi lahir, melakukan aspirasi terlebih
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu dahulu sebelum menyuntikkan oksitosin.
30 25/08/2022 sisi kemudian melingkari kembali benang tersebut dan 2 menit setelah bayi lahir menjepit tali pusat
10.41 WIB mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. dengan klem 3 cm dari pusat bayi.
 Lepaskan klem dan masukkan kedalam wadah yang Mendorong isi tali pusat kea rah distal dan
telah disediakan. menjepit kembali tali pusat 2 cm distal dari
Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit klem pertama.
(lindungi perut bayi). Lakukan pengguntingan tali pusat Memegang tali pusat dengan satu tangan
diantara 2 klem tersebut dan mengikat tali pusat dengan kemudian melindungi perut bayi dan
benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian menggunting tali pusat di antara 2 klem.
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada
31 25/08/2022 dengan simpul kunci pada sisi lainnya. satu sisi kemudian melingkari kembali benang
10.42 WIB Letakkan bayi tengkurap di dada ibu dan mengikatnya dengan simpul kunci pada

33
sisi lain.
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan Melepaskan klem dan memasukkannya ke
memasang topi di kepala bayi dalam bak instrument.

PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA Memeganng tali pusat yang telah dijepit
II dengan satu tangan, kemudian menggunting
32 25/08/2022 tali pusat diantara 2 klem tersebut dan
10.42 WIB Penegangan Tali Pusat terkendali mengikat tali pusat dengan benang DTT pada
Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm satu sisi kemudian melingkarkan kembali
dari vulva. benang tersebut dan mengikat dengan simpul
Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, kunci pada sisi lainnya.
tepat diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu.
33 25/08/2022 untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
10.43 WIB uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
lain. dan memasang topi di kepala bayi.
34 25/08/2022 Setelah uterus berkontraksi, kemudian melakukan
10.43 WIB peregangan ke arah bawah tali pusat dengan lembut.
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus kearah atas dan

34
belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk membantu
35 25/08/2022 mencegah terjadinya inversion uteri. Jika plasenta tidak
10.44 WIB lahir setelah 20-40 detik, menghentikan peregangan tali
pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
 Jika uterus tidak berkontraksi, minta ibu atau
seorang anggota keluarga untuk melakukan
rangsangan putting susu. Memindahkan klem pada tali pusat hingga
 Mengeluarkan plasenta berjarak 5-10 cm dari vulva.
Setelah plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut
menarik tali pusat kea rah bawah dan kemudian ke atas, ibu di tepi atas simfisis dan mempalpasi
mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan kontraksi dan menstabilkan uterus. Kemudian
berlawanan pada uterus. memegang tali pusat dan klem dengan tangan
36 25/08/2022  Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem yang lain.
10.45 WIB hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat

 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan kea rah bawah sambil tangan yang lain
tali pusat selama 15 menit : mendorong uterus kea rah dorsokranial secara

 Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM hati-hati.


37 25/08/2022  Menilai kandung kemihdan mengkaterisasi
10.46 WIB kandung kemih dengan menggunakan teknik

35
38 25/08/2022 aseptik jika perlu
10.47 WIB  Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
 Mengulangi peregangan tali pusat selama15 menit
berikutnya
 Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir selama 20
menit sejak kelahiran bayi
Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga Melakukan peregangan dan dorongan
selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan dorsokranial hingga plasenta terlepas,
plasenta pada wadah yang telah disediakan. meminta ibu meneran sambil menarik tali
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT pusat dengan arah sejajar lantai, lalu ke arah
39 25/08/2022 atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput, atas mengikuti kurve jalan lahir
10.51 WIB kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem/forceps
steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
 RANGSANGAN TAKTIL (MASASE) UTERUS
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus. Letakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar hingga uterus

36
berkontraksi (fundus teraba keras).
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
40 25/08/2022 berkontraksi setelah 15 detik masase.
10.48 WIB MENILAI PERDARAHAN
Periksa kedua sisi plasenta, baik bagian ibu maupun bayi,
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan Plasenta muncul di introitus vagina,
plasenta kedalam kantong plastic atau tempat khusus melahirkan plasenta dengan kedua tangan.
 Jika uterus tidak k=berkontraksi setelah melakukan Memegang dan memutar plasenta hingga
41 25/08/2022 masase selama 15 detik mengambil tindakan yang selaput ketuban terpilin, kemudian melahirkan
10.49 WIB sesuai. plasenta.
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Selaput ketuban sobek, melakukan eksplorasi
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. sisa selaput ketuban menggunakan klem steril
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, untuk mengeluarkan bagian selaput yang
segera lakukan penjahitan. tertinggal.

42 25/08/2022 MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN Melakukan masase uterus dengan gerakan
10.50 WIB Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi melingkar.
perdarahan pervaginam. Uterus teraba keras.

37
EVALUASI
Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu
43 25/08/2022 paling sedikit 1 jam.
10.51 WIB Kedua sisi plsenta baik, selaput ketuban
Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, lengkap dan utuh.
beri tetes mata antibiotic profilaksis, vit K1 1 mg Memasukkan plasenta pada wadah yang telah
44 25/08/2022 intramuskuler dip aha kiri anterolateral. disediakan.
10.52 WIB
Setelah satu jam pemberian Vit K1, berikan suntikan
45 25/08/2022 imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.
10.53 WIB Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegahan Tidak ada laserasi
perdarahan pervaginam.
Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan Uterus berkontraksi dengan baik, tidak terjadi
46 25/08/2022 menilai kontraksi. perdarahan pervaginam.
10.55 WIB Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
47 25/08/2022 Membiarkan bayi tetap melakukan kontak
10.56 WIB Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 skin to skin di dada ibu paling sedikit 1 jam.
48 25/08/2022 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 Memberikan Vit K1 1 mg IM dip aha kiri
10.57 WIB menit selama jam kedua pasca persalinan. anterolateral.

38
 Memeriksa temperature tubuh ibu 1 kali setiap jam Memberikan imunisasi HB0 0,5 mg IM di
selama 2 jam pertama pasca persalinan. paha kanan anterolateral.
49 25/08/2022  Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang Memberikan salep mata pada bayi
10.58 WIB tidak normal. Mengukur panjang bayi, PB = 51 cm
Memakai handscoon baru Menimbang berat badan bayi, BB = 3300
gram
Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi Mengukur lingkar kepala bayi, LK =32 cm
bernafas dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh Meletakkan bayi dalam jangkauan ibu
normal 36,5 ºC- 37,5 ºC)
50 25/08/2022  Kebersihan dan Keamanan Memantau terus kontraksi uterus sampai 2
10.59 WIB Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan jam post partum.
51 25/08/2022 klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (selam 10 menit). Cuci Mengajari ibu cara melakukan masase uterus
11.00 WIB dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi. dan menilai kontraksi.
Perdarahan : 200 cc
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
52 25/08/2022 sampah yang sesuai. Kandung kemih ibu kosong
11.01 WIB Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan S : 37,1 ºC
sisa cairan ketuban, lender, dan darah. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering.

39
53 25/08/2022
11.02 WIB Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberi ASI.
54 25/08/2022
11.03 WIB Anjurkan keluarga untuk member ibu minuman dan Memakai handsscoon baru
makanan yang diinginkan.
Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 RR bayi : 58 x/menit
55 25/08/2022 % dan membilas dengan air bersih. SB bayi : 36,7 ºC
11.04 WIB Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5
56 25/08/2022 %, balikkan bagian dalam keluar, rendam dalam larutan
11.05 WIB klorin 0,5 % selam 10 menit Menempatkan semua peralatan bekas pakai
57 25/08/2022 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. dalam larutan clorin 0,5 % untuk di
11.06 WIB dekontaminasi selama 10 menit.
58 25/08/2022
11.07 WIB Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi
DOKUMENTASI ke tempat sampah yang sesuai
59 25/08/2022 Lengkapi partograf ( halaman depan dan belakang). Membersihkan ibu dengan air DTT dari sisa
11.08 WIB ketuban, lender, dan darah.
Membantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering.

40
Membantu ibu memberikan ASI.
60 25/08/2022 Mendekontaminasi kamar bersalin dengan
11.09 WIB larutan klorin 0,5 %. Kemudian membilas
dengan air bersih
Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam
larutan klorin 0,5 %, membalik bagian dalam
keluar, merendamnya selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir.

41
TD
Jam N S Kontraksi Kandung Perdarahan
Waktu (mm TFU
Ke (x/m) (ºC) Uterus Kemih (cc)
Hg)
1 Setinggi
11.09 110/70 84 37,1 Keras Kosong ±50
pusat
Setinggi
11.39 110/70 86 36,9 Keras Kosong ±35
pusat
II Setinggi
11.54 110/70 82 36,9 Keras Kosong ±35
pusat
Setinggi
12.09 120/70 85 36,7 Keras Kosong ±25
pusat
Setinggi
12.24 120/70 85 36,7 Keras Kosong ±25
pusat
Setinggi
12.39 110/70 82 36,7 Keras Kosong ±25
pusat
HASIL PEMANTAUAN KALA IV

42
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Pengkajian
Pengkajian data Subjektif maupun objektif sudah sesuai dengan teori
yang ada.
4.1.2 Interpretasi Data Dasar
Penegakan diagnosa dan masalah sudah sesuai dengan teori yang ada
4.1.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak ada
4.1.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada
4.1.5 Intervensi ( Rencana Asuhan)
Intervensi yang dibuat pada konsep asuhan telah sesuai dengan teori
dan studi kasus.
4.1.6 Implementasi
Implementasi yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan ibu
4.1.7 Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan bahwa asuhan yang diberikan
telah mencapai tujuan intervensi.

43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Persalinan adalah suatu pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di
luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Jenis persalinan yaitu persalinan
spontan, persalinan buatan, dan persalinan anjuran. Persalinan dibagi
menjadi 4 tahap yaitu persalinan kala I yaitu fase pembukaan serviks dari
0 cm sampai 10 cm, persalinan kala II yaitu fase pengeluaran bayi,
persalinan kala III yaitu fase pelepasan uri dan persalinan kala IV yaitu
fase observasi. Dalam melakukan Asuhan persalinan normal terdapat 60
langkah .
5.2 Saran
1. Saran bagi akademik
Agar laporan ini dapat digunakan menjadi referensi, bahan
masukkan, bahan kajian, serta evidence base untuk menunjang data
penelitian.
2. Saran Bagi Mahasiswa Kebidanan
Agar mahasiswa kebidanan dapat menggunakan laporan sebagai
aplikasi penatalaksanaan asuhan kebidanan berdasarkan pola piker
tujuh langkah varney, dan mampu menganalisa kasus yang berbeda.
3. Saran Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
a. Agar dapat memberikan masukan mengenai penatalaksanaan
asuhan kebidanan pada persalinan.
b. Tenaga Kesehatan dapat mempertahankan dan meningkatkan
kerjasama serta komunikasi sehingga dapat menjaga mutu
pelayanan asuhan kebidanan pada persalinan.
c. Diharapkan bidan dapat melakukan konseling, informasi,
edukasi dan motivasi yang baik bagi klien.

44
DAFTAR PUSTAKA

Deann, D., dkk. Obstetric & Gynecology. 2006. Volume 107.


https://journals.lww.com/greenjournal/Fulltext/2006/06000/
Risk_Factorsfor_Anal_Sphincter_T ear_in_Multiparas.5.aspx
Farrer, H. 1999.Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.
File:///C:/Users/TOSHIBA/Downloads/Data-dan-Informasi_Profil-
Kesehatan-Indonesia-2017.pdf.
Lusiana, N., dkk. 2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:
Deepublish.
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Okarina, m. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Deepublish.
Pratiwi, W.M., Desy, E. 2016. Dairy Pintar Bunda Hamil. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Subakti, Y.,Anggarani, D.R. 2007. Ensiklopedia Calon Ibu. Jakarta: Qultum
Media.
Sursilah, I. 2010. Asuhan Persalinan Normal dengan Inisiasi Menyusui Dini.
Yogyakarta: Dee Publish
V leal, N., dkk. Obstetric & gynecology. 2014. Volume 123.
https://journals.lww.com/greenjournal/Abstract/2014/05001/
Factors_Associated_With_Perineal_Lacerations.133.aspx.
Widiastini, L.P. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir.
Bogor: In Media.

45
DOKUMENTASI

46

Anda mungkin juga menyukai