Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

RKS Tiang Pancang

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Spesifikasi Teknis

7. PEKERJAAN TIANG BOR


7.1. LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan dan pendayagunaan tenaga kerja, bahan-
bahan instalasi Konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan pembuatan
pondasi tiang bor dan yang berhubungan, antara lain :
a. Perataan dan pembersihan lokasi kerja hingga benar-benar datar dan bebas dari segala macam
bahan yang dapat mengganggu jalanya pekerjaan.
b. Survey dan setting titik bor sesuai berita acara uitzet.
c. Penyediaan material dan pekerjaan pembersihan.
d. Penyediaan material pengecoran ( ready mix concrete ).
e. Pembuangan tanah/lumpur secara berkala, agar tidak mengganggu / menghambat jalanya
pekerjaan pengeboran.

7.2. KEADAAN TANAH/SOIL DATA


Informasi dan data yang diperoleh dari Penyelidikan Tanah dan informasi tentang tipe strata tanah
yang akan dijumpai dilahan dapat diminta dari pihak Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila Penyedia
Jasa ingin mendapatkan tambahan data mengenai keadaan tanah tersebut, maka Penyedia Jasa
boleh mengadakan penyelidikan tanah tambahan atas biaya sendiri.

7.3. PERSYARATAN MATERIAL


Syarat-syarat bahan beton, besi beton termasuk pengetesan mutunya harus sesuai dengan
spesifikasinya “PEKERJAAN BETON BERTULANG”, kecuali jika ditentukan lain dalam pasal ini.

7.4. PELAKSANAAN TIANG BOR


a. Penyedia Jasa tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan sebelum mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas. Untuk itu Penyedia Jasa diwajibkan memberikan detail lengkap mengenai
metode Konstruksi, jumlah dan type peralatan serta organisasi dan personalia di lapangan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan / Ijin.
b. Pekerjaan Persiapan :
• Persiapan lahan untuk merakit dan mendirikan mesin bor pada titik yang akan di bor
• Pembuatan sumur air bila di dekat lokasi tersebut tidak terdapat air (jika pengeboran dengan
sistem washboring).
• Pengadaan bak sirkulasi
• Pengadaan material
• Perakitan baja tulangan.
1) Sebelum dilakukan pembesian diharuskan melaksanakan uji besi (dimensi, dan kuat tarik),
biaya pengujian menjadi beban penyedia jasa.
2) MututulanganBJTP280atauBJTS420/BJTS520 sesuaidengangambar.PenulanganTiang
Bordisesuaikandengangambar struktur.
3) TulanganTiangBordirangkaiterlebihdahulusebelum dimasukkanlubangTiang Bor.
4) Pemasangan pembesianharus bersih dari lumpur dan dijaga agar tidak menempel
pada tepi lobangbor, sehingga pada waktu pengecoran terbungkus
denganbaikolehbeton.

PembangunanGedung Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM 34


Spesifikasi Teknis

5) Apabila panjang pembesiantidak mencapai dasar lubangmaka tulangan sambungan


harusdilas dengan panjang sesuai penyaluran 40d, sedemikian sehingga
pembesiantetappada tempatnya pada waktu pengecoran dilaksanakan.
6) Rangkaian TulanganTiang Bordibuatberdasarkan selimut Beton min.7.5 cmdan max10cm.

c. Sistem Pelaksanaan
• Ukuran tiangBorsesuaidengan yang
direncankandengandayadukungtiangborsesuaipersyaratan yang
direkomendasikandarihasilpenyelidikantanah.
• Pemboran dilaksanakan pada titik yang telah ditentukan, pelaksanaan
TiangBorhanyabolehdilakukansetelah rangkaiantulangan
TiangBor,pipaTremiedanpersiapanpengecoran telahsiapdi lapangan dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
• Kedalaman Tiang Boradalah terhitung dari elevasi bawahpile cap
sepertiterterapadagambaratau bila sudahdjumpailapisankeras
sepertiyangdisyaratkandalamLaporanSoilTestdandisetujui olehDireksi.
ContohlapisankerastiaplobangBorharusdisimpandandiberi tanda secukupnya. Setelah
mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar
tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap berlangsung terus sampai cutting
atau serpihan tanah betul-betul terangkat seluruhnya.
• Penyedia jasa harus menjaga (mempekercil seminim mungkin)
kemungkinantimbulkelongsoran-kelongsorantanah pada daerah lubang pengeboran
dansekitarnya.Khusus untuk di daerah permukaan
disyaratkanuntukmenggunakancasingpanjang+/-6matau menurut kebutuhan. Untuk
mencegah kemungkinan kelongsoranselain
menggunakancasingtersebutdiatas,makadiusahakanagar:
1) Menetralisasi tegangan air tanah, pada lobangpengeboran dan
daerahsekitarnyadenganselalumenjagatinggi mukaairtanahpada lobangpengeboran
selalu lebih tinggi dari muka air tanah asli sekitarnya.
2) Menggunakan "Betonite" untuk daerahyang terdapat lapisan pasir sesuai denganhasil
penyelidikan tanah.
• Setelah lubang bersih, penyedia jasa dan Konsultan Pengawas bersama-sama melakukan
pengukuran kedalaman lubang, dan setelah mendapat persetujuan dari konsultan Konsultan
Pengawas dilanjutkan dengan memasukkan besi tulangan ke dalam lubang bor, diikuti dengan
memasukkan tremi sampai ke dasar lubang agar supaya saat pengecoran tidak terjadi
segregasi antara agregat kasar dan halus akibat jatuh dari tempat yang relatif tinggi.
• Pengecoran dilakukan sesegera mungkin menggunakan tremi pipa galvanis diameter 6”
dengan ketebalan medium SNI panjang, setiap pipa 2 meter yang disambung dengan sistem
drat. Untuk memadatkan dan menurunkan freshconrete dalam pipa tremi, pada saat
pengangkatan pipa tremi dilakukan secara perlahan dan sambil dikocok.
• Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor pada pengecoran awal, digunakan kantong
plastik yang telah diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton yang digantung di bagian
dalam lubang tremi.
• Setelah tenaga cor siap, beton ditampung di dalam corong cor dan ditahan oleh bola-bola
beton pada kantong plastik. Setelah cukup penuh, bola kantong plastik dilepas sehingga
terdorong beton yang ada di dalam lubang tremi. Selanjutnya penuangan beton dilakukan
dengan cepat sehingga cukup untuk mendorong air lumpur bor yang ada di dalam lubang
tremi. Slump adukan beton untuk tiang bor tidak boleh terlalu rendah (minimal 16 cm) sehingga
mudah mengalir dan mendorong lumpur yang ada di dalam lubang bor.

PembangunanGedung Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM 35


Spesifikasi Teknis

• Pengecoran selanjutnya dilakukan secara kontinyu dan tidak terputus lebih dari 10 menit.
Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur
dari bawah keluar lubang.
• Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton biasanya beton tidak dapat
mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa
tremi, dilakukan hentakanhentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu terbenam dalam
adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak
kosong.
• Pipa tremi dilepas setiap 2 meter dan dilakukan setelah pipa tremi naik ke permukaan lubang
lebih dari 2 meter.
• Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari
lumpur. Bila pengecoran dihentikan di bawah permukaan tanah (karena perhitungan adanya
galian tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus 0,5 meter di atas level rencana bagian
atas boredpile (sampai beton pada rencana bagian atas tidak tercampur Lumpur lagi) .
• Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan dibersihkan dari sisa beton dan
lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor berikutnya.
• Tidak diperkenankan melaksanakan dahulu semua pembuatan lobangbor baru
dilaksanakan pemasangan rangkaian tulangandanpengecoranTiangBor. Penundaan
pengecoran TiangBor terhadap lobangyang sudah dibuat
yangmelebihi60(enampuluh)menitdianggap sebagai kegagalan dan
Pemborongharusmenggantinyadengan Tiang Boryanglain.
d. Pengecoran
1) Pengecoran TiangBorharusmendapatperhatian khusus berhubungadanya air tanahpada
tanahlobangbor.
2) Pengecoranbetonharusmenggunakan"TremiePipe"yang panjangnya mencapai dasar
lobangbor, dengan cara sedemikian sehingga menjamin kontinuitas pengecoranbeton.
3) TremiePipe harus dalam keadaan bersih dan baik. Sebelum pengecoran dimulai
maka TremiePipe harus menyentuh dasar lubang, kemudian TremiePipediisioleh adukan
beton sampaimencapaimulutbor.Setelah itu TremiePipe diangkatsedikitdemi sedikit,
sedemikian rupa sehingga pengangkatanTremiePipetersebut harus lebih kecildaritinggimuka
beton cor dalamlobangbor danharusdipertahankanminimal1000mmdibawahmukacor
beton,untuk mencegah timbulnya "necking".
4) Pengecoran dihentukanapabila campuranantara beton cor dan lumpur/kotoran- kotoranlain
sudahnaik darilubang bor danmeluap serta berdasarkan jumlah kubikasibetonTiangBor
teritis danbilatidak adalongsoranlongsorandalam lubangbor.
5) Disyaratkan agar beton cor menggunakan bahan retarderuntuk mencegah
terjadinyasettingbetonpada waktu pengecoran selama +/- 5 jam. Slump beton digunakan+/-
15cm s/d 18 cm agardiperolehbetonyangmudahmengalirmelalui pipa Tremie. Selama proses
pengerasan beton maka harus dicegah adanya getaran-getaran yang dapat mengakibatkan
kerusakan-kerusakan pada beton TiangBor.
6) TestSilinder BetonDilakukununtukPengecoran setiap Tiang Bordiambil minimal
1(satu)testsilinder.Dan dilakukan CrushingTestpada Lab.Beton yangditunjuk olehPemberi
Tugas. Biaya pengujian menjadi beban penyedia jasa.
7) Pengecoran lubangTiangBorharussecepat mungkin dilaksanakan setelah pengeboran dan
pengurasan/pembersihan dari lumpur-lumpur/kotoran-kotoran lainnya disetujui secara
tertulis olehDireksi.

PembangunanGedung Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM 36


Spesifikasi Teknis

8) Jika sampai terjadi pengendapan (kelongsoran)lagi,maka lubang harus dibersihakanataudi


bor kembali,setelahitu baru dapatdiadakanpengecoran.
9) Pengecoran Tiang Borharussampai+/-0.00matau rata denganpermukaan tanahexisting.
10) Pada prinsipnya,pengecoran untukmasing-masingTiangBor harusdilaksanakan
secarakontinu.Bilakarenakeadaanyangtidak bisa dihindarkan terjadi
diskontinuitaspengecoran, maka pengecorandapatdihentikan berdasarkan petunjuk dari
Direksi. Penyambungan kembali pengecoran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
membobok sampai ketebalan tertentupada pemukaan yang
telahmengeras,kemudiandiberikanbahanadditive "lembeton", baru
pengecorandapatditeruskan.
11) Bila hasilpengecoranmenunjukkanbahwakubikasibeton rencana lebih besardari kubikasibeton
yangtercor,maka harus diadakan pemeriksaan kemungkinan
terjadinyanecking/diskontinuitas/settingataumasuknyalumpur/tanah dalamlobang
borselamapengecoran.
12) Pemeriksaan dilakukan denganmengadakan "coreDrilling" yangdilakukan oleh
ahlinyayangdisetujui olehDireksi.Bila ternyatahasil "coreDrilling" menunjukkan adanya
diskontinuitas atau adanya lumpur dalam Tiang Bor, maka Tiang Bor tersebut gagal dan
harus diganti dengan Tiang Bor yang Baru sesuai dengan perhitungandari Konsultan
Pengawas/Konstruktor.
13) Segala biaya-biaya y ang timbul untuk "CoreDrilling" danpembuatan Tiang Bor yang baru,
Preload, atau perbaikkan-perbaikkanlainnya menjadi tanggung jawabPemborong dan bukan
merupakan pekerjaan tambah. Oleh sebab itu pemborong harus memberi perhatian khusus
untuk pelaksanaan Tiang Bor tersebut.
e. Sebelum pelaksanaan pengecoran Penyedia Jasa Pelaksana harus memberitahu terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas dan harus sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
f. Tanah/lumpur hasil pengeboran secara rutin harus segera dibuang ke luar area proyek (di luar
lingkungan proyek) agar tidak mengganggu jalanya pekerjaan pengeboran yang lain maupun
saluran pembuangan dilingkungan proyek.

7.5. TOLERANSI
KedudukanTiangBorharusmemenuhi toelransi sebagai berikut:
a. Posisi TiangBortidakboleh mempunyai deviasilebihdari 75 mm( 3" ) dari posisi
TiangBoryangditentukandalam gambarstruktur.
b. Posisi vertikaldari TiangBor,perbandingan deviasi lateral terhadap panjang
TiangBortidakbolehlebihdari1:120. Bila terjadi deviasi yangmelebihi ketentuan-ketentuan
tersebutdiatas, maka segala perbaikan-perbaikan, perkuatan-perkuatanharusdilakukandan
menjadi bebanbiayaPemborong.

7.6. LAPORAN PEKERJAAN


Catatan lengkap tentang pekerjaan pondasi tiang bor harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
sesudah selesainya satu hari pekerjaan tiang bor. Catatan tersebut harus memuat hal-hal sebagai
berikut :
d. Lembaran Ringkasan
• Tanggal
• Jumlah tiang bor yang telah dilaksanakan
• Nomor Referensi dari tiang bor dan tanggal pengecoran
• Ketinggian muka tanah dan ketinggian kerjanya (bila ternyata berbeda)
• Kedalaman tiang bor dari ketinggian kerja

PembangunanGedung Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM 37


Spesifikasi Teknis

• Perincian tentang adanya hambatan/obstruksi dan waktu yang dibutuhkan untuk pemboran
lubang tiang.
• Perincian penundaan waktu dan alasannya
• Catatan-catatan lain yang diperlukan
e. Gambar deviasi tiang-tiang pada tiap titik kolom ini harus dibuat guna keperluan evaluasi
Konsultan Konsultan Pengawas Struktur terhadap deviasi yang akan terjadi dilapangan.
f. Dalam gambar tersebut selain tercantum deviasi masing-masing tiang maka harus
dicantuKonsultan Pengawasan juga deviasi resultante dari group tiang pada titik kolom tersebut.

7.7. PENGUJIAN FONDASI TIANG (PEMBEBANAN DAN INTEGRITAS)


Hasil uji pembebanan harus dibuat dan ditandatangani oleh tenaga ahli
geotekniktersertifikasi.Pengujian dan interpretasi hasil uji hanya boleh dilakukan oleh tenaga ahli
tersertifikasi (SKA G1) oleh HATTI dibuktikan pada lampiran laporan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada uji fondasi tiang adalah sebagai berikut.
a) Uji pembebanan dilakukan untuk memenuhi persyaratan berikut:
1) Memastikan kapasitas tiang terhadap beban,
2) Menentukan dan memastikan parameter desain yang digunakan,
3) Melakukan verifikasi integritas tiang.

b) Uji pembebanan yang perlu dilakukan:


1) Tahap pendahuluan atau sebelum pelaksanaan, sebagai dasar perancangan
untukpenentuan daya dukung fondasi yang dilakukan pada saat sebelum
perancangandilaksanakan atau sebagai konfirmasi kebenaran dasar perancangan.
Lokasinyadipilih sedemikian rupa pada kondisi tanah yang relatif terburuk dilapangan.
2) Tahap pelaksanaan, sebagai pembuktian besarnya daya dukung rencana padasystem
fondasi, struktur penahanan tanah dan bagian struktur bangunan terpenuhi.Lokasinya
dipilih pada lokasi yang paling krusial dan pelaksanaan yang relatif
palingmencurigakan/nilai pelaksanaan terburuk.

c) Apabila hasil uji pembebanan tidak memenuhi daya dukung dalam perancangan, makaperlu
diadakan peninjauan kembali perancangan berdasarkan hasil uji pembebanantersebut.
d) Prosedur uji pembebanan harus dilaksanakan berdasarkan ASTM edisi terakhir.
e) Besarnya beban pada uji pembebanan minimum 200% dari beban rencana untuk prooftest.

a. Uji pembebananaksialtekan pada fondasitiang

Uji pembebananfondasitiangdilaksanakan pada seluruhstrukturdenganmenggunakanstandar


ASTM D1143.
Metodepembebanandapatdilakukandengan 3 carayaitu: metodetiangreaksi, metodebebanmati
(kentledge), dan metodebebandengan cell 2 arah.
Uji pembebanandilakukan pada posisi cut-off-level (COL)
dimanabebanujinyaharusterukurdenganalatpengukurbebanterkalibrasi (load cell) dan juga
alatukurtekanan padasistemhidraulik yang terkalibrasi (pressure gauge). Jika
pembebanandilakukan di mukatanaheksisting, perludilakukanperlakuankhusus agar
dapatdipastikanbebanbekerja padapanjangefektiftiang dan koreksiterhadapfriksi di atas COL.
Jumlahtiangpercobaanbebanaksialtekanuntuk proof test sebagaiberikut:
1) Untukfondasitiangbor (bored pile), minimum satutiangpercobaanuntuksetiap 75tiang yang
ukuranpenampangnyasama.

PembangunanGedung Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM 38


Spesifikasi Teknis

2) Untukfondasitiangpancang (driven pile), minimum satutiangpercobaanuntuksetiap100 tiang


yang ukuranpenampangnyasama.
3) Untukfondasitiangbor yang jumlahnyakurangdari 75 dan ataufondasitiangpancangyang
jumlahnyakurangdari 100, maka minimum
satutiangpercobaandilakukansetiapukuranpenampang yang sama.

Tambahandaripersyaratantersebutadalah:
1) N ≤ 1000; Nuji = 1,0% *N
2) 1000 < N ≤ 3000; Nuji = item a) + {0,8% * (1000 < N ≤ 3000)}
3) 3000 < N ≤ 6000; Nuji = item b) + {0,5% * (3000 < N ≤ 6000
4) 6000 < N ≤ 8000; Nuji = item c) + {0,4% * (6000 < N ≤ 8000)}
dengan N adalahjumlahtiang, dan minimal 40% uji dilakukan pada tahapkonstruksiserta
60% dapatdilakukansebelumtahapkonstruksi.
Besarbebanpercobaan pada pelaksanaan uji pembebanantiang yang bersifat “used pile”(used
pile = tiang yang akanmenjadibagiandarifondasibangunan) adalah 200% kali
dayadukungrencanauntukmemikuldayabebangravitasiuntuk uji bebanaksial, dan 200%
kalidayadukungrencanauntukmemikulbeban lateral akibatgravitasi dan
akibatbebangemparencana.
Batasan deformasi pada 200% pembebananrencana:
1) 25 mm untuktiangdengan diameter maksimum 80cm,
2) 4 % diameter untuktiang> 80cm.

Deformasipermanen yang terjadisetelahdilakukanpelepasanbeban dan pembebanan200%


tidakbolehmelewatisuatunilai ( 12 mm).
Untukkondisi-kondisikhusus, misalnya pada tiangbor diameter besardenganpanjang> 30m,
dimanapenggunaandayadukungujungbawahtiangditerapkandengan FK yang
tinggiatauadaprovisipenurunantambahan, makapelaksanaan uji
pembebananterinstrumentasisangat dianjurkanuntukkondisiini.
Evaluasihasilpelaksanaan uji pembebanandalamkondisi failure harusdilakukandenganminimum
tigacara yang rasional dan umumdigunakan, dimanahasil yang
digunakantidakbolehdiambildarihasil yang maksimum. Jika hasil uji
pembebananmasihdalamkondisielastik, tidakdiperlukaninterpretasi dan hasil uji
dapatditerimadenganbataspenurunan.
b. Uji pembebananaksialtarik pada fondasitiang

Uji pembebananaksialtarik pada fondasitiangdilaksanakanjikadianggapperlu


padaseluruhstrukturdenganmenggunakanstandar ASTM D3689.
Metodepengujiandapatdilakukandengan 2 cara, yaitutiangreaksi dan bebanmati (kentledge).
Percobaanbebanaksialtarikperludilakukanuntuktiangfondasi yang
direncanakanterhadapbebantarik. Untuktiangtarik, minimum satutiangpercobaanuntuksetiap
100tiang yang ukuranpenampangannyasamadengan minimum satutiangpercobaan.
Ujipembebanantarikinimerupakanbagiandaripersyaratanjumlah uji pembebanan yangditetapkan
pada persyaratanjumlah uji pembebananaksialtiang.
Batasan deformasi pada 200% pembebananrencanaadalahsebesardeformasielastic PL/EA +
4mm ataumaksimum 25 mm.
c. Uji pembebanan horizontal/lateral pada fondasitiang

PembangunanGedung Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM 39


Spesifikasi Teknis

Uji pembebananarah horizontal dilakukandalamkondisi free-head pada elevasi cut-offlevel(COL)


denganmenggunakanstandar ASTM D3966 edisiterbaru.
Metodepengujiandapatdilakukandengan 3 cara, yaitu: pile-to-pile, pile-to-group, dan bebanmati
(kentledge).
Uji pembebananarah horizontal dilakukan pada strukturfondasi minimum
satutiangpercobaanuntuksetiaptiang yang ukuranpenampangnyasama,
denganpersyaratansebagaiberikut:
1) Semuabangunan yang tidakmenggunakanbesmen.
2) Pada bangunan yang menggunakanbesmen dan menggunakanfondasitiang, dimanatiang-
tiangfondasidigunakanuntukmenahangaya lateral.
3) Pada bangunandengantiangfondasi yang mempunyaibeban horizontal rencana> v(=c*i/r) *
bebanaksialrencana pada fondasi yang bersangkutan. Dimana V,C,I,R
adalahfaktorkoefisienpenentuanbesargayageserrencanasesuaipersyaratan SNI-03-1726-
2019 (atau yang terbaru).
4) Bilaterdapatbesmenlebihdari 2 lapis, dan hasilanalisismenunjukkanbahwadayadukung
lateral keseluruhansistemfondasidibagifaktorkeamananmasihmelebihibebanlateral yang
bekerja, makatidakdiperlukan uji pembebanan lateral.
5) Dalamhaljumlahtiangpercobaanbebanaksiallebihbesardari 6 tiangpercobaanmakamaksimal
2 darijumlahtersebutdapatdipakaikembaliuntukpercobaanbebanhorizontal.

Batasan pergeseran di kepalatiangsaatpelaksanaan uji (kondisifree-head):


1) 10 mm pada beban 100% bebanrencana,
2) 25 mm pada beban 200% bebanrencana,
3) Pada tanahlunak, deformasilebihmenentukan dan pada
tanahkerasmomenkapasitaslebihdominan, dengancatatantidakterjadiplastifikasi pada
fondasitiang. Padapeninjauaniniperludilakukananalisis detail tiang lateral
dengansaksamadenganmemasukkanpengaruh-pengaruhkondisireduksikelompoktiang dan
kondisipengekangan (fixity) sebenarnya. Analisis lateral
tiangkelompokinidilakukanmenggunakanperantilunak yang memperhitungkansifat nonlinear
tanah.

d. Uji integritastiang pada fondasitiang

Uji integritastiangdenganmetodeCrosshole Sonic Loggingg (CSL) adalah uji yang


palingumumdilakukan pada tiangbor, dan barettes piles yang dilakukandenganmerujuk
padaASTM D6760.
Jumlahtiangpercobaanadalah minimum satutianguntuksetiap 20 tiangdenganpenampang yang
sama.
Uji CSL menggunakan pipa akses dan dua hydrophone berfungsisebagaipengirim
danpenerimasinyalultrasonik yang dapatdigunakanuntukmemeriksakepadatanbeton
danmendeteksikerusakanberupasegregasi, honeycomb, necking
namuntidakdapatdigunakanuntukmenentukanpenyebabkerusakannya. Uji ini juga akanmemberi
data yang kurangbaikjikaikatanantara pipa akses dan betonburuk.
e. Uji integritasmetode Sonic Echo (Pile Integrity Test, PIT) pada fondasitiang

Uji integritasmetode Sonic Echo atau Pile Integrity Test (uji PIT) adalah uji yang dapatdilakukan
pada seluruhjenisfondasidalamdenganmenggunakanstandar ASTM D5882edisiterbaru.
Jumlahtiangpercobaanadalah minimal 1 tianguntuksetiap 5 tiangdenganpenampangyang sama.

PembangunanGedung Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM 40


Spesifikasi Teknis

Uji PIT dilakukandenganmemberikangayakecil pada kepalatiang yang


kemudianmengirimkansinyaldarikepalatianghinggakeujungbawahtiang dan
kemudiandirekamoleh accelerometer. Uji inidapatmemeriksakepadatanbeton dan
mendeteksikerusakanberupasegregasi, honeycomb, necking
namuntidakdapatdigunakanuntukmenentukanpenyebabkerusakannya. Pengujianwajibdilakukan
pada kepalatiangdalamkondisiberupabetonbersih dan bebasdarigangguan. Data yang
diperolehharusmempunyaipantulanujungdenganmagnitudo yang
samadengangelombangawalnya.

7.8. PENGUJIAN PEMBANDING PERKIRAAN KAPASITAS DUKUNG TIANG


Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat PileDrivingAnalyzer (PDA) dan PileIntegrityTest (PIT)
dengan jumlah tiang bor yang akan diuji dengan PDA test (jika diperlukan PIT test) dengan minimal 2
(dua) titik yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas .
Hasil utama dari pengetesan adalah untuk memperoleh informasi Keutuhan Tiang dan Daya Dukung
UltimateAksial tiang pada saat pengujian. Analisa dinamis terhadap rekaman data lapangan dilakukan
dengan program CAPWAP (CasePileWaveAnalysis Program). Pengujian dan interpretasi hasil uji
PDA hanya boleh dilakukan oleh tenaga ahli tersertifikasi (SKA G1) oleh HATTI dibuktikan pada
lampiran laporan.
Uji pembebanan dinamik dilakukan pada elevasi cut-off-level (COL) atau di atas muka tanahnamun
dengan perlakuan khusus yang memastikan gaya yang bekerja pada panjang efektiftiang dapat
terukur dengan merujuk pada ASTM D4945 (ASTM D4945-12).
Uji pembebanan dinamik hanya digunakan sebagai pembanding dari percobaan bebanaksial tekan,
dimana harus terdapat minimal 1 tiang yang sama untuk setiap penampangtiang yang diuji statik dan
dinamik untuk kemudian hasilnya dikorelasikan.
Jumlah uji pembebanan dinamik pada struktur gedung hanya dibenarkan sebanyak 4x dari40% dari
yang disyaratkan dan 60% tetap harus menggunakan sistem pembebanan statik.
Jumlah uji pembebanan dinamik pada struktur jalan dan jembatan atau struktur memanjanglainnya
dapat lebih banyak, yaitu pada setiap pilar, abutmen, pileslab, dengan catatan ujipembebanan statik
tetap dilakukan pada area tertentu yang krusial untuk melihat korelasiparameter yang digunakan
dalam analisis.
Pada saat pengujian, hammer seberat 1% - 2% dari beban ultimit rencana yang diharapkanakan
digunakan untuk dapat memobilisasi kapasitas ultimit tiang dengan kondisi kepala tiangrata dan
berupa material uji yang padat.
Kapasitas dukung ijin tiang sesuai dengan hasil pengujian tanah dan/atau hasil perhitungan fondasi.
Pengujian dilakukan dengan mengetahui: (1) EMX (energi pukul); (2) Tegangan (CSX dan TSX); (3)
Daya Dukung (RMX dan RSU); (4) penurunan (DMX dan DFN); (5) keutuhan tiang (BTA); dan (6)
Hasil CAPWAP (daya dukung/Ru, gaya gesek/Rs, gaya ujung/Rb, penurunan). ReplayFactor yang di
ijinkan 0,8 s/d 1,2, serta berat hammer 1%-2% dari nilai daya dukung ultimate (Qu = 3 x Qa). Jika
tidak memenuhi, maka diperlukan perbaikan, penambahan, atau pembongkaran sesuai dengan
tenaga ahli atau TPAK UGM, serta biaya yang timbul akibat tidak memenuhi pengujian tsb. menjadi
tanggungjawab penyedia jasa. Semua biaya yang terkait dengan pengujian PDA dibebankan kepada
penyedia jasa.

PembangunanGedung Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM 41

Anda mungkin juga menyukai