Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Faktor Masa Nifas Dan Menyusui (Desy2018009)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MASA NIFAS DAN MENYUSUI

DISUSUN

OLEH:

NAMA: DESY DIVA RAMADHANIE


NIM: 2018009

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI
BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak
bayi dilahirkan dan plasenta keluar kemudian lepas dari rahim, sampai 6 minggu kemudian
disertai dengan pulihnya kembali alat-alat kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lainnya yang berkaitan dengan persalinan.
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun
emosi. Bagi yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang
terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi agar
dapat menangani dan mengenali tanda bahaya secara dini.
Perubahan yang terjadi pada ibu tidak hanya dipengaruhi satu faktor saja. Pada era
globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu banyak ini menuntut semua manusia
harus memperhatikan seluruh aspek kehidupan. Dampak positif maupun negatif yang terjadi
dapat berpengaruh terhadap kesehatan ibu nifas dan menyusui. Salah satu masalah yang kini
banyak terjadi dikalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak
yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial  budaya dan lingkungan
masyarakat. Misalnya pola makan dan berbagai pantangan yang sangat ditentukan oleh
peran kebudayaan. Kebudayaan tersebut tidak dapat dihilangkan, salah satu alasan yang kuat
dikarenakan pembuktian terhadap beberapa mitos hingga kepercayaan ibu nifas benar
adanya. Namun kenyataannya beberapa kepercayaan tersebut sama sekali tidak membawa
dampak positif.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan masa nifas dan menyusui?
2.      Apa saja Faktor Fisik yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui?
3.      Apa saja Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui?
4. Apa saja Faktor Lingkungan, Sosial budaya, dan ekonomi Yang Mempengaruhi Masa
Nifas dan Menyusui?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan masa nifas dan menyusui
2. Mengetahui dan memahami Faktor Fisik yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
3. Mengetahui dan memahami Apa saja Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Masa Nifas
dan Menyusui
4. Mengetahui dan memahami Faktor Lingkungan, Sosial budaya, dan ekonomi Yang
Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
BAB II
PEMBAHASAAN

A. DEFINISI MASA NIFAS

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu
(Marmi,2011).
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis berupa organ
reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan antara orang tua dan bayi
dengan memberi dukungan. Atas dasar tersebut perlu dilakukan pendekatan antara ibu dan
keluarga dalam manajemen kebidanan. Adapun tujuan dari pemberian asuhan pada masa
nifas untuk:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrinning  secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,nutrisi, KB, cara dan
manfaat menyusui, pemberian imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5. Mendapatkan kesehatan emosi.

B. DEFINISI MENYUSUI

Menyusui adalah suatu proses belajar. Bayi belajar menghisap keluar air susu dari payudara
dengan seefisien mungkin dan ibu belajar cara menyusui dengan senyaman mungkin
(Nugroho, 2014).

Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI) melalui payudara ibu secara
langsung kepada bayi yang merupakan reflek insting dari ibu dengan melibatkan hormon-
hormon menyusui (Lang, 2008).

Menyusui adalah hak setiap ibu dan tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka agar dapat
terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari
ASI (Kemalasari, 2009).

Menyusui merupakan hal yang alami dan suatu cara yang tidak ada duanya dalam
memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, serta
kesehatan ibu dan bayi dapat mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi sehingga dasar si
kecil percaya pada orang lain dan diri sendiri yang akhirnya bayi berpotensi untuk mengasihi
orang lain.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN MENYUSUI

1. FAKTOR FISIK
Kelelahan fisik karena aktifitas mengasuh bayi, menyusui,memandikan, mengganti
popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tidak jarang di malam hari sangatlah
menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga yang
lain. Setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama 2
minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama
merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah melahirkan dan
periode laten diantara kelahiran sangat berpengaruh pada ibu nifas.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pada ibu nifas dan menyusui,antara lain :
a. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan
dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan,kontraksi inilah yang menimbulkan rasa
mulas pada perut ibu.Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil.

 b. Jalan lahir (serviks,vulva dan vagina)


Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang
memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastisitas atau
seberapa sering melahirkan).

c. Darah nifas (Lochea)


Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban
berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah
menjadi berwarna kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di
akhir masa nifas.

d. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu,ini menandakan
dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI
belum keluar). Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi colostrum yaitu ASI berwarna
kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein.

e. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil,selain khawatir nyeri
jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat
proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan
khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi
rahim yang berakibat terjadi perdarahan.

f. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi
usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang
muncul wasir atau ambeien pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena
kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan
setelah melahirkan.

g. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keping darah)
akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah
ke jantung akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.

h. Penurunan berat badan


Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi,
ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai
usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil.

i. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan
kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan
sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.

2. FAKTOR PSIKOLOGIS
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik yang juga megakibatkan adanya
beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami stimulasi kegembiraan yang luar biasa,
menjalani proses eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya, berada dibawah tekanan
untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus
diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab yang luar biasa
sekarang untuk menjadi seorang “Ibu”.
Ia mungkin juga merasa diabaikan jika perhatian keluarganya tiba-tiba berfokus pada
bayi yang baru saja dilahirkannya. Dan dapat memicu adanya baby blues. Kunci untuk
mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah memberikan perhatian dan
dukungan yang baik baginya, serta keyakinan padanya bahwa ia adalah orang yang
berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting, berikan kesempatan untuk
beristirahat yang cukup. Selain itu, dukungan positif atas keberhasilannya menjadi orang
tua dari bayi yang baru lahir dapat membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap
kemampuannya.
Adapun beberapa pengaruh psikologi pada masa nifas dan menyusui, antara lain:
a. Perubahan peran
Terjadinya perubahan peran, yaitu menjadi orang tua setelah kelahiran anak. Dalam
periode masa nifas muncul tugas dan tanggung jawab baru, disertai dengan perubahan-
perubahan perilaku.

 b. Peran menjadi orang tua setelah melahirkan


Selama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan kebiasaan lama
perlu diubah atau ditambah dengan yang baru.Periode ini ditandai oleh masa
pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuh. Lama periode ini bervariasi,
tetapi biasanya berlangsung selama kira-kira 4 minggu.Periode berikutnya
mencerminkan satu waktu untuk bersama-sama membangun kesatuan keluarga. Periode
waktu meliputi peran negosiasi (suami-istri, ibu-ayah, saudara-saudara) orang tua
mendemonstrasikan kompetensi yang semakin tinggi dalam menjalankan aktivitas
merawat bayi dan menjadi lebih sensitif terhadap makna perilaku bayi. Periode
berlangsung kira-kira selama 2 bulan.

3. FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil,
bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu  pendidikan di samping faktor-faktor
lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status
kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat-istiadat
yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibuhamil, bersalin dan nifas. Lingkungan
akan terus berubah selama kita hidup. Jika memasuki suatu fase kehidupan yang baru,
akan selalu terjadi proses penyusuain dengan lingkungan. Stuasi ini dapat mempengaruhi
ibu dalam melakukan perawatan diri pada masa nifas.
Sarana prasarana tersedia di dalam lingkungan guna mendukung dan mempromosikan
prilaku kesehatan. Jasa konsultan dan spesialis dari petugas kesehatan lain seperti ahli
nutrisi, dokter ahli, dan perkerja sosial harus ada sebagai usaha dalam membantu pasien
mendapatkan keterampilan yang di perlukan untuk mencapai atau menjaga kesehatan dan
kesejahteraan agar tetap optimal.
Organisasi berbasis masyarakat sering kali merupakan sarana yang sagat baik untuk
menyebarkan informasi. Selain itu, keluarga juga berperan sebagai sistem pendukung
yang kuat bagi anggota-aggotanya,khususnya dalam penaganan masalah kesehatan
keluarga seperti ibu nifas, maka anggota keluarga yang lain akan berusaha untuk
membantu memulihkan kondisi kesehatannya ke kondisi semula. Fungsi keluarga dalam
masalah kesehatan meliputi reproduksi, upaya membesarkan anak, nutrisi, memelihara
kesehatan dan rekreasi (Bobak,2004).
4. FAKTOR SOSIAL BUDAYA
Ibu merasa sulit menyesuaikan dengan peran baru sebagai ibu.Apalagi kini gaya
hidupnya akan berubah drastis. Ibu merasa dijauhi oleh lingkungan dan merasa akan
terasa terikat terus pada si kecil. Dibutuhkan pendekatan menyeluruh/holistik dalam
penanganan ibu post partum blues. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan.
penanganan di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara
bersama-sama dengan melibatkan lingkungannya,yaitu suami, keluarga dan teman
dekatnya. Faktor sosial di pengaruhi oleh:

1) Faktor usia
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang perempuan
untuk melahirkan pada usia antara 20 – 30 tahun, dan hal ini mendukung masalah
periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan
yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan
mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.

2) Faktor pengalaman
Berdasarkan beberapa penelitian Paykel dan Inwood (Regina dkk,2001) mengatakan
bahwa depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara,
mengingat bahwa peran seorang ibu dan semua yang berkaitan dengan bayinya
merupakan Situasi baru bagi dirinya yang dapat menimbulkan stres.Berdasarkan
pendapat Le Masters yang melibatkan suami istri muda dari kelas sosial menengah
mengajukan hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi
pertama.

3) Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran,
antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau
melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga
dan orang tua dari anak  – anak mereka (Kartono, 2011).

4) Faktor selama proses persalinan


Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama
proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat
persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan
kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.

5) Faktor dukungan sosial


Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin,
beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.

Faktor sosial tersebut tidak lepas dari faktor budaya. Budaya atau kebiasaan
merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan. Di antara kebudayaan
maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang
merugikan.Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di
negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya
perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya yang
turun temurun masih dianut sampai saat ini.

5. FAKTOR EKONOMI
Status ekonomi merupakan simbol status sosial di masyarakat.Pendapatan yang tinggi
menunjukan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang
memenuhi faedah zat gizi untuk ibu hamil. Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang
rendah mendorong ibu nifas untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan kesehatan.
Orang tua yang mempunyai kondisi ekonomi rendah lebih sulit dengan kelahiran
masing-masing anak dan yang tidak menggunakan KB efektif, mungkin menemukan
komplikasi pada proses persalinan.Keluarga dengan kelahiran anggota baru terlihat
beban keuangan yang dapat meningkatkan stress. Stress ini mempengaruhi perilaku
orang tua,membuat masa transisi orang menjadi sulit.

BAB III
PENUTUP

D. KESIMPULAN

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan. Sedaangkan menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI)
melalui payudara ibu secara langsung kepada bayi.
Faktor fisik, psikologi, budaya, soaial, ekonomi dan lingkungan ternyata sangat berpengaruh
terhadap ibu nifas dengan adanya masa transisi.Jadi, perlu dukungan dari keluarga
disekitarnya. Di Indonesia, kebudayaan tersebut tidak dapat dihilangkan, salah satu alasan
yang kuat dikarenakan pembuktian terhadap beberapa mitos hingga kepercayaan ibu nifas
benar adanya. Namun kenyataannya beberapa kepercayaan tersebut sama sekali tidak
membawa dampak positif.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlah, A. Kasrida. 2014.Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang: Selaksa Media

Nugroho, Taufan. 2014. Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Sofian, Amru. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai