Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Konsep Kebidanan KLP 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

FILOSOFI NILAI-NILAI,PRINSIP,PANDANGAN PROFESI KEBIDANAN


SERTA PERBEDAAN FILOSOFI DAN PARADIGMA BIDAN

Oleh :
KELOMPOK 1 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

SUHARNI
SITI MUHARAMATUL MASPUPAH
RANI PURWANI
TINA GLORIA SIAHAAN
STELLA RANNY ANJELIS RESUBUN
DEBORA HANUEBY
SILDA YAROSERAI

PROGRAM STUDY D-IV KEBIDANAN


STIKES MITRA RIA HUSADA
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-NYA, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Filosofi NilaiNilai, Prinsip, Pandangan Profesi Kebidanan Serta Perbedaan Filosofi Dan Paradigma Bidan
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita, kami juga sangat berterima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami. Kami juga menyadari bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran, dan ulasan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan
datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, sebelumnya kami
ingin meminta maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan.

Jakarta , 27 September 2016


Penyusun

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDULi
KATA PENGANTAR..ii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN.1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah..1
C. Tujuan2
BAB II PEMBAHASAN..3
A. Definisi bidan dan implikasinya terhadap praktik bidan...3
B. Paradigma kebidanan.4
1. Pengertian paradigma...4
2. Komponen paradigma kebidanan.4
3. Macam-macam asuhan kebidanan7
C. Filosofi Bidan dan body of knowledge.8
a. Pengertian filosofi kebidanan...8
b. Prinsip dasar filosofi kebidanan...10
c. Filosofi asuhan kebidanan10
d. Nilai dan kepercayaan kebidanan.10
e. Kepercayaan yang harus dipegang oleh profesi kebidanan..11
f. Body of knowledge......11
D. Model-model asuhan kebidanan.13
1. Pengertian asuhan kebidanan13
2. Macam-macam model asuhan kebidanan.13
E. Partnership bidan dan perempuan dalam pelayanan kebidanan.17
1. Women center care...17
2. Continuity of care.19
3. Empowerment woman..21
F. BAB III PENUTUP26
A. Kesimpulan...26
B. Saran.26
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bidan adalah sebutan untuk orang yang belajar di sekolah khusus unutuk
menolong persalinan.
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui
oleh Negara dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negera itu.dia harus
mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada
wanita selama masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan, memimpin persalinan atas
tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini
termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi dan
mengupayakan bantuan medis serta melakukan pertolongan gawat darurat pada saat tidak
hadirnya tenaga medis lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan
pendidikan kesehatan tidak hanya untuk wanita tersebut tetapi juga termasuk keluarga ,
dan masyarakat. Pekerjaannya dapat meliputi pendidikan antenatal, persiapan untuk
menjadi orang tua keluarga berencana, dan asuhan anak. Bidan dapat berpraktik di rumah
sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan, praktik mandiri ,dll
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Definisi bidan dan implikasinya terhadap praktik bidan?
2. Apa itu Paradigma kebidanan?
3. Bagaimana filosofi bidan dan body of knowledge?
4. Bagaimana model-model asuhan kebidanan?
5. Bagaimana partnership bidan dan perempuan dalam pelayanan kebidanan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Definisi bidan dan implikasinya terhadap praktik bidan
2. Untuk mengetahui Paradigma kebidanan
3. Untuk mengetahui filosofi bidan dan body of knowledge
4. Untuk mengetahui model-model asuhan kebidanan
5. Untuk mengetahui partnership bidan dan perempuan dalam pelayanan kebidanan

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI BIDAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTIK BIDAN
Definisi bidan :
Bidan dalam bahasa inggris berasal dari kata MIDWIFE (Pendamping Wanita)
sendangkan dalam bahasa sangsekerta WIDWAN (wanita bijaksana).
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional
dengan sejumlah praktisi diseluruh dunia. Pengertian bidan dan bidang praktiknya secara
internasional telah diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM) tahun
1972 dan International Confederation of International Gynaecologist and Obstetritian
(FIGO) tahun 1973, WHO dan badan lainnya. Pada tahun 1990 pada pertemuan di kobe,
ICM menyempurnbakan definisi tersebut dan kemudian di sahkan oleh FIGO (1990) dan
WHO (1992), secara lengkap pengertian bidan adalah: seseorang yang telah
menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh
kualifikasi dan di beri izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu.
Bidan mempunyai tugas penting dalam :
1. memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada wanita pada masa
kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. memimpin persalinan dengan tanggung
jawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini
termasuk tindakan pencegahan, deteksi kondisi abnormal ibu dan anak, usaha untuk
mendapatkan bantuan medis dan melaksanakan tindakan kedaruratan dimana tidak
ada tenaga medis lainnya.
2. dalam pendidikan dan konseling tidak hanya untuk klien tetapi juga keluarga dan
masyarakat.tugas ini meliputi tindakan antenatal, persiapan menjadi orang tua dan
meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, KB,dan asuhan anak.
Bidan dapat berpraktik di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan,
praktik mandiri ,dll
B. Paradigma Kebidanan
1. Pengertian paradigma
Yang di maksud dengan paradigma adalah cara pandang terhadap sesuatu, visi
atau pandangan serta orientasi terhadap realitas. Pandangan terhadap manusia, wanita,
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/ kebidanan, dan keturunan.

Seorang bidan mengenal filosofi yang merupakan keyakinan didalam dirinya


bahwa manusia adalah bio, psiko, sosio cultural dan spiritual yang unik dan merupakan
satu kesatuan jasmani dan rohani.
2. Komponen paradigma kebidanan
a) Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural yang utuh dan unik.
Mempunyai kebutuhan dasar unik sesuai dengan tingkat perkembangan nya. Yang
dimaksud dengan unik karena manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya
selain mempunyai bio atau fisik yang sempurna dibandingkan dengan makhluk
lain ciptahan Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap dan perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa unsure antara lain umur,
pendidikan, pekerjaan dan lingkungan.
Umur dapat menjadi tolak ukur bagaimana pengetahuan serta pengalaman yang
dimiliki, namun hal itu tidak menjadi tolak ukur yang akurat karena pengetahuan
sejalan dengan umur yang ada merupakan proses berkelanjutan selama masa
pengembangan (markum, 1991).
Menurut depkes RI 1999 rendahnya tingkat pendidikan dan buta huruf pada
wanita, menyebabkan ibu tidak memiliki pengetahuan yang luas sedangkan
wanita yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah untuk
menerima atau mencari informasi. Pendidikan pula menjadi salah satu determinan
konstektual jauh penyebab kematian ibu. Tingkat pendidikan wanita yang
berpendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarga
nya.
b) Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada disekitar dan terlibat dalam interaksi
individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya, meliputi ;
Lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis, lingkungan
budaya.
c) Perilaku
Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme baik yang dapat diamati
secara langsung atau pun yang diamati tidak langsung (notoatmodjo 2003).
Menurut WHO, perubahan perilaku itu dikelompokan menjadi 3 yaitu :
Perubahan alamiah (natural change), artinya perilaku manusia selalu berubah,
dimana sebagai perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah.
Perubahan rencana (planned change) merupakan perubahan perilaku ini terjadi
karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3

Kesediaan untuk berubah (rediness to change) apabila terjadi suatu inovasi


atau program-program pembangunan didalam masyarakat, maka yang sering
terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau
perubahan tersebut (berubah perilakunya). Tetapi sebagian orang mempunyai
kesediaan untuk berubah (readiness of change) yang berbeda beda meskipun
kondisinya sama.
Bentuk perilaku ada yang bersifat pasif dan bersifat aktif, dikatakan pasif adalah
respon internal, yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung
dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya : seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu
dapat mencegah suatu penyakit tertentu, namun ibu tersebut tidak membawa
anaknya ke puskesmas untuk di imunisasi
bentuk perilaku aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasikan secara
langsung. misalnya si ibu sudah membawa anak nya ke posyandu atau puskesmas
untuk mengimunisasikan bayi
d) Pelayanan kebidanan
Kebidanan merupakan ilmu yang berbentuk dari sintesa berbagai disiplin
ilmu yang terikat dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu
keperawatan, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat
untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra kosepsi, masa
hamil, ibu bersalin, masa post partum dan bayi baru lahir.
Pelayanan kebidanan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.
Layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga kecil dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah : individu, keluarga dan masyarakat
yang meliputi upaya preventif, kuratif dan rehabilitative.
e) Keturunan
Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang
sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat, sehingga pandangan bidan terhadap
keturunan sangat penting. Agar bayi yang dilahirkan oleh ibu nantinya sehat maka
4

ibu dalam proses kehamilannya harus sehat dalam arti sehat fisik maupun
kejiwaan serta lingkungannya.
Upaya yang dilakukan oleh bidan agar ibu tetap sehat seperti yang
dijelaskan diatas bidan melakukan penyuluhan kepada wanita agar selama kurun
waktu reproduksi wanita selalu menjaga kesehatan dengan kebiasaan seperti
mengkonsumsi menu gizi yang seimbang, tidak mengkonsumsi alcohol dan
rokok, biasakan istirahat yang cukup, selama kehamilan melakukan control ke
tenaga kesehatan dan bersalin pada tenaga kesehatan yang terlatih contohmya
bidan.
3. Macam macam asuhan kebidanan
a. Pelayanan kebidanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan.
b. Pelayanan kebidanan kolaborasi, adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai
salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
c. Pelayanan kebidanan rujukan , adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke system pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.

C. FILOSOFI BIDAN DAN BODY OF KNOWLEDGE


a. Pengertian filosofi kebidanan
Filosofi kebidanan merupakan keyakinan/pandangan hidup bidan yang
digunakan sebagai kerangka fikiran dalam memberikan asuhan kepada klien, yaitu :
1. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah, namun tetap
waspada.
2. Keyakinan tentang perempuan
bidan yakin bahwa setiap perempuan merupakan pribadi yang unik, tidak sama
baik fisik, emosional, spiritual, dan budayanya. Dia punya hak untuk mengontrol
dirinya, keinginan, harapan, dan kebutuhannya patut dihormati.
3. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya
fungsi utama dari asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan janin dan
ibunya. Bidan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi klien dan
keluarganya. Proses fisiologi normal harus dihargai dan dipertahankan bila
bermasalah gunakan teknologi tepat guna dan rujuk bila perlu.
4. Keyakinan tentang pemberdayaan dan membuat keputusan
5

bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan terhadap perempuan patut
dihormati. Keputusan merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan,
keluarga dan pemberi asuhan. Perempuan punya hak untuk memilih dan
memutuskan tentang pemberi asuhan dan tempat melahirkan.
5. Keyakinan tentang asuhan
bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan
peningkatan. Bidan yakin bahwa kesehatan secara menyeluruh, meliputi
pemberian informasi yang relevan dan objektif, konseling serta memfasilitasi
klien yang menjadi tanggung jawabnya. Asuhan harus diberikan dengan
keyakinan bahwa dengan dukungan dan perhatian, perempuan akan bersalin
dengan aman dan selamat. Oleh karena itu asuhan kebidanan harus aman,
memuaskan, menghormati dan memberdayakan perempuan dan keluarganya.

6. Keyakinan Tentang Kolaborasi Dan Kemitraan


Bidan yakin bahwa dalam memberikan asuhan tetap mempertahankan,
mendukung dan menghargai proses fisiologis, intervensi dan penggunaan
teknologi dalam asuhan hanya atas indikasi, rujukan yang efektif dilakukan untuk
menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya. Bidan adalah praktisi mandiri, bekerja
sama mengembangkan kemitraan dengan anggota tim kesehatan lainnya.
7. Keyakinan Tentang Fungsi Profesi Dan Manfaatnya
Bidan yakin bahwa dalam mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan dan
pemberdayaan perempuan serta tim kesehatan lainnya selama memberikan asuhan
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Asuhan, dukungan, bimbingan serta
kepedulian kepada klien dalam membantu mengatasi masalah kesehatan
reproduksinya dilakukan secara berkesinambungan
b. Prinsip Dasar Filosofi Kebidanan
1. Hubungan antara ibu dan bidan adalah dasar dalam memberikan asuhan yang
2.
3.
4.
5.
6.
7.

baik.
Ibu adalah fokus dalam memberikan asuhan.
Memberikan pilihan pada ibu untuk melahirkan.
Menggunakan seluruh ketrampilan bidan.
Asuhan yang berkesinambungan.
Asuhan dasar komunitas.
Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan.
6

8. Memberikan asuhan yang ramah kepada ibu dan bayinya.


c. Filosofi Asuhan Kebidanan
1. Memperhatikan keamanan klien ( safety )
2. Memperhatikan kepuasan klien ( satisfying )
3. Menghormati martabat manusia dan self determination
4. Menghormati akan perbedaan kultur dan etik ( respecting cultural and ethic
divercity )
5. Berpusat pada konteks keluarga ( family centered )
6. Berorientasi pada promosi kesehatan ( health promotion )
d.

Nilai Dan Kepercayaan Kebidanan


1. Respek terhadap individu dan kehidupannya
2. Fokus pada wanita dalam proses childbirth
3. Keterpaduan yang merefleksikan kejujuran dan prinsip moral
4. Keadilan dan kebenaran
5. Menerapkan proses dan prinsip demokrasi
6. Pengembangan diri di ambil dari pengalaman hidup dan prosespendidikan
7. Pendidikan kebidanan merupakan dasar dari praktik kebidanan
e. Kepercayaan Yang Harus Dipegang Oleh Profesi Kebidanan
1. Setiap ibu adalah individu yang memiliki hak, kebutuhan, harapan dan keinginan.
2. Adanya profesi kebidanan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi kondisi
kehamilan dan
3. Pelayanan yang diberikan pada wanita dan keluarganya pada proses persalinan
4. Kesehatan yang akan datang tergantung pada kualitas asuhan yang diberikan pada
calon ibu,
5. calon ayah dan bayi.
6. Ibu dan bayi membutuhkan sesuatu yang bernilai sesuai dengan kebutuhannya.
f. Body of Knowledge
Disiplin keilmuan kebidanan mempunyai karekteristik dan spesifikasi baik objek
formal maupun objek material. Objek formal dari disiplin ilmu kebidanan adalah
mempertahankan status kesehatan reproduksi termasuk kesejahteraan wanita sejak
lahir sampai masa tuanya ( menopause ) termasuk berbagai implikasi dalam siklus
kehidupannya. Objek material dari disiplin ilmu kebidanan adalah janin, bayi baru
7

lahir dan anak di bawah lima tahun ( balita ) dan wanita secara utuh atau holistik
dalam siklus kehidupannya ( kanak kanak, pra-remaja, remaja, dewasa muda,
dewasa, lansia dini dan lansia lanjut ) yang berfokus pada kesehatan reproduksi.
Berdasarkan pemikiran dasar objek formal dan objek material disusunlah tubuh
pengetahuan kebidanan ( body of midwifery knowledge ) yang dikelompokkan
menjadi empat yaitu :
1. Ilmu Dasar
Antara lain anatomi, fisiologi, mikrobiologi dan parasitologi, patofisiologi, fisika
dan biokimia.
2. Ilmu Ilmu Sosial
Antara lain pancasila dan wawasan nusantara, bahasa indonesia, bahasa inggris,
sosiologi, antropologi, psikologi, administrasi dan kepemimpinan, ilmu
komunikasi, humaniora dan pendidikan ( prinsip belajar dan mengajar ).
3. Ilmu Terapan
Kedokteran,
farmakologi,
epidemiologi,
statistik,
teknik
kesehatan
dasar/keperawatan dasar, paradigma sehat, ilmu gizi, hukum kesehatan, kesehatan
masyarakat, metode riset.
4. Ilmu Kebidanan
Dasar-dasar kebidanan ( perkembangan kebidanan, registrasi dan organisasi
profesidan peran serta fungsi bidan ), teori dan model konseptual kebidanan,
siklus kehidupan wanita, etika dan etiket kebidanan, pengantar kebidanan
profesional ( konsep kebidanan, definisi dan lingkup kebidanan dan menejemen
kebidanan ), teknik dan prosedur kebidanan, asuhan kebidanan dalam kaitan
kesehatan reproduksi ( berdasarkan siklus kehidupan manusia dan wanita ),
tingkat dan jenis pelayanan kebidanan, legislasi kebidanan dan praktek klinik
kebidanan.
D. MODEL MODEL ASUHAN KEBIDANAN
1) Pengertian Model Askeb
Adalah suatu bentuk pedoman / acuan yang merupakan kerangka kerja seoang
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut
bidan (filosofi asuhan kebidanan ) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam
paradigm kesehatan (manusia, perilaku, lingkungan & kesehatan)
2) Macam-macam model asuhan kebidanan
a. Medical Model
Merupakan fondasi dari praktek-praktek kebidanan yang sudah meresap di
masyarakat Meliputi proses penyakit, pemberian tindakan dan komplikasi dari
8

penyakit/ tindakan Konsekuensi, jika medical model digunakan dalam praktek


kebidanan :
Medical Model

Model Kebidanan

Orientasi pada penyakit X filosofi

asuhan kebidanan

Orientasi

pada

manusia

sehat

mengikuti proses alamiah

Manusia (bidan) sebagai control

terhadap alam (mempercepat proses

Holistik approach (bio psiko sosio


cultrul spirit)

seharusnya dapat berjalan secara


alamiah)

Memahami individu dari bio dan

Orientasi sehat

Keduanya saling mempengaruhi

Komprehensif

body mekaniknya saja

Bidan beororientasi pada pengobatan


penyakit manusia dipisahkan dari
lingkungan

dimana

kesehatan

individu lebih diprioritaskan daripada


kesehatan masyarakat

Adanya

spesialis

mengutamakan

high

asuhan,
teknologi

dokter sebagai control peran pasien


pasif

informasi

pasiennya

terbatas

kepada

intervensi

pasien

meminimalis
sebagai

objek

mencakup lingkungan
Kondisi fisiologis

b. Model sehat untuk semua (Health For All) Diproklamirkan oleh WHO sejak tahun
1978 Fokus pada wanita, keluarga dan masyarakat.
Pelaksanaan adalah bidan di komunitas 5 tema dalam HFA :
1. Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan
2. Bentuk Yankes adalah kesehatan & pencegahan penyakit
3. Partisipasi masyarakat
4. Adanya kerjasama antar tim kesehatan
5. Berfokus pada Yankes Primer.
Model HFA dan definisi PHC 5 Konsep WHO 1998 :
1. Yankes bagi masyarakat secara keseluruhan sesuai kebutuhan
9

2.
3.
4.
5.

Yankes meliputi promotive, prefentif, curative dan rehabilitative


Yankes harus efektif dan dapat diterima secara cultural
Masyarakat terlibat dalam yankes
Adanya kolaborasi linsek model partisipasi adalah adanya pertisipasi ibu
dalam interaksinya dengan bidan pada tingkat individual maupun tingkat

masyarakat
c. Model partisipasi
Model partisipasi adalah adanya prtisipasi ibu dalam interaksinya dengan
bidan pada tingkat individual maupun tingkat masyarakat.
Kunci aspek partisipasi pasien meliputi :
1. Bantuan diri : pasien yang aktif terlibat dalam asuhan
2. Tidak medikalisasi dan tidak professional.
3. Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making
Tingkatkan partisipasi :
TK I : menerima pelayanan secara pasif
TK II : partisipasi aktif dengan rencana-rencana kesehatan yang jelas misalnya
bertanya / mengajak diskusi
TK III : berpatisiasi dalam pelaksanaan program kesehatan
TK IV : berpatisipasi dalam program pengawasan dan evaluasi
TK V : berpatisipasi dalam perencanaan program
d. model mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan
Sesuai filosofi bidan, dengan memandang kenormalan dari bumil, bulin,
bufas dan lain-lain maka mengkaji kebutuhan normal untuk mencegah
komplikasi sangat diperlukan.
Model ini membutuhkan :
1) Pendekatan
2) Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga
3) Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yang diharapkan dll)
4) Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana tindakan
5) Alternative tindakan dll
Unit komponen dalam model ini:
1) Ibu dan keluarga (banyak variasi : norma patriakal, single parent, cerai dll)
2) Konsep kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)
3) Partnership (kerjasama dengan klien, keluarga maupun tim nakes)
4) Faktor kedekatan dan keterbukaan (menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan, pengharapan, kepercayaan, dan perekanan)
e. Model menolong bagi bidan di ruang kebidanan
1) Pemberian informasi (dengan komunikasi yang baik)
2) Pemberian pilihan dan control (dilibatkan dalm decision making)
3) Penerimaan klien saat bersalin (komunikasi yang baik)
4) Kesadaran diri sendiri (kekuatan dan kelemahan)
g. Model sistem maternitas di komunitas
10

Bidan yang memberikan asuhan di komunitas akan melakukan rujukan


Bila menemukan adanya maslaah, akan melanjutkan asuhannya setelah dikirim
kembali ke bidan.
Macam-macam asuhan kebidanan:
1) Asuhan kebidanan pada ibu hamil
2) Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
3) Asuhan kebidanan pada ibu nifas
4) Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
5) Asuhan kebidanan pada neonates dan balita (sehat/sakit)
6) Asuhan kebidanan pada pelayanan KB
7) Asuhan kebidanan pada gangguan system reproduksi
E. Patnership Bidan dan Perempuan dalam Pelayanan Kebidanan
1. Women Centered Care
Sasaran pelayanan kebidanan adalah masyarakat khususnya perempuan yang
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan, pelayanan
kebidanan dapat dibedakan menjadi :
Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan.
Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
timyang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke sistem layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang
dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong
persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan
kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal atau meningkatkan keamanan
dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
Adapun pelayanan dan penyuluhan yang diberikan adalah masalah kesehatan
untuk bayi dan balita, kesehatan untuk ibu hamil, kesehatan untuk ibu menyusui,
kesehatan untuk keluarga, kesehatan reproduksi wanita usia subur, kesehatan
reproduksi wanita usia lanjut, dan kesehatan reproduksi tingkat remaja.
Kesadaran kaum perempuan yang semakin meningkat tentu akan membuat
mereka hidup lebih berkualitas. Lebih lanjut, masyarakat berharap kegiatan
11

penyuluhan tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan dapat berkesinambungan.


Harapan itu terpenuhi dengan dibangunnya TBK oleh BKM melalui program P4,
yang kemudian digunakan sebagai tempat belajar bersama untuk meningkatkan
berbagai pengetahuan masyarakat melalui diskusi bersama dan peningkatan
keterampilan lainnya.
Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
perempuan sebagaimana mereka inginkan, serta mengetahui bahwa kebutuhankebutuhan ini sangat beragam dan saling terkait satu dengan yang lain. Hak
Reproduksi maupun akses untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
adalah penting, sehingga perempuan dapat:
Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat, terbebas dari
penyakit, kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan, kesakitan, atau kematian yang
berhubungan dengan reproduksi dan seksualitas
Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan keinginannya,
menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, dan menjaga kehamilan sampai
waktu persalinan
Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti juga ketika mereka
menginginkan kesehatan bagi dirinya sendiri
2. Continuity of Care
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang
semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang
berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik
mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan.Upaya tersebut haruslah
secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi
dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
Siklus hidup reproduksi merupakan permasalahan yang tidak ditangani dapat
berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup
dikenal lima tahap, yaitu :
1. konsepsi
2. bayi dan Anak
12

3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
Pemeriksaan kehamilan yang berkualitas, pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, kunjungan pasca melahirkan, penyuluhan kesehatan ASI, KB dan lain-lain.
Pelayanan berkesinambungan dalam daur kehidupan wanita. No Periode Contoh
Pencegahan dan promosi kesehatan Masalah/Tindakan
1) PraKonsepsi - Pengenalan dini riwayat infeksi toksoplasma, Rubella, Sitomegalo
Virus, herpes,dll. - Pemeriksaan imunologis dan terapi.
2) Konsepsi - Pengenalan dini kelainan genetik (keturunan) dll. - Pemeriksaan
sitogenetik, tindakan korektif intra uterin (perbaikan dalam kandungan) dll.
3) PraKelahiran (1- 40 mgg) - Pengenalan dini malformasi (kesalahan bentuk) dalam
perkembangan janin. - Pemeriksaan Ultrasonografi, Terminasi Kehamilan.
4) PraPubertas (0bln12 bln) - Pencegahan infeksi kekurangan kalori, protein,
mineral, dan vitamin, -Imunisasi, perbaikan gizi, - Pembinaan kebugaran jasmani.
5) Pubertas/remaja (13th-20th) - Penkes tentang penyakit seksual menular dan
kehamilan. - Komunikasi, Informasi dan edukasi Agama, etika dan moral serta
pendidikan seks.
6) Reproduksi - Pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan
persalinan aman - Penggunaan kontrasepsi rasional, perawatan antenatal,
pemberian ASI.
7) Enopouse (45th-55th) - Deteksi dini keganasan (kanker) alat kelamin dalam
(genitalia interna).- Tes Paps, biopsi dan kurtase.
8) Pasca Menopouse (50th-65th) - Deteksi dini osteoporosis (rapuh tulang) penyakit
jantung koroner. -Terapi hormonal,gizi.
9) Lansia (senium) - Penurunan fungsi fisiologis/fisik yang berat - Gizi cukup.
3. Empowerment Woman
Pada bulan September 1994 di Kairo, 184 negara berkumpul untuk
merencanakan suatu kesetaraan antara kehidupan manusia dan sumber daya yang ada.
Untuk

pertama

kalinya,

perjanjian

internasional

mengenai

kependudukan

memfokuskan kesehatan reproduksi dan hak-hak perempuan sebagai tema sentral.


Konferensi Internasional ini menyetujui bahwa secara umum akses terhadap
pelayanan kesehatan reproduksi harus dapat diwujudkan sampai tahun 2015.
Tantangan yang dihadapi para pembuat kebijakan, pelaksana-pelaksana program serta
para advokator adalah mengajak pemerintah, lembaga donor dan kelompok-kelompok
13

perempuan serta organisasi nonpemerintah lainnya untuk menjamin bahwa perjanjian


yang telah dibuat tersebut di Kairo secara penuh dapat diterapkan di masing-masing
negara.
Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan perempuan dan laki-laki berhubungan dengan masalah seksualitas dan
penjarangan kehamilan. Tujuan dari program-program yang terkait serta konfigurasi
dari pelayanan tersebut harus menyeluruh, dan mengacu kepada program Keluarga
Berencana (KB) yang konvensional serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Komponen yang termasuk di dalam kesehatan reproduksi adalah:
1. Konseling tentang seksualitas, kehamilan, alat kontrasepsi, aborsi, infertilitas,
infeksi dan penyakit
2. Pendidikan seksualitas dan jender;
3. Pencegahan, skrining dan pengobatan infeksi saluran reproduksi, penyakit
menular seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS dan masalah kebidanan lainnya.
4. Pemberian informasi yang benar sehingga secara sukarela memilih alat
kontrasepsi yang ada
5. Pencegahan dan pengobatan infertilitas;
6. Pelayanan aborsi yang aman;
7. Pelayanan kehamilan, persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan pasca
kelahiran; dan
8. Pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak-anak.
Kualitas pelayanan merupakan prioritas dan ini harus didukung dengan:
1. Menerapkan metode yang kompeten dengan standar yang tinggi (maintaining
high standards of technical competence).
2. Melayani klien dengan rasa hormat dan bersahabat
3. Merancang pelayanan agar dapat memenuhi kebutuhan klien; dan
4. Menyediakan pelayanan lanjutan.
Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan

Pembangunan

memperkirakan bahwa setiap tahun diperlukan dana sekitar US$17 juta sampai tahun
2000 untuk menyediakan pelayanan kesehatan reproduksi di negara-negara miskin
yang dapat diakses secara umum. Yang termasuk di dalam hak reproduksi adalah:
Hak semua pasangan dan individual untuk memutuskan dan bertanggung jawab
terhadap jumlah, jeda dan waktu untuk mempunyai anak serta hak atas informasi
yang berkaitan dengan hal tersebut;
Hak untuk mendapatkan kehidupan seksual dan kesehatan reproduksi yang
terbaik serta hak untuk mendapatkan pelayanan dan informasi agar hal tersebut
dapat terwujud.
14

Hak untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan reproduksi yang bebas

dari diskriminasi, pemaksaan dan kekerasan.


Hak hidup
Hak menikah
Hak hamil atau tidak hamil
Hak seksualitas
Hak menggunakan kontrasepsi
Hak terbebas dari PMS
Mendapat informasi & pelayanan yang berkualitas dengan memodifikasi program

KB dan program kesehatan lainnya agar dapat :


Memperluas jangkauan pelayanan terhadap perempuan yang mempunyai
kebutuhan akan hal-hal yang berkaitan dengan masalah reproduksi dan kesehatan
seksual;
Secara intensif

melatih

dan

memberikan

supervisi

kepada

staf

dan

memberlakukan sistem-sistem yang memberikan kualitas pelayanan yang baik,


tidak hanya terpaku kepada jumlah klien yang dapat dilayani;
Merancang pelayanan yang menjaga hak-hak perempuan dan mendorong
pemberdayaannya;
Menyediakan informasi dan pelayanan terhadap perempuan yang lebih muda atau
lebih tua dari usia reproduksi, tanpa melihat status perkawinannya;
Mendorong dan mendukung peran laki-laki untuk ikut ambil bagian dalam
pembagian tanggung jawab terhadap tingkah laku seksual dan reproduksinya,
masa kehamilan, kesehatan ibu dan anak, penjarangan kehamilan, infeksi PMS
dan HIV/AIDS serta kekerasan; dan
Mendukung penelitian untuk mengisi kesenjangan terhadap pengetahuan yang
berkaitan dengan masalah teknologi dan pelayanan termasuk di dalamnya adalah
microbicides, metode-metode untuk men-diagnosa PMS, pengobatan PMS yang
terjangkau serta pelayanan kegawatdaruratan kebidanan.
Beberapa prinsip yang harus digaris bawahi adalah:
Program-program dan pelayanan harus dirancang sesuai dengan kondisi-kondisi
yang ada dan menjamin bahwa pelayanan ini dapat dimanfaatkan dan dijangkau
oleh seluruh perempuan;
Rancangan program dan penerapannya harus melibatkan perempuan dari berbagai
latar-belakang; dan

15

Program harus mendukung baik laki-laki maupun perempuan dalam hal


pembagian tanggung jawab dari tingkah laku seksual, masa subur, dan
kesehatannya serta keberadaan pasangan dan anak-anaknya.
Hak-hak Reproduksi dapat Terjamin
Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan
pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya terpenuhi
Hukum-hukum dan kebijakan-kebijakan harus dibuat dan dijalankan untuk
mencegah diskriminasi, pemaksaan dan kekerasan yang berhubungan dengan
sekualitas dan masalah reproduksi; dan
Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk mengetahui haknya,
mendorong agar pemerintah dapat melindungi hak-hak ini serta membangun
dukungan atas hak-hak tersebut melalui pendidikan dan advokasi. Konsep-konsep
kesehatan reproduksi dan uraian hak-hak perempuan ini diambil dari hasil kerja
International Womens Health Advocates Worldwide.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bidan adalah : seseorang yang
telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta
memperoleh kualifikasi dan di beri izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri
itu.
Seorang bidan mengenal filosofi yang merupakan keyakinan didalam dirinya
bahwa manusia adalah bio, psiko, sosio cultural dan spiritual yang unik dan merupakan
satu kesatuan jasmani dan rohani.
Adapun pelayanan dan penyuluhan yang diberikan adalah masalah kesehatan
untuk bayi dan balita, kesehatan untuk ibu hamil, kesehatan untuk ibu menyusui,
16

kesehatan untuk keluarga, kesehatan reproduksi wanita usia subur, kesehatan reproduksi
wanita usia lanjut, dan kesehatan reproduksi tingkat remaja.
B. SARAN
Diharapkan dari pembahasan diatas sebagai seorang bidan ke depannya bisa lebih
baik lagi dalam memberikan pelayanan sehingga dapat memberikan asuhan secara tepat,
merata dan mendeteksi komplikasi secara dini sehingga sehingga dapat ditangani secara
cepat dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Nurrobikha, Buku Ajar Konsep Kebidanan: Yogyakarta Deepublish, Agustus 2015.
http://ardilla-org.over-blog.com/2014/11/filosofi-bidan-dan-body-midwiferyknowladge.html
http://celebrat2002.blogspot.co.id/2009/02/partnership-bidan-dan-perempuandalam.html

http://riezqymegarezky.blogspot.co.id//2011/12/makalah-mode-model-asuhan-dan-women

17

Anda mungkin juga menyukai