Akmal Budi Septian - 2110038 - LKM VISKOSITAS
Akmal Budi Septian - 2110038 - LKM VISKOSITAS
Akmal Budi Septian - 2110038 - LKM VISKOSITAS
VISKOSITAS
Nim : 2110038
Dimana Fs merupakan gaya gesek yang disebabkan oleh viscositas fluida (N)
, viskositas fluida (poise), r jari-jari bola (m) dan v adalah kecepatan gerak benda
(m/s). Kita dapat menentukan nilai viskositas fluida dengan cara mengalirkan fluida
atau memasukkan benda kedalam fluida.
Jika sebuah benda berbentuk bola bergerak jatuh dalam suatu fluida
kental, kecepatannya akan bertambah karena pengaruh gravitasi bumi yang
lebih besar dari pada kedua gaya penghambatnya (Fa + Fgesek). Percepatan
bola secara berangsur-angsur akan berkurang karena pengaruh perubahan
Fgesek yang semakin besar seiring dengan semakin besarnya kecepatan bola
hingga resultan gaya yang bekerja pada bola sama dengan nol. Tepat
sehingga mencapai kecepatan terbesar yang tetap (kecepatan terminal).
∑ 𝐹 = 0 (persamaan 7 )
𝐹𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 + 𝐹𝑎 − 𝑊 = 0 → 𝐹𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 = 𝑚𝑔 − 𝐹𝑎 →
6πr𝜇𝑣𝑡𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 = 𝜌𝑏 𝑉𝑏 − 𝜌𝑉𝑓 𝑔 ( persamaan 8 )
𝜌𝑏 𝑉𝑏 − 𝜌𝑉𝑓 𝑔
Sehingga, 𝑣𝑡𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 = ( persamaan 9 )
6πr𝜇
2𝑟 2𝑔(𝜌𝑏 −𝜌𝑓 )
Sehingga , 𝜇 = ( persamaan 11 )
9𝑣𝑡𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
Sehingga didapat untuk variable bebas adalah waktu (t), massa jenis (𝜌),
massa benda (𝑚), volume benda (𝑉), dan jari-jari benda (𝑟). Untuk variable
terikat didapat yaitu gaya gesek benda (𝐹𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 ), kecepatan terminal benda
(𝑣𝑡𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 ), dan gaya berat benda (𝑤).
1
b. Grafik dengan bola bervariasi {𝑡 = 𝑓 (𝑟 2)}
Tabel 2. 0.4 7
0,5 4
r (m) t (s) 0,6 2,78
0.2 25 0,7 2,04
0.3 11,11 0,8 1,56
𝟏
Grafik 2. f (𝒓𝟐 ) terhadap waktu t (s).
Nilai-Y
30
25
20
15
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
-5
1
Untuk grafik waktu t (s) terhadap 𝑓(𝑟 2) yaitu
9𝜂𝑦 2𝑡𝑟 2 𝑔(𝜌−𝜌0 )
𝑡 = 2𝑟 2𝑔(𝜌−𝜌 ) maka 𝜂 = dapat diperkirakan bahwa
0 9𝑦
𝑡 2𝑡𝑎𝑛𝜃(𝜌−𝜌0 )
𝜂 ∼ 𝑡𝑟 2 ∼ 1 ∼ (𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 ), jadi 𝜂 = 9𝑦
𝑟2
1. Suhu fluida berpengaruh terhadap nilai kekentalan dari fluida itu sendiri,
ketika suhu rendah, kekentalan fluida akan semakin besar, dan ketika suhu
tinggi kekentalan semakin berkurang.
2. Keadaan fluida berpengaruh terhadap nilai kekentalan. Fluida yang kami
gunakan dalam hal ini sudah tidak homogen lagi sehingga koefisien fluida
tidak sama dengan literatur.
3. Benda(bola pejal) tidak bulat sempurna sehingga luar permukaan yang
bergesekan dengan fluida berbeda-beda.
4. Kesalahan paralaks dalam menghitung diameter bola pejal/ mengukur
diameter benda melalui mikrometerskrup.
5. Gerakan GLB pada bola pejal sulit teramati karena warna oli yang gelap.
6. Pada jarak antara karet relatif besar maka GLB sulit tercapai karena GLB
itu perpotongan dari GLBB.
Kesimpulannya :
Setiap percobaan membang selalu menimbulkan berbagai variasi hasil
dan nilai yang berbeda, sehingga hal ini bisa menjadi acuan satu sama lain
untuk mengkoreksi berbagai percobaan mana yang betul dan salah.