Bandul Fisis
Bandul Fisis
Bandul Fisis
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bandul fisis sangat bermanfaat bagi manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari dan membantu pekerjaan manusia. Misalnya pada jam dinding yang menggunakan
konsep bandul fisis, ayunan yang terdapat di taman kanak-kanak sebagai permainan anak-
anak, timah kecil yang ditahan oleh tali pada tempat pengukuran tanah, dan masih banyak
contoh lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan eksperimen tentang
bandul fisis untuk menganalisis hubungan antara panjang ujung atas bandul ke poros dan
sudut simpangan terhadap periode nilai percepatan gravitasi melalui percobaan.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh panjang ujung atas bandul ke poros bandul (ℎ) terhadap periode
getaran dan percepatan gravitasi ?
2. Bagaimana pengaruh sudut simpangan terhadap periode getaran dan percepatan
gravitasi ?
3. Tujuan
1. Menganalisis pengaruh panjang ujung atas bandul ke poros (ℎ) terhadap periode getaran
dan percepatan gravitasi.
2. Menganalisis pengaruh sudut simpangan terhadap periode getarandan percepatan
gravitasi .
BAB II
LANDASAN TEORI
Sebuah benda tegar yang digantung dari suatu titik yang bukan merupakan pusat massanya akan
berosilasi ketika disimpangkan dari posisi kesetimbangannya. Sistem seperti ini disebut dengan bandul
fisis. Bandul fisis atau juga bisa disebut ayunan fisis adalah ayunan yang paling sering dijumpai, karena
pada ayunan ini massa benda tegar bergantung tidak diabaikan seperti halnya pada ayunan matematis.
Bandul fisis terdiri dari 1 benda tegar sebagai penggantung dan beban yang berbentuk silinder.
Jika sebuah benda melakukan gerak rotasi, maka hubungan antara momen gaya dengan
percepatan sudut dapat ditulis dengan rumus 𝜏 = 𝐼α. Persamaan tersebut merupakan hukum II Newton
𝑑2 𝜃
untuk suatu benda yang melakukan gerak rotasi. Oleh karena 𝛼 = , maka diperoleh
𝑑𝑡 2
𝑑2𝜃
𝜏=𝐼 … (1)
𝑑𝑡 2
Berdasarkan gambar 2.1, momen gaya dapat ditentukan dengan 𝜏 = −𝐹𝑙 Jika 𝐹 =
−(𝑚𝑔 𝑠𝑖𝑛 𝜃). Maka 𝜏 = −(𝑚𝑔 𝑠𝑖𝑛 𝜃)𝑙, dengan 𝑙 adalah panjang lengan gaya yang merupakan jarak
antara poros (0’) ke pusat massa ayunan (PM). 𝐼 adalah momen inersia ayunan terhadap sumbu ayunan,
dengan nilai 𝐼 = 𝑚𝑘 2 + 𝑚𝑙2 , dimana 𝑘 adalah jari jari girasi, 𝑙 adalah jarak antara poros ke pusat
massa, dan m adalah massa ayunan sehingga:
𝑑2𝜃
𝜏=𝐼 = −(𝑚𝑔 𝑠𝑖𝑛 𝜃)𝑙 … (2)
𝑑𝑡 2
Apabila ditinjau dari simpangan ayunan kecil (𝜃 → 0), maka 𝑠𝑖𝑛 𝜃 ≈ 𝜃. Dengan substitusi
akan diperoleh:
𝑑2𝜃 𝑔𝑙𝜃
2 + 2 = 0 … (3)
𝑑𝑡 𝑘 + 𝑙2
𝑑2 𝜃 𝑔𝑙 𝑘 2 +𝑙2
Persamaan tersebut identik dengan + 𝜔2 𝜃 = 0, sehingga 𝜔2 = dan 𝑇 = 2𝜋√
𝑑𝑡 2 𝑘 2 +𝑙2 𝑔𝑙
Apabila sudut yang dipakai sebesar (𝜃 ≫ 10°), maka persamaan di atas menjadi:
𝑑 2 𝜃 −𝑔𝑙 sin 𝜃
= 2 … (4)
𝑑𝑡 2 𝑘 + 𝑙2
𝑑 𝑑𝜃 −𝑔𝑙 sin 𝜃
𝑑𝜃 ( ) = 2 𝑑𝜃
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑘 + 𝑙2
𝑑𝜃 𝑑𝜃 −𝑔𝑙
∫ 𝑑( ) = 2 ∫ sin 𝜃 𝑑𝜃
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑘 + 𝑙2
1 𝑑𝜃 2 𝑔𝑙
( ) = 2 cos 𝜃 + 𝑐 … (5)
2 𝑑𝑡 𝑘 + 𝑙2
Dengan menerapkan kondisi awal dan menyelesaikan integral, akan didapatkan T dalam bentuk
𝜃
deret binomial dalam fungsi . Penerapan fungsi gamma menjadikan periode getaran dapat ditulis dalam
2
𝑘 2 + 𝑙2 1 2 2𝜃 1 2 3 2 4𝜃
𝑇 = 2𝜋 √ [1 + ( ) sin + ( ) ( ) sin + ⋯] … (6)
𝑔𝑙 2 2 2 4 2
Pada gambar 2.1, poros ayunan dapat diubah-ubah, sehingga panjang lengan gaya juga berubah.
Jika lubang ayunan pertama adalah O, dan poros ayunan adalah O’dengan h adalah jarak dari titik O ke
titik O’, maka 𝑙 = 𝐿 – ℎ.
Dengan L adalah jarak dari lubang pertama ke pusat massa, dan l adalah jarak poros ayunan ke
pusat massa.
𝑘 2 + (𝐿 − ℎ)2 1 2 𝜃0 1 2 3 2 𝜃0
𝑇 = 2𝜋√ [1 + ( ) sin2 + ( ) ( ) sin4 + ⋯] … (6)
𝑔(𝐿 − ℎ) 2 2 2 4 2
Apabila dicari hubungan antara panjang poros ayunan (ℎ) dengan periode kuadrat (𝑇 2 ) maka
diperkirakan grafiknya berbentuk garis linier.
Pada gambar 2.1 poros ayunan dapat diubah-ubah, sehingga panjang lengan gaya juga berubah.
Jika lubang ayunan pertama adalah O dan poros ayunan O’ dengan ℎ adalah jarak titik O ke O’, maka
𝑙 = 𝐿– ℎ
Persamaan T menjadi :
𝑘 2 + (𝐿 − ℎ)2 𝜋 1 𝜃0 9 𝜃0
𝑇 = 4√ [1 + ( ) sin2 + ( ) sin4 + ⋯] … (7)
𝑔(𝐿 − ℎ) 2 4 2 64 2
4𝜋2
Jika = 𝑎, maka tiga suku pertama diperoleh:
𝑔
𝑎𝑘 2 1 𝜃0 9 𝜃0 2
𝑇2 =[√ + 𝑎(𝐿 − ℎ)] [1 + ( ) sin 2 + ( ) sin 4 +] … (8)
(𝐿 − ℎ) 4 2 64 2
Jika hubungan 𝑇 2 sebagai fungsi ℎ Digambar, maka dapat digambarkan dengan grafik berikut:
𝑇2
𝑇 2 𝑚𝑖𝑛
ℎ
ℎ𝑚𝑖𝑛
𝑑𝑇 2
=0
𝑑ℎ
𝑑 𝑎𝑘 2
[ + 𝑎(𝐿 − ℎ)] = 0
𝑑ℎ (𝐿 − ℎ)
Maka, 𝑘 = (𝐿 – ℎ)
Pada saat h minimum, akan diperoleh ℎ𝑚𝑖𝑛 = 𝐿 – 𝑘. Sehingga nilai percepatan gravitasi 𝑔 pada nilai
𝑇 2 minimum menjadi:
2
8𝜋 2 𝑘 1 𝜃
2 0+(
9 𝜃
4 0 + ⋯] … (9)
𝑔= [1 + ( ) sin ) sin
𝑇 2 𝑚𝑖𝑛 4 2 64 2
BAB 3
METODE PENELITIAN
Percobaan 2
1. Variabel kontrol : Jarak ujung atas bandul ke poros bandul (m), Banyak
osilasi , Panjang batang (m)
4. Variabel manipulasi : Sudut simpangan (°)
5. Varabel respon : Waktu (s), Periode (s), Percepatan gravitasi (m⁄s 2 )
Percobaan 2
1. Memasang batang homogen pada poros yang ditentukan.
2. Mengukur jarak ujung atas bandul ke poros bandul (ℎ) dan mencatat panjangnya.
3. Mengatur sudut simpangan bandul menggunakan busur.
4. Melepaskan bandul bersamaan dengan menekan tombol mulai pada stopwatch.
5. Mencatat waktu tempuh selama 10 kali osilasi.
6. Melakukan pengulangan sebanyak 5 kali.
7. Mengulangi langkah-langkah di atas untuk sudut simpangan (𝜃) yang berbeda.