Modul 9 Tata Paragraf Bahasa Indonesia
Modul 9 Tata Paragraf Bahasa Indonesia
Modul 9 Tata Paragraf Bahasa Indonesia
BAHASA
INDONESIA
Tata Paragraf
Bahasa Indonesia
9
U001700008
BAHASA
MKCU NOFIA ANGELA, M.Pd
INDONESIA
Abstract Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada bab (1) Mampu memahami kegunaan
ini diharapkan mahasiswa dapat paragraf
memahami dan menggunakan (2) Mampu memahami berbagai
paragraf serta berbagai macam macam paragraf
paragraf dan syarat-syarat (3) Mampu memahami berbagai
pembentukan paragraf, letak kalimat syarat pembentukan paragraf
utama dan pola pengembangan (4) Mampu menentukan letak kalimat
paragraf. utama
(5) Mampu menentukan pola
pengembangan paragraf
BAB IX
TATA PARAGRAF
9.3 Indikator :
(1) Mampu menjelaskan pengertian paragraf
(2) Mampu menjelaskan kegunaan paragraf
(3) Mampu menjelaskan berbagai macam paragraf
(4) Mampu menjelaskan berbagai syarat pembentukan paragraf
(5) Kemampuan menentukan letak kalimat utama dalam paragraf
(6) Kemampuan menentukan pola pengembangan paragraf
Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut.1 Memang, sebuah paragraf dapat saja terdiri atas lebih dari
1Solihin, Hudori, K.A., dan Embay Sa’adah, Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta:Uhamka Press, 2003, 77.
Oleh karena itu, sebuah pikiran tidak cukup hanya dituangkan dalam sebuah kalimat, tetapi
perlu juga untuk dikembangkan, sehingga jadilah kumpulan kalimat tersebut dengan paragraf.
Paragraf merupakan unit keterampilan berbahasa pada taraf komposisi, yaitu kumpulan beberapa
kalimat yang secara bersama-sama mendukung satu kesatuan pikiran. Kesatuan pikiran ini
dijewantahkan dalam pokok pikiran serta beberapa pikiran penjelas dan diaktualisasikan dalam
kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Jadi, pada dasarnya, paragraf itu hanya terdiri atas dua
hal, yaitu isi dan bentuk. Yang dimaksud isi ialah pikiran, sedangkan bentuk adalah kalimat-kalimat
yang mendukung pikiran.2 Dari segi isi, paragraf mensyaratkan adanya kesatuan pikiran, sedangkan
dari segi bentuk mensyaratkan kepaduan.
Pengertian di atas menyiratkan bahwa sebuah paragraf itu harus mengandung pertalian yang
logis antarkalimatnya. Tidak akan ada satu pun kalimat di dalam sebuah paragraf yang tidak bertautan,
apalagi tidak bertautan dengan ide pokoknya. Ide pokok dalam sebuah paragraf sesungguhnya
merupakan sebuah keharusan. Persis dengan sebuah kalimat yang dituntut memiliki pesan pokok yang
harus disampaikan, sebuah paragraf juga mutlak harus memiliki ide utama atau pokok pikiran
tersebut. Tanpa ide pokok tersebut, sebuah kumpulan kalimat tidak dapat dianggap sebagai sebuah
paragraf. 3 Dengan adanya pertautan yang terjadi antara kalimat satu dengan kalimat lainnya itu
mengandaikan akan terjadinya kepaduan dan kesatuan yang membangun paragraf itu. Selain itu,
untuk memberi kejelasan dan pengembangan, paragraf juga mensyaratkan adanya kelengkapan.
Dari segi penglihatan, paragraf biasanya tampak sebagai penggalan naskah teks karena
biasanya baris pertama bertakuh atau berupa suatu unit yang dipisahkan dengan perbedaan spasi.
Kalimat pertama bertakuk ke dalam sebanyak lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya,
surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, seperti; makalah, skripsi, tesis, dan
3 R. Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Erlangga, 2009, 102.
Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai arti dan fungsi yang penting. Dengan
paragraf tersebut, pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut,
lengkap, menyatu, dan sempurna, sehingga bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai
dengan keinginan penulisnya. Lebih jauh daripada itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah
karangan, sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik, sehingga pembaca menjadi penuh
semangat. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan
pembacanya.5 Untuk itu, agar paragraf memiliki fungsi startegis, berikut kegunaan paragraf, yaitu; (1)
dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan
ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan, kemudian (2) dapat
menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti
ganti pikiran, (3) paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan
memudahkan pemahaman bagi pembacanya, dan (4) memudahkan pengembangan topik karangan
ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil, serta (5) dapat memudahkan pengendalian
variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.6
5
Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2010, 209.
Sebuah pikiran utama akan dikembangkan dengan beberapa pikiran pendukung, dan tiap
pikiran pendukung akan dikembangkan dengan beberapa pikiran penjelas. Sebuah paragraf terdiri dari
sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat pengembang. Kalimat utama menyampaikan pikiran
utama, dan kalimat penjelas menyampaikan pikiran penjelas. Salah satu cara untuk merangkai
kalimat-kalimat yang membangun paragraf itu ialah menempatkan kalimat utama pada awal paragraf
yang kemudian disusul dengan kalimat-kalimat pengembangnya.8 Hal tersebut dapat kita lakukan,
tentunya, setelah kita memberikan pengembangan yang memadai, yang kemudian ditutup dengan
kesimpulan.
Macam paragraf memang banyak ragamnya. Untuk membedakan antara yang satu dengan
lainnya, pembagian macam paragraf dapat dikelompokkan. Menurut posisi kalimat topiknya, paragraf
terdiri atas empat macam, yaitu; paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, dan
paragraf penuh kalimat topik. Menurut sifat isinya, paragraf dibedakan atas paragraf persuasi,
paragraf argumentasi, paragraf narasi, paragraf deskripsi, dan paragraf eskposisi, dan menurut
fungsinya dalam sebuah karangan, paragraf biasanya terbagi dalam tiga jenis atau tiga macam, yakni
paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup. 9 Karangan atau tulisan minimal
9
Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia:untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. (Jakarta:Diksi
Insan Mulia, 2009), hlm. 198.
Macam paragraf menurut fungsinya dalam sebuah karangan, terdiri atas; (1) paragraf
pembuka yaitu paragraf pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul
kemudian.11 Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca,
serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya.
Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan
rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Atau dapat juga dengan cara
memulai tulisan dengan peribahasa atau anekdot, dapat juga dengan cara membatasi arti dari pokok
atau subjek tulisan, dan menunjukkan betapa pentingnya subjek tulisan, membuat tantangan atas
suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang menarik, mengungkapkan
pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun yang pahit, menyatakan maksud dan tujuan
tulisan, memulai tulisan dengan pertanyaan. (2) Paragraf pengembang atau paragraf penghubung
adalah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dengan paragraf yang terakhir di dalam bab
atau anak bab.12 Paragraf ini membicarakan pokok penulisan yang dirancang. Paragraf pengembang
mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karenanya, antara paragraf yang satu
dengan paragraf berikutnya harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf dapat
11
E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:Sebagai Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:Akapress, 2008, 122.
Macam paragraf menurut sifat isinya/teknik pemaparannya, paragraf dibedakan atas paragraf
persuasi, paragraf argumentasi, paragraf narasi, paragraf deskripsi, dan paragraf eskposisi.
Pembedaan seperti tersebut tentunya bergantung pada maksud penulisnya dan tuntutan konteks
serta sifat informasi yang akan disampaikan. Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan
sebenarnya sudah cukup beralasan karena di awal sudah dinyatakan bahwa pekerjaan menyusun
paragraf adalah pekerjaan mengarang juga. Walaupun karangan yang berbentuk satu alinea
merupakan karangan sederhana, prinsip penulisannya sama dengan karangan kompleks, sama-sama
mempunyai topik, pendahuluan, uraian, dan penutup. 16 Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian
berikut ini;
Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang
paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang
lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan
bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang, dapat kita
temukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.
Paragraf ekspositoris/eksposisi, yaitu yang disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini
menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat
menggunakan perkembangan analisis kronologis/keruangan. 18 Atau singkatnya, ini merupakan
paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu, contoh;
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual
kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat
diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti
atau alasan yang mendukung. Paragraf ini sebenarnya juga dapat dimasukkan ke paragraf ekspositoris,
selain itu, paragraf argumentasi disebut juga paragraf persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk
atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan
pekembangan analisis.19, contoh:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka,
isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak
sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan
jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih
dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu
bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?
Wandasti Navely dilahirkan pada hari Sabtu Legi, tanggal 14 Maret 2009, pukul 13.40 WIB di Klinik
Mugi Rahardjo, Kepa Duri, Jakarta Barat. Saat ini usianya sudah tiga tahun empat bulan. Dia memiliki
banyak teman. Dia bersekolah di PAUD Melati Kemanggisan, Jakarta Barat. Setiap pagi, ketika akan
berangkat ke sekolah, dia selalu diantar oleh ayah dan ibunya. Banyak sekali acara ulang tahun di
sekolahnya itu. Selama bersekolah, Wandasti sudah pergi piknik sebanyak dua kali. Yang pertama
mengunjungi Kolam Renang Marcopollo di Bogor, pada hari Rabu, 18 April 2012, dan yang kedua ke
Ancol, pada hari Rabu, 13 Juni 2012. Wandasti merupakan nama yang berupa akronim dari “wanita
dambaan setiap insan” dan Navely yang berasal dari bahasa Rusia yaitu nasha vechnaya lyubov yang
dalam bahasa Indonesia adalah “cinta abadi kami”. Ini sebagai tanda bahwa seorang anak merupakan
perlambang keabadian cinta kasih kedua orang tuanya. Sejak usia 18 bulan, Wandasti sudah memiliki
alamat e-mail dan facebook, yaitu wandasti_navely_2009@yahoo.co.id. Para orang tua siswa di
sekolah tersebut ternyata saling berkirim kabar melalui jejaring sosial tersebut.
WAP (Wireless Application Protocol) adalah aplikasi yang mewujudkan impian mengakses
dunia informasi dan layanan terkini langsung dari ponsel Anda layaknya akses internet. Dengan
Ericcson R320S, salah satu ponsel pertama yang dilengkapi dengan WAP, Anda dengan cepat dapat
mengakses ke pusat data informasi dan layanan melalui situs WAP. Semuanya dapat dilakukan dari
telapak tangan Anda. Dengan dilengkapi fitur-fitur inovatif, dapat dikatakan ponsel tipis yang memiliki
berat 95 gr ini adalah sebuah kantor di dalam kantong Anda.
Paragraf persuasi banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang dewasa ini
marak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi umumnya
digunakan dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Berita di
dalam surat kabar sebagian besar memakai alinea ekpsosisi. Paragraf narasi sering dipakai dalam
karangan fiksi atau nonilmiah seperti novel dan cerpen, termasuk buku harian. Paragraf narasi tidak
dipantang digunakan dalam karangan ilmiah, misalnya, jika ada bagian karangan yang perlu disajikan
dengan gaya bercerita.
Untuk dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf yang baik dibutuhkan kesatuan, kepaduan,
termasuk kelengkaan paragraf. Untuk itu akan diuraikan ketiga hal tersebut; (1) Kesatuan, paragraf
hanya berisi satu ide pokok yang dalam pengungkapannya harus didukung oleh kalimat-kalimat, baik
sebagai kalimat utama maupun sebagai kalimat penjelas. Oleh sebab itu, semua kalimat yang
diungkapkan dalam paragraf merupakan jalinan yang membentuk ide pokok tersebut. Tidak boleh ada
satu kalimat yang tidak mendukung ide pokok.22 Kesatuan di sini juga bukan berarti ia hanya memuat
satu hal. Sebuah paragraf yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa
perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang sebuah
maksud tunggal atau tema tunggal. Maksud tunggal itulah yang ingin disampaikan oleh penulis dalam
paragraf itu.23 Karena fungsi paragraf untuk mengembangkan sebuah gagasan tunggal, tidak boleh
terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak mempunyai pertalian dengan maksud tunggal tadi.
Contoh paragraf dengan kesatuan pikiran;
1) Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. 2) Dengan kebebasan ini,
para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai dengan basis kompetensi siswa dan
lingkungannya. 3) Kondisi kebebasan tersebut menjadikan pembelajaran berlangsung secara alami,
penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk berkembang. 4) Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif,
kreatif, dan produktif. 5) Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa dapat melakukan berbagai
eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya. 6) Kreativitasnya
menjadi tidak terbendung.
Kemudian, (2) kepaduan, bahwa paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang satu
dengan yang lain tidak berhubungan. Paragraf dibangun oleh kalimat-kalimat yang saling mendukung
satu sama lain secara timbal balik. Agar hubungan tampak mesra dan kompak, kalimat-kalimat harus
dipadukan/disetailkan. Jadi, kepaduan menitikberatkan pada hubungan antara kalimat yang satu
dengan lainnya.25 Maka, kepaduan tersebut diwujudkan dalam pertautan antarkalimat yang dikenal
dengan sebutan paragraf. Istilah lain dari kepaduan paragraf adalah koherensi. Kepaduan yang baik
apabila kalimat-kalimat yang membina paragraf tersebut baik dan wajar, sehingga mudah dipahami
pembaca. Pembaca dapat dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis. Jadi, perpautan (koherensi)
membuat karangan terpadu, konsisten, dan terpahami. Perpautan tersebut akan dapat dicapai bila
ada jalinan dan ada peralihan yang jelas di antara kalimat dan perenggangan. 26 Namun, ada pula
kejadian yang berbeda dari perpautan, yang satu mengenai hubungan antarkalimat menurut nalar,
sedangkan yang lainnya menyangkut pengungkapan hubungan itu secara verbal.
Banyak orang Wionogiri pergi ke Jakarta (karena) kota itu disangka orang tempat yang dengan mudah
menyediakan mata pencaharian. (Tetapi), kenyataannya tidak seperti yang diimpikan orang.
Kepaduan paragraf dapat terjalin jika menggunakan repetisi, kata ganti, dan kata transisi.27
Berikut adalah contoh paragraf yang memiliki kepaduan dengan menggunakan repetisi;
Pada dasarnya, paru-paru membersihkan dirinya sendiri secara teratur untuk menjaga agar
pernafasan tetap berlangsung efisien. Dalam hal ini dinding paru-paru dilapisi oleh sel lendir yang
berfungsi menangkap zat-zat asing yang terhirup maupun virus, yang kemudian oleh bulu-bulu halus
zat-zat tersebut didorong keluar oleh paru-paru. Di sini batuk berperan membersihkan paru-paru dari
zat-zat tidak diperlukan tersebut, sehingga merupakan mekanisme perlindungan.
Berikutnya, (3) kelengkapan paragraf, bahwa paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-
kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Namun,
Kosakata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam
kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang-mengarang. Jumlah kosakata yang dimiliki
seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu, jumlah kosakata
yang dikuasai seseorang, juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak
konsep. Semakin banyak data yang dikuasai, semakin banyak pula pengetahuannya. Dengan demikian
seorang penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk mengungkapkan gagasan
yang ada dalam pikirannya.
Paragraf induktif merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Paragraf dimulai dengan
kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat utama. Paragraf ini biasanya bersifat induktif,
dari hal-hal yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum,30 contoh;
Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara
metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan
memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan
bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia merasa
lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah hanya berlangsung beberapa jam. Baik waktu istirahat
atau pun di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi
Paragraf campuran merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berkombinasi dengan
bagian awal paragraf (deduksi) dengan bagian akhir paragraf (induksi). Ide pokok mula-mula
dituangkan pada awal paragraf kemudian ditegaskan kembali pada akhir paragraf. Kalimat utama
paragraf campuran berarti ada dua kalimat. Kalimat-kalimat penjelas terletak pada kalimat kedua
hingga menjelang dituangkannya kalimat utama yang berada pada akhir paragraf,31 contoh;
Dunia manusia dihadapkan pada serentetan isi yang amat pelik. Rentetan isu tersebut yakni
pengadaan pangan bagi penduduk dunia yang terus bertambah, masalah kesempatan kerja, masalah
pendidikan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masalah-masalah ini akan terus
berkembang seirama dengan perkembangan zaman. Rentetan isu tersebut muncul di sana-sini, pada
waktu dan tempat yang berlainan.
Atau dengan kata lain bahwa paragraf campuran meletakkan kalimat pokok/kalimat utama di
awal paragraf dan di akhir paragraf. Pengulangan tersebut juga bertujuan untuk menegaskan kembali
kalimat utama/kalimat pokok, 32 contoh;
Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf
hidup. Petani yang berpendidikan cukup dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya
bercocok tanam hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani
yang berpendidikan cukup, mampu memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-
gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.
Paragraf deskriptif/naratif, yaitu paragraf yang juga sering disebut dengan paragraf tanpa
kalimat topik, yaitu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat yang kadang-kadang menyajikan
pikiran-pikiran yang setara, tidak ada pikiran yang lebih utama dari lainnya. Paragraf yang demikian
menyajikan kalimat-kalimat yang sama kedudukannya. Paragraf ini tidak memiliki pikiran utama dan
Pukul 07.00 Wandasti Navely sudah berada di kampus. Ia duduk sejenak di taman kampus
sambil tetap menggendong tas kuliahnya. Tidak terdengar suaranya. Lima menit kemudian, tiga
temannya telah datang di tempat yang sama. Masing-masing membuka tasnya dan mengeluarkan
beberapa buku dan alat tulisnya. Suasana sunyi. Lima menit kemudian mereka bersuara amat gaduh.
Mereka berdebat amat serius. Entah apa yang mereka perdebatkan. Sepuluh menit kemudian suasana
kembali sunyi. Mereka semuanya membaca dan menulis. Tiga puluh menit kemudian salah seorang
membacakan hasil akhir mereka. Setelah itu, mereka kembali berdiskusi dan seorang dari mereka
membacakan kembali hasil diskusinya. Terdengar sayup-sayup, mereka berucap alhamdulillah tugas
kelompok selesai.
Paragraf di atas tidak menunjukkan adanya kalimat topik. Namun, keberadaan gagasan utama
dapat dirasakan oleh pembaca, yaitu diskusi tugas kelompok mahasiswa. Paragraf yang tanpa kalimat
topik ini biasanya juga mengungkapkan proses yang disusun berdasarkan urutan waktu. Paragraf ini
jarang memiliki kalimat pokok atau kalimat utama yang bersifat umum,34 contoh;
Ada saatnya orang menutup mata dan mencoba meraba-raba jalan dalam kamar hendak
mengetahui bagaimana rasanya menjadi orang buta. Tidak banyak orang yang sanggup meneruskan
eksperimen itu terlalu lama. Perasaan tidak enak muncul dengan tiba-tiba; dorongan dan kebutuhan
yang kuat untuk melihat kembali terasa sangat mendesak dan dengan membuka matanya, sesuatu
yang lebih dari penglihatan pulih kembali, ia berhubungan dengan dunia.
Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama/kalimat topik, pada hakikatnya, kalimat
utama/kalimat topiknya menyebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut.
Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya akan jelas kalau diperinci dengan pikiran-pikiran
penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat dituang ke dalam satu kalimat penjelas atau lebih. Malahan ada
juga kemungkinan, dua pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas. Tetapi sebaliknya
sebuah pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf
Pertentangan
Paragraf yang dikembangkan dengan pertentangan, biasanya kalimat-kalimat yang terdapat dalam
paragraf tersebut menggunakan ungkapan seperti; berbeda dari, bertentangan dari, sedangkan, lain
halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari. 37
Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu (kronologis). Urutan
ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam satu
ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa,
perbuatan, atau tindakan.38
Pengembangan paragraf secara analogi lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu
yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan
sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik.39
Klasifikasi
Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik
dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitul; padahal, akibatnya, oleh
karena itu, dan karena.41
Klimaks-Antiklimaks
Pengembangan paragraf dengan pola klimaks, yaitu gagasan utama mula-mula diperinci dengan
sebuah gagasan pengembang yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-
angsur diikuti gagasan-gagasan lain sampai kepada gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau
kepentingannya. Variasi dari pola klimaks adalah antiklimaks. Pada pola ini penulis mulai dari suatu
gagasan atau topik yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian perlahan-lahan menurun
pada gagasan-gagasan yang lebih rendah sampai paling rendah.42
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan
dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan
Contoh-contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih
yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.44
Definisi Luas
Definisi adalah uraian pengertian. Definisi dapat berupa sinonim kata, definisi formal berupa kalimat,
dan definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu paragraf. Artinya,
ada definisi yang lebih luas yang terdiri dari beberapa paragraf, bahkan lebih panjang lagi, misalnya,
satu bab.45
Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi paragraf menguraikan suatu proses.
Proses merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan
sesuatu. Bila urutan atau tahap-tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus
menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya
berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin, misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan
proses peristiwa sejarah.46
Sudut Pandang
9.10 Ringkasan
Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut. Kegunaan paragraf, yaitu; (1) dapat mengekspresikan
gagasan secara tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian
kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan, kemudian (2) dapat menandai peralihan
gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran, (3)
paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman
bagi pembacanya, dan (4) memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit
pikiran yang lebih kecil, serta (5) dapat memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang
terdiri atas beberapa variabel.
Macam paragraf menurut posisi kalimat topiknya, paragraf terdiri atas empat macam, yaitu;
paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, dan paragraf penuh kalimat topik.
Menurut sifat isinya, paragraf dibedakan atas paragraf persuasi, paragraf argumentasi, paragraf
narasi, paragraf deskripsi, dan paragraf eskposisi, dan menurut fungsinya dalam sebuah karangan,
paragraf biasanya terbagi dalam tiga jenis atau tiga macam, yakni paragraf pembuka, paragraf
pengembang, dan paragraf penutup. Untuk dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf yang baik
dibutuhkan kesatuan, kepaduan, termasuk kelengkaan paragraf. Sebuah paragraf berdasarkan letak
kalimat utamanya digolongkan menjadi (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf
campuran, dan (4) paragraf deskriptif/naratif.
Daftar Pustaka
A, Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kencana Prenada
Media Group
Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi:Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:Akapress
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Jakarta:Grasindo.
Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi. 2010. Bahasa Indonesia untuk
Penulisan Karya Tulis Ilmiah:Mata Kuliah Wajib Pengembangan Kepribadian.
Yogyakarta:Media Perkasa.
Jakarta:Erlangga.
Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi:Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.
Grasindo:Jakarta.
Solihin, Hudori K.A., dan Embay Sa’adiah. 2003. Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta:Uhamka Press.