Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Praktikum Mikroskop

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

1

Kegiatan ke I

Mikroskop

A. Tujuan kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal bagian-bagian dari
mikroskop
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengunakan mikroskop dengan
benar
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara memelihara mikroskop .

B. Kajian Pustaka
Kata mikroskop berasal dari Bahasa Yunani, yaitu micros dan scopein.
Micros artinya kecil dan scopien artinya melihat. Jadi, secara Bahasa
mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang memperlajari benda kecil dengan
menggnakan alat ini disebut dengan mikroskopi, dan kata mikroskopik
berartisanagt kecil atau tidak terlihat oleh mata (Rahman, 2015:5).
Menurut Widyatmok (2008: 9) bagian-bagian mikroskop antara lain:
1. Lensa Okuler berfungsi sebagai kaca pembesar dan membatu bayangan
maya, tegak, dan diperbesar.
2. Lensa objktif berfungsi membentuk bayangan cahaya kedalam lubang
diafragma.
3. Diafragma berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya.
4. Cermin/reflector berfungsi memantulkan cahaya kedalam lubang
diafrgama
5. Meja objek berfungsi untuk meletakkan objek
2

6. Pemutar kasar berfungsi menggerakkan tabung ke atas dank ke bawah


dengan penggeser besar.
7. Pemutar halus berfungsi menggerakan tabung ke atas dan ke bawah
dengan penggeser halus.
8. Revolver berfungsi tempat lensa objektif yang akan digunakan.
9. Tabung berfungsi penghubung antara lensa objektif dan lensa okuler.
10. Penjepit objek berfungsi menjepit kaca objek supaya tidak bergeser.
11. Kaki mikroskop berfungsi menjaga mikroskop agar berdiri tegak.
12. Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan ketika mikroskop
diangkat dan dipindahkan.

Menurut tim penyusun UN MAULANA MALK IBRAHM (2006:1) kata


mikroskop berasal dari bahasas Yunani yaitu micros (kecil) dan scopein
(melihat). Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop menjadi salah satu alat yang
penting di laboratorium sains, khususnya biologi, untuk mengamati obyek
yang sangat kecil seperti sel. Jenis paling umumdari mikroskop dan yang
pertama diciptakan adalah mikroskop optik. Mikroskop ini merupakan alat
optik yang terdiri dari satu atau sebuah lensa yang memproduksi gambar yang
diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di titik focuk dari lensa tersebut.

Berdasarkan metode kerjanya, terdapat berbagi tipe mikroskop dengn


tujuan penggunaan dan kelengkapannya yang berbeda-beda, anatar lain:

1. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya yang juga biasa dikenal dengan sbeutan “ compound
light microscope” merupakan sebuah mikroskop yang menggunakan sumber
cahaya konvesional, sumber berasal dari cahay matahari yang dipantulkan
oleh suatu cermin datar atau cermin cekung yang terdapat dibawah kondesor.
3

Cermin tersebut yang akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondesor.
Sedangkan pada mikroskop cahaya yang lebih modern, sumber cahaya berasal
dari cahaya elektrik pengganti cahaya matahari. Mikroskop cahaya
mempunyai kemampuan perbesaran 1000x. Mikroskop ini memiliki bagian
kaki yang relatif berat dan kokoh serta, yaitu lensa objek, lensa okuler, dan
kondesor ( Sadina, 2012).
2. Mikroskop stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan
untuk benda berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran
7x hingga 30x dan benda yang diamati dapat terihat secara tiga dimensi.
Komponen utama mikroskop stereo hampi sama dengan mikroskop cahaya.
Lensa terdiri dari lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan
mikroskop stereo dan mikroskop cahaya antara lain:
1) Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi
benda yang kita amati.
2) Sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati.
Perbesaran lensa okuler biasanya 10x, sedangkan lensa obyektif
mengunakan sistem zoom denga perbesaran 0,7x hingga 3x, sehingga total
obyek maksimal 30x. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja
preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang
dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak
disamping tangaki mikroskop, sedangkan oengautr perbesaran terletak
datas pengatur fokus.
3. Mikroskop Elektron
Mikroskop electron memiliki perbesaran sampai 100.000x. Elektron
digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop electron mempunya dua tipe,
yaitu mikroskop elektron scanning atau scanning electron mricroscope (SEM)
dan mirkroskop transmission electron microscope (TEM). SEM digunakan
4

untuk studi detil arsitetur permukaan sel ( atau struktur renik lainnya), dan
obyek diamati secara tiga dimensi. Sedagkan TEM digunakan untuk
mengamati strukur detail internal sel. (Tim penyusun UNIVERSITAS TIDAR
2017:11-15).
Khusus untuk mikroskop cahaya, para sarjana telah beusaha
mengklasifikasikannya secara sitemmatis namun menemui suatu kesulitan.
Menurut Gabriel (1998: 180), berdasarkan kualitas dan kesempurnaan,
membagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1. Student microscope (mikroskop mahasiswa)
2. Clinical microscope (mikroskop kelinik)
3. Research microscope (mikoskop peneliti)
Menurut Gabriel ( 1999: 180 dan 195), berdasarkan konstruksi dan
kegunaan maka mikroskop cahaya dibagi menjadi:
1) Biological microscope/medical microscope (mikroskop biologi)
2) Stereo microscope/dissecting microscope (mikroscop stereo)
3) Metalurgical microscope (mikroskop metalurgi)
4) Photography microscope (mikroskop fotografi)

Menurut Gabriel (1999: 181), berdasarkan cahaya yang dilewati


mikroskop, maka mikroskop cahaya dibagi dalam:

a. Stereo microscope( mikroskop stereo)


b. Drak field microscope (mikroskop medan gelap)

Mikroskop jenis ini dibuat agar memperoleh latar belakang gelap (drak
ground). Spesimen/materi yang diamati disinari melalui kondensor khusus,
agar penyinaran menjadi miring. Bayangan materi akan bercahaya dengan
latar belakang gelap. Tipe kondensor padaa mikroskop medan gelap adalah:

a. Poraboliod
b. Konsentris
5

c. Sferis
d. Refleksi

c. Fluorescence microscope (mikroskop fluorensensi)


Mikroskop ini didesign khusus agar dapat mendektesi ikatan kimia
diantara subtansi tertentu. Dengan menggunakan mikroskop ini dapat
mengetahui reaksi antigen-antibodi. Bahan yang diamati adalah serum yang
disebut immune atau anti serum.
d. Phase contrast microscope ( mikroskop fase kontras)
Banyak spesimen biologis nanti yang mati dan dicat, baru dapat dilihat
dibawah mirkoskop, sehingga Fritz Zernike mabuat mirkoskop fase kontras
agar dapat mengamati biologis yang masih hidup dibawah mikroskop ini. Hal
ini berdasarkan teori:
Cahaya yang menjalar dalam bentuk gelombang sinus, mempunyai
amplitudo dan penjang, sedangkan mata sensitif terhadap panjang gelombang
cahaya (pengamatan warna) dan amplitudo (mengenai terang dan gelap).
Andaikan ada dua berkas cahaya yang datang dalam satu fase, maka pada
layar akan tampak terang, sedangkan dua berkas cahaya yang datang tidak
dalam satu fase maka pada layar tidak tampak cahaya.
e. Interference microscope (mikroscop intrferensi)
Mikroskop interferensi adalah perkembangan lanjutan dar mikroskop fase
kontras. Pada mikroskop interferensi, dua berkas sinar yang dipakai, yang satu
melewati spesimen (material) yang satu tidak. Yang melewati spesimen akan
dideviasi seperti pada mkroskop fase kontras. Sedangkan yang tidak melewai
spesimen, berkas cahaya ini disebut “reference beam” atau bekas
pembanding.
f. Polarising microscope (mikroskop polarsasi)
6

Mikroskop jenis ini menggunakan cahaya polarasi untuk penyinaran objek.


Dasar teorinya yaitu:

Bila sejak itu sembarangan atau bentuk tidak sama, cahaya polarisasi yang
melewatinya tidak dipengaruhinya. Jika cahaya melewati suatu “analyser”
atau anilisator pada sudut 90 kearah polarisasi, tidak aka nada cahaya yang
melewati analayer. Tetapi apabila contoh spesimen mengandung birefrigent
material maka terjadinya reaksi cahaya tergantung pada arah datangnya
cahaya dan medan listrik sehingga vektor polarisasi cahaya akan diputar dan
beberapa cahaya akan melewati analayer. Berdasarkan teori tersebut maka
mikroskop polarisasi sangat cocok untuk mengamati protein atau asam
nukleat. Oleh karena proten dan asam nukleat adalah birefrigent.

g. Ultraviolet microscope (mikroskop sinar ultraviolet)


Mikroskop cahaya memiliki daya resolusi yang sangat kecil. Berlandaskan
daya reolusi yang sangat kecil maka pada tahun 1904, Kholer dan Van Rhohr
mikroskop sinar ungu ultra (ultraviolet microscope). Lensa mikroskop ini
dibuat dari bahan fluorit dan kwartz, dan dibantu pencerminan yang kuat agar
refleksi sinar ultraviolet sangat tinggi.

Menurut Staff UNY ( 2015: 4-6), selain mengenali bagian-bagian dari


mikroskop, kita juga harus tahu mengenai penggunaan dan pemeliharaan
mikroskop. Berikut merupakan ulasannya:
1) Penggunaan mikroskop
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan apabila menggunakan mikroskop:
1. Selalu membawa mikroskop dengan menggunakan kedua tangan.
2. Bila menggunakan preparat basah, tebung mikroskop selalu dalam
keadaan tegak, berarti meja dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi
mikroskop dengan tabung tegak, tidak berlaku untuk mikroskop
tabung miring.
7

3. Preparat bahas harus ditutup menggunakan gelas penutup saat


dilihat di bawah mikroskop.
4. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk
cermin.
5. Bila ada bagan mikroskop yang bekerja kurang baik/hilang segera
laorkan paa laboran.
6. Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
7. Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa objektif
dengan perbesaran paling rendah pada kedudukan lurus kebawah.
b. Langkah yang dapat dilakukan agar kita dapat mengamati objek atau
preparat dengan mengunakan mikroskop:
1. Pstikan meja perparat dalam keadaan datar dan lensa objektif
pembesar rendah, dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan
lensa okuler.
2. Melihat melalui okuler dengan satu mata (untuk mikroskop
monokuler) dan dua mata (untuk mikroskop binokuler). Sesuaikan
cermin agar sinar cukup tersedia atau nyalakan lampu sesuai dengan
jumlah sinar yang diperlukan. Sesuaikan lubang diafregma sehingga
sinar yang diterima mata optimal (tidak terlalu terang atau redup).
3. Jauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur
kasar searah jarum jam. Letakan preparat dibawah objektif. Dengan
melihat dari samping, sesuaikan lensa objektif perbesaran rendah
pada jarak kira-kira 1 cm dari preparat. Lihat lagi melalui okuler,
dan naikkan meja preparat dengan memutar pengatur kasar
kemudian gunakan pengatur halus sampai preparat terlihat jelas.
4. Lihat lagi samping, dengan hati-hati putar objektif dengan
perbesaran yang lebih tinggi (misalnya 45x) pada kedudukannya.
Perhatikan agar lensa tidak menyinggung preparat, kemudian lihat
lagi melalui okuler dan fokuskan preparat dengan memutar memutar
8

pemutar halus secara perlahan ke arah berlawanan jarum jam.


Sesuaikan pencahayaan.
5. Amati preparat, apabila perlu digambar.
6. Bila pengamatan telah selesai putar revolver objektif ke perbesaran
rendah, naikkan tabung atau turnkan meja, setelah itu ambil preparat
dari meja preparat.

4. Pemeliharan mikroskop
a. Mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, bebas
dari uap asam-basa. Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak
mikroskop yang dilengkapi silica gel, yang bersifat higroskopis
sehingga lingkungan mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula
dalam lemari yang diberi lampu.
b. Bagian mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flannel.
Untuk membersihkan debu yang terselib dapat dengan kuas kecil atau
kaus lensa kaca kamera, serta alat semprot atau kuas lembut.
c. Bersihkan kotoran, bekas jari, minyak dan lain-lain pada lensa snegan
menggunakan kain lensa, tissue atau kain lembut yang dibasahi sedikit
alcohol-ether atau isopropyl alkohl. Jagn sekali-kali membersihkan
lensa menggunakan sapu tangan atau kain.
d. Bersihkan badan mikroskop dan lengan dengan kain lembut dengan
seikit deterjen.
e. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan
xilol(xylene). Hati-hati dengan xilol dapat merusak bahan plastic.
9

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Mikroskop cahaya 1 unit
b) Gunting 1 buah
c) Kaca objek 1 buah
d) Kaca penutup 1 buah
2. Bahan
Potongan kertas huruf “e” 1 buah

D. Cara kerja
1. Potongan huruf “e” diletakkan pada kaca objek dan ditutup dengan
kaca penutup.
2. Objek diamati dengan perbesaran lemah (10x4).
3. Bayangan benda apakah diamati sama atau terbalik, dan
digambarkan.
4. Sambil dipandang ke dalam lensa okuler, preparat digeser dari kiri
ke kanan dan atas ke bawah. Bayangan diamati bergerak kemana.
5. Lensa objektif diubah ke pembesaran yang lebih besar. Diamati
apakah ada perubahan luas bidng pandang
10

DAFTAR RUJUKAN

Gabriel,JF. 1999. Fisika kedokteran. EGC: Jakarta

Rahman, A. 2015. Mikroskop. Diambil pada tanggal 29 september 2019, dari


www.esprint.polsri.ac.id

Staff UNY. Mikroskop. Diambil pada tanggal 29 september 2019, dari


www.staff.UNY.ac.id

Widyatmoko, Arif. 2008. Mengenal Laboratorium Biologi. Semarang: PT. Bengawan


Ilmu

Anda mungkin juga menyukai