Implementasi Konsep Budaya 5R
Implementasi Konsep Budaya 5R
Implementasi Konsep Budaya 5R
1 April 2016
ISSN : 2503-4413, Hal 93 - 106
Oleh :
Iman Sidik Nusannas. SS., ME
Program Studi Manajemen – STIE Dr. KHEZ Muttaqien
Abstract
PENDAHULUAN
Perubahan jaman semakin maju dan yang baik karena didalamnya terdapat sebuah
perkembangan teknologi yang semakin proses produksi yang saling berkaitan antar
canggih menghasilkan berbagai inovasi lini. Proses produksi harus mengedapankan
dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk asas-asas efektifitas kerja, efisiensi,
bidang industri. Kemajuan inimemberikan produktifitas dan keselamatan kerja agar
banyak manfaat bila dapat dinikmati oleh produk yang dihasilkan memenuhi standar
banyak pihak (Kristanto Jahja, 2009). yang ditetapkan.
Perubahan dunia industri semakin Unit paling dasar dalam produksi
cepat, semakin banyak pula tuntutan kerja adalah machiningatau pemesinan. Unit
yang diinginkan perusahaan. Untuk machinery merupakan tempat proses
mendukung pekerjaan agar dapat dilakukan produksi yang penting untuk mensuplai unit-
lebih mudah dan lebih nyaman, salah satu unit lain dalam proses produksi. Di dalam
yang harus dibangun adalah budaya kerja. Unit Machinery and Tool terdapat proses
Budaya kerja di perusahaan perlu pengerjaan mesin bubut, CNC, frais, bor,
diciptakan dan dibutuhkan untuk gerinda, dan packaging yang membutuhkan
perkembangan perusahaan dimasa yang akan ketelitian, keakuratan, ketepatan, dan
datang dalam menghadapi tantangan di dunia kecepatan pendistribusian masing-masing
industri. Perusahaan yang bergerak dalam komponen ke unitproduksi lain.
proses manufacture memerlukan iklim kerja
93
94
salah satu penyebabnya adalah tidak adanya bereaksi untuk mengusulkan suatu tindakan
komitmen bersama dan dukungan penuh yang perbaikan ketika terjadi permasalahan yang
konsisten dari level top manajemen dalam muncul secara mendadak, akan tetapi harus
menjalankan sistem 5R. Harus disadari bahwa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
penerapan metoda 5R merupakan suatu secara rutin dalam konteks budaya
pendekatan berbasis tim/kelompok yang perusahaan/organisasi yang harus dibangun
memerlukan dukungan manajemen puncak dan sebagai wujud tindakan perbaikan yang
keterlibatan semua karyawan di area kerja agar spontan dan berkesinambungan. Sebagai suatu
selalu perduli dengan lingkungan kerjanya langkah awal yang strategis sebaiknya
melalui tindakan memantau, mengidentifikasi pelaksanaan 5R harus berawal dari merubah
kemudian mengevaluasi atas dasar keperdulian paradigma karyawan untuk mengatasi
yang tinggi untuk selalu melakukan perbaikan. kurangnya toleransi karyawan terhadap sikap
Merujuk dari perusahaan yang berhasil dan pola pikir dalam mengatasi hal-hal yang
menerapkan system ini dapat disimpulkan tidak standar yang biasa terjadi dalam suatu
bahwa untuk memperoleh kinerja pelaksanaan lingkungan kerja. Dalam level
5R yang optimal sebaiknya dilakukan di perusahaan/organisasi yang besar dan
bawah bimbingan seorang yang menengah, tahapan strategi yang efektif dalam
berpengalaman baik melalui pelaksana internal memulai pelaksanaan metoda 5R dalam
yang telah terlatih yang berasal dalam lingkup konteks perusahaan secara kolektif diseluruh
perusahaan yang bersangkutan maupun bagian adalah sebagai berikut :
menyewa konsultan ahli untuk memberikan in-
house training 5R sebagai usaha untuk a. Membentuk Team 5R
memberikan pemahaman standar kepada Tahapan pertama yang harus ditempuh
seluruh karyawan yang terkait. Kenapa ? dalam menerapkan metode 5R adalah
karena melalui pelaksanaan pelatihan secara membentuk tim inti pelaksana 5R yang
menyeluruh dan terprogres diharapkan seluruh berasal dari berbagai departmen/bagian
karyawan akan dibekali pengertian yang kerja. Anggota tim 5R harus
memadai agar memiliki pola pikir yang sama terorganisir dengan baik serta dibekali
dalam pelaksanaan tahapan tahapan penerapan pemahaman yang memadai tentang
5R yang benar dan efektif. penerapan 5R yang sistematis dan tepat
sasaran. Mengapa ? Karena apabila
Mereka-mereka yang terlibat dalam penguasaan/pemahaman 5R dari
penanganan 5R diharapkan mampu mengatasi anggota tim yang terbentuk belum
setiap aspek yang berpotensi menjadi sumber memungkinkan maka langkah yang
yang menyebabkan pemborosan yang banyak harus ditempuh adalah mengutus
ditemukan di lingkungan kerja yang tidak beberapa diantara mereka untuk
teroganisir dengan baik bahkan secara visual mendapatkan pembekalan pemahaman
dapat memperlihatkan kesan sangat semrawut yang cukup melalui pelatihan
dan berdampak buruk terhadap aspek penerapan 5R diluar lingkungan
produktifitas, biaya, qualitas produk maupun perusahaan. Alternatif lain yang sering
sistem pelayanan. Pelaksanaan metoda 5R dilakukan pihak perusahaan dapat
bukalah tindakan kegiatan yang dilakukan mendatangkan trainer dari luar
sekali saja ataupun sesaat yang hanya perusahaan untuk melakukan workshop
dilakukan tergantung kondisi dan kemauan pelatihan 5R yang bertujuan untuk
manajemen tingkat atas yang biasanya baru mengoptimalkan pemahaman
102
penerapan 5R. Cara ini akan lebih terapkan, apakah terdapat beberapa
efektif karena selain dapat dijadikan factor yang berpotensi menyebabkan
sebagai ajang pengenalan 5R kepada kecelakaan dll. Simpulkan apakah
seluruh anggota tim maupun karyawan, semua aktifitas yang dilakukan
juga dapat merupakan momentum berdampak besar terhadap timbulnya
terciptanya inisiatif untuk mendapatkan banyak gerakan yang tidak efektif
ide/gagasan baru yang lebih baik dalam karena factor manusia, alat, metoda
mengoptimalakan hasil penerapan 5R kerja, linkungan kerja dan
yang akan di jalankan. penyimpanan material yang kurang
b. Merancang Sistem Pelaksanaan 5R baik sehingga menjadi sumber yang
Sebelum memulai, team harus berpotensi mendatangkan pemborosan.
menyusun dan merencanakan sistem Dari catatan pemantauan yang
pelaksanaan 5R yang baik sesuai dilakukan oleh tim, dapat menjadi
kondisi aktual di perusahaan. Lakukan alternatif pertimbangan dalam
observasi di lapangan dengan melihat memetahkan rencana sistem
dan mengevaluasi lansung situasi kerja pelaksanaan 5R yang baik. Metoda
yang sebenarnya agar benar-benar penerapan 5R adalah merupakan
mengacuh pada aktualisasi sistem kerja konsep tim yang dilakukan secara
yang sedang berjalan dilapangan. terpadu dan menyeluruh dalam suatu
Lihatlah situasi areal lingkungan kerja areal kerja, hal ini membutuhkan
yang ada, bagaimana orang bekerja, partisipasi semua pihak untuk
seberapa jauh pekerjaan yang merancang, pengimplementasikan dan
dilakukan dan alat-alat serta fasilitas mempertahankan itu semua sesuai
yang digunakan di masing-masing dengan karakter tempat kerja dimasing
bagian, bagaimana penanganan masing bagian.
material dan bahan baku yang di
c. Pilot Project 5R awal yang berfungsi sebagai proyek
Saat rancangan prosedur pelaksanaan percontohan yang selanjutnya dapat
5R terselesaikan, maka langkah ditindaklanjuti dan diikuti
selanjutnya adalah memulai penerapannya pada areal lain yang
menerapkan metoda pelaksanaan 5R berbeda. Pelaksanaan pilot proyek akan
sesuai prosedur aturan yang telah lebih efektif jika dilakukan oleh tim 5R
ditetapkan. Untuk skala perusahaan yang terpilih dalam suatu aktivitas
organisasi yang besar dan menengah, workshop. Tim 5R yang terlibat harus
mengingat ketersediaan waktu dari melakukan evaluasi pelaksanaan
beberapa bagian berbeda-beda untuk dengan memantau aspek kelemahan
menetapkan kapan waktu yang tepat yang masih berpotensi terjadi untuk
memulai menerapakan 5R maka cara kemudian dilakukan evaluasi dalam
yang efektif sebaiknya mengawali keperluan perbaikan yang lebih lanjut.
penerapannya pada salah satu area/dept. d. Kick Off Penerapan 5R
tertentu sebagai pilot project ( proyek Ketika sistem 5R ingin diterapkan dan
percontohan) yang pelaksanaannya diperkenalkan kepada seluruh jajaran di
dapat dilakukan dengan melibatkan perusahaan, pada umumnya diawali
beberapa pihak dari lintas karyawan. dengan event resmi semacam kick off
Cara ini sangat efektif sebagai tahapan sekaligus sebagai wadah pemberitahuan
103
DAFTAR PUSTAKA
Imai, Masaaki. 1999, Gemba Kaizen : Rivai, Veithzal. dan Mulyadi, Deddy. 2012.
Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Kepemimpinan dan
Rendah Pada Manajemen, Penerbit PerilakuOrganisasi. Edisi Ketiga.
PPM, Jakarta. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Noe, Raymond A., et. al. 2010. Human Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber
Resource Management, Gaining Daya Manusia, Edisi Ketiga,
Competitive Advantage 3rd Edition. Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan
McGraw-Hill. STIE YKPN, Yogyakarta.
Supriyanto, Agus. 2014. Pengaruh Sikap Osada, T. (2011). Sikap Kerja 5R. Jakarta:
Kerja 5 S (Seiri, Seiton, Seiso, PPM
Seiketsu,Shitsuke) terhadap
Produktivitas.Riset Manajemen & Jahja, Kristanto. (2009). Seri Budaya
Akuntansi Volume 5Nomor 9. Unggulan 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin), 3 ed. Jakarta:
Tika, H. Moh. Pabundu. 2010. Budaya Productivity and Quality
Organisasi dan Peningkatan Management Consultans th
KinerjaPerusahaan. Jakarta : PT.
Bumi Aksara. Wolio, Shopfloor Management & Genba
Kaizen Specialist. Evaluasi
Umar, H., 2010. Desain Penelitian MSDM Penerapan Metode 5R Dalam
dan Perilaku Karyawan. Paradigma Peningkatan Produktivitas; Strategi
Menerapkan Metode 5R yang
Wibowo. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Effektif di Perusahaan. Jurnal Reka
Rajawali Pers. Integra. Teknik Industri No 04 Vol
02. ITENAS. 2015. Bandun.g