Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Virgy Andyka Putri PDN 3b Abs 22 Nim 161450068 Etika Bisnis Pert 14

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

ETIKA BISNIS

DAN PROFESI

TUGAS ETIKA BISNIS

2018
SOAL PERTEMUAN 14

PEM AKAMIGAS CEPU

DIBUAT OLEH
VIRGY ANDYKA PUTRI
PDN 3B / 22
161450068

1
ETIKA BISNIS
Pertanyaan Pertemuan 14

1. Selain dari sudut pandang etika, keberatan apalagi yang sering dikemukakan
terhadap periklanan !
Jawab :
Keberatan lain yang sering disampaikan tentang periklanan adalah dari segi ekoomi.
Dari segi ekonomi, dipertanyakan apakah periklanan yang menghabiskan biaya besar
akan menambah nilai suatu produk dan kegunaannya bagi konsumen. bahkan pada
kenyataannya periklanan tidak menambah nilai suatu produk dan tidak meningkatan
kegunaan bagi konsumen. Bahkan harus dikatakan bahwa, biaya yang besar harus
dibebankan pada konsumen akibat biaya periklanan.
Selain itu dari segi sosio-kultural, periklanan dilatarbelakangi oleh suatu ediologi
tersembunyi yang tidak sehat yaitu ideology konsumenrisme ataupun nama yang ingin
kita pilih untuk ini. Iklan menurut saya sendiri jarang sekali mendidik konsumen karena
menyebarluaskan selera rendah, memamerkan suatu hal agar orang berselera
memilikinya, dan mengandung unsur-unsur negative lainnya. Terkadang pula konten
iklan tidak sesuai untuk anak-anak berumur dibawah 12 tahun karena terlalu modern
dan dewasa.

2. Jelaskan dan fungsi periklanan !


Jawab :
Periklanan adalah alat umum yang digunakan perusahaan untuk mengarahkan
komunikasi persuasif (mengajak) pembeli sasaran dan masyarakat untuk membeli atau
menggunakan barang atau jasa tersebut. Periklanan dalam dunia modern sangat

2
diperlukan dan merupakan bagian utama dari kehidupan industri modern. Terdapat 2
fungsi periklanan yaitu :
a. Fungsi Informatif
Fungsi informatif yaitu untuk memberikan informasi atau menerangkan produk
dan jasa sehingga penerima informasi memahami apa yang disampaikan
produsen. Iklan yang informatif adalah iklan yang memperkenalkan produk
dengan baik, menjelaskan kegunaan produk, cara kerjanya, layanan yang
disediakan, dan membangun citra baik perusahaan.
b. Fungsi persuasif
Fungsi persuasive adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
membujuk konsumen untuk melakukan sesuatu. Iklan dengan daya bujuk yang
kuat menggerakkan konsumen mendekatkan dengan brand dan tertarik
mencobanya. Iklan persuasive penting apabila persaingan meningkat dan
permintaan menurun. Contoh iklan adalah iklan asuransi, pariwisata, pakaian,
makanan dan perumahan.

3. Bagaimana sebaiknya definisi tentang ‘berbohong’? beberkan unsur-unsur


terpentingnya dan jelaskan sejauh mana iklan berbohong dengan menerapkan
definisi ini !
Jawab :
Berbohong adalah mengatakan dengan sengaja sesutau yang tidak benar untuk
mengelabui orang lain agar bisa mempercayai perkataan seseorang tersebut. Iklan
bukan hanya menyesatkan dengan berbohong tetapi juga dengan tidak mengatakan
seluruh kebenaran. Misalnya dengan mendiamkan sesuatu yang sebenarnya penting
untuk diketahui. Sehingga ada 2 unsur dari berbohong yaitu

3
a. Unsur kesengajaan yaitu unsur mengatakan hal yang tidak benar padahal ia
mengetahui hal tersebut benar.
Contoh : unsur kesengajaan dalam sebuah iklan adalah misalnya sebuah produk
obat dikatakan aman untuk diminum padahal ada efek samping yang tidak
terduga sebelumnya
b. Unsur agar orang lain percaya yaitu mengatakan dengan meyakinkan bahwa hal
itu benar padahal tidak.
Contoh : unsur kepercayaan dalam iklan adalah misal produk makanan dikatakan
tidak mengandung zat perwarna dan halal namun sebenarnya tidak .

4. Apa yang dimaksud manipulasi?


Jawab :
Manipulasi adalah cara-cara untuk mempengaruhi orang lain sehingga ia
menginginkan sesuatu yang sebenarnya bukan hal yang ia inginkan awalnya atau bukan
atas dasar pilihannya sendiri. Contoh dari manipulasi adalah hipnotis. Hipnotis adalah
tindakan memasuki pikiran seseorang dengan suatu hal saat orang tersebut dalan
keadaan setengah tidur atau setengah sadar. Orang dapat merasakan atau melakukan
hal yang tidak biasanya ia lakukan. Manipulasi dengan cara hipnotis tidak boleh
dilakukan terhadap seseorang apabila tidak ada persetujuan dari pihak tersebut.
Sehingga menurut saya manipulasi adalah salah satu hal yang melanggar etis.

5. Bagaimana sebaiknya pengontrolan terhadap periklanan?


Jawab :
Pengontrolan terhadap periklanan sangat diperlukan karena kebenaran iklan dapat
dipermainkan dan dimanipulasi. Pengontrolan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a. Pemerintah
4
Pemerintah harus mengeluarkan aturan yang mengatur dan melindungi
masyarakat terutama konsumen terhadap periklanan. Di Indonesia, iklan tentang
makanan dan obat-obatan diawasi oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan
Makanan) dari Departemen Pengawasan
b. Para Pengiklan
Cara paling ampuh untuk menanggulangi masalah etis tentang periklanan adalah
pengaturan diri oleh dunia periklanan. Biasanya dilakukan dengan menyusun
kode etik sejumlah norma dan pedoman yang disetujui oleh profesi periklanan itu
sendiri khususnya asosiasi biro periklanan. Di Indonesia tata karma dan tata cara
periklanan pada 1998 dikeluarkan oleh AMLI (Asosiasi Perusahaan Media Luar
Indonesia), ASPINDO (Asosiasi Pemrakarsa dan Penyantun Iklan Indonesia), GPBSI
(Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia), PPPI (Persatuan Perusahaan
Periklanan Indonesia), PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional
Indonesia), SPS (Serikat Penerbit Surat Kabar) dan yayasan TVRI (Yayasan Televisi
Republik Indonesia). Versi pertama dari kode etik ini diberlakukan pada 1981, jika
disetujui pengawasan tetap diperlukan agar berpengaruh dalam praktek
keseharian. Namun implementasinya kurang efektif karena tidak pernah diambil
tindakan sanksi terhadap pelanggarnya. Di Indonesia pengawasan kode etik
dipercayakan kepada komisi periklanan Indonesia yang terdiri dari unsur semua
asosiasi tersebut.
c. Masyarakat
Masyarakat menggunakan etika moral mereka saat melihat iklan yang
disampaikan produsen. Dalam hal ini suatu cara yang terbukti membawa banyak
hasil dalam menetralisasi efek-efek negatif dari periklanan adalah mendukung
dan menggalakan lembaga-lembaga konsumen, yang sudah lama dikenal
dinegara-negara maju dan sejak tahun 1970-an berada juga di Indonesia yayasan
5
lembaga konsumen Indonesia di Jakarta dan kemudian lembaga pembinaan dan
perlindungan konsumen di Semarang. Sebetulnya setiap kota besar pantas
memiliki lembaga swadaya masyarakat yang betujuan advokasi konsumen seperti
lembaga ini. Laporan oleh lembaga konsumen tentang suatu produk atau jasa
sangat efektif sebagai control atau kualitasnya dan serentak juga kebenaran
periklanan. Jika lembaga konsumen yang berwibawa atas dasar penelitian yang
melibatkan laboratorium dan ahli dibidang terkait mengeluarkan laporan negative
terhadap kebenaran iklan, hal itu merupakan pukulan berat bagi produsen
bersangkutan, karena dalam sekejap melenyakapkan efek dari kampanye
periklanan yang lama dan memakan biaya banyak.
Selain menjaga agar periklanan tidak menyalahi batas batas etika melalui
pengontrolan terhadap iklan-iklan dalam media massa. Ada juga cara lebih positif untuk
meningkatkan mutu etis dari iklan dengan memberikan penghargaan kepada iklan yang
dinilai paling baik. Hampir semua negara modern mengenal salah satu atau beberapa
hadiah berkala yang dianugrahi kepada iklan yang paling bemutu selama periode
tertentu. Memang benar, yang dinilai disini bukan saja aspek etis, tapi juga aspek estetis,
komnikatif, kreatif, dan sebagainya. Namun demikian, yang penting ialah bahwa aspek
etis selalu diikutsertakan. Penghargaan untuk iklan itu bisa diberikan oleh intansi
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sebuah majalah, atau lainnya. Di Indonesia
kita mempunyai Citra Ahli Pariwara yang setiap tahun dikeluarkan oleh ”Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia”.

Anda mungkin juga menyukai