Lki - Tor Praksan-Lingker
Lki - Tor Praksan-Lingker
Lki - Tor Praksan-Lingker
Dosen :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya peradaban manusia yang semakin maju,
menuntut kreatifitas dan dinamika masyarakat yang semakin banyak
beragam di dunia ini. Sehubungan dengan hal itu maka masyarakat
menciptakan berbagai usaha, baik dalam bentuk jasa, produk barang,
ataupun dalam bentuk yang lain. Untuk menjaga kesejahteraan dan
kesehatan manusia, baik tenaga kerja maupun masyarakat disekitar tempat
usaha/industri itu, maka sangat perlu dilakukan pemantauan dan
pengawasan terhadap kondisi lingkungan ditempat kegiatan tersebut.
Guna menjawab peluang (permasalahan) di atas, maka mahasiswa
Jurusan Kesehatan Lingkungan belajar mata kuliah Sanitasi Industri dan
Keselamatan Kerja yang merupakan ilmu terapan gabungan antara ilmu
medis dan ilmu teknis. Materi mata kuliah yang dipraktikkan meliputi:
identifikasi faktor risiko lingkungan kerja, mendeteksi dampak faktor risiko
terhadap kesehatan dan produktifitas kerja, toksikologi industri, mendeteksi
penyakit akibat kerja, faal kerja, ergonomi, epidemiologi lingkungan kerja,
audit K3 dan pemantauan penggunaan alat pelindung diri (APD).
2
e. Mengukur faktor lingkungan kimiawi, yang meliputi: debu, gas, uap,
smoke, fog
f. Mengukur faktor lingkungan biologis, yang meliputi: virus, bakteri,
parasit, jamur
g. Mengukur faktor psikologis, yang meliputi: stress kerja, kelelahan
kerja.
h. Mendeteksi faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja
i. Melakukan pemantauan kesehatan lingkungan industri
j. Melakukan penilaian epidemiologis lingkungan kerja
k. Melakukan audit K3
l. Melakukan monitoring lingkungan kerja
m. Melakukan monitoring penggunaan APD.
C. Peserta Praktik
Peserta yang melakukan praktik pada mata kuliah ini adalah
Mahasiswa Semester V Prodi D-III Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memenuhi syarat, baik secara
akademik maupun secara administratif.
D. Sasaran/Lokasi Praktik
3
E. Langkah-langkah Pelaksanaan
Demi lancarnya pelaksanaan praktik lapangan pada mata kuliah ini,
maka langkah-langkahnya antara lain:
1. Penyusunan jadwal dan lokasi kegiatan
2. Pertemuan/rapat untuk mencapai mufakat antara Pengelola Jurusan
Kesehatan Lingkungan dengan Pengelola/Kepala Puskesmas
3. Pengurusan ijin praktik lapangan
4. Pembekalan materi praktik kepada mahasiswa
5. Penyerahan mahasiswa peserta praktik kepada Kepala Puskesmas
6. Pelaksanaan praktik, dan penilaian oleh instruktur/pembimbing
Puskesmas terhadap mahasiswa peserta praktik
7. Penarikan/penutupan mahasiswa praktik di lapangan
8. Pembuatan laporan hasil praktik,
9. Seminar laporan hasil praktik dan penilaiannya
10. Rekapitulasi dan pengumpulan nilai mata kuliah praktik.
4
BAB II
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
A. Alat
Peralatan untuk melaksanakan praktik antara lain :
B. Bahan
Bahan yang dipergunakan untuk praktikum ini, antara lain:
1. Kertas Filter
2. Orthotolidin
3. Alkohol
4. Kapas
5. Tissu gulung
6. Spiritus
7. Formulir observasi dan kuesioner
8. Kertas HVS
9. Bahan atraktan kecoa
10. Korek api.
5
G. Pembimbing dan Instruktur
Pembimbing ada 2 jenis, yaitu berasal dari Institusi Pendidikan atau
Jurusan Kesehatan Lingkungan (Dosen mata kuliah), dan seorang dari
Institusi tempat praktik (Puskesmas).
H. Penilaian
Penilaian mahasiswa peserta praktik, meliputi :
1. Disiplin
2. Keterampilan
3. Laporan
4. Seminar
BAB III
SISTEMATIKA PELAPORAN
6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1. JADWAL KEGIATAN
2. DENAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS & LOKASI INDUSTRI
3. HASIL FORMULIR PEMERIKSAAN/KUESIONER/CHECK LIST
4. DENAH RUANG PRODUKSI/KERJA INDUSTRI
5. DAFTAR HADIR DI PUSKESMAS
Contoh :
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Mata Kuliah Sanitasi Industri dan Keselamatan Kerja ini telah
dikoreksi dan disetujui oleh pembimbing praktik.
( …………………………. ) ( …………………………. )
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Kepala Puskesmas
Lingkungan
( ………………………… ) ( …………………………… )
7
BAB IV
TEKNIK PENGUKURAN/PENGAMBILAN CONTOH UJI
8
1) Alat :
a) Wadah botol dari gelas bersilikat atau plastik polietilen 2-4 liter
b) Alat pendingin
c) Botol timba
2) Prosedur kerja :
a) Jika dibawah aliran dengan tekanan, atur tekanan laju air 500
ml/meter
b) Mengalirkan air hingga air meluap sampai lebih kurang 10 kali
volume botol contoh
c) Untuk air pada pipa alirkan sedikitnya 5 kali volume wadah
contoh
d) Memeriksa air contoh dilapangan untuk parameter : pH, suhu,
sisa Chlor, DO
e) Untuk pemeriksaan dilapangan, selang waktu maksimal 72
jam
f) Untuk analisis menggunakan bahan pengawet, menggunakan
botol volume 250 ml ditambahkan ke dalam botol 5 ml/250 ml
air contoh uji, dan H2SO4 sebanyak 2 ml/250 ml air contoh uji.
3) Parameter yang diukur :
a) Fisika : Bau, warna, kekeruhan
b) Kimia : Sesuai PERMENKES Nomor 416/1990
c) Bakteriologis : E. coli.
B. Penyehatan Udara Ruang
1. Suhu dan Kelembaban
a. Titik/lokasi pengukuran:
1) Industri : di ruang proses produksi
2) Perkantoran : di ruang kerja
b. Jumlah pengukuran: minimal 1 (satu) kali pengukuran pada udara
ruang kerja industri/perkantoran.
c. Frekuensi pengukuran: 3 bulan sekali
d. Cara pengukuran :
1) Alat :
a) Suhu : Thermometer ruangan
b) Kelembaban : Hygrometer
2) Prosedur kerja :
a) Menyiapkan alat
9
b) Meletakkan/menggantungkan alat pada dinding, dan
membiarkan sekurang-kurangnya selama 3 menit.
c) Membaca dan mencatat keadaan suhu dan kelembabannya
3) Waktu pengukuran : 3 bulan sekali.
2. Debu
a. Titik/lokasi pengukuran:
1) Industri : di ruang proses produksi
2) Perkantoran : di ruang kerja
b. Jumlah pengukuran: minimal 1 (satu) kali pengukuran pada setiap
ruang proses produksi industri/kerja perkantoran.
c. Frekuensi pengukuran: 3 bulan sekali
d. Cara pengukuran :
1) Alat : Low Volume Sampler
2) Prosedur kerja :
a) Menyiapkan alat, dan memasang filter yang sebelumnya telah
bebas uap air dan telah ditimbang
b) Menghubungkan/menyambungkan alat dengan sumber listrik
c) Melakukan pengambilan contoh uji debu selama 8 jam
kerja/proses produksi
d) Setelah selesai pengambilan contoh uji, kertas filter diambil
dan dilipat
e) Kertas filter disimpan/dimasukkan dalam amplop
f) Membawa contoh uji segera ke laboratorium untuk
diperiksa/ditimbang berat debunya.
10
b) Meletakkan alat pada lubang ventilasi dibagian dalam ruangan
yang akan diukur
c) Melakukan pengukuran kecepatan aliran udara dengan waktu
selama 10 detik
d) Melakukan pengukuran minimal 5 kali, dengan interval 5 menit
sekali
e) Mencatat hasil pengukuran, dan membuat rata-rata hasil
pengukurannya
f) Menghitung luas dan banyaknya penampang permukaan
lubang ventilasi pada bagian dinding udara masuk
g) Menghitung volume ruang kerja/produksi
h) Konversinya hasil penghitungan dengan rumus:
V
T = -----------
(L.F)
4. Mikroba
a. Titik/lokasi pengukuran:
1) Industri : di ruang proses produksi
2) Perkantoran : di ruang kerja
b. Jumlah pengambilan contoh uji : minimal 1 (satu) contoh uji pada
setiap ruang proses produksi industri/kerja perkantoran.
c. Frekuensi pengukuran: 3 bulan sekali
d. Cara pengukuran/pengambilan contoh uji :
1) Alat :
a) Biotest RCS atau Impinger Gas Sampler, untuk mengetahui
angka kepadatan kuman dalam ruangan.
b) Piring/cawan petri K (petri dish), kemudian sampel dibiarkan
dalam media agar yang diperkaya dan untuk mengetahui jenis
11
kuman yang ada, media contoh uji diperiksa dengan
mikroskop.
2) Prosedur kerja :
a) Menyiapkan alat dan media contoh uji
b) Menentukan titik pengambilan contoh uji
c) Meletakkan alat yang telah dipasang media mikroba di atas
meja, dan menyetel/mengeset waktu penyedotan udara
ruangan (misalnya selama 1 menit)
d) Menghidupkan alat membiarkan alat sekurang-kurangnya
selama 1 menit.
e) Mengambil dan membawa media mikroba ke laboratorium
untuk diperiksa/dibaca tentang keberadaan kuman patogen
3) Waktu pengukuran : 3 bulan sekali.
5. Pencahayaan
a. Titik/lokasi pengukuran:
1) Industri : di ruang proses produksi
2) Perkantoran : di ruang kerja
b. Frekuensi pengukuran: minimal 1 kali pengukuran pada setiap ruang
kerja perkantoran/ruang proses produksi.
c. Cara pengukuran/pengambilan contoh uji :
1) Alat :
a) Lux meter/Photo meter.
2) Prosedur kerja :
a) Menyiapkan alat
b) Menentukan ruangan atau titik pengukuran
c) Melakukan pengukuran pada saat jam kerja
d) Membaca dan mencatat hasil pengukuran.
3) Waktu pengukuran : minimal setiap 3 bulan sekali.
6. Kebisingan
a. Titik/lokasi pengukuran:
1) Lokasi di ruang proses produksi/ruang kerja terdekat dengan
sumber bising, dan titik pengukuran pada jarak minimal 2-3 m dari
dinding tembok.
12
b. Banyaknya pengukuran: minimal 1 kali pengukuran pada setiap ruang
kerja perkantoran/ruang proses produksi.
c. Frekuensi pengukuran minimal 3 bulan sekali
d. Cara pengukuran/pengambilan contoh uji :
1) Alat :
a) Sound Level Meter (SLM).
2) Prosedur kerja :
a) Menyiapkan alat SLM
b) Menentukan ruangan yang akan diukur atau titik pengukuran
c) Melakukan pengukuran pada saat sumber bising bekerja
maupun pada saat tidak bekerja
d) Membaca dan mencatat hasil pengukuran.
3) Waktu pengukuran : pada saat jam kerja.
13
sedikitnya 10 kali perhitungannya (10 kali 30 detik), 5
penghitungan yang tertinggi dibuat rata-rata.
b) Untuk kecoa:
(1) Menyiapkan alat
(2) Menentukan lokasi pengamatan (dapur, kamar mandi,
gudang, dll)
(3) Meletakkan plate yang seluruh permukaannya diberi
atractant.
(4) Membiarkan selama 24 jam
(5) Menghitung banyaknya kecoa yang menempel di
permukaan plate.
c) Untuk larva/jentik Aedes sp. :
(1) Menyiapkan alat
(2) Menentukan lokasi pengamatan (tandon air bersih, kamar
mandi, dll)
(3) Menghitung banyaknya tempat penampungan air bersih
yang ada di lingkungan kerja perkantoran/industri
(4) Mengamati dan mencatat jumlah kontainer yang terdapat
larva/jentik Aedes sp.
8. Getaran
a. Titik/lokasi pengukuran:
1) Di permukaan lantai ruang proses produksi/ruang kerja
b. Jumlah pengukuran agar dilengkapi dengan minimal satu kali
pengukuran pada setiap ruang kerja perkantoran/ruang proses
produksi.
c. Frekwensi : minimal 3 bulan sekali
d. Cara pengukuran/pengambilan contoh uji :
1) Alat :
a) Vibrator meter.
2) Prosedur kerja :
a) Menyiapkan alat dan menghidupkannya
b) Menentukan ruangan atau titik pengukuran
c) Meletakkan detektor pada lantai yang akan diukur
d) Mengamati dan mencatat hasil pengukuran dari tingkat
getaran.
14
9. Pengamanan Radiasi
Tingkat radiasi yang dipantau/diukur adalah radiasi non pengion, yaitu
medan listrik dan medan magnit listrik.
a. Titik/lokasi pengukuran : pengukuran medan magnit listrik/medan
listrik, dilakukan pada setiap ruang kerja yang berpotensi
mengeluarkan radiasi.
Bila sumber radiasi terletak dibagian atas (vertikal), maka pengukuran
dilakukan pada ketinggian 1,50 meter dari permukaan lantai. Bila
sumber radiasi berada dihadapan karyawan (misalnya komputer),
maka pengukuran dilakukan pada jarak 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
b. Jumlah pengukuran minimal 1 kali pengukuran
c. Frekwensi pengambilan sampel minimal 3 bulan sekali
d. Cara pengukuran :
1) Alat : Gauss/Tesla meter.
2) Prosedur kerja :
a) Menyiapkan alat dan menghidupkannya
b) Meletakkan alat ditempat yang sesuai sumber radiasi
c) Melakukan pengukuran
d) Mencatat hasil pengukuran.
e. Parameter yang diukur :
1) Radiasi medan listrik dalam satuan V/m
2) Radiasi medan magnit listrik satuan ml.
15
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
16
sesuai PERMENKES NO. 416/1990 20
3. Distribusi air dengan sistem
perpipaan 20
IV Penyehatan 15 1. Suhu = 18 – 26 oC (ruang AC) atau
udara ruang suhu kamar (tanpa AC) 15
(Bobot = 20) 2. Kelembaban 40 – 60 % (ruang AC)
atau kelembaban udara ambien (tanpa
AC) 15
3. Kadar debu asbes bebas < = 5 serat
(panjang serat >=5 mikron) 15
4. Kadar debu silika total < 10 mg/m3
udara 15
5. Pertukaran udara minimal 0,283
m3/orang/menit dengan laju ventilasi
0,15-0,25 m/detik. 15
6. Kandungan gas-gas polutan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. 10
17
4. Radiasi medan magnit listrik dalam
waktu singkat (s/d 2 jam/hari)
maksimal 5 mili Tesla 25
(............................................... ) ( ............................................. )
18
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
I. UMUM
A. Komponen yang dinilai (kolom 4)
Apabila kenyataan yang ada tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
tertantum pada komponen yang dinilai, maka nilainya adalah 0 (nol),
sebaliknya apabila memenuhi persyaratan maka nilainya adalah sebesar
nilai yang tercantum pada kolom 5.
B. Variabel upaya (kolom 2)
Setiap bagian atau kegiatan dari variabel upaya memiliki nilai nol sampai
dengan 100.
C. Skore (kolom 6)
Skore adalah perkalian antara bobot (kolom 3) dengan nilai yang
diperoleh (kolom 5).
D. Variabel upaya yang tidak dilakukan pemeriksaan
Untuk komponen yang dinilai (kolom 4) pada variabel upaya (kolom 2)
yang tidak dilakukan pemeriksaan atau penilaian dalam inspeksi sanitasi
lingkungan kerja industri ini disebabkan karena tidak tersedia alat yang
memadahi, atau petugas yang mampu untuk melaksanakanpemeriksaan
atau karena sebab-sebab lainnya, maka untuk komponen yang dinilai
tersebut tidak termasuk dalam penilaian, sehingga skore maksimal
(10.000) dikurangi dengan skore maksimal komponen yang dinilai
tersebut.
II. KESIMPULAN HASIL MONITORING DAN PENGENDALIAN BAHAYA DI
TEMPAT KERJA
1. Industri dinyatakan memenuhi persyaratan (MS) kesehatan lingkungan,
apabila memperoleh skore hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan
sekurang-kurangnya 80 % (DELAPAN PULUH PERSEN) dengan
perolehan skore minimal pada masing-masing variabel upaya sebagai
berikut:
19
NO. VARIABEL UPAYA SKORE MINIMAL (%)
I Lingkungan luar/halaman 60
II Ruang bangunan 60
III Penyehatan air bersih 80
IV Penyehatan udara ruang 70
V Pengelolaan sampah & limbah 70
VI Pencahayaan 60
VII Kebisingan pada ruang kerja 100
VIII Getaran di ruang kerja 100
IX Radiasi di ruang kerja 75
X Pengendalian vektor penyakit 80
XI Instalasi 70
XII Pemeliharaan toilet 50
Yogyakarta, ...........................
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Petugas Pemeriksa,
(............................................... ) ( ............................................. )
20
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DATA PERUSAHAAN
Yogyakarta, .........................2015
Tandatangan
Cap perusahaan
( Nama jelas )
21
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Faktor Fisik :
1. Iklim Kerja 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
2 Kebisingan 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
3 Penerangan 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
4 Kecepatan aliran udara 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
5 Kelembaban udara 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
6 Getaran mekanis 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
7 Debu 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
8 Gas dan uap 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
B. Faktor Kimia :
1 Debu 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
2 Iritatif 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
3 Korosif 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
4 Karsinogen 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
5 Beracun 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
6 Mudah terbakar 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
22
7 Mudah meledak 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
8 Allergen 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
C. Faktor Biologis :
1 Bakteri 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
2 Jamur 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
3 Tungau 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
4 Larva/jentik nyamuk 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
5 Kecoa 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
6 Lalat 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
7 Tikus 1. Memenuhi syarat
2. Tidak M. Syarat
Pengendaliannya
E. Faal Kerja :
1. Baik 2. Kurang baik 3. Cukup
F. Psikologi :
1 Hubungan antara bawahan dg atasan 1. Baik
2. Tidak
Mengatasinya
2 Hubungan antara sesama pekerja 1. Baik
23
2. Tidak
Mengatasinya
3 Perasaan aman di tempat kerja 1. Ya
2. Tidak
Mengatasinya
4 Perasaan nyaman di tempat kerja 1. Ya
2. Tidak
Mengatasinya
Yogyakarta, ................................2015
Mengetahui : Dokter Penanggung Jawab
Pengurus Perusahaan
________________________ ___________________________
Pengendalian diperlukan bila dari hasil pengukuran tidak sesuai dengan
standar yang berlaku.
H. Kegiatan P3K :
24