Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

PetunjukPraktikumkimiaDasar1 WiwitDennyF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

PETUNJUK PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Oleh

Wiwit Denny Fitriana, M.Si.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
2018
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Semua Praktikan diwajibkan mengenakan Jas Praktikum yang berwarna putih selama
melaksanakan praktikum.
2. Hadir 15 menit sebelum tes awal dimulai, dan menyerahkan kartu monitoring
praktikum kepada asisten
3. Menyerahkan buku Laporan Pendahuluan dan Jurnal Praktikum (lihat bagian Contoh
Penulisan Laporan Pendahuluan dan Jurnal) kepada Asisten. Buku tersebut dapat
diminta lagi ke Asisten setelah mengikuti tes awal.
4. Mengikuti tes awal sebelum percobaan dilakukan sampai Asisten yang bertanggung
jawab menilai bahwa Praktikan pantas dan mampu melaksanakan percobaan yang
telah ditentukan. Apabila Praktikan tidak mengikuti tes awal, percobaan dinyatakan
gugur. Tes awal berlangsung kira-kira 15 - 30 menit.
5. Mencatat semua hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan di dalam buku
laporan Pendahuluan dan Jurnal Praktikum. Pada akhir percobaan semua hasil
pengamatan harus diketahui dan ditandatangani oleh Asisten.
6. Buku Laporan Praktikum (lihat bagian Contoh Penulisan Laporan praktikum) harus
telah diserahkan kepada Asisten minggu sebelumnya, sedangkan buku laporan
Pendahuluan dan jurnal praktikum diserahkan kepada Asisten sebelum tes awal
dimulai. Keterlambatan penyerahan akan dikenai sangsi, yaitu tidak boleh mengikuti
praktikum pada hari penyerahan Buku Laporan Praktikum. Buku laporan dapat diambil
kembali 2 hari setelah diserahkan di ruang Laboratorium Dasar Proses Kimia, atau
langsung ke Asisten yang bersangkutan.
7. Kekurang sempurnaan laporan praktikum harus diperbaiki dan diserahkan kepada
asisten yang bersangkutan paling lambat seminggu setelah dinyatakan perlu perbaikan.
8. Peminjaman alat-alat praktikum harus seijin petugas laboratorium dan dikembalikan
kepada petugas laboratorium dalam keadaan yang sama. Praktikan harus
menandatangani lembar inventarisasi alat dan mengembalikan alat-alat praktikum.
9. Sebelum meninggalkan laboratorium, praktikan harus membersihkan meja kerja dan
alat-alat praktikum serta mengatur kembali letak bahan-bahan praktikum.
10. Penggunaan alat-alat dan pemakaian bahan kimia harus hati-hati tidak boleh sampai
ada bahan kimia yang tercecer atau tumpah.
11. Kesalahan kerja atau kelalaian Praktikan sehingga terjadi kerusakan alat atau bahan
yang terbuang, wajib diganti oleh Praktikan dengan bahan/alat yang sama.

2
12. Bersikap sopan pada Asisten.
13. Ketidakhadiran praktikan pada waktu yang telah dijadwalkan dinyatakan gugur,
kecuali ada alasan yang kuat.
14. Ketidakhadiran praktikan karena sakit, percobaannya dapat dilakukan di luar jadwal
praktikum dengan persetujuan asisten, setelah mendapat ijin dari Dosen Koordinator
Praktikum. Dispensasi perubahan jadwal praktikum karena sakit hanya dibolehkan
satu kali selama periode praktikum.
15. lulus praktikum:
- Telah mengikuti tes pendahuluan sebelum praktikum dimulai.
- Telah melaksanakan semua percobaan pada semester yang sama dan dinyatakan
lulus oleh asisten.
- Menyerahkan laporan praktikum untuk semua percobaan yang telah dilaksanakan dan
dinilai oleh asisten.
- Lulus ujian akhir praktikum.

3
SUSUNAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM
1. KULIT LUAR/COVER

BUKU LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Nama : ……………………..
NPM : …………………….
Kelompok : …………………….

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

2. PENULISAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN JURNAL

JUDUL
Percobaan 1

I. Tujuan
II. Prinsip Kerja
III. Teori
IV. Alat dan Sifat Bahan
V. Prosedur dan Pengamatan

Prosedur Kerja Hasil Pengamatan


1.
2.
3.
4.
5.

Tanda Tangan Asisten

(……………………….)

4
3. PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

JUDUL
Percobaan 1

I. Teori
II. Pengolahan Data
III. Hasil Pengamatan
IV. Kesimpulan/Saran
V. Jawaban Tugas/Pertanyaan
VI. Daftar Pustaka

Praktikan :
1. ………………………,NPM …………
2. ………………………,NPM …………
3. ………………………,NPM …………
Tanda Tangan Asisten

(……………………….)

5
DAFTAR ISI

Percobaan 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM dan K3


Percobaan 2 PENGERTIAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Percobaan 3 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT
Percobaan 4 KINETIKA REAKSI MAGNESIUM DENGAN ASAM KLORIDA
Percobaan 5 PENENTUAN KADAR SAMPEL DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Percobaan 6 ISOLASI KLOROFIL DENGAN METODE REFLUK
Percobaan 7 DESTILASI MINYAK SEREH
Percobaan 8 TEORI VSEPR DAN BENTUK MOLEKUL

6
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM dan K3

I. Latar Belakang
Laboratorium merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh
dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah syarat penting yang perlu
dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium kimia. apabila ditinjau dari aspek
keselamatan kerja, laboratorium-laboratorium kimia mempunyai bahaya dasar yang sama
sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya. Tujuan keamanan
laboratorium adalah menciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains yang
aman. Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan praktisi sains (dosen, laboran,
(mahasiswa) tentang keselamatan kerja, mengenal bahaya yang mungkin terjadi serta
upaya penanganannya. Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam
cara penanganannya, yakni cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi,
dan penyimpanan. Pengetahuan tentang nama dan kegunaan alat dan bagaimana cara
penggunaannya juga sangat penting. Misalnya alat-alat gelas harus diperiksa sebelum
digunakan. Apakah ada yang retak, pecah, atau masih kotor.

II. Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu mahasiswa mengetahui cara bagaimana penggunaan dan
penyimpanan alat-alat laboratorium dengan tepat sehingga kerusakan alat dan bahan-bahan
kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat penyimpanan dapat
dicegah.
III. Prinsip
A. Sumber-Sumber Kerusakan Alat Dan Bahan Kimia
Tidak dapat dielakkan semua alat-alat lambat laun akan mengalami kerusakan
karena dimakan usia, karena lamanya alat-alat tersebut, baik lama pemakaian maupun lama
disimpan, atau disebabkan oleh keadaan lingkungan. Sumber-sumber kerusakan
yangdisebabkan keberadaan alat –alat dan bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya
dapat digolongkan menjadi tujuh golongan, yaitu sebagai berikut:
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air. Kelembaban udara yang tinggi dapat membuat
alat-alat besi menjadi berkarat. Alat-alat yang terbuat dari logam lain, seperti
seng,tembaga, kuningan menjadi kusam. Maka dianjurkan menghindarkan alat-alat
tersebut bersentuhan dengan udara. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan, misalnya
dengan jalan mengecat alat-alat tersebut, memoles dengan vaselin atau gemuk/lemak,
maupun divernis. Sedangkan yang paling baik dan terlihat indah ialah dengan jalan
melapisi dengan logam yang tahan pengaruh udara, misalnya dengan krom atau nikel.
Kelembaban udara juga menyebabkan terjadinya jamur pada lensa-lensa.
2. Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya
Usahakan semua alat maupun bahan kimia dalam keadaan kering. Tempatkan
alat maupun bahan dalam tempat yang kering. Alat ataupun bahan mudah rusak
biladibiarkan dalam keadaan basah.
3. Panas/temperatur
Panas yang tinggi menyebabkan alat-alat memuai, tetapi kadang-kadang pemuaian
tidakteratur sehingga bentuk alat-alat akan berubah sehingga fungsi alat-alat akan berubah.
Pengaruh temperatur akan menyebabkan reaksi atau perubahan kimia terjadi, dan
jugamempercepat reaksi. Panas yang cukup tinggi dapat memacu terjadinya reaksi oksidasi.
Keadaan temperatur yang terlalu rendah juga mempunyai akibat yang serupa.

7
4. Mekanik
Benturan, tarikan, maupun tekanan yang besar harus dihindari, khususnya pada alat-
alatyang terbuat dari bahan-bahan yang mudah pecah (gelas), lentur (berubah bentuk) seperti
alat-alat yang terbuat dari plastik, ataupun alat-alat yang bahannya bersifat sangat
rapuh.Bahan-bahan kimia yang harus dahindarkan dari benturan maupun tekanan yang
besar adalah bahan kimia yang mudah meledak, seperti ammonium nitrat, nitrogliserin,
trinitrotoluene (TNT).
5. Sinar
Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan kimia.
Sebagai contoh larutan kalium permanganat, apabila terkena sinar UV akan mengalami
reduksi, sehingga akan merubah sifat larutan itu. Oleh karena itu untuk menyimpan
larutan kalium permanganat dianjurkan menggunakan botol yang berwarna coklat. Kristal
perak nitrat juga akan rusak jika terkena sinar UV, oleh sebab itu dalam penyimpanan
harus dihindarkan dari pengaruh sinar UV. Alat-alat sebaiknya juga dihindarkan terkena
sinar matahari secara langsung, sehingga dianjurkan untuk memasang tirai-tirai pada jendela
laboratorium.
6. Api
Api/kebakaran dapat terjadi bila tiga komponen berada bersama-sama pada suatu
saat, dikenal dengan “segitiga api”
a) Adanya bahan bakar (bahan yang dapat dibakar)
b) Adanya panas yang cukup tinggi, yang dapat mengubah bahan baker menjadi uap
yang dapat terbakar (mencapai titik bakarnya)
c) Adanya oksigen (di udara, di sekitar kita)
Maka pada saat yang demikian itulah, oksigen yang mudah bereaksi dengan
bahan baker yang berupa uap yang sudah mencapai titik bakarnya akan menghasilkan api. Api
inilah yang selanjutnya dapat mengakibatkan kebakaran. Maka untuk menghindari
terjadinya kebakaran haruslah salah satu dari komponen segitiga api tersebut harus
ditiadakan. Cara termudah ialah menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di
tempat yang dingin, sehingga tidak mudah naik temperaturnya dan tidak mudah
berubah menjadi uap yang mencapai titik bakarnya.
7. Sifat bahan kimia itu sendiri
Bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-masing. Misalnya asam
sangat mudah bereaksi dengan basa. Reaksi-reaksi kimia dapat berjalan dari yang
sangat lambat hingga ke yang spontan. Reaksi yang spontan biasanya menimbulkan
panas yang tinggi dan api. Ledakan dapat terjadi bila reaksi terjadi pada ruang yang tertutup.
Contoh reaksi spontan: asam sulfat pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat padat
dan gula pasir seketika akan terjadi api. Demikian juga kalau kristal kalium
permanganate ditetesi dengan gliserin.

IV. Alat dan Bahan


Dalam percobaan ini alat yang digunakan adalah:
1. Gelas ukur
2. Pipet (pipet tetes, pipet ukur, mikro pipet, pipet gondok)
3. Timbangan (neraca)
4. Bunsen
5. Alat penyaringan
6. Penjepit serbaguna
7. Erlenmeyer
8. Gelas piala
9. Buret
8
10. Labu semprot
11. Labu ukur
12. Spatula

V. Percobaan
Pengenalan alat dan mengetahui cara menggunakan alat alat kimia dengan baik dan
cara membersihkan serta penyimpanannya

VI. Analisis Data, Pembahasan, dan Tugas Penyusunan Laporan


Menuliskan review tentang penggunaan dan penyimpanan alat laboratorium kimia.

9
PERCOBAAN 2
PENGERTIAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA

I. Latar Belakang
Salah satu cara kita menggolongkan materi adalah berdasarkan sifat-sifat atau
kimianya. Sifat-sifat dapat dibagi atas dua golongan: serbasama (homogen) dan
serbaneka (heterogen). Materi homogen mempunyai sifat fisika dan kimia yang tetap
tanpa memandang banyak yang diperiksa. Materi heterogen tidak mempunyai sifat- sifat
yang tetap. Bila gula dan garam dicampur dapat terlihat homogen. Tetapi campuran
tersebut berupa heterogen karena masing-masingnya mempunyai sifat-sifat fisika dan
kimia yang sangat berbeda. Skema di bawah ini menggambarkan penggolongan materi

Gula merupakan sebuah senyawa senyawa murni. Melalui proses pemanasan, gula
dapat terurai menjadi unsur karbon dan senyawa air. Selanjutnya arus listrik dapat
menguraikan senyawa air menjadi hidrogen dan oksigen. Dalam keadaan biasa, kedua
unsur tersebut berupa gas tidak bewarna,tetapi sifat-sifat flsika dan kimianya sangat
berbeda. Unsur berlainan dapat mempunyai sifat-sifat yang sama, tetapi tidak ada dua
unsur yang mempunyai semua sifatnya sama.
Sifat - sifat fisika merupakan sifat zat yang dapat diukur atau diamati tanpa
senyawa mengalami perubahan komposisi. Sifat sifat fisika sangat banyak macamnya.
Sifat - sifat fisika yang terpenting diantaranya adalah wujud (padat, cair dan gas), warna,
densiti, bentuk kristal, titik leleh, titik didih, hantaran listrik, hantaran panas, kelarutan,
kekerasan dan lain-lain. Bau dan rasa juga termasuk sifat fisika walaupun diperlukan
reaksi kimia untuk mengamatinya.
Sifat - sifat kimia adalah sifat yang diukur atau diamati bila zat mengalami
perubahan komposisi, dimana harus berlangsung reaksi kimia. Besi berkarat, kayu
terbakar, hidrogen meledak dan uranium meluruh secara radioaktif merupakan contoh-
contoh perubahan kimia. Perubahan kimia selalu diikuti oleh perubahan energi.
Perubahan kimia diamati seperti pembentukan gas, pembentukan senyawa sulit larut
atau perubahan warna.

II. Tujuan
Tujuan Percobaan yaitu membedakan sifat fisika dan sifat kimia suatu zat.

III. Peralatan
- Bunsen/Lampu alkohol
- Penjepit tabung reaksi
- Karet hisap
- Gelas ukur 10 ml
- Kawat Ni-Cr
- Tabung reaksi
- Pipet ukur

10
- Corong
- Gelas beker 100 ml
- Botol cuci & Pipet tetes
- Seng (Zn)

IV. Bahan-Bahan
- Tembaga (Cu)
- Magnesium (Mg)
- Besi (Fe)
- Aluminium (Al)
- Kalsium karbonat (CaCO3)
- Kupri Nitrat (Cu (N03 )2
- Kalium Hidroksida (KOH)
- Asam Sulfat pekat (H2SO4 pekat)
- Natrium Hidroksida encer (NaOH encer)
- Asam Asetat (CH3 COOH)
- Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2 )
- Asam Klorida encer (HCl)
- Garam/gula
- Metanol/benzena/toluena/eter
- Kayu
- Kapur tulis/CaCO3
- Aquadest (air suling)

V. Prosedur Percobaan

A. Sifat Fisika

1. Amati dan catat ujud, warna dan bau dari zat - zat berikut: Metanol, CaCO3, gula,
Toluena, Benzena, HCl dan NaOH.
2. Larutkan Zat tersebut di atas dalam air. Kocok larutan tersebut, amati dan catat
perubahan yang terjadi.
3. Lakukanlah proses 2 untuk eter.
4. Jelaskan cara identifikasi zat - zat di atas yang mempunyai bentuk/warna yang sama,
berdasarkan sifat fisik zat - zat tersebut.

B. Sifat Kimia

1. Perubahan karena pengaruh basa


- Masukkan ke dalam tabung reaksi yang berlainan sepotong Al, Zn, Fe dan CaCO3.
- Tambahkan pada tiap-tiap tabung 5 ml NaOH encer. Catat perubahan yang terjadi
2. Perubahan karena pengaruh asam
- Masukkan ke dalam tabung reaksi yang berlainan sepotong Cu, Zn, CaCO3 dan KOH.
- Tambahkan pada tiap-tiap tabung 3 mL HCl encer. Catat perubahan yang terjadi dan tulis
persamaan reaksinya.
- Tuangkan H2SO4 pekat ke dalam tabung reaksi, masukkan sepotong kayu ke dalamnya.
Catat perubahan yang terjadi.
3. Perubahan karena pengaruh panas
- Dengan memakai jepitan, panaskan sepotong Mg dalam nyala bunsen. Ulangi percobaan ini
dengan lilitan Cu. Catat peristiwa yang terjadi.

11
PERCOBAAN 3
KESETIMBANGAN KIMIA

Pengaruh Perubahan pH dan Suhu Larutan Terhadap Sistem Reaksi Setimbang

I. Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengamati suatu reaksi yang berada dalam keadaan
setimbang secara makroskopis dan mendeskripsikan pengaruh suhu terhadap suatu reaksi
bolak - balik.

II. Pendahuluan
Reaksi kimia dapat berlangsung satu arah jika reaksi hanya menghasilkan produk dan tidak
dapat diubah kembali menjadi reaktannya dan dapat pula berlangsung dua arah jika produk
reaksi dapat sekaligus berperan sebagai pereaksi untuk menghasilkan kembali reaktan yang
terlibat pada awal reaksi. Jika suatu aksi (gangguan) diberikan pada suatu sistem
kesetimbangan reaksi, maka sistem kesetimbangan tersebut akan meminimalkan pengaruh
dari aksi tersebut dengan cara menggeser arah reaksi. Gangguan tersebut dapat berupa
perubahan jumlah produk dan reaktan, tekanan sistem, atau pun perubahan suhu.

III. Alat dan Bahan


Bahan: Alat:
- Kalium kromat - Erlenmeyer
- Asam klorida - Beaker glass
- Natrium hidroksida
- CuSO4
- NaCl

IV. Langkah Kerja


A. Reaksi kesetimbangan dalam keadaan pH berbeda.
1. Masukkan 25 mL larutan kalium kromat ke dalam labu erlenmeyer.
2. Tambahkan asam klorida tetes demi tetes hingga terjadi perubahan warna pada larutan
kalium kromat dalam labu erlenmeyer.
3. Amati perubahan yang terjadi!
4. Setelah terjadi perubahan warna, tambahkan natrium hidroksida tetes demi tetes hingga
warna larutan kembali seperti semula.

B. Pengaruh suhu terhadap reaksi kesetimbangan.


1. Masukkan 50 ml larutan CuSO4 ke dalam gelas kimia kemudian tambahkan 2.5 gram
padatan NaCl
2. Amati warna larutan yang terjadi!
3. Panaskan campuran larutan CuSO4 – NaCl tersebut dalam penangas air di atas bunsen.
4. Amati warna larutan saat pemanasan berlangsung!
5. Siapkan es batu yang telah di pecahkan ke dalam gelas kimia besar yang berisi sedikit air.
6. Rendam gelas kimia yang berisi campuran CuSO4 dan NaCl panas tersebut ke dalam gelas
berisi es.
7. Amati kembali perubahan warna yang terjadi.

V. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan pengertian reaksi bolak balik!
2. Alat apa saja yang digunakan pada kedua percobaan tersebut?

12
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada kedua percobaan!
4. Menurut Anda, bagaimanakah pengaruh suhu terhadap kesetimbangan?

13
PERCOBAAN 4
KINETIKA REAKSI MAGNESIUM DENGAN ASAM KLORIDA

Tujuan Percobaan : menentukan tingkat reaksi magnesium dengan asam klorida

Dasar Teori
Kinetika kimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari bagaimana
suatu reaksi dapat berlangsung. Dalam kinetika kimia selalu dihubungkan dengan laju reaksi
dan mekanisme reaksi. Laju reaksi digunakan untuk menjelaskan seberapa cepat reaksi
berlangsung, sedangkan mekanisme reaksi digunakan untuk menjelaskan langkah – langkah
manakah yang ditempuh agar suatu zat pereaksi berubah menjadi hasil reaksi.
Laju reaksi dari reaksi kimia didefenisikan sebagai perubahan konsentrasi zat yang
ikut dalam reaksi persatuan waktu. Misalnya untuk reaksi :
A+B→P
Akan memiliki laju reaksi sesuai dengan persamaan :
( ) ( ) ( )
( )
Persamaan diatas menunjukkan bahwa laju reaksi kimia adalah berbanding terbalik terhadap
waktu dan sebanding dengan konsentrasi. Untuk reaksi diatas secara empiris dapat dinyatakan
dalam persamaan :
( ) ( )
Dengan p dan q adalah orde reaksi sedangkan (p+q) adalah orde reaksi total dari reaksi diatas.
Jika suatu reaksi memiliki tingkat reaksi n, maka laju reaksi akan sebanding dengan
(konsentrasi)n dan berbanding terbalik dengan t.
( )

Dengan C = konsentrasi, n = orde reaksi, t = waktu


Sehingga ( ) sehingga jika dibuat grafik [C]n versus 1/t akan diperoleh garis lurus.
Sehingga tingkat reaksi kimia dapat ditentukan dengan membuat grafik [C]n vs 1/t

Tingkat Reaksi Penentuan tingkat reaksi dengan membuat grafik

1 [C] vs 1/t

2 [C]2 vs 1/t

3 [C]3 vs 1/t

Cara kerja
1. Potonglah pita Mg yang tersedia dengan panjang kurang lebih 2 cm, sediakan 8
potong
2. Dari larutan HCl 2 M, buatlah larutan HCl dengan konsentrasi 1.8 M, 1.6 M, 1.4 M,
1.2 M, 1.0 M, 0.8 M, 0.6 M masing-masing sebanyak 20 mL
3. Pindahkan 10 mL HCl 2M ke dalam erlenmeyer 50 mL, dan masukkan 1 potong pita
Mg (2 cm)
4. Catat waktu ketika pita Mg mulai dimasukkan hingga reaksi selesai (Mg habis
bereaksi)
5. Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan HCl 1.8 M, 1.6 M, 1.4 M, 1.2 M, 1.0
M, 0.8 M, 0.6 M

14
6. Ulangi percobaan diatas 1 – 2 kali
7. Catatlah pengamatan pada lembar pengamatan
8. Gambarlah grafik 1/t vs konsentrasi dan 1/t vs (konsentrasi)2
9. Tentukan orde reaksinya

Pengamatan
[HCl] (M) Panjang pita Mg (cm) Percobaan I Percobaan II

t 1/t t 1/t

2.0 2 … … … …

1.8 2 … … … …

1.6 2 … … … …

1.4 2 … … … …

1.2 2 … … … …

1.0 2 … … … …

0.8 2 … … … …

0.6 2 … … … …

15
PERCOBAAN 5
PENENTUAN KADAR SAMPEL DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Tujuan
Menentukan kadar suatu senyawa dengan spektrofotometri UV-VIS.

Pendahuluan
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa
dalam pembentukan senyawanya. Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam
kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.
Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer.

1. Alat dan Bahan


a. Alat: Spektrofotometer UV-Visible, kuvet, Gelas ukur, pipet Gondok, labu ukur, botol
semprot, kertas tissue.
b. Bahan: Kromium, Aquadest

2. Cara Kerja
a. Pembuatan Larutan Standar
Larutan Standar Cr dibuat menggunakanK2Cr2O7.3H2O, dibuat konsentrasi 100 ppm,
disiapkan dengan cara melarutkan 0,0028 g K2Cr2O7.3H2O dengan air destilasi dalam labu
takar 100 mL.
b. Pembuatan Kurva Standar
Dari larutan standar divariasi menjadi 5 konsentrasi yaitu 5; 10; 15; 20; 25 ppm,
kemudian lakukan pengukuran serapan (absorbansi) pada panjang gelombang 560 untuk
masing-masing larutan baku, catat setiap harga serapan untuk tiap larutan. Buatlah kurva
standar antara konsentrasi (ppm) vs absorbansi (A), tentukan persamaan garis dengan metoda
regresi linier .
c. Penentuan Kadar Sampel
Sebanyak 2,5 mL sampel yang diduga terdapat Cr(VI) dimasukkan ke dalam labu
volumetrik 25 mL. Masukkan sample yang berupa larutan ke dalam kuvet. Ukur serapan pada
panjang gelombang maksimal. Catat hasil yang diperoleh. Hitung kadar sampel dengan
memasukkan harga serapan pada persamaan garis kurva standar.

16
PERCOBAAN 6
ISOLASI KLOROFIL DENGAN METODE REFLUK
Tujuan
Memisahkan suatu senyawa dengan metode refluk.

Dasar teori
Klorofil adalah pigmen hijau yang ditemukan pada kebanyakan tumbuhan, alga, dan
sianobakteria (cyanobacteria). Nama klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros yang
berarti hijau, dan phyllon yang berarti daun. Klorofil merupakan pigmen tumbuhan yang
sudah dikonsumsi sebagai suplemen makanan.
Klorofil sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga pengerjaan dan penyimpanan
klorofil harus dilakukan dalam ruang gelap yang aman dan sejuk. Di samping klorofil peka
terhadap cahaya, juga terhadap pemanasan. Klorofil adalah ester dan larut dalam kebanyakan
pelarut organik. Dalam larutan, baik klorofil a maupun b, keduanya bersifat fluoresen. Satu
karakteristik penting dari klorofil adalah kelabilannya yang ekstrim, yaitu sensitif terhadap
cahaya, panas, oksigen, degradasi kimia yang meliputi reaksi feofitinisasi, reaksi
pembentukan klorofilid, dan reaksi oksidasi.

Prosedur refluks klorofil dari daun bayam


Daun bayam (500 g) dikeringkan pada suhu ruangan. Daun bayam kering direfluks
dengan methanol pada suhu 75ᵒC selama 7 jam. Hasil refluks disaring, diamati filtrat dan
residunya. Filtrat dievaporasi dan dikeringkan, lalu dicuci dengan aquades panas 40ᵒC.
Perbandingan pencucian yaitu 1 gram residu dengan 5 mL aquades panas. Residu ditambah
aquades dan n-heksan, lalu diekstraksi cair-cair secara berulang. Amati perbedaan antara fasa
air dan fasa n-heksan. Lakukan pemisahan kedua fasa tersebut.

17
PERCOBAAN 7
DESTILASI MINYAK SEREH

Tujuan
Melakukan pemisahan suatu senyawa berdasarkan titik didih.

Pendahuluan
Sejak dahulu tanaman di Indonesia banyak mengandung bahan yang mudahmenguap dan berbau
wangi. Bagian tanaman yang berbau wangi tersebut berasaldari daun, buah, akar, dan bunga. Bagian
ini dapat diolah menjadi suatu minyak yang dinamakan minyak atsiri. Minyak atsiri memiliki
sifat mudah menguapsehingga mudah dipisahkan dari bahan lain dari dalam tanaman. Minyak
atsiridapat di ekspor dan menguntungkan bagi devisa negara. Minyak atsiri terdiri dariminyak
nilam, minyak daun cengkeh, minyak cendana, minyak kayu putih, dan minyak sereh. Minyak
tersebut dapat berfungsi untuk pengusir nyamuk karena kandungan yang dimilikinya.Sereh
merupakan suatu tumbuhan dari genus Cymbopogon. Sereh terdiri dari dua jenis yaitu sereh
dapur dan sereh wangi. Sereh dapur atau Cymbopogonnardus memiliki wangi seperti lemon
karena memiliki kandungan sitral yangtinggi sedangkan sereh wangi atau Cymbopogon
citratus memiliki kandungancitral yang lebih rendah sehingga wanginya tidak begitu
menyengat. Sereh banyak digunakan pada perdagangan sebagai minyak atsiri. Minyak sereh
di Indonesiamerupakan salah satu terbesar di dunia karena cocok sebagai
tempat pertumbuhan.Minyak sereh diperoleh melalui penyulingan selama beberapa jam.
Minyak serehtermasuk dalam senyawa terpenoid yang mudah larut dalam minyak.
Kandungan utama minyak sereh terdiri dari sitronelal, geraniol, dan sitronelol.
Geraniolmerupakan salah satu senyawa kimia bahan alam yang efektif untuk mengusirnyamuk, lalat, dan
semut (Butler 2007). Senyawa ini tidak dapat larut dalam airnamun dapat larut dalam pelarut
organik.

BAHAN DAN METODE

Alat dan bahan


Alat-alat yang digunakan antara lain tabung erlenmeyer 300 ml,refraktometer, piknometer,
soxlet, labu didih, pipet volumetric, dan timbangananalitik. Bahan-bahan yang digunakan
antara lain daun sereh, BTB netral, larutan KOH dalam alkohol, alkohol, larutan
hidroksilamin, dan larutan HCl 0,5N.

Metode Percobaan Penyulingan


Daun sereh yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam labu didih dan direbus dengan
menggunakan Soxlet selama 1,5 jam. Minyak atsiri sereh yang diperoleh kemudian diukur
besar volume, indeks bias menggunakan refraktometer, dan bobor jenisnya dengan
piknometer.

Penetapan Kadar Sitronelal dalam Minyak Sereh


Minyak atsiri yang diperoleh ditimbang bobotnya dan dimasukkan ke dalamErlenmeyer.
Larutan alkohol sebanyak 2 ml dan indicator BTB netralditambahkan ke dalam larutan.
Larutan KOH 0,5N dalam alkohol sebanyak 25 mldan larutan hidroksilamin HCl sebanyak 20
ml ditambahkan kemudian dikocok dan dibiarkan selama 15 menit. Larutan kemudian dititar
dengan larutan HCl 0,5N. Larutan blanko menggunakan air dan diperlakukan sama seperti
larutansampel.

18
PERCOBAAN 8
TEORI VSEPR DAN BENTUK MOLEKUL

Tujuan Percobaan
Memahami pola molekul didasarkan teori VSEPR dan memahami bentuk molekul dari
sistim kristal yang ada.

Dasar Teori
Teori VSEPR dapat digunakan untuk menduga bentuk molekul. Bentuk molekul dapat
ditentukan melalui jumlah elektron yang membentuk ikatan sigma atau orbital non bonding di
sekitar atom pusat. Elektron dalam ikatan  tidak memberikan pengaruh pada bentuk molekul.

Alat dan Bahan


Model molekul, balon, penggaris, alat potret dan film.

Percobaan
Prosedur 1
Gunakan model untuk menggambarkan hibridisasi atom pusat menentukan polar atau
nonpolar dan bentuk molekul (linear, tekuk, trigonal piramid, tetrahedral, oktahedral).
Gambarkan juga struktur Lewis dari senyawa yang dibuat model tersebut.

Prosedur 2
Pembuktian teori VSEPR
a. Ambil 4 balon yang ukurannya sama dan kelenturan sama. Tiup keempat balon tersebut
dengan ukuran dan besar sama. Ikat keempat balon tersebut. Apabila perlu lakukan
pemotretan.
b. Ulangi cara di atas dengan meniup salah satu balon 1,5 sampai 2 kali lebih besar. Amati apa
yang terjadi dan prediksi sudut yang terbentuk.
c. Amati juga apabila 2 balon dibesarkan 1, 5 kali dari semula.

PERTANYAAN:
1. Buat hubungan percoaban a, b dan c dengan struktur yang paling mungkin dalam senyawa
kimia.
2. Tepatkan korelasi antara sifat yang paling mungkin dari struktur a,b,c dengan probabilitas
kepolaran ikatan hidrogen, serta beberapa sifat yang dapat diprediksi.
3. Beri satu pendapat yang terkait dengan fenomena tersebut untuk struktur a,b,c. Misalnya
prediksi kecepatan reaksi dengan air, sifat keasaman.

Prosedur 3
Konsep kristal dan close packed
a. Ambil model kristal dan buatlah bentuk kubus sederhana, kubus berpusat ruang, prisma
heksagonal, prisma tetragonal dan bentuk lain (minimal 3).
ruang, prisma heksagonal, prisma tetragonal dan bentuk lain (minimal 3).
b. Hitung volume molar dari kristal bentukan tersebut apabila masing- masing contoh telah
dicari dan dikorelasi dari kristal di tabel.
masing contoh telah dicari dan dikorelasi dari kristal di tabel.
c. Buatlah korelasi jejari atom yang telah dibuat dengan konsep koordinasi.

PERTANYAAN:
1. Kaitkan konsep Madelung dan Bohr dengan model close packed

19
2. Prediksi dan hitung bilangan koordinasi dari close packed tersebut.
3. Mengapa kisi selalu dikaitkan dengan bilangan koordinasi

20
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R., 1994, Chemistry, 5th Ed., Mac Graw-Hill inc., New York

Slowinski E.J., Wolsey W.C., Masterson W.L., 2005, Chemical Principles in the Laboratory,
8th Ed., Brooks/Cole, USA

Slowinski, Wolsey, Masterton, 1997, Chemical Principles in the Laboratory with Qualitative
Analysis, 6th Ed., Brooks/Cole, USA

Soemanto Imamkhasani, 1990, Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia, Jakarta:


Penerbit PT. Gramedia

Weiss,G.S., Greco,T.G., Rickard,L.H., 2007, Experiments in general chemistry, Prentice


Hall

21

Anda mungkin juga menyukai