Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Dapus Kimia 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan percobaan ini agar mahasiswa mampu memahami tentang nama,
jenis, kegunaan dan cara pemakaian alat-alat kimia yang ada di dalam
laboratorium dan mahasiswa mampu memahami tentang nama, jenis, sifat,
kegunaan dan cara penyimpanan bahan atau zat kimia.

1.2 Prinsip Percobaan


Prisip pada percobaan ini yaitu pengetahuan merupakan salah satu faktor
yang penting guna mendukung kegiatan praktikum. Pengenalan alat-alat
laboratorium sangat penting agar dapat menunjang pengetahuan mahasiswa
dalam melaksanakan aktivitas di laboratorium, baik dalam dalam
melaksanakan praktikum maupun penelitian. Para mahasiswa harus
mengetahui nama dan kegunaan alat-alat laboratorium agar dalam
melaksanakan praktikum maupun penelitian mahasiswa dapat meminimalisir
terjadinya kesalahan dalam penggunaan alat-alat tersebut. Mahasiswa juga
harus mengetahui fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, dengan
mengetahui nama, bentuk serta fungsi alat yang akan digunakan dapat
mempermudah ketika melakukan praktikum (Ayuni et al., 2020).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium merupakan tempat dilakukannya kegiatan praktikum, riset


(penelitian) serta sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran. Fungsi utama
laboratorium untuk melaksanakan eksperimen (experiments), kerja laboratorium
(laboratory work), praktikum (practicals), dan pelaksanaan didaktik pendidikan
sains (didactics of science education). Mahasiswa yang menggunakan peralatan di
laboratorium harus mengetahui beberapa hal, mulai dari mengetahui nama alat,
kegunaan, cara penggunaan, dan teknik penggunaannya. Praktikum kimia di
laboratorium merupakan suatu aktivitas yang membantu, tidak hanya untuk
meningkatkan pemahaman konseptual dan kognitif, tapi juga membentuk
keterampilan teknis. (Saputra & Yenni, 2021).
Laboratorium kimia adalah tempat atau sarana yang di dalamnya terdapat
alat dan bahan kimia yang spesifik untuk menunjang pembelajaran bidang kimia
dasar, yang mana di dalam laboratorium kimia terdapat bahan-bahan kimia
berbahaya yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan. Resiko yang ada di
laboratorium kimia berkaitan dengan bahan utama yang digunakan yaitu bahan
kimia, laboratorium ini memiliki banyak potensi bahaya yang dapat menimbulkan
dampak pada kesehatan dan lingkungan sekitar laboratorium. Kenyataannya ada
beberapa mahasiswa yang minim pengetahuan akan penggunaan alat-alat
praktikum, hal tersebut dapat berpengaruh dalam mencapai tujuan praktikum.
Mahasiswa yang menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam
praktikum sehingga mahasiswa memperoleh hasil praktikum seperti yang
diharapkan, maka pelaksanaan praktikum perlu penguasaan tentang alat-alat
praktikum dengan baik sehingga dapat menunjang kelancaran praktikum (Ayuni
et al., 2020).
Mengenal alat-alat kimia dan cara penggunaannya merupakan suatu hal
yang penting bagi orang-orang yang akan masuk dalam bidang ilmu kimia. Alat
laboratorium adalah alat-alat yang digunakan untuk keperluan kegiatan di
laboratorium. Alat laboratorium biasanya dibuat dengan bahan atau material yang
khusus sesuai dengan tujuan penggunaan alat tersebut, karena alat laboratorium
memerlukan daya tahan yang baik serta hasil yang baik pula. Alat laboratorium
ada yang terbuat dari bahan kaca, metal, plastik dan lain sebagainya sesuai dengan
kebutuhan. Alat laboratorium sangat banyak jenisnya, sehingga di dalam sebuah
laboratorium sangat banyak ditemukan alat-alat kimia sesuai dengan fungsinya
masing-masing, mulai dari alat-alat yang sederhana sampai dengan alat-alat yang
rumit.
Bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium terbagi menjadi dua yaitu
bahan-bahan kimia berbahaya dan bahan-bahan kimia tidak berbahaya. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia berbahaya
yaitu penempatannya harus dipisah antara bahan kimia berbahaya dengan yang
tidak berbahaya, berikan label pada setiap bahan kimia, bahan kimia beracun,
bahan kimia keras dan bahan kimia mudah menguap harus disimpan ditempat
yang khusus dan aman, bahan kimia yang mudah terbakar harus dijauhkan dari
sumber api, serta pahami bahan-bahan kimia yang ingin digunakan. Jenis-jenis
bahan kimia berbahaya antara lain bahan kimia yang beracun, bahan kimia yang
mudah meledak, bahan kimia yang korosif dan iritatif, bahan kimia yang mudah
menguap, bahan kimia yang mudah terbakar, dan bahan kimia yang karsinogenik.
Bahan-bahan kimia tersebut tidak boleh disimpan secara bersamaan, harus
disimpan secara khusus guna menghindari segala sumber bahaya yang akan
ditimbulkan (Yusuf et al., 2019).
Risiko yang sulit diprediksi dan paling berbahaya di laboratorium adalah
kadar racun yang terkandung dalam bahan kimia. Zat kimia tidak ada yang
sepenuhnya aman, semua bahan kimia menyebabkan efek beracun terhadap
kehidupan dalam bentuk yang berbeda-beda. Bahan kimia bisa menyebabkan efek
berbahaya setelah terpapar pertama kali misalnya terpapar asam nitrat korosif.
Sebagian bisa juga apabila terpapar berulang kali atau dalam waktu yang lama
misalnya terpapar karsinogenik klorometil.
Dampak dari resiko bahaya pemakaian bahan kimia berbahaya mungkin
belum langsung dapat dirasakan dalam waktu singkat, namun ada juga bahan
kimia yang dalam waktu singkat sudah menimbulkan gejala gangguan pada
kesehatan. Mengingat besarnya potensi resiko bahaya pemakaian bahan-bahan
kimia berbahaya di laboratorium terhadap kesehatan, maka penting untuk
ditanggapi secara serius. Keselamatan serta kesehatan adalah tanggung jawab
bersama petugas laboratorium dan pemakai laboratorium. Resiko keselamatan
kerja di laboratorium dapat dikurangi apabila setiap pengguna laboratorium
memperhatikan prosedur-prosedur keselamatan kerja, tetapi seringkali pengguna
laboratorium menyepelekan resiko kerja, sehingga tidak memakai alat-alat
pengaman meskipun telah disediakan (Subamia et al., 2019).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Pipet ukur
2. Pipet volume
3. Pipet tetes
4. Propipet
5. Gelas ukur
6. Gelas arloji
7. Gelas beker
8. Labu ukur
9. Tabung reaksi
10. Rak tabung reaksi
11. Penjepit tabung reaksi
12. Pipa U
13. Corong
14. Corong pemisah
15. Erlenmeyer
16. Termometer
17. Mortar
18. Bunsen spritus
19. Sudip
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Sodium hydroxide
2. Sodium nitrate
3. Salicylic acid
4. Potassium chromate
5. Potassium nitrate
3.2 Prosedur Percobaan
• Memahami setiap alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kimia.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Prinsip
Prisip pada percobaan ini yaitu pengetahuan merupakan salah satu faktor
yang penting guna mendukung kegiatan praktikum. Pengenalan alat-alat
laboratorium sangat penting agar dapat menunjang pengetahuan mahasiswa
dalam melaksanakan aktivitas di laboratorium, baik dalam dalam
melaksanakan praktikum maupun penelitian. Para mahasiswa harus
mengetahui nama dan kegunaan alat-alat laboratorium agar dalam
melaksanakan praktikum maupun penelitian mahasiswa dapat meminimalisir
terjadinya kesalahan dalam penggunaan alat-alat tersebut. Mahasiswa juga
harus mengetahui fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, dengan
mengetahui nama, bentuk serta fungsi alat yang akan digunakan dapat
mempermudah ketika melakukan praktikum (Ayuni et al., 2020).

4.2 Hasil Pengamatan Alat


4.2.1 Pipet ukur

Gambar 1. Pipet ukur


Pipet ukur bisa terbuat dari kaca atau plastik. Mempunyai skala
yang menunjukkan volume cairan yang diinginkan. Pipet ukur
berfungsi untuk memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah
lainnya. Cara menggunakannya yaitu gunakan propipet untuk
menyedot larutan, jangan hisap larutan dengan mulut kecuali larutan
tersebut tidak berbahaya (Subiyanto et al., 2013).
4.2.2 Pipet volume

Gambar 2. Pipet volume


Pipet volume terbuat dari bahan gelas atau kaca. Bentuknya
memanjang dengan ada bentuk silinder panjang yang menggelembung
pada bagian tengah pipet atau bisa disebut gondok. Pipet volume
biasanya digunakan untuk mengambil larutan dengan volume
maksimal 5ml. Berfungsi untuk mengukur volume larutan dengan
ketelitian yang tinggi (Subiyanto et al., 2013).
4.2.3 Pipet tetes

Gambar 3. Pipet volume


Pipet tetes adalah pipet kecil yang memiliki bagian agak
meruncing pada bagian bawahnya dengan ujung atas dilapisi karet.
Pipet tetes memiliki 2 bagian utama, yaitu bola karet dan tabung pipet.
Fungsinya untuk memindahkan dan mengambil sejumlah kecil larutan
berupa tetesan dari satu wadah ke wadah lainnya. Cara menggunakan
alat ini yakni menekan karet pada kepala pipet untuk mengeluarkan
udara kemudian masukkan kedalam larutan yang akan dipindahkan.
Selanjutnya angkat pipet dengan cara menekan karet pada kepala pipet
untuk mengeluarkan larutan dan masukkan kedalam wadah
(Hendrawan et al., 2021).
4.2.4 Propipet

Gambar 4. Propipet
Alat ini terbuat dari karet. Memiliki tiga saluran dengan katup yang
berfungsi untuk mengeluarkan udara, mengeluarkan cairan, dan
mengeluarkan cairan dari pipet ukur atau pipet volume. Propipet biasa
digunakan pada pipet ukur maupun pipet volume. Berfungsi untuk
membantu mengambil dan memindahkan larutan (Purwanti & Ahmad,
2020).
4.2.5 Gelas ukur

Gambar 5. Gelas ukur


Gelas ukur adalah alat yang berbentuk tabung atau silinder secara
umum terbuat buat dari bahan plastik atau kaca yang memiliki
berbagai ukuran. Hati-hati dalam menggunakan gelas ukur karena
mudah pecah. Fungsinya untuk mengetahui atau mengukur volume
larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Cara
mengunakan alat ini yakni masukkan larutan kedalam gelas ukur dan
tempatkan pada bidang rata dan sejajar dengan mata (Hendrawan et
al., 2021).
4.2.6 Gelas arloji

Gambar 6. Gelas arloji


Gelas arloji adalah alat kimia yang berbentuk bulat dan cekung.
Terbuat dari bahan kaca tipis yang mudah pecah. Berfungsi sebagai
wadah untuk bahan kimia berbentuk serbuk maupun kristal ketika
ingin ditimbang. Gelas arloji juga dapat dimanfaatkan sebagai penutup
gelas beaker untuk mengendalikan proses pemanasan atau penguapan
bahan kimia (Rasmini & Ahmad, 2021).

4.2.7 Gelas beker

Gambar 7. Gelas beker


Gelas kimia atau bisa juga disebut dengan gelas beker. Gelas beker
terbuat dari kaca dengan berbagai ukuran. Berfungsi untuk
mereaksikan bahan, menampung atau menyimpan bahan berupa
larutan atau padatan dan sebagai wadah untuk memanaskan larutan.
Alat ini digunakan dengan cara memasukkan bahan yang akan
digunakan berupa larutan atau padatan kedalam gelas kimia
(Hendrawan et al., 2021).
4.2.8 Labu ukur

Gambar 8. Labu ukur


Labu ukur merupakan jenis alat berbahan kaca yang dilengkapi
dengan tutup labu pada bagian atas. Bentuk pada bagian bawah seperti
labu dan bentuk dari lehernya memanjang serta memiliki berbagai
ukuran. Berfungsi membuat larutan berdasarkan volume tertentu
secara teliti dan melakukan pengenceran larutan dengan tingkat
ketelitian yang tinggi. Cara menggunakan alat ini yakni masukkan
larutan ke dalam labu takar kemudian tambahkan aquades sampai
tanda batas dan dikocok hingga tercampur sempurna (Hendrawan et
al., 2021).
4.2.9 Tabung reaksi

Gambar 9. Tabung reaksi


Tabung reaksi terbuat dari kaca. Tabung reaksi memiliki berbagai
macam ukuran, dari 10ml hingga 20ml. Berfungsi untuk tempat
mereaksikan dua larutan kimia atau lebih, serta sebagai tempat
mengembangbiakan mikroba dalam media cair. Tabung reaksi dalam
penggunaanya biasanya dibantu dengan penjepit kayu untuk
memudahkan pemanasan bahan yang direaksikan dan untuk
menghindari bahaya yang ditimbulkan dari reaksi (Eliyarti et al.,
2020).
4.2.10 Rak tabung reaksi

Gambar 10. Tabung reaksi


Rak tabung reaksi adalah alat kimia yang digunakan untuk
menyimpan atau menata beberapa tabung reaksi. Rak tabung reaksi
dapat dibuat dari berbagai bahan seperti kayu, plastik, dan stainless
steel. Berfungsi sebagai tempat meyimpan tabung reaksi misalnya
dalam proses analisis kualitatif. Rak tabung reaksi biasanya memiliki
beberapa lubang di bagian atas untuk menaruh tabung agar berdiri
tegak (Subiyanto et al., 2013).
4.2.11 Penjepit tabung reaksi

Gambar 11. Penjepit tabung reaksi


Penjepit tabung reaksi adalah alat untuk menjepit dan
memindahkan tabung reaksi ketika proses pemanasan. Penjepit kayu
mempunyai 2 rahang yang dapat dibuka dan ditutup dengan pegas
atau sekrup. Cara menggunakan penjepit kayu hanya perlu menekan
bagian tengah atau tekanan penjepit, sehingga bagian kepala penjepit
menjadi terbuka. Setelah kepala penjepit ini terbuka, jepitkan pada
tabung reaksi yang diinginkan (Eliyarti et al., 2020).
4.2.12 Pipa U

Gambar 12. Pipa U


Pipa U merupakan alat kimia yang berbentuk U. Pipa U terbuat
dari kaca. Alat ini digunakan untuk belajar konsep tekanan hidrostatis
yang akan mendeteksi cairan yang belum diketahui. Pipa U juga
digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna mendeteksi suatu cairan
asli atau campuran (Eliyanti et al., 2024).
4.2.13 Corong

Gambar 13. Corong


Corong merupakan alat kimia yang berbentuk kerucut. Memiliki
pipa silinder (batang corong) yang relatif panjang serta memiliki
berbagai ukuran. Berfungsi untuk membantu memasukkan larutan
atau cairan kedalam wadah yang memiliki mulut sempit agar tidak
melimpah. Cara menggunakan alat ini yakni letakkan corong pada
wadah yang memiliki mulut sempit kemudian angkat sedikit atau
diganjal sehingga ada jarak antara wadah dan dinding corong lalu
masukkan larutan atau cairan secara perlahan (Hendrawan et al.,
2021).
4.2.14 Corong pemisah

Gambar 14. Corong pemisah


Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola.
Mempunyai penyumbat diatasnya dan keran dibawahnya. Corong
pemisah digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat
dan kerannya terbuat dari kaca ataupun teflon. Corong pemisah
digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu
campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang tidak
bercampur. (Eliyarti et al., 2020).
4.2.15 Erlenmeyer

Gambar 15. Erlenmeyer


Erlenmeyer adalah alat kimia yang terbuat dari kaca. Bentuknya
mirip seperti labu. Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan,
bahan atau cairan kimia. Digunakan juga sebagai tempat untuk
mereaksikan bahan kimia serta digunakan dalam proses titrasi guna
menampung larutan yang akan dititrasi (Subiyanto et al., 2013).
4.2.16 Termometer

Gambar 16. Termometer


Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu
benda. Alat ini dapat digunakan untuk menyatakan derajat dingin dan
panasnya suatu objek. Ukuran suhu pada termometer ada 4 yaitu celcius,
reamur, fahrenheit, dan kelvin, jenis ukuran suhu yang paling banyak
digunakan adalah celcius. Termometer alkohol lebih banyak dipakai
karena lebih murah dan mudah diamati, termometer kimia biasa dipegang
pada ujung sisi bagian atas agar pada saat mengukur suhu larutan tidak
terpengaruh oleh suhu badan (Subiyanto et al., 2013).
4.2.17 Mortar

Gambar 17. Mortar


Mortar adalah alat kimia yang terbuat dari bahan porselin atau
keramik. Berfungsi untuk menghancurkan dan mencampurkan bahan
kimia atau zat kimia yang masih bersifat padat atau kristal. Alat ini
juga dapat digunakan untuk mencampurkan beberapa bahan menjadi
satu dengan cara ditumbuk secara bersamaan. Alat ini sangat
membantu dalam proses penghalusan bahan kimia saat praktikum
(Subiyanto et al., 2013).
4.2.18 Bunsen spritus

Gambar 18. Busen spritus


Busen atau yang lebih dikenal sebagai pembakar spiritus, adalah alat
yang sering digunakan dalam praktikum laboratorium. Berfungsi sebagai
sumber panas untuk memanaskan larutan. Cara penggunaan busen
melibatkan masukkan corong dalam bagian mulut busen, tuangkan spiritus
hingga 3/4 bagian dari busen jangan diisi terlalu penuh untuk menghindari
ledakan keatas, masukkan sumbu ke dalam busen dan biarkan hingga
terendam oleh cairan dari spiritus, dan nyalakan api dengan korek api gas
atau korek api kayu (Purwanti & Ahmad, 2020).
4.2.19 Sudip

Gambar 19. Sudip


Sudip pada alat kimia umumnya terbuat dari logam. Berbentuk pipih
dan ujungnya membulat. Sudip berfungsi untuk mengambil bahan kimia
yang berbentuk serbuk atau padatan. Sudip juga digunakan untuk
membersihkan sisa bahan yang menempel pada tamper dan lumpang
(Juvitasari et al., 2021).
4.3 Hasil Pengamatan Simbol
4.3.1 Toxic (Beracun)

Gambar 20. Simbol toxic (beracun)


Simbol tersebut merupakan simbol toxic atau bersifat beracun,
gambar tengkorak yang digunakan untuk menggambarkan bahan
kimia yang memiliki toksisitas akut atau kronis. Bahan yang bersifat
beracun dapat menyebabkan penyakit yang serius bahkan kematian
apabila tertelan atau terhirup. Bahan kimia dengan simbol tersebut
jangan sampai tertelan maupun terhirup serta hindari juga kontak
langsung dengan kulit. Contoh bahan yang bersifat beracun dari
praktikum yang telah dilakukan yaitu potassium nitrite (Subamia et
al., 2019).
4.3.2 Corrosive (Korosif)

Gambar 21. Simbol corrosive (korosif)


Simbol tersebut merupakan simbol corrosive atau korosif, Simbol
ini terdiri dari dua gambar yang ditetesi oleh cairan korosif, yakni
pada sebuah benda dan tangan manusia. Bahan yang bersifat korosif,
dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas. Hindari kontak
langsung dengan simbol tersebut dan hindari juga dari benda-benda
yang bersifat logam. Contoh bahan yang bersifat korosif dari
praktikum yang telah dilakukan yaitu sodium hydroxide (Subamia et
al., 2019).
4.3.3 Oxidizing (Mudah teroksidasi)

Gambar 22. Simbol oxidizing (mudah teroksidasi)


Simbol tersebut merupakan simbol oxidizing atau mudah
teroksidasi, simbol kimia mudah teroksidasi digambarkan dengan bola
yang memancarkan api. Bahan kimia yang bersifat mudah teroksidasi
dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan kontak dengan
bahan organik dan bahan pereduksi. Hindarkan bahan dengan simbol
ini dari panas dan reduktor. Contoh bahan yang bersifat mudah
teroksidasi dari praktikum yang telah dilakukan yaitu sodium nitrate
dan potassium nitrate (Subamia et al., 2019).
4.3.4 Harmful (Berbahaya)

Gambar 23. Simbol harmful (berbahaya)


Simbol tersebut merupakan simbol harmful atau berbahaya, simbol
kimia berbahaya digambarkan dengan tanda silang. Bahan kimia yang
bersifat berbahaya dapat merusak kesehatan tubuh apabila kontak
langsung dengan tubuh atau inhalasi. Bahan dengan simbol bahaya
jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan
kulit. Contoh bahan yang berbahaya dari praktikum yang telah
dilakukan yaitu sodium nitrate dan salicylic acid (Subamia et al.,
2019).
4.3.5 Dangerous for the environment (Berbahaya bagi lingkungan)

Gambar 24. Simbol dangerous for the environment (berbahaya bagi


lingkungan)
Simbol tersebut merupakan simbol dangerous for the environment
atau berbahaya bagi lingkungan. Bahan kimia yang berbahaya bagi
satu atau beberapa komponen lingkungan, bahan yang bersifat bahaya
bagi lingkungan ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Hindari
kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan
makhluk hidup. Contoh bahan yang berbahaya bagi lingkungan dari
praktikum yang telah dilakukan yaitu potassium nitrate dan potassium
chromate (Subamia et al., 2019).
4.3.6 Health hazard (Bahaya kesehatan serius)

Gambar 25. Health hazard (Bahaya kesehatan serius)


Simbol tersebut merupakan simbol Health hazard atau bahaya
kesehatan yang serius. Simbol ini menggambarkan seorang manusia
mengalami gangguan kesehatan cukup serius pada fungsi organ
jantung dan paru-paru. Bahan kimia dengan simbol ini memberikan
efek kronis seperti karsinogen, mutagen dan teratogenik. Contoh
bahan yang menyebabkan bahaya kesehatan serius dari praktikum
yang telah dilakukan yaitu potassium chromate (Sardi, 2018).
4.3.7 Irritant (Iritasi)

Gambar 26. Simbol irritant (Iritasi)


Simbol tersebut merupakan simbol irritant atau iritasi. Bahan yang
bersifat iritasi dapat menyebabkan gatal-gatal dan dapat menyebabkan
luka bakar pada kulit. Hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh
bahan yang bersifat iritasi dari praktikum yang telah dilakukan yaitu
potassium chromate (Subamia et al., 2019).
BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini praktikan dapat


mengetahui dan memahami alat-alat kimia yang terdapat pada laboratorium serta
kegunaannya dan praktikan dapat mengetahui dan memahami jenis bahan kimia,
sifatnya, dan cara penyimpanan bahan atau zat kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuni, N. P. B., M. Zunaena, R. D. Oktaviani, N. Kristinah & S. Yuliyati. 2020.


Pengetahuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Tentang Peralatan
Laboratorium Biologi. Nectar: Jurnal Pendidikan Biologi. 1 (1): 1-6.

Eliyarti, C. Rahayu & Zakirman. 2020. Deskripsi Pengetahuan Awal Alat


Praktikum Materi Koloid Dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa
Teknik. Dalton: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia. 3 (1).

Eliyanti, E. T. S., & V. Karolina. 2024. Efektivitas Penggunaan Pipa U dalam


mendeteksi Zat Cair misterius untuk meningkatkan hasil belajar Fisika
Siswa SMAN 9 Pontianak. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. 7 (2):
1390-1394.

Hendrawan, E., L. Hadi, R. Sahputra, E. Enawaty & R. Rasmawan. 2021.


Deskripsi Pengetahuan Alat–Alat Praktikum Kimia Peserta Didik. Edukatif:
Jurnal Ilmu Pendidikan. 3 (5): 3385-3396.

Juvitasari, P. M., H. A. Melati & I. Lestari. 2018. Deskripsi pengetahuan alat


praktikum kimia dan kemampuan psikomotorik siswa man 1 pontianak.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK). 7 (7).

Purwanti, E., & A. Fauzi. 2020. Pengelolaan Laboratorium IPA SMA. UMM
Press, Malang.

Rasmini, Halisda & M. Arsyad. 2021. Pengenalan Alat-Alat Praktikum IPA.


Guepedia, Medan.

Saputra, W. D., & Y. Kurniawati. 2021. Desain Media Pembelajaran Berbasis


Android pada Materi Praktikum Pengenalan Alat Laboratorium Kimia
Sekolah Menengah Atas. Journal of Natural Science and Integration. 4 (2):
268-276.

Sardi, A. 2018. GHS: Keselamatan Berbicara Melalui Simbol. Bioscience. 2 (1):


01-10.

Subamia, I. D. P., I. G. A. N, Sriwahyuni & N. N. Widiasih. 2019. Analisis


Resiko Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik. Wahana
Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya. 13
(1): 49-70.

Subiyantoro, E., H. C. Nugraha., C. K. Ratih & R. R. Nosyarafil. 2013. Teknik


Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 1. Buku Sekolah Elektronik (BSE).

Yusuf, M. M., Irianto & S. Djalil. 2019. Aplikasi Pengolahan Data Alat dan
Bahan Kimia Laboratorium Kimia Sekolah Tinggi Teknologi Industri
Bontang. AL ULUM: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI. 4 (2): 6-13.

Anda mungkin juga menyukai