Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

RISWANDI TUGAS 2 Lab Mikrobiologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PERORANGAN

KESEHATAN DAN KESELEMATAN KERJA


DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh:
NAMA : RISWANDI
NIM : B1D120114

PROGRAM STUDI
D4 ANALIS KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “K3 di Laboratorium Mikrobiologi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 21 November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium, semua pihak harus menyadari bahwa


dalam setiap kegiatan tersebut mempunyai potensi bahaya dan menimbulkan dampak
lingkungan sehingga penting sekali aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja di dalam
laboratorium (Jerussalem, khayati, 2010). Penerapan keselamatan kerja di laboratorium
mikrobiologi sangat penting untuk diterapkan mengingat banyaknya subyek pengamatan
yang mikroskopik dan bersifat infeksius. Ketidakdisiplinan praktikan dalam mematuhi
peraturan laboratorium yang ditetapkan instansi/universitas akan meningkatkan resiko
kecelakaan kerja. Sehingga setiap instansi/universitas menerapkan sanksi pada pelanggar
peraturan keseselamatan kerja di laboratorium mikrobiologi. Untuk pengetahuan sedini
mungkin, para mahasiswa yang menjadi praktikan diwajibkan untuk mengetahui pedoman
keselamatan kerja di laboratorium mikrobiologi.
Menurut Milliana (2018), Bahan-bahan berpotensi bahaya di laboratorium
mikrobiologi antara lain:
a. Bahan biologis, berupa biakan kuman, spesimen klinis, dsb.
b. Bahan kimia, berupa zat warna, bahan asam, dsb.
c. Bahan fisika, berupa api, arus listrik, dan benda tajam.
Pedoman keselamatan kerja di laboratorium mikrobiologi ini diperlukan untuk mencegah
adanya paparan/kontaminasi terhadap subyek pengamatan, praktikan, maupun lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

Terdapat berbagai potensi bahaya yang terdapat di dalam laboratorium mikrobiologi.


Adapun penggolongannya dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan sifat yaitu:
a.       Bahan Biologis
Banyak subyek penelitian berupa mikroorganisme yang bersifat mikroskopis dan
infeksius sehingga dapat membahayakan keselelamatan praktikan dan lingkungan
seperti biakan kuman dan spesimen klinis.
b.      Bahan Fisika
Banyak terdapat  peralatan berbahan dasar kaca sehingga dibutuhkan kewaspadaan
dan kehati-hatian dalam bekerja di laboratorium dan peralatan dengan suhu, tekanan,
dan arus tinggi di dalam laboratorium.
c.       Bahan kimia
Banyak terdapat cairan kimia yang digunakan dalam proses praktikum yang
berbahaya. Seperti zat warna dan cairan asam.

Berikut merupakan prosedur keamanan sebelum bekerja di laboratorium mikrobiologi:


a. Mengetahui dan memahami nama, fungsi, prinsip kerja serta cara kerja peralatan yang
akan digunakan.
b. Melakukan teknis asepsis cuci tangan 7 langkah
c. Menyemprot tangan dengan alkohol
d. Menggunakan alat perlindungan diri utama laboratorium berupa jas lab, safety goggle,
masker, dan gloves.
e. Mensterilkan area kerja dan peralatan yang akan dipakai dengan melakukan
dekontaminasi pada meja, kursi, dan perlatan lab dengan alkohol 70% atau alat
penyeteril lainnya.

Berikut merupakan prosedur keamanan selama bekerja di laboratorium mikrobiologi:


a. Tidak makan, minum, maupun merokok di dalam laboratorium
b. Melakukan prosedur sesuai petunjuk praktikum dengan benar dan hati-hati. Seperti tata
cara memindahkan cairan dengan pipet
c. Memberikan label pada setiap kultur atau zat yang digunakan dengan nama dan tanggal
pembuatannya. Dapat ditempeli stiker dan tulisan yang jelas dengan warna yang kontras
agar memudahkan pembacaan sehingga tidak tertukar.
d. Menggunakan peralatan sesuai dengan kebutuhan.
e. Meletakkan peralatan laboratorium sesuai tempat dan fungsinya dalam praktikum.

Berikut merupakan prosedur keamanan setelah bekerja di laboratorium mikrobiologi:


a. Membersihkan meja kerja dengan alkohol 70%
b. Membuang sisa-sisa praktikum sesuai dengan jenis limbahnya pada tempat sampah yang
disediakan .
c. Mencuci peralatan yang sudah dipakai dengan sabun secara hati-hati untuk menghindari
alat pecah.
d. Menempatkan kembali peralatan laboratorium pada tempat semula agar memudahkan
persiapan untuk praktikum selanjutnya.
e. Membersihkan lantai dari kemungkinan terkena percikan cairan kimia saat proses
praktikum berlangsung.
f. Membuang gloves pada tempat sampah berbahaya. Kemudian mencuci tangan 7 langkah
dengan sabun dan keringkan. Jika perlu gunakan alkohol 70% kembali untuk
mensterilkan.

Berikut merupakan prosedur keamanan saat bekerja dengan biakan bakteri:


a. Menggunakan alat perlindungan diri utama laboratorium berupa jas lab, safety goggle,
masker, dan gloves.
b. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah bekerja dalam
laboratorium mikrobiologi.
c. Melakukan dekontaminasi area kerja sebelum dan sesudah melakukan praktikum.
d. Memperhatikan posisi duduk yang nyaman dan tegak serta tidak mendekatkan wajah ke
meja kerja untuk menghindari infeksi.
e. Selalu menggunakan rak untuk meletakkan tabung reaksi maupun kaca preparat yang
berisi spesimen atau medium kultur untuk menghindari tabung reaksi dan kaca preparat
pecah.
f. Menggunakan sengkelit lingkaran penuh dan pembakar gas/ bunsen dengan benar dan
penuh kehati-hatian untuk menghindari percikan bahan infeksius.
g. Mengambil atau memindahkan biakan mikroorganisme dari kultur dengan benar dan
hari-hati.

Apabila terjadi kecelakaan ringan seperti pecahnya tabung reaksi yang terdapat zat
atau kultur mikroorganisme di dalamnya dapat dilakukan tahapan berikut:
a. Memberi peringatan kepada seluruh praktikan yang bekerja disekitar tumpahan zat.
b. Mengisolasi area tumpahan agar tidak menyebar.
c. Memindahkan pecahan yang tajam dengan menggunakan sarung tangan.
d. Melakukan pengelapan dan dekontaminasi area
e. Melaporkan kepada penanggung jawab praktikum atau asisten praktikum.
f. Melakukan pengobatan ringan apabila ada yang terkena pecahan kaca.
g. Membuat laporan tertulis mengenai insiden yang terjadi secara rinci.

Ada beberapa hal tertentu yang mesti kita perhatikan (dalam bekerja di sebuah
laboratorium) yang dapat menyebabkan resiko bahaya, bahaya pada lab kimia akan berbeda
dengan lab mikrobiologi bahkan boleh jadi resiko bahaya di lab mikrobiologi lebih besar
dari resiko bahaya di lab kimia. analis yang bekerja didalam labmikrobiologi mungkin bisa
terinfeksi atau terkontaminasi oleh kultur bakteri saat isolasi, selain itu ada juga bahaya
tambahan dari reagen kimia yang digunakan. ada beberapa kasus yang telah
terdokumentasikan(tercatat) bahwa ada tenaga laboratorium yang tertular penyakit
(terkontaminasi) akibat pekerjaan mereka. Sekitar 20% dari kasus tersebut telah dikaitkan
dengan insiden lain, tapi selebihnya dikaitkan dengan kesalahan keamanan saat bekerja
praktek di laboratorium mikrobiologi. Ada kemungkinan bahwa kita (analis) bisa
terkontaminasi mikroba yang berpotensi membahayakan ketika kita (analis) mengisolasi
bakteri dari sampel lingkungan. jadi kita harus berasumsi (beranggapan) bahwa sample
yang diambil dari lingkungan berpotensi berbahaya karena mengandung bakteri pathogen.

Sebuah laboratorium mikrobiologi adalah lingkungan yang unik yang memerlukan


praktik khusus dan fasilitas keamanan (safety) yang baik untuk melindungi orang-orang
yang bekerja dengan mikroorganisme. Keselamatan di laboratorium adalah perhatian utama.
Tiga unsur utama keamanan (safety) terhadap kontaminasi mikroorganisme (1) teknik
praktikum laboratorium yang baik dan benar, (2) peralatan keselamatan, dan (3) desain
fasilitas.

Contoh Aturan Keamanan (safety rules) di Laboratorium mikrobiologi

1. Cuci tangan dengan sabun disinfektan ketika masuk ke laboratorium dan lakukan lagi
sebelum meninggalkan laboratorium.
2. Tidak diperkenankan makanan, minum, permen karet, maupun merokok di
laboratorium. Jangan menaruh apapun di mulut anda seperti pensil, pena, label, atau
jari. Tidak menyimpan makanan di daerah mana mikroorganisme disimpan.
3. Menggunakan jas lab atau kemeja lengan panjang yang kancingnya tertutup. Pakainan
tersebut (jas Lab) harus menutupi lengan dan dapat dilepas tanpa menariknya keatas
kepala.
4. Kenakan sepatu khusus (sandal jepit tidak diperbolehkan) di laboratorium, sepatu
tersebut tidak boleh digunakan untuk keluar laboratorium.
5. Jaga ruang kerja bebas dari semua bahan yang tidak perlu. Ransel, dompet, dan mantel
harus ditempatkan dalam rak-rak kecil atau loker diluar laboratorium.
6. Mendisinfeksi area kerja sebelum dan sesudah digunakan dengan etanol 70% atau
klorin 10%. Peralatan laboratorium dan permukaan kerja harus didekontaminasi dengan
disinfektan yang tepat secara rutin, dan terutama setelah tumpahan, cipratan, maupun
kontaminasi lainnya.
7. Berilabel segalanya dengan jelas.
8. Kencangkan tutup pada reagen, botol solusi, dan kultur bakteri. Jangan membuka
cawan Petri (yang berisi kultur) di dalam laboratorium kecuali benar-benar diperlukan.
9. Inokulasi loop dan jarum (ose) harus disterilkan dalam api (pembakar) Bunsen sebelum
disimpan.
10. Matikan pembakar Bunsen bila tidak digunakan.
11. Jika menggunakan Bunsen dengan bahan bakar sepirtus atau alkohol, pastikan tidak
ada kertas dibawah atau didekatnya.
12. Perlakukan semua mikroorganisme sebagai patogen potensial. Gunakan peralatan dan
alat pelindung diri yang tepat dan tidak membawa kultur keluar dari laboratorium.
13. Kenakan sarung tangan sekali pakai saat bekerja dengan mikroba yang berpotensi
menular atau mengkontaminasi (misalnya sampel limbah).
14. Seterilkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
15. Jangan pipet melalui mulut. Gunakan bantuan bulub atau pipettors volume disesuaikan.
[Di masa lalu, beberapa personel laboratorium diajarkan memipet dengan mulut.
Praktek ini telah menyebabkan banyak personil (analis) laboratorium terinfeksi.
Dengan tersedianya perangkat pipetting mekanik, memipet dengan mulut sangat
dilarang.]
16. Pertimbangkan segalanya Biohazard. Tidak menuangkan sesuatu ke dalam wastafel,
seperti media kaldu / broth. kultur dalam media broth atau media agar harus
didesturksi/disterilkan terlebih dahulu menggunakan autoklaf sebelum dibuang
17. Masukan semua materi sampah dalam kantong biohazard dan autoklaf sebelum dibuang
dalam tempat sampah biasa.
18. Mengetahui lokasi atau tempat peralatan keselamatan di laboratorium (misalnya,
shower pencuci mata , shower, wastafel, pemadam kebakaran, kabinet keamanan
biologis, pertolongan pertama, katup gas darurat, dll).
19. Buang pecahan kaca dalam wadah kaca yang pecah.
Cara menagani tumpahan kutur mikroba

1. Gunakan jas lab, sarung tangan dan masker sekali pakai, dan juga alat pelindung diri
yang sesuai.
2. Rendam handuk kertas atau tisu dengan cairan desinfektan yang sesuai seperti etanol
70% atau chlorine 10%, setelah itu letakan atau taruh disekitar tumpahan kemudaian
biarkan/diamkan selama 10 menit (waktu kontak desinfektan).
3. Bersihkan tumpahan dengancara mengelap dari bagian/sisi luar ke bagian/sisi dalam.
Pastikan untuk mendesinfeksi daerah dekat tumpahan.
4. Masukan semua handuk kertas atau tisu (yang tadi telah digunakan) dan juga sarung
tangan beserta masker kedalam kantung Biohazard dan autoklaf bahan-bahan tersebut
untuk disterilkan.
5. Lepas (ganti) jas Lab untuk didesinfeksi.
BAB III
PENUTUP

Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di
lingkungan Laboratorium Mikrobiologi. Melalui usaha kesehatan pencegahan di lingkungan
kerja masing-masing dapat dicegah adanya bahaya dan penyakit akibat dampak pencemaran
lingkungan maupun akibat aktivitas dan produk Laboratorium terhadap masyarakat
konsumen baik di lingkungan Laboratorium itu sendiri maupun masyarakat sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://azkafaradiba.blogspot.com/2018/04/pedoman-keselamatan-kerja-di.html

http://sulaiman-analis.blogspot.com/2013/09/bekerja-aman-di-laboratorium.html

https://www.safetyshoe.com/tag/k3-di-laboratorium-mikrobiologi/

Anda mungkin juga menyukai