Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

P27834118014 - Annisa S.S - Laporan Akhir Praktikum Toksikologi 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

Dosen Pembimbing :
Ayu Puspitasari, ST, M.Si
Ratno Tri Utomo, S.ST
Drs. Sudirman, Apt, MM.Kes

Oleh:
ANNISA SYARIEFATUS SHOLIHAH
NIM. P27834118014

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
Jalan Karang Menjangan 18A, Airlangga, Gubeng, Surabaya
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
IDENTIFIKASI BORAKS.......................................................................................................3
IDENTIFIKASI FORMALIN..................................................................................................5
IDENTIFIKASI ALKOHOL I.................................................................................................8
IDENTIFIKASI ALKOHOL II..............................................................................................12
IDENTIFIKASI KERACUNAN SIANIDA..........................................................................15
IDENTIFIKASI KERACUNAN CO.....................................................................................19
IDENTIFIKASI LOGAM BERAT........................................................................................22
IDENTIFIKASI NAPZA.......................................................................................................25
IDENTIFIKASI OBAT PARACETAMOL...........................................................................28
IDENTIFIKASI OBAT ASPIRIN I.......................................................................................31
IDENTIFIKASI OBAT ASPIRIN II......................................................................................33
IDENTIFIKASI OBAT ASPIRIN III....................................................................................36
IDENTIFIKASI BORAKS

PERTEMUAN / TANGGAL : I / 15 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Ratno Tri Utomo, S.ST
METODE : Kunyit

I. TUJUAN
 Untuk mengetahui ciri-ciri dari makanan yang mengandung boraks.
 Mengidentifikasi sampel yang diperiksa mengandung boraks atau tidak.
 Mengidentifikasi boraks dan asam borat secara kualitatif.

II. ALAT DAN BAHAN


a. Alat:
 Kertas saring
 Mortir
 Plate

b. Bahan:
 Bakso
 Tahu
 Kunyit untuk mengidentifikasi

III. PROSEDUR KERJA


1. Potong kertas saring ukuran 5cm x 5cm
2. Tumbuk kunyit lalu peras diambil sarinya
3. Rendam kertas saring di sari kunyit lalu keringkan
4. Olehskan bahan uji diatas kertas kurkumin
5. Lihat perubahan yang terjadi.
IV. HASIL PENGAMATAN

Sampel Hasil

Bakso

Negatif :sampel murni tidak mengalami perubahan warna jadi TIDAK


MENGANDUNG boraks

Positif : sampel diberi boraks sehingga terjadi perubahan warna merah pada
kertas kurkumin

Tahu

Negatif :sampel murni tidak mengalami perubahan warna jadi TIDAK


MENGANDUNG boraks

Positif : sampel diberi boraks sehingga terjadi perubahan warna merah pada
kertas kurkumin

V. KESIMPULAN
Ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak kunyit tersebut
mengandung senyawa kurkumin yang dapat mendeteksi adanya boraks pada makanan.
Berdasarkan hasil percobaan pada bahan uji Bakso dan Tahu tidak mengandung boraks.
Untuk kontrol positif, bahan uji ditambahkan formaldehid sehingga kertas kurkumin berubah
warna dari kuning menjadi merah kecoklatan.
IDENTIFIKASI FORMALIN

PERTEMUAN / TANGGAL : I / 15 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Ratno Tri Utomo, S.ST

I. TUJUAN
Untuk mengetahui ciri-ciri dari makanan yang mengandung formalin.
Mengidentifikasi sampel yang diperiksa mengandung formalin atau tidak.

II. ALAT DAN BAHAN, REAGEN


Alat:
 Mortir dan alu
 Pipet pastur
 Tabung reaksi

Bahan Uji:
 Pindang
 Daging ayam
 Bakso
 Tahu

Reagen
 Larutan FeCl3 0,5%
 H2SO4 pekat

III. PROSEDUR KERJA


1. Sampel dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan dengan larutan FeCl3 0,5% hingga sampel terendam
3. Tambahkan dengan H2SO4 pekat melewati dinding tabung
4. Amati perubahan yang terjadi, hasil positif apabila terbentuk cincin ungu
IV. HASIL PENGAMATAN

Bahan Uji Hasil

Ikan Pindang

Positif
Terdapat cincin ungu
Bakso

Negatif
Tidak terdapat
cincin ungu

Daging Ayam

Negatif
Tidak terdapat
cincin ungu
Tahu + Formaldehid

Positif
Terdapat
V. KESIMPULAN cincin ungu
Berdasarkan hasil praktikum mengidentifikasi formalin pada bahan uji bakso,ikan
pindang, tahu, dan daging ayam. Yang positif mengandung formalin adalah pada
bahan uji ikan pindang yang terbentuk cincin ungu setelah penambahan H2SO4.
IDENTIFIKASI ALKOHOL I

PERTEMUAN / TANGGAL : II / 16 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Ayu Puspitasari, ST, M.Si
METODE : Mikrodifusi

I. PRINSIP
 Terbentuknya warna hijau atau biru (banyak mengandung alkohol) hasil dari
oksidasi antara etanol dengan kalium bikromat dalam suasana asam

II. ALAT DAN BAHAN, REAGEN


Alat:
 Cawan conwey

Bahan Uji:
 Alkohol 96% untuk kontrol +
 Jeruk busuk
 Mangga busuk
 Tape

Reagen
Kalium bikromat dalam asam sulfat
 0,5 gram K2Cr2O7 larut 40 mL aquades
 Ditambahkan H2SO4 60 mL (addkan sampai 100 mL labu ukur) lalu homogenkan

III. PROSEDUR KERJA


1. Siapkan cawan conwey
2. Teteskan kalium bikromat dalam asam sulfat ke bagian tengah cawan hingga ¾
bagian
3. Tuang bahan uji ke bagian samping cawan, kemudian tutup cawannya. Lalu
diinkubasi suhu ruang beberapa saat hingga terjadi perubahan pada kalium
birkomat
IV. INTERPRETASI HASIL
Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan alcohol positif. Jika warna
yang terbentuk adalah biru, maka kadar alcohol dalam bahan uji sangat tinggi.

KONTROL NEGATIF

KONTROL POSITIF

V. HASIL PENGAMATAN
Bahan Uji Hasil

Tape

Positif karena dari kontrol negatif warna kalium karbonat berubah


sedikit hijau
Mangga busuk

Positif karena kalium karbonat berubah warna menjadi biru seperti


control negative
Jeruk busuk

Negatif karena kalium karbonat tidak terjadi perubahan warna

VI. PEMBAHASAN
Pada uji alcohol metode mikrodifusi, sampel yang digunakan adalah tape dan buah-
buahan busuk, disini kami menggunakan jeruk busuk dan manga busuk. Juga
disediakan control positif dan control negative sebagai pembanding. Pada cawan
Conway bagian tengah / dalam diisi dengan kalium bikromat, sedangkan bagian
luarnya diisi dengan asing-masing sampel. Mula-mula kalium bikromat berwarna
kuning, setelah diinkubasi, jika sampel positif mengandung alcohol, kalium bikromat
akan menalami perubahan warna dari kuning menjadi biru. Dalam praktikum ini,
control positif (menggunakan alcohol) menunjukkan perubahan warna kalium
bikromat dari kuning menjadi biru.
Pada Control negative (menggunakan aquades) kalium bikromat tidak mengalami
perubahan. Pada uji yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa tape dan manga
busuk positif mengandung alcohol. Sedangkan untuk sampel jeruk busuk negative,
kemungkinan karena sampel jeruk tersebut belum terlalu busuk hanya terlihat lembek
dari luar saja. Karena semakin busuk buah maka akan semakin banyak kandungan
alkoholnya.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum uji alcohol pada sampel makanan fermentasi (Tape)
mengandung alkohol dan pada buah busuk juga mengandung alkohol yang sangat
tinggi.
IDENTIFIKASI ALKOHOL II

PERTEMUAN / TANGGAL : II / 16 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Ayu Puspitasari, ST, M.Si
METODE : Kalium Bikromat

I. PRINSIP
 Terbentuknya warna hijau hasil oksidasi antara etanol dalam spesimen dengan
kalium bikromat dalam suasana asam

II. ALAT DAN BAHAN, REAGEN


Alat:
 Tabung reaksi
 Kertas saring
 Pipet pastur
 Pipet volume

Bahan Uji / Sampel:


 Urin

Reagen
 K2Cr2O7 2,5%
 H2SO4 50%

III. PROSEDUR KERJA


 Masukkan 5 mL sampel urin dalam tabung reaksi
 Pada kertas saring teteskan K2Cr2O7 2,5% dan H2SO4 50%
 Masukkan kertas saring dibagian atas leher tabung
 Tutup mulut tabung dengan kapas dan panaskan pada penangas air suhu 1000C
selama 2 menit
Hasil positif terjadi perubahan warna kuning menjadi hijau
IV. HASIL PENGAMATAN
Bahan Uji Hasil

Kontrol positif

Terjadi perubahan warna kuning


menjadi hijau

Tes

Negatif, tidak terjadi perubahan warna


kuning menjadi hijau

V. PEMBAHASAN
Pada uji identifikasi alkohol yang dilakukan, sampel yang digunakan yaitu urin.
Sampel yang positif mengandung alcohol akan berwarna hijau, seperti yang
ditunjukkan pada control positif. Sedangkan pada urin pasien yang diuji tidak
mengalami perubahan warna. Maka urin dari pasien yang di uji tidak mengandung
alcohol.
Saat kita mengonsumsi minuman beralkohol, pertama-tama alkohol akan masuk ke
dalam sistem pencernaan. Akan tetapi, alkohol tidak dicerna seperti makanan dan
minuman lainnya. Sekitar 20 persen alkohol dari segelas minuman yang diminum
akan langsung masuk ke dalam pembuluh darah. Dari pembuluh darah langsung
dibawa ke otak. Sedangkan 80 persen sisanya masuk ke dalam usus halus, selanjutnya
baru masuk ke aliran darah. Ketika alkohol masuk ke aliran darah, tubuh akan mulai
memprosesnya dengan kecepatan 20 mg/dL per jam.
Tubuh cenderung menyerap alkohol lebih mudah daripada mengeluarkan alkohol.
Tubuh hanya bisa mengeluarkan atau membersihkan kadar alkohol sebesar 0,016
persen setiap jam. Tahap terakhir, alkohol di dalam tubuh akan dibuang keluar
melalui proses penyaringan yang dilakukan organ hati. Jika ada gangguan pada organ
hati, maka proses pembersihan alkohol ini akan melambat atau terganggu. Tingkat
metabolisme ini juga akan dipengaruhi oleh ukuran hati dan seberapa sehat kondisi
hati pasien.
Tubuh memproses alkohol dengan melakukan oksidasi etanol dari senyawa
asetaldehida menjadi asam asetat, kemudian asam asetat diubah menjadi karbon
dioksida dan air. Sekitar 5 persen alkohol yang di minum nanti akan dikeluarkan oleh
tubuh melalui keringat, napas, urine, feses, maupun air liur.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum diatas, sampel urin tidak mengalami perubahan warna
menjadi hijau sehingga bisa dipastikan urin tersebut tidak mengandung alkohol
IDENTIFIKASI KERACUNAN SIANIDA

PERTEMUAN / TANGGAL : II / 16 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Ayu Puspitasari, ST, M.Si

I. TUJUAN
 Untuk mengetahui ciri-ciri dari makanan yang mengandung sianida.
 Mengidentifikasi sampel yang diperiksa mengandung sianida atau tidak.

II. ALAT DAN BAHAN


Alat:
 Kertas saring
 Mortir
 Erlenmeyer
 Karet

Bahan Uji:
 Spesimen manusia : muntahan / isi lambung yang mengandung sianida
 Spesimen makanan : makanan yang mengandung sianida (daun singkong, umbi,
kentang, rebung)

III. PROSEDUR KERJA


Spesimen manusia
1. Larutkan 1 mL bahan uji dengan 2 mL larutan NaOH
2. Tambahkan 2 mL larutan Ferosulfat
3. Tambahkan larutan HCl secukupnya untuk melarutkan kembali endapan
ferosianida.
Hasil Positif terbentuk warna biru
Spesimen makanan
1. Rendam kertas saring dalam larutan asam pikrat lalu keringkan
2. Setelah kering, basahi dengan larutan Na2CO3 dan keringkan
3. Bahan uji dimasukkan ke erlenmeyer dan tambahkan 10ml larutan asam tartrat
10%
4. Pasang kertas saring di atas mulut erlenmeyer lalu diikat dengan karet
5. Amati perubahan warna dengan memanaskan untuk mempercepat reaksi
Hasil Positif warna coklat pada kertas saring

IV. HASIL PENGAMATAN


Spesimen Manusia

SAMPEL WARNA KERTAS SARING

Muntahan
(Biskuit yang
dihancurkan+air)

Positif karena terbentuknya warna menjadi biru

Spesimen Makanan

SAMPEL WARNA KERTAS SARING

Daun singkong

Positif karena terdapat perubahan warna menjadi coklat pada


kertas saring seperti kontrol positif
Umbi

Negatif karena tidak ada perubahan warna pada kertas saring


seperti kontrol negative

Kentang

Negatif karena tidak ada perubahan warna pada kertas saring


seperti kontrol negative

V. KESIMPULAN
Spesimen Makanan :
Pada pemeriksaan sianida sampel rebung dijadikan control positif karena rebung
mengandung sianida sangat banyak. Pada hasil diatas yang dinyatakan positif yaitu
daun singkong dengan ditandai adanya perubahan warna dari kuning menjadi merah
pada kertas saring yang menutupinya

Spesimen Muntahan :
Pada pemeriksaan diatas sampel dibuat positif yaitu dengan menambahkan rebung
pada biskuit yang dihaluskan seperti muntahan. Hasil positif dapat ditunjukan dengan
adanya warna biru pada endapan.
IDENTIFIKASI KERACUNAN CO

PERTEMUAN / TANGGAL : III / 17 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Ratno Tri Utomo, S.ST

I. TUJUAN
 Untuk mengetahui adanya karbon monoksida (CO) yang beredar di dalam darah
II. ALAT DAN BAHAN
Alat:
 Tabung reaksi
 mikropipet

Bahan Uji:
 Sampel darah

Reagen
 Ammonium hidroxida

III. PROSEDUR KERJA


1. Pipet darah 0,1 mL atau 100 µL menggunakan mikropipet
2. Tambahkan 2 mL ammonium hidroxida 0,01 M
3. Kemudian dihomogenkan dengan alat vortex selama ± 10 detik
Hasil : warna menjadi merah muda atau merah lebih pucat dari warna darah
normal diindikasi terdapat keracunan CO

IV. HASIL PENGAMATAN

SAMPEL HASIL
I
Nama pasien : Halimi
Umur pasien : 20
tahun
Alamat : Sidoarjo

Negatif karena tidak terdapat perubahan warna merah


menjadi lebih pucat

II
Nama pasien : Ibadia
Umur pasien : 20
tahun
Alamat : Surabaya

Negatif karena tidak terdapat perubahan warna merah


menjadi lebih pucat

III
Nama pasien : Annisa
Umur pasien : 21
tahun
Alamat : Sidoarjo

Negatif karena tidak terdapat perubahan warna merah


menjadi lebih pucat

V. PEMBAHASAN
CO merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna, jika dihirup maka akan masuk
ke pembuluh darah. CO lebih larut di darah daripada Oksigen, sehingga ketika ada
CO di dalam pembuluh darah, maka Hb akan berikatan dengan CO sehingga tidak
ada oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh maka darah yang mengandung CO-Hb
berwarna merah muda dibandingkan dengan warna darah normal yang cenderung
berwarna merah tua.
Pada hasil pemeriksaan ini ketiga sampel uji tidak ada yang menunjukkan perubahan
warna spesifik menjadi merah muda, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel
tersebut negatif (-) mengandung HbCO di dalam sampel darah yang diujikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan jika didalam darah ketiga
pasien tersebut tidak beredar CO sehingga mereka tidak mengalami keracunan CO
IDENTIFIKASI LOGAM BERAT

PERTEMUAN / TANGGAL : III / 17 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Ratno Tri Utomo, S.ST
METODE : Perbandingan warna

I. TUJUAN
Untuk mengetahui jenis logam berat melalui perbandingan warna
II. ALAT DAN BAHAN
Alat:
 Beaker glass
 Katalisator (Granul zink)
 Gunting atau cutter

Bahan Uji:
 Serbuk logam berat (Hg, Arsen)

Reagen
 Larutan HCl
 Kawat Cu

III. PROSEDUR KERJA


1. Cuci kawat Cu dengan larutan HNO3 atau cukup dibersihkan dengan
gunting/cutter
2. Siapkan beaker glass yang masing-masing diisi dengan bahan uji
3. Tambahkan 10 mL atau secukupnya larutan HCl dan katalisator (Granul zink)
4. Kemudian diaduk menggunakan kawat Cu dan amati warna yang terbentuk pada
kawat Cu
Hasil :
- Warna cermin/chrome/perak/silver : + Hg
- Warna hitam kusam : + Arsen
IV. HASIL PENGAMATAN
SAMPEL HASIL

Positif Hg karena adanya perubahan warna menjadi chrome/


silver

II

Positif Arsen karena adanya perubahan warna menjadi


hitam kusam

V. PEMBAHASAN
Pada uji identifikasi logam menggunakan kawat Cu, disediakan dua beaker glass
yaitu masing-masing berisi HgCl2 dan As2O3 yang telah dilarutkan dalam aquades,
kemudian ditambahkan 10 mL HCl pekat. Pada beakerglass yang berisi HgCl2 kawat
Cu mengalami perubahan warna menjadi warna krom / cermin, sedangkan pada
beakerglass yang berisi As2O3 kawat Cu menjadi warna hitam kusam.
VI. KESIMPULAN
- Pada larutan uji berisi HgCl2, kawat Cu mengalami perubahan warna menjadi
warna krom / cermin.
- Pada larutan uji berisi As2O3, kawat Cu mengalami perubahan warna menjadi
hitam kusam.
IDENTIFIKASI NAPZA

PERTEMUAN / TANGGAL : III / 17 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Ratno Tri Utomo, S.ST

I. TUJUAN
Untuk mengetahui apakah seseorang mengonsumsi obat yang dikategorikan
kedalam NAPZA
II. PRINSIP
Dalam pemeriksaan narkoba metode strip test terdapat 6 parameter yaitu, AMP,
MOP, THC, MET, COC, dan BZO. Pada pemeriksaan strip test ini menggunakan
metode imunokromatografi kompetitif kualitif, antibodi berada di dalam alat rapid
diagnostic sedangkan antigen terdapat di dalam urin. Hasil positif ditandai dengan
terbentuk hanya 1 garis yaitu pada area control, dan hasil negatif dengan terbentuk 2
garis yaitu pada area control dan test, dan invalid apabila terbentuk garis pada test
atau garis tidak terbentuk sama sekali.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:
 Rapid Diagnostic (Multi-Drug screen test)

Bahan Uji:
 Urin

Reagen
 AMP
 MOP
 THC
 MET
 COC
 BZO
IV. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat rapid diagnostic dan urin yang telah ditempatkan pada tempat yang
memiliki mulut lebar
2. Kemudian celupkan alat ke urin ± selama 5 menit
Catatan : bila pencelupan dilakukan hingga 10 menit atau lebih akan
memberikan hasil yang tidak valid
3. Dan amati terbentuknya garis warna pada alat
Hasil :

- Bila terbentuk 2 garis merah : Negatif


- Bila terbentuk 1 garis merah di bagian C : Positif
- Bila terbentuk 1 garis merah di bagian T : Invalid
IV. HASIL PENGAMATAN

SAMPEL HASIL

I
Nama pasien : Ilham
Umur pasien : 21
tahun
Alamat : sidoarjo

Negatif karena disemua reagent membentuk 2 garis merah


II
Nama pasien : “D”
Umur pasien : -
Alamat : -

Negatif karena disemua reagent membentuk 2 garis merah

V. PEMBAHASAN
Dalam pemeriksaan narkoba metode strip test terdapat 6 parameter yaitu, AMP,
MOP, THC, MET, COC, dan kokain. Pada pemeriksaan strip test ini menggunakan
metode imunokromatografi kompetitif kualitif yang ditandai hasil positif dengan
terbentuk hanya 1 garis yaitu pada area control, dan hasil negatif dengan terbentuk 2
garis yaitu pada area control dan test, dan invalid apabila terbentuk garis pada test
atau garis tidak terbentuk sama sekali. Pembacaan hasil harus dilakukan saat 5 menit
dantidak boleh melebihi 10 menit karena akan terbentuk hasil yang positif palsu.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil bahwa semua sampel urin yang
diperiksa negative karena terbentuk 2 garis pada semua parameter pemeriksaan.
Sehingga kedua pasien tersebut negative mengonsumsi narkoba.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan jika kedua pasien tersebut
dinyatakan tidak mengonsumsi jenis obat yang termasuk dalam NAPZA
IDENTIFIKASI OBAT PARACETAMOL

PERTEMUAN / TANGGAL : VI / 29 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Drs. Sudirman, Apt, MM.Kes
METODE : O-CRESSOL

I. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi adanya kandungan parasetamol pada sampel dengan
menggunakan metode O-Cressol
II. PRINSIP
Parasetamol dan metabolitnya dihidrolisa dalam suasana asam menjadi
paraAminophenol, dengan asam cresol membentuk senyawa berwarna biru terang.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:
 Pipet ukur / matt pipet dan bulb
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Beakerglass
 Bunsen dan spirtus
 Penyangga kaki tiga

Bahan Uji:
 Parasetamol tablet

Reagen

 Pereaksi O-Cressol : Jenuhkan pereaksi o-Cressol dengan kocok 10 ml o-Cressol


dengan 1 aquadest, biarkan selama 24 jam sebelum digunakan
 Ammonium Hidroksida (NH4OH) 2M
 HCl 36%
 Standar urin : Pergunakan urin specimen pasien yang telah mengkonsumsi
Parasetamol 1 gram dalam waktu 24 jam
IV. PROSEDUR KERJA
1. Memipet 0,5 ml specimen (test urin, standar urin dan aquadest sebagai blanko) /
menimbang pasetamol yang sudah dihaluskan sebanyak 0,5 g
2. Menambahkan 0,5 ml HCl 36% kemudian panaskan diatas waterbath selama 10
menit pada suhu 100ºC.
3. Ke dalam campuran diatas ditambahkan 10 ml air, 1 ml O-Cressol 1% dalam air dan
4 ml Ammonium Hidroksida (NH4OH) 2 M.
4. Perhatikan warna yang terbentuk
Hasil :
Apabila terbentuk warna biru, diduga specimen mengandung Parasetamol, sehingga
perlu pemeriksaan lebih lanjut (konfirmasi test).
VII. HASIL PENGAMATAN
Bahan Uji Sebelum Sesudah Hasil Analisa Ket

Parasetamol + HCl tanpa


Parasetamol
pemanasan +
tablet
Terbentuk warna biru

Paracetamol + HCl
Parasetamol
dengan pemanasan +
tablet
Terbentuk warna biru

VIII. PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan yang dilakukan terdapat 2 tabung, dimana tabung 1 sampel
ditambahkan HCl namun tanpa pemanasan. Sedangkan tabung 2 sampel ditambahkan
HCl dan dilakukan pemanasan. Kedua tabung tersebut membentuk warna biru,
sehingga dapat disimpulkan bahwa keduanya mengandung parasetamol. Namun
tabung 2 membentuk warna biru yang lebih terang jika dibanding tabung 1. Sehingga
inilah perbedaan yang dihasilkan apabila dilakukan dan tidak dilakukan pemanasan.
Pemanasan sendiri dilakukan untuk memutuskan ikatan-ikatan di dalam sampel.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan jika sampel yang dilakukan
pemanasan membentuk warna biru terang, sedangkan sampel yang tidak dilakukan
pemanasan membentuk warna biru lebih gelap.
IDENTIFIKASI OBAT ASPIRIN I

PERTEMUAN / TANGGAL : VI / 29 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Drs. Sudirman, Apt, MM.Kes
METODE : Feri Klorida

I. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya kandungan asam salisilat.
II. PRINSIP
Jika besi (III) klorida ditambahkan lalu membentuk warna ungu maka terdapat asam
salisilat pada aspirin.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Mortar dan alu
Bahan Uji:
 Aspirin tablet
 Paracetamol tablet
Reagen
 FeCl3 6,5%

IV. PROSEDUR KERJA


1. Memasukkan 0,5 g bahan uji yang sudah dihaluskan.
2. Menambahkan dengan aquadest sampai larut.
3. Meneteskan beberapa tetes FeCl3
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi
Hasil :
- Adanya asam salisilat (aspirin) ditunjukkan oleh timbulnya warna ungu violet.
- Adanya paracetamol ditunjukkan oleh timbulnya warna hijau daun kering
IV. HASIL PENGAMATAN
Bahan Uji Gambar Hasil Analisa Ket

Terjadi perubahan warna dari warna


Aspirin putih (aspirin) menjadi warna ungu +
violet setelah penambahan FeCl3

Membentuk warna hijau setelah


Parasetamol +
penambahan FeCl3

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan jika sampel aspirin positif
mengandung asam salisilat akan membentuk warna ungu setelah ditambahkan FeCl3.
Sedangkan sampel paracetamol setelah ditambahkan FeCl3 akan membentuk warna
hijau daun kering.
IDENTIFIKASI OBAT ASPIRIN II

PERTEMUAN / TANGGAL : VI / 29 Januari 2020


DOSEN PEMBIMBING : Drs. Sudirman, Apt, MM.Kes
METODE : Esterifikasi

I. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya kandungan asam salisilat.
II. PRINSIP
Pemeriksaan ini menggunakan metode esterifikasi, dimana hasil positif ditandai
dengan adanya bau metil salisilat (bau seperti minyak gosok).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:
- Erlenmeyer
- Maat pipet
- Bulb
- Heater
Bahan Uji:
 Aspirin tablet
Reagen
- Methanol
- Asam sulfat pekat

IV. PROSEDUR KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menghaluskan aspirin kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
3. Menambahkan methanol / alkohol kemudian asam sulfat pekat.
4. Memanaskan sampel dengan menggunakan heater selama kurang lebih 10 menit
pada suhu 100°C.
5. Mencium bau yang dihasilkan.
Hasil :
Positif apabila terbentuk bau metil salisilat (bau yang menyerupai minyak gosok).
V. HASIL PENGAMATAN
No Bahan Hasil Gambar
1. Aspirin + methanol Positif

2. Aspirin + alkohol Positif

VI. PEMBAHASAN
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi garam asam salisilat. Dimana aspirin
merupakan garam dari asam salisilat yaitu asam asetil salisilat (turunan asam
salisilat). Setelah dilakukan pemeriksaan dengan metode esterifikasi, dimana hasil
positif ditandai dengan terbentuknya bau metil salisilat (seperti minyak gosok).
Diperoleh hasil bahwa kedua sampel positif baik sampel yang ditambahkan methanol
maupun alcohol.
Aspirin sendiri merupakan obat analgesic dan antipiretik yang dapat digunakan,
namun dapat beracun apabila diminum melebihi dosis yang dianjurkan atau apabila
kemasan / tablet yang diminum sudah rusak. Karena apabila sudah rusak,
kemungkinan besar sudah terbentuk senyawa asam salisilat. Dimana asam salisilat ini
hanya digunakan untuk obat luar saja tidak boleh masuk ke dalam tubuh.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan jika aspirin yang diperiksa
terbentuk bau metil salisilat (bau minyak gosok), sehingga positif mengandung asam
salisilat karena aspirin merupakan garam dari asam salisilat yaitu asam asetil salisilat.

IDENTIFIKASI OBAT ASPIRIN III


PERTEMUAN / TANGGAL : VI / 29 Januari 2020
DOSEN PEMBIMBING : Drs. Sudirman, Apt, MM.Kes
METODE : Marquis

I. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya kandungan asam salisilat.
II. PRINSIP
Asam salisilat apabila ditambahkan reagen marquis (campuran asam sulfat pekat dan
formalin) akan membentuk warna merah rosa.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:
- Pipet tetes
- Mortar
- Alu
- Tempat tes
Bahan Uji:
- Aspirin generic
- Aspirin kalbe
Reagen :
- Reagen marquis (campuran asam sulfat pekat dan formalin dengan perbandingan
1cc : 1 tetes)
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menumbuk obat aspirin kemudian diletakkan pada tempat tes.
2. Meneteskan reagen marquis.
3. Mengamati warna yang terbentuk.
Hasil :
Positif apabila terbentuk warna merah rosa.
V. HASIL PENGAMATAN
No Bahan Hasil Gambar
1. Aspirin generic Positif
Membentuk warna merah
rosa.

2. Aspirin kalbe Positif


Membentuk warna merah
rosa.

VI. PEMBAHASAN
Kedua sampel membentuk warna merah rosa setelah ditetesi reagen marquis .
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel obat aspirin di atas positif
mengandung asam salisilat.
VII. KESIMPULAN
Kedua sampel obat aspirin yang digunakan positif mengandung asam salisilat.

Anda mungkin juga menyukai