Laporan Mikrobiologi 2
Laporan Mikrobiologi 2
Laporan Mikrobiologi 2
3. Slant culture
4. Stab culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat (agar-
agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan agar-agar ini
tidak miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk
menguji gerak bakteri secara makroskopis.
Cawan petri,tabung reaksi, rak tabung reaksi, jarum ose lurus, jarum ose bundar
yang telah disterilisasi disiapkan. Sebelum pengerjaan, meja dibersihkan dengan
alkohol 75%. Alkohol disemprotkan hingga semua bagian meja secara rata,
kemudian meja dilap menggunakan tisu.
Labu erlenmeyer berisi Nutrien Agar dibuka, kemudian mulut labu erlenmeyer
diflambir. Pipet volume diflambir beserta cawan petri yang akan diisi Nutrien Agar.
Sebanyak 20 mL Nutrien Agar 50 ℃ diambil dengan pipet volume, kemudian
dimasukkan kedalam cawan petri. Cawan petri dan pipet volume diflambir kembali.
Media dalam cawan petri dibiarkan memadat.
Labu erlenmeyer berisi Nutrien Agar dibuka, kemudian mulut labu erlenmeyer
diflambir. Pipet volume diflambir beserta tabung reaksi yang akan diisi Nutrien
Agar. Sebanyak 5 mL Nutrien Agar 50℃ diambil dengan pipet volume kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Tabung reaski dan pipet volume diflambir
kembali. Tabung reaksi yang berisi Nutrien Agar ditutup dengan kapas dan
disimpan dengan posisi miring dan dibiarkan memadat.
Labu erlenmeyer berisi Nutrien Agar dibuka, kemudian mulut labu erlenmeyer
diflambir. Pipet volume diflambir beserta tabung reaksi yang akan diisi Nutrien
Agar. Sebanyak 10 mL Nutrien Agar 50℃ diambil dengan pipet volume kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Tabung reaski dan pipet volume diflambir
kembali. Tabung reaksi yang berisi Nutrien Agar ditutup dengan kapas dan
disimpan pada rak tabung reaksi dan dibiarkan memadat.
Suspensi
Teknik Inokulasi Pada Plat Agar, Agar Miring, Agar Tegak, dan Media Cair
Kelompok 1
SA Koloni bakteri SA
yang terbentuk
berwarna putih,
berada di
permukaan media,
terletak secara zig-
Warna Media : Warna Media : Kuning zag.
Kuning
Agar EC Koloni bakteri
Miring berwarna putih,
secara zig-zag,
berada di
permukaan media
dari bawah sampai
Warna media : Kuning Warna Media : Kuning atas.
SA Koloni bakteri SA
tumbuh lebih
besar dan lebih
rapat dari bakteri
EC, berwarna
putih, secara zig-
zag dari bawah ke
atas.
Warna Media : Kuning
Warna Media :Kuning
Agar EC Koloni bakteri EC
Tegak tumbuh lurus dari
bawah ke atas dan
di permukaan
media, berwarna
putih agak tipis.
Warna Media :
Kuning Warna Media : Kuning
SA Koloni bakteri EC
tumbuh lurus dari
bawah ke atas dan
di permukaan
media, lebih besar
dari EC, berwarna
putih.
Warna Media :
Kuning Warna Media : Kuning
SA Bakteri SA
Tumbuh menyatu
dengan media dan
warna media
menjadi kuning
keruh.
KELOMPOK 2
Pseudomonas
aeruginosa
dan Bacillus
subtilis
Cara Streak
Keterangan : Keterangan :
Warna Coklat Terang Terbentuk koloni pada
kekuningan. Pseudomonas aeruginosa
bulatannya besar dan
renggang sedangkan pada
Bacillus subtilis
2D pertumbuhan koloninya
lebih rapat.
Pada perbedaanya terlihat
transparan pada
Pseudomonas aeruginosa
dan pada Bacillus subtilis
terlihat menggumpal.
Warna koloni yang
terbentuk pada
Pseudomonas
aeruginosa yaitu putih
kaya memudar warna
media agarnya dan pada
Bacillus subtilis hampir
sama dengan media agar
tetapi terjadi gumpalan
putih.
Warna media berubah
menjadi coklat pudar
Pseudomonas
aeruginosa
dan Bacillus
subtilis
Cara Swab
Pseudomonas
2D
aeruginosa
2D Pseudomonas
aeruginosa
2D Bacillus
subtilis
Keterangan : Warna Coklat
terang kekuningan
Keterangan :
Tidak jauh berbeda
dengan Pseudomonas
aeruginosa
Terjadi koloni bakteri
berwarna putih diatas
pada permukaan media
Natrium Agar dan terjadi
pembentukan koloni
berwarna putih dibekas
tusukan jarum ose tegak.
Warna media Natrium
Agar menjadi kuning.
Inokulasi Pada Media Cair
Keterangan :
Terjadi koloni bakteri
Keterangan : sedikit berwarna putih
Warna media NA (Nutrien pada permukaan atas dan
Broth) Berwarna bening. tengah Nutrien Broth
Warna media Nutrien
Broth berubah menjadi
berwarna keruh/agak
pekat.
2D
Bacillus
subtilis
Keterangan :
Warna media NA (Nutrien
Broth) Berwarna bening.
Keterangan :
Terjadi koloni bakteri
berwarna putih pada
permukaan atas dan
tengah Nutrien Broth
Warna media Nutrien
Broth berubah menjadi
berwarna keruh/agak
pekat.
KELOMPOK 3
Pseudo- Bakteri
monas Pseudomonas
aerugi- aeruginosaTumbuh
nosa. menyatu dengan
media dan warna
media menjadi
kuning keruh,
golongan dari bakteri
adalah aerob
fakultatif.
Terbentuk koloni
Warna media Nutrien Agar bakteri berwarna
berwarna kuning. putih diatas
permukaan media
Na.
Terbentuk koloni
berwarna putih
dibekas tusukan
jarum ose tegak.
Warna media NA
menjadi kuning
muda.
2 Escherichia
coli
Terbentuk koloni
bakteri berwarna
putih diatas
Warna media Nutrien Agar permukaan media
berwarna kuning. Na.
Terbentuk koloni
berwarna putih
dibekas tusukan
jarum ose tegak.
Warna media NA
menjadi kuning
muda.
Inokulasi Pada Media Cair
No Bakteri Sebelum inokulasi Sesudah Inokulasi
1 Staphylococcus
aureus
Terbentuk koloni
Warna media Nutrien Broth bakteri berwarna
Berwarna kuning bening. putih dibawah
permukaan NB.
Warna media NB
tetap berwarna
kuning bening.
2 Escherichia
coli
Terbentuk koloni
Warna media Nutrien Broth bakteri berwarna
Berwarna kuning bening. putih dibawah
permukaan NB.
Warna media NB
tetap berwarna
kuning bening.
Kelompok 6
SA Koloni bakteri SA
tumbuh dan
terlihat
penyebarannya
lebih besar dan
terdapat banyak
bulat-bulat putih,
kolonu berwarna
Warna Media : Warna Media : putih tipis.
kuning kuning
Agar EC Koloni bakteri EC
Miring tumbuh di
permukaan pada
daerah yang di
apus dari bawah
sampe atas,
penyebarannya
lebih lebar dan
Warna Media : Warna Media : rapat.Berwarna
kuning kuning keputihan dan
golongannya
aerob.
SA Koloni bakteri SC
tumbuh di
permukaan pada
daerah yang di
apus dari bawah
sampe atas,
penyebarannya
Warna Media : lebih lebar.
kuning Berwarna
Warna Media : keputihan dan
kuning golongannya
aerob.
Agar EC Koloni bakteri EC
Tegak tumbuh dan
pengelilingannya
tebal, berwarna
keputihan.
Agar EC Bakteri EC
Cair Tumbuh menyatu
dengan media dan
warna media
menjadi kuning
pucat.
SA Bakteri SA
Tumbuh menyatu
dengan media dan
warna media
menjadi kuning
pucat.
Pada percobaan inokulasi dan peremajaan bakteri kali ini bakteri dibiakkan
pada media cair dan media padat. Media cair yang digunakan adalah media Nutrient
Broth (NB) sedangkan media padat yang digunakan adalah Nutrient Agar (NA).
Pada masing-masing media dibutuhkan teknik isolasi bakteri atau teknik inokulasi
yang berbeda. Teknik atau metode inokulasi yang berbeda ini dilakukan untuk
melihat sifat bakteri biakan dari kebutuhannya akan oksigen pada saat pertumbuhan.
Pada media padat (NA) dilakukan tiga teknik isolasi bakteri ,yaitu streak
culture, swab culture, dan stab culture. Ketiga teknik tersebut dilakukan untuk
mengetahui makroskopis dari suatu bakteri. Hal yang dapat diamati dari hasil ketiga
metode diatas adalah kerapatan koloni, warna, dan sifat kebutuhan oksigen pada
bakteri. Menurut Benson (2001; 158), pigmenasi warna bakteri dapat dilihat pada
bakteri dan pada mediumnya. Bakteri yang tidak memiliki chromogene
memperlihatkan pertumbuhan berwarna putih, sedangkan yang memiliki
chromogene memperlihatkan perbedaan warna.
Pada percobaan kali ini digunakan empat bakteri, yaitu Escherichia coli,
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Keempat
bakteri tersebut akan dibiakkan pada media agar plat agar, agar miring, agar tegak,
dan yang terakhir pada media cair yaitu NB.
Bentuk media yang terakhir yaitu agar cair. Pengamatan dilakukan dengan
melihat perubahan media menjadi kekeruhan. Hasil yang diperoleh adalah warna
media menjadi kekeruhan, hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang dapat tumbuh
di media ini adalah bakteri yang memiliki sifat arob dan anaerob fakultatif. Bakteri
yang bersifat lebih condong ke aerob biasanya tumbuh lebih banyak
dipermukaannya, sedangkan yang bersifat anaerob tumbuh lebih banyak didasar
membentuk endapan. Hasil pengamatan dari tiap kelompok ada yang berbeda, hal
ini bisa terjadi karena kesalahan pada saat mengaduk media di alat fortex, sehingga
media dan bakteri belum tercampur rata. Namun secara kesuluruhan, warna media
agar cair semua kelompok berubah menjadi lebih keruh dari yang sebelumnya.
Maka dari itu hasil ini telah sesuai dengan literature, dimana bakteri Staphylococcus
aures memiliki sifat aerob dan anarerb fakultatif sehingga bakteri dapat tumbuh di
media agar cair ini.
Pada percobaan ini bakteri Bacillus subtilis dibiakkan pada media plat agar,
agar miring, agar tegak, dan media cair. Bacillus subtilis pada plat agar. Pada
penanaman inokula bakteri Bacillus subtilis ini, ditunjukkan dengan adanya
penampakan bakteri di atas permukaan media, ini menunjukkan bahwa bakteri ini
bersifat aerob, bakteri menuju keatas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak.
Pada media plat, pertumbuhan lebih banyak di banding dengan pertumbuhan pada
media yang lain, ini disebabkan karena luas permukaan sentuh media plat dengan
oksigen lebih banyak sehingga pada media plat, bakteri Bacillus subtilis ini lebih
banyak tumbuh pada media plat. Sehingga membuat bakteri terlihat lebih rapat
pertumbuhannya. Baik dengan cara swab ataupun cara streak bakteri yang tumbuh
sangat rapat. Warna koloni yang terbentuk seperti berwarna putih sehingga warna
media berubah menjadi coklat pudar. Pada pengamatan kelompok 6 dan kelompok
4 didapat data yang sama. Maka data ini sesuai dengan literatur yang ada.
Bacillus subtilis pada media agar miring. Bakteri tumbuh disekitar agar
yang posisinya miring mengikuti bentuk goresan merupakan bakteri yang bersifat
aerob. Pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis akan tumbuh banyak, seperti halnya
pada media plat, karena media miring ini memungkinkan tersentuh oksigen untuk
mendapatkan nutrisi bagi bakteri ini. Warna agar kuning pekat dan terdapat bakteri
berwarna putih tumbuh mengikuti goresan zig-zag yang telah dibuat. Pada data
pengamatn kelompok 6 dan kelompok 4 didapat data yang sama. Data ini sesuai
dengan literatur yang ada.
Bacillus subtilis pada medium cair. Pada media cair penampakan bakteri
ditunjukkan dengan keruhnya warna yang terjadi pada media cair, seperti halnya
pada media yang lain, pada media cair ini pun kebanyakan penampakan
pertumbuhan bakteri terjadi diatas permukaan media cair, meskipun media ini
berbentuk cair, tapi bakteri ini tetap saja bergerak ke atas untuk mendapatkan
oksigen lebih banyak. Bakteri pada media cair bersifat aerob. Pada kelompok 4 dan
6 didapat data yang sama. Dan hal ini sesuai dengan literatur.
Kemudian dilakukan juga percobaan pada media padat agar miring. Sama
halnya dengan media plat agar, pada media agar miring digunakan jarum ose
berbentuk bundar dengan penggoresannya berbentuk zig-zag. Dilakukannya
pembuatan media agar dengan bentuk miring adalah untuk melihat sifat bakteri
berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen dan untuk melihat adanya
pertumbuhan mikroba lain dalam wilayah yang kurang oksigen. Selanjutnya adalah
percobaan dengan menggunakan media padat agar tegak pada sebuah tabung reaksi
ang telah mengeras. Teknik inokulasi yang digunakan pada media agar tegak ini
adalah teknik tusuk atau stab culture. Dilakukannya teknik ini adalah untuk melihat
pergerakan bakteri secara makroskopik. Selain penanaman bakteri dengan media
padat, dilakukan juga penanaman bakteri dengan media cair NB. Inokulasi dengan
media cair menggunakan metode tuang atau pour culture. Tujuan dari dilakukkan
metode ini adalah agar bakteri biakan akan tumbuh tersebar pada media. Metode
ini efektif digunakan untuk isolasi bakteri yang bersifat anaerob. Setelah semua
media padat agar dan media cari NB telah melewati proses penanaman bakteri,
selanjutnya dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Hal ini bertjuan agar
bakteri dapat berkembangbiak dengan baik pada suasana optimumnya.
Teknik aseptis adalah suatu metode atau teknik didalam memindahkan atau
menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak
terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. (Pelzcar, M.J. Chan, 2007).
Teknik aseptis bertujuan untuk meminimalisir kontaminasi bakteri. Hal ini
penting dilakukan agar bakteri yang akan di amati bebas dari kontaminan yang akan
mempengaruhi hasil pengamatan. Apabila tidak dilakukan secara teknis aseptis
maka bakteri akan tumbuh dimana-mana, bukan didalam media saja dapat tumbuh
tetapi dilingkungan sekitar maupun di praktikan, maka teknik aseptis dalam
praktikum sangat diperlukan untuk menghindari mikroorganisme dari kontaminan
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Penggunaan alkohol 75%
bertujuan untuk membunuh bakteri yang dapat menyebabkan kontaminasi. Pada
teknik aseptis juga digunakan bunsen hal ini dilakukan untuk menghilangkan
bakteri dalam udara sehingga tidak dapat terkontaminasi. Alat-alat dan bahan yang
digunakan disterilisasi terlebih dahulu hal ini dilakukan untuk membebaskan semua
bahan atau alat-alat dari bakteri-bakteri di sekitar. Selain dilakukan sterilisasi alat-
alat yang akan digunakan diflambir agar tidak ada bakteri yang menempel pada
permukaan mulut alat yang dapat mengganggu hasil pengamatan.
VII. Kesimpulan
Barrow, G.I. & R. K. A. Feltham. 1993. Cowan and Steel’s Manual for The
indentification of medical bacteria. 3rd ed. Isolasi, Indentifikasi, dan
Analisis Kemampuasn Degradasi Hidrokarbon Bakteri Tanah Sampel B.
hlm 53. Depok: UI Press.
Juliantina, F. R., Ayu, D. C. M, dan Nirwani, B. 2008. Manfaat Sirih Merah (Piper
crocatum) sebagai Agen Antibakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan
Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.