Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Mikrobiologi 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

PERCOBAAN KE 2

INOKULASI DAN PEREMAJAAN BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN


CAIR
I. Tujuan
1. Melakukan inokulasi dan peremajaan biakan secara goresan, tusukan
dan apusan (swab) pada media padat maupun cair dengan teknik kerja
aseptis
2. Mengamati pertumbuhan biakan bakteri yang diinokulasi dengan
metode dan media tertentu.

II. Teori Dasar


2.1 Inokula dan Inokulasi

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan


memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Inokula adalah bahan yang mengandung mikroba
baik dalam keadaan cair maupun padat. Tujuan inokulasi adalah untuk memurnikan,
mengidentifikasi, meremajakan, dan menyimpan mikroba.
Biakan murni dilakukan untuk keperluan diagnostik, karakterisasi
mikroorganisme, industri farmasi dan kegiatan lain yang berkaitan dengan
mikroorganisme. Nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan
mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yang dapat mencegah adanya
kontaminan dalam biakan diperlukan untuk mendapatkan kultur yang murni.
(Dwijoseputro, 1998)
2.2. Metode Isolasi Mikroorganisme
Menurut (Rusdimin, 2003) terdapat 4 jenis metode isolasi mikroorganisme yang
dapat dilakukan, yaitu
1. Pour plate atau shake culture

Beberapa ml suspensi bakteri dicampur dengan mediaum yang masih cair


(belum membeku) dengan demikian akan diperoleh piaraan adukan. Digunakan
untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada contoh. Setelah inkubasi
pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian
bawah agar.
2. Streak Plate atau culture

Ujung kawat imokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau digoreskan


dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan Petri sampai
meliputi seluruh permukaan. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan
keterampilan, yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang
dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali
dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya
untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan
cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel - sel yang digores.

3. Slant culture

Ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan agar-


agar miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secaa
zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya
dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir
pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen.

4. Stab culture

Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat (agar-
agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan agar-agar ini
tidak miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk
menguji gerak bakteri secara makroskopis.

2.2 Bakteri tipe gram positif dan negatif


2.2.1 Bakteri Gram Positif
Gram Positif mempunyai satu lapis yang tebal. Ciri-cirinya adalah
dinding sel yang homogen dengan ketebalan 20-80 nanometer dan
tersusun dari senyawa peptidoglican. Bentuk sel dari bakteri gram
positif ini adalah batang atau berbentuk filamen dan bulat. Sistem
reproduksi bakteri gram positif melalui pembelahan secara biner. Alat
geraknya berupa flagela nonmotil, jika tidak mempunyai motil maka
menggunakan petritrikus. Adapun contoh bakteri gram positif
Actinomyces, Lactobacillus, Propionibacterium, Eubacterium,
Bifidobacterium, Arachnia, Clostridium, Peptostreptococcus, dan
Staphylococcus (Dwidjoseputro, 1998).
2.2.2 Bakteri Gram Negatif
Gram Negatif yaitu merupakan struktur yang berlapis Bakteri ini
mempunyai lapisan peptidoglikan tipis yang terdapat pada ruang
periplasmik, yaitu antara membran luar dengan membran plasma.
Sebenarnya bakteri gram negatif memiliki sifat patogen sehingga lebih
berbahaya jika dibandingkan bakteri gram positif. Hal ini dikarenakan
membran luar di bagian dinding sel bisa melindungi bakteri tersebut,
dapat menghalangi masuknya zat antibiotik dan juga sistem dari
pertahanan inang. Adapun contoh bakteri gram negatif Azotobacter,
Rhizobium leguminosarum, Neisseria gonorrhoeae, Haemophilus
influenzae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan
Helicobacter pylori (Dwidjoseputro, 1998).

III. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
- Alat swab - Media Nutrien Agar cair
- Bunsen - Media Nutrien Broth
- Cawan petri steril - Biakan bakteri
- Inkubator (Staphylococcus aureus,
- Pipet agar 20 ml steril Pseudomonas aeruginosa,
- Rak tabung reaksi Bacillus subtilis dan
- Tabung reaksi steril Eschericia coli)
- Ose bundar dan ose lurus
IV. Prosedur Kerja
 Prosedur Teknik Aseptis

Cawan petri,tabung reaksi, rak tabung reaksi, jarum ose lurus, jarum ose bundar
yang telah disterilisasi disiapkan. Sebelum pengerjaan, meja dibersihkan dengan
alkohol 75%. Alkohol disemprotkan hingga semua bagian meja secara rata,
kemudian meja dilap menggunakan tisu.

Bunsen dinyalakan, 2 buah bunsen ditempatkan dengan jarak 30 cm. Alat-alat


yang sudah disterilkan ditempatkan diantara 2 bunsen.

Pembuatan Media Pembiakan Bakteri

 Pembuatan Plat Agar

Labu erlenmeyer berisi Nutrien Agar dibuka, kemudian mulut labu erlenmeyer
diflambir. Pipet volume diflambir beserta cawan petri yang akan diisi Nutrien Agar.
Sebanyak 20 mL Nutrien Agar 50 ℃ diambil dengan pipet volume, kemudian
dimasukkan kedalam cawan petri. Cawan petri dan pipet volume diflambir kembali.
Media dalam cawan petri dibiarkan memadat.

 Pembuatan Agar Miring

Labu erlenmeyer berisi Nutrien Agar dibuka, kemudian mulut labu erlenmeyer
diflambir. Pipet volume diflambir beserta tabung reaksi yang akan diisi Nutrien
Agar. Sebanyak 5 mL Nutrien Agar 50℃ diambil dengan pipet volume kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Tabung reaski dan pipet volume diflambir
kembali. Tabung reaksi yang berisi Nutrien Agar ditutup dengan kapas dan
disimpan dengan posisi miring dan dibiarkan memadat.

 Pembuatan Agar Tegak

Labu erlenmeyer berisi Nutrien Agar dibuka, kemudian mulut labu erlenmeyer
diflambir. Pipet volume diflambir beserta tabung reaksi yang akan diisi Nutrien
Agar. Sebanyak 10 mL Nutrien Agar 50℃ diambil dengan pipet volume kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Tabung reaski dan pipet volume diflambir
kembali. Tabung reaksi yang berisi Nutrien Agar ditutup dengan kapas dan
disimpan pada rak tabung reaksi dan dibiarkan memadat.

 Suspensi

Tabung reaksi disiapkan. Pipet volume diflambir kemudian NaCl fisiologis


diambil sebanyak 10 mL dimasukkan ke tabung reaksi. Inokula bakteri diambil lalu
disuspensikan. Tabung reaksi diflambir dan ditutp lalu di vortex selama 1 menit.
Langkah di atas diulangi untuk setiap inokulasi bakteri lain.

Pembuatan Media Cair Dalam Tabung

Labu erlenmeyer berisi Nutrien Broth dibuka, kemudian mulut labu


erlenmeyer diflambir. Pipet volume diflambir beserta tabung reaksi yang akan diisi
Nutrien Broth. Sebanyak 10 mL Nutrien Broth diambil dengan pipet volume
kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi. Tabung reaski dan pipet volume
diflambir kembali. Tabung reaksi yang berisi Nutrien Broth ditutup dengan kapas
dan disimpan pada rak tabung reaksi.

Teknik Inokulasi Pada Plat Agar, Agar Miring, Agar Tegak, dan Media Cair

a. Inokulasi Plat Agar


Cara streak (Gores)
Bagian alas cawan petri diberi tanda sebagai plat area dengan spidol.
Kemudian jarum ose bundar diflambir dan dimasukkan pada inokula dan
bakteri diambil. Cawan petri diflambir dan dibuka dengan celah yang sempit.
Inokula di inokulasikan pada setiap bagian plat agar sesuai dengan dengan
cara goresan halus dan rapat. Jarum ose bundar dan cawan petri diflambir
kembali.

Cara Swab (Apus)


Bagian alas cawan petri diberi tanda sebagai plat area dengan spidol.
Kemudian kapas steril dimasukkan pada inokula dan bakteri diambil.
Cawan petri diflambir dan dibuka dengan celah yang sempit. Inokula di
inokulasikan pada setiap bagian plat agar sesuai dengan dengan cara
goresan halus pada plat agar. Cawan petri diflambir kembali.
b. Inokulasi Pada Agar Miring
Media agar miring pada tabung reaksi yang telah memadat disiapkan.
Jarum ose bundar diflambir hingga warna jarum memerah. Jarum ose yang
telah diflambir dimasukkan pada inokula untuk mengambil bakteri. Tabung
reaksi dibuka pada bagian tutupnya dan mulut tabung reaksi diflambir.
Kemudian jarum ose bundar diinokulasikan pada bagian media dengan cara
goresan rapat secara zigzag dimulai dari bagian bawah sampai bagian atas
agar mirirng. Jarum ose dan tabung reaksi yang sudah di inokulasi diflambir
kemudian tabung reaksi ditutup kembali. Langkah di atas diulangi untuk
setiap inokulasi bakteri lain.
c. Inokulasi Pada Media Tegak
Media agar tegak pada tabung reaksi yang telah memadat disiapkan.
Jarum ose lurus diflambir hingga warna jarum memerah. Jarum ose yang
telah diflambir dimasukkan pada inokula untuk mengambil bakteri. Tabung
reaksi dibuka pada bagian tutupnya dan mulut tabung reaksi diflambir.
Kemudian jarum ose lurus diinokulasikan pada bagian media dengan cara
ditusukkan jarum ose lurus tepat ditengah tabung dari permukaan sampai
bagian bawah tabung tetapi tidak menyentuh dasar tabung. Jarum ose
diangkat secara perlahan-lahan. Jarum ose dan tabung reaksi yang sudah di
inokulasi diflambir kemudian tabung reaksi ditutup kembali. Langkah di
atas diulangi untuk setiap inokulasi bakteri lain.
d. Inokulasi Pada Media Cair
Media cair pada tabung reaksi disiapkan. Jarum ose bundar
diflambir hingga warna jarum memerah. Jarum ose yang telah diflambir
dimasukkan pada inokula untuk mengambil bakteri. Tabung reaksi dibuka
pada bagian tutupnya dan mulut tabung reaksi diflambir. Kemudian jarum
ose bundar diinokulasikan pada bagian media dengan dimasukan jarum ose
dan dikocok agar rata. Jarum ose dan tabung reaksi yang sudah di inokulasi
diflambir kemudian tabung reaksi ditutup kembali. Langkah di atas diulangi
untuk setiap inokulasi bakteri lain.
e. Metode Suspensi Pada Nutrien Broth
Media cair Nutrien Broth disiapkan. Jarum ose bundar diflambir
hingga warna jarum memerah. Jarum ose yang telah diflambir dimasukkan
pada inokula untuk mengambil bakteri. Tabung reaksi dibuka pada bagian
tutupnya dan mulut tabung reaksi diflambir. Kemudian jarum ose bundar
diinokulasikan pada bagian media dengan dimasukan jarum ose dan
dikocok agar rata. Jarum ose dan tabung reaksi yang sudah di inokulasi
diflambir kemudian tabung reaksi ditutup kembali lalu divortex.
V. Data Pengamatan

Kelompok 1

Media Inokula Sebelum (waktu Sesudah (waktu Keterangan


inakulasi) pengamatan)
Rabu (29-11-2017) Kamis (30-11-2017)
Pukul 10.00 WIB Pukul 08.25 WIB
Plat EC Koloni bakteri EC
Agar yang terbentuk
(Streak) berwarna putih,
berada di
permukaan media,
terletak secara zig-
zag.
SA Koloni bakteri SA
yang terbentuk
berwarna putih,
Warna Media : Warna Media : Kuning berada di
Kuning permukaan media,
terletak secara zig-
zag.
Plat EC Koloni bakteri SA
Agar yang terbentuk
(Swab) berwarna putih,
berada di
permukaan media,
terletak secara zig-
zag.

SA Koloni bakteri SA
yang terbentuk
berwarna putih,
berada di
permukaan media,
terletak secara zig-
Warna Media : Warna Media : Kuning zag.
Kuning
Agar EC Koloni bakteri
Miring berwarna putih,
secara zig-zag,
berada di
permukaan media
dari bawah sampai
Warna media : Kuning Warna Media : Kuning atas.
SA Koloni bakteri SA
tumbuh lebih
besar dan lebih
rapat dari bakteri
EC, berwarna
putih, secara zig-
zag dari bawah ke
atas.
Warna Media : Kuning
Warna Media :Kuning
Agar EC Koloni bakteri EC
Tegak tumbuh lurus dari
bawah ke atas dan
di permukaan
media, berwarna
putih agak tipis.

Warna Media :
Kuning Warna Media : Kuning
SA Koloni bakteri EC
tumbuh lurus dari
bawah ke atas dan
di permukaan
media, lebih besar
dari EC, berwarna
putih.

Warna Media : Kuning


Warna Media :
Kuning
Agar EC Bakteri EC
Cair Tumbuh menyatu
dengan media dan
warna media
menjadi kuning
keruh.

Warna Media :
Kuning Warna Media : Kuning
SA Bakteri SA
Tumbuh menyatu
dengan media dan
warna media
menjadi kuning
keruh.

Warna Media : Warna Media : Kuning


Kuning

KELOMPOK 2

Waktu Inokulasi : Rabu, 29 November 2017 Pukul 09.45 WIB

Waktu Pengamatan : Kamis, 30 november 2017 Pukul 09.00 WIB


Inokulasi Pada Plat Agar
No Inokula Sebelum Sesudah

Pseudomonas
aeruginosa
dan Bacillus
subtilis

Cara Streak

Keterangan : Keterangan :
Warna Coklat Terang  Terbentuk koloni pada
kekuningan. Pseudomonas aeruginosa
bulatannya besar dan
renggang sedangkan pada
Bacillus subtilis
2D pertumbuhan koloninya
lebih rapat.
 Pada perbedaanya terlihat
transparan pada
Pseudomonas aeruginosa
dan pada Bacillus subtilis
terlihat menggumpal.
 Warna koloni yang
terbentuk pada
Pseudomonas
aeruginosa yaitu putih
kaya memudar warna
media agarnya dan pada
Bacillus subtilis hampir
sama dengan media agar
tetapi terjadi gumpalan
putih.
 Warna media berubah
menjadi coklat pudar

Pseudomonas
aeruginosa
dan Bacillus
subtilis

Cara Swab

Keterangan : Warna Coklat Keterangan :


2D terang kekuningan  Terbentuk koloni pada
Pseudomonas aeruginosa
bulatannya besar dan
renggang sedangkan pada
Bacillus subtilis
pertumbuhan koloninya
lebih rapat.
 Pada perbedaanya terlihat
transparan pada
Pseudomonas aeruginosa
dan pada Bacillus subtilis
terlihat menggumpal.
 Warna koloni yang
terbentuk pada
Pseudomonas
aeruginosa yaitu putih
kaya memudar warna
media agarnya dan pada
Bacillus subtilis hampir
sama dengan media agar
tetapi terjadi gumpalan
putih.
 Warna media berubah
menjadi coklat pudar

Inokulasi Pada Agar Miring


NO Inokula Sebelum Sesudah

Pseudomonas
2D
aeruginosa

Keterangan : Warna Coklat Keterangan :


terang kekuningan  Terjadi koloni bakteri
dengan berbentuk zigzag
dan pada permukaan
berwarna putih.
 Warna media menjadi warna
kuning muda kecoklatan.
Bacillus
subtilis
2D

Keterangan : Warna Coklat


Keterangan :
terang kekuningan
 Tidak jauh berbeda dengan
Pseudomonas aeruginosa
 Terjadi koloni bakteri
dengan berbentuk zigzag
dan pada permukaan
berwarna putih.
 Warna media menjadi warna
kuning muda kecoklatan.

Inokulasi Pada Agar Tegak

No Inokulasi Sebelum Sesudah

2D Pseudomonas
aeruginosa

Keterangan : Warna Coklat


terang kekuningan
Keterangan :
 Terjadi koloni bakteri
berwarna putih diatas
pada permukaan media
Natrium Agar dan terjadi
pembentukan koloni
berwarna putih dan
gumpalan putih dibekas
tusukan jarum ose tegak.
 Warna media Natrium
Agar menjadi kuning
terang.

2D Bacillus
subtilis
Keterangan : Warna Coklat
terang kekuningan
Keterangan :
 Tidak jauh berbeda
dengan Pseudomonas
aeruginosa
 Terjadi koloni bakteri
berwarna putih diatas
pada permukaan media
Natrium Agar dan terjadi
pembentukan koloni
berwarna putih dibekas
tusukan jarum ose tegak.
 Warna media Natrium
Agar menjadi kuning.
Inokulasi Pada Media Cair

No Inokulasi Sebelum Sesudah


2D Pseudomonas
aeruginosa

Keterangan :
 Terjadi koloni bakteri
Keterangan : sedikit berwarna putih
Warna media NA (Nutrien pada permukaan atas dan
Broth) Berwarna bening. tengah Nutrien Broth
 Warna media Nutrien
Broth berubah menjadi
berwarna keruh/agak
pekat.

2D
Bacillus
subtilis
Keterangan :
Warna media NA (Nutrien
Broth) Berwarna bening.
Keterangan :
 Terjadi koloni bakteri
berwarna putih pada
permukaan atas dan
tengah Nutrien Broth
 Warna media Nutrien
Broth berubah menjadi
berwarna keruh/agak
pekat.
KELOMPOK 3

Media Inokula Sebelum (waktu Sesudah (waktu Keterangan


inakulasi) pengamatan)
Rabu (29-11-2017) Kamis (30-11-2017)
Pukul 10.00 WIB Pukul 08.00 WIB
Plat Agar EC Koloni bakteri
(Streak) EC terlihat
tumbuh pada
daerah yang
digoreskan
secara Zig-zag
di permukaan,
berwarna
keputihan.
SA Koloni bakteri
Warna Media : Warna Media : Kuning SA tumbuh
Kuning pada daerah
yang
digoreskanseca
ra zig-zag di
permukaan,
warnanya
keputihan.
Plat Agar EC Koloni bakteri
(Swab) EC terlihat
tumbuh lebih
rapat pada
daerah yang
digoreskan
secara Zig-zag
di permukaan,
berwarna
keputihan.
SA Koloni bakteri
SA tumbuh
lebih rapat
Warna Media : Warna Media : Kuning pada daerah
Kuning yang
digoreskan
secara zig-zag
di permukaan,
warnanya
keputihan.
Agar EC Koloni bakteri
Miring EC tumbuh
secara zig-zag
di permukaan
pada daerah
yang di apus
dari bawah
sampe atas,
Warna Media : Kuning berwarna putih
dan
golongannya
aerob.
SA Koloni bakteri
SA tumbuh
Warna Media : lebih rapat
Kuning secara zig-zag
di permukaan
pada daerah
yang di apus
dari bawah
sampe atas,
berwarna putih
Warna Media : Kuning dan
golongannya
aerob.
Agar EC Koloni bakteri
Tegak EC tumbuh di
atas
permukaan,
warnanya
keputihan dan
golongannya
aerob.

Warna Media : Kuning


SA Koloni bakteri
SA tumbuh di
atas
permukaan,
berwarna putih
dan
golongannya
Warna Media : aerob.
Kuning Warna Media : Kuning
Agar Cair EC Bakteri EC
Tumbuh
menyatu
dengan media
dan warna
media menjadi
kuning
mengeruh
golongan dari
bakteri adalah
anaerob
Warna Media : Kuning fakultatif.
keruh
SA Bakteri EC
Tumbuh
menyatu
dengan media
Warna Media : dan warna
Kuning media menjadi
kuning
mengeruh
golongan dari
bakteri adalah
Warna Media : Kuning anaerob
keruh fakultatif.
Kelompok 4

Media Inokula Sebelum (waktu Sesudah (waktu Keterangan


inakulasi) pengamatan)
Rabu (29-11-2017) Kamis (30-11-2017)
Pukul 10.00 WIB Pukul 08.25 WIB
Plat Bacillus Koloni bakteri
Agar subtilis Bacillus
(Streak) subtilistumbuh
secara rapat pada
daerah yang di
goreskan, berwarna
putih keruh.
Pseudo- Koloni bakteri
monas Pseudomonas
aerugi- aeruginosa tumbuh
nosa lebih renggang
daripada BS pada
Warna Media : Warna Media :
daerah yang di
Kuning Kuning
goreskan, berwarna
putih keruh.
Plat Bacillus Koloni bakteri
Agar subtilis Bacillus subtilis
(Swab) tumbuh secara rapat
dan tebal pada
daerah yang di
goreskan, berwarna
putih keruh.
Pseudo- Koloni bakteri
monas Pseudomonas
aerugi- aeruginosa tumbuh
nosa lebih renggang
daripada BS pada
Warna Media : Warna Media :
daerah yang di
Kuning Kuning
goreskan, berwarna
putih keruh.
Agar Bacillus Koloni bakteri
Miring subtilis Bacillus subtilis
tumbuh di atas
permukaan,
golongan dari bakteri
yaitu aerob dan
berwarna putih
keruh.
Warna media : Warna Media :
Kuning Kuning
Pseudo- Koloni bakteri
monas Pseudomonas
aerugi- aeruginosatumbuh
nosa di atas permukaan,
golongan dari bakteri
yaitu aerob dan
berwarna putih
keruh.

Warna Media : Warna Media :


Kuning Kuning
Agar Bacillus Koloni bakteri
Tegak subtilis Bacillus subtilis
tumbuh di atas
permukaan media,
golongan dari bakteri
adalah aerob obligat.

Warna Media : Warna Media :


Kuning Kuning
Pseudo- Koloni bakteri
monas Pseudomonas
aerugi- aeruginosatumbuh,
nosa golongan dari bakteri
adalah aerob
fakultatif.

Warna Media : Warna Media :


Kuning Kuning
Agar Bacillus Bakteri Bacillus
Cair subtilis subtilis Tumbuh
menyatu dengan
media dan warna
media menjadi
kuning keruh,
golongan dari bakteri
adalah aerob
fakultatif.

Warna Media : Warna Media :


Kuning Kuning

Pseudo- Bakteri
monas Pseudomonas
aerugi- aeruginosaTumbuh
nosa. menyatu dengan
media dan warna
media menjadi
kuning keruh,
golongan dari bakteri
adalah aerob
fakultatif.

Warna Media : Warna Media :


Kuning Kuning
Kelompok 5

Waktu Inokulasi : Rabu, 29 November 2017 Pukul 08.30 WIB


Waktu Pengamatan : Kamis, 30 november 2017 Pukul 08.30 WIB
Inokulasi Pada Plat Agar
No Bakteri Sebelum inokulasi Sesudah Inokulasi
1 Staphylococcus
aureus dan
Escherichia
coli
Cara Streak

Warna media Nutrien Agar  Setelah diinkubasi,


berwarna Kuning. terbentuk koloni bakteri
pada Staphylococcus
aureus bulatannya tidak
besar-besar dan lebih rapat
sedangkan pada
Escherichia coli
bulatannya lebih besar dan
lebih renggang.
 Warna koloni yang
terbentuk adalah putih.
 Warna media NA berubah
jadi kuning pudar.
2 Staphylococcus
aureus dan
Escherichia
coli
Cara Swab

 Terbentuk koloni bakteri


pada Staphylococcus
Warna Nutrien Agar aureus bulatannya tidak
berwarna kuning.
besar-besar dan lebih rapat
sedangkan pada
Escherichia coli
bulatannya lebih besar dan
lebih renggang.
 Warna koloni yang
terbentuk adalah putih.
 Warna media NA berubah
jadi kuning pudar.

Inokulasi Pada Agar Miring


No Bakteri Sebelum inokulasi Sesudah Inokulasi
1 Staphylococcus
aureus

Warna media Nutrien Agar  Terbentuk koloni bakteri


berwarna kuning berwarna putih dibagian
bawah permukaan media
NA.
 Koloni yang terbentuk
berbentuk bulatan-bulatan.
 Warna media NA
berwarna kuning.
2 Escherichia
coli

Warna media Nutrien Agar  Terbentuk koloni


berwarna kuning bakteri dengan goresan
zigzag berwarna putih
pada atas permukaan
dinding tabung
 Warna media berwarna
kuning.

Inokulasi Pada Agar Tegak


No Bakteri Sebelum inokulasi Sesudah Inokulasi
1 Staphylococcus
aureus

 Terbentuk koloni
Warna media Nutrien Agar bakteri berwarna
berwarna kuning. putih diatas
permukaan media
Na.
 Terbentuk koloni
berwarna putih
dibekas tusukan
jarum ose tegak.
 Warna media NA
menjadi kuning
muda.

2 Escherichia
coli

 Terbentuk koloni
bakteri berwarna
putih diatas
Warna media Nutrien Agar permukaan media
berwarna kuning. Na.
 Terbentuk koloni
berwarna putih
dibekas tusukan
jarum ose tegak.
 Warna media NA
menjadi kuning
muda.
Inokulasi Pada Media Cair
No Bakteri Sebelum inokulasi Sesudah Inokulasi
1 Staphylococcus
aureus

 Terbentuk koloni
Warna media Nutrien Broth bakteri berwarna
Berwarna kuning bening. putih dibawah
permukaan NB.
 Warna media NB
tetap berwarna
kuning bening.

2 Escherichia
coli

 Terbentuk koloni
Warna media Nutrien Broth bakteri berwarna
Berwarna kuning bening. putih dibawah
permukaan NB.
 Warna media NB
tetap berwarna
kuning bening.
Kelompok 6

Waktu Inokulasi : Rabu, 29 November 2017 Pukul 10.05 WIB

Waktu Pengamatan : Kamis, 30 november 2017 Pukul 10.10 WIB

Inokulasi Bakteri pada Plat Agar

Sebelum Sesudah Keterangan


1. Bacillus subtilis dan
Pseudomonas aeruginosa
dengan cara streak.
Terbentuk koloni pada
Pseudomonas aeruginosa
bulatannya besar dan
renggang, pada Bacillus
subtilis pertumbuhan
koloninya lebih rapat.
1. 2. Bacillus subtilis dan
Pseudomonas
aeruginosa dengan cara
swab.
Terbentuk koloni pada
Pseudomonas
aeruginosa bulatannya
besar dan renggang,
pada Bacillus subtilis
pertumbuhan koloninya
lebih rapat
Inokulasi Bakteri pada Agar Miring

Sebelum Sesudah Keterangan


1. BakteriPseudomonas
aeruginosa
Terbentuk koloni bakteri
dengan goresan zigzag
berwarna putih pada
permukaan Nutrien Agar
yang miring
2. Bakteri Bacillus
subtilis.
Terbentuk koloni bakteri
dengan goresan zigzag
berwarna putih pada
permukaan Nutrien Agar
yang miring

Inokulasi Bakteri pada Agar Tegak


Sebelum Sesudah Keterangan
1. Bakteri Pseudomonas
aeruginosa
Terbentuk koloni bakteri
berwarna putih diatas
permukaan media NA.
Terbentuk koloni
berwarna putih pada
bekas tusukan jarum ose
tegak.
2. Bakteri Bacillus
subtilis.
Terbentuk koloni bakteri
berwarna putih diatas
permukaan media NA
dan terbentuk koloni
berwarna putih dibekas
tusukan jarum ose tegak.

Inokulasi Bakteri pada Media Cair


Sebelum Sesudah Keterangan
1. Bakteri Pseudomonas
aeruginosa
Terbentuk koloni bakteri
berwarna putih pada
permukaan atas dan
tengah media NB (Aerob
fakulltatif) dan warna
media NB berubah
menjadi berwarna
kuning keruh.
2. Bakteri Bacillus
subtilis.
Terbentuk koloni bakteri
berwarna putih pada
permukaan atas dan
tengah NB (Aerob
fakulltatif) dan warna
media NB tetap berwarna
kuning bening.
Kelompok 7

Media Inokula Sebelum (waktu Sesudah (waktu Keterangan


inakulasi) pengamatan)
Rabu (29-11-2017) Kamis (30-11-2017)
Pukul 09.27 WIB Pukul 09.27 WIB
Plat EC Koloni bakteri EC
Agar tumbuh secara
(Streak) padat dan tebal
pada permukaan,
berwarna putih
tpis.
SA Koloni bakteri SA
tumbuh dan
terlihat
penyebarannya
Warna Media : Warna Media : bulat-bulat pada
kuning kuning permukaan,
berwarna putih
tipis.
Plat EC Koloni bakteri EC
Agar penyebarannya
(Swab) lebih besar,
berwarna putih
tpis.

SA Koloni bakteri SA
tumbuh dan
terlihat
penyebarannya
lebih besar dan
terdapat banyak
bulat-bulat putih,
kolonu berwarna
Warna Media : Warna Media : putih tipis.
kuning kuning
Agar EC Koloni bakteri EC
Miring tumbuh di
permukaan pada
daerah yang di
apus dari bawah
sampe atas,
penyebarannya
lebih lebar dan
Warna Media : Warna Media : rapat.Berwarna
kuning kuning keputihan dan
golongannya
aerob.
SA Koloni bakteri SC
tumbuh di
permukaan pada
daerah yang di
apus dari bawah
sampe atas,
penyebarannya
Warna Media : lebih lebar.
kuning Berwarna
Warna Media : keputihan dan
kuning golongannya
aerob.
Agar EC Koloni bakteri EC
Tegak tumbuh dan
pengelilingannya
tebal, berwarna
keputihan.

Warna Media : Warna Media :


kuning kuning
SA Koloni bakteri EC
tumbuh dan
pengelilingannya
tipis tetapi
melebar diatas,
berwarna
keputihan.

Warna Media : Warna Media :


kuning kuning

Agar EC Bakteri EC
Cair Tumbuh menyatu
dengan media dan
warna media
menjadi kuning
pucat.

Warna Media : bening Warna Media : keruh

SA Bakteri SA
Tumbuh menyatu
dengan media dan
warna media
menjadi kuning
pucat.

Warna Media : Warna Media : keruh


bening
VI. Pembahasan

Pada percobaan inokulasi dan peremajaan bakteri kali ini bakteri dibiakkan
pada media cair dan media padat. Media cair yang digunakan adalah media Nutrient
Broth (NB) sedangkan media padat yang digunakan adalah Nutrient Agar (NA).
Pada masing-masing media dibutuhkan teknik isolasi bakteri atau teknik inokulasi
yang berbeda. Teknik atau metode inokulasi yang berbeda ini dilakukan untuk
melihat sifat bakteri biakan dari kebutuhannya akan oksigen pada saat pertumbuhan.

Media yang dipersiapkan untuk digunakan menumbuhkan mikroba.


Komposisi media tumbuh disesuaikan dengan mikroba yang akan ditumbuhkan.
Berdasarkan bentuknya, media tumbuh dapat dibagi menjadi cair (broth) dan media
padat (agar). Sedangkan media padat dibagi menjadi tiga macam, yaitu media agar
tegak (deep agar), agar miring (slants agar), dan lempeng agar (plate agar).
Peralatan utama yang diperlukan dalam melaksanakan inokulasi dan peremajaan
biakan dalam media padat dan media cair ini adalah peralatan sterilisasi, inokulasi,
dan inkubasi. Peralatan sterilisasi meliputi oven, alkohol, dan Bunsen. Macam-
macam peralatan inokulasi adalah jarum ose, swab stick, blend glass, tabung reaksi,
dan cawan petri. Peralatan inkubasi adalah inkubator. Pada media cair prinsip utama
dalam menginokulasikan mikroba atau biakan adalah menumbuhkan mikroba
tersebut dan mengamati pola pertumbuhannya. Pada media padat prinsip utama
dalam menginokulasikan mikroba atau biakan adalah menumbuhkan mikroba yang
sudah ditentukan dalam praktikum dan mengamati karakteristik morfologisnya.
Inokulasi pada media padat dilakukan dengan teknik agar miring, teknik agar tegak,
dan teknik lempeng agar.

Pada media padat (NA) dilakukan tiga teknik isolasi bakteri ,yaitu streak
culture, swab culture, dan stab culture. Ketiga teknik tersebut dilakukan untuk
mengetahui makroskopis dari suatu bakteri. Hal yang dapat diamati dari hasil ketiga
metode diatas adalah kerapatan koloni, warna, dan sifat kebutuhan oksigen pada
bakteri. Menurut Benson (2001; 158), pigmenasi warna bakteri dapat dilihat pada
bakteri dan pada mediumnya. Bakteri yang tidak memiliki chromogene
memperlihatkan pertumbuhan berwarna putih, sedangkan yang memiliki
chromogene memperlihatkan perbedaan warna.

Kemudian metode diatas juga menunjukkan pertumbuhan bakteri di


permukaan atas agar berdasarkan goresan. Menurut Cappuccino & Sherman (2002;
21) goresan dibagi menjadi filiform (bersambungan, seperti benang, dengan tepian
halus), echimulate ( bersambungan, seperti benang, dengan tepian tidak beraturan),
beaded ( pertumbuhan koloni terpisah), effise ( pertumbuhan tipis dan menyebar),
arborecent pertumbuhan seperti pohon), dan rhizoid ( pertumbuhan seperti akar).

Pada percobaan kali ini digunakan empat bakteri, yaitu Escherichia coli,
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Keempat
bakteri tersebut akan dibiakkan pada media agar plat agar, agar miring, agar tegak,
dan yang terakhir pada media cair yaitu NB.

Bakteri pertama yaitu Eschericia coli, pembiakan dan peremajaan bakteri


Eschericia coli dilakukan pada bentuk media plat agar, agar miring, agar tegak dan
cair. Bentuk media yang pertama kali digunakan yaitu plat agar, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi dan morfologi. Bakteri diinokulasikan ke media NA
berwarna kuning pada plat agar dengan cara goresan (streak) dan apusan (swab).
Penggunakan cara streak biasanya menggunakan inokula padat yang diambil
dengan ose bundar, sedangkan cara swab biasanya menggunakan inokula cair yang
diambil menggunakan alat swab. Setelah bakteri Eschericia coli di inokulasikan ke
media padat, media yang telah diinokulasi dimasukkan ke dalam inkubator selama
24 jam. Setelah diinkubasi selama 24 jam, hasil yang diperoleh yaitu pada media
NA di plat agar tumbuh bakteri Eschericia coli. Bakteri Eschericia coli tumbuh
mengikuti bentuk goresan maupun bentuk apusan yang dibuat. Bakteri Eschericia
coli tumbuh dipermukaan agar, berwarna putih, koloni bakteri Eschericia coli yang
tumbuh bentuknya lebih besar dan tidak terlalu rapat (agak renggang). Hasil
pertumbuhan bakteri yang diperoleh dari kelompok 1,3,5 dan 7 adalah bakteri
Eschericia coli tumbuh dipermukaan agar, berwarna putih, dan koloninya tidak
terlalu rapat. Sehingga hasil yang diperoleh oleh semua kelompok memiliki hasil
yang sama. Bakteri yang biasa tumbuh di media agar merupakan bakteri aerob dan
anaerob fakultatif, karena luas permukaan cawan petri yang luas sehingga
menyebabkan bakteri aerob dan anaerob fakultatif dapat tumbuh di media tersebut.
Berdasarkan literature, Eschericia coli merupakan bakteri yang berbentuk batang
pendek (koko basil), bakteri gram negatif, memiliki ukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm,
sebagian gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul (Rahayu, 2003).
Bakteri Eschericia coli bersifat aerob atau anaerob fakultatif, pertumbuhan bakteri
ini optimum pada suhu 37ºC. Escherichia coli merupakan bakteri yang rentan
terhadap suhu tinggi. Escherichia colimempunyai suhu maksimum pertumbuhan
40-45°C, di atas suhu tersebut bakteri Escherichia coli mengalami inaktivasi
(Juliantina dkk., 2008). Sehingga hasil pengamatan yang diperoleh oleh semua
kelompok sudah sesuai dengan literature, yaitu bakteri Eschericia coli dapat
tumbuh di bentuk media plat agar karena merupakan bakteri aerob atau anaerob
fakultatif.

Bentuk media yang selanjutnya digunakan pada bakteri Eschericia coli


adalah agar miring. Metode yang dilakukan pada media agar miring menggunakan
metode goresan (streak) dengan ose bundar. Tujuan penggunaan bentuk media ini
adalah utnuk peremajaan bakteri. Hasil peremajaan bakteri Eschericia coli yang
diperoleh pada agar miring adalah terbentuknya koloni-koloni bakteri yang tumbuh
di permukaan agar miring dari bagian dasar sampai bagian paling atas. Bakteri yang
tumbuh mengikuti alur dari goresan yang dibuat yaitu zigzag dan koloni yang
tumbuh bewarna putih. Pada agar miring bagian dasar memiliki media yang lebih
padat sehingga oksigen lebih sedikit, sedangkan pada bagian atas lapisan media
tipis, sehingga memiliki oksigen yang lebih banyak. Bakteri Eschericia coli tumbuh
dari bagian yang oksigennya sedikit sampai bagian yang memiliki oksigen banyak.
Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang dapat tumbuh di bentuk media agar miring
yaitu bakteri memiliki sifat aerob dan anaerob fakultatif. Karena pada media agar
miring terjadi reaksi biokimia. Hasil pengamatan bakteri Eschericia coli pada agar
miring dari kelompok lain yaitu memiliki hasil yang sama , dimana bakteri
Eschericia coli tumbuh di permukaan agar berbentuk zigzag dan berwarna putih.
Serta tumbuh dari bagian dasar yang memiliki oksigen sedikit sampai ke bagian
atas yang memiliki oksigen lebih banyak. Maka dari itu hasil pengamatan
pembiakan bakteri Eschericia coli semua kelompok sudah sesai dengan literature.
Menurut literature, pembiakkan bakteri Eschericia coli bersifat aerob atau anaerob
fakultatif (Rahayu, 2003) artinya bakteri ini dapat tumbuh di media yang memiliki
oksigen banyak maupun yang memiliki sedikit oksigen.

Bentuk media yang selanjutnya digunakan pada bakteri Eschericia coli


adalah agar tegak. Metode yang dilakukan pada media agar miring menggunakan
metode tusak dengan ose lurus. Tujuan bentuk media ini yaitu untuk pengamatan
berdasarkan kebutuhan oksigen. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada bekas
tusukan di media agar tegak, bakteri Eschericia coli tumbuh walaupun sedikit, dan
bakteri Eschericia coli juga tembuh dipermukaan agar. Warna koloni bakteri
Eschericia coli yang tumbuh yaitu berwarna putih. Hasil pengamatan yang
diperoleh dari kelompok lain juga memiliki hasil yang sama yaitu bakteri tumbuh
sedikit di bekas tusukkan ose lurus , dan tumbuh juga di permukaan agar tegak.
Biasanya pada media agar tegak bakteri yang dapat tumbuh yaitu bakteri yang
memiliki sifat anaerob obligat dan fakultatif, karena pada agar tegak oksigen yang
dimiliki sedikit atau bahkan bisa tidak memiliki oksigen. Hal ini sesuai dengan
literature dimana bakteri Eschericia coli merupakan bakteri berbentuk batang gram
negative dan bersifat aerob dan anaerob fakultatif (Pelczar, 1986). Sehingga pada
media ini hasil pengamatan semua kelompok sesuai dengan literature dimana masih
memungkinkannya bakteri Eschericia coli yang bersifat anaerob fakultatif yaitu
bakteri masih bisa tumbuh di media yang tidak memiliki oksigen ataupun di media
yang memiliki oksigen.

Bentuk media yang selanjutnya digunakna pada bakeri Eschericia coli


adalah agar cair. Dimana nutrient yang digunakan yaitu Nutrient Broth (NB).
Metode inokulasi yang digunakan yaitu metode tuang. Tujuan bentuk media agar
cair ini yaitu untuk pengamatan pengenceran yang diidentifikasi berdasarkan
perubahan warna atau kekeruhan. Hasil pengamatan pada agar cair yang telah diberi
inokula yaitu warna agar cair berubah menjadi lebih keruh dan bakteri tumbuh
lebih banyak didasar tabung membentuk endapan. Hasil pengamatan agar cair dari
kelompok lain juga menunjukkan terjadinya perubahan warna agar cair menjadi
keruh. Pada media agar cair, bakteri yang mungkin tumbuh yaitu bakteri yang
memiliki sifat aerob dan anaerob fakultatif. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
pengamatan semua kelompok telah sesuai dengan literature, dimana bakteri
Eschericia coli bersifat aerob dan anaerob fakultatif dimana bakteri masih tetap
hidup meskipun ada atau tidak adanya oksigen sehingga kebutuhan oksigennya
sedikit, dan memungkinkan bakteri ini untuk tumbuh di media agar cair (Pelczar
1986).

Bakteri yang selanjutnya digunakan dalam praktikum ini yaitu bakteri


Staphylococcus aureus. Metode inokulasi, tujuan dan bentuk media yang digunakan
ada bakteri ini sama seperti pada bakteri Eschericia coli. Pertama, media yang
digunakan pada bakteri Staphylococcus aureus yaitu plat agar, dengan
menggunakan metode goresan (streak) dan metode apusan (swab). Hasil
pengamatan yang didapatkan pada plat agar yang telah diinokulasi dengan bakteri
ini yaitu tumbuhnya bakteri Staphylococcus aureus pada permukaan agar, dengan
bentuk koloni zigzag mengikuti alur goresan dan alur apusan yang dibuat. Koloni
yang terbentuk berwarna putih dan lebih rapat dibandingkan dengan koloni bakteri
Eschericia coli. Hasil pengamatan yang diperoleh oleh kelompok lain juga
memiliki hasil yang sama, dimana koloni bakteri Staphylococcus aureus tumbuh
di permukanan agar pada plat agar mengikuti alur goresan dan apusan yang telah
dibuat. Dengan koloni bakteri yang berwarna putih dan bentuk koloni bakteri yang
lebih rapat dan lebih besar daripada koloni bakteri Eschericia coli. Hal ini
menunjukkan bahwa bakteri yang dapat tumbuh di media plat agar adalah bakteri
yang bersifat aerob dan anaerob fakultatif, hal ini dikarenakan luas permukaan agar
yang luas, yang memungkinkan adanya oksigen. Didalam literature dijelaskan
morflogi dari bakteri Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri Gram positif
yang berbentuk bulat, kebanyakan galur ini adalah koagulase positif, bila
menggerombol dalam susunan yang tidak teratur sisinya agak rata karena tertekan,
diameter antara 0,8-1,0 mikron, bersifat aerob dan anaerobik fakultatif,
menghasilkan koagulase Bakteri ini tidak bergerak dan tidak berspora (Pelczar,
1986). Hasil pengamatan semua kelompok sudah sesuai dengan literature, dimana
bakteri Staphylococcus aureus masih dapat tumbuh di media yang memiliki
oksigen sedikit ataupun tidak memiliki oksigen seperti pada media plat agar.

Bentuk media yang selanjutnya digunakan pada bakteri Staphylococcus


aureus adalah agar miring. Metode inokulasi yang digunakan yaitu metode goresan,
dan tujuannya yaitu untuk peremajaan. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada
agar miring bakteri Staphylococcus aureus tumbuh di permukaan agar miring,
mengikuti alur goresan yaitu zigzag dari bawah ke atas, warna koloni yaitu
berwarna putih dan koloni bakteri yang terbentuk lebih besar dan lebih rapat
dibandingkan dengan bakteri Eschericia coli. Bakteri Staphylococcus aureus
tumbuh merata dari bagian dasar tabung yang memiliki lapisan nutrient agar lebih
pada dan memiliki kadar oksigen sedikit dampai ke lapisan atas tabung yang
memiliki lapisan nutrient agar lebih tipis dan memiliki kadar oksigen banyak. Hal
ini menunjukkan bahwa bakteri yang dapat tumbuh di media agar miring ini adalah
bakteri yang memiliki sifat aerob dan anaerob fakultatif. Pada media agar miring
terjadi raksi biokimia. Hasil pengamatan ini juga memiliki kesamaan dengan
kelompok yang lain, yaitu bakteri Staphylococcus aures tumbuh dari bagian bawah
sampe atas di permukaan agar, dengan bentuk zigzag dan berwarna putih. Hal ini
sesuai dengan literature Pelczar 1986, dimana bakteri Staphylococcus aureus
merupakan bakteri yang bersifat aerob dan anaerob fakultatif, yang artinya dapat
tumbuh dan hidup secara terbatas pada media yang memiliki oksigen ataupun tidak
memiliki oksigen.

Bentuk media yang selanjutnya digunakan pada bakteri Staphylococcus


aureus adalah agar tegak. Pada agar tegak diperoleh hasil yaitu bakteri tumbuh
sedikit di bagian bekans tusukan jarum ose. Hasil pengamatan ini juga sama dengan
hasil pengamatan yang diperoleh dari kelompok lain. Hal ini menunjukkan bahwa
bakteri yang dapat tumbuh di media agar tegak adalah bakteri yang bersifat anaerob
obligat yaitu bakteri yang bisa hidup tanpa ada oksigen sama sekali, apabila ada
oksigen bakteri tersebut akan mati. Bakteri yang mungkin tumbuh pada agar tegak
yaitu bakteri yang memiliki sifat anaerob fakultatif, dimana bakteri dapat tumbuh
secara terbatas dalam keaadan anaerob. Maka dari itu hasil yang diperoleh sudah
sesuai literature, dimana bakteri Staphylococcus aures memiliki sifat aerob dan
anaerob fakultatidf, sehingga bakteri yang tumbuh didalam media agar hanya
sedikit, sedangkan yang berada dipermukaan media agar lebih banyak.

Bentuk media yang terakhir yaitu agar cair. Pengamatan dilakukan dengan
melihat perubahan media menjadi kekeruhan. Hasil yang diperoleh adalah warna
media menjadi kekeruhan, hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang dapat tumbuh
di media ini adalah bakteri yang memiliki sifat arob dan anaerob fakultatif. Bakteri
yang bersifat lebih condong ke aerob biasanya tumbuh lebih banyak
dipermukaannya, sedangkan yang bersifat anaerob tumbuh lebih banyak didasar
membentuk endapan. Hasil pengamatan dari tiap kelompok ada yang berbeda, hal
ini bisa terjadi karena kesalahan pada saat mengaduk media di alat fortex, sehingga
media dan bakteri belum tercampur rata. Namun secara kesuluruhan, warna media
agar cair semua kelompok berubah menjadi lebih keruh dari yang sebelumnya.
Maka dari itu hasil ini telah sesuai dengan literature, dimana bakteri Staphylococcus
aures memiliki sifat aerob dan anarerb fakultatif sehingga bakteri dapat tumbuh di
media agar cair ini.

Pada percobaan ini bakteri Bacillus subtilis dibiakkan pada media plat agar,
agar miring, agar tegak, dan media cair. Bacillus subtilis pada plat agar. Pada
penanaman inokula bakteri Bacillus subtilis ini, ditunjukkan dengan adanya
penampakan bakteri di atas permukaan media, ini menunjukkan bahwa bakteri ini
bersifat aerob, bakteri menuju keatas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak.
Pada media plat, pertumbuhan lebih banyak di banding dengan pertumbuhan pada
media yang lain, ini disebabkan karena luas permukaan sentuh media plat dengan
oksigen lebih banyak sehingga pada media plat, bakteri Bacillus subtilis ini lebih
banyak tumbuh pada media plat. Sehingga membuat bakteri terlihat lebih rapat
pertumbuhannya. Baik dengan cara swab ataupun cara streak bakteri yang tumbuh
sangat rapat. Warna koloni yang terbentuk seperti berwarna putih sehingga warna
media berubah menjadi coklat pudar. Pada pengamatan kelompok 6 dan kelompok
4 didapat data yang sama. Maka data ini sesuai dengan literatur yang ada.
Bacillus subtilis pada media agar miring. Bakteri tumbuh disekitar agar
yang posisinya miring mengikuti bentuk goresan merupakan bakteri yang bersifat
aerob. Pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis akan tumbuh banyak, seperti halnya
pada media plat, karena media miring ini memungkinkan tersentuh oksigen untuk
mendapatkan nutrisi bagi bakteri ini. Warna agar kuning pekat dan terdapat bakteri
berwarna putih tumbuh mengikuti goresan zig-zag yang telah dibuat. Pada data
pengamatn kelompok 6 dan kelompok 4 didapat data yang sama. Data ini sesuai
dengan literatur yang ada.

Bacillus subtilis pada medium agar tegak. Pertumbuhan bakteri ditunjukan


dengan adanya bakteri yang melintang ke dalam media tegak, namun pertumbuhan
bakteri diatas permukaan media tegak lebih banyak, ini ditunjukkan karena bakteri
yang bersifat aerob bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen, sehingga
penampakan bakteri yang lebih banyak ada di atas permukaan media tegak, namun
pada media tegak ini pertumbuhan bakteri lebih sedikit di banding pada media
miring atau media plat. Bakteri tidak banyak terdapat di dalam agar tegak karena
kurangnya oksigen yang terdapat di dalam agar tegak sehingga bakteri tidak dapat
hidup didalam agar tegak. Warna agar kuning pekat dan terdapat bakteri berwarna
putih yang terdapat pada agar tegak. Pada data pengamatan kelompok 6 dan 4 di
dapat data yang sama. Hal ini sesuai dengan literatur.

Bacillus subtilis pada medium cair. Pada media cair penampakan bakteri
ditunjukkan dengan keruhnya warna yang terjadi pada media cair, seperti halnya
pada media yang lain, pada media cair ini pun kebanyakan penampakan
pertumbuhan bakteri terjadi diatas permukaan media cair, meskipun media ini
berbentuk cair, tapi bakteri ini tetap saja bergerak ke atas untuk mendapatkan
oksigen lebih banyak. Bakteri pada media cair bersifat aerob. Pada kelompok 4 dan
6 didapat data yang sama. Dan hal ini sesuai dengan literatur.

Selanjutnya dilakukan pembiakkan dan peremajaan dengan menggunakan


bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media agar NA bentuk plat agar pada cawan
petri. Teknik inokulasi yang dilakukan pada plat agar adalah teknik streak culture
dan swab culture. Tujuan dilakukkan metode streak culture adalah untuk
mendapatkan hasil koloni yang benar-benar terpisah dengan koloni lainnya,
sedangkan tujuan dilakukkannya metode swab adalah agar bakteri yang dibiakkan
dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar. Bakteri digoreskan dengan
perlahan pada bagian permukaan agar dengan membentuk pola zig-zag dengan
menggunakan jarum ose bundar untuk teknik streak dan menggunakan kapas
khusus untuk teknik swab. Penggoresan dengan pola zig-zag dilakukan agar
didapatkan hasil sel-sel yang tumbuh akan terpisah sehingga dihasilkan koloni yang
baik.

Kemudian dilakukan juga percobaan pada media padat agar miring. Sama
halnya dengan media plat agar, pada media agar miring digunakan jarum ose
berbentuk bundar dengan penggoresannya berbentuk zig-zag. Dilakukannya
pembuatan media agar dengan bentuk miring adalah untuk melihat sifat bakteri
berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen dan untuk melihat adanya
pertumbuhan mikroba lain dalam wilayah yang kurang oksigen. Selanjutnya adalah
percobaan dengan menggunakan media padat agar tegak pada sebuah tabung reaksi
ang telah mengeras. Teknik inokulasi yang digunakan pada media agar tegak ini
adalah teknik tusuk atau stab culture. Dilakukannya teknik ini adalah untuk melihat
pergerakan bakteri secara makroskopik. Selain penanaman bakteri dengan media
padat, dilakukan juga penanaman bakteri dengan media cair NB. Inokulasi dengan
media cair menggunakan metode tuang atau pour culture. Tujuan dari dilakukkan
metode ini adalah agar bakteri biakan akan tumbuh tersebar pada media. Metode
ini efektif digunakan untuk isolasi bakteri yang bersifat anaerob. Setelah semua
media padat agar dan media cari NB telah melewati proses penanaman bakteri,
selanjutnya dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Hal ini bertjuan agar
bakteri dapat berkembangbiak dengan baik pada suasana optimumnya.

Dari pengamatan didapatkan bahwa bakteri Pseudomonas aeruginosa


membentuk koloni mengikuti garis zig-zag penggoresan pada metode streak dan
garis apusan pada metode swab. Namun pada metode streak terbentuk koloni yang
lebih rapat dibandingkan metode swab yang koloninya terlihat lebih tersebar.
Kemudian didapatkan warna koloni yang berwarna putih keruh. Lalu bila dilihat
dari kondisi cawan petri yang tertutup dapat diasosiasikan sebagai daerah tidak
memiliki oksigen. Namun, cawan petri memiliki luas permukaan yang cukup besar
sehingga kemungkinan ada sedikit oksigen yang mengisi ruang kosong. Sehingga
bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat digolongkan kedalam baakteri aerob dan
anaerob fakultatif. Kemudian hasil pengamatan pada agar miring terlihat koloni
bakteri Pseudomonas aeruginosa terbentuk mengikuti garis goresan namun lebih
rapat dibagian atas dibandingkan dibagian bawah dan warna putih keruh pada
koloninya terlihat lebih pekat dibagian atas dibandingkan dengan dibagian bawah.
Hal ini menunjukkan bahwa bakteri ini bersifat aerob dan anaerob fakultatif, karena
semakin kebagian bawah ketersediaan oksigennya semakin sedikit. Sama halnya
dengan pengamatan pada pedia agar tegak, tetap terlihat adanya pertumbuhan
bakteri didalam agar mengikuti alur tusukkan jarum ose. Namun, pada bagian
permukaan agar tegak terlihat lebih jelas adanya pertumbuhan bakteri dengan
warna putih keruh. Kemudian pengamatan terakhir dilakukan pada media cair NB,
hasil pengamatan dilihat dari tingkat kekeruhannya. Pada NB terlihat seikit keruh
keputihan yang tidak pekat. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri Pseudomonas
aeruginosa bersifat anaerob fakultatif.

Bila dibandingkan dengan hasil pengamatan kelompok 4 dan 6 didapatkan


hasil pengamatan yang sama yaitu terbentuk koloni pada permukaan media agar
mengikuti alur penggoresan dan pengapusan dengan warna putih keruh, berjarak
koloni rapat untuk teknik streak sedangkan tersebar atau agak renggang pada teknik
swab, dan bakteri Pseudomonas aeruginosa memiliki sifat aerob dan anaerob
fakultatif.

Menurut Barrow & Feltham (1993; 116), Pseudomonas merupakan bakteri


gram negatif berbentuk batang, motil, bersifat aerob, memiliki koloni rapat, dan
menggunakan gula secara oksidatif. Sehingga dapat dikatakan hasil percobaan kali
ini sesuai dengan literature dan percobaan peremajaan Pseudomonas aeruginosa
berhasil dilakukan.
Pada praktikum ini, sangatlah rentan terhadap adanya kontaminasi.
Kontaminasi adalah terjadinya pencemaran oleh kontaminan. Komponen yang
menjadi penyebab kontaminasi sangat beragam, baik yang berupa benda mati atau
mahluk hidup. Kotoran dan senyawa kimia merupakan benda mati yang berperan
sebagai kontaminan, sedangkan mikroba merupakan kontaminan berupa mahluk
hidup. Kontaminasi sering terjadi dalam berbagai tahapan kegiatan. Dalam
mikrobiologi perairan, kontaminasi umumnya disebabkan oleh kehadiran mikroba
yang tidak diharapkan.

Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi


mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi dari
lingkungan di sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai
mikroorganisme, misalnya debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami
infeksi saluran pencernaan, dari ruang yang digunakan dalam fermentasi, dan
sebagainya. Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan
padat, misalnya debu atau terdapat dalam droplet air (Dwyana, 2009).

Udara sekitar ruang praktikum sering terkontaminasi mikroba yang berasal


dari debu, udara dari ventilasi, udara yang dikeluarkan oleh penderita penyakit
saluran napas dll. Peralatan praktikum yang tidak dicuci/tidak di sterilisasi seperti
cawan petri, tabung reaksi, pipet agar, pipet ukur, pinset; dapat menjadi sumber
kontaminan. Oleh karena itu proses kerja aseptis sangat perlu untuk diperhatikan
terutama pada pemindahan mikroba.

Teknik aseptis adalah suatu metode atau teknik didalam memindahkan atau
menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak
terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. (Pelzcar, M.J. Chan, 2007).
Teknik aseptis bertujuan untuk meminimalisir kontaminasi bakteri. Hal ini
penting dilakukan agar bakteri yang akan di amati bebas dari kontaminan yang akan
mempengaruhi hasil pengamatan. Apabila tidak dilakukan secara teknis aseptis
maka bakteri akan tumbuh dimana-mana, bukan didalam media saja dapat tumbuh
tetapi dilingkungan sekitar maupun di praktikan, maka teknik aseptis dalam
praktikum sangat diperlukan untuk menghindari mikroorganisme dari kontaminan
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Penggunaan alkohol 75%
bertujuan untuk membunuh bakteri yang dapat menyebabkan kontaminasi. Pada
teknik aseptis juga digunakan bunsen hal ini dilakukan untuk menghilangkan
bakteri dalam udara sehingga tidak dapat terkontaminasi. Alat-alat dan bahan yang
digunakan disterilisasi terlebih dahulu hal ini dilakukan untuk membebaskan semua
bahan atau alat-alat dari bakteri-bakteri di sekitar. Selain dilakukan sterilisasi alat-
alat yang akan digunakan diflambir agar tidak ada bakteri yang menempel pada
permukaan mulut alat yang dapat mengganggu hasil pengamatan.
VII. Kesimpulan

Pada percobaan dengan menggunakan bakteri Eschericia coli dengan


metode streak culture, swab culture, dan stub culture didapatkan hasil bahwa
Bakteri Eschericia Coli merupakan bakteri gram negatif, membentuk koloni
berwarna putih kekuningan yang lebih renggang dan bersifat aerob sampai anaerob
fakultatif.

Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram negatif ,bentuk


koloni berwarna putih yang lebih rapat, dan memiliki sifat aerob sampai anaerob
fakultatif.

Bakteri Bacillus subtilis merupakan bakteri yang bersifat aerob, bakteri


gram-positif, membentuk koloni berwarna putih.

Bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan metode streak culture, swab


culture, dan stub culture merupakan bakteri gram negatif, memiliki sifat aerob dan
anaerob fakultatif, dan memiliki koloni tanpa chromogene sehingga membentuk
warna putih keruh. Kemudian pada metode pour culture didapatkan hasil bahwa
bakteri Pseudomonas aeruginosa memiliki sifat anaerob fakultatif.
VIII. Daftar Pustaka

Barrow, G.I. & R. K. A. Feltham. 1993. Cowan and Steel’s Manual for The
indentification of medical bacteria. 3rd ed. Isolasi, Indentifikasi, dan
Analisis Kemampuasn Degradasi Hidrokarbon Bakteri Tanah Sampel B.
hlm 53. Depok: UI Press.

Benson. 2001. Microbiological applications laboratory manual in general


microbiology. 8th ed. Hlm. 24. Isolasi, Indentifikasi, dan Analisis
Kemampuasn Degradasi Hidrokarbon Bakteri Tanah Sampel B. hlm 53.
Depok: UI Press.

Cappucino, J. G. & N. Sherman. 2002. Microbiology a laboratory manual. 6th ed.


Isolasi, Indentifikasi, dan Analisis Kemampuasn Degradasi Hidrokarbon
Bakteri Tanah Sampel B. hlm 24. Depok: UI Press.

Dwyana, Zaraswaty dan Nur Haedar. 2009. Penuntun praktikum Mikrobiologi


Pangan. Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan

Juliantina, F. R., Ayu, D. C. M, dan Nirwani, B. 2008. Manfaat Sirih Merah (Piper
crocatum) sebagai Agen Antibakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan
Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.

Pelczar,MJ., 1986, “ Dasar-Dasar Mikrobiologi “, Jilid 1 dan 2, : UIPress, Jakarta


Pelczar, Chan, 2007, Elements of Microbiology, Mc Graw Hill Book Company,
New York

Rusdimin. 2003. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai