Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

P2 - Blok 9 - Brilianti Haditya - 190600088

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PEMICU

BLOK 9 DIAGNOSIS DAN INTERVENSI TERAPI PADA


TINGKAT SEL DAN JARINGAN

Pemicu 2
“Ulkus di Lidah yang Tak Sembuh-Sembuh”

Disusun Oleh :
BRILIANTI HADITYA LARESHYA
190600088

Dosen Pembimbing :
drg. Rehulina Ginting, M.Si
Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain Hamid, MS., Sp.FK
Dr. dr. Lidya Imelda Laksmi, M.Ked (PA)., Sp.PA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Laporan ini merupakan laporan pemicu kedua yang berjudul “Ulkus di
lidah yang tak sembuh-sembuh”
Laporan ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dari dosen pembimbing dan
begitu pula dengan fasilitator yang sudah membantu kami dalam diskusi dan
memberikan kami masukan-masukan yang berarti.
Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang,
saran dan pendapat yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa selaku peserta didik serta juga
bermanfaat untuk pihak-pihak lain. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima
kasih.

Medan, 22 September 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................6
BAB 3.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

4
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ulkus adalah hilangnya seluruh ketebalan epitel sehingga jaringan ikat
dibawahnya terbuka yang disebabkan oleh peradangan yang menembus membran
mukosa atau kulit, sedangkan traumatik merupakan suatu kejadian yang
berhubungan dengan adanya trauma (Bakar, 2012; Harty dan Ogston, 2012).
Ulkus juga dapat diartikan sebagai kerusakan epitel rongga mulut yang
menyebabkan terbukanya ujung saraf bebas pada lamina propia dan menyebabkan
rasa sakit pada penderita (Scully dan Felix, 2005). Feely (2008) menyatakan
bahwa ulkus traumatik merupakan lesi ulkus rongga mulut yang muncul dalam
bentuk lesi tunggal, disebabkan oleh kerusakan mukosa mulut dan tidak menular.

Deskripsi Topik
Nama Pemicu : Ulkus di Lidah yangTak Sembuh-Sembuh
Penyusun : drg. Rehulina Ginting, M.Si; Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain Hamid,
MS., Sp.FK; Dr. dr. Lidya Imelda Laksmi, M.Ked (PA)., Sp.PA

Seorang pasien laki-laki berumur 55 tahun datang berobat ke dokter gigi dengan
keluhan ada luka pada pinggir kanan lidah yang tidak sembuh-sembuh. Luka ini
dialaminya sejak 2 tahun yang lalu. Dari hasil anamnese luka tersebut sudah diobati
dengan mengoleskan salep antibiotik tetapi tidak sembuh-sembuh terutama bila
tergigit. Pasien adalah perokok. Hasil pemeriksaan klinis (intraoral) menunjukkan
adanya ulkus berdiameter 2x2cm berwarna merah dengan tepi yang meninggi dan
keras. Dasar permukaan ulkus kotor. Ulkus tersebut tidak sakit kecuali bila tergigit.
Ulkus berbau amis, mulai berdarah, terdapat pembengkakan yang meluas sampai
kebagian ventral lidah. Pada pemeriksaan gigi menunjukkan gigi 46 edentulus, gigi
16 elongasi hampir ke permukaan alveolus regio gigi 46.
Gigi 15 karies besar dengan permukaan gigi kasar, higiene mulut kotor diikuti
dengan plak dan kalkulus dan gingivitis baik rahang atas dan rahang bawah. Lokasi
ulkus di lidah setentang dengan ulkus di regio elongasi gigi 16. pada pemeriksaan
ekstraoral, menunjukkan pembesaran kelenjar getah bening daerah submandibularis

5
kanan yang berdiameter 3cm, dapat digerakkan (mobile) dan tidak terasa sakit.
Tidak dijumpai adanya pembengkakan getah bening didaerah submandibularis kiri.
Selanjutnya pasien dirujuk ke bagian patologi anatomi FK USU untuk kemudian
dilakukan brushing pada ulkus lidah dan biopsi aspirasi jarum halus (fine needle
aspiration biopsy) kelenjar getah bening submandibularis kanan.
Diagnosa pada lidah dan kelenjar getah bening tersebut adalah karsinoma sel picak
(squamous cell carcinoma)

Pertanyaan :
1. Jelaskan patofisiologis iritasi kronik yang menyebabkan timbulnya luka pada
bagian pinggir lidah pada kasus diatas!
2. Jelaskan berbagai kondisi lain yang dapat menimbulkan luka pada pinggir lidah!
3. Jelaskan faktor karsinogen dan ko-karsinogen menyebabkan kelainan pada lidah
yang terjadi pada kasus diatas!
4. Jelaskan mekanisme perubahan genetik sel (p53) menyebabkan terjadinya
squamous cell carcinoma!
5. Menurut saudara mengapa luka pada lidah tersebut tidak sembuh-sembuh
meskipun telah diolesi salep antibiotik?
6. Jelaskan pengertian tentang terapi rasional dan jenis-jenis cara pemberian obat
(CPO) serta keuntungan dan kerugiannya!
7. Jelaskan hubungan antara kondisi gigi 16 yang elongasi, karies besar dan
permukaan kasar pada gigi 15, oral hygiene buruk, 46 edentulous dengan
terjadinya ulkus pada kasus diatas!
8. Jelaskan patogenesis terjadinya pembesaran kelenjar getah bening!
9. Jelaskan peran exfoliative cytology, biopsy, fine needle aspiration untuk
mendiagnosa kasus diatas!
10. Berdasarkan TNM sistem, tentukan grade pada kasus diatas!

6
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Jelaskan patofisiologis iritasi kronik yang menyebabkan timbulnya


luka pada bagian pinggir lidah pada kasus diatas!
Jawaban :
Dalam ilmu kedokteran gigi, radang pada permukaan lidah disebut
juga dengan istilah glossitis. Ini adalah kondisi di mana lidah menjadi bengkak
dan membesar. Lidah juga akan berubah warna menjadi kemerahan dan terjadi
perubahan struktur pada permukaan. Glossitis dapat menyebabkan bintik-
bintik kecil (papillae) yang ada di permukaan lidah menghilang. Bila keadaan
sudah parah, penyakit ini bisa menyebabkan rasa sakit dan menimbulkan
kesulitan saat berbicara atau makan.
Gejala yang timbul bisa bervariasi, tergantung dari penyebab
peradangan pada permukaan lidah. Meski demikian, terdapat beberapa gejala
yang umum muncul, seperti:
• Rasa sakit dan nyeri pada lidah
• Terjadi pembengkakan pada lidah
• Lidah berubah warna menjadi merah gelap
• Kesulitan berbicara, menelan, maupun makan
• Hilangnya bintik-bintik atau papilla pada permukaan lidah

Berdasarkan skenario kasus diatas, pasien didiagnosis terkena


Squamous Cell Carcinoma. Menurut jurnal “Daignosis dan Penatalaksanaan
Karsinoma Lidah” oleh Sri Sofhia Wahyuni, Widodo Ario Kentjono,
Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan
Leher Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo

7
Surabaya, dijelaskan bahwa iritasi kronik yang dapat menyebabkan timbulnya
luka pada bagian pinggir lidah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
1. Penggunaan tembakau
Tembakau digunakan dengan cara dikunyah atau diisap. Efek
penggunaan tembakau yang tidak dibakar ini erat hubungannya dengan
timbulnya leukoplakia dan lesi mulut lainnya termasuk lidah.
Paparan tembakau menyebabkan perubahan yang progresif dari
mukosa mulut dan penggunaan dalam waktu lama menyebabkan
transformasi keganasan terutama perubahan dalam ekspresi mutasi p53.
Efek dari tembakau sebagian besar dirangsang oleh zat kimia yang
terdapat pada asap rokok. Dan seperti yang kita ketahui, pasien adalah
seorang perokok.
2. Alkohol
Alkohol merupakan zat pelarut yang dapat meningkatkan
permeabilitas sel terhadap bahan karsinogen dari tembakau. Alkohol
merupakan salah satu faktor yang memudahkan terjadinya leukoplakia
karena penggunaan alkohol dapat menimbulkan iritasi pada mukosa.
3. Faktor gigi dan mulut
Keadaan rongga mulut dengan higien yang jelek ikut berperan
memicu timbulnya karsinoma lidah. Iritasi kronis yang terus menerus
berlanjut dari gigi yang kasar atau runcing, gigi yang karies, akar gigi dan
gigi palsu yang letaknya tidak sesuai akan dapat memicu terjadinya
keganasan.
Berdasarkan skenario, dapat kita ketahui bahwa pada pemeriksaan
gigi pasien, gigi 46 edentulus, gigi 16 elongasi hampir ke permukaan
alveolus regio gigi 46, dan gigi 15 karies besar. Oral hygiene pasien juga
sangat buruk, serta pasien mengalami gingivitis.

2. Jelaskan berbagai kondisi lain yang dapat menimbulkan luka pada


pinggir lidah!
Jawaban :
Luka pada pinggir lidah tersebut adalah ulkus. Ulkus adalah hilangnya

8
seluruh ketebalan epitel sehingga jaringan ikat dibawahnya terbuka yang
disebabkan oleh peradangan yang menembus membran mukosa atau kulit,
sedangkan traumatik merupakan suatu kejadian yang berhubungan dengan
adanya trauma.
Ulkus traumatikus merupakan lesi sekunder yang berbentuk ulkus,
yaitu hilangnya lapisan epitelium hingga melebihi membrana basalis dan
sampai mengenai lamina propria yang diakibatkan oleh trauma. Ulkus
traumatikus dapat terjadi pada usia berapapun dan jenis kelamin apapun.
Ulkus traumatikus merupakan sebuah manifestasi umum dari penyakit
autoimun, kekurangan gizi, faktor traumatik, dampak dari alergi dan faktor
iatrogenic. Kasus ulserasi yang biasa terjadi pada rongga mulut sebagian besar
dikarenakan oleh trauma.
Menurut Scully dkk (2003) membagi etiologi dalam beberapa faktor
diantaranya:
1. Trauma kimia : pemakaian aspirin, fenol, perak nitrat, hidrogen peroksida.
2. Trauma mekanik : terkena sikat gigi, makanan yang kasar dan tajam, tergigit,
klamer dari gigi tiruan lepasan, tepi restorasi yang tidak dilakukan finishing.
3. Elektrik : sengatan listrik.
4. Thermal : makanan atau minuman panas, Karbondioksida dingin (dry ice).

3. Jelaskan faktor karsinogen dan ko-karsinogen menyebabkan kelainan


pada lidah yang terjadi pada kasus diatas!
Jawaban :
Faktor karsinogen adalah faktor yang dapat menyebabkan kanker,

9
dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam sel tubuh dan hal ini
akan mengganggu proses biologis. Salah satu contohnya adalah penggunaan
tembakau dalam waktu lama merupakan faktor utama yang penting dan
berhubungan erat dengan timbulnya karsinoma lidah.
Tembakau mengandung banyak molekul karsinogenik seperti
hidrokarbon polisiklik, nitrosamin, nitrosodicthanolamine, nitrosoproline dan
polonium. Paparan tembakau menyebabkan perubahan yang progresif dari
mukosa mulut dan penggunaan dalam waktu lama menyebabkan transformasi
keganasan terutama perubahan dalam ekspresi mutasi p53.
Faktor ko-karsinogen adalah bahan kimia yang mendorong efek
karsinogen dalam produksi kanker dan juga memerlukan aktivasi terlebih
dahulu untuk menimbulkan neoplasia. Ko-karsinogen tidak bekerja seperti
karsinogen yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan efek sitopatik
pada sel tubuh, jaringan, bahkan organ. Namun ko-karsinogen dapat
mengaktifkan dan memperkuat fungsi zat karsinogenik. Salah satunya adalah
oral hygiene yang buruk.
Mulut yang kotor dapat memicu pertumbuhan plak. Bila plak dibiarkan
terus menumpuk, bakteri akan semakin banyak berkembang biak dalam mulut.
Sehingga akan lebih rentan terkena penyakit seperti gingivtis. Kondisi inilah
yang memicu luka atau abses yang menetap di lidah.

4. Jelaskan mekanisme perubahan genetik sel (p53) menyebabkan


terjadinya squamous cell carcinoma!
Jawaban :
Faktor karsinogenik menyebabkan perubahan yang progresif dari
mukosa mulut dan menyebabkan transformasi keganasan terutama perubahan
dalam ekspresi mutasi p53. Efek karsinogenik sebagian besar dirangsang oleh
zat kimia yang terdapat pada asap rokok. Asap rokok merangsang perubahan
genetik termasuk mutasi gen, gangguan kromosom, mikronuklei, perubahan
kromatin, rusaknya rantai DNA. Mutasi gen menyebabkan hiperaktif onkogen,
gangguan proliferasi, penolakan G-S, G-M dan M pada siklus sel, mencegah
apoptosis dan gangguan kelangsungan hidup sel. Selain itu juga mutasi gen

10
akan menginaktifkan tumor supresor yang secara normal berperan untuk
mencegah perubahan sel-sel menjadi ganas.
Sebagian besar karsinogen dan mutagen dimetabolisme menjadi
bentuk yang lebih aktif dalam tubuh manusia dan menyebabkan gangguan
kromosom. Karakteristik molekuler dari kecurigaan adanya perubahan genetik
masih belum jelas tetapi adanya tumor supresor seperti TP53, CDKN2A dan
pRb sudah tampak pada stadium awal.
Efek genotoksik secara langsung dari tembakau merupakan alur
prokarsinogenik ke dua yang meliputi penipisan folat dan reduksi kofaktor.
Folat dan kofaktor berperan penting untuk membantu efisiensi sintesis DNA,
perbaikan dan metilasi. Penipisan folat menyebabkan gangguan genetik seperti
kesalahan dalam penggabungan urasil, putusnya rantai DNA spesifik-p53 dan
hipometilasi p53 spesifik.

5. Menurut saudara mengapa luka pada lidah tersebut tidak sembuh-


sembuh meskipun telah diolesi salep antibiotik?
Jawaban :
WHO menejaskan definisi dari penggunaan obat rasional yaitu:
Penggunaan Obat Rasional adalah apabila pasien menerima pengobatan sesuai
dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan,
dalam periode waktu yang sesuai dan dengan biaya yang terjangkau oleh
dirinya dan kebanyakan masyarakat.
Adanya indikasi dalam pemberian obat yaitu inflamasi tidak
memberikan respon dengan terapi lokal. Seperti pada kasus, pasien sudah
diberi salep antibiotik, namun luka pada lidahnya tidak sembuh-sembuh. Hal
ini bisa terjadi dikarenakan antibotik tersebut tidak adequat terhadap luka pada
lidah, sehingga lukanya tetap persistant.
Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan pada kasus menunjukkan
adanya keganasan yaitu squamous cell carcinoma. Sementara pengobatan
untuk kasus keganasan bukan antibiotik. Dengan demikian, pemberian salep
antibiotik tidak mencapai target sehingga lukanya tidak sembuh-sembuh.

11
6. Jelaskan pengertian tentang terapi rasional dan jenis-jenis cara
pemberian obat (CPO) serta keuntungan dan kerugiannya!
Jawaban :
Dalam sejarahnya, pada tahun 1955 Albert Ellis adalah peletak dasar
Terapi Rasional Emotif Behavior atau lebih tepatnya di sebutan “Rational
Emotive Behavioral Therapy (REBT)”.. Ellis memiliki perspektif bahwa REBT
merupakan sebuah terapi yang sangat komprehensif dalam menangani masalah-
masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan juga perilaku seseorang.
Jadi, terapi rasional adalah untuk membantu seseorang meninggalkan
kebiasaannya. Pada kasus ini, agar pasien meninggalkan kebiasaan merokoknya.

Jenis – Jenis Cara Pemberian Obat :


1) Per oral (p.o)
Pemberian obat yang rutenya melalui saluran pencernaan dan pemberian
melalui mulut. Cara ini merupakan cara pemberian obat yang paling umum karena
mudah digunakan, relative aman, murah dan praktis (dapat dilakukan sendiri
tanpa keahlian dan alat khusus). Kerugian dari pemberian obat secara peroral
adalah efeknya lama, mengiritasi saluran pencernaan, absorpsi obat tidak teratur,
tidak 100% obat diserap.
2) Sublingual
Absorbsinya baik melalui jaringan kapiler dibawah lidah. Obat-obat ini
mudah diberikan sendiri. Karena tidak melalui lambung, sifat kelabilan dalam
asam dan permeabilitas usus tidak perlu dipikirkan. Keuntungannya lebih cepat
dari pada peroral, karena pada mukosa mulut banyak terdapat pembuluh darah.
Namun cara pemberian ini tidak bisa digunakan untuk obat yang rasanya tidak
enak, sehingga jenis obat yang dapat diberikan secara sublingual sangat terbatas.
3) Rectal
Berguna bagi pasien yang tidak sadarkan diri atau bahkan anak keci.
Umumnya metabolisme lintas pertamanya sebesar 59%. Namun, cara pemberian
melalui rektal dapat mengiritasi mukosa rektum, absorpsinya tidak sempurna dan
tidak teratur.
4) Parenteral

12
Cara pemberian ini tidak memasukkan obat ke dalam tubuh melalui
saluran cerna. Pemberian obat ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kedalam
tubuh melalui rute intravena, intramuscular, subkutan dan intraperitoneal.

7. Jelaskan hubungan antara kondisi gigi 16 yang elongasi, karies besar


dan permukaan kasar pada gigi 15, oral hygiene buruk, 46 edentulous
dengan terjadinya ulkus pada kasus diatas!
Jawaban :
Ulser merupakan lesi yang banyak terjadi di rongga mulut akibat
hilangnya seluruh ketebalan epithelium dan terbukanya jaringan ikat
dibawahnya. Ulkus traumatikus merupakan jenis ulser yang disebabkan oleh
faktor lokal seperti bahan kimia, panas, listrik, mukosa mulut yang tergigit
tanpa sengaja, gigi yang fraktur, malformasi/malposisi maupun cara
menggosok gigi yang tidak benar. Penderita akan merasakan rasa yang sangat
sakit dan nyeri jika ulkus disentuh.
Berdasarkan skenario, gigi 16 yang elongasi disebabkan gigi 46 yang
edentulous, oleh karena gigi 16 sudah tidak ada lagi antagonis sebagai penahan
posisi gigi 16, sehingga gigi 16 mengalami supra erupsi. Gigi 46 yang
edentulous juga menyebabkan lidah melebar ke arah edentulous, sehingga risiko
lidah terkena gigi 15 yang memiliki karies besar dan permukaan kasar lebih
besar. Adanya permukaan gigi 15 yang kasar dan tidak dirawat menyebabkan
terjadinya ulkus pada lidah. Dan tidak dapat sembuh oleh karena etiologi (gigi
15) tidak dihilangkan. Gigi yang tidak rata permukaannya dapat melukai
jaringan yang terkena gigi tersebut, dalam kasus ini lidah dan gusi.
Hygiene pasien juga buruk. Keadaan rongga mulut dengan higien yang
jelek ikut berperan memicu timbulnya karsinoma lidah. Iritasi kronis yang terus
menerus berlanjut dari gigi yang kasar atau runcing, gigi yang karies, akar gigi
dan gigi palsu yang letaknya tidak sesuai akan dapat memicu terjadinya
keganasan. Karena penyebab inilah pasien mengalami ulkus lidah seperti
kondisi di atas.

8. Jelaskan patogenesis terjadinya pembesaran kelenjar getah bening!

13
Jawaban :
Karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) merupakan
keganasan yang berasal dari epitel mukosa rongga mulut. Kanker ini adalah
jenis terbanyak untuk keganasan rongga mulut lebih dari 90% dari seluruh
jenis kanker rongga mulut. Tanda progresifitas tumor adalah kemampuan sel
tumor menginvasi jaringan sekitar melewati membrana basalis, yang
disebabkan oleh karena adanya kelemahan adhesi antar sel sehingga terjadi
disosiasi.
Kejadian pembesaran dari kelenjar getah bening pasien diakibatkan
adanya metastasis sel abnormal dari lidah melalui pembuluh darah kesekitar
jadingan lidah termasuk kedalam kelenjar getah bening,. Adapun proses ini
dipengaruhi karena terjadinya mutasi sel p53. Kejadian mutasi p53 sendiri
merupakan fenomena umum dari KSSRM. Protein p53 berperan sebagai
penjaga integritas genom yang melindungi dan mencegah sel-sel
bertransformasi menjadi ganas. Pada siklus sel, p53 bertugas mengenali sel
yang menyimpang dan menghentikan pertumbuhan sel tersebut, sehingga
diharapkan sel yang menyimpang dapat diperbaiki atau dilakukan apoptosis
untuk menghentikan pertumbuhan sel-sel tersebut. Pada tumor dengan p53
mutan akan membentuk tingkat agresifitas tumor yang tinggi dan lebih mudah
bermetastasis dibanding p53 normal.

9. Jelaskan peran exfoliative cytology, biopsy, fine needle aspiration


untuk mendiagnosa kasus diatas!
Jawaban :
Exfoliative cytology : suatu tindakan yang bertujuan untuk melihat keadaan sel
terdeskuamasi baik yang normal maupun yang mengalami perubahan

14
patologis. Pada prinsipnya secara fisiologis, sel-sel permukaan terus menerus
terdeskuamasi karena jaringan tubuh terus mengalami pembaruan.
Tujuan dari sitologi eksfoliatif mukosa oral adalah membantu
mendiagnosis lesi-lesi di rongga mulut yang tidak terdiagnosis dengan
pemeriksaan klinis saja dan membutuhkan hasil yang cepat dan non-invasif
dibanding biospi bedah.
Pengambilan sampe dilakukan dengan cara mengerok/scraping atau
menyikat/brushing mukosa oral untuk mengambil sel-sel yang masih kontak
dengan jaringan atau yang sudah terdeskuamasi.
Berdasarkan skenario, pasien melakukan tindakan brushing pada lesi
atau ulkus lidahnya. Hal tersebut merupakan tindakan yang efektif untuk dapat
mendiagnosa ulkus tersebut.

Biopsy : metode diagnostik pilihan dan merupakan gold standard dalam


menentukan jenis penyakit. Pemeriksaan ini bersifat invasif, yaitu dengan
mengambil sebagian jaringan untuk kemudia diperiksa menggunakan
mikroskop oleh ahli sitologi.
Kelebihan metode biopsi ini yaitu dapat memeroleh hasil lebih luas
dan mendapatkan sampel berupa jaringan sehingga hasil yang didapat juga
lebih sensitif dan spesifik. Namun, kelemahan metode ini yaitu memerlukan
proses yang lebih rumit dan biaya yang lebih besar. Berdasarkan kasus,
metode ini kurang efektif karna tindakannya yang invasif dan rumit.

Fine needle aspiration : pemeriksaan langsung pada benjolan penderita tumor


menggunakan jarum kecil, tergantung ukuran, lokasi, dan sifat tumor.
Namun, syaratnya tumor harus teraba dan dapat dijangkau oleh jarum.
Hasil pemeriksaan FNAB dapat membantu klinisi dalam menegakkan
diagnosa untuk kelanjutan terapi. Dapat ditentukan apakah tumor tersebut
bersifat jinak, ganas, atau hanya radang saja. Berdasarkan skenario, pasien
dapat menjalankan FNAB untuk dapat mendiagnosis apakah pembengkakan
pada kelenjar getah beningnya tersebut berupa keganasan atau hanya reaksi
inflamasi saja.

15
10. Berdasarkan TNM sistem, tentukan grade pada kasus diatas!
Jawaban :
Sistem TNM adalah standar yang diakui secara global untuk
mengklasifikasikan sejauh mana penyebaran kanker.  TNM adalah sistem
notasi yang menggambarkan stadium kanker, yang berasal dari tumor padat,
menggunakan kode alfanumerik:
T menggambarkan ukuran tumor asli (primer) dan apakah tumor tersebut telah
menyerang jaringan di sekitarnya
N menggambarkan kelenjar getah bening di dekatnya (regional) yang terlibat
M menggambarkan metastasis jauh (penyebaran kanker dari satu bagian tubuh
ke bagian lain)

16
Berdasarkan kasus diatas bisa di klasifikasin menggunakan sistem TMN
T2 : Karena diameter tumornya 2cm
N1 : Karena pada pemeriksaan intra oral terdapat pembesaran kelenjar
getah bening daerah submandibularis kanan yang berdiameter 3 cm, dapat
digerakkan (mobile).
MO : Tidak terdapat metastase jauh.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa pasien tersebut berada pada stadium 3

17
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Ulkus diartikan sebagai kerusakan epitel rongga mulut yang menyebabkan
terbukanya ujung saraf bebas pada lamina propia dan menyebabkan rasa sakit
pada penderita. Etiologi ulkus traumatik sangat berviariasi, diantaranya adalah
karena gigi yang tajam atau patah dan melukai mukosa. Faktor karsinogen ulkus
adalah penggunaan tembakau, alcohol dan factor gigi dan mulut seperti
kebersihan gigi yang buruk. Faktor karsinogen adalah faktor yang dapat
menyebabkan kanker, dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam
sel tubuh dan hal ini akan mengganggu proses biologis.. Faktor ko-karsinogen
adalah bahan kimia yang mendorong efek karsinogen dalam produksi kanker dan
juga memerlukan aktivasi terlebih dahulu untuk menimbulkan neoplasia.. Namun
ko-karsinogen dapat mengaktifkan dan memperkuat fungsi zat karsinogenik.
Pembesaran kelenjar getah bening adalah karena ketidakabnormalnya sel
limfosit B atau T yang mengakibatkan pembesaran getah bening. Dibedakan
menjadi dua tipe yaitu Limfoma Hodgkin dan Limfoma Non-Hodgkin.
Pada diagnosis lesi terdapat tiga teknik yaitu Sitologi Eksfoliatif, Brush
Biopsy dan Aspirasi Jarum Halus. Dikasus diatas berdasarkan metode TNM,
kanker lidah pasien sudah mencapai stadium 3.

Saran
Kami membuat laporan ini untuk  pembelajaran bersama. Kami mengambil
dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan
kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik.
Apabila pembaca merasa ada kekurangan, dapat membaca buku yang menjadi
referensi secara lengkap.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Pramono A, Adiwinarno B, Mayasari LO. EFEKTIVITAS PEMBERIAN


EKSTRAK GEL BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola Linn)
TERHADAP KESEMBUHAN ULKUS TRAUMATIKUS Studi In Vivo
terhadap mukosa Tikus (Strain Wistar). Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muhammadiyah Semarang. 2017Sep30;
2. Widiawaty A, Rihatmadja R, Djurzan A. Metode Pemeriksaan pada
Sistem TNM untuk Karsinoma Sel Skuamosa Kulit. JIK. 2016Mar;
3. Wahyuni SS, Kenjtono WA. Daignosis dan Penatalaksanaan Karsinoma
Lidah. Departemen SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-
RSUD Dr Soetomo Surabaya. 2012Jan;5.
4. Sabirin IPR. Sitopologi Eksofliatif Mukosa Oral sebagai Pemeriksaan
Penunjang di Kedokteran Gigi. Bagian Oral Biologi, Progam Studi
Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Jendral Ahmad Yani.
2015Jan;
5. Fadhila NF, Karsini I, Nafi`ah. Efektivitas Pemberian Ekstrak Ikan Haruan
(Channa Striata) Terhadap Jumlah Neutrofil Pada Proses Penyembuhan
Ulkus Traumatikus Rattus Novergicus Strain Wistar. Denta Jurnal
Kedokteran Gigi. 2018;12(2):89-91.
6. Humaida R. STRATEGY TO HANDLE RESISTANCE OF
ANTIBIOTICS. J MAJORITY. 2014;3(7):113-115.
7. Noviani N, Nurilawati V. Bahan Ajar Keperawatan Gigi
FARMAKOLOGI. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
8. Data dan Kondisi Penyakit Limfoma di Indonesia. INFODATIN Pusat
data dan informasi Kementrian Kesehatan RI. ISSN 2442-7659.
9. Damanhuri RY, Widiastuti MG, Rahajoe PS. Kesalahan Diagnosis pada
Pemeriksaan Aspirasi Jarum Halus. MKGK Clinical Dental Journal UGM
2017; 3(1): 26-32.
10. Widiawaty A, Rihatmadja R, Djurzan A. Metode Pemeriksaan pada
Sistem TNM untuk Karsinoma Sel Skuamosa Kulit. JIK 2016; 10(1): 5-

19
16.]

20

Anda mungkin juga menyukai