Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Bioteknologilingkungan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BIOLOGI MODERN

MAKALAH BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu :

Dr. Sulistiono

Disusun Oleh :

1. Devi Anita Sari (17.1.01.06.0004)


2. Risma Ayu Nur Rahma (17.1.01.06.0009)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS


UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Bioteknologi kajian yang mengupas isu global permasalahan yang sedang


dihadapi dalam kehidupan manusia. Dikatakan sebagai multidisiplin karena bioteknologi
merupakan suatu aktivitas ilmiah terarah yang melibatkan banyak disiplin ilmu seperti
biokimia, biologi rekayasa, kedokteran, genetik, kimia, pertanian, lingkungan dan
ekonomi.. Bioteknologi berasal dari kata bio yang berarti makhuk hidup dan teknologi
yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut
OECD (The organisation for Economic Cooperation and Development) pada tahun 1981
mendefinisikan bioteknologi sebagai aplikasi prinsip ilmu pengetahuan alam dan ilmu
rekayasa pada organisme hidup, materi dan bagian-bagiannya yang yang diterapkan pada
makhluk hidup dan non hidup dan bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan, produk
dan jasa (van Beuzekom & Anthony Arundel, 2006).

Penerapan bioteknologi dilakukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan manusia.


Beberapa penerapan bioteknologi diberbagai bidang antara lain: rekayasa genetika, kultur
jaringan, dan kloning . Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa
genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat
dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman
biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari
polusi .Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh
bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan
menggunakan bakteri jenis baru. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan
produk biogas dan kompos Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin. Bioteknologi
dapat menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan biommasa menjadi etanol (cair)
dan metana (gas). Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan
minuman, antara lain pembuatan roti, nata decoco, brem dan sebagainya. Namun sejalan
dengan perkembangan ilmu dan teknologi, banyak dampak yang ditimbulkannya terutama
bagi lingkungan.

Bioteknologi dapat berperan dalam membantu mempertahankan sumber daya


alam dan ekosistem. Disamping itu bioteknologi juga dapat mencegah kerusakan dan
merestorasi kerusakan lingkungan. Dengan menggunakan mikroorganisme hasil rekayasa
genetik melalui teknik rekombinan DNA, organisme hidup atau bagian-bagiannya akan
mampu mendekomposisi senyawa toksik dalam air, udara, tanah, buangan padat dan
buangan industri. Bioteknologi modern memberikan hasil yang lebih baik dan murah
dalam membersihkan deposit beracun dan pencemaran.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian dari Bioteknologi lingkungan ?
1.2.2. Bagaimana Peran Bioteknologi Lingkungan ?
1.2.3. Apa saja contoh – contoh penerapan bioteknologi lingkungan ?

1.3. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini antara lain :
1.3.1. Mendeskripsikan pengertian dan jenis-jenis bioteknologi.
1.3.2. Mendeskripsikan produk bioteknologi dalam bidang lingkungan
1.3.3. Mendeskripsikan peran bioteknologi dalam mengatasi permasalahan lingkungan

1.4. Manfaat Penelitian


Bagi Peneliti Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
antara lain:
1.4.1. Dapat memberikan pengetahuan tentang produk bioteknologi dalam bidang
lingkungan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita dapat
memanfaatkan produk bioteknologi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
1.4.2. Dapat memberikan pengetahuan tentang penanggulangan dampak bioteknologi
sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bioteknologi


Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Erekty, seorang
insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala
besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya
sampai pada tahun 1970 bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia
(biochemical engineering).
Definisi bioteknologi apabila dapat dilihatdari akar katanya berasal dari “bio”
dan “teknologi” maka kalau digabung pengertiannya adalah penggunaan organisme
atau system hidup untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menghasilkanproduk
yang berguna.
Pada tahun 1981, Federasi Bioteknologi Eropa mendefinisikan bioteknologi
sebagai berikut, bioteknologi adalah aplikasi terpadu biokimia, mikrobiologi, dan
rekayasa kimia dengan tujuan untuk mendapatkan aplikasi teknologi dengan kapasitas
biakan mikroba, sel, atau jaringan di bidang industri, kesehatan, dan pertanian.
Sedangkan menurut Sardjoko (1991), boteknologi didefinisikan sebagai proses-proses
biologi oleh mikroorganisme yang dimanfaatkan oleh dan untuk kepentingan
manusia.
Definisi bioteknologi yang lebih luas dinyatakan oleh Bul,et,al, (1982), yaitu
penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan rekayasa pengolahan bahan oleh agen-agen
biologi seperti makroorganisme, sel tumbuhan, sel hewan, manusia, dan enzim untuk
menghasilkan barang dan jasa.

2.2 Jenis – Jenis Bioteknologi


Bioteknologi dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional adalah paraktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara
dan peralatan yang sederhana. Contoh produknya bir, wine, tuak, sake, yoghurt, roti,
keju, tempe,dan lain-lain.  
2) Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau
rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar Mikrobiologi dan Biokimia. Penerapan
bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan. Bioteknologi modern
antara lain berupa kultur jaringan, rekayasa genetika dan lain-lain.
Sedangkan menurutcabang ilmu bioteknologi diantaranya diasosiasikan dengan
warna, yaitu:
1) Bioteknologi Merah (red biotechnology)
Merupakan cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi
dibidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai
dari tahap preventif, diagnosis dan pengobatan. Contohnya adalah pemanfaatan
organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin.
2) Bioteknologi Putih/ Abu-abu (white/ grey biotechnology)
Adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam bidang industri seperti pertambangan
dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan
memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir atau ragi , enzim-enzim dan
organisme yang lebiuh baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan
pengolahan limbah industri.
3) Bioteknologi Hijau (green biotechnology)
Merupakan bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi dibidang pertanian
dan peternakan.
4) Bioteknologi Biru (blue biotechnology)
Bioteknologi ini disebut juga bioteknologi akuatik atau perairan yang mengendalikan
proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Contohnya adalah akuakultura dan
salmon transgenik

2.3 Degradasi Limbah Padat

Degradasi limbah padat dengan menggunakan mikroorganisme saat ini sudah


banyak dikenal. Mikroba yang sangat dikenal di kalangan petani adalah mikroba
yang digunakan untuk kegiatan pengomposan atau untuk tujuan perbaikan struktur
tanah terutama dari segi mikrobiologi. Proses pengomposan secara singkat dapat
dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Pada tahap-tahap
awal proses pengomposan, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi
segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Temperatur tumpukan kompos akan
meningkat dengan cepat, kemudian diikuti dengan peningkatan pH kompos.
Temperatur akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Mikroba yang aktif pada
kondisi ini dari jenis mikroba Termofilik. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan
menggunakan oksigen pada saat penguraian bahan organik menjadi CO 2 , uap air dan
panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka temperatur akan berangsur-
angsur mengalami penurunan.
Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun
biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal
bahan. Penggunaan mikroba dalam kegiatan pengomposan misalnya, banyak yang
menggunakan EM4 (Effective Microorganisms) untuk degradasi limbah padat,
misalnya limbah perkotaan, atau bahan organik lain agar proses dekomposting
berjalan lebih cepat dengan hasil yang lebih baik.Mikroba yang terkandung dalam
cairan EM4 diantaranya adalah; Lactobacillus, ragi, bakteri fotosintetik,
Actinoomycetes dan jamur pengurai selulose. EM4 pada awalnya ditemukan untuk
memperbaiki kandungan mikroba dalam tanah yang sangat diperlukan dalam menjaga
kesuburan tanah, meningkatkan kalium pada kompos ampas tahu (Suswardany, dkk.,
2006), dan menyebabkan pertumbuhan semai lebih optimal (Hidayat, 2005). Namun
sampai saat ini banyak yang menggunakannya tidak hanya untuk menambah
kesuburan tanah atau menggeser keseimbangan mikroba lain yang kurang bermanfaat
dalam tanah, melainkan sedang dicobakan untuk kegunaan lain, misalnya untuk
mempercepat pembusukkan serat-serat kayu untuk medium tumbuh jamur yang
biasanya memerlukan waktu yang sangat lama dalam tahap kerja pengompoan
(composting), dengan adanya EM4 diharapkan proses ini dapat diperpendek.
lebih baik dibandingkan EM4 karena jumlah kandungan mikrobanya yang
lebih banyak, jenisnya yang mungkin lebih efektif dan lebih kemungkinan kandungan
mikrobanya lebih kekonsistenan karena dibuat dalam bentuk serbuk.
BAB III
PENUTUP

2.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai