Kelompok 2
Kelompok 2
Kelompok 2
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
HERMANSYAH 1607116032
INTAN HASRI AINUNNISA 1607123643
MHD REFSI OKTAFIAN 1607116138
WHIDA VAZIRANI 1607123302
Dosen Pengampu
Dr. Said Zul Amraini, S.T., M.T
NIP. 19680927 199803 1 003
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
efektifitasnya untuk kemudiandijadikan sediaan jika sewaktu-waktu diperlukan
bantuannya untukmenyelesaikan permasalahan lingkungan.
Dalam pengolahan limbah, jasad biologi pada awalnya bukan hal yang
menarik bagi orang teknik, karena memang bukan bidangnya. Namun ternyata
merekasangat membutuhkan mikroba tersebut dalam kegiatan pengolahan limbah,
terutama dalam kegitan pengolahan limbah organik, untuk itulah
bioteknologisecara perlahan dikembangkan di bidang lingkungan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu bioteknologi lingkungan.
2. Mengetahui peranan mikrobiologi dalam lingkungan.
3. Memahami kegunaan mikroba dalam lingkungan kita.
4. Memahami cara pengaplikasian mikrobiologi untuk lingkungan sekitar.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dalam khasanah perkembangan ilmu-ilmu lingkungan, penerapan
bioteknologimasih sangat luas dalam kegiatan penelitian maupun penerapan hasil
penelitiantersebut di lapangan. Seperti juga sejarahnya, bioteknologi, karena
perkembangan ilmu pengetahuan, bioteknologi lingkungan menjadi hal
yangrelatif baru (rejuvenile), sehingga semua orang tertarik dan mencoba
menerapkankajian ini dalam beberapa permasalahan yang dihadapi manusia.
Bioteknologidapat berperan dalam membantu mempertahankan sumberdaya alam
dan ekosistem. Disamping itu bioteknologi juga dapat mencegah kerusakan dan
merestorasi kerusakan lingkungan. Dengan menggunakan mikroorganisme
hasilrekayasa genetik melalui teknik rekombinan DNA, organisme hidup atau
bagian-bagiannya akan mampu mendekomposisi senyawa toksik dalam air, udara,
tanah, buangan padat dan buangan industri. Bioteknologi modern memberikan
hasil yang lebih baik dan murah dalam membersihkan deposit beracun dan
pencemaran.
6
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai teknologi, misalnya
rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinasi DNA dan kloning.Perkembangan
bioteknologi sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu dasar, seperti
perkembangan mikrobiologi, genetika, dan biokimia. Mikrobiologi mempunyai
peranan sangat penting karena studi awal mengenai manipulasi genetika
dilakukan terhadap kelompok mikroorganisme.
Penelitian awal terhadap mikroorganisme relatif lebih sederhana
dibandingkan kelompok makhluk hidup lainnya. Selain itu, kelompok
mikroorganisme mudah ditumbuhkan; pertumbuhannya relatif cepat, mudah
dilakukan persilangan, analisis genetika, fisiologi, dan biokimia. Penelitian awal
mengenai makhluk hidup transgenik hasil persilangan gen juga dilakukan
terhadap mikroorganisme.Mikrobiologi bukan satu-satunya ilmu dasar yang
berperan penting dalam pengembangan bioteknologi. Genetika dan biokimia pun
berperan penting dalam pengembangan bioteknologi. Genetika beserta
pemahaman mengenai pola perwarisan sifat dan substansi genetik menjadi dasar
dalam teknologi rekombinasi DNA, persilangan, dan mutasi. Biokimia
memberikan dasar pemahaman mengenai struktur genetik dan makromolekul lain,
misalnya enzim.
Pada akhirnya, mikrobiologi, genetika, dan biokimia berkembang secara
simultan dan saling memengaruhi sehingga mendorong perkembangan
bioteknologi. Ketiga ilmu dasar tersebut selanjutnya mendukung perkembangan
biologi molekular sebagai suatu disiplin ilmu baru yang melandasi pegetahuan
mengenai makhluk hidup dilihat dari molekul pembentuknya. Biologi molekular
menjadi ilmu yang mendasari bioteknologi modern.
Ilmu-ilmu dasar dan teknologi yang lain juga mempunyai peranan penting
dalam perkembangan bioteknologi. Perkembangan bioteknologi saat ini sudah
sedemikian luas sehingga batasan antar-disiplin ilmu dan antar-teknologi semakin
tipis dan sulit dibedakan. Beberapa disiplin ilmu dan teknologi yang mendukung
bioteknologi menghasilkan cabang-cabang bioteknologi baru, di antaranya,
bioteknologi pertanian, bioteknologi lingkungan, bioteknologi kesehatan, dan
bioteknologi industri. Pada saat ini, bioteknologi tidak hanya terbatas pada
eksperimen di laboratorium, melainkan sudah berkembang menjadi industri besar.
7
2.3 Peran Bioteknologi dalam Lingkungan
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-
macam golongan.Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu
organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat
memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari
organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan
"lahirnya organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat-sifat yang
menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi, antara lain:
• Jagung resisten hama serangga
• Kapas resisten hama serangga
• Pepaya resisten virus
• Enzim pemacu produksi susu pada sapi
• Padi mengandung vitamin A
• Pisang mengandung vaksin hepatitis
8
dengan sifat yang lebih baik sehingga apabila disilangkan akan menjadi bibit
unggul yang baik untuk masa depan. Contohnya, ayam Leghorn, sapi ayrshire,
padi Cisadane kedelai Muria, dan jagungMetro.
3. Analisa Genetik
Proses ini mempelajari cirri atau sifat dan gen makhluk hidup dari generasi
ke generasi untuk mendapatkan sifat atau ciri yang unggul serta interaksi antara
gen dan lingkungan agar menghasilkan keturunan yang baik.
9
menjadi karbon dioksida dan butrian-butrian material yang dapat
terurai.Faktanya adalah, ada peran mikroba potensial dalam saluran
pencernaan ulat itu walaupun kecepatan penguraianya lebih lambat. Selain itu
Federica Bertocchini dari the Institute of Biomedicine and Biotechnology di
Cantabria, Spanyol menemukan cacing lilin Galleria mellonella juga dapat
memakan plastik polyethylene. Mereka secara tidak sengaja menemukan tas
plastik yang berlubang-lubang berisi cacing lilin. Walaupun masih tahap
penelitian namun tidak menutup kemungkinan bisa diaplikasikan nantinya
untuk menanggulangi sampah plastik.
• Degradasi tumpahan minyak
Tumpahan minyak yang terjadi di laut menjadi masalah penting untuk
diatasi. Proses secara fisik untuk mengatasi masalah ini dapat memperparah
keadaan. Biodegrasi menjadi solusi yang ramah lingkungan. Beberapa jenis
mikroorganisme mampu menguraikan minyak melalui mekanisme
biosurfaktan yang dapat mengurangi tegangan permukaan, sama dengan
prinsip kerja detergen. Contohnya jamur Cladosporium resinae dan beberapa
bakteri genus Pseudomonas.
B. Biofertilezer
Biofertilezer sebenarnya mikroba yang digunakan sebagai pelarut,
penambat, pengikat hara yang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah.
Walaupun sebenarnya pengaplikasianya masih tetap membutuhkan pupuk
komersial karena biofertilizer tidak dapat menggantikan seluruh hara yang
dibutuhkan tanaman. Biofertilezer dapat membantu mengurangi penggunaan
dosis pupuk yang sering digunakan oleh para petani dan mengurangi dampak
negatif dari penggunaan pupuk kimia.
• Peningkatan kandungan unsur N dalam tanah oleh bakteri penambat
nitrogen
Di dalam sistem pertanian, pengolahan tanah yang baik dapat
meningkatkan kesuburan tanah, contohnya yaitu penambahan pupuk kimia
dalam tanah. Salah satu peranan bioteknologi dalam bidang ini yaitu dengan
memanfaatkan mikroba penambat nitrogen (biofertilizer). Mikroba tersebut
bekerja sama (terjadi simbiosis) dengan tanaman leguminosa atau tanaman
10
kacang-kacangan. Para petani sudah sejak lama mengenal teknik ini
menanam tanaman pertanian lain pada bekas lahan budidaya kacang tanah
atau kedelai apabila brangkasan tanaman tersebut dikembalikan ke tanah.
Salah satu contohnya adalah bakteri Rhizobium leguminosarum. Pemanfaatan
bakteri ini dapat digunakan sebagai inokulan pupuk hayati.
Mekanisme penambatan nitrogen di udara oleh bakteri Rhizobium
leguminosarum yaitu dengan cara bersimbiosis dengan akar tanaman
Leguminosa membentuk bintil akar. Enam spesies bakteri bintil akar pada
legum, yaitu: Rhizobium leguminosarum (membentuk bintil pada Lathyrus,
Pisum, Vicia and Lens), R. trifolii (membentuk bintil pada Trifolium), R.
phaseoli (membentuk bintil pada Phaseolus), R. Meliloti (membentuk bintil
pada Melilotus, Medicago, Trigonella), R. japonicum (membentuk bintil pada
kedelai), R. lupin (membentuk bintil pada Lupinus).
C. Biodekomposer
Proses dekomposisi sampah-sampah organik memerlukan waktu yang
cukup lama. Namun, dengan pemberian aktivator dekomposisi yang berupa
mikroba potensial (biodekomposer) prosenya dapat dipercepat. Prosesnya dapat
berlangsung selama 2-3 minggu. Selain dapat meningkatkan kesuburan tanah,
biodekomposer yang mengandung mikroba potensial yang juga dapat berperan
sebagai musuh alami penyakit jamur pada akar dan busuk pangkal batang.
Saat ini telah banyak produk-produk pasaran yang menyediakan kultur
untuk proses dekomposisi, misalnya EM4 atau effective microorganisms. EM4
mengandung Lactobacillus sp, khamir, Actinomycetes, Streptomyces. Fungsinya
yang dapat memfermentasikan bahan organik dalam tanah atau sampah serta
dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah lainnya (Seeger et al.,
2010).
D. Biokontrol
Tidak hanya dari golongan mikroba yang dimanfaatkan untuk
mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman namun organisme makroskopis
juga dapat digunakan untuk biokontrol. Contoh mikroba yang dimanfaatkan dari
golongan mikroba adalah dari jamur Beauvaria bassiana yang dapat
11
menginfeksi serangga seperti walang sangit, semut merah, dan beberapa
serangga penganggu dengan cara misela jamur tsb menembus kulit tubuh inang
sampai menutupinya hingga serangga itu mati.
Penggunaanya dilingkungan dapat dilakukan cara penyemprotan atau
memasukkan jamur tersebut ke dalam jebakan hama (pemikat aroma untuk
serangga) sehingga jika serangga masuk ke dalam jebakan maka akan terinfeksi
spora jamur itu kemudian serangga yang terkontaminasi akan menyebarkan
spora tersebut ke lingkungan sekitar yang akan mengkontaminasi serangga
lainnya. Begitu seterusnya sampai populasi serangga pengganggu dapat
terkendali.
Dari organisme makroskopis, contohnya semut hitam Dolichoderus
thoracicus yang dapat mengendalikan hama penggerek buah kakao (PBK)
Conopomorpha cramerella. Semut hitam bertindak sebagai predator dan
menginvasi buah kakao sehingga menghambat serangga dewasa PBK
meletakkan telurnya serta keberadaan semut ini tidak disukai oleh hama rodensia
(seperti tikus) pada tanaman kakao. Semut hitam erat kaitanya dengan kutu putih
sebagai sumber makananya oleh karena itu menggunakan metode pengendalian
ini pada tanaman kakao perlu memperhatikikan keberadaan kutu putih
(Sasikumaret al., 2003).
E. Biofilm
Biofilm (lapisan kumpulan mikroorganisme) juga berperan dalam
pengolahan air limbah atau limbah cair baik pada lagon system (sistem kolam),
activated sludge system (sistem lumpur aktif), down flow sand filter system (
sistem filter pasir aliran kebawah ) dan up flow sand filter system (sistem filter
pasir aliran keatas). Salah satu fungsi biofilm tersebut adalah mendekomposisi
protein menjadi amonia, nitrit dan nitrat (Francoiset al., 2012).
F. Produksi Biogas
Limbah-limbah dari rumah tangga, pertanian, dan industri yang diurai oleh
bakteri kelompok metanogen dapat menghasilkan biogas yang sebagian besar
merupakan metana. Biogas metana dapat terjadi dari penguraian limbah
organik yang mengandung protein dan karbohidrat. Secara lebih ringkas, dapat
12
dinyatakan bahwa bakteri yang berperan dalam perombakan bahan organik
dalam produksi biogas ada dua macam yaitu: bakteri pembentuk asam dan
merombak bahan organik dan menghasilkan asam lemak. Proses ini dilakukan
oleh bakteri-bakteri Pseudomonas, Flavobacterium, Alkaligenes, Escherichia,
Aerobacter. Selanjutnya asam lemak ini akan dirombak oleh bakteri metan, dan
menghasilkan gas bio (sebagaian besar menghasilkan metan) bakteri-bakteri
tersebut adalah Methanobacterium,Methanosarcina, dan Methanococcus. Di
samping itu juga ada kelompok bakteri lain yang memanfaatkan unsur-unsur
sulfur (S) dan membentuk H2S yaitu bakteri Desulvovibrio (Munawar & Elvita,
2015).
13
I. Pengolahan Limbah Kaya Protein
Limbah-limbah yang kaya protein jika terdekomposisi oleh bakteri
decomposer akan menghasilkan nitrat, nitrit, dan ammonia. Ketiga hasil
dekomposisi ini dapat mengakibatkan lingkukan dan kesehatan.
J. Menguraikan Plastik
Plastik terdiri dari bermacam senyawa yang terdiri dari polietilin, polisterin,
dan polivenil klorida. Bahan-bahan ini lamban untuk didegradasi. Senyawa lain
penyusun plastik disebut plasticizers yang terdiri ester asam lemak dan ester
asam phtalat, maleat dan fosforat. Plastik mempunyai banyak kegunaan dan
polimer sintetik plastik sangat sulit untuk dirombak secara alami yang
mengakibatkan limbah plastik semakin menumpuk dan pasti akan mencemari
lingkungan. Tetapi akhir-akhir ini telah diproduksi plastik yang mudah untuk
diuraikan. Untuk dapat merombak plastik mikroba harus mampu menggunakan
komponen yang ada di dalam plastik sebagai nutrien.
Telah ditemukan mikroba perombak plastik yang terdiri dari bakteri,
actynomycetes, jamur dan khamir yang pada umumnya menggunakan plasticizer
sebagai sumber karbon. Tetapi hanya sedikit mikroba yang mampu merombak
dan menggunakan sumber karbon yaitu jamur Aspergillus niger, A. versicolor,
Cladosporium sp, Husarium sp., Penicillium sp, Trichoderma sp., dan
Verticillium sp., sedangkan jenis kamir yang mampu mendegradasi plastik
adalah Zygosaccharomyces drosophilae, Saccharomyces cerevisiae, dan bakteri
Pseudomonas aeruginosa, Brevibacterium sp., Actynomycetes, Streptomyces
rubrireticuli (Alshehrei, 2017).
K. Menguraikan Pestisida/Herbisida
Pestisida digunakan untuk memberantas hama maupun herbisida dan
digunakan pula untuk membersihkan gulma. Pestisida kimia sintetik yang
banyak digunakan telah banyak menimbulkan pencemaran. Hal ini karena sifat
pestisida sangat tahan terhadap peruraian secara alami (persisten). Sebagai
contoh pestisida yang sangat persisten adalah DDT, Dieldrin dll. Walau dalam
dosis rendah pestisida di lingkungan akan dapat terakumulasi melalui rantai
14
makanan sehingga dapat membahayakan kehidupan terutama manusia. Untuk
mengatasi pencemaran tersebut saat ini telah banyak dipelajari biodegradasi
pestisida atau herbisida.Biodegradasi pestisida dipengaruhi oleh struktur kimia
dari pestisida. Aspergillus niger merupakan jamur yang dapat dikembangkan
untuk mematabolisme pestisida tertentu seperti karbofuran dan endosulfan (Pal.
Ret al., 2006).
15
BAB III
PENUTUP
16
DAFTAR PUSTAKA
17