School Work, kimia">
Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Alkalimetri Lap - Lengkap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alkali merupakan suatu zat kimia untuk mengetahui kadar
keasamaan suatu zat dengan menggunakan larutan standar basa.
Basa yang digunakan biasanya adlah natrium hidroksida (NaOH)
sebelum digunakan, larutan NaOH harus distandarnisasi dahulu
dengan asam oksalat (H2SO4). Hidroksida dari natrium, kalium dan
barium umumnya digunakan sebagai larutan standar alkali (basa)
ketiga merupakan basa kuat dan sangat mudah larut dalam air,
pembuatan larutan standar alkali dan amonium hidroksida tidak
dibenarkan, kecuali bersifat sebagai basa lemah, pada proses
pelarutan dilepaskan gas amonia (beracun) (Anonim,2014).
Titrasi alkalimetri adalah suatu proses titrasi untuk penentuan
konsentrasi suatu asam dengan menggunakan larutan basa sebagai
standar. Reaksi yang terjadi pada prinsipnya adalah reaksi netralisasi,
yaitu pembentukan garam dan H 2O netral (pH = 7) hasil reaksi antara H +
dari suatu asam dan OH- dari suatu basa. Reaksi berlangsung stoikiometri
apabila mgrek pentitrasi sama dengan mgrek titran, saat ini disebut
dengan titik ekivalen. Dalam praktek kondisi ini tidak bisa dilihat secara
visual tetapi dapat dilihat dengan bantuan indikator (asam-basa) yang
mempunyai warna yang spesifik pada ph tertentu (Anonim,2013).
B. Maksud percobaan

Adapun maksud percobaan dari percobaan ini adalah untuk


mengetahui cara penetapan kadar suatu atau sampel dengan
metode alkalimetri
C. Tujuan percobaan
Adapun percobaan adalah untuk mengetahui kadar asam
titrasi dengan menggunakan (NaOH) natrium hidrokasida.
D. Prinsip percobaan
Adapun prinsip percobaan yaitu metode titrasi hetralisasi
menggunakan larutan basa natrium hidrokasida (NaOH) dan asam
sitrat sebagai larutan baku primer, dititrasi hingga berubah warna
dari bening ke ungu dengan indikator PP.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori ringkas
Alkalimetri adalah asam yang terbentuk dari hidrolisis garam
yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa
standard (larutan bakunya berupa basa). Titrasi yaitu suatu

proses penambahan suatu larutan dari dalam buret secara


sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang dititrasi dengan
yang mentitrasi tepat menjadi ekivalen satu sama lain. Dalam
hal ini, larutan yang berada di dalam buret atau larutan
pentitrasi disebut titran, sedangkan larutan yang akan
ditetapkan kadarnya disebut analit. Hasil titrasi disebut titrat/
titer (Anonim,2010).
Faktor utama dalam menentukan pengukuran adalah [H +] dan [OH-]
dalam larutan, baik sebagai titrat maupun sebagai titran. Karena itulah
maka dalam mempersiapkan larutan pemeriksaan harus menggunakan air
suling sebagai bahan pelarut, sebab air suling adalah netral. Dalam titrasi
alakalimetri, didalam titrat asam sudah mempunyai harga pH tertentu.
Perjalanan titrasi dengan penambahan titran yang akan menyebabkan
perubahan pH, yang pada suatu saat nanti dimana meq titrat = meq titran
akan mempunyai pH tertentu
Syarat-syarat reaksi pada volumetri :
1. Reaksi berlangsung sederhana dapat dinyatakan dengan persamaan
reaksi.
2. Reaksi berlangsung terus menerus dengan cepat.
3. Ada perubahan fisika maupun kimia yang dapat dideteksi pada titik
ekivalen, atau dapat mengubah indikator sehingga diketahui titik akhit
titrasinya (Anonim,2012).
Titrasi ini merupakan kebalikan dari asidimetri, karena
larutan standar standar yang dipergunakan untuk

menentukan asam disini adalah basa. Pada kedua jenis


titrasi di atas, dipergunakan indikator yang sejenis yaitu
phenolphtalain (P.P) atau methyl orange (M.O). hal tersebut
dilakukan karena jika menggunakan indikator yang lain
misal: T.B. , 1.R atau yang lainnya, maka trayek PH-nya
sangat jauh dari titik ekuivalen (tim dosen,2014).

B. Uraian bahan
1. Aquadest (Depkes RI, 1979 hal.96)
Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air suling
Rumus molekul : H2O
Bobot molekul
: 18,02
Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna, tidak
Penyimpanan
Kegunaan

berbau,tidak mempunyai rasa.


: Dalam wadah tertutup baik.
: Sebagai zat tambahan

2. Asam sitrat (Depkes RI, 1979 hal.50)


Nama resmi
: ACIDUM CITRICUM
Nama lain
: Asam sitrat
Rumus molekul : C6 H8 O7
Pemerian
: Hablur tidak berwarna, atau serbuk putih, tidak
berbau, rasa sangat asam agak higroskopik.

Kelaruta

: larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam


1,5 bagian etanol (95%) P sukar larut dalam

Penyimpanan
Kegunaan

eter.
: Dalam wadah tertutup baik.
: Zat tambahan.

3. Natrium hidroksida (Depkesi RI, 1979 hal.412)


Nama resmi
: NATRII HYDROXIDUM
Nama lain
: Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Bobot molekul : 40
Pemerian
: bentuk batang butiran, massa hablur atau
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan

keping kering dan kasar.


: Sangat mudah larut dalam etanol
: Dalam wadah tertutup rapat.
: Zat tambahan

4. Fenol talen (Depkes RI, 1979 hal.1207)


Nama resmi
: FENOLF TALEN P
Nama lain
: 3,3 bsip hidroksifenil florida p
Rumus molekul : C2 H14 O4
Bobot molekul : 318,33
Pemerian
: serbuk hablur putih atau agak putih
Kelarutan

kekuningan.
: tidak larut dalam air, larut dalam etanol.

BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Alat-alat yang digunakan
a. Buret
b. Corong
c. Erlenmeyer
d. Gelas arloji
e. Gelas kimia
f. Gelas ukur
g. Labu takar
h. Pipet volume
i. Pipet tetes
j. Timbangan analitik

2. Bahan-bahan yang digunakan


a. Aquadest
b. Asam nitrat
c. Indikator PH
d. NaOH
B. Cara kerja
1. Pembuatan Larutan Baku
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang NaOH sebanyak 1 gram.
c. Dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak 1000 ml.
kemudian ditambahkan volumenya dengan aquadest sampai
tanda.
d. Dimasukkan ke dalam botol.
2. Penetapan kadar asam sitrat
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang asam asetat sebanyak 0,15 gram.
c. Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 5 ml.
d. Diaduk dengan pengaduk hingga homogen.
e. Dimasukkan ke dalam labu takar sebanyak 100 ml kemudian
ditambahkan 100 ml sambil dikocok.
f. Dipipet dengan larutan Hcl kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer.

g. Ditambahkan indikator PP sebanyak 1-2 tetes sambil larutan


baku 0,1 N dimasukkan ke dalam buret.
h. Dititrasi asam asetat yang ada didalam erlenmeyer.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan
No
1.
2.
3.

B. Reaksi

Erlenmeyer
I
II
III

Volume Titrasi
14,5 ml
12,5 ml
15 ml

Perubahan Warna
Bening Ungu
Bening Ungu
Bening Ungu

C6H8O7 + NaOH Na3(C6H5O7) + 3H2O

C. Pembahasan

Alkalidimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara


ion nitrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang
berasal

dari

basa

untuk

menghasilkan

air

yang

bersifat

netral.Netralisasi juga di katakana sebagai reaksi antara pemberi


proton (asam) dengan penerima proton (basa) (Sudjadi. 2007).
Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu
zat yang
dinyatakan

ditambahkan
dengan

sampai

perubahan

seluruh
warna.

reaksi

selesai

Perubahan

yang
warna

menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi. (http:// asidimetrialkalimetri)


Pada percobaan ini di lakukan penetapan kadar estral
dengan menggunakan metode alkalimetri. Titrasi alkalimetri ini
merupakan titrasi dengan menggunakan larutan baku yang di
gunakan yaitu bersifat basa dalam pendapan kadar suatu zat yang
bersifat asam. Asam larutan baku yang di gunakan yaitu NaOH 0,1 N
dan indikator PP.
Pada percobaan ini di lakukan tiga kali perlakuan dengan
penimbangan asam sitrat yang sama yaitu 0,87 gram. Pada titrasi
pertma di catat volume titrasi 14,5 ml dan pada titrasi ke dua di dapat
yaitu vilume titrasi 12,5 ml serta pada titrasi yang ki tiga yng di dapat
yaitu 133,9 ml. sedangkan pada berat sampel rat-rata yang di dapat
yaitu 0,87 ml dan volume titrasi rata-rata yang di dapat yaitu 15 ml.
serta % kadar yang di dapat yaitu 11,67%. Hasil yang di dapat tidak
sesuai dengan yang ada di Farmakope Edissi III yang menyatakan

bahwa % kadar asam sitrat yang mengandung tidak kurang dari


99,5% dan tidak lebi dari 101,0%.
Adanya perbedaan yang di dapat dengan yang ada di
Farmakope Edisi III di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Penimbangan yang di lakukan kurang teliti
2. Alat yang di gunakan kurang steril
3. Penentuan titik akhir yang kurang akurat
4. Zat yang di gunakan sudah terkontaminasi dengan zat lain

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan alkalimetri,
maka dapat disimpulkan :

1. Erlenmeyer I volume titrasi 14,5 ml dan % kadarnya


40,52%
2. Erlenmeyer II volume titrasi 12,5 ml dan % kadarnya
35,02%
3. Erlenmeyer III volume titrasi 15 ml dan % kadarnya
42,02%
4. % kadar rata-rata adalah 39,22%
B. Saran
1. Asisten
Diharapkan adanya bimbingan dari asisten selama
praktikum berlangsung.
2. Laboratorium
Diharapkan alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan
dalam praktikum lebih diperhatikan kelayakan dan
kesterilannya.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
Ditimbang asam
sitrat sebanyak 3
gram.

Di masukkan asam sitrat


ke dalam erlenmeyer dan
di larutkan dengan
aquadest 100 ml.

Di pipet larutan asam


sitrat ke gelas ukur dan
di masukkan ke dalam 3
erlenmeyer masingmasing 25 ml.

Masing-masing
erlenmeyer di titrasi
dengan H2SO4
H2SO4

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ALKALIMETRI. http://www.slideshare.net/duanerror/alkalimetri.
Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.

Anonim. ASIDI-ALKALIMETRI. http://www.scribd.com/doc/147135907/


Asidi-Alkalimetri. Di akses pada tanggal 3 Desember 2014.
Anonim. ILMU KIMIA. http://www.alkalimetri.html. Di akses pada
tanggal 3 Desember 2014.
Basset. 1994. BUKU AJAR VOGEL : KIMIA ANALISIS KUANTITATIF
ANORGANIK. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
DEPKES RI. 1979. FARMAKOPE INDONESIA JILID III. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Tim Dosen UIT. 2014. PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS.
Makassar : Universitas Indonesia Timur.

LAMPIRAN
B. Perhitungan
Massa Sampel
V. Titrasi rata-rata

= 3 gram = 3000 mg
= 14 ml

M. grek C6H8O7
M. grek

= M. Grek NaOH
= Vol. Titrasi rata-rata x BE x N
= 14 ml x 210,14 x 0,1 N
= 294,196

Berat dlm 100 ml

100 ml
25 ml

x 294,196

= 1176,784 mg
%K

1176,784 mg
3000 mg

= 39,22 %

x 100%

Anda mungkin juga menyukai