Fraktur Monteggia&Galeazzi
Fraktur Monteggia&Galeazzi
Fraktur Monteggia&Galeazzi
Disusun Oleh:
Penulis :
Riza Lestari Tambunan
(1061050166)
Pembimbing :
dr. Ronald Munthe, Sp.OT
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL :
REFERAT FRAKTUR MONTEGGIA DAN GALEAZZI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah.
Pembimbing :
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Tuhan yang Mahakuasa, karena atas kehendakNya
penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul Fraktur Monteggia Galeazzi.
Refarat ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Kepaniteraan Ilmu
Penyakit Bedah. Mengingat pengetahuan dan pengalaman penulis serta waktu
yang tersedia untuk menyusun referat ini sangat terbatas, penulis sadar masih
banyak kekurangan baik dari segi isi, susunan bahasa maupun sistematika
penulisannya. Untuk itu kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun
sangat harapkan.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada dr. Ronald Munthe ,Sp.OT. Selaku pembimbing kepaniteran ilmu penyakit
Bedah di RSU FK UKI, yang telah memberikan masukan yang berguna dalam
proses penyusunan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada rekan rekan yang juga turut membantu dalam upaya penyelesaian referat
ini.
Akhir kata penulis berharap kiranya makalah ini dapat menjadi masukan
yang berguna dan bisa menjadi informasi bagi tenaga medis dan profesi lain yang
terkait dengan masalah kesehatan pada umumnya dan khususnya tentang masalah
Fraktur Monteggia Galeazzi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada ulna dan radius sangat penting gerakan-gerakan pronasi dan supinasi.
Untuk mengatur gerakan ini diperlukan otot-otot supinator, pronator teres dan
pronator kuadratus. Yang bergerak supinasi-pronasi (rotasi) adalah radius.1
Umumnya trauma yang terjadi pada antebrachii adalah trauma langsung,
dimana radius dan ulna patah satu level yaitu biasanya pada 1/3 tengah dan
biasanya garis patahnya transversal. Tetapi bisa pula terjadi trauma tak langsung
yang akan menyebabkan level garis patah pada radius dan ulna tak sama dan
bentuk garis patahnya juga dapat berupa oblique atau spiral.1
Pada tahun 1814 seorang dokter dari Milan bernama Giovanni Batista
Monteggia pertama kali mendeskripsikan tentang fraktur 1/3 proksimal tulang
ulna yang disertai dislokasi anterior pada kaput tulang radius. Yang menarik
bahwa Monteggia telah mampu mendeskripsikannya sebelum masa rontgen
ditemukan. Monteggia mendeskripsikan fraktur Monteggia hanya berbekal
riwayat kejadian dan temuan pemeriksaan fisik. Insiden fraktur Monteggia kurang
dari 5% dari kasus fraktur yang terjadi pada lengan bawah, pada beberapa literatur
insiden fraktur Monteggia berkisar 12%.2
Fraktur Galeazzi adalah fraktur radius 1/3 distal disertai dislokasi sendi
radio ulnar distal. Radius-ulna dihubungkan oleh jaringan yang kuat yaitu
membrane interosea. Apabila terjadi salah satu tulang yang patah, dan tulang yang
patah tersebut dislokasi, pasti disertai dislokasi sendi yang berdekatan.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi1
Radius
Tulang radius terletak pada sisi lateral, tulang ini meluas pada bagian
proksimal namun lebih luas pada bagian distal. Secara garis besar tulang radius
dibagi dalam 3 bagian yaitu: proximal end. Pada bagian proximal end terdiri dari
caput (kepala), collum (leher) dan tuberositas.
Caput merupakan bagian ujung proksimal yang membentuk cekungan dangkal
dan sebagai penghubung antara humerus dengan radius (humeral capitulum).
Corpus berbentuk konveks pada sisi lateral, dan segitiga pada sisi yang lain.
Membrane interoseus melekat pada 3/4 bagian distal, dan menghubungkan antara
radius dan ulna.
Distal end merupakan bagian yang paling luas dari tulang radius. Terdapat 4
bagian, pada sisi lateral sedikit kasar,memproyeksikan prosesus stiloideus pada
bagian ujung. Pada area persendian tangan terbagi atas 2 sisi yaitu sisi medial dan
sisi lateral. Sisi anterior merupakan sisi yang tebal dan kasar. Sisi medial adalah
titik pertemuan antara radius dan ulna, dengan bentuk konkav yang lembut untuk
persendian antara radius dan ulna. Sisi posterior terdapat Listers tubercle, yang
membatasi bagian medial.
Ulna
Ulna terletak pada sisi medial. Pada saat tangan dalam posisi supinasi. Pada
bagian proksimal berbentuk konkav. Secara garis besar tulang ulna juga dibagi
menjadi 3 bagian yaitu: Proximal end. Pada bagian proximal tulang ulna memiliki
olecranon yang besar dan prosesus koronoid dan cekungan radius untuk
persendian dengan humerus dan radius. Olecranon lebih kearah proksimal dengan
puncak seperti paruh burung.
Corpus ulna berbentu segitiga tetapi pada bagian distal hamper silinders. Pada
bagian distal sedikit meluas dan terdapat prosesus stiloideus. Pada caput ulna
tampak pada pronasi pada aspek posteromedial pergelangan tangan. Pada sisi
lateral terdapat persendian yang berbentuk conveks yang merupakan tempat
persendian antara radius dan ulna.
B. Klasifikasi Fraktur3
Fraktur dibagi berdasarkan ada tidaknya hubungan patahan tulang dengan
dunia luar, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur terbuka
memungkinkan masuknya kuma dari luar ke dalam luka. Fraktur terbuka dibagi
menjadi 3 derajat:
Derajat I : Keadaan luka fraktur terbuka dengan luka <1 cm, luka bersih, fraktur
simple transversal atau fraktur oblilque.
Derajat II : Fraktur terbuka dengan luka >1cm dengan kerusakan jaringan lunak
minimal, jaringan lunak bisa disatukan, fraktur simple transversal atau fraktur
oblique dengan minimal kominutif
Derajat III A : Fraktur terbuka disertai laserasi yang luas, penutup tulang masih
adekuat, fraktur segmental, gunshot fraktur.
Derajat III B : Fraktur terbuka disertai laserasi yang luas, disertai bone ekspose
dan periosteal yang terlepas, biasanya disertai kontaminasi yang massif.
Derajat III C : Cedera vascular yang menuntut perbaikan.
C. Proses Penyembuhan Fraktur
Proses penyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri atas lima fase yaitu1 :
1
Fase hematoma
Apabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil yang
melewati kanalikuli dalam sistem Haversian mengalami robekan pada daerah
fraktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi fraktur. Hematoma
yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong dan dapat
mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat
terjadi ekstravasasi darah ke dalam jaringan lunak.
Osteosit dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter dari daerah
fraktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu daerah
cincin avaskuler tulang yang mati pada sisi-sisi fraktur segera setelah trauma.
2
Fase remodeling
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk bagian yang
menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. Pada
fase remodeling ini, perlahan-lahan terjadi resorpsi secara osteoklastik dan
tetap terjadi proses osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna secara perlahanlahan menghilang. Kalus intermediat berubah menjadi tulang yang kompak dan
berisi sistem Haversian dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan
untuk membentuk ruang sumsum.
BAB III
FRAKTUR MONTEGGIA DAN GALEAZZI
3.1 Fraktur Monteggia
3.1.1
Definisi1
Fraktur Monteggia adalah fraktur pada tulang ulna disertai dislokasi pada
Etiologi3
Penyebab fraktur monteggia terutama berhubungan dengan jatuh saat
posisi tangan terjulur dengan kekuatan pronasi. Jika sendi elbow dalam keadaan
fleksi fraktur Monteggia tipe II dan III lebih sering terjadi. Beberapa teori
mekanisme injury untuk fraktur Monteggia sebagai berikut:
a. Direct Blow Theory (Teori Benturan Langsung)
Teori ini diusulkan pertama kali oleh Speed dan Boyd yang dimuat
dalam literatur English. Teori ini kemudian ditetapkan oleh Smith,
tetapi sesungguhnya teori ini telah diusulkan oleh Monteggia sendiri.
Dia mencatat bahwa fraktur ini terjadi ketika tulang ulna terbentur
secara langsung. Kemudian, salah satu dari fraktur ulna memberikan
tekanan secara langsung, sehingga membuat caput radius mengalami
dislokasi.
b. Hyperpronation Theory
Pada tahun 1949, Evans mempublikasikan hasil observasi mengenai
fraktur Monteggia anterior. Sebelumnya dia telah mengobservasi
bahwa Direct Blow Theory semata-mata hanya berdasarkan klinis saja,
tetapi Evan menggunakan eksperimen terhadap cadaver untuk
mendukung hipotesisnya. Dia mendemonstrasikan bahwa hiperpronasi
pada lengan bawah mengakibatkan fraktur pada ulna disertai dislokasi
caput radius. Dia berpendapat bahwa selama terjatuh pada posisi
tangan terjulur mengawali terjadinya pronasi, pronasi diakibatkan oleh
kekuatan tubuh yang ditopang oleh lengan bawah. Hiperpronasi ini
mengakibatkan tulang radius menyilang sampai ke tengah ulna,
menyebabkan dislokasi anterior pada caput radius atau fraktur 1/3
radius proksimal dan fraktur ulna.
Patofisiologi4
Struktur lengan bawah yang selalu berhubungan, dan setiap
gangguan terhadap salah satu tulang mempengaruhi yang lain. Tulang
radius dan ulna berada dalam kontak langsung satu sama lain. Tulang
radius dan ulna berada dalam kontak langsung satu sama lain, hanya pada
proksimal dan persendian radioulnar distal, namun mereka dipersatukan
Klasifikasi3
Pada tahun 1967, Bado menciptakan istilah untuk fraktur Monteggia dan
klasifikasi ke dalam beberapa tipe, yaitu:
Tipe I: fraktur pada 1/3 proksimal atau 1/3 tengah ulna disertai dislokasi
anterior caput radius.
Tipe II: fraktur pada 1/3 proksimal atau 1/3 tengah tulang ulna disertai
dislokasi posterior caput radius.
Tipet III: fraktur pada bagian metafisis ulna disertai dislokasi lateral caput
radius.
Tipe IV: fraktur 1/3 proksimal atau 1/3 tengah tulang ulna dan radius
disertai dislokasi anterior caput radius.
Gambaran Klinis5
Fraktur moteggia pada umumnya menyerupai fraktur pada lengan
bawah dan apabila terdapat dislokasi ke anterior, kapitulum radius akan
dapat diraba pada fosa kubitus. Pergelangan tangan dan tangan harus
diperiksa untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda cedera pada saraf
radialis. Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering) dan tipe fleksi.
Pada tipe ekstensi gaya yang terjadi mendorong ulna kearah hiperekstensi
dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan
kearah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke
posterior.
1.1.6
Penatalaksanaan
Terapi Medis
Nyeri ditangani sedini mungkin. Jika fraktur sudah terbuka, maka
imunisasi tetanus, antibiotic intravena harus diberikan. Luka terbuka harus
dirigasi dengan larutan saline steril dan ditutup dengan kasa yang steril
dan lembab. Kaput radialis sebaiknya direduksi saat di IGD jika
memungkinkan. Reduksi tertutup-closed reduction pada anak akan lebih
mudah jika dilakukan dalam keadaan narkose. Ketamin 1-2mg/kgBB IV
atau 3-4 mg/kgBB IM bisa digunakan sebagai sedasi. Sebaiknya ada
imaging intensifier yang bersifat real-time sehingga reduksi bisa dipantau
apakah sudah tercapai secara optimal dan maksimal.
Terapi Pembedahan1
1.
Pada anak yang dilakukan adalah reduksi tertutup dari ulna. Jika
kaput radialis masih belum bisa direduksi dengan memperbaiki ulna,
reduksi ulna lanjutan bisa dilakukan dengan supinasi forearm dan
tekanan langsung pada kaput radialis biasanya berhasil. Ketika kaput
radialis secara anatomis tidak bisa direduksi, memanipulasi sendi dan
kapsulnya dengan memperbaiki anular ligament bisa dialkukan
2.
1.1.7
Prognosis
Pada tahun 1991, Anderson and Meyer
mengguankan criteria
Definisi
Fraktur Galeazzi pertama kali diuraikan oleh Riccardo Galeazzi (1935)
yaitu fraktur pada 1/3 distal radius disertai dislokasi sendi radio-ulnar distal.
4.1.3 Epidemiologi
Fraktur Galeazzi meliputi 3-7% dari semua fraktur lengan bawah. Ia
biasanya lebih sering terjadi pada laki-laki. (5) Fraktur Galeazzi lebih banyak
ditemukan daripada fraktur Monteggia.6,7 Kebanyakan ditemukan pada orang
dewasa dan jarang pada anak-anak. (4)
Etiologi dari fraktur Galeazzi di duga akibat dari jatuh yang menyebabkan
beban aksial ditumpukan pada lengan bawah yang hiperpronasi.(5,6,7)
2.1.4. Mekanisme trauma
Ada beberapa perbedaan pendapat pada mekanisme yang tepat yang
menyebabkan terjadinya fraktur Galeazzi. Mekanisme yang paling mungkin
adalah jatuh dengan tumpuan pada tangan disertai dengan pronasi lengan bawah
yang
ekstrim.
Daya
tersebut
diduga
melewati
artikulasi
radiocarpal,
paling sering ditemukan.(7) Nyeri dan edema pada jaringan lunak bisa didapatkan
pada daerah fraktur radius 1/3 distal dan pada pergelangan tangan. Cedera ini
harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologi.(5,6)
Anterior interroseous nerve palsy juga bisa terjadi tapi sering dilewati
karena tidak ada komponen sensorik pada temuan ini. Nervus interosseous
anterior merupakan cabang dari nervus medianus. Cedera pada nervus
interosseous anterior ini bisa mengakibatkan paralisis dari fleksor policis longus
dan fleksor digitorum profundus pada jari telunjuk, dan menyebabkan hilangnya
mekanisme menjepit antara ibu jari dengan jari telunjuk.(6)
(4)
Foto
radiologi lengan bawah posisi anteroposterior (AP) dan lateral di perlukan untuk
menegakkan diagnosis. Foto radiologi ekstremitas kontralateral bisa diambil
untuk perbandingan. Foto polos lengan bawah bisa ditemukan cedera pada sendi
radioulnar distal: (6)
Pelebaran dari ruang sendi radioulnar distal yang bisa terlihat pada foto
posisi AP.
Dislokasi radius yang relative dengan ulna pada foto lateral, yang bisa
didapatkan dengan mengabduksikan bahu 90.
sendi
radioulnar
distal
biasanya
menyebabkan
b.
Crush injury.
Infeksi.
Prognosis terburuk adalah dengan synostosis distal, dan yang
BAB IV
PENUTUP
Fraktur Monteggia adalah fraktur pada tulang ulna disertai dislokasi pada
tulang radius proksimal. Monteggia mempublikasikan fraktur ini sebagai fraktur
1/3 proksimal ulna disertai dislokasi kapitulum radius ke anterior, tapi ternyata
dislokasi ini juga dapat terjadi ke lateral dan posterior. Penyebab umumnya adalah
trauma langsung terhadap ulna, misalnya sewaktu melindungi kepala pada
pukulan, sehingga kadang fraktur ini disebut patah tulang tangkis
Fraktur Galeazzi yaitu fraktur pada 1/3 distal radius disertai dislokasi sendi
radio-ulnar distal. Fraktur Galeazzi meliputi 3-7% dari semua fraktur lengan
bawah. Ia biasanya lebih sering terjadi pada laki-laki. Fraktur Galeazzi lebih
banyak ditemukan daripada fraktur Monteggia. Kebanyakan ditemukan pada
orang dewasa dan jarang pada anak-anak.
Menggunakan foto polos sudah cukup untuk menegakkan diagnosis
fraktur galeazzi dan moteggia. Sebaiknya dilakukan operasi dengan fiksasi
interna. Pada fraktur Galeazzi dan Monteggia harus dilakukan reposisi secara
akurat dan mobilisasi segera karena terjadi dislokasi. Dengan reposisi yang akurat
dan cepat maka dislokasi sendi juga tereposisi dengan sendirinya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Atesok KI, Jupiter JB, Weiss AP. Galeazzi fracture. J Am Acad Orthop
Surg. 2011 Oct. 19(10):623-33.[Medline]. )
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Swiontkowski, Marc F.; Stovitz, Steven D. (editors). Monteggia FractureDislocation of The Elbow Chapter 18. In: E-book Manual of Orthopaedics
and
adult