Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Penyakit Jamur Kulit - Siregar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MIKOSIS

MIKOSIS SUPERFISIALIS
NONDERMATOSIS
Infeksi nondermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar. Hal ini
disebabkan oleh jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit
dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar. Yang termasuk golongan ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Pitiriasis versikolor
Piedra
Otomikosis
Tinea nigra

Pitiriasis versikolor
Definisi
Pitiriasis versikolor disebabkan oleh Malassezia furfur. Pitiriasis versikolor adalah suatu penyakit
jamur kulit yang kronik dan asimtomatik serta ditandai dengan bercak putih sampai coklat yang
bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang-kadang terlihat di ketiak, sela
paha, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala.
Distribusi penyakit
Di Indonesia penyakit ini mempunyai insiden yang tinggi.
Keluhan
Timbul berck putih ataupun kecoklatan dan kehitaman yang kadang gatal bila berkeringat. Bisa
pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu oleh adanya bercak
tersebut.
Klinis
Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi biasanya tampak sebagai berck hipopigmentasi,
tetapi pada yang berkulit pucat lesi bisa berwarna kecoklatan atau kemerahan. Di atas lesi
terdapat sisik halus. Bentuk lesi tidak teratur dapat berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi
dapat miliar, lentikular, nummular, sampai plakat.

Ada 2 bentuk yang sering didapat, yaitu:


a. Bentuk macular, berupa brcak-berck yang agak lebar dengan skuama halus di atasnya
dengan tepi tidak meninggi (gambar 1). (seperti panu yang bulau besar2)
b. Bentuk folikular, (seperti tetesan air) sering timbul di sekitar folikel rambut. (gambar 2).
(Tampak seperti bintik2 bulat2 kecil)
Diagnosis banding
Penyakit ini harus dibedakan dengan dermatitis seboroik, sifilis stadium dua, pitiriasis rosea,
vitiligo, morbus Hansen, dan hipopigmentasi pasca peradangan.
Cara menegakkan diagnosis
Selain mengenal kelainan yang khas yang disebabkan Malassezia furfur seperti dikemukakan di
atas, Pitiriasis versikolor harus dibantu dengan pemeriksaan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%
Bahan-bahan kerokan kulit diambil dengan cara mengerok bagian kulit yang mengalami
lesi. Sebelumnya kulit dibersihkan dengan alcohol 70%, lalu dikerok dengan scalpel steril
dan hasil kerokan kulit ditampung dalam lempeng agar steril pula. Sebagian dri kerokan
kulit iperiksa langsung dengan KOH 10% yang diberi tinta Parker Biru Hitam.
Dipanaskan sebentar, ditutup dengan gelas penutup dan diperiksa dibawah mikroskop.
Bila penyebabnya memang jamur akan kelihatan garis yang memiliki indeks bias lain
dari sekitarnya dan jarak-jarak tertentu dipisahkan oleh sekat-sekat, atau seperti butirbutir yang bersambung seperti kalung. Pada pitiriasis versikolor jifa tampak pendekpendek, lurus atau bengkok disertai banyak butiran kecil yang bergerombol.
b. Pembiakan
Organism penyebab Tinea versikolor belum dapat dibaiakkan pada media buatan.
Pemeriksaan dengan sinar wood dapat member perubahan warna pada seluruh daerah lesi
sehingga batas lesi lebih mudah dilihat. Daerah yang terkena infeksi akan
memperlihatkan fluoresensi warna emas sampai oranye.
Pengobatan
Tinea versikolor dapat diobati dengan berbagai obat anti fungi.

Pakaian, sprei, handuk, harus dicuci dengan air panas. Kebanyakan pengobatan akan
menghilangkan buktu infeksi aktif (skuama) dalam waktu beberapa hari, tetapi untuk menjadi
pengobatan yang tuntas pengoatan ketat ini harus dilanjutkan beberapa minggu.
Malassezia furfur dapat mengeluarkan zat yaitu asam azelat yang menghambat pertumbuhan
pigmen. Tinea versikolor tidak member respon yang baik terhadap griseofulvin.
Obat-obat tablet ketokonazol 1x200 mg/ hari selama 10-14 hari dapat member hasil pengobatan
yang baik. Obat turunan triazol seperti tablet itrakonazol 2x100 mg/hari selama 10-14 hari juga
member hasil yang memuaskan.
Piedra
Yaitu infeksi jamur terhadpa rambut sepanjang helaian rambut yang berupa benjolan-benjolan di
luar permukaan rambut tersebut. Ada 2 macam piedra, yaitu: Piedra putih (Piedra beigelli) dan
Piedra hitam (Piedraia hortae).
Piedra putih
Etiologi
Piedra beigelli (Trichosporon beigelli) terutama terdapat di daerah subtropics, daerah dingin (di
Indonesia belum ditemukan)
Cara infeksi: kontak langsung dari orang yang sudah terkena infeksi.
Gejala klinik: benjolan warna tengguli pada rambut, kumis, janggut, kepala, dan tidak ada gejalagejala keluhan.
Diagnosis: ditegakkan atas dasar gejala-gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium dengan KOH
dan kultur.
Pengobatan: rambut dicukur atau dikeramas dengan sublimat 1/2000 (5 permil) dalam spiritus
dilutes.
Piedra hitam
Penyakit ini umumnya terdapat di daerah-daerah tropis dan subtropics.
Lokalisasi: terutama rambut kepala, kumis dan janggut, dan dagu.

Gejala-gejala: pada rmbut kepala, janggut, kumis akan tampak benjolan atau penebalan yang
keras berwarna hitam. Penebalan ini sukar dilepaskan dari helai rambut. Umumnya rambut lebih
suram, bila disisir sering memberikan bunyi seperti logam. Biasanya penyakit ini mengenai
rambut dengan kontak langsung atau tidak langsung.
Diagnosis: ditegakkan atas dasar:
a. Gejala klinis: rambut tampak lebih suram, benjolan bila disisir terasa seperti logam kasar.
b. Laboratorium:
Langsung dengan KOH 10-20% dari rambut yang ada benjolan tampak hifa
ndotrik (dalam rambut pada lapisan korteks) sampai ektotrik (di luar rambut) yang

besarnya 4-8 m berwarna tengguli, dan ditemukan spora yang besarnya 1-2.
Kultur rambut dalam media SDA tampak koloni mula-mula tumbuh sebagai
koloni ragi berwarna kuning, kemudian dalam 2-4 hari berubah menjai koloni
berfilamen.

Pengobatan: sebaiknya rabut dicukur, dapat juga dikeramas dengan larutan sublimat: 1/2000
dalam alcohol dilutes (spiritus 70%) hasil pengobatan akan tampak dalam 1 minggu.
Otomikosis
Adalah infeksi jamur pada ling telinga bagian luar. Jamur dapat masuk ke dalam telinga melalui
alat-alat pengorek telinga yang terkontaminasi atau melalui udara atau air. Penderita akan
mengeluhkan rasa gatal atau sakit dalam liang telinga.
Liang telinga tampak berwarna merah, ditutupi oleh skuama dan kelainan ini dapat
meluas ke bagian luar sampai muara liang telinga dan daun telinga sebelah dalam. Tempat yang
terinfeksi menjadi merh dan ditutupi skuama halus. Bila meluas ked lam sampai ke membrane
timpani, daerah ini akan menjadi merah, berskuama, dan mengeuarkan cairan serosanguinos.
Penderita akan mengalami gangguan pendengaran.
Bila ada infeksi sekunder dapat terjadi otoitis eksterna. Penyebab infeksi biasanya jamur
kontaminan seperti Aspergillus sp., Mucor, da Penisillium.
Diagnosis didasarkan pada:
a. Gelaja-gejala klinik yang khas: terasa gatal atau sakit di liang telinga dan daun telinga
menjadi merah, skuamos dan dapat meluas ke dalam liang telinga sampai 2/3 bagian luar.
b. Pemeriksaan labotarorium:

Preparat langsung. Skuama dari kerokan kulit liang telinga diperiksa dengan KOH
10% akan tampak hifa-hifa lebar, berseptum, dan kadang dapat ditemukan spora

kecil dengan diameter 2-3


Pembiakan: skuama dibiak pada media SDA dan diinkubasi pada uhu kamar.
Koloni akan tumbuh dalam 1 minggu berupa koloni berfilamen berwarna putih.
Pada mikroskop tampak hhifa-hifa lebar dan pada ujung-ujung hida dapat
ditemukan strigma dan spora berjejer melekat pada permukaannya.

Pengobatan: jaga telinga tetap kering, jangan mengorek telinga. Gunakan Neosporin dan larutan
gentian violet 1-2% juga dapat menolong.
Tinea nigra
Adalah infeksi jamur superficial yang biasanya menyerang kulit telapak kaki dan tangan dengan
memberikan warna hitam sampai coklat pada kulit yang terserang. Macula yang terjadi tidak
menonjol dari permukaan kulit, tidak terasa sakit dan tidak ada tanda-tanda radang, kadangkadang macula ini dapat meluas sampai di punggung kaki dan punggung tangan bahkan dapat
menyabar sampai di leher, dada, dan muka.
Gambaran efloresensi ini dapat berupa polisiklis, arsinar dengan warna hitam atau coklat
hampair sama, seperti setetes nitras argenti yang diteteskan pada kulit.
Penyebabkanya adalah Cladosporium werneckii dan jamur ini banyak menyerang anak-anak
dengan hygiene kurangang baik dan orang-orang yang banyak berkeringat. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan:
a. Gejala klinis yang khas
b. Pemeriksaan lab:
PREPARAT LANGSUNG KEROKAN KULIT DNEGAN koh 10% AKAN
MENUNJUKKAN ADANYA HIFA DAN SPORA YANG TERSEBAR DI

DALAM SEL-SEL , EPITEL.


PEMBIAKAN: PEMBIAKAN SKUAMA PADA MEDIA Saburoud Glucose
Agar (SGA) diinkubasi pada suhu kamar. Dalam waktu 1-2 minggu akan koloni
menyerupai ragi, berwarna hijau dan pada bagian tepinya tumbuh daerah yang

filamentosa berwarna coklat. Pada pemeriksaan mikroskopis tampak hifa halus


bercbang, mengkilat, spora-spora yang lonjong.
Pengobtan: imidazol seperti isokotonazol, bifonazol, klotrimazol dalam bentu krim/salep.
DERMATOFITOSIS
Disebabkan oleh golongan jamur dermatofit disebut Dermatofitosis. Golongan jamur ini dapat
mencerna keratin kulit karena mempunyai bersifat keratinofilik sehingga infeksi jamur ini dapat
menyerang lapisan-lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampai stratum basalis, rambut, dan
kuku.
Etiologi
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari 3 genus: Micosporon,
Trichophyton, dan Epidermophyton. Spesies-spesies dermatofita memiliki afinitas terhadap
hospes tertentu.

Dermatofit zoofilik, terutama menyerang hewan, dan kadang-kadang manusia, contoh:

Microsporon canis dan Trichophyton verrucosum.


Dermatofita geofilik, jamur yang hidup di tanah dan dapat menimbukan radang yang
moderat pada manusia, contoh: Microsporon gypseum. Biasanya infeksi dermatofita

zoofilik dan geofilik bersifat akut dan sedang serta mudah sembuh.
Dermatofita antropofilik, terutama menyerang manusa sebagai hospes tetapnya. Infeksi
oleh jamur ini dapat bersifat menahun. Contoh: M. audouinii dan Trichophyton. Rubrum.

Cara penularan
Penularan langsung terjadi melalui fomit, epitel, dan rambut- rambut yang mengandung jamur
baik dari manusia atau binatang, dan dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman,
kayu yang dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu, atau air. Selain hal tersebut,
infeksi dipengaruhi oleh beberapa factor:
1. Factor virulensi jamur: masing-masing jamur memiliki afinitas yang berbeda. Missal: T.
rubrum jarang menyerang rumput, E. floccosum paling sering menyerang lipat paha
bagian dalam. Factor yang paling penting ialah kemampuan spesies jamur dalam
menghasilkan keratinasi dan mencerna keratin di kulit.

2. Factor trauma: kulit tanpa lesi lebih sulit terinfeksi


3. Suhu dan kelembaban: tempat yang banyak berkeringat seperti lipat paha dan sela jari
sering terserang jamur.
4. Keadaan social serta kurangnya kebersihan: insiden penyakit jamur pada golongan social
dan ekonomi rendah lebih sering ditemukan daripada golongan social ekonomi lebih
baik.
5. Umur dan jenis kelamin. Tinea kapitis sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan
orang dewasa. Pada wanita lelebih sering ditemukan infeksi pada sela-sela jari
disbanding pria, hal ini berhubungan dengan pekerjaan. Factor lain: perlindungan tubuh
(topi, sebatu, dsb) factor transpirasi serta pengunaan pakaian yang serba nilon dapat
memudahkan timbulnya penyakit jamur.
Pembagian
Secara etiologis dermatofitosis disebabkan oleh 3 genus : Tricophyton, Microsporon, dan
Epidermophyton. Diagnosis etiologi sering kali tidak memberikan gambaran yang baik karena
terkadang satu gambaran klinik dapat disebabkan oleh beberapa spesies jamur, selain itu
diagnosis ditegakkan harus menunggu biakan jamur lebih dulu dan memerlukan waktu yang
agak lama sehingga tidak praktis.
Untuk itu dipakai istilah Tinea bagi semua infeksi oleh dermatofita ditambahkan nama
tempat bagian tubuh yang terinfeksi sebagai berikut:

Tinea kapitis kulit kepala dan rambut


Tinea korporis kulit tubuh yang tidak berambut (globrous skin)
Tinea kruris kulit lipat paha, perineum, sekitar anus dan dapat meluas sampai ke daerah

gluteus, perut bagian bawah, dan ketiak/aksila.


Tinea manus dan Tinea pedis daerah kaki dan tangan, terutama telapak tangan dan kaki

serta sela jari.


Tinea unguinum kuku
Tinea barbae daerah dagu, janggut, jambang, dan kumis
Tinea imbrikata seluruh tubuh dengan member gambaran klinis yang khas.

Gejala-gejala klinis

Bercak-bercak berbatas tegas dengan efloresensi-efloresensi yang lain sehingga member


kelainan yang polimorf dengan bagian tepi yang aktif serta berbatas tegas sedang bagian

tengah Nampak tenang.


Gatal, bila digaru papul atau vesikel akan pecah sehingga menimbulkan daerah yang
erosive dan bila mongering jadi krusta dan skuama. Kadang bentuknye menyerupai
dermatitis (Eczema marginatum), tapi kadang pula hanya berupa macula yang
hiperpigmentasi saja (Tinea korporis) dan bila ada infeksi sekunder menyerupai gejalagejala pioderma (impetigenisasi).

1. Tinea kapitis (scalp ring worm; Tinea tonsurans)


Penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui binatangbinatang peliharaan seperti kucing, anjing, dsb. Berdasarkan bentuk yang khas tinea
kapitis dibagi menjadi 4 bentuk:
a. Gray patch ring worm warna rambut menjadi abu-abu dan tidak mengkilat lagi,
mudah patah, dan terlepas dari akarnya sehingga menimbulkan alopesia
setempat.. biasanya disebabkan Microsporon dan Trichophyton.
b. Black dot ring worm terutama disbabkan Trichophyton tonsurans, T. violaceum,
dan T. mentagrophytes. Infeksi terjadi di dalam rambut (endotrik) atau di luar
rambut (ektotrik) yang menyebabkan rambut putus tepat pada permukaan kulit
kepala. Ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam di atas permukaan kulit
yang berwarna kelabu sehingga tampak sebagai gambaran blackdot. Biasanya
bentuk ini terdapat pad orang dewasa dan lebih sering pada wanita. Rambut
sekitar lesi juga tidak berchaya lagi karena kemungkinan sudah trinfeksi.
c. Kerion merupakan bentuk yang erius karena diserttai radang yang hebat bersifat
local sehingga kulit kulit kepala tampak bisul-bisul kecil berkelompok dan
kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah
dicabut. Bila kerion ini menyembuh akan meninggalkan suatu daerah yang botak
permanen karena terjadi sikatriks. Terutama disebabkan oleh M. canis, M.
gypseum, T. tonsurans, dan T. violaceum.
d. Tina favosa kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bwah kulit
yang berwarna merh kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk
cawan (skutula), serta member bau busuk seperti bau tikus mousy odor. Rambut
di atas skutula putus-putus dan mudah lepas serta kusam. Bila penyakit ini embuh

akan meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang permanen. Penyebab utama
adalah T. schoenleinii, T. violaceum, dan T. gypseum. Karena tinea kapitis ini
sering menyerupai penyakit kulit yang menyerang daerah kepala, penyakit ini
harus dibedakan dengan penyakit-penyakit non-fungi, seperti Psoriasis vulgaris,
Dermatitis seboroik, dan Trikotilomania.
2. Tinea korporis (Tinea circinata = Tinea glabrosa).
Penyakit ini dijumpai pada orang yang bekerja di tempat panas, banyak berkeringat serta
kelembaban kuloitnya tinggi. Biasanya terdapat di muka, anggota gerak atas, dada,
punggung, dan anggota gerak bawah. Penyebab utamanya adalah T. violaceum, T.
rubrum, T. mentagrophytes, M. gypseum, M.canis, M. audolini. Penyakit ini sering
menyerupai Pitiriasis rosea, Psoriasis vulgaris, Morbus Hansen tipe tuberkuloid, dan Lues
stadium 11 bentuk makulopapular.
Lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif, perkembangan kea rah luar,
bercak-bercak bisa melebar akhirnya member gambaran polisiklis, arsinar atau sinsiner.
Bagian tepi aktif dengan tanda eritema, ada papul-papul dan vesikel, sedang bagian
tengah lebih tenang.
3. Tinea kruris (Eczema marginatum, Dhobi itch, Jockey itch)
Penyakit ini menimbulkan keluhan gatal-gatal menahun, bertambah hebat bila disertai
keluarnya keringat. Kelainan akut memberikan gambaran berupa macula yang
eritematosa dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasi. Pinggir kelainan kulit
tampak tegas dan aktif serta polisklis. Kekhasan penyakit ini adalah lokalisasinya yaitu di
daerah lipat paha bagian dalam, daerah perineum dan sekitar anus. Kadang dapat meluas
sampai gluteus, perut bagian baah, dan bahkan sampai ke aksila. Penyebab utamanya
adalah E. floccosum, T. rubrum, dan T. mentagrophytes.
4. Tinea manus dan Tinea pedis
Disebut juga (atheles foot = ring worm of the foot. Sering menyerang orang dewasa yang
bekerja di tempat basah seperti tukang cuci, pekerja di sawah, atau orang-orang yang
setiap hari harus memakai sepatu yang tertutup. Dapat tanpa keluhan atau dengan
keluhan gatal hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder. Ada 3 bentuk tinea pedis, yaitu:
a. Bentuk intertriginosa
b. Bentuk hyperkeratosis
c. Bentuk vesicular subakut
5. Tinea unguinum ( worm of the nails).
Terdapat dlm 3 bentuk:

6. Tinea imbrikata
Merupakan bentuk khas tinea korporis disebabkan oleh T. consentricum yang merupakan
dermatofit antropofilik. Gambaran klinis: macula ritematosa dengan skuama yang
melingkar. Bila diraba, skuamanya terasa jelas menghadap ke dalam. Penyakit ini sering
menyerang seluruh permukaan tubuh sehingga menyerupai eritrodermia, pemfigus
foliaseus, dan iktiosis yang sudah menahun.
Diagnosis : pemeriksaan lab
Pengobatan:
MIKOSIS INTERMEDIAT = KANDIDIASIS
Sebenarnya jamur ini dikelompokkan dalam jamur tak sempurna (fungi imperfecti), yaitu jamur
yang memiliki sifat-sifat seperti ragi. Golongan jamur ini hanya terdiri dari satu sel, contoh:
Candida.
Kandidiasis adalah infeksi akut atau subakut yang disebabkan oleh Candida albicans akadangkadang oleh spesies kandida yang lain, yang dapay menyerang berbagai jaringan tubuh.
Etiologi
Penyebab utama Candida albicans. Spesies lain seperti: C. krusei, C. stellatoidea, C. tropicalis,
C. pseudotropicalis, dan C. parapilosis, umumnya bersifat pathogen.
Sel-sel kandida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong. Berkembang biak dengan
spora yang tumbuh dari tunas, disebut blastospora. Mudah tumbuh pada SDA membentuk koloni
ragi dengan sifat: koloni menonjol, permukaan halus, licin, berwarna putih kekuningan, berbau
ragi. Dapat hidup pada tubuh manusia sebagai parasit/saprofit dalam alat pencernaan, alat
pernafasan, atau vagina orang sehat. Pada keadaan tertentu dapat menjadi pathogen
menyebabkan kandidiasis/kandidosis.
Factor predisposisi:
Factor endogen
1. Perubahan fisiologi tubuh
a. Kehammilan

b. Obesitas, kegemukan menyebabkan banyak keringat, mudah iritasi kulit


c. Endokarditis, gangguang konsentrasi gula darah, pada kulit menyuburkan
pertumbuhan kandida
d. Penyakit menahun seperti tbc, lupus, leukemia
e. Pengaruh obat-obatan seperti antibiotic
f. Pemakaian alat-alat dalam tubuh seperti gigi palsu, infuse, dan kateter
2. Umur orang tua dan bayi lebih mudah terinfeksi karena status immunologisnya tidak
sempurna
3. Gangguan immunologis pada penyakit genetic seperti atopic dermatitis, infeksi kandida
mudah terjadi.
Factor eksogen
1. Iklim panas dan kelembaban
2. Pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air
3. Kebersihan dan kontak dengan penderita.
Klasifikasi dan gambaran klinis
Jenis kandidiasis mempunyai cirri khas berhubungan dengan alat yang terinfeksi. Conant (1971)
membagi kandidiasis menjadi:
1. Kandidiasis selaput lendir
Kandidiasis oral oral trush pada selaput lendir mulut tampak bercak-bercak putih
kekuningan yang timbul dari dasar selaput lendir yang merah disebut membrane palsu
yang dapat meluas sampai menutupi lidah dan palatum mole. Lesi ini dapat terlepas
sehingga dasarnya tampak merah dan mudah berdarah. Penderita selalu mengeluh sakit,
terutama bila tersentuh makanan. Kandidiasis oral banyak diderita bayi baru lahir, pasien
yang mengkonsumsi antibiotic dalam waktu lama.
Perlece kelainan pada sudut mulut, yang terjadi perlunakan kulit yang mengalami erosi.
Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-pecah, kemudian menjadi fisura pada kedua
sudut mulut. Factor predisposisi: kekurangan vit B2 (riboflavin), pada orang tua yang
tidak dapat menutup mulutnya dengan baik sehingga air liur keluar terus.
Kandidiasis vaginitir/vulvovaginitis terjadi karena ada kontak langsung secret vagina
yang terinfeksi dengan daerah vulva sehingga vulva ikut terinfeksi. Cirri: pada mukosa

vagina ada bercak putih kekuningan, meninggi dari permukaan, disebut vaginal trush.
Bercak ini terdiri dari jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-sel epitel. Secret vagina
kental dan jika sudah menahun tampak sebagai butir-butir tepung halus. Labia minora
dan mayora membengkak dengan ulkus-ulkus kecil berwarna merah dan disertai daerah
yang erosi. Factor predisposisi: kegemukan, diabetes mellitus, tidka bersih, pengaruh
obat.
Kandidiasis balanitis dan balanoptisis - sering terjadi pada pria yang tidak dikhitan.
Tampak berpa bercak eritema dan erosi disertai pustulasi.
Kandidiasis mukokutan kronis banyak ditemukan pada anak-anak dan penderita
defisiensi. Klainan berupa brecak merah di daerah mukokutan, erosi, dan timbul gatal dan
panas.
2. Kandidiasis kutis
Kandidiasis kutis lesi timbul pada daerah lipatan kulit seperti ketiak, bawah payudara,
lipat paha, antara jari-jari tangan dan kaki, sekitar pusat dll. Kelainan berupa kemerahan
kulit yang berbatas tegas, erosi dan bersisik. Kandidiasis pada sela jari sering disebut
sebagai kutu air. Kkulit disela jari lunak, terjadi maserasi dan dapat mengelupas
menyerupai kepala susu.
Kandidiasis perianal infeksi pada kulit sekitar anus, banyak terjadi pada bayi, dikenal
sebagai kandidiasis popok (diaper rash). Sering disebabkan oleh penggunaan popok
basah yang tidak segera diganti sehingga menyebabkan iritasi.
Kandidiasis kutis generalisata lesi pada kulit yang tidak berambut.
Paronikia dan onkomikosis infeksi dimulai dari pangkal kuku, kuku menjadi kusam,
warnanya kecoklatan sampai hitam, permukaan tidak rata dan menebal serta keras. Bila
kuku sudah menjadi rapuh, pecah-peah dan ada subinguinal hyperkeratosis disebut
onikomikosis. Onikomikosis sangat resisten terhadap pengobatan karena harus
menunggu pertumbuhan kuku dan bahkan obat-obat sulit mencapai sumber infeksi di
bawah kuku.

Kandidiasis granulomatosa sering menyerang anak-anak. Lesi berupa papul merah


ditutupi krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada asarnya
membentuk granuloma menyerupai tanduk. Lokasi: muka, kepala, tungkai, dan rongga
faring. Otomikosis adalah infeksi jamur di lubang telinga disebabkan C. albicans.
3. Kandidiasis sistemik
- Endokarditis
- Meningitis
- Pielonefritis
- Septicemia
4. Reaksi id
Reaksi alergi = reaksi id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida. Reaksi
timbul pada tempat berbeda dengan tempat yang terinfeksi. Kelainan berupa vesikelvesikel keras, sangat gatal, terutama ditelapak tangan dan kaki, sepanjang jari atau
tempat lain. Bila vesikel pecah kulit akan mengelupas.
Cara menegakkan diagnosis
Berdasarkan gambaran klinis dan diagnosis laboratorium. Pemeriksaan lab terutama untuk
mendapatkan elemen jamur dari jaringan terinfeksi baik secara langsung maupun dengan biakan,
selanjutnya dilakukan pemeriksaan histopatologi dan uji kulit.
Pemeriksaan langsung kerokan kulit atau swab mukokutan ditetesi KOH 10% atau dapat
diwarnai dengan pewarnaan gram, selanjutnya dilihat di bawah mikroskop, tampak sebagai selsel ragi, blastospora, dan hifa semu.
Pemeriksaan biakan kerokan kulit kuku, dahak, secret bronkus, air seni, tinja, usampaan
mukokutan, usap vagina, dan darah dapat digunakan sebagai sampel. Pengambilan sampel harus
steril. Bahan tersebut ditanam pada media SDA ditambah antibiotic (kloramfenikol), inkubasi 37
C 24-48 jam, tumbuh koloni putih. Untuk penentuan C. albicans koloni diambil dan dibiakkan
dalam media agar tepung murni (cornmeal agar) dengan tween 80 1 %. Inkubasi 24 jam, C.
albicans tampak memiliki klamidospora.

Pemeriksaan histopatologi dengan pengecatan hematoksilin eosin (HE) di dalam sediaan akan
dapat terlihat sel-sel reaksi radang berupa sell-sel neutrofil, sarang-sarang abses kecil, sel datia
yang dikelilingi oleh sel histiosit. Sel ragi tampak sebagai blastospora dan hifa semu.
Diagnoss banding
Kandidiasis kutis harus dibedakan dengan beberapa penyakit kulit lain:
1. Kandidiasis kutis dengan tinea unguinum : biasanya dimulai dari distal, kuku rapuh,
disertai subungual hyperkeratosis.
2. Vulvovaginitis dengan trikomoniasis vaginitis dan gonore.
a. T. vaginalis, biasanya menimbulkan flour albus, berbau, dan tidak ada bulir-bulir.
b. Gonore, pada penyakit ini kencing sakit dan mengeluarkan secret mukopurulen.
Obat
Antikandida (Gentian violet 1-2%, nistatin, amfoterisin B, natasin, trikomisin), imidazol dan
triazol.
MIKOSIS DALAM
Kelainan kulit yang disebabkan oleh mikosis dalam sebenarnya tidak khas karena penyakit ini
hamper menyerupai penyakit infeksi kronis lain, seperti infeksi tuberculosis, frambusia, atau
infeksi piokokus yang kronis. Biasanya kelainan yang ditimbulkan dapat berupa tumor, ulkus,
atau abses-abses kronis. Penyebab jamur ini dapat masuk ke dalamm tubuh manusia, biasanya
melalui luka kecil atau aberasi kulit, dan selanjutnya menyebabkan kerusakan di subkutis atau
menyerang alat yang lebih dalam. Jamur yang menyerang alat-alat dalam, pada umumnya
bersifat oportunistik, seperti kriptokokosis, aspergilosis, dan fikomikosis.
MISETONA
Adalah infeksi jamur kronik pada jaringan di bawah kulit, yang dapat meluas sampai ke fasia dan
tulang-tulang dengan menimbulkan kelainan-kelainan berupa pembengkakan kruris disertai
deeformitas pada jaringan yang terinfeksi seperti telapak kaki, tangan, pergelangan kaki, tangan
dan lutut.

Bentuk klinik
Tumor atau pembengkakan di bawah kulit ini dapat meluas sampai di bawah fasia dan otot,
bahkan dapat menyebabkan destrukti tulang. Pada plantar pedis, benjolan dan abses ini akhirnya
memecah ke permukaan kulit membentuk fistel sehingga memberikan kelainan bentuk pada kaki
disebut Madura foot. Penyakit ini selalui disertai pembengkakan kelenjar gtah bening, dan
kadang-kadang temperature badan akan naik. Pria lebih banyak diserang dapri pada wanita.
Berdasarkan penyebabnya misetoma dibagi menjadi 2 jenis:
a. Misetoma aktinomikotik penyebabnya aktinomisetes, nokardia dan streptomises.
b. Misetoma eumikotik penyebabnya spesies madurella, eleskeria, sefalosporium,
fialofora, dan genus kurfularia.
Diagnosis
1. Gejala klinis: benjolan-benjolan keras pada kaki, tangan atau lutut berwarna merah atau
coklat, mengeluarkan secret purulen. Kelenjar regional getah bening dapat membesar.
2. Pemeriksaan laboratorium.
a. Preparat basah dari secret yang keluar dari fistel. Ambil sedikit secret (1-2) tetes
letakkan di atas gelas objek dan tambahkan 1-2 tetes KOH 10-20%. Tutup dengan
gelas penutup, panaskan dengan hati-hati. Gelas penutup boleh ditekan perlahan
untuk memecah butir-butir yang ada dalam secret. Lihat dibawah mikroskop. Bila ada
elemen jamur akan tampak spora-spora atau klamidospora dan hif berseptum.
b. Pembiakan, secret yang dikumpulkan dicuci terlebih dahulu dengan air steril atau air
garam faal, dan butir-butir dihancurkan. Selanjutnya tanam ke media SDA atau BHI,
inkubasi 25-30 C. identifikasi.
c. Histopatologi, jaringan yang terinfeksi diwarnai dengan hematoksilin atau periodic
acid Schiff (PAS). Di daam sediaan akan tampak massa jamur yang tersebar dengan
bentuk teratur, berupa butir-butir yang tidak teratur seperti butir padi, warna coklat
atau kehitaman. Selanjutnya lihat apakah butir itu tediri dari hifa bersekat yang
menyerupai benang-benang atau bentuk-bentuk menyerupai bakteri yang sangat
halus. Selanjutnya dapat terlihat sel-sel infiltrate berupa sel epiteloid dan sel raksasa.
SPOROTRIKOSIS

Adalah penyakit jamur kronik yang disebabkan oleh Sporothrix schenckii, yaitu suatu jamur
yang bersift dimorfik. Jamur masuk ke dalam tubuh melalui luka. Manusia dapat ditulari dari
binatang, seperti kuda, kucing, anjing, atau tikus.
Ulkus bentuknya bulat atau lonjong, mengeluarkan secret yang seropurulen, dan berjejer
sepanjang perjalanan aliran limfa. Penderita tidak mengeluh sakit pada kelenjar dan saluran limfa
yang disebut Fixed Cutaneus Sporotrichosis.
Jamur tersebut selanjutnya dapat menyebar ke bagian lain melalui saluran limfa dan dapat
sampai ke paru-paru, saraf pusat, dan penernaan.
Diagnosis
Gambaran klinis: nodul atau ulkus berjejer disepanjang aliran limf dan saluran linfa mengeras
teraba seperti tali atau kawat. Pada pemeriksaan darah didapati limfositosis dan laju endap darah
yang meningkat.
Pemeriksaan lab pembantu:
a. Preparat langsung, elemen jamur dari secret ulkus sulit ditemukan karena bentuknya yang
sangat kecil dan jumlahnya terlampau sedikit untuk dapat dicari. Tetapi dengen
pemeriksaan fluoresen, antibody jamur dalam jaringan dapat diperlihatkan. Selnya berupa
sel memanjang menyerupai cerutu, bertunas, berbentuk seperti ini disebut badan-badan
cerutu.
b. Pembiakan, bahan diaspirasi dari kelenjar limfa atau dari ulkus dan dibiakkan dalam SDA
ditambah klormfenikol atau sikloheksamid, inkubasi pada suhu yang sesuai dengan
Sporothrix schenckii. Koloni tampak berwarna krem sampai coklat, menyerupai selaput
basah yang dapat dilihat 1-2 minggu inkubasu. Spora tampak bernbentuk jari-jari
sehingga menyerupai gambaran bunga aster.
c. Histopatologi, terlihat granuloma dengan pembentukan sel infiltrate berupa sel
polimorfonuklear, eosinofil, dan sel makrofag. Antara bagian tengah dan tepi terlihat sel
epiteloid dan sel raksasa tipe langhan, dan sel limfosit, sel plama, dan paling luar
ditemukan sel jarigan ikat.

d. Pemeriksaan immunologis, antigen diambil dari ekstrak pembenihan S. schenckii yang


disebut sporotrikin, disuntikkan intradermal. Hasil te positif akan memberikan hasil tes
kulit yang bersifat tipe lambat, menyerupai tes tuberculin.
KROMOMIKOSIS
Adalah penyakit jamur yang mengenai kaki, tangan dan bokong. Masuk melalui luka di kulit
atau kontak langsung. Banyak menyerang pria terutama petani dan buruh peternakan. Dimulai
dnegan pembengkakan (nodul) dekat luka. Mula-mula tidak nyeri selanjutnya nodul berkembang
menyerupai jaringan ikat dengan permukaan verukosa dan dapat mnyerupai kembang kol.
Kelainan ini berjalan menahun, tidak nyeri, ada yang basah ada yang kering. Dapat
menyebabkan sumbatan aliran limfa sehingga terjadi elephantiasis. Penyebabnya salah satu dari
4 jamur Phialophora veruccosa, Fonsecaea pedrosoi, F. compactum, dan Cladosporium carrionii.
Jamur ini terdapat dimana-mana terutama di tanah.
Diagnosis
1. Gejala klinis: lesi hyperplasia kasar, verukosa putih kecoklatan berbatas tegas,
basah/kering. Beberapa lesi dapat bergabung meluas menyerupai kembang kol, tidak
sakit, tidak gatal. Umumnya menyerang kaki, tangan atau bokong.
2. Pemeriksaan lab
a. Preparat langsung. Kerokan kulit/biopsy jaringan subkutis diperiksa dengan KOH
10%, tampak hifa berseptum tidak bercbang dengan warna gelap )coklat)
b. Pembiakan. Bahan ditanam pada SDA, inkubasi 30 C. 2-3 minggu koloni berwarna
coklat tua sampai hijau tua dan bawah berwarna hitam tua. Koloni beralur, dan dapat
bertumpuk sesuai dengan pembentukan spora oleh masing-masing tipe PPhialphora,
Fonsecaea, atau Cladosporium.
c. Histopatologi. Pewarnnaan HE atau giemsa. Epidermis tampak menebal
(hyperkeratosis), akantosis dan bagian bawah dermis terdapat abses kecil dikelilingi
sel-sel datia. Dalam abses atau sel datia tampak sel-sel jamur berbentuk bundar,
dinding tebal dan warna coklat.
RHINOSPORIDIOSIS (Hal.74)

Adalah suatu penyakit kamur yang dipredileksinya umumnya di selaput lendir, terutama hidup,
laring, mata, genitalis, telinga dan kadang-kadang di kulit.
Pada selaput lendir hidung dapat berbentuk tonjolan-tonjolan berupa polip, tergantung
seperti belalai di rongga hidung, tanpa nyeri. Permukaan tonjolan seperti kembang kol kasar
berbintik-bintik putih. Benjolan ini dapat keluar dari lubang hidung sehingga menyerupa belalai.
Pada kulit tumbuh menyerupai papiloma yang kecil-kecil yang dapat tumbuh pada semua
permukaan tubuh. Gejala ini tidak sakit maupun gatal, hanya kurang merasa enak karena di atas
permukaan kulit banyak tonjolan-tonjolan berwarna merah sampai coklat.
Pada genitalia dapat tumbuh menyerupai gejala papiloma ya g berwarna merah.
Diagnosis
1. Gejala klinik: khas berupa polip di mukosa hidung, berwarna merah, putih dengan
permukaan sedikit kasar. Pada kulit timbul benjolan kasar berwarna coklat, tidak nyeri,
dan tidak gatal.
2. Pemeriksaan langsung: bahan diambil dari secret hidung, potongan tumor, kandiloma
atau kerokan kulit. Pewarnaan dengan pewarnaan Romanowski tampak sporangium bsar
berisi spora.
3. Biakan: belum berhasil dibiakkan dalam media buatan.
4. Histopatologi: jaringan diambil dari tonjolan-tonjolan dan diwarnai dengan hematoksilin
eosin. Pada preparat terlihat tanda-tanda radang akut atau kronis, dengan pelebaran
pembuluh darah. Elemen jamur tampak berupa sporangium bundar d, dan di dalamnya
ada spora kecil.
Pengobatan: yang paling baik adalah operasi, baik stirpasi atau keuterasi, dan harus dijaga jangan
sampai terjadi penyebaran hematogen. Untuk kulit yang terbaik adalah kauterisasi secara steril.
AKTINOMIKOSIS
Adalah penyakit jamur kronis berupa kelainan lesi supurtif granulomatosa superficial atau
visceral yang timbulnya dari pemecahan abses-abses sehingga menimbulkan fistel-fistel yang
multiple.
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan lebih sering ditemukan pada pria dewasa muda.
Penyebabnya adalah Actinomycetes israelii atau Actinomycetes bovis yang bersifat anaerob,

hidup komensal di dalam rongga mulut atau mukosa faring dan laring. Jamur ini berkembang
subur pada orang yang tidak menjaga kebersihannya dengan baik.
Dari rongga mulut penyakit ini dapat berkembang ke darha rahang, ke saluran cerna,
paru, dan akhirnya ke kulit.secara klinis dikenal 4 bentuk:
1. Aktinomikosis serfikofasialis. Penyebabnya mulai dari rongga mulut, meluas ke daerah
rahang bawah dan muka, membentuk tonjolan keras disebut Lumpy jaw.
2. Aktinomikosis torakalis. Terjadi infeksi endogen dari rongga mulut atau laring A> israelii
yang terhirup mauk ke paru-paru. Menyebabkan radang paru kronis seperti tbc,
bronkiektasis, atau asma bronkie, dengan batuk-batuk dan mengeluarkan dahak coklat
kekuningan kadang hematemesis. Selanjutnya jamur dapat menembus dinding torak
sampai permukaan kulit.
3. Aktinomikosis abdominalis. Jamur tertelan masuk ke saluran pencernaan menimbulkan
gejala-gejala menyerupai apendisitis akut atau subakut. Pada tahap lebih lanjut terjadi
perlekata dengan dinding perut sebelah dalam dan akhirnya menimbulkan fistel ke
permukaan dan selanjutnya terjadi peradangan kulit menjadi aktinomikosis kulit.
4. Aktinomikosis kulit. Biasanya terjadi sekunder dari tiga jenis yang telah diterangkan.
Bila menembus kulit terjadi ulkus di kulit. Dari dalam fistel keluar cairan purulen dan di
dalam ciran ini dapat ditemukan butiran-butiran jamur. Penyebaran hematogen efek
primer ini dapat meluas ke alar-alat dalam lain seperti otak, hati, ginjal, dan member
gejala sesuai infeksi dari organ yang terkena.
Diagnosis
a. Gejala-gejala yang khas, sesuai dengan bentuk yang telah diterangkan
b. Pemeriksaan rontgen terhadap rahang bawah dan paru
c. Pemeriksaan lab:
- Darah, menunjukkan leukositosis dan laju endap darah yang meninggi
- Preparat basah, bahan pemeriksaan dapat diambil dari cairan nanah yang keluar
dari fistel, cairan aspirasi abses, atau dahak. Satu sampai dua tetes

Judul buku: Penyakit Jamur Kulit: Edisi 2


Penulis: Prof. Dr. R.S. Siregar, SP.KK(k)
Penerbit buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai