Presentations, tinera">
Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Dermatofitosis

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

DERMATOFITOSIS

DEFINISI
Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya
stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan golongan jamur
dermatofita.
SINONI
!inea, ring"orm, kurap, teigne, herpes sirsinata
E!IO#O$I
Dermatofita adalah jamur yang menyebabkan dermatofitosis. $olongan jamur ini
mempunyai sifat men%ernakan keratin. Dermatofita termasuk kleas Fungi imperfe%ti, yang
terbagi dalam & genus, yaitu i%rosporum, !ri%hophyton, dan Epidermophyton. 'etiga
genus ini mempunyai sifat keratofilik.

Microsporum Trichophyton
Epidermophyton
(
'#)SIFI')SI
*erdasarkan lokasi lesinya, dermatofitosis dibagi menjadi+
(. !inea kapitis, dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala.
,. !inea barbe, dermatofitosis pada dagu dan jenggot.
&. !inea kruris, dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan
kadang-kadang sampai perut bagian ba"ah.
.. !inea pedis et manum, dermatofitosis pada kaki dan tangan.
/. !inea unguium, dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki.
0. !inea korporis, dermatofitosispada bagian lain yang tidak termasuk bentuk / tinea di
atas.
Selain 0 bentuk tinea diatas masih dikenal istilah yang mempunyai arti khusus yang dapat
dianggap sebagai sinonim tinea korporis, yaitu+
!inea imbrikata+ dermatofitosis dengan susunan skuama yang konsentris dan
disebabkan !ri%hophyton %on%entri%um
!inea fa1osa atau fa1us+ dermatofitosis yang terutama disebabkan oleh !ri%hophyton
s%hoenleini yang se%ara klinis berbentuk skutula dan berbau seperti tikus 2mousy
odor3
!inea fasialis, tinea aksilaris yang juga menunjukkan daerah kelainan
!inea sirsinata, arkuata yang merupakan penamaan deskriptif morfologis.
4ada akhir-akhir ini dikenal nama tinea in%ognito, yang berarti dermaotfitosis dengan bentuk
klinis tidak khas oleh karena telah diobati dengan steroid topikal kuat.
$E5)#) '#INIS
!inea glabrosa atau dermatofitosis pada kulit tidak berambut mempunyai morfologi khas.
4enderita merasa gatal dan kelainan berbatas tegas, terdiri atas ma%am-ma%am efloresensi
kulit 2polimorfi3. *agian tepi lsi lebih aktif 2lebih jelas tanda-tanda peradangan3 daripada
bagian tengah. E%zema marginatum adalah istilah yang tepat untuk lesi dermatofitosis
se%ara deskriptif.
*ergantung pada berat ringannya reaksi radang dapat dilihat berbagai ma%am lesi kulit.
6ujud lesi yang beraneka ragam ini dapat berupa sedikit hiperpigmentasi dan skuamasi,
menahun oleh tri%hophyton rubrum sampai kerion 7elsi yang disebabkan i%rosporum
%anis. Di antara , bentuk ekstrim ini, dapat dilihat ma%am-ma%am kelainan kulit dengan
tingkat peradangan yang berbeda. *eberapa penulis berdasarkan berat ringannya
peradangan lesi, menggunakan istilah dermatofitosis superfisialis, media, dan profunda.
,
A. TINEA PEDIS
Definisi
!inea pedis ialah dermatofitosis pada kaki,
terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki.
Sinonim
)thlete8s foot, ring"orm of the foot, kutu air
Bentuk
1. Tinea pedis bentuk interdigitalis
*entuk ini adalah yang tersering diantara bentuk lain. Diantara jari I9 dan 9 terlihat
fissura yang dilingkari sisik halus dan tipis. 'elainan ini dapat meluas ke ba"ah jari
2subdigital3 dan juga ke sela jari yang lain. Oleh karena daerah ini lembab maka
sering dilihat maserasi. )spek klinis maserasi berupa kulit putih dan rapuh. *ila
bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka akan terlihat kulit baru, yang pada
umumnya juga telah diserang oleh jamur. *entuk klinis ini dapat berlangsung
bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan sama
sekali. 4ada suatu ketika kelainan ini dapat disertai oleh infeksi sekunder oleh bakteri
sehingga terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis, dan dapat pula terjadi erysipelas,
yang disertai gejala-gejala umum.
2. Tinea pedis bentuk m!!asin "t
4ada bentuk ini tampak seluruh kaki dari telapak, tepi sampai punggung kaki
menebal dan bersisik: eritema biasanya ringan dan terutama terlihat pada bagian
tepi lesi. Di bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul dan kadang-kadang 1esikel.
#. Tinea pedis bentuk subakut
4ada bentuk ini dapat terlihat 1esikel, 1esiko-pustul dan kadang-kadang bula.
'elainan ini dapat mulai pada daerah sela jari, kemudian meluas ke punggung kaki
atau telapak kaki. Isi 1esikel berupa %airan jernih yang kental. Setelah pe%ah, 1esikel
tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran yang disebut koleret. Infeksi
sekunder dapat terjadi juga pada bentuk ini, sehingga dapat menyebabkan selulitis,
limfangitis, dan kadang-kadang menyerupai erysipelas. 5amur terdapat pada bagian
atap 1esikel. ;ntuk menemukannya, sebaiknya diambil atap 1esikel atau bula untuk
diperiksa se%ara sediaan langsung atau untuk dibiak.
&
!inea pedis banyak terlihat pada orang-orang yang dalam kehidupan sehari-hari banyak
bersepatu tertutup disertai pera"atan kaki yang buruk dan para pekerja dengan kaki yang
selalu atau sering basah. 4enderita biasanya orang de"asa.
$. TINEA %N&%I%M
Definisi
!inea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita.
Sinonim
Dermatophyti% ony%homy%osis, ring"orm of the nail
Bentuk
1. Subungual distalis
*entuk ini dimulai dari tepi distal atau distolateral kuku. 4roses ini menjalar ke
proksimal dan di ba"ah kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh. 'alau proses berjalan
terus, maka permukaan kuku bagian distal akan han%ur dan yang terlihat hanya kuku
raouh yang menyerupai kapur.
2. 'euknikia trik"ita
'elainan kuku pada bentuk ini merupakan leukonikia atau keputihan di permukaan
kuku yang dapat dikerok untuk dibuktikan adanya elemen jamur.
3. Subungual prksimalis
*entuk ini mulai dari pangkal kuku bagian proksimal terutama menyerang kuku dan
membentuk gambaran klinis yang khas, yaitu terlihat kuku di bagian distal masih
utuh, sedangkan bagian proksimal rusak. *iasanya penderita tinea unguium
mempunyai dermatofitosis di tempat lain yang sudah sembuh atay yang belum. 'uku
kaki lebih sering diserang daripaada kuku tangan.
.
!inea unguium adalah dermatofitosis yang paling sukar dan lama disembuhkan: kelainan
pada kuku kaki lebih sukar disembuhkan daripada kuku tangan.
(. TINEA )R%RIS
Definisi
!inea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha,
daerah perineum, dan sekitar anus.
Sinonim
E%zema marginatum, Dhobie it%h, jo%key it%h,
ring"orm of the groin.
'elainan ini dapat bersifat akut dan menahun,
bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung
seumur hidup. #esi kulit dapat terbatas pada daerah
genitor-krural saja, atau meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian
ba"ah, atau bagian tubuh yang lain.
'elainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi berbatas tegas. 4eradangan
pada tepi lebih nyata daripada tengahnya. Efloresensi terdiri atas ma%am-ma%am bentuk
yang primer dan sekunder 2polimorf3. *ila penyakit ini menjadi menahun, dapat berupa
ber%ak hitam disertai sedikit sisik. Erosi dan keluarnya %airan biasanya akibat garukan.
D. TINEA )ORPORIS
Definisi
!inea korporis adalah dermatofitosis pada kulit tubuh tidak
berambut 2glabrous skin3.
Sinonim
!inea sirsinata, tinea glabrosa, S%herende Fle%hte, kurap,
herpes sir%ine tri%hophyti<ue.
'elainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau
lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-
/
kadang dengan 1esikel dan papul di tepi. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang. 'adang-
kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. #esi-lesi pada umumnya merupakan
ber%ak-ber%ak terpisah satu dengan yang lain. 'elainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-
lesi dengan pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu. *entuk
dengan tanda radang yang lebih nyata, lebih sering dilihat pada anak-anak daripada orang
de"asa karena umumnya mereka mendapat infeksi baru pertama kali.
Bentuk
1. Tinea imbrikata
*entuk khas tinea korporis ini disebabkan oleh !ri%hophyton %on%entri%um. !inea ini
dimulai dengan bentuk papul ber"arna %oklat, yang perlahan-lahan menjadi besar.
Stratum korneum bagian tengah ini terlepas dari dasar dan melebar. 4roses ini
setelah beberapa "aktu mulai ladi dari bagian tengah, sehingga terbentuk lingkaran-
lingkaran skuama yang konsentris. *ila diraba dengan jari tangan kita meraba dari
bagian tengah kearah luar, akan terasa jelas skuama menghadap ke dalam.
#ingkaran-lingkaran skuama konsenstris bila menjadi besar dapat bertemu dengan
lingkaran-lingkaran di sebelahnya sehingga membentuk pinggiran polisiklik. 4ada
permulaan infeksi penderita dapat merasa gatal, akan tetapi kelainan yang menahun
tidak menimbulkan keluhan pada penderita. 4ada kasus menahun, lesi kulit kadang-
kadang dapat menyerupai iktiosis. 'ulit kepala penderita dapat terserang, akan tetapi
rambut biasanya tidak. !inea unguium juga sering menyertai penyakit ini.
2. Tinea Fa*sa
*entuk ini disertai dengan kelainan pada rambut. 4enyakit ini biasanya dimulai di
kepala sebagai titik ke%il di ba"ah kulit yang ber"arna merah kuning dan
berkembang menjadi krusta berbentuk %a"an 2skutula3 dengan berbagai ukuran.
'rusta terserbut biasanya ditembus oleh satu atau dua rambut dan bila krusta
diiangkat terlihat dasar %ekung merah dan membasah. =ambut kemudian tidak
berkilat lagi dan akhirnya terlepas. *ila tidak diobati, penyakit ini meluas ke seluruh
kepala dan meninggalkan parut dan botak. *erlainan dengan tinea korporis, yang
disebabkan oleh jamur lain, fa1us tidak menyembuh pada akil balik. *iasanya dapat
ter%ium bau tikus 2mousy odor3 pada para penderita fa1us. 'adang-kadang penyakit
ini dapat menyerupai dermatitis seboroika. !inea fa1osa pada kulit dapat dilihat
sebagai kelainan kulit papulo1esikel dan papuloskuamosa, disertai kelainan kulit
berbentuk %a"an yang khas, yang kemudian menjadi jaringan parut. Fa1us pada
kuku tidak dapat dibedakan dengan tinea unguium pada umumnya, yang disebabkan
oleh spesies dermatofita lainnya. !iga spesies dermatofita dapat menyebabkan fa1us
yaitu, !ri%hophyton s%hoenleini, !ri%hophyton 1iola%eum dan i%rosporum gypseum.
0
*erat ringannya penyakit dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, umur dan ketahanan
penderita sendiri.
#. $entuk mena+un
4ada tinea bentuk ini, tanda radang tidak terlihat lagi. 'elainan ini dapat terjadi pada
tiap bagian tubuh dan bersama-sama dengan kelainan pada sela paha. Dalam hal ini
disebut tinea %orporis et %ruris atau sebaliknya tinea %ruris et %orporis. *entuk
menahun yang disebabkan oleh !ri%hophyton rubrum biasanya dilihat bersama-sama
dengan tinea unguium.
E. TINEA )APITIS
Definisi
!inea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies
dermatofita.
Sinonim
=ing"orm of the s%alp
'elainan ini dapat ditandai dengan lesi
bersisik, kemerah-merahan , alopesia,
dan kadang-kadang terjadi gambaran
klinis yang lebih berat, yang disebut
kerion.
Bentuk
!erdapat & bentuk tinea kapitis+
1. &re, pat!+ ring-rm
*entuk ini biasanya disebabkan oleh genus i%rosporum dan sering ditemukan pada
anak-anak. 4enyakit mulai dengan papul merah yang ke%il di sekitar rambut. 4apul
ini melebar dan membentuk ber%ak, yang menjadi pu%at dan bersisik. 'eluhan
penderita adalah rasa gatal. 6arna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat lagi.
=ambut mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah di%abut dengan
pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah terserbut terserang oleh jamur,
sehingga dapat terbentuk alopesia setempat. !empat-tempat ini terlihat sebagai grey
pat%h. $rey pat%h yang dilihat di dalam klinik tidak menunjukkan batas-batas daerah
sakit dengan pasti. 4ada pemeriksaan dengan lampu 6ood dapat dilihat fluoresensi
hijau kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melampaui batas-batas grey pat%h
>
tersebut. 4ada kasus-kasus tanpa keluhan, pemeriksaan dengan lampu 6ood ini
banyak membantu diagnosis. !inea kapitis yang disebabkan oleh i%rosporum
audouini biasanya disertai tanda peradangan ringan, hanya sekali-sekali dapat
terbentuk kerion.
2. )erin
'erion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang
padat di sekitarnya. *ila penyebabnya i%rosporum %anis dan i%rosporum
gypseum, pembentukan kerion ini lebih sering dilihat, agak kurang bila penyebabnya
!ri%hophyton tonsurans, dan sedikit sekali bila penyebabnya adalah !ri%hophyton
1iola%eum. 'elainan ini dapat menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia
yang menetap. 5aringan parut yang menonjol kadang-kadang dapat terbentuk.
#. $la!k dt ring-rm
'elainan ini disebabkan oleh !ri%ohophyton tonsurans dan !ri%hophyton 1iola%eum.
4ada permulaan penyakit, gambaran klinisnya menyerupai kelainan yang
disebabkan oleh genus i%rosporum. =ambut yang terkena infeksi patah, tepat pada
muara folikel, dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora. ;jung
rambut yang hitam di dalam folikel rambut ini member gambaran khas yaitu bla%k
dot. ;jung rambut yang patah, kalau tumbuh kadang-kadang masuk ke ba"ah
permukaan kulit. Dalam hal ini perlu dilakukan irisan kulit untuk mendapat bahan
biakan jamur.
PEM$ANT% DIA&NOSIS
4emeriksaan mikologik untuk membantu menegakkan diagnosis terdiri atas
pemeriksaan langsung sediaan basah dan biakan. 4emeriksaan lain, misalnya pemeriksaan
histopatologik, per%obaan binatang, dan imunologik tidak diperlukan.
4ada pemeriksaan mikologik untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis, yang
dapat berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku. *ahan unuk pemeriksaan mikologik diambil
dan dikumpulkan sebagai berikut+ terlebih dahulu tempat kelainan dibersihkan dengan
spiritus >?@, kemudian untuk+
(. 'ulit tidak berambut 2glaborous skin3+ dari bagian tepi kelainan sampai dengan
bagian sedikit di luar kelainan sisik kulit dan kulit dikerok dengan pisau tumpul steril.
,. 'ulit berambut+ rambut di%abut pada bagian kulit yang mengalami kelainan: kulit di
daerah terserbut dikerok untuk mengumpulkan sisik kelit, pemeriksaan dengan
lampu 6ood dilakukan sebelum pengumpulan bahan untuk mengetahui lebih jelas
A
daerah yang terkena infeksi dengan kemungkinan adanya fluoresensi pada kasus-
kasus tinea kapitis tertentu.
&. 'uku+ bahan diambil dari permukaan kuku yang sakit dan dipotong sedalam-
dalamnya sehingga mengenai seluruh tebal kuku, bahan di ba"ah kuku diambil pula.
4emeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop, mula-mula dengan
pembesaran (?B(?, kemudian dengan pembesaran (?B./. 4emeriksaan dengan
pembesaran (?B(?? biasanya tidak diperlukan.
Sediaan basah dibuat dengan meletakkan bahan di atas gelas alas, kemudian ditambah
( C , tetes larutan 'OD. 'onsentrasi larutan 'OD untuk sediaan rambut adalah (?@ dan
untuk kulit dan kuku ,?@. Setelah sediaan di%ampur dengan larutan 'OD, ditunggu (/-,?
menit hal ini diperlukan untuk melarutkan jaringan. ;ntuk memper%epat proses pelarutan
dapat dilakukan pemanasan sediaan basah di atas api ke%il. 4ada saat mulai keluar uap
dari sediaan tersebut, pemanasansudah %ukup. *ila terjadi penguapan, maka akan
terbentuk 'ristal 'OD, sehingga tujuan yang diinginkan tidak ter%apai. ;ntuk melihat elemen
jamur lebih nyata dapat ditambahkan zat "arna pada sediaan 'OD, misalnya tinta 4arker
super%hroom blue bla%k.
4ada sediaan kulit dan kuku yang terlihat adalah hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi
oleh sekat, dan ber%abang, maupun spora berderet 2artrospora3 pada kelainan kulit lama
danEatau sudah diobati. 4ada sediaan rambut yang dilihat adalah spora ke%il 2mikrospora3
atau besar 2makrospora3. Spora dapat tersusun di luar rambut 2ekrotriks3 atau di dalam
rambut 2endotriks3. 'adang-kadang dapat terlihata juga hifa pada sediaan rambut.
4emeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung
sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. 4emeriksaan ini dilakukan dengan
menanamkan bahan klinis pada media buatan. Fang dianggap paling baik pada "aktu ini
adalah medium agar dekstrosa Saboraoud.
DIA&NOSIS $ANDIN&
Dermatitis, biasanya batasnya tidak tegas dan bagian tepi tidak lebih aktif daripada
bagian tengah. )danya 1esikel-1esikel steril pada jari-jari dan tangan dapat
merupakan reaksi id, yaitu akibat setempat hasil reaksi antigen dengan zat anti pada
temapt tersebut.
.iper+idrsis, terlihat kulit yang mengelupas 2maserasi3. *ila hanya terlihat 1esikel-
1esikel, biasanya terletak sangat dalam dan terbatas pada telapak kaki dan tangan.
'elainan tidak meluas sampai di sela-sela jari kaki.
G
Akrdermatitis kntinua dan Mrbus Andre-, dapat menyerupai tinea pedis dan
manum sangat sulit dibedakan dengan dermatofitosis bila berdasarkan pemeriksaan
fisik saja dan memerlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.
)andidsis, kadang-kadang sangatlah sulit membedakan kandidosis dengan tinea
pedis murni. 'andidosis pada daerah lipat paha mempunyai konfigurasi hen and
%hi%ken 2korimbiformis3. 'elainan ini biasanya basah dan berkrusta. 4ada "anita,
ada atau tidaknya fluor albus dapat membantu pengarahan diagnosis. 4ada
penderita diabetes mellitus, kandidosis merupakan penyakit yang sering dijumpai.
4emeriksaan sediaan langsung dengan 'OD dan pembiakan dapat menolong.
Infeksi sekunder dengan spesies 7andida atau bakteri lain sering menyertai tinea
pedis, sehingga pada kasus-kasus demikian diperlukan interpretasi yang bijaksana
terhadap hasil-hasil pemeriksaan laboratorium.
Si"ilis stadium II, pada penyakit ini lesi dapat berupa kelainan kulit di telapak tangan
dan kaki. #esi yang merah dan basah dapat merupakan petunjuk. Dalam hal ini
tanda-tanda lain sifilis akan terdapat, misalnya kondiloma lata, pembesaran kelenjar
getah bening yang menyeluruh, anamnesis tentang afek primer, dan pemeriksaan
serologi serta lapangan gelap dapat menolong.
Psriasis, psoriasis yang menyerang kuku pun dapat berakhir dengan kelainan yang
sama. #ekukan-lekukan pada kuku 2nail pits3, yang terlihat pada psoriasis tidak
didapati pada tinea unguium. #esi-lesi psoriasis pada bagian lain badan dapat
menolong membedakan dengan tinea unguium. 4soriasis, tempat predileksinya
antara lain daerah ekstensor, misalnya lutut, siku, dan punggung. )danya lekukan
pada kuku 2nail pit3 dapat pula menolong diagnosis. #esi-lesi pada psoriasis
biasanya lebih merah, skuama lebih banyak dan lamellar.
Pitiriasis rsea, distribusi kulitnya simetris dan terbatas pada tubuh dan bagian
proksimal anggota badan, sukar dibedakan penyakit ini dengan tinea korporis tanpa
herald pat%h. 4emeriksaan laboratoriumlah yang dapat memastikan diagnosis.
Dermatitis sebrika, biasanya tempat predileksi adalah di kulit kepala 2s%alp3,
lipatan-lipatan kulit, misalnya belakang telinga, daerah nasolabial, dan sebagainya.
#esi pada dermatitis seboroika biasanya lebih merata dan simetris distribusinya.
Eritrasma, sering berlokalisasi di sela paha. Efloresensi yang sama adalah eritema
dan skuama pada seluruh lesi merupakan tanda khas dari penyakit ini. 4ada
pemeriksaan lampu 6ood pun terdapat fluoresensi merah 2%oral red3.
PEN&O$ATAN DAN PRO&NOSIS
Dermatofitosis umumnya dapat diatasi dengan pemberian griseoful1in yang bersifat
fungistatik. Se%ara umum, griseoful1in dalam bentuk fine parti%le dapat diberikan dengan
(?
dosis ?,/ C ( gram untuk orang de"asa dan ?,,/ C ?,/ gram untuk anak-anak sehari atau
(? C ,/ mg per kg **. #ama pengobatan bergantung pada lokasi penyakit, penyebab
penyakit, dan keadaan imunitas penderita. Setelah sembuh klinis dilanjutkan , minggu agar
tidak residif. ;ntuk mempertinggi absorpsi obat dalam usus, sebaiknya obat dimakan
bersama-sama makanan yang banyak mengandung lemak. ;ntuk memper%epat "aktu
penyembuhan, kadang-kadang diperlukan tindakan khusus atau pemberian obat topikal
tambahan.
4ada pengobatan kerion stadium dini, diberikan kortikosteroid sistemik sebagai anti-
inflamasi, yakni prednisone & B /mg atau prednisolon & B .mg sehari selama , minggu. Obat
tersebut diberikan bersama-sama dengan griseoful1in. $riseoful1in diteruskan selama ,
minggu setelah sembuh klinis. !erbinafin yang bersifat fungisidal juga dapat diberikan
sebagai pengganti griseoful1in selama ,-& minggu, dosisnya 0,,/mg C ,/?mg sehari
bergantung pada berat badan.
Efek samping griseoful1in jarang dijumpai, yang merupakan keluhan utama ialah
sefalgia yang didapati pada (/@ penderita. Efek samping yang lain dapat berupa gangguan
traktus digesti1us yaitu nausea, 1omitus dan diare. Obat tersebut juga bersifat fotosensitif
dan dapat mengganggu fungsi hepar.
Efek samping terbinafin ditemukan pada kira-kira (?@ penderita, yang tersering
adalah gangguan gastrointestinal diantaranya nausea, 1omitus, nyeri lambung, diare,
konstipasi, umumnya ringan. Efek samping lain dapat berupa gangguan penge%apan yang
bersifat sementara. Sefalgia ringan juga dapat terjadi. $angguan fungsi hepar dilaporkan
pada &,& C >@.
Obat per oral, yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokonazol yang bersifat
fungistatik. 4ada kasus-kasus resisten terhadap griseoful1in dapat diberikan obat tersebut
sebanyak ,??mg per hari selama (? hari C , minggu pada pagi hari setelah makan.
'etokonazol merupakan kontraindikasi untuk penderita kelainan hepar.
4ada masa kini, selain obat-obat topikal kon1ensional, misalnya asam salisil ,-.@,
asam benzoate 0-(,@, sulfur .-0@, 1ioform &@, asam undesilenat ,-/@, dan zat "arna
2hijau brilian(@ dalam %at %astellani3 dikenal banyak obat topikal baru. Obat-obat baru ini
diantaranya tolnaftat ,@, tolsiklat, haloprogin, deri1ate-deri1at imidazol, siklopiroksamin, dan
naftiline masing-masing (@.
NONDERMATOFITOSIS
((
!erdiri atas+
(. 4itiriasis 1ersikolor
,. 4itirosporum folikulitis
&. 4iedra
.. !inea Nigra 4almaris
/. Otomikosis
0. 'eratomikosis
1. PITIRIASIS /ERSI)O'OR
Definisi
4itiriasis 1ersikolor yang disebabkan oleh alasezia furfur adalah penyakit jamur superfi%ial
yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subjektif, berupa ber%ak berskuama halus
yang ber"arna putih sampai %oklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang
dapat menyerang keriak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala
berambut.
Sinonim
!inea 1ersikolor, kromofitosis, dermatomikosis, li1er spots, tinea fla1a, pitiriasis 1ersikolor
fla1a dan panau.
Epidemiologi
4itiriasis 1ersikolor merupakan penyakit
uni1ersal dan terutama dtemukan di daerah
tropis.
Patogenesis
4ada kulit terdapat flora normal yang
berhubungan dengan timbulnya pitiriasis
1ersikolor ialah 4ityrosporum orbi%ulare yang
berbentuk bulat atau 4ityrosporum o1ale yang berbentuk o1al. 'eduanya merupakan
orgasnisme yang sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya, mislanya suhu,
media dan kelembaban.
(,
alassezia furfur merupakan fase spora dan miselium. Faktor predisposisi menjadi
pathogen dapat endogen atau eksogen. Endogen dapat disebabkan di antaranya oleh
defisiensi imun. Eksogen dapat karena faktor suhu, kelembaban udara, dan keringat.
Gejala klinis
'elainan kulit pitiriasis 1ersikolor sangat superfi%ial dan ditemukan terutama di badan.
'elainan ini terlihat sebagai ber%ak-ber%ak ber"arna-"arni, bentuk tidak teratur sampai
teratur batas jelas sampai difus. *er%ak-ber%ak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan
lampu 6ood yang ber"arna kuning keemasan. *entuk papulo-1esikular dapat terlihat
"alapun jarang.. 'elainan biasanya asimtomatik sehingga adakalanya penderita tidak
mengetahui bah"a ia berpenyakit tersebut.
'adang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan berobat.
4seudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksis
jamur terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita.
4enyakit ini sering dilihat pada remaja, "alaupun anak-anak dan orang de"asa ta tidak
luput dari infeksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi antara lain faktor herediter,
penderita sakit kronik, atau yang mendapat pengobatan steroid dan malnutrisi.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit dengan
lampu 6ood, dan sediaan langsung.
4ada sediaan langsung kerokan kulit dengan larutan 'OD ,?@ terlihat %ampuran hifa
pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok.
Diagnosis banding
4enyakit ini harus dibedakan dengan dermatitis seboroika, eritrasma, sifilis II, a%hromia
parasiti% dari 4ardo-7astello dan Domini<uez, morbus Dansen, pitiriasis alba, dan 1itiligo.
Pengobatan
4engobatan harus dilakukan menyeluruh , tekun dan konsisten. Obat-obat yang dapat
dipakai misalnya+ Selenium sulfide 2selsun3 dapat dipakai sebagai sampo ,-& kali seminggu.
Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan (/-&?menit sebelum mandi. Obat-obat lain yang
(&
berkhasiat terhadap penyakit ini adalah+ salisil spiritus (?@: deri1ate-deri1at azol, misalnya
mikonazol, klotrimazol, isokonazol, dan ekonazol: sulfur presipitatum dalam bedak ko%ok .-
,?@: tolsiklat: tolnaftat, dan haloprogin. #arutan tiosulfas natrikus ,/@ dapat pula
digunakan: dioleskan sehari , kali sehabis mandi selama , minggu. 5ika slit disembuhkan
ketokonazol dapat dipertimbangkan dengan dosis (B,??mg sehari selama (? hari.
Prognosis
4rognonsis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. 4engobatan
harus diteruskan , minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu 6ood
dan sediaan langsung negatif.
2. PITIROSPOR%M FO'I)%'ITIS
Definisi
4itirosporum folikulitis adalah penyakit kronis pada folikel pilosebasea yang disebakan oleh
spesies 4itirosporm, berupa papul, pustul folikular, yang biasanya gatal dan terutama
berlokasi di batang tubuh, leher dan lengan bagian atas.
Sinonim
alasezia folikulitis
Etiologi
5amur penyebab adalah spesies
4ityrosporum yang identik dengan
alassezia furfur, penyebab pitiriasis
1ersikolor.
Patogenesis
Spesies alassezia merupakan
penyebab pitirosporum folikulitis dengan sifat dimorfik, lipofilik dan komensal. *ila pada
hospes terdapat faktor predisposisi spesies alassezia yang tumbuh berlebihan dalam
folikel sehingga folikel dapat pe%ah. Dalam hal ini reaksi peradangan terhadap produk,
(.
ter%ampur dengan lemak bebas yang dihasilkan melalui akti1itas lipase. Faktor predisposisi
antara lain adalah suhu dan kelembaban udara yang tinggi, penggunaan bahan-bahan
berlemak untuk pelembab badan yang berlebihan, antibioti%, kortikosteroid lo%alEsistemik,
sitostatik dan penyakit tertentu, misalnya+ diabetes mellitus, kegangasan, keadaan
immuno%ompromised, dan )IDS.
Gejala klinis
alassezia folikulitis memberikan keluhan gatal pada tempat predileksi. 'linis morfologi
terlihat papul dan pustul perifolikuler, berukuran ,-&mm diameter, dengan peradangan
minimal. !empat predileksi adalah dada, punggung dan lengan atas. 'adang-kadang dapat
di leher dan jarang di muka.
Diagnosis Banding
)%ne 1ulgaris
Folikulitis ba%terial
Erupsi akneiformis
Pengobatan
1. )ntimikotik oral
isalnya+
'etokonazol ,?? mg selama ,-. minggu
Itrakonazol ,??mg selama , minggu
Flukonazol (/? mg seminggu selama ,-. minggu
2. )ntimikotik topikal biasanya kurang efektif "alaupun dapat menolong.
#. PIEDRA
Definisi
4iedra adalah infeksi jamur pada rambut dengan benjolan 2nodus3 sepanjang rambut, dan
disebabkan oleh 4iedraia hortai 2bla%k piedra3 atau !ri%hosporon beigelii 2"hite piedra3. Di
Indonesia hingga sekarang hanya dilihat piedra hitam.
Sinonim
(/
*la%k piedra, "hite piedra, tinea nodosa, piedra nostros, trikomikosis nodularis, trikomikosis
nodosa, %hi<non disease, *eigel disease.
Gejala klinis
4iedra hanya menyerang rambut
kepala, janggut dan kumis tanpa
memberikan keluhan. 'rusta melekat
erat sekali pada rambut yang
terserang, dan dapat sangat ke%il
sehingga hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. *enjolan yang besar
mudah dilihat, diraba, dan terasa
kasar bila rambut diraba dengan jari-
jari. *ila rambut disisir terdengar suara metal 2klik3. 4iedra hitam yang hanya ditemukan di
daerah tropis tertentu merupakan penyakit endemis di tempat tertentu, terutama yang
banyak hujan. 4iedra hortai hanya menyerang rambut kepala. 5amur ini menyerang rambut
di ba"ah kutikel, kemudian membengkak dan pe%ah untuk menyebar di sekitar rambut
2shaft3 dan membentuk benjolan tengguli dan hitam.
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan atas gejala klinis dan disokong oleh pemeriksaan sediaan
langsung dan biakan.
4ada sediaan langsung dengan larutan 'OD (?@, rambut yang sakit dan telah dipotongg
terlihat sebagai berikut. *enjolan yang isebabkan 4. hortai berukuran berma%am-ma%am dan
terpisah satu dengan yang lain. *enjolan ber"arna tenggli hitam ini terdiri atas hifa
berseptum, teranyam padat dan diantaranya terdapat askus-askus. Didalam askus terdapat
.-A askospora.
Pengobatan
emotong rambut yang terkena infeksi atau men%u%i rambut dengan larutan sublimat
(E,??? setiap hari. Obat anti jamur kon1ensional dan yang baru pun berguna.
0. TINEA NI&RA PA'MARIS
Definisi
(0
!inea nigra yang disebabkan 7ladosporium "erne%kii adalah infeksi jamur superfi%ial yang
asimtomatik pada stratum korneum. 'elainan kulit berupa makula tengguli sampai hitam.
!elapak tangan yang biasanya terserang "alaupun telapak kaki dan permukaan kulit lain
dapat terkena.
Sinonim
'eratomikosis nigrikans 4almaris, pitiriasis nigra, kladosporiosis epidemika, mikrosporosis
nigra, tinea nigra.
Etiologi
4enyebab penyakit ini adalah 7ladosporium "ern"%kii di )merika ;tara dan Selatan,
sedangkan di )sia dan )frika organisme ini disebut 7ladosporium mansonii.
Gejala klinis
'elainan kulit telapak tangan berupa ber%ak-ber%ak tengguli hitam dan sekali-sekali bersisik.
4enderita umumnya berusia muda di ba"ah (G tahun dan penyakitnya berlangsung kronik
sehingga dapat silihat pada orang de"asa di atas umur (G tahun. 4erbandingan penderita
"anita &B lebih banyak daripada pria. Faktor-faktor predispodidi penyakit belum diketahui
ke%uali hiperhidrosis. 'ekurangan respon imun penderita rupanya tidak berpengaruh.
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan kerokan kulit dan biakan. 4ada pemeriksaan
sediaan langsung dalam larutan 'OD (?@ jamur terlihat sebagai hifa ber%abang, bersekat
ukuran (,/-&H, ber"arna %oklat muda sampai hijau tua. *iakan pada agar Saboraud 2suhu
kamar3 menghasilkan koloni yang tampak sebagai koloni menyerupai ragi dan koloni
filament ber"arna hijau tua atau hitam.
Diagnosis banding
!inea nigra dapat menyerupai dermatitis kontak, tinea 1ersikolor, hiperkromia, ne1us
pigmentosus, dan kulit yang terkena zat kimia, misalnya perak nitrat.
Pengobatan
!inea nigra dapat diobati dengan obat-obat jamur kon1ensional, misalnya salap salisil sulfur,
6hitfield, dan tin%ture jodii.
(>
Prognosis
!inea nigra oleh karena asimtomatik tidak member keluhan pada penderita ke%uali keluhan
estetik, kalau tidak diobati penyakit akan menjadi kronik.
DAFTAR P%STA)A
(. Djuanda. ), Damzah. , )isah. S, Ilmu 4enyakit 'ulit dan 'elamin: edisi kelima,
5akarta+ *alai 4enerbit F';I, ,??>: G,-(?..
,. Darahap. , Ilmu 4enyakit 'ulit: edisi pertama, 5akarta+ Dipokrates, ,???: >&-A>.
&. )rndt.'.), *o"ers. '.E, 7huttani. ).=, anual of Dermatologi% !herapeuti%s: /
th
edition, *oston+ #ittle, *ro"n and 7ompany, (GG/: >G-A/.
.. 4anduan 4elayanan edis Departemen Ilmu 'esehatan 'ulit dan 'elamin =S7
,??/.
/. Fitzpatri%k. !.*, 5ohnson. =.), 6olff. ', 7olor )tlas and Synopsis of 7lini%al
Dermatology: &
rd
edition, asa%husetts+ %-$ra" and Dill, (GG>: 0AA->&&.
0. """.aafp.org, 6einstein. ), *erman. *, !opi%al !reatment of 7ommon Superfi%ial
!inea Infe%tions.+ )meri%an Family 4hysi%ian, ,??,.
(A

Anda mungkin juga menyukai