Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Kelompok 2 Trend Dan Isu

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KELOMPOK

2
Trend dan Issue keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES
BENGKULU 2014

PENYUSUN
1.SHINTA MAHARANI / KETUA
2.RETNO SABAR H.S / SEKRETARIS
3.DOYOBA RUSSITO
4.ARDI

PRODI D3 KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang Trend dan Isu dalam
Keperawatan Keluarga sebagai bagian dari mata kuliah Keperawatan Komunitas I.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
perlu adanya perbaikan dan penambahan materi, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan
guna kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada teman-teman serta semua pihak
yang telah membantu kami dalam pemyelesaian makalah ini.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
Latarbelakang.................................................................................................1
Rumusan masalah...........................................................................................5
Tujuan.............................................................................................................5
BAB II
Pengertian Trend.............................................................................................6
Pengertian issue..............................................................................................6
Pengertian keperawatan..................................................................................6
Pengertian trend dan issue keperawatan.........................................................6
Kecenderungan perkembangan keperawatan masa kini.................................9
Permasalahan yang lazim terjadi pada profesi keperawatan..........................9
Perkembangan keperawatan.........................................................................12
Isu keperawatan dalam pengembangan teknologi........................................12
Isu keperawatan terkait budaya dan ekonomi...............................................13
Isu keperawatan terkait pengembangan
Pendidikan............................................................................................................................14
Isu keperawatan masa mendatang........................................................................................14
BAB III PENUTUP
Daftar Pustaka......................................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Keperawatan merupakan hal yang patut dibahas, karena pada masa kanak-kanak
banyak hal yang dapat mempengaruhi pola pikir bahkan mempengaruhi perkembangan anak.
Selain itu trend dan isu yang berkembang dalam masyarakat sangat beragam, mulai
dari yang bersifat pembentukan moral, pelayanan kesehatan, sampai mengenai terapi trauma.
Rumusan masalah
1.

Apa yang dimaksud dengan Trend?

2.

Apa yang dimaksud dengan Isu ?

3.

Apa yang dimaksud dengan keperawatan ?

4.

Apa yang dimaksud dengan trend dan isu keperawatan?

5.

jelaskan kecenderungan perkembangan keperawatan masa kini?

6.

jelaskan permasalahan yang lazim terjadi pada profesi keperawatan?


Tujuan

1.

Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Trend .

2.

Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Isu.

3.

Menjelaskan apa yang dimaksud dengan keperawatan.

4.

Menjelaskan apa yang dimaksud dengan trend dan isu keperawatan.

5.

Menjelaskan

apa

yang

dimaksud

dengan

kecenderungan

perkembangan

keperawatan masa kini


6.

Menjelaskan apa saja permasalahan yang lazim terjadi pada profesi keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN
http://unitedscience.wordpress.com/ipa-2/bab-1-pertumbuhan-danperkembangan/

A.

Pengertian trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga

dapat didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang
biasanya sedang populer dikalangan masyarakat
B.

Pengertian isu
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi

pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, ataupun tentang kritis.
Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun masih belum jelas
faktanya atau buktinya.
C.

Pengertian keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dengan
bentuk pelayanan yang mencakup biopsikososial-spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan nasional(1983))
D.

Pengertian trend dan isu keperawatan


Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang tentang

praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend dan isu
tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada
tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar

dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola
kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi
masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek
kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi,
pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang
berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk.
Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga
menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit
degeneratif.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia
masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya
peran

perawat

professional,

diantaranya

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985


pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun
1869.
2.

Keterlambatan

pengembangan

pendidikan

perawat

professional.

3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan,


lisensi

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan
sehat untuk semua pada tahun 2010 , maka solusi yang harus ditempuh adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan
professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang
menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang
ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang

pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional


Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan
professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin

kepuasan

konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan


Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan
kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara
mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam
terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik
keperawatan

dapat

di

kelompokkan

dalam

1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek

moral

yang

harus

menjadi

landasan

perilaku

perawat

adalah

a. Beneficience
selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik
dan

tidak

merugikan

klien.

(Johnstone,

1994)

b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan
ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan
bantuan

dengan

keunikan

yang

dimiliki.

c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha
menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan
kebutuhan
3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat

spiritual

klien.

Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara


mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti
bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian,
kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya
sendiribegitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau
seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk mengendalikan praktik,
menetapkan

peran,

fungsi

dan

tanggung

jawab

anggota

profesi.

Tanggung gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang
dilakukannya terhadap klien.
E.Kecenderungan dan Isu Etik Keperawatan Retrospektif dan Prospektif
1.

Studi Case Control (Retrospektif)


Pengertian studi retrospektif adalah meneliti ke belakang dengan menggunakan data
sekunder untuk melihat apakah ada hubungan atau tidak antara penyakit dan factor resiko
yang terdapat pada orang yang sakit.

2.

Studi Cohort (Prospektif)


Pengertian studi prospektif adalah meneliti apakah orang yang sehat tetapi memiliki resiko
atau paparan positif akan menderita sakit atau tidak pada waktu mendatang. Dengan kata lain,
ingin melihat dan membuktikan ada atau tidaknya hubungan atau asosiasi antara factor resiko
dan penyakit.
F. Permasalahan Yang biasa terjadi dalam profesi Keperawatan
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti berkata
tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian pemberian makanan
dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa permasalahan etik yang langsung
berkaitan dengan praktek keperawatan, seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab
terhadap peralatan dan barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi
asuhan keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,
1995).Disini akan dibahas sekilas beberapa hal yang berikaitan dengan masalah etik yang
berkaitan

lansung

pada

praktik

keperawatan.

- Konflik etik antara teman sejawat


Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian kesejahteraan
pasien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan pasien, maka perawat harus mampu
mengenal/tanggap bila ada asuhan keperawatan yang buruk dan tidak bijak, serta berupaya

untuk mengubah keadaan tersebut. Kondisi inilah yang sering sering kali menimbulkan
konflik antara perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga terhadap teman sejawat.
Dilain pihak perawat harus menjaga nama baik antara teman sejawat, tetapi bila ada teman
sejawat yang melakukan pelanggaran atau dilema etik hal inilah yang perlu diselesaikan
dengan

bijaksana.

- Menghadapi penolakan pasien terhadap Tindakan keperawatan atau pengobatan


Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk-bentuk pengobatan
sebagai alternative tindakan. Dan berkembangnya tehnologi yang memungkinkan orang
untuk mencari jalan sesuai dengan kondisinya. Penolakan pasien menerima pengobatan dapat
saja terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat
sembuh cepat, keuangan, social dan lain-lain.
- Masalah antara peran merawat dan mengobati
Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat adalah memberikan
asuhan keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai factor sering kali peran ini menjadai
kabur dengan peran mengobati. Masalah antara peran sebagai perawat yang memberikan
asuhan keperawatan dan sebagai tenaga kesehatan yang melakuka pengobatan banyak terjadi
di Indonesia, terutama oleh perawat yang ada didaerah perifer (puskesmas) sebagai ujung
tombak

pelayanan

kesehatan

kepada

masyarakat.

Dari

hasil

penelitian,

- Berkata Jujur atau Tidak jujur


Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali perawat tidak merasa
bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal yang dilakukan perawat adalah benar
(jujur) sesuai kaedah asuhan keperawatan.
Sebagai contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat ditanya oleh
pasien berkaitan dengan kondisinya, perawat sering menjawab tidak apa-apa ibu/bapak,
bapak/ibu akan baik, suntikan ini tidak sakit. Dengan bermaksud untuk menyenangkan
pasien karena tidak mau pasiennya sedih karena kondisinya dan tidak mau pasien takut akan
suntikan yang diberikan, tetapi didalam kondisi tersebut perawat telah mengalami dilema
etik. Bila perawat berkata jujur akan membuat sedih dan menurunkan motivasi pasien dan
bila berkata tidak jujur, perawat melanggar hak pasien.
- Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang

Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah menguntil atau pilfering, yang berarti mencuri
barang-barang sepele/kecil. Sebagai contoh: ada pasien yang sudah meninggal dan setalah
pasien meninggal ada barang-barang berupa obat-obatan sisa yang belum dipakai pasien,
perawat dengan seenaknya membereskan obat-obatan tersebut dan memasukan dalam
inventarisasi ruangan tanpa seijin keluarga pasien. Hal ini sering terjadi karena perawat
merasa obat-obatan tersebut tidak ada artinya bagi pasien, memang benar tidak artinya bagi
pasien tetapi bagi keluarga kemungkinan hal itu lain. Yang penting pada kondisi ini adalah
komunikasi dan informai yang jelas terhadap keluarga pasien dan ijin dari keluarga pasien itu
merupakan hal yang sangat penting, Karena walaupun bagaimana keluarga harus tahu secara
pasti untuk apa obat itu diambil.
Perawat harus dapat memberikan penjelasan pada keluarga dan orang lain bahwa
menggambil barang yang seperti kejadian diatas tidak etis dan tidak dibenarkan karena setiap
tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap peralatan dan barang ditempat kerja.
Selain itu ada juga permasalahan etik yg terjadi yaitu:
1)

Malpraktek
Balcks law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai kesalahan profesional atau
kurangnya keterampilan tidak masuk akal "kegagalan atau satu layanan render profesional
untuk melatih bahwa tingkat keterampilan dan pembelajaran umum diterapkan dalam semua
keadaan masyarakat oleh anggota terkemuka rata bijaksana profesi dengan hasil dari cedera,
kerugian atau kerusakan kepada penerima layanan tersebut atau mereka yang berhak untuk
bergantung pada mereka ".
Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang
disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence),
ataupun suatu kekurang-mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno, 2005).
Malpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya dokter, perawat. Profesional
perbankan dan akutansi adalah beberapa profesi yang dapat melakukan malpraktek.

2)

Neglience (Kelalaian)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan
pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar
yang telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak
mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim

dipergunakan dalam merawat pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan
yang sama.

POLA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN


sejarah keperawatan mulai berada pada zaman Purbakala yaitu dari keperawatan diri sendiri
hingga

zaman

modern

seperti

ini

yang

menggunakan

berbagai

teknologi

keperawatan. Perjalanan keperawatan di Indonesia berlangsung lama, karena pada saat itu
akses teknologi dan informasi kurang mendukung terhadap keperawatan. Hal tersebut, seperti
tercantum dalam pembahasan diatas keperawatan di Indonesia mulai berada pada
tahun 1799 . Didirikan rumah sakit pertama Binnen Hospital di Jakarta. Indonesia belum
mempunyai konsep dasar tentang keperawatan. Pada tahun 1950 Indonesia mendirikan
pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR). Hingga akhirnya pada tahun 1985
berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana (S1-Keperawatan)

ISU KEPERWATAN DALAM TEKNOLOGI


Isu-isu yang berkaitan dengan teknologi dalam keperawatan adalah berkaitan dengan
jenis teknologi yang dilakukan perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan,
pembatasan pengguanaan teknologi untuk keselamatan pasien, sikap perawat sendiri terhadap
teknologi, ketersediaan dan penggunaan teknologi di pelayanan tidak didistribusikan secara
merata. Berkaitan dengan hal diatas akan dibahas lebih mendalam lagi pada artikel ini yang
akan menggambarkan perkembangan teknologi keperawatan didunia dan di Indonesia
Teknologi secara dramatis mengubah cara di mana perawat mendiagnosa, mengobati, \ dan
mengelola pasien. Teknologi dalam praktek keperawatan berdasarkan beberapa hasil riset
dapat dijadikan salah satu solusi untuk memberikan asuhan kepada klien dan juga dapat
meningkatkan komunikasi keperawatan dan pendokumentasi secara efisiensi.
Hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas asuhan dengan menerapkan sebuah
system berhubungan juga dengan organisasi dan manusia pengolahnya.

ISU KEPERAWATAN DALAM BUDAYA & EKONOMI


Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi perhatian utama antara lain
adalah masih rendahnya derajat kesehatan dan status gizi serta tingkat kesejahteraan sosial
masyarakat; masih rentannya ketahanan budaya dan belum diberdayakannya kesenian dan
pariwisata secara optimal; masih rendahnya kedudukan dan peranan perempuan di berbagai

bidang kehidupan dan pembangunan; masih rendahnya partisipasi aktif pemuda dalam
pembangunan nasional, belum membudayanya olahraga dan masih rendahnya prestasi
olahraga.

Isu keperawatan dalam perkembangan pendidikan


yang didalamnya terdapat Body of Knowledge yang jelas, memiliki dasar pendidikan yang
kuat sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya.
Berdasarkan pemahaman tersebut, dan untuk mencapainya, dibentuklahsistem pendidikan
tinggi keperawatan. Institusi pendidikan keperawatan di Indonesia harus menyadari bahwa
untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi syarat kredensial dari negara lain sehingga
lulusannya bisa diterima bekerja di semua tatanan dan diseluruh dunia maka ada berbagai
aspek yang harus diperhatikan antara lain adalah para lulusan harus memperoleh pengetahuan
teoritis dan pengalaman praktek klinik yang memadai, dengan mengacu konsep pendidikan
keperawatan yang berpusat pada pemenuhan kebutuhan klien dan hubungan perawat klien.
Sayangnya, sampai saat ini masih terdapat kerancuan dalam sistem pendidikan kesehatan di
Indonesia khususnya bagi sistem pendidikan keperawatan, ketika dibutuhkan lulusan-lulusan
instiutusi keperawatan yang berkualitas, yang ada adalah semakin menjamurnya institusi
kesehatan (sekolah tinggi ilmu kesehatan/ STIKES) yang dengan mudahnya mendirikan
institusi kesehatan tanpa mengindahkan dan memperhatikan aspek-aspek tersebut di atas.
Di berbagai wilayah di Indonesia misalnya, karena tidak ada tempat yang memadai, ruko atau
komplek persewaan dagang bahkan dijadikan sebagai tempat perkuliahan bagi beberapa
sekolah tinggi yang mengaku akan mencetak tenaga-tenaga kesehatan professional. Tidak
mempedulikan kualitas pengajaran, tenaga pengajar maupun aspek lain yang seharusnya
menjadi pertimbangan utama mendirikan sekolah tinggi kesehatan. Sepertinya, fokus utama
pendirian sekolah tinggi kesehatan seperti ini adalah sebagai pusat bisnis atau sekedar money
oriented. Yang patut dipertanyakan dalam hal ini justru adalah pihak yang mempemudah
perizinan pendirian sekolah-sekolah tinggi kesehatan tersebut.
Melihat kondisi tersebut, maka sistem pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia
seharusnya melakukan berbagai persiapan dalam penerapan kurikulum pada proses belajar
mengajar yaitu dengan cara melakukan kolaborasi dengan organisasi profesi keperawatan di
Indonesia untuk menetapkan standard kompetensi pendidikan, melakukan perbaikan dalam

sistem pembelajaran yang berfokus pada pelajar (student learning centered)sehingga


mahasiswa keperawatan dilatih untuk belajar mengambil keputusan dan berfikir kritis,
menggunakan kurikulum yang berdasarkan kompetensi, berorientasi pada perkembangan
kebutuhan pelayanan keperawatan secara global, mengikuti perkembangan dan pelayanan
keperawatan dunia, serta mempersiapkan lulusan untuk bisa bekerja secara nasional dan
global misalkan dengan peningkatan kemampuan berbahasa inggris.
ISU KEPERAWATAN MASA MENDATANG
ilmu keperawatan dan metode-metode ilmiah keperawatan yang diajarkan kurang menyentuh
problem klinis, sikap professional keperawatan tidak ditumbuhkembangkan dan keterampilan
professional keperawatan tidak ditata dengan benar, lulusan dinilai cukup baik bila mampu
melaksanakan prosedur-prosedur tindakan menunjang pelayanan medik semata. Keadaan ini
berlangsung lama hingga menjadi kebiasaan yang oleh pihak-pihak tertentu dapat diterima,
suatu kenyataan yang harus kita terima dengan lapang dada dan secara jujur mengakui inilah
keperawatan Indonesia saat ini dan tidak akan tetap demikian di masa yang akan datang.
Gerakan pengembangan keperawatan akan terus berlangsung dengan arah yang benar dan
baik menuju terwujudnya profesi keperawatan yang dibutuhkan dan dihargai oleh
masyarakat. Pengembangan tersebut merupakan tuntutan sehubungan dengan UndangUndang N0 20/2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian diri, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Demikian pula
Undang-Undang no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah no 32 tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan yang mengatur antara lain bahwa pemulihan kesehatan dan
penyembuhan penyakit harus dilaksanakan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan oleh tenaga yang memiliki kewenangan dan ijzin untuk itu.
System Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dikembangkan saat ini ditujukan untuk
menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan di masa depan,
khususnya terwujudnya keperawatan sebagai suatu profesi dalam segala aspeknya.
Pendidikan tinggi keperawatan harus dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan fungsi
pokoknya yaitu fungsi pendidikan, fungsi riset ilmiah, dan fungsi pengabdian kepada
masyarakat dalam bidang keperawatan. Salah satu upaya penataan pendidikan keperawatan

diarahkan kepada mengembangan lahan praktik keperawatan disertai pembinaan masyarakat


professional keperawatan (professional community) dengan cara pelaksanaan pengalaman
belajar klinik (PBK) dan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang berbasis kompetensi
bukan penunjang pelayanan medik.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Trend dan issue etika dalam keperawatan yang berkaitan dengan informed consent,
dapat disadari bahwa belum seutuhnya diterapkan pada pelayanan kesehatan khususnya di
Indonesia. Karena pada dasarnya dalam praktik sehari hari, pasien yang datang untuk berobat
ke tempat praktik dianggap telah memberikan persetujuannya untuk dilakukan tindakan
tindakan rutin seperti pemeriksaan fisik. Akan tetapi, untuk tindakan yang lebih kompleks
biasanya dokter akan memberikan penjelasan terlebih dahulu untuk mendapatkan kesediaan
dari pasien, misalnya kesediaan untuk dilakukan suntikan.
B.Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam tatanan
layanan

keperawatan.

b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan riset
sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah
Sakit

dalam

Lingkup

Keperawatan

Medikal

DAFTAR PUSTAKA
http://alfiyyahaee.blogspot.com/p/trend-dan-issue-keperawatan.html
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilojakarta/documents/publication/wcms_120125.pdf
http://nurhasan-unija.blogspot.com/2012/11/sejarah-perkembangankeperawatan-di.html

Bedah.

http://ppnisardjito.blogspot.com/2013/01/trend-perkembangan-keperawatandi.html
http://rishamahardika.blogspot.com/2014/05/trend-dan-issue-perkembanganteknologi.html

Anda mungkin juga menyukai