Jurnal Riptek - Pengembangan Wilayah Kota Semarang Berbas Potensi Unggulan Daerah
Jurnal Riptek - Pengembangan Wilayah Kota Semarang Berbas Potensi Unggulan Daerah
Jurnal Riptek - Pengembangan Wilayah Kota Semarang Berbas Potensi Unggulan Daerah
Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang (USM)
Penulis korespondensi e-mail : hendrianto@usm.ac.id ; hendri01190@gmail.com
ABSTRCT
This research reveals about the regional development of the Semarang City
based on superior potential. The analytical tool used in this study is the Location
Quotion analysis, Klassen Typology analysis and Shift Share analysis. The results
showed that there were 11 potential economic sectors in the Semarang City which
were the (leading) base sector.
From the results of the LQ analysis obtained information that the base
sector with the highest LQ value is the Information and Communication sector with
an LQ value of 2.815 while the base sector with the lowest LQ value (1.04) is the
supply, accommodation and food and beverage sector. From the results of Typology
Klassen's analysis it was identified that there were only 1 sector included in the
category of advanced and fast-growing sectors (quadrant I), ten sectors included in the
category of advanced but distressed sectors (Quadrant III) and 6 Sectors included in
the category of relatively lagging sectors (Quadrant IV ). While from the calculation
of Shift Share analysis, it is known that the regional growth component (N) and the
industrial mix component (M) are positive while the competitiveness component (C)
all sectors are negative except for the Communication and Information sector.
From the results of the analysis conducted, the direction of regional
development policy in the city of Semarang must be focused on the identified base
sector so that the Semarang City can develop in accordance with its superior potential.
ABSTRAK
Kata Kunci : Pengembangan wilayah, Analisis LQ, Typologi Klassen, Shift Share
1. PENDAHULUAN
Konsep pengembangan wilayah dimaksudkan untuk memperkecil kesenjangan
pertumbuhan dan ketimpangan kesejahteraan antar wilayah. (Mahi, 2018). Analisis ini
sangat penting guna mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan
penyediaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan pada wilayah-wilayah
terbelakang. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, kebijakan utama yang perlu
dilakukan adalah mengusahakan semaksimal mungkin agar prioritas pembangunan
daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah. Mengingat potensi yang
dimiliki setiap daerah sangat bervariasi, maka setiap daerah harus menentukan sektor
ekonomi yang dominan (Sjafrizal 2014). Hal tersebut sejalan dengan pandangan
Hirsman (dalam Tarigan, 2012) bahwa setiap wilayah memiliki perbedaan potensi.
Perbedaan tersebut mendorong wilayah melakukan spesialisasi berdasarkan
keunggulan komparatif yang dimiliki. Spesialisasi ini akan mendorong perdagangan
antar wilayah yang akan berdampak terhadap perkembangan ekonomi wilayah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syarifah (2012) di Banyumas dengan
menggunakan alat analisis Tipologi Klassen, Location Qoutient (LQ) dan Indeks
Spesialisasi Regional menemukan terdapat tujuh sektor unggulan di Kabupaten
Banyumas. Penelitian Deddy dan Irwansyah (2013) di Kabupaten Bekasi
menggunakan alat analisis Location Quotient (LQ), Classical Shift Share dan Esteban
Marquillas’ Shift Share menemukan sektor-sektor ekonomi potensial di Kabupaten
Bekasi yang memiliki daya saing yang tinggi, memiliki keunggulan kompetitif, serta
memiliki keunggulan komparatif. Hasil Penelitian Kornita (2008) di Pekanbaru
dengan pendekatan LQ periode 2002-2006 menunjukkan bahwa sektor unggulan di
Pekanbaru adalah sektor perdagangandan jasa. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa penentuan sektor-sektor unggulan yang menjadi potensi wilayah sangat
membantu Pemerintah Daerah dalam menentukan arah kebijakan dan strategi
pengembangan wilayah yang sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah.
Hasil-hasil penelitian diatas merupakan kajian pengembangan wilayah yang
dilakukan melalui pendekatan sektoral. Kajian pada aspek sektoral lebih menyatakan
ukuran dari aktivitas masyarakat suatu wilayah dalam mengelola sumberdaya alam
yang dimiliki. (Mahi, 2018). Ukuran aktivitas tersebut secara kuantitatif dilihat dari
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah total nilai produki barang
dan jasa yang diproduksi di wilayah atau regional tertentu dalam kurun waktu
tertentu, biasanya selama satu tahun. (Emalia & Farida, 2018){Formatting Citation}
Kota Semarang memberikan sumbangan terbesar terhadap perekonomian Jawa
Tengah. Berdasarkan Data Indikator Ekonomi Kota Semarang tahun 2017 yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Semarang, secara umum kondisi
perekonomian Kota Semarang telah menunjukkan tanda-tanda perbaikan, seiring
dengan peningkatan nilai nominal PDRB tahun 2016 mencapai 145,993 triliun rupiah,
naik sekitar 8,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski pun secara umum
nilai PDRB Kota Semarang merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah, namun jika
dilihat dari angka perbandingan laju pertumbuhan PDRB menurut Kabupaten/Kota di
Jawa Tengah Kota Semarang menduduki peringkat ke lima yakni sebesar 5,69% di
bawah Sragen (5,72%), Banyumas (6,05%), Tegal (6,37%) dan Blora (23,53%).
Sebagai pusat perekonomian dan Ibukota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang
memiliki potensi besar untuk berkembang melampaui kota-kota lain di Jawa Tengah
melalui strategi pengembangan wilayah yang tepat berbasis potensi/sektor unggulan
Kota Semarang.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengembangan Wilayah Kota Semarang Berbasis potensi
Unggulan Daerah”
2. METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian campuran (mixed method). Mixed Method adalah metode penelitian yang
menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif yakni dengan
memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan kuantitatif (Creswell, 2017).
Guna keperluan penelitian maka perlu dilakukan pengumpulan data. Data
yang dibutuhkan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, data
yang digunakan sepenuhnya merupakan data sekunder yakni berupa: 1) Data statistik
perekonomian Kota Semarang sebagai wilayah analisis dan data statistik
perekonomian Provinsi Jawa Tengah sebagai wilayah acuan. Data tersebut berupa
data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2011-2016. 2) Peraturan-
peraturan Pemerintah yang terkait dengan Pengembangan Wilayah maupun Tata
Ruang Wilayah. Semua data-data penelitian tersebut diperoleh melalui situs resmi
Biro Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah serta Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Semarang.
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis statistik deskriptif dengan menggunakan perangkat analisis ekonomi wilayah
yang mencakup 1) Analisis Location Quetion (LQ). 2) Analisis Typologi Klassen. 3)
Analisis Shift Share. Secara rinci kerangka pikir penelitian dan kebutuhan data dapat
dilihat pada gambar dan tabel berikut ini.
Si/S
LQ=
Ni/N
Keterangan :
LQ = Nilai Location Quotient (LQ)
Si = PDRB sektor i Kota Semarang
S = PDRB total Kota Semarang
Ni = PDRB sektor I Provinsi Jawa Tengah
N = PDRB total di Provinsi Jawa Tengah
Keterangan:
ri = Pertumbuhan Sektor i
R = Total pertumbuhan
yi = Penfapatan sektor I
Y = Total pendapatan
LAJU PERTUMBUHAN ri > R Sektor maju dan tumbuh cepat Sektor berkembang cepat
J -
KETERANGAN SEKTOR :
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian
C Industri Pengolahan
D Pengadaan Listrik dan Gas
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi
K Jasa Keuangan dan Asuransi
L Real Estate
M,N Jasa Perusahaan
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya
Berdasarkan matriks diatas, diperoleh informasi mengenai klasifikasi sektor-
sektor perekonomian di Kota Semarang berdasarkan kuadran Klassen sebagai
berikut : 1) Sektor ekonomi di Kota Semarang yang masuk dalam klasifikasi kuadran
I yakni Sektor maju dan tumbuh cepat hanya Sektor Informasi dan Komunikasi. 2)
Sektor yang masuk dalam klasifikasi kuadran II atau sektor berkembang cepat tidak
ada. 3) Sektor yang masuk dalam klasifikasi Kuadran III atau Sektor maju tapi
tertekan relatif cukup banyak yakni Sektor Pengadaan Listrik dan Gas, Sektor
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Sektor Konstruksi,
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Sektor
Transportasi dan Pergudangan, Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,
Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, Sektor Real Estate, Sektor Jasa Perusahaan,
Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. 4)
Meskipun sektor-sektor yang masuk dalam kuadran III relatif cukup banyak, namun
sektor-sektor yang masuk dalam klasifikasi kuadran IV atau Sektor relatif tertinggal
juga tidak sedikit. Sektor-sektor tersebut adalah Sektor Pertanian, Sektor Kehutanan,
dan Perikanan, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri Pengolahan,
Sektor Jasa Pendidikan, Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial serta Sektor Jasa
Lainnya.
Keterangan :
Dij : Perubahan/pergeseran suatu variabel wilayah sektor i di wilayah j dalam
kurun waktu tertentu
Nij : Komponen pertumbuhan nasional sektor i di wilayah j
Mij : Bauran industri sektor i di wilayah j
Cij : Keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j
Adapun hasil dari analisis Shif Share sebagaimana terlihat dalam tabel 3 berikut
ini :
TABEL 3. ANALISIS SHIFT SHARE
Sektor PDRB N M C
Saran
1. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka arahan kebijakan pengembangan
wilayah di Kota Semarang harus difokuskan pada sektor-sektor unggulan yang
telah teridentifikasi sehingga Kota Semarnag dapat berkembang sesuai dengan
potensi unggulan yang dimiliki.
2. Agar kebijakan Pengembangan Wilayah Kota Semarang dapat lebih terarah
dibutuhkan penelitian lebih jauh untuk memetakan keberadaan potensi-potensi
unggulan tersebut (sektor basis) secara spasial dengan merujuk pada Rencana Tata
ruang Wilayah Kota Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Raharjo, 2008. Pengembangan Wilayah, Konsep dan Teori. Graha Ilmu,
Yogyakarta
Asy’Ari, Imam S, 1993. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya. Usaha Nasional Bintaro
R. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta,Ghalia, Indonesia
Brennan, Julia, 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,
Yogyakaarta, Pustaka Pelajar.
Conyer, Diana. Perencanaan Sosial Di Dunia Ketiga, Suatu Pengantar,
Yogyakaarta:Gajahmada University Press.
Darwin, R. dan Hidayat, M., 2016. Analisis Investasi Terhadap Pembangunan
Ekonomi Wilayah Kabupaten Meranti (Pendekatan Forecasting Analysis). In
Celscitech - UMRI. Pekanbaru: LP2M-UMRI, p. Eco 14–20.
Deni Jaka permana, Ruchyat, 2010. Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan
Kesisteman. IPB Press, Bogor
Deddy, M. dan Irwansyah, S., 2013. Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan
Identifikasi Sektor Potensial Wilayah Pengembangan (Studi Kasus di Ka-
bupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat). Jurnal Social Economic of Agriculture,
2(1), pp.7–28
Glasson, John and Tim Marshall, 2007. Regional Planning. Roudledge, Oxfordshire
OX14 4RN. London
Indikator Ekonomi Kota Semarang, 2017. Badan pusat Statistik kota Semarang.
Kornita, S.E., 2008. Analisis Sektor Ekonomi Unggulan di Provinsi Riau. In Warta
ISEI. Pekanbaru: ISEI.
Kota Semarang Dalam Angka, 2017. Badan pusat Statistik kota Semarang.
Muhammad Hidayat1, Ranti Darwin, 2017. Analisis Sektor Unggulan Dalam
Pengembangan Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti. Jurnal Trunojoyo.
MediaTrend 12 (2) 2017 p. 156-167
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Semarang tahun 2011-2031
Sumarmi, 2012. Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Aditya Media Publishing,
Malang
Syafrizal, 2017. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Rajawali Pers, Jakarta.
Syarifah, N., 2012. Analisis Tingkat Spesi-alisasi Regional Dalam Pembangunan
Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2002- 2006. Universitas Muhammadiyah
Malang. Available at: http://eprints. umm.ac.id/id/eprint/7631
Sjafrizal, 2014. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi, Jakarta:
Rajawali Pers
Tarigan, Robinson, 2008. Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT. Bumi Aksara,
Jakarta
Tarigan, Robinson, 2012. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi. PT.
Bumi Aksara, Jakarta
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725)