Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Analisis Potensi Sektor Unggulan Dalam Perekonomian Kabupaten Sidenreng Rappang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN.

2615-7039
Volume 2, Nomor 3, Desember 2019 e-ISSN. 2655-321X

ANALISIS POTENSI SEKTOR UNGGULAN DALAM


PEREKONOMIAN KABUPATEN
SIDENRENG RAPPANG
Analysis Potential of The Leading Sectors in The Economy of Sidenreng Rappang

Muhammad Hatta
Email: muhammadhatta@umpar.ac.id
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Parepare
Jl. Jend. Ahmad Yani, Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, 91131

Abstract
This study aims to determine the leading sectors in the economy Sidenreng Rappang Regency.
The data collection techniques used in this study is 17 sectors economy in GRDP (gross regonal
domestic product)SidenrengRappang Regency. Technical data analysis in this study using
Klassen’s Typology analysis, Location Qoutient (LQ) analysis and analysis Shift Share. Based on
the Klassen Typology analysis which entered in sectors classification advanced and growing rapidly
(si> s and ski >sk) is the Agriculture Sektor, Forestry, and Fisheries; Processing Industry Sektor;
and the Construction Sector. Based on analysis Location Qoutient (LQ) which is the base sector
(LQ > 1) is the Agriculture Sector, Forestry, and Fisheries; Processing Industry Sector: Electricity
and Procurement Sector Gas; Construction Sector; Real Estate Sector; and the
GovermentAdminitstration Sector, Defense and Mandatory Social Security. Based on the Shift
Share analysis of the economic sector with a positive shift of differential or competitive interest (Cij)
is the Sector Agriculture, Forestry, and Fisheries; Mining and Excavation Sector; Sector Processing
Industry; Construction Sector; Transportation and Warehousing Sector; Sector Information and
Communication; and the Financial and Insurance Services Sector. Based on three the analysis
becomes the leading sector in the regional economy of the Regency Sidenreng Rappang is the
Agricultur, Forestry and Fisheries Sector; Industrial Processing Sector; and Construction Sector.

Keywords: The Potential of The Leading Sectors, Sidenreng Rappang Regency

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan dalam perekonomian daerah Kabupaten
Sidenreng Rappang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini meliputi 17 sektor ekonomi dalam PDRB (produk
domestik regional bruto) Kabupaten Sidenreng Rappang. Teknis analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis Tipologi Klassen, analisis Location Qoutient (LQ) dan analisis Shift Share.
Berdasarkan analisis Tipologi Klassen yang masuk dalam klasifikasi sektor maju dan tumbuh
dengan pesat (si>s dan ski>sk) adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Sektor
Industri Pengolahan; dan Sektor Konstruksi. Berdasarkan analisis Location Qoutient (LQ) yang
menjadi sektor basis (LQ>1) adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Sektor Industri
Pengolahan; Sektor Pengadaan Listrik dan Gas; Sektor Konstruksi; Sektor Real Estat; dan Sektor
Andminitrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Berdasarkan analisis Shift
Share sektor ekonomi dengan pergeseran diferensial atau kenggulan kompetitif (Cij) Positif adalah
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor
Industri Pengolahan; Sektor Konstruksi; Sektor Transportasi dan Pergudangan; Sektor Informasi
dan Komunikasi; dan Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi. Berdasarkan ketiga analisis tersebut
yang menjadi sektor unggulan dalam perekonomian daerah Kabupaten Sidenreng Rappang adalah
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Sektor Pengolahan Industri dan Sektor Konstruksi.

Kata kunci: Potensi Sektor Unggulan Kabupaten Siedenreng Rappang

120
PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan GDP (Gross Domestik Product) dengan tidak
memperhatikan apakah kenaikan itu lebih besar ataukah lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk dan perubahan struktur ekonomi (Ma’ruf dan Latri, 2008; Arsyad, 2010). Pertumbuhan
ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
masyarakat, pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan
meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam perekonomian, pertumbuhan berarti
perkembangan produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan
jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, perkembangan sektor jasa dan
perkembangan produksi barang modal. Nilai kenaikan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari
besaran pendapatan nasional riil suatu negara (Arsyad, 2010).
Pembangunan Ekonomi Daerah merupakan sebuah proses pengelolaan seluruh sumber daya
daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan sehingga tercipta lapangan
kerja dan mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi di daerah tersebut. Tolak ukur
keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya
ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Dengan adanya
kerjasama ini diharapkan sumber daya yang terdapat didaerah dapat dikelola secara maksimal dan
menciptakan lapangan usaha baru, sehingga mengurangi angka pengangguran dan
mengembangkan kegiatan perekonomian disuatu daerah (Arsyad, 2010). Dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pasal 33 ayat 1
menyatakan bahwa, pemerintah dalam hal ini kepala daerah menyelenggarakan dan bertanggung
jawab atas perencanaan pembangunan daerah di daerahnya.
Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
pemberlakuan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kedua Undang-Undang tersebut diharapkan dapat
mendorong kreativitas dan inovasi serta mampu menggali dan mengembangkan potensi yang ada
di setiap daerah dan dilaksanakan secara terpadu, serasi dan terarah agar pembangunan dapat
terlaksana sesuai dengan prioritas daerah.
Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang adalah daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan
Republik Indonesia dengan ibu Kota Pangkajene. Berdasarkan letak geografi, topografi, hidrologi,
kondisi iklim, begitu pula kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal, maka daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan daerah yang sangat menguntungkan dalam berbagai
kegiatan perekonomian, terutama disektor pertanian. Bertitik belakang dari kondisi empiris tersebut,
diharapkan dapat menjadikan daerah Kabupaten Sidenreng Rappang menjadi daerah yang maju
dan mandiri melalui berbagai upaya peningkatan pembangunan, dengan menempatkan sektor
unggulan sebagai penggerak utama dalam pembangunan ekonomi.
Salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari perkembangan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB memperlihatkan besarnya produksi yang telah di
ciptakan oleh masing-masing sektor ekonomi pada tahun tertentu. Berdasarkan data terbaru,
PDRB dikelompokkan menjadi tujuh belas sektor (Badan Pusat Statistik, 2018).
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sidenreng Rappang dalam kurun waktu lima tahun periode
tahun 2013-2017 atas dasar harga konstan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan PDRB dari
6,93% pada tahun 2013, kemudian terjadi pertumbuhan sebesar 7,87% pada tahun 2014,
kemudian pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar 8,03%, pada tahun 2016 juga terjadi kenaikan
sebesar 8,81%, dan pada tahun 2017 terjadi penurunan sebesar 7,11% (BPS Kabupaten
Sidenreng Rappang, 2018). Melihat perkembangan ekonomi Kabupaten Sidenreng Rappang yang
mengalami pasang surut, diperlukan suatu pengkajian terhadap sektor ekonomi unggulan yang
dapat dikembangkan dalam rangka peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Sidenreng Rappang. Selain itu, dengan mengetahui sektor ekonomi unggulan tersebut juga dapat
dijadikan tulang punggung atau andalan sebagai modal dasar dalam pembangunan perekonomian
khususnya merangsang terciptanya kesempatan kerja, guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Sidenreng Rappang dimasa yang akan datang.

121
Berdasarkan uraian diatas tentang kondisi yang terjadi di Kabupaten Sidenreng Rappang,
membuat penulis tertarik dalam melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sektor Unggulan
dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Sidenreng Rappang”.

METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sidenreng Rappang tepatnya di Badan Perencanaan
Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang.

Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Januari sampai dengan Maret 2019.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini yaitu tujuh belas sektor ekonomi dalam PDRB Kabupaten
Sidenreng Rappang. Seluruh populasi merupakan sampel penelitian, atau dengan kata lain, jumlah
populasi sama dengan jumlah sampel.

Defenisi Operasional

Defenisi operasional sesuai dengan variabel penelitian dapat dijelaskan berikut ini:
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa
yang tercipta atau dihasilkan diwilayah domestik suatu daerah yang timbul akibat berbagai
aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu.
2. Sektor ekonomi adalah lapangan usaha yang terdapat pada PDRB Kabupaten Sidenreng
Rappang, yang meliputi tujuh belas kategori yaitu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan;
sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor pengadaan listrik dan
gas; sektor pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang; sektor konstruksi;
sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi
dan pergudangan; sektor penyediaan akomodasi makan dan minum; sektor komunikasi dan
informasi; sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor real estat; sektor jasa perusahaan; sektor
adminitrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib; sektor jasa pendidikan; sektor
jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor jasa-jasa lainnya.
3. Sektor unggulan adalah sektor ekonomi yang termasuk dalam klasifikasi sektor maju dan
tumbuh dengan pesat, dimana daya saingnya lebih kuat dibandingkan dengan sektor yang
sama di tingkat provinsi.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan
data sekunder yang berasal dari dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh lembaga pengumpul
data.

Jenis dan Sumber Data


1. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif. Berikut data yang
digunakan dalam peneltian ini :
a. Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Selatan atas dasar harga konstan menurut
lapangan usaha, 2013-2017 (dalam miliaran rupiah).
b. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sidenreng Rappang atas dasar harga konstan
menurut lapangan usaha, 2013-2017 (dalam miliaran rupiah)
c. Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Selatan atas dasar harga
berlaku menurut lapangan usaha, 2013-2017 (dalam persentase).
d. Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sidenreng Rappang atas
dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, 2013-2017 (dalam persentase).
e. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Selatan atas dasar harga
konstan 2010 menurut lapangan usaha, 2013-2017 (dalam persentase).

122
f. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sidenreng Rappang atas
dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha, 2013-2017 (dalam persentase).
2. Data sekunder yang bersumber dari publikasi:
a. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidenreng Rappang dapat didownload di
http://sidrapkab.bps.go.id
b. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan dapat didownload di http://sulsel.bps.go.id
c. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten
Sidenreng Rappang.

Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan tiga teknik analisis data, yakni analisis Typologi Klassen,
analisis Location Quetiont dan analisis Shift Share yang selanjutnya akan dijelaskan di bawah ini:

Analisis Typologi Klassen


Analisis ini merupakan salah satu alat analisis ekonomi yang bertujuan untuk menganalisis
dengan cara mengklasifikasikan sektor ekonomi dalam suatu saerah dalam PDRB. Penggunaan
analisis Typologi Klassen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi posisi sektor
ekonomi dalam PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang dengan memperhatikan sektor ekonomi
Provinsi Sulawesi Selatan sebagai daerah referensi. Analisis tipologi klassen menghasilakn empat
klasifikasi sektor ekonomi dengan karakteristik yang berbeda sebagai berikut (Sjafrizal, 2008):
a. Sektor maju dan tumbuh dengan pesat (Kuadran I).
Kuadran ini adalah kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih
besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi
referensi (s) dan memiliki nilai distribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih besar
dibandingkan distribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk).
Klasifikasi ini dilambangkan dengan si > s dan ski > sk.
b. Sektor maju tapi tertekan (Kuadran II).
Kuadran ini adalah kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih
kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi
referensi (s) dan memiliki nilai distribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih besar
dibandingkan distribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk).
Klasifikasi ini dilambangkan dengan si < s dan ski > sk.
c. Sektor potensial atau masih dapat berkembang (Kuadran III).
Kuadran ini adalah kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih
besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi
referensi (s) dan memiliki nilai distribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih kecil
dibandingkan distribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk).
Klasifikasi ini dilambangkan dengan si > s dan ski < sk.
d. Sektor relatif tertinggal (Kuadran IV).
Kuadran ini adalah kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih
kecil diabndingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi
referensi (s) dan memiliki nilai distribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih kecil
dibandingkan distribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk).
Klasifikasi ini dilambangkan dengan si < s dan ski < sk.

123
Tabel 1
Klasifikasi Sektor PDRB menurut Tipologi Klassen
Laju
Pertumbuhan
si > s si < s
Distribusi

Kuadran I Kuadran II
ski > sk Sektor maju dan Sektor maju tapi
tumbuh dengan pesat tertekan

Kuadran III
Kuadran IV
ski < sk Sektor potensial atau
Sektor relatif tertinggal
masih dapat berkembang
Sumber: Sjafrizal, 2008.

Keterangan:
Ski : Distribusi sektor i terhadap PDRB Kab. Sidenreng Rappang.
Sk : Distribusi sektor i terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan.
Si : Laju pertumbuhan sektor i ditingkat Kab. Sidenreng Rappang.
S : Laju pertumbuhan sektor i ditingkat Provinsi Sulawesi Selatan

Analisis Location Quetient


Analisis Location Quetient dimaksudkan untuk menentukan sektor basis dan non basis di
Kabupaten Sidenreng Rappang. Metode ini membandingkan besarnya peranan suatu sektor di
suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor tersebut di tingkat regional. Tujuannya adalah
untuk mengindentifikasi potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut (Kuncoro, 2004).


Dimana:
LQ : Index Location Quotient
Si : PDRB sektor i di Kabupaten Sidenreng Rappang
S : PDRB total Kabupaten Sidenreng Rappang
Ni : PDRB sektor i di Provinsi Sulawesi Selatan
N : PDRB total Provinsi Sulawesi Selatan

Dari rumusan persamaan di atas, maka terdapat tiga kemungkinan nilai LQ yang bisa
diperoleh:
a. Nilai LQ = 1, bahwa tingkat spesialisasi sektor i di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah sama
dengan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan atau diktegorikan
sebagai sektor non basis karena sektor tersebut hanya manpu memenuhi kebutuhan didaerah
tersebut.
b. Nilai LQ > 1, bahwa tingkat spesialisasi sektor i di Kabupaten Sidenreng Rappang lebih besar
dibandingkan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan atau
diktegorikan sebagai sektor basis karena sektor tersebut tidak hanya dapat memenuhi
kebutuhan didaerahnya sendiri tetapi juga diekspor keluar daerah.
c. Nilai LQ < 1, bahwa tingkat spesialisasi sektor i di Kabuapten Sidenreng Rappang lebih kecil
diabandingkan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan atau
diktegorikan sebagai sektor non basis karena sektor tersebut hanya manpu memenuhi
kebutuhan didaerah tersebut dan cenderung mengimpor.

124
Analisis Shift Share
Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor
perekonomian Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil dari analisis ini akan memberikan gambaran
kinerja sektor ekonomi dalam PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang dan dibandingkan dengan
Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap penyimpangan tersebut positif,
maka dikatakan suatu sektor dalam PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki keunggulan
kompetitif atau sebaliknya. Teknik Analisis Shift Share membagi perubahan pertumbuhan (Dij)
menjadi tiga golongan (Arsyad, 2005):
a. Pengaruh pertumbuhan ekonomi diatasnya (N ij), yang diukur dengan cara menganalisis
perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor
yang sama diperekonomian yang dijadikan acuan.
b. Pengaruh pergeseran proporsional atau bauran industri (M ij), yang mengukur perubahan
pertumbuhan atau penurunan pada daerah studi dibandingkan dengan perekonomian yang
lebih besar yang dijadikan acuan. Dimana melalui pengukuran ini dimungkinkan untuk
mengetahui apakah perekonomian daerah studi terkonsentrasi pada industri yang tumbuh lebih
cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.
c. Pengaruh pergeseran diferensial atau keunggulan kompetitif (C ij), yang menentukan seberapa
jauh daya saing industri daerah dengan perekonomian yang dijadikan acuan, diamana jika
pergeseran diferensial dari suatu sektor adalah positif, maka sektor tersebut lebih tinggi daya
saingnya ketimbang sektor yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan.

Bentuk umum analisis shift share dan komponen-komponennya adalah:


Dij = Nij + Mij + Cij
Nij = Eij . rn
Mij = Eij (rin – rn)
Cij = Eij (rij – rin)

Keterangan:
i = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti
j = Variabel wilayah yang diteliti (Kab. Sidenreng Rappang)
Dij = Perubahan sektor i di daerah (Kab. Sidenreng Rappang)
Nij = Pertumbuhan sektor i di daerah (Kab. Sidenreng Rappang)
Mij = Bauran industri sektor i di daerah (Kab. Sidenreng Rappang)
Cij = Keunggulan kompetitif sektor i didaerah (Kab. Sidenren Rappang)
Eij = PDRB sektor i didaerah j (Kab. Sidenreng Rappang)
rij = Laju pertumbuhan sektor i didaerah j (Kab Sidenreng Rappang.
rin = Laju pertumbuahan sektor i didaerah n (Provinsi Sulawesi Selatan)
rn = Laju perumbuhan PDRB didaerah n (Provinsi Sulawesi Selatan)

Masing-masing laju pertumbuhan didefinisikan sebagai berikut:


a. Mengukur laju pertumbuhan sektor i diwilayah j
rij = (e*ij – eij) / eij
b. Mengukur laju pertumbuhan sektor i perekonomian nasional
rin = (e*in – ein) / ein
c. Mengukur laju pertumbuhan provinsi
rn = (e*n – en) / en

Keterangan:
e*in = PDRB sektor i ditingkat provinsi pada tahun terakhir analisis
ein = PDRB sektor i ditingkat provinsi pada suatu tahun dasar
e*ij = PDRB sektor i diwilayah j pada tahun terakhir analisis
eij = PDRB sektor i diwilayah j pada suatu tahun dasar
e*n = PDRB provinsi pada tahun terakhir analisis
en = PDRB provinsi pada suatu tahun dasar.

125
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Tipologi Klassen
Analisis Tipologi klassen merupakan analisis yang digunakan untuk mengklasifikasikan
sektor ekonomi di Kabupaten Sidenreng Rappang berdasarkan struktur pertumbuhannya. Matriks
klassen digunakan untuk melakukan pengelompokan sektor dengan memanfaatkan laju
pertumbuhan dan nilai distribusi.

Tabel 2
Rata-Rata Pertumbuhan dan Rata-Rata Distribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB
Kabupaten Sidenreng Rappang dan Provinsi Sulawesi Selatan, Periode Tahun 2013-2017
(%)
SIDENRENG RAPPANG SULAWESI SELATAN
No Lapangan Usaha Laju Laju
Distribusi Distribusi
Pertumbuhan Pertumbuhan
(Ski) (Sk)
(Si) (S)
Pertanian, Kehutanan dan
1 7,75 34,13 6,80 22,89
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 11,69 4,45 5,99 6,26
3 Industri Pengolahan 8,27 14,17 7,65 13,85
4 Pengadaan Listrik dan Gas 7,74 0,08 8,25 0,06
Pengadaan Air, Pengolahan
5 Sampah, Limbah dan Daur 4,10 0,02 4,26 0,11
Ulang
6 Konstruksi 8,57 14,35 8,12 12,38
Perdangangan Besar dan
7 Eceran; Reparasi Mobil dan 7,12 9,67 8,59 13,16
Sepeda Motor
Transportasi dan
8 8,37 1,84 6,11 4,13
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
9 6,75 0,59 8,10 1,35
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 10,15 2,43 9,28 5,05
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 10,06 2,98 8,01 3,70
12 Real Estat 6,71 3,52 7,04 3,91
13 Jasa Perusahaan 7,37 0,10 7,18 0,44
Administrasi Pemerintahan,
14 Pertahanan dan Jaminan 3,14 5,05 3,65 4,57
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 5,68 3,69 7,24 5,17
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 8,66 1,38 9,01 1,89
Sosial
17 Jasa Lainnya 7,44 0,92 8,62 1,28
Sumber: Data diolah dari lampiran

Berdasarkan informasi pada Tabel 2 di atas diketahui bahwa sektor yang memiliki rata-rata
pertumbuhan yang terbesar dalam PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang adalah sektor
pertambangan dan penggalian 11,69%. Sedangkan sektor dengan rata-rata pertumbuhan terkecil

126
adalah sektor adminitrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 3,14%. Dilihat berdasarkan Provinsi, sektor dengan rata-rata laju
pertumbuhan yang tinggi adalah sektor informasi dan komunikasi, yakni sebesar 9,28%.
Sedangkan sektor dengan rata-rata pertumbuhan terkecil adalah sektor adminitrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib 3,65%.
Adapun sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi sektor yang paling dominan atau
merupakan sektor yang memiliki distribusi paling besar dalam PDRB Kabuapten Sidenreng
Rappang yakni sebesar 34,13%. Sedangkan sektor dengan rerata distribusi terkecil adalah sektor
pengolahan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang 0,02%. Berdasarkan rata-rata
distribusi provinsi, maka sektor yang memiliki rerata distribusi paling besar dalam PDRB Provinsi
Sulawesi Selatan adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan 22,89%. Sedangkan dengan
sektor rata-rata kontribusi terkecil adalah pengadaan listrik dan gas 0,06%.

Tabel 3
Pengklasifikasian Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang, Periode
Tahun 2013-2017 Menurut Matriks Tipologi Klassen
Laju
Pertumbuhan
si > s si < s
Distribusi
Kuadran I Kuadran II
Sektor maju dan Sektor maju tapi tertekan
tumbuh dengan pesat - Pengadaan Listrik dan Gas
ski > sk - Pertanian, Kehutanan dan - Administrasi Pemerintahan,
Perikanan Pertahanan dan Jaminan
- Industri Pengolahan Sosial Wajib
- Konstruksi
Kuadran III Kuadran IV
Sektor potensial atau Sektor relatif tertinggal
masih dapat berkembang - Pengadaan Air, Pengolahan
- Pertambangan dan Penggalian Sampah, Limbah dan Daur
- Transportasi dan Pergudangan Ulang
- Informasi dan Komunikasi - Perdangangan Besar dan
- Jasa Keuangan dan Asuransi Eceran; Reparasi Mobil dan
ski < sk
- Jasa Perusahaan Sepeda Motor
- Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
- Real Estat
- Jasa Pendidikan
- Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
- Jasa Lainnya
Sumber: Data diolah dari tabel 3

Hasil analisis tabel 3 diatas menunjukkan pengklasifikasian sektor ekonomi dalam PDRB di
Kabupaten Sidenreng Rappang periode tahun 2013-2017. Terlihat bahwa pertumbuhan rata-rata
dan sumbangan setiap sektor ekonomi terhadap PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang terdapat
tiga sektor yang dapat dikategorikan sebagai sektor maju dan tumbuh pesat yaitu sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan dengan rata-rata laju pertumbuhan 7,75% dan rata-rata distribusi
34,13%, sektor industri pengolahan dengan rata-rata laju pertumbuhan 8,27% dan rata-rata
distribusi 14,17%, serta sektor konstruksi dengan laju pertumbuhan 8,57% dan rata-rata distribusi
sebasar 14,35%. Ketiga sektor tersebut memiliki rata-rata laju pertumbuhan dan rata-rata distribusi

127
PDRB yang lebih besar dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Provinsi Sulawesi
Selatan.
Sektor yang dikelompokkan sebagai sektor maju tapi tertekan adalah sektor yang rata-rata laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sidenreng Rappang lebih kecil dibandingkan dengan sektor
yang sama di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dan rata-rata distribusi dalam PDRB Kabupaten
Sidenreng Rappang lebih besar dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Sulawesi Selatan adalah pengadaan listrik dan gas; dan administrasi pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib.
Sektor yang dapat dikategorikan sebagai sektor potensial untuk berkembang adalah sektor
pertambangan dan penggalian; sektor transportasi dan pergudangan; sektor informasi dan
komunikasi; sektor jasa keuangan dan asuransi; dan sektor jasa perusahaan hal ini diakibatkan
karena sektor-sektor tersebut memiliki rata-rata laju pertumbuhan yang lebih besar tetapi memiliki
rata-rata distribusi yang lebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama dalam PDRB Provinsi
Sulawesi Selatan.
Sementara itu sektor yang dikategorikan sebagai sektor relatif tertinggal adalah sektor
ketersediaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor perdangangan besar dan
eceran; reparasi mobil dan sepeda motor; sektor penyediaan akomodasi dan makan minum; sektor
real estat; sektor jasa pendidikan; sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial; dan sektor jasa
lainnya. Hal ini sebabkan karena sektor tersebut memiliki rata-rata laju pertumbuhan dan rata-rata
kontribusi yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan sektor yang sama dalam pembentukan
PDRB Provinsi Sulawesi Selatan.

Hasil Analisis Location Quotient


Berdasarkan hasil perhitungan LQ yang terdiri dari tujuh sektor didalam PDRB Kabupaten
Sidenreng Rappang periode tahun 2013-2017, maka dapat teridentifikasikan sektor basis dan non
basis sebagai berikut :
Terdapat enam sektor basis di dalam PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor industri pengolahan; sektor pengadaan listrik dan gas;
sektor konstruksi; sektor real estat; dan sektor adminitrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan
sosial wajib. Keenam sektor ini memiliki nilai LQ > 1 (lebih besar dari angka satu) yang artinya
sektor tersebut tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan yang ada di Kabupaten Sidenreng
Rappang tetapi juga dapat diekspor ke daerah lain.
Terdapat sebelas sektor non basis yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor
pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang; sektor perdangangan besar dan
eceran; reparasi mobil dan sepeda motor; sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan
akomodasi dan makan minum; sektor informasi dan komunikasi; sektor jasa keuangan dan
asuransi; sektor jasa perusahaan; sektor jasa pendidikan; sektor kesehatan dan kegiatan sosial;
dan sektor jasa lainnya. Kesebelas sektor memiliki nilai LQ < 1 (lebih kecil dari angka satu) artinya
sektor ini belum mampu untuk mencukupi kebutuhan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang
dan cenderung mengimpor. Di dalam PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang tidak terdapat sektor
yang nilai LQ = 1 (sama dengan satu).

Tabel 4
Nilai Location Coutient (LQ) Sektor Ekonomi Terhadap PDRB
Kabupaten Sidenreng Rappang Periode Tahun 2013-2017.
Rata-
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017
Rata
Pertanian, Kehutanan dan
1 1,5663 1,5522 1,5512 1,5923 1,6212 1,5766
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 0,5189 0,5342 0,5397 0,5926 0,6390 0,5649
3 Industri Pengolahan 0,9950 0,9972 1,0155 1,0035 0,9950 1,0012
4 Pengadaan Listrik dan Gas 1,3333 1,3000 1,3333 1,2000 1,3333 1,3000

128
Pengadaan Air, Pengolahan
5 Sampah, Limbah dan Daur 0,2143 0,2308 0,1667 0,1667 0,1667 0,1890
Ulang
6 Konstruksi 1,1630 1,1345 1,1356 1,1474 1,1613 1,1484
Perdangangan Besar dan
7 Eceran; Reparasi Mobil dan 0,7765 0,7766 0,7629 0,7331 0,7150 0,7528
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 0,4653 0,5055 0,5260 0,5082 0,4946 0,4999
Penyediaan Akomodasi dan
9 0,4265 0,4191 0,4254 0,4044 0,3972 0,4145
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 0,4613 0,4807 0,4912 0,4834 0,4723 0,4778
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0,8371 0,8377 0,8464 0,8603 0,8680 0,8499
12 Real Estat 1,1753 1,1639 1,1580 1,1233 1,1441 1,1529
13 Jasa Perusahaan 0,2326 0,2326 0,2381 0,2381 0,2326 0,2348
Administrasi Pemerintahan,
14 Pertahanan dan Jaminan 1,1776 1,1822 1,1876 1,0831 1,1017 1,1464
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 0,7427 0,7336 0,7205 0,7024 0,6740 0,7146
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 0,7459 0,7460 0,7358 0,7436 0,7172 0,7377
Sosial
17 Jasa Lainnya 0,7460 0,7381 0,7266 0,7023 0,7015 0,7229
Sumber: Data diolah dari lampiran.

Tabel 5
Pengklasifikasian Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang, Periode
Tahun 2013-2017 Menurut Matriks Analisis Location Quetient
Laju
Pertumbuhan
si > s si < s
Distribusi
Kuadran I Kuadran II
Sektor maju dan Sektor maju tapi tertekan
tumbuh dengan pesat - Pengadaan Listrik dan Gas
ski > sk - Pertanian, Kehutanan - Administrasi Pemerintahan,
dan Perikanan Pertahanan dan Jaminan Sosial
- Industri Pengolahan Wajib
- Konstruksi
Kuadran III Kuadran IV
Sektor potensial atau Sektor relatif tertinggal
masih dapat berkembang - Ketersediaan Air, Pengelolaan
- Pertambangan dan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Penggalian - Perdangangan Besar dan Eceran;
ski < sk - Transportasi dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Pergudangan - Penyediaan Akomodasi dan Makan
- Informasi dan Minum
Komunikasi - Real Estat
- Jasa Keuangan dan - Jasa Pendidikan
Asuransi - Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
- Jasa Perusahaan - Jasa Lainnya
Sumber: Data diolah dari tabel 4

129
Berdasarkan rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan rata-rata nilai distribusi PDRB Kabupaten
Sidenreng Rappang yang dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan rata-rata
nilai distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Selatan pada Tabel 5 dari tujuh belas sektor ekonomi dalam
PDRB maka dapat diklasifikasikan kedalam empat kuadran yaitu:
Sektor yang masuk Kuadran I (sektor maju dan tumbuh dengan pesat) yaitu sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan; sektor industri pengolahan; dan sektor konstruksi. Ketiga sektor ini
memiliki rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan rata-rata nilai distribusi PDRB Kabupaten yang lebih
besar dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan rata-rata nilai distribusi PDRB
Provinsi.
Sektor yang masuk Kuadran II (sektor maju tapi tertekan) yaitu sektor pengadaan listrik dan
gas; dan sektor adminitrasi pemerintahaan, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Kedua sektor ini
memiliki rata-rata laju pertumbuhan PDRB kabupaten yang lebih besar dibandingkan dengan rata-
rata laju pertumbuhan PDRB provinsi dan rata-rata nilai distribusi PDRB Kabupaten yang lebih kecil
dibandingkan dengan rata-rata nilai distribusi PDRB Provinsi.
Sektor yang masuk Kuadran III (sektor potensial atau masih dapat berkembang) yaitu sektor
pertambangan dan penggalian; sektor transportasi dan pergudangan; sektor informasi dan
komunikasi; sektor jasa keuangan dan asuransi; dan jasa perusahaan. Kelima sektor ini memiliki
rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kabupaten yang lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata laju
pertumbuhan PDRB Provinsi dan rata-rata nilai distribusi PDRB Kabupaten yang lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata nilai distribusi PDRB Provinsi.
Sektor yang masuk Kuadran IV (sektor relatif tertinggal) yaitu sektor ketersediaan air,
pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor perdangangan besar dan eceran; reparasi
mobil dan sepeda motor; sektor penyediaan akomodasi dan makan minum; sektor real estat; sektor
jasa pendidikan; sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial; dan sektor jasa lainnya. Ketujuh sektor
ini memiliki rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan rata-rata nilai distribusi PDRB Kabupaten yang
lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan rata-rata nilai distribusi
PDRB Provinsi.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor dengan distribusi paling besar
dalam perekonomian Kabupaten Sidenreng Rappang. Sektor ini harus dapat dipertahankan bahkan
harus terus dikembangkan. Pemerintah sebaiknya punya daya dorong untuk meningkatkan produk
utama apalagi produk turunan dari sektor ini.
Melihat perkembangan pertanian khususnya petani padi yang sangat melimpah dan sudah
dikenal sebagai kota beras produksi tanaman padi di Kabupaten Sidenreng Sidenreng Pada tahun
2017 mencapai 665.287 ton yang dipanen dari areal seluas 106.327 Ha atau dengan produkstifitas
sebesar 62,57 Ku/Ha. Bila dibandingkan dengan tahun 2017 mengalami peningkatan sekitar 2,64%
dimana produksi tahun 2016 sebesar 533.782 ton dengan areal panen seluas 103.591 Ha atau
dengan produktifitas sebesar 56,76 Ku/Ha (BPS Kabupaten Sidenreng Rappang, 2018).

Hasil Analisis Shift Share


Analisis shift share dalam penelitian ini menggunakan variabel pendapatan, yaitu PDRB untuk
menguraikan pertumbuhan ekonomi Kabuapten Sidenreng Rappang. Perubahan nilai tambah
sektor tertentu dalam PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan penjumlahan dari
Provincial Share atau Pertumbuhan Nasional Nij, Proportional Shift atau Bauran Industri Mij, dan
Differential Shift atau Keunggulan Kompetitif Cij.
Analisis Shift Share dibedakan atas tiga komponen yaitu sebagai berikut:
Komponen Pertumbuhan Provinsi Nij, dalam hal ini pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi
Selatan telah mempengaruhi pertumbuhan PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang sebesar Rp
1.869,32 milyar. Nilai positif menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Sidenreng Rappang
masih bergantung pada perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan.
Selanjutnya adalah komponen bauran industri. Hasil analisis bauran industri menunjukkan
bahwa bauran industri memberikan pengaruh yang negatif bagi perkembangan perekonomian
Kabupaten Sidenreng Rappang, yaitu Rp -34,30 milyar. Nilai negatif menunjukkan bahwa bauran
industri terhadap sektor ekonomi dalam PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang masih sangat kecil

130
bahkan minus, berarti bahwa dampak struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan hanya
mengurangi pertumbuhan PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang sebesar Rp 34,30 milyar.
Terakhir adalah komponen keunggulan kompetitif. Nilai perhitungan komponen keunggulan
kompetitif Cij pada tabel 5.4, sebesar Rp 187,78 milyar. Nilai ini menunjukkan bahwa keunggulan
kompetitif yang dihasilkan akan meningkatkan perkembangan perekonomian Kabupaten Sidenreng
Rappang sebesar Rp 187,78 milyar. Terdapat tujuh sektor yang memiliki nilai keunggulan kompetitif
positif yaitu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; sektor pertambangan dan penggalian;
sektor industri pengolahan; sektor konstruksi; sektor transportasi dan pergudangan; sektor
informasi dan komunikasi; dan sektor jasa keuangan dan asuransi. Sektor tersebut merupakan
sektor ekonomi yang tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor yang sama ditingkat Provinsi
Sulawesi Selatan, sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam memacu pertumbuhan PDRB di
Kabupaten Sidenreng Rappang. Sedangkan sepuluh sektor lainnya yaitu, sektor pengadaan listrik
dan gas; sektor ketersediaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor
perdangangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor; sektor penyediaan akomodasi
dan makan minum; sektor real estat; sektor jasa perusahaan; sektor adminitrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib; sektor jasa pendidikan; sektor jasa kesehatan dan kegiatan
sosial; dan sektor jasa lainnya. Memiliki nilai negatif sehingga sektor tersebut pertumbuhannya
lambat ditingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
Hasil analisis shift share menunjukkan bahwa selama periode tahun 2013-2017, nilai PDRB
Kabupaten Sidenreng Rappang telah mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB
tersebut tumbuh sebesar Rp 2.022,80 milyar. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh komponen
pertumbuhan Provinsi Nij, bauran industri Mij, dan keunggulan kompetitif Cij.

Tabel 6
Analisis Shift Share Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang
Periode Tahun 2013-2017
No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 625,05 -18,94 151,53 757,64
2 Pertambangan dan Penggalian 59,08 -12,53 59,08 105,63
3 Industri Pengolahan 261,15 -7,91 23,74 276,98
4 Pengadaan Listrik dan Gas 2,32 0,28 -0,28 2,32
Ketersediaan Air, Pengelolaan Sampah,
5 0,51 -0,25 -0,02 0,24
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 260,01 7,88 15,76 283,65
Perdangangan Besar dan Eceran;
7 201,29 48,80 -48,80 201,29
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 33,81 -7,17 12,29 38,93
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 10,92 1,65 -2,32 10,25
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 54,67 4,97 9,94 69,58
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 54,75 3,32 13,27 71,34
12 Real Estat 80,12 -9,71 -2,43 67,98
13 Jasa Perusahaan 1,95 -0,06 -0,12 1,77
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
14 104,11 -53,63 -15,77 34,71
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 76,17 -2,31 -23,08 50,78
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 25,85 7,05 -2,35 30,55

131
17 Jasa Lainnya 17,56 4,26 -2,66 19,16
Jumlah 1869,32 -34,30 187,78 2022,80
Sumber: Data diolah.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan analisis Tipologi Klassen dengan menggunakan matriks klassen maka dapat
diklasifikasikan setiap sektor dalam perekonomian Kabupaten Sidenreng Rappang, yaitu yang
menjadi sektor maju dan tumbuh dengan pesat adalah sektor pertanian, kahutanan, dan
perikanan; sektor industri pengolahan; dan sektor konstruksi. Sementara dua sektor yaitu
sektor pengadaan listrik dan gas; dan sektor adminitrasi pemerintahan, pertahanan, dan
jaminan sosial wajib adalah sektor maju tapi tertekan. Sementara lima sektor masuk kedalam
sektor klasifikasi sektor potensial atau masih dapat berkembang dan tujuh sektor lainnya
termasuk dalam klasifikasi sektor relatif tertinggal.
2. Berdasarkan analisis LQ, yang menjadi sektor basis, yakni sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan; sektor industri pengolahan; sektor pengadaan listrik dan gas; sektor konstruksi;
sektor real estat; dan sektor aminitrasi pemerintahan, ertahanan, dan jaminan sosial wajib.
Sementara itu sebelas sektor lainnya adalah sektor non basis.
3. Berdasarkan Analisis Shift Share, diperoleh kesimpulan bahwa Kabupaten Sidenreng Rappang
memiliki beberapa sektor unggulan dengan daya saing kompetitif yaitu, sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan;
sektor konstruksi; sektor transportasi dan pergudangan; sektor informasi dan komunikasi; dan
sektor jasa keuangan dan asuransi.
Berdasarkan hasil analisis tujuh belas sektor dalam PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang
maka sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; sektor industri pengolahan; dan sektor
konstruksi merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketiga sektor ini merupakan sektor maju dan tumbuh dengan pesat,
merupakan sektor basis, dan memiliki keunggulan kompetitif atau berdaya saing yang kuat. Sektor
ini perlu stimulus dengan berbagai kebijakan pemerintah daerah sebagai penanggung jawab
pengelolaan pembangunan daerah Kabupaten Sidenreng Rappang untuk lebih melihat dan
menggali potensi-potensi yang ada didaerah ini.

Saran
Dari kesimpulan tersebut, adanya kebijakan otonomi daerah maka motivasi dan harapan
akan perekembangan dan kemandirian ekonomi daerah selayaknya memperhatikan dan
mengidentifikasi potensi –potensi ekonomi di daerah sebagai syarat untuk menempatkan daerah
agar dapat diperhitung dalam perekonomian nasional. Adapun saran-saran yang dapat diberikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : perlunya Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang
mengelola prioritas utama sektor unggulan daerah dalam kebijakan pembangunan yang ditetapkan.
Hal ini bertujuan agar sektor ini dapat mendorong sektor non basis untuk berkembang menjadi
sektor basis. Kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dalam
kaitan nya dengan upaya lebih meningkatan jumlah PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman dkk. 2011. Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian. :CV. Pustaka Setia.
Bandung.

Adisasmita. 2008. Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori. :Graha Ilmu. Jakarta.

132
Arsyad, Lincolin. 2005. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Kedua.
Yogyakarta.

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Edisi Kelima. Yogyakarta.

Bappelitbangda. 2019. Gambaran Umum Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan


Pengembangan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. Pangkajene

Basuki, M dan Mujiraharjo, F.N. 2017. Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Sleman dengan
Metode Shift Share dan Location Quotient. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. Vol 15. No
1. Hlm 52-60.

BPS. 2018. Kabupaten Sidenreng Rappang dalam Angka 2018. :Percetakan 21 Makassar.
Pangkajene.

BPS. 2018. Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota 2013-2017 Sulawesi. Buku 4.
:PT. Citra Mawana Patamaro. Jakarta.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2018. Panduan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2018. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Parepare. Parepare.

Ma’ruf, Ahmad & Latri Wihastuti. 2008. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia : Determinan dan
Prospeknya. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Volume 9, Nomor 1, April 2008 : 44-
55.

Sapriadi, Hasbiullah. 2015. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten


Bulukumba. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol 1. No 1. Hlm 71-86. Makassar.

Siregar, A.J. 2017. Analisis Sektor Unggulan Di Kabupaten Asahan. Program Studi Ekonomi
Pembangunan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatra Utara. Medan

Sjafrizal. 2016. Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi. Edisi Pertama. Cetakan
Ketiga :Rajawali Pers. Jakarta.

Subandi. 2007. Sistem Ekonomi Indonesia. Edisi Ketiga. :ALFABETA. Bandung.

Sukirno, Sodono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. :PT Raja Grafindo. Jakarta.

Tarigan, Robinsen. 2010. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. :PT.Bumi Aksara. Jakarta.

Tabrani, Andi. 2008. Analisis Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten Mandailing Natal Provinsi
Sumatra Utara. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol 10. No 1. Hlm 1-6. Jakarta.

Wikipedia.2019. Sejarah Kabupaten Sidenreng Rappang. http://id.m.w ikipedia.org/wiki/


Kabupaten_Sidenreng_Rappang. Diakses pada: Senin, 21 Januari 2019.

Yulianti, I. 2017. Analisis Sektor Potensi Unggulan Guna Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Kabupaten Magelang. Program Studi Ekonomi Syari’ah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Yuliyanto, T. 2010. Analisis Pengaruh Sektor Unggulan Terhadap Pengembangan Wilayah


Kabupaten Labuhan Batu Utara. Pascasarjana Universitas

133

You might also like