277 550 2 PB PDF
277 550 2 PB PDF
277 550 2 PB PDF
Oleh :
Sima Susriyani
Alumni Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Borobudur
Meirinaldi
Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur
Email : usu_mey@yahoo.co.id
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the formation composition for the optimal
portfolio by a single index model method in LQ-45 stock at IDX The population of LQ-45 are
the firms what list in the IDX as many as 45 companies in the period February 2010 until
January 2015. Purposive sampling was for the sampling, which sampling are taken from
certain criteria and representative sample of the population is represented by 22 sample
stockcompanies. Data collection methods used a documentation method from the Indonesian
Stock Exchange in this study. Data were analyzed using a single index model. This model
analyzes the variables of share and market in formation composition for the optimal portfolio.
Single index model used the value excess return to beta (ERB) of LQ-45, and then
narrow down the value of the shares with cut off point (C*). When ERB > C* then the stock is
included in the optimal portfolio. However, if the ERB < C* then the stock isn’t included in
the optimal portfolio. The results showed there were 12 stocks in a portfolio of 22 stocks
candidate who studied with cut off point of 0,00888. Optimal portfolio is formed by having
ERB is grater than C*. The proportion of each stock fund are JSMR (Jasa Marga
(Persero)Tbk) 19,04%, BBCA (Bank Central Asia Tbk) 17,60%, UNVR (Unilever Indonesia
Tbk) 16,49%, BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk) 11,95%, BMRI (Bank Mandiri
(Persero) Tbk) 8,42%, INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk) 6,34%, GGRM (Gudang Garam
Tbk) 6,30%, SMGR (Semen Gresik (Persero) Tbk 3,25%, LPKR (Lippo Karawaci Tbk)
2,97%, INTP (Indocement Tunggal Prakasa Tbk) 2,86%, KLBF (kalbe Farma Tbk) 2,76%,
PGAS (Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 2.02%. with a portfolio return of 0,19194 or
19,194% and the portfolio risk of 0,00197.or 0,197%.
Based on the conclution and test data, it can be concluded that the mody appropriate
estimation models used panel data regression study is Common effect Model.
290
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
dana yang dimiliki hanya pada satu aset Alternatif pemilihan saham dan
saja. Karena jika aset tersebut gagal maka penentuan portofolio dapat dilakukan
investor akan mengalami kerugian yang dengan menggunakan berbagai
besar. analisis,Salah satunya dengan model
Indeks Harga Saham merupakan indeks tunggal. William shape (1963)
indikator utama yang mengambarkan mengembangkan model yang disebut
pergerakan harga saham pada periode dengan model indeks tunggal (single-index
tertentu. Menurut sumber dari model)model ini menyederhanakan
www.idx.co.id Ada beberapa macam perhitungan dimodel portofolio markowitz
indeks saham dalam bursa efek indonesia dengan menyediakan parameter-parameter
yaitu: Indeks Harga Saham Sektoral, input yang dibutuhkan dalam perhitungan
Indeks LQ-45, Indeks Harga Saham model portofolio markowitz. Disamping
Gabungan, Jakarta Islamic indeks, Indeks itu model indeks tunggal dapat juga
Sri Kehati, Indeks PEPINDO25, Indeks digunakan untuk menghitung return
Papan Utama dan Papan Pengembang, ekspektasi dan risiko.Model indeks
Indeks Kompas100, dan Indeks 30. Indeks Tunggal banyak digunakan sebagai alat
LQ-45 merupakan salah satu indeks terbaik analisis untuk mendapatkan portofolio
di BEI. Oleh karena itu penelitian ini akan yang efisien, selain itu modelnya juga
menjadikan indeks LQ-45 sebagai populasi sederhana sehingga mudah untuk
penelitian. Saham-saham yang masuk ke dioperasikan. Saham-saham yang
dalam LQ-45 adalah saham–saham yang dimasukan ke dalam rangkaian portofolio
sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan merupakan saham-saham yang memiliki
oleh BEI.LQ45 adalah 45 saham yang kinerja yang baik.
telah terpilih yang memiliki likuidasi dan Portofolio yang optimal menjadi
kapitalisasi pasar yang tinggi. sesuatu yang menarik untuk dipelajari dan
Perkembangan saham LQ-45 akan selalu diteliti. Karena fortofolio yang optimal
dipantau enam bulan sekali. Saham LQ-45 akan menentukan besarnya nilai
harus masuk kedalam urutan 60 terbesar returnmaupun risiko yang akan diterima
dari total transaksi saham di pasar reguler. oleh investor. Secara khusus dapat diamati
Dan telah tercatat di BEI minimum 3(tiga) bahwa kebanyakan saham cenderung
bulan. Apabila likuiditas perdagangan mengalami kenaikan harga jika indeks
saham mengalami perkembangan yang harga saham naik. Dan kebalikannya yaitu
kurang baik maka saham tersebut akan jika indeks harga saham turun kebanyakan
dikeluarkan dari anggota LQ-45. Indeks saham mengalami penurunan harga. Hal
LQ-45 adalah 45 saham terbaik yang ini menyarankan bahwa return-return
dipilih bedasarkan likuiditas perdagangan sekuritas mungkin berkorelasi karena
saham. adanya reaksi umum terhadap perubahan-
Bila dilakukan pengamatan pada perubahan nilai pasar. Alasan yang
pasar saham, maka akan terlihat bahwa mungkin dapat diterima mengapa investor
pada saat pasar membaik, harga-harga harus membuat portofolio yang optimal.
saham individual juga akan meningkat Karena harapan akan returnyang lebih
demikian pula sebaliknya. Pada saat pasar besar hanya dapat diwujudkan apabila
memburuk maka harga saham-saham akan investor dapat membuat portofolio optimal.
turun hal ini menunjukan bahwa tingkat penentuan portofolio dapat dilakukan
keuntungan suatu saham berkorelasi dengan menggunakan berbagai analisis
dengan perubahan pasar ( Husnan 2005) salah satunya adalah dengan menggunakan
Model indeks tunggal memformulasikan single index model (model index tunggal).
bahwa perubahan harga saham di Berdasarkan identifikasi masalah dan
pengaruhi oleh perubahan indeks pasar. batasan masalah yang telah di tulis diatas
291
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
292
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
293
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
bunga yang tidak diharapkan dan lain- pengembalian aktual (actual return).
lain. Semakin besar penyimpangannya berarti
Dengan adanya 2 jenis return ini semakin besar tingkat risikonya.
maka: Indeks Harga Saham
Total return = expected return + Unexpected retur
Indeks merupakan indikator
perubahan harga suatu saham
Tingkat risiko (Risk) Saham debandingkan dengan harga perdananya
Saham di kenal dengan karakteristik Rumus :
high risk high return. Artinya dengan Indeks individual =
memiliki saham dapat memberikan
peluang untuk mendapatkan keuntungan Menurut Martalena dan Maya
tinggi dan dapat meninbulkan risiko yang (2011:99), indeks harga saham adalah
tinggi juga. suatu indikator yang menunjukan
Risiko merupakan penyimpangan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi
dari tingkat return yang di harapkan sebagai indikator tren pasar, artinya
dengan tingkat pengembalian aktual. pergerakan indeks menggambarkan kondisi
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:105), pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang
dalam teori portofolio modern telah aktif atau lesu. fungsi indeks dalam pasar
diperkenalkan bahwa risiko investasi total modal :
dapat di pisahkan menjadi dua jenis risiko, a. Sebagai indikator tren pasar.
yaitu : b. Sebagai indikator tingkat keuntungan.
a. Risiko Sistematik c. Sebagai tolak ukur ( benchmark )
Risiko sistimatik atau risiko pasar kinerja suatu portofolio.
merupakan risiko yang berkaitan d. Memfasilitasi pembentukan portopolio
dengan perubahan yang terjadi di pasar dengan strategi pasif.
secara keseluruhan. Perubahan pasar e. Memfasilitasi berkembangnya produk
tersebut akan mempengaruhi derivatif.
variabelitas return suatu investasi. Menurut (sumber www. Idx.co.id ),
Dengan kata lain risiko sistimatis terdapat sembilan jenis indeks di bursa
merupakan risiko yang tidak dapat efek Indonesia yaitu:
didiversifikasi (undivesifiable) 1. Indeks harga Saham gabungan
b. Risiko tidak Sistematik (IHSG). Menggunakan seluruh saham
Disebut juga risiko khusus yang yang ditransaksikan di BEI. Jumlah
terdapat pada masing-masing emiten yang terdaftar lebih dari 400
perusahaan, adalah risiko yang tidak emiten
terkait dengan perubahan secara 2. Indeks Harga Saham Sektoral.
keseluruhan. Risiko perusahaan lebih Menggunakan semua saham yang
terkait pada perubahan kondisi mikro termasuk dalam masing-masing
perusahaan penerbit sekuritas. Dalam sektor. Di BEJ indeks sektoral terbagi
manajemen portofolio disebutkan atas sembilan sektor yaitu:
bahwa risiko perusahaan bisa a. Sektor-sektor primer (ekstraktif) :
diminimalkan dengan melakukan pertanian, pertambangan
deversifikasi aset dalam suatu b. Sektor-sektor sekunder (industri
portofolio. manufaktur); Industri dasar dan
kimia, aneka industry, dan barang
Menurut Abdul Halim (2005:42) konsumsi
dalam konteks manajemen investasi, risiko c. Sektor-sektor Tersier (jasa) ;
merupakan besarnya penyimpangan antara property dan real estate,
tingkat pengembalian yang diharapkan transportasi dan infrastruktur,
(expected return – ER) dengan tingkat
294
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
295
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
memiliki nilai kapitalisasi yang besar SBI, Bank Indonesia dapat menyerap
hal itu merupakan indikator likuidasi. kelebihan uang primer yang beredar.
indeks LQ-45 menggunakan 45 saham Tingkat suku bunga yang berlaku
yang terpilih berdsarkan likuiditas pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh
perdagangan saham dan disesuaikan mekanisme pasar berdasarkan lelang. Sejak
setiap enam bulan sekali dengan awal Juli 2005, BI Menggunakan
demikian saham yang terdapat dalam mekanisme “BI rate” (suku bunga BI),
indeks tersebut akan selalu berubah yaitu BI mengumumkan target suku bunga
(Martalena dan Maya,2011:100). SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan
Menurut Buku Panduan Indeks Bursa pada masa periode tertentu. BI rate ini
Efek Indonesia (2010:11), indeks LQ- kemudian yang digunakan sebagai acuan
45 terdiri dari 45 emiten dengan para pelaku pasar dalam mengikuti
likuiditas (Liquid) tinggi, yang pelelangan.
diseleksi melalui beberapa kriteria
pemilihan. 45 jenis saham yang Teori Portofolio.
memenuhi kriteria yang ditentukan Menurut Jogiyanto dan
dan indeks LQ-45 ini akan ditinjau FerikawitaM. Sembiring (2013:2),
setiap tiga bulan sekali. Untuk Portofolio efisien merupakan portofolio
menentukan Saham-saham yang yang baik, tapi bukanlah yang terbaik
termasuk LQ-45 maka digunakan dua karena hanya faktor returnnya saja atau
tahap seleksi. Tahap pertama, kriteria faktor risikonya saja. Sedangkan portofolio
yang harus dipenuhi adalah sebagai optimal merupakan fortofolio yang terbaik
berikut : dengan kombinasi return terbaik dan risiko
a. Saham tersebut berada di top 95 terbaik. Investor yang rasional akan
persen dari total rata-rata tahunan mengharapkan portofolio investasinya
nilai transaksi saham di pasar adalah portofolio yang optimal.
reguler. Portofolio optimal adalah portofolio
b. Berada di top 90 persen dari rata- yang ada pada efficient frontier yang
rata tahunan kapitalisasi pasar. memiliki utilitas tertunggi bagi seorang
c. Tercatat di BEI minimal 3 bulan. investor tertentu. Portofolio optimal
Jika lolos pada tahap pertama, merupakan portofolio terbaik yang terdapat
maka dilanjutkan pada tahap kedua padaefficient frontier yang dapat di pilih
yaitu sebagai berikut : oleh investor yang disesuaikan dengan
a. Merupakan urutan tertinggi yang kemampuan investasinya sehingga akan
mewakili sektornya dalam membentuk utilitas tertinggi (relly dan
klasifikasi di BEI brown dalam Deddy H. Bangun, 2012:4).
b. Memiliki porsi yang sama dengan Dalam jurnal Entar Sutisman
sektor-sektor lain. (2012:2), portofolio adalah kumpulan
c. Merupakan urutan tertinggi investasi yang dimiliki oleh institusi
berdasarkan frekwensi transaksi. ataupun perorangan. Memiliki portofolio
seringkali merupakan suatu bagian dari
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) investasi dan strategi manjemen risiko
Sertifikat bank indonesia (SBI) Portofolio efisien adalah portofolio yang
adalah surat berharga yang dikeluarkan menyediakan return maksimal bagi
oleh bank Indonesia sebagai pengakuan investor dengan tingkat return tertentu.
utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) Sedangkan portofolio optimal adalah
dengan sistem diskonto/bunga. SBI portofolio yang dipilih investor dari sekian
merupakan salah satu mekanisme yang banyak pilihan yang ada pada portofolio
digunakan Bank Indonesia untuk efisien ( Tandelilin dalam Entar Sutisman,
mengontrol nilai rupiah. Dengan menjual 2012:2).
296
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
297
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
298
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
Model indeks tunggal di dasarkan atau indeks tersebut adalah Indeks Harga
pada pengamatan bahwa harga dari suatu Saham Gabungan (IHSG)
sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks
harga pasar, karena return dari suatu Portofolio optimal Berdasarkan single
sekuritas dan return dari indeks pasar. index model
Menurut suad Husnan (2001:103), kalau Perhitungan untuk menentukan
kita melakukan pengamatan maka akan portofolio optimal akan sangat
tampak bahwa pada saat pasar membaik ( dimudahkan jika hanya didasarkan pada
yang ditunjukan oleh indeks pasar yang sebuah angka yang dapat menentukan
tersedia) harga saham-saham individual apakah suatu sekuritas dapat dimasukan
juga meningkat. Demikian pula sebaliknya kedalam portofolio optimal tersebut.
pada saat pasar memburuk aka saham- Angka tersebut adalah rasio antara ekses
saham akan turun harganya. Hal ini return dengan beta.
menunjukan bahwa tingkat keuntungan a. Memasukan besarnya Excess Return
suatu saham nampaknya berkorelasi To Beta (ERB)
dengan perubahan pasar. Apabila Ekcess return to Beta (ERB)
perubahan pasar dapat dinyatakan sebagai didefinisikan sebagai selisih dari
tingkat keuntungan indeks pasar maka return ekspektasi dengan return aktiva
tingkat keuntungan suatu saham dapat bebas risiko. Ekcess return to Beta
dinyatakan sebagai berikut berarti mengukur kelebihan return
relatif terhadap satu unit risiko yang
Ri = αi + βi . Rm tidak dapat didiversifikasi yang diukur
dengan beta. Rasio ERB ini juga
Dalam hal ini : menunjukan hunhungan antara dua
αi adalah bagian dari tingkat keuntungan faktor penentu investasi, yaitu return
saham i yang tidak di pengaruhi oleh dan risiko.
perubahan pasar Di dalam potofolio yang optimal
Rm adalah tingkat keuntungan indeks pasar akan berisi dengan aktiva-aktiva yang
βi yaitu parameter yang mengukur memiliki nilai rasio ERB yang tinggi.
perubahan yang diharapkan pada Ri kalau Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang
terjadi perubahan pada Rm. rendah tidak akan dimasukan ke dalam
Persamaan tersebut hanyalah portofolio optimal. Dengan demikian
memecah tingkat keuntungan suatu saham diperlukan sebuah titik pembatas (cut
yang menjadi dua bagian yaitu yang off point) yang menentukan batas nilai
idependen dari perubahan pasar dan yang ERB berapa yang dikatakan tinggi.
dipengaruhi oleh pasar. βi menunjukan
kepekaan tingkat keuntungan indeks pasar. b. Menentukan Tingkat Pembatas atau
Parameter αi menunjukkan komponen Cut off Point (C*)
tingkat keuntungan yang tidak berpengaruh Besarnya titk pembatas ini dapat di
oleh perubahan indeks pasar. tentukan dengan langkah langkah sebagai
Menurut abdul Halim (2005:82), berikut
model indeks tunggal atau model satu 1. Hal pertama yang harus dilakukan
faktor (single index model) dalah mengurutkan sekuritas-
mengasumsikan bahwa tingkat sekurutas berdasarkan dari nilai
pengembalian antara dua efek atau lebih ERB terbesar sampai ke nilai ERB
akan berkorelasi, yaitu akan bergerak terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan
bersama dan mempunyai reaksi yang sama nilai ERB terbesar merupakan
terhadap satu faktor atau indeks tunggal kandidat untuk dimasukan kedalam
yang dimasukkan dalam model. Faktor portofolio optimal
300
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
301
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
Tbk, Bahtera Adimina Samudra Tbk, Inti sebesar 0,54% an PT. Astra Agro Lestari
Agri Resources Tbk, dan Multibreeder Tbk sebesar 0,05%.
Adirama, tergolong sebagai portofolio Penelitian yang dilakukan oleh Sri
optimum dimana memiliki nilai ERB yang Yuniarti(2010), mengenai “ Pembentukan
positif serta lebih besar dari Ci, atau portofolio Optimal Saham-saham
tingkat return lebih besar dari risiko yang Perbankan dengan menggunakan Model
mungkin dihadapi portofolio tersebut. Indeks Tunggal”. Dalam analisis ini
Penelitian yang dilakukan oleh variable yang diteliti adalah return pasar
Deddy H Bangun, Samual P.D. (IHSG) terhadap return sekuritas. Dengan
Anantadjaya, dan Laura Lahindah (2012), menggunakan metode Model Indeks
memgenai “Portofolio Optimal Menurut Tunggal. Peneliti menemukan dari 7(tujuh)
Markowitz Model dan Single Index Model: saham yang dijadikan sample ada 3 (tiga)
Studi Kasus pada Indeks LQ-45”. Dalam saham yang terbentuk dalam kandidat
analisis ini variable yang diteliti adalah portofolio optimal, yaitu BBRI sebesar
risiko portofolio dan kinerja portofolio ( 58,15%, Saham BBCA sebesar 23,72%
Sharpe Ratio dan Treynor Ratio) terhadap dan Saham BBNI 18,13%.
risiko portofolio denganmenggunakan Penelitian yang di lakukan oleh
metode Model Markowitz (MM) dan Umanto Eko (2008), mengenai “ Analisis
Single Index Model (SIM). Hasil dan penilaian Kinerja portofolio Optimal
Penelitian adalah SIM memberikan tingkat Saham-saham LQ-45”. Dalam analisis ini
pengembalian lebih tinggi dari MM variable yang diteliti adalah return pasar
sebesar 0,205%, dengan tingkat resiko (IHSG) terhadap return sekuritas. Dengan
yang tidak jauh berbeda juga dengan MM, menggunakan model indeks tunggal dan
sebesar 0,045%, kinerja atas pembentukan model constant correlation. Hasil
portofolio optimal yang di peroleh dengan penelitian adalah kombinasi saham-saham
SIM relatif berbeda dengan hasil MM, yang membentuk portofolio optimal yang
berdasarkan Sharpe Ratio dan Treynor ditentukan dengan melihat peringkat
Ratio sebesar 0,0800 dan 0,00134. Hal ini masing-masing saham bedasarkan nilai
menunjukan bahwa kinerja portofolio ERB/ Excess Return to Beta (model indeks
optimal berdasarkan SIM lebih baik dari tunggal) dan ERS/Excess Return to
MM. Deviation Standard (model korealsi
Penelitian oleh Entar Sutisman konstan). Portofolio optimal yang dibentuk
(2012) mengenai” Analisis Portofolio dengan menggunakan model indeks
Saham Sebagai Dasar Pertimbangan tunggal maupun model korelasi konstan
Investasi Pada Perusahaan yang Terdaftar mengindikasikan bahwa investor harus
di Bursa Efek Indonesia (studi kasus mengalokasikan dana terbesarnya pada
Penggunaan Model indeks Tunggal Pada saham TLKM, sedangkan portofolio
Saham LQ-45)”. Dalam analisis ini optimal yang dibentuk dengan
variable yang diteliti adalah return pasar menggunakan model korelasi konstan
(IHSG) terhadap return sekuritas. Dengan memiliki kinerja yang lebih baik jika
menggunakan metode model indeks dibandingkan dengan portofolio optimal
tunggal. Hasil Penelitian metode indeks yang dibentuk dengan menggunakan
tunggal membentuk portofolio optimal model indeks tunggal
dengan proporsi dana Bank Central Asia Persamaan penelitian ini dengan
Tbk sebesar 82.03%. PT. Astra penelitian-penelitian sebelumnya adalah
Internasional Tbk sebesar 8,31%, Bank variable yang digunakan dalam penelitian
Mandiri (persero) Tbk sebesar 4,32%, PT. ini, yaitu variable return pasar sebagai
United Tractor tbk sebesar 3,30%, PT. variable independennya (X) serta metode
Indofood sukses makmur Tbk sebesar analisis data yang digunakan dalam
1,45%, Bank Rakyat Indonesia Tbk
302
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
penelitian ini adalah metode Single Index Ho : p-value > a : Tidak Memilih
Model. antara Fixed Effect model.
Sedangkan yang membedakannya Ha : p-value < a : Memilih Fixed
adalah dari tehnik analisis data dan periode Effect Model
pengamatan penelian yaitu selama 5 Tahun c. Uji Lagrange Multiplier adalah
yaitu dari periode Februari 2010 sampai pengujian untuk memilih antara
dengan Januari 2015 dengan menggunakan random effect model atau common
data bulanan berupa data harga saham effect model.. Dengan hipotesis
,IHSG, dan tingkat suku bunga SBI tehnik sebagai berikut:
analisis dilakukan dengan 3 pengujian H0 : FMstatistik> Statistik Chi-square;
analisis regresi data panel yaitu yang Tidak memilih Fixed Effect Model.
pertama uji Chow untuk memilih antara H0 : FMstatistik< Statistik Chi-square;
model Common effect atau model fixed memilih Fixed Effect Model.
efect, yang kedua Uji Lagrange multiplier
untuk memilih antara model common effect Waktu, Tempat dan Sampel
atau model random effect. Dan yang ketiga Penelitian ini dilaksanakan di Bursa
Uji Hausman untuk memilih antara model Efek Indonesia (BEI) yang merupakan
fixed effect atau random effect. Pengujian tempat diperolehnya data sekunder yang
data panel ini menggunakan sofware diperlukan dalam penelitian ini. Penelitian
Eviews 8. ini dilakukan selama 8 (delapan) bulan
untuk mengetahui saham-saham apa saja
Hipotesis yang terbentuk dalam portofolio optimal
Berdasarkan tujuan penelitian maka pada saham lQ-45.Ruang lingkup dalam
hipotesis yang digunakan dalam penelitian penelitian ini adalah saham-saham yang
ini adalah regresi data panel, sebagai terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.
berikut : Yang dimaksud Populasi dalam
1. Hipotesis untuk proses pembentukan penelitian ini adalah seluruh perusahaan
portofolio optimal pada saham LQ-45 yang menerbitkan saham di bursa efek
di BEI menggunakan metode single Indonesia yang sahamnya terdaftar di
index model dalam LQ-45 dan yang secara konsisten
H0 : ERB < C*; Tidak termasuk terdaftar selama periode bulan Februari
kandidat saham portofolio optimal 2010 sampai Januari 2015. Saham–saham
Ha : ERB > C*: Termasuk kandidat tersebut kemudian dipilih berdasarkan
saham portofolio optimal.. tehnik pengambilan sampel purposive
2. Hipotesis untuk pemilihan model sampling, yaitu pengambilan sampel
regresi panel berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Uji chow (uji F) adalah pengujian 1. Saham-saham yang terdaftar pada
untuk memilih antara common indeks LQ 45 secara konsisten selama
effect model atau fixed effect periode Februari 2010 sampai Januari
modelDengan hipotesis sebagai 2015.
berikut 2. Seleksi dimulai dengan pengumpulan
H0 : Fhitung>Ftabel; Tidak memilih data harga penutupan saham bulanan
Fixed Effect Model. (monthly closing stock price) saham
Ha : Fhitung< Ftabel: memilih Fixed LQ-45 periode Februari 2010 sampai
Effect Model Januari 2015.
b. Uji Hausman adalah pengujian Berdasarkan kriteria di atas maka peneliti
untuk memilih antara Fixed effect menemukan 22 (dua puluh dua) Saham
model atau random effect model. yang dijadikan sebagai bahan penelitian.
Dengan hipotesis sebagai berikut: Saham-saham tersebut adalah sebagai
berikut:
303
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
304
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
306
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
Dari tabel di atas dapat diketahui oleh saham ITMG (Indo Tambang Megah
bahwa tingkat pengembalian yang Tbk) sebesar -0,00550 dengan tingkat
diharapkan paling tinggi terdapat pada risiko sebesar 0,01050, yang artinya
saham JSMR (Jasa Marga (perserp) Tbk) apabila dana yang diinvestasikan pada
sebesar 0,02646 dengan tingkat risiko saham ITMG, investor akan memperoleh
sebesar 0,00530 yang berarti saham tingkat pengembalian yang diharapkan
tersebut memiliki tingkat pengembalian sebesar -0,00550 dengan tingkat risiko
yang diharapakan sebesar 0,02646 dengan yang dihadapai sebesar 0,01607. Bagi
tingkat risiko yang dihadapi sebesar Saham-saham yang memiliki tingkat
0,01647. Sedangkan tingkat pengembalian pengembalian yang di harapkan E(Ri)
yang diharapkan paling rendah di miliki positif, maka akan dijadikan kandidat
307
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
portofolio dan bagi saham yang tingkat di jadikan sebagai sampel penelitian
pengembalian yang diharapakannya E(Ri) terdapat 17 saham perusahaan yang
negatif, maka tidak akan diikutsertakan memiliki tingkat keuntungan yang
dalam kandidat portofolio tersebut. diharapkan. Saham dengan E(Ri) negatif
Dari 22 Saham perusahaan yang terlihat pada tabel 3
terdaftar dalam indeks LQ-45 di BEI yang
Hal ini berarti bahwa saham keuntungan yang diharapkan E(Ri) positif.
perusahaan yang tersebut diatas tidak dapat Sehingga saham-saham tersebut dapat
diikutsertakan dalam kandidat portofolio. diikut sertakan dalam kandidat portofolo
Sedangkan 17 (Tujuh belas) saham lainnya saham. Adapun 17 (Tujuh belas) saham
yang tidak disebut diatas memiliki tingkat tersebut disajikan dalam tabel 4.
308
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
309
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
310
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
Untuk dapat mengetahui nilai beta tertinggi adalah saham BBRI (Bank
dan alpha saham tersebut diperlukan Rakyat Indonesia Tbk) sebesar
data tingkat keuntungan pasar yang 1,83558, sedangkan yang memiliki
diketahui dari indeks harga saham nilai alpha tertinggi adalah saham
bulanan, yang disajikan pada tabel 6. UNVR (Unilever Indonesia Tbk)
Tabel 6. menunjukan bahwa sebesar 0,01846
perusahaan yang memiliki nilai beta
.
Tabel 6. Hasil Penghitungan Beta da Alpha Saham
Dilihat dari tabel diatas secara kenaikan return pasar sebesar X%,
umum saham yang peka terhadap maka return saham akan naik kurang
kondisi pasar ditujukan oleh koefisien dari X% dan begitu pula sebaliknya.
beta (β). Koefisien beta dapat bernilai Sedangkan jika β > 1, disebut sebagai
positif dan negatif. Apabila beta positif, saham agresif (aggressive stock), yang
maka kenaikan return pasar akan berarti jika return pasar naik sebesar
menyebabkan kenaikan return saham X%, maka return saham akan
sebaliknya jika beta negatif maka mengalami kenaikan lebih dari X% dan
kenaikan return pasar akan begitu pula sebaliknya. Beta saham
menyebabkan penurunan return saham. dalam penelitian ini semuanya bernilai
Besarnya koefisien beta yang normal positif, maka kenaikan return pasar akan
adalah β = 1. jika β < 1, maka disebut menyebabkan kenaikan return saham.
sebagai saham yang lemah (defensive Yang termasuk dalam saham yang
stock), yang berarti apabila ada lemah (β < 1) dan kuat (β >1), yaitu:
Berdasarkan dari tabel 7., dapat dilihat saham perusahaan yang lainnya dapat
bahwa dari 17 (tujuh belas) perusahaan dilihat pada lampiran.
yang memiliki tingkat keuntungan yang e. Menghitung Variance Residual Error
diharapkan positif, 7 (tujuh ) di Langkah kelima adalah menghitung
antaranya memiliki beta positif lebih tingkat variance residual error dari
dari satu (β >1), yang berarti masing-masing saham. Variance
perusahaan-perusahaan tersebut resisual error diperlukan untuk mencari
memiliki tingkat risiko saham diatas nilai Cut Off Point dari Saham-saham
rata-rata. Sedangkan kesepuluh saham yang akan dijadikan sebagai kandidat
lainnya hanya memiliki beta positif portofolio saham.
kurang dari satu (β <1), yang berarti Tabel berikut ini menyajikan
bahwa saham-saham tersebut memiliki penghitungan variance residual error
tingkat risiko dibawah rata-rata. untuk 17 (tujuh belas) saham yang
Penghitungan untuk beta dan alpha memiliki tingkat pengembalian yang
diharapkan positif.
312
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
313
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
314
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
ERB-
NO KODE βi σei2 βi/ σei 2 ERB C* Xi
C*
1 JSMR 0,81029 0,00401 202,24147 0,03193 0,00888 0,02305 4,66192
2 BBNI 1,37412 0,00381 360,63718 0,01699 0,00888 0,00811 2,92542
3 UNVR 0,25357 0,00471 53,79797 0,08392 0,00888 0,07504 4,03712
4 LPKR 1,46300 0,01036 141,16863 0,01403 0,00888 0,00515 0,72694
5 KLBF 0,92365 0,01681 54,94843 0,02117 0,00888 0,01229 0,67508
6 BBCA 1,04532 0,00222 471,42344 0,01802 0,00888 0,00914 4,30945
7 BMRI 1,57918 0,00202 782,85939 0,01152 0,00888 0,00264 2,06309
8 GGRM 0,57218 0,00776 73,78241 0,02979 0,00888 0,02091 1,54243
9 SMGR 1,23726 0,00335 368,85978 0,01104 0,00888 0,00216 0,79640
10 INDF 1,00888 0,00294 342,59322 0,01341 0,00888 0,00453 1,55240
11 INTP 0,89341 0,00509 175,60562 0,01286 0,00888 0,00398 0,69936
12 PGAS 0,62366 0,00572 108,96071 0,01343 0,00888 0,00455 0,49548
∑X 24,48510
Sumber :Hasil olah data
Dari tabel 14 berikut, maka akan diperoleh proporsi dana untuk masing-masing saham
dalam portofolio optimal, sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut;
316
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
Berdasarkan tabel 4.4, tabel 4.14, dan Sehingga perhitungan tingkat risiko
tabel 4.15 maka akan diperoleh data portofolionya adalah sebagai berikut:
σm2 = 0,00197 βp2 = 0,75101 dan Σp = βp2 .σm 2+∑(Wi. σei 2)
∑(Wi2.σei 2)= 0,00049 σp = (0,75101 X 0,00197) + 0,00049
317
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
Dari perhitungan yang telah 0,00888 dengan nilai excess return to beta
dilakukan dapat dilihat bahwa nilai Fhitung sebesar 0,01802
adalah sebesar 0,248876 dan Ftabel Sebesar Dari perhitungan expected returnE(Ri) dari
0,9936. Itu berarti keputusan yang diambil 22 saham perusahaan. Maka diperoleh
pada uji chow ini adalah menerima Ho hasil sebagai berikut :
karena nilai Fhitunglebih kecil (<) dari Ftabel 1. Saham dengan Expected return E(Ri)
(0,248876 < 0,9936) 0,9936 Dengan tertinggi
hipotesis. - E(Ri) JSMR = 0,02646
H0 : Cammon effect model atau - E(Ri) BBNI = 0,02394
pooled OLS - E(Ri)UNVR = 0,02187
H1 : Fixed Effect Model 2. Saham dengan Expected return E(Ri)
Ketentuan uji chow adalah apabila terendah
nilai Probabilitiy cross-section chisquare - E(Ri) ADRO = -0,00423
lebih besar dari 0,05 maka model yang - E(Ri) LSIP = -0,00425
dipilih adalah common effect model - E(Ri) ITMG = -0,00550
sehingga tidak perlu melakukan uji Dari perhitungan tingkat risiko dari
Housman. 22.saham perusahaan, maka diperoleh
Pada output uji Chow tersebut hasil sebagai berikut:
diatas menunjukan bahwanilai Probabilitiy 1. Saham dengan tingkat risiko(σi 2)
cross-section chisquare0,9933 lebih besar tertinggi
dari 0,05 maka berdasarkan hasil dari - (σi 2) LSIP = 0,02653
pengujian uji chow, maka estimasi model - (σi 2) ASII = 0,01880
yang tepat digunakan dalam penelitian ini - (σi 2) KLBF = 0,01849
adalah :Camoon Effect Model. 2. Saham dengan tingkat risiko terendah
- (σi 2) BBCA = 0,00437
Hasil Analisis Data - (σi 2) UNVR = 0,00484
Penelitian yang dilakukan dengan - (σi 2) INDF = 0,00495
sampelsebanyak 22 saham perusahaan Dari penghitungan excess return to beta
selama periode Februari 2010 sampai (ERB) dari 22 saham perusahaan, maka di
dengan Januari 2015 yaitu saham-saham peroleh hasil sebagai berikut:
yang terdaftar pada indeks LQ 45 di BEI 1. Saham dengan ERB tertinggi
dengan menggunakan single index model - ERB UNVR = 0,08392
diperoleh 12 saham perusahaan yang - ERB JSMR = 0,03193
menjadi kandidat portofolio optimal. Nilai - ERBGGRM = 0,02979
cut off point yang diperoleh adalah sebesar 2. Saham dengan ERB terendah
319
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
320
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
321
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
322
Jurnal Ekonomi, Volume 17 Nomor 3, Oktober 2015
Copyright @ 2015, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
___________________________________________________________________________
323